Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rasional dalam Menggunakan Pendekatan Berbasis Komunitas

2.2 Peran Dan Tanggung Jawab Stakeholder

Stakeholder merupakan pemangku kepentingan yang berperan dalam


pengambilan keputusan serta memiliki kekuasaan dalam mempengaruhi
individu, kelompok mapun organisasi. Menurut Budimanta dkk, 2008
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau
masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki
hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun
komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki
karakteristik seperti yaitu mempunyai kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan
terhadap perusahaan.
Stakeholder merupakan pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan dan kekuasaan dalam mempengaruhi individu maupun organisasi,
namun pada dasarnya peran stakeholder disesuaikan fungsi pokok dan tanggung
jawabnya sebagai stakeholder. Berkaitan dengan peran stakeholder dalam
bencana banjir, Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang pembagian
tanggung jawab manajemen bencana bahwa stakeholder yang berperan
ialah pemerintah pusat, pemerintah daerah, BNPB (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana), lembaga usaha, dan lembaga internasional.
(Nurjanah dkk 2013).
2.3 Kategori Stakeholder
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu
stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci . Sebagai gambaran
pengelompokan tersebut pada berbagai kebijakan, program, dan proyek
pemerintah (publik) dapat kemukakan kelompok stakeholder seperti berikut :
1. Stakeholder Utama (primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan
proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan.

1
Beberapa contoh stakeholder utama adalah:
a. Masyarakat dan Tokoh Masyarakat; masyarakat adalah mereka
yang akan terkena dampak dan mendapat manfaat dari kebijakan,
proyek, dan program. Sedangkan tokoh masyarakat adalah anggota
masyarakat yang dianggap sebagai aspirasi masyarakat.
b. Publik; lembaga publik yang memiliki tanggung jawab dalam
mengambil keputusan dan implementasinya.
2. Stakeholder Pendukung (sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak
memiliki kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan,
program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan
keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap
sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
Beberapa contoh stakeholder sekunder adalah:
a. Instansi pemerintah di daerah tertentu tetapi tidak memiliki
tanggung jawab langsung
b. Instansi pemerintah yang menangani masalah, tetapi tidak memiliki
otoritas langsung dalam mengambil keputusan
c. Organisasi non-pemerintah lokal (LSM) yang bergerak di bidang
dampak, rencana, atau manfaat yang akan muncul.
d. Universitas, yang merupakan kelompok akademis berpengaruh
dalam proses pengambilan keputusan pemerintah
e. Pengusaha atau Badan Usaha yang terkait dengan permasalahan
3. Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan
secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang
dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan instansi.
Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek
level daerah kabupaten.
Misalnya, stakeholder kunci dari suatu proyek di kabupaten:
a. pemerintah Kabupaten
b. DPR Kabupaten
c. Kantor yang bertanggung jawab atas proyek tersebut
2.4 Keuntungan Dan Kerugian Menggunakan Pendekatan Komunitas

2
2.5 Peran Pemerintah dan Masyarakat umum dalam penanganan Bencana
a. Peran Pemerintahan dalam penanganan Bencana
Pemerintah harus mempunyai kemampuan yang
cukup besar untuk mengontrol situasi daerah rawan bencana.
Kemampuan itu meliputi perencanaan dan persiapan respons
bencana, bantuan koordinasi, kebijakan rekontruksi dan mengatasi
masalah populasi. Pemerintah dengan sebuah pengembangan
program manajemen bencana dapat melakukan koordinasi yang
baik.
Tanggung jawab serta kewenangan tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemerintah daerah memegang peran dalam sistem
penanggulangan bencana. Peran tersebut meliputi 5 (lima) aspek sebagai
berikut.
1. Aspek legislasi, dimana pemerintah daerah diharuskan membuat:
Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana; Peraturan Daerah
tentang Pembentukan BPBD; pedoman teknis standar kebutuhan
minimum penanganan bencana;prosedur tetap; prosedur
operasi;serta peraturan lainnya.
2. Aspek kelembagaan, dimana pemerintah daerah harus:
membentuk BPBD; menyiapkan personil profesional ahli; menyiapkan
prasarana dan sarana peralatan serta logistik; dan mendirikan pusat
pengendali operasi serta pusat data, informasi dan komunikasi.
3. Aspek perencanaan, dimana pemerintah daerah harus: memasukkan
penanggulangan bencana dalam Rencana Pembangunan (RPJP,
RPJM dan RKP Daerah); membuat perencanaan penanggulangan
bencana; membuat rencana penanggulangan bencana; membuat rencana
kontijensi; membuat rencana operasi darurat; membuat rencana
pemulihan; serta memadukan rencana.
4. penanggulangan bencana dengan rencana tata ruang wilayah.Aspek
pendanaan, dimana pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran
penanggulangan bencana dalam bentuk: dana rutin dan operasional
melalui DIPA; dana kontijensi dan siap pakai untuk tanggap darurat;
dana pemulihan rehabilitasi dan rekonstruksi; serta menggalang dan
mengawasi pengumpulan dana yang berasal dari masyarakat

3
5. Aspek pengembangan kapasitas, yang meliputi: pengembangan
SDM melalui pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal;
pelatihan (manajerial dan teknis) serta latihan (drill, simulasi dan
gladi); pengembangan kelembagaan berupa pusat operasi pusat data dan
media center; dan pengembangan infrastruktur berupa peralatan
informatika dan komunikasi.
Kelima aspek peran pemerintah daerah tersebut diketahui sangat
penting dan mutlak diperlukan keberadaanya dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana. Dengan kata lain, kelemahan menyangkut
aspek-aspek tersebut akan mengganggu atau menghambat optimalisasi
penanggulangan bencana. Beberapa penelitian dan kajian tentang
penanggulangan bencana telah membuktikan pentingnya kelima aspek
peran pemerintah daerah tersebut.
pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana melalui
pembentukan BPBD meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi orang dan wilayah yang rentan bencana dalam
lingkup kabupaten.
2. Memastikan bahwa semua anggota masyarakat menyadari potensi
dampak bencana alam.
3. Membagikan saran dan panduan praktik yang baik kepada
masyarakat untuk mitigasi bencana.
4. Menjaga hubungan dengan para pejabat yang bertanggung
jawab dalam perencanaan, kesehatan, dan kesejahteraan dengan
mengeluarkan peringatan atau sistem pengendalian massa dan
kebakaran.
5. Memastikan bahwa anggota masyarakat menerima pelatihan
first aid atau pertolongan pertama yang sesuai.
6. Melaksanakan program pendidikan dan penyadaran masyarakat
melalui kegiatan yang bekerja sama dengan sekolah-sekolah
setempat.
7. Mengidentifikasi rute evakuasi dan lokasi tempat yang aman serta
lokasi pengungsi.

4
b. Peran Masayarakat Umum dalam penanganan Bencana

Dalam penanganan bencana peran masyarakat menjadi


elemen yang paling penting karena kekuatan pemerintah semata
sangatlah kecil jika dibandingkan dengan tantangan yang
begitu besar. Peran masyarakat dalam penanganan bencana
dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk, seperti relawan
lapangan dengan menyumbangk an tenaga dengan keahlian.

BAB III

5
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bencana alam merupakan sebuah keniscayaan yang mengiringi kehidupan


umat manusia. Bencana alam tidak dapat dihindarkan, tetapi setidaknya dapat
diupayakan agar risiko serta dampak yang ditimbulkan tidak menimbulkan
banyak kerugian, baik korban jiwa maupun kerugian materiil dan non- materiil.
Oleh karena menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat luas,
kehadiran negara dalam tindakan penanggulangan mutlak yang diperlukan.
Sebagai bentuk nyata peran pemerintah dan pemerintah daerah, telah dibentuk
BNPB di tingkat pusat dan BPBD di tingkat daerah. Lembaga non- departemen
ini merupakan leading sector dalam setiap kegiatan penanggulangan bencana.
Posisi penting BPBD sebagai bentuk peran pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana tentu harus disertai kemauan
pemerintah daerah untuk mencukupi piranti yang dibutuhkan, baik berupa
anggaran, SDM, maupun sarana- prasarana..

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan, yaitu supaya perawat


ketika bekerja di Rumah Sakit dapat mengaplikasikan teori yang telah
dipaparkan dalam makalah ini guna untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

6
7

Anda mungkin juga menyukai