Anda di halaman 1dari 44

BAHAN PENDALAMAN APP

KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

BAHASA INDONESIA

KELUARGA SEJAHTERA

Taon 2021

1
PENGANTAR

Gerakan Aksi Puasa Pembangunan adalah sebuah kegiatan


rutin di dalam gereja kita. Cakupan kegiatan APP cukup luas
mulai dari pendalaman, animasi gerakan tobat, pengumpulan
derma, pemanfaatan serta pengelolaan dana tersebut. Dalam
hal pendalaman iman, gereja Katolik lewat PSE KWI setiap
tahun menyodorkan bahan permenungan selama masa pra-
paska. Dalam konteks gereja kita Keuskupan Agung Medan,
bahan pendalaman pra-paska kita sesuaikan dengan fokus
pastoral Keuskupan Agung Medan. Di tengah- tengah
pandemik covid’ 19, pada tahun 2020 kita telah mencoba
mendalami fokus pastoran yang keempat yakni
“KELUARGA SEJAHTERA”. Dengan pertimbangan yang
matang, pimpinan gereja KAM Mgr. Kornelius Sipayung,
OFMCap menganjurkan agar bahan pendalaman tahun 2020
diulangi kembali pada tahun 2021. Maka dengan demikian
tema permenungan kita selama masa pra-paska 2021 sama
dengan tahun 2020 yang lalu yakni “Membangun Keluarga
Sejahtera”. Tema ini dibagi dengan lima kali pertemuan
selama Prapaska, yaitu:
(1) Kebutuhan Dasar untuk hidup sejahtera
(2) Membangun etos kerja kristiani
(3) Mengelola keuangan dengan bijak
(4) Tertib administrasi gereja dan sipil
(5) Keluarga Katolik menjadi berkat bagi semua

Kelima pertemuan ini akan dibawakan selama masa pra-paska.


Kami sangat mengharapkan bahwa bahan yang telah
dipersiapkan dibawakan sesuai dengan urutan, artinya
pertemuan pertama untuk minggu pra-paska pertama, dan
seterusnya. Bahan yang telah dipersiapkan telah disesuikan

2
dengan urutan secara logis yang saling berkaitan pertemuan
yang satu dengan yang berikutnya.
Mohon setiap pemandu sungguh-sungguh mempersiapkan
dengan baik bahan yang akan dibawakan. Adalah amat baik
jika ada dua atau tiga orang membawakan pendalaman ini.
Pemandu juga kita harapkan jangan memposisikan diri sebagai
pengkotbah, tetapi memfasilitasi kelompok pertemuan, dan
mengarahkan semua peserta aktif seluruhnya.

Satu hal yang perlu kami ingatkan, bahwa GAGASAN


DASAR yang disiapkan dalam buku ini bukanlah untuk
dibacakan pada waktu pertemuan, tetapi itu sebagai pegangan
bagi pemandu agar mempunyai wawasan yang mendasar akan
bahan yang dibawakannya.

Moga-moga bahan permenungan ini menjadi sarana iman bagi


kita semua selama masa pra-paskah 2021. Dan akhirnya kita
bersama-sama bangkit merayakan kemenangan Tuhan dalam
kebangkitan-Nya.

Kita mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh tim


lokakarya baik dari komisi-komisi KAM, guru-guru agama,
utusan paroki, para suster, para frater TOPPER yang ada di
KAM dan para katekis kita yang dengan murah hati, tekun,
bersemangat dalam menyusun bahan pendalaman ini.

RP. Markus Manurung, OFMCap.

3
Pertemuan pertama:
KEBUTUHAN DASAR UNTUK HIDUP SEJAHTERA

Tujuan: Supaya para peserta:


1. Memahami arti hidup sejahtera
2. Menyadari kebutuhan-kebutuhan dasar hidup manusia
untuk membangun hidup sejahtera.
3. Terdorong memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara
wajar dan pantas sebagai keluarga Katolik
Kitab Suci: Matius 6:9-13
Waktu : 45 - 60 menit

GAGASAN DASAR
(Sebagai pedoman bagi Pemandu, bukan untuk dibacakan kepada Umat)

Setiap orang mendambakan hidup sejahtera. Berbagai cara


dilakukan manusia untuk mencapai hidup sejahtera. Namun
ada hal yang menjadi persoalan pokok yang tidak mudah
diselesaikan dalam mencapai hidup sejahtera yakni kurangnya
pemahaman yang benar mengenai konsep hidup sejahtera. Hal
ini menyebabkan banyak orang atau keluarga merasa tidak
mampu mencapai hidup sejahtera padahal sebenarnya hidup
sejahtera itu sudah diperolehnya; dan sebaliknya ada orang
yang merasa sudah hidup sejahtera tetapi kenyataannya masih
jauh dari taraf hidup sejahtera.
Banyak orang menganggap bahwa hidup sejahtera itu hanya
sebatas mapan secara ekonomi saja; memiliki harta yang
4
melimpah atau kaya, hidup berkecukupan dan mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Kesalahpahaman
ini menimbulkan ketimpangan dalam mencapai hidup
sejahtera. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan
yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam
keadaan makmur, dalam keadaan sehat, damai dan bersyukur.
Dalam hal ini hidup sejahtera berarti menyangkut
kesejahteraan ekonomi, psikologis dan spiritual.

Sebagai keluarga Katolik, kita dituntut untuk memiliki hidup


yang sejahtera seturut ajaran iman yang benar. Ajaran Yesus
Kristus dalam doa bapa kami hendaknya menjadi dasar dalam
mengusahakan hidup sejahtera (Mat. 6:9-13). Dalam doa itu
kita diajak untuk semakin menyadarai kebutuhan dasar kita
yang wajar dan pantas.

PROSES PERTEMUAN

1. Tanda Salib dan Lagu Pembuka: “Mari Kita


Merenungkan”
(PS. 480)

2. Kata Pengantar
Pemandu memberi kata pengantar singkat untuk pertemuan ini disertai
dengan informasi singkat tentang pertemuan-pertemuan berikutnya.

Saudara-saudari terkasih.
Sebagai Umat Allah, kita berkumpul lagi untuk berdoa dan
memperdalam iman kita pada masa Prapaska ini. Pada masa
Prapaska ini, kita mengenang sengsara dan wafat Tuhan kita,

5
Yesus Kristus. Lewat permenungan pada masa Prapaska ini,
Gereja mengajak kita bertobat, dan nanti kita akan bersukacita
dalam Paska, kebangkitan Tuhan.
Oleh karena situasi pandemik virus’19, Bapak Uskup Agung
Medan menganjurkan agar bahan tahun 2020 dilanjutkan ke
tahun 2021. Tahun 2017 kita mendalami “Keluarga Berdoa”,
tahun 2018 kita mendalami “Keluarga Rukun”, dan tahun
2019 kita mendalami “Keluarga Memasyarakat” . Tahun
2020 kita telah mendalami “Keluarga Sejahtera”, namun
pembahasan sedikit terganggu karena situasi virus corona.
Maka tahun 2021 ini kita mengulangi permenungan dari
tahun 2020 yang lalu, yakni “Keluarga Sejahtera”. Kita
akan mendalami lima subtema yakni:
(1) Kebutuhan Dasar Untuk Hidup Sejahtera
(2) Keluarga Katolik Membangun Etos Kerja Kristiani
(3) Mengelola Keuangan Dengan Bijak
(4) Tertib Administrasi Negara Dan Sipil
(5) Keluarga Katolik Menjadi Berkat Bagi Sesama
Untuk pendalaman sub tema yang pertama ini, kita diajak
untuk memahami arti hidup sejahtera, dan menyadari
kebutuhan-kebutuhan dasar hidup manusia untuk membangun
hidup sejahtera. Dengan demikian, setiap keluarga terdorong
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara wajar dan
pantas.
Semoga kita mengarahkan hati dan pikiran untuk topik kita ini,
sehingga kita dapat memetik buahnya bagi keluarga atau
komunitas kita masing-masing.

3. Doa Pembuka
Allah Mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu karena telah
mengumpulkan kami di tempat ini untuk mengadakan
pendalaman iman pada masa Prapaskah ini.
6
Tuntunlah kami dengan Roh KudusMu, agar mampu
menyadari akan kebutuhan-kebutuhan dasar hidup manusia
dalam membangun hidup sejahtera. Dengan demikian, setiap
keluarga terdorong untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
secara wajar dan pantas.
Semoga melalui pertemuan-pertemuan kami selama masa
Prapaska ini, iman kami semakin mendalam kepada Yesus
Kristus Putra-Mu, sebab Dialah Tuhan dan Pengantara kami,
sepanjang segala masa. Amin.

4. Lagu: “Siapa Yang Berpegang” (PS. 650)

5. Bacaan Kitab Suci: Matius 6: 9-13


(Sangat dianjurkan teks Kitab Suci dibacakan dari Alkitab, bukan dari
lembaran berikut. Teks di bawah ini sebagai bantuan dalam
pendalaman. Pemandu atau salah seorang dari peserta membaca Teks
Kitab Suci Matius 6:9-13 dengan terang. Bila dipandang perlu,
pembacaan dapat diulangi sekali lagi).

 Pendalaman isi Bacaan Kitab Suci


Pendalaman bacaan ini dijalankan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan satu demi satu (lisan) oleh Pemandu. Peserta
didorong untuk memberikan jawaban.

1) Sebutkan kebutuhan-kebutuhan dasar hidup Spritual


manusia yang terkandung dalam perikop tadi?
(Menguduskan Nama Tuhan, memohonkan kedatangan
kerajaan Tuhan di dunia/menyatakan kerajaan Allah di
dunia, mengandalkan kehendak Tuhan dalam hidup;
berserah penuh pada penyelenggaraan Tuhan)

7
2) Sebutkan kebutuhan-kebutuhan dasar hidup jasmani
manusia yang terkandung dalam perikop tadi?
(rejeki yang secukupnya; rejeki yang secukupnya tidak
hanya sebatas makanan dan minuman tetapi semua
kebutuhan hidup jasmaniah yang secukupnya, tidak
berlebihan)
3) Sebutkan kebutuhan-kebutuhan dasar hidup psikologi
manusia yang terkandung dalam perikop tadi?
(Rekonsiliasi dan perdamaian)
4) Sebutkan kebutuhan-kebutuhan dasar hidup Sosial
manusia yang terkandung dalam perikop tadi?
(Relasi, rekonsiliasi)
5) Apa usaha-usaha yang harus kita lakukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar agar sampai pada tahap
hidup sejahtera?
(Mewujudkan keempat aspek kebutuhan dasar hidup
manusia secara seimbang: berdoa, bersyukur,
beribadah, merayakan sakramen dan perayaan iman,
membangun kerukunan dan kedamaian dalam
keluarga, membangun relasi dan komunikasi dalam
keluarga, tetangga, masyarakat luas, berpartisipasi
dalam masyarakat, gotong royong, bekerja keras,
menjaga kesehatan, menghargai sesama, saling peduli,
dsb.)

6. Rangkuman
Berdasarkan jawaban para peserta, pemandu membuat rangkuman
pendalaman bacaan Kitab Suci tadi, misalnya sebagai berikut:

8
Dalam doa Bapa Kami yang sudah kita dalami dalam
perikop Matius tadi, kita bisa menemukan aspek penting
sebagai pegangan untuk mencapai hidup sejahtera.
didalamnya terdapat empat aspek dasar yang harus
seimbang agar hidup sejahtera dapat terwujud yakni aspek
jasmani, psikologi, spiritual dan sosial.
Doa Bapa Kami sebagai doa sempurna yang diajarkan
Tuhan Yesus sendiri memuat empat aspek. Aspek spiritual
yang terdapat dalam kalimat “dimuliakanlah namaMu,
datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakmu diatas bumi
seperti di dalam surga”mengingatkan kita bahwa kita
membutuhkan Tuhan dalam mencapai hidup sejahtera.
Maka perlu mendekatkan diri kepada Tuhan dalam doa dan
syukur, memuliakan dan menguduskan nama Tuhan dalam
ibadah dan aksi nyata. Menghadirkan kerajaan Tuhan
secara nyata di dunia lewat aksi nyata, bukan konsep
semata dengan tindakan kita yang terarah kepada kebaikan
yang dikehendaki Tuhan.
Dalam kalimat “berilah kami rejeki pada hari ini” terdapat
aspek jasmaniah yakni rejeki. Rejeki yang diminta
bukanlah rejeki yang berkelimpahan, melainkan
secukupnya; tidak kurang tidak lebih.

Sebagai keluarga Katolik, kita dituntut untuk memiliki


hidup yang sejahtera seturut ajaran iman yang benar.
Ajaran Yesus Kristus dalam doa Bapa Kami hendaknya
menjadi dasar dalam mengusahakan hidup sejahtera (Mat.

9
6:9-13). Dalam doa itu kita diajak untuk semakin
menyadarai kebutuhan dasar kita yang wajar dan pantas.

7. Doa Permohonan
Doa permohonan disampaikan secara spontan, kemudian
diakhiri dengan bersama berdoa Bapa Kami.

Kami mohon……………..
Bapa Kami………………..

8. Lagu Kolekte: “Dulu Yesus Berpuasa” (PS. 490)

9. Doa Penutup

Ya Allah, kami bersyukur kepadaMu atas pendalaman iman


kami malam ini.
Berkatilah ya Tuhan seluruh usaha dan perjuangan kami dalam
memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Bimbinglah
kami untuk tertuju kepada hidup sejahtera yang sejati, dan
selalu didasari ajaran iman yang benar.
Doa dan harapan ini, kami sampaikan kepadaMu, dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

10. Lagu Penutup & Tanda Salib: “Tuntun Aku, Tuhan


Allah” (PS. 653)

10
Pertemuan kedua:
KELUARGA KATOLIK MEMBANGUN ETOS KERJA
KRISTIANI

Tujuan: Supaya para peserta:


1. Memahami etos kerja kristiani.
2. Termotivasi bekerja dengan etos kerja kristiani.
Kitab Suci: 2 Tes. 3:1-13
Waktu: 45-60 menit

GAGASAN DASAR
(Sebagai pedoman bagi Pemandu, bukan untuk dibacakan kepada Umat)

Etos adalah suatu karakteristik dari semangat satu atau


sekelompok orang. Etos kerja adalah dasar pemikiran,
semangat, cara kerja seseorang, atau sekelompok orang di
dalam mana ia bekerja. Sedangkan etos kerja kristiani
merupakan dasar pemikiran dan semangat umat kristiani dalam
kerja yang diresapi oleh rencana dan kehendak Allah. Etos
kerja yang sejati hanya mungkin dimiliki dan dilakukan oleh
orang yang percaya kepada Tuhan. Tuhan ingin kita
mengerjakan pekerjaan baik yang sudah Tuhan siapkan, bukan
melulu untuk mencari nafkah atau mengaktualisasikan diri
semata menurut kehendak kita sendiri. Lebih dari itu, Tuhan
11
ingin agar kerja yang dilakukan manusia mewakili karya
kreatif Allah untuk membaharui dan membangun dunia. Maka
itu kegiatan kerja umat kristiani diharapkan diresapi oleh
karakteristik seperti: Kejujuran, ketekunan, kesetiaan, cinta
kasih, kerendahan hati, persaudaraan, tepat waktu, bekerja
sama, kecepatan dalam mengubah sebuah kesempatan,
kesediaan diri memandang jauh situasi ke depan, kesediaan
untuk mengubah diri, percaya diri, sederhana, kerajinan,
mengikuti rasio pikiran untuk mengambil sebuah keputusan
serta tindakan, efisien dalam segala hal. Etos kerja bertujuan
untuk mengkawal pekerjaan agar sesuai dengan kehendak
Allah dan tertuju kepada kesejahteraan dunia. Dengan
karakteristik itu kerja menjadi kegiatan yang membangun dan
membaharui dunia seturut rencana Allah sejak awal
penciptaan. Karakter kerja seperti itu akhirnya membuat nyata
apa yang disebut, ”manusia sebagai citra Allah”.

Manusia diciptakan secitra dengan Allah dan ditempatkan


untuk menaklukkan bumi. Oleh karena itu sejak semula
manusia dipanggil untuk bekerja. Yang dimaksudkan dengan
kerja ialah kegiatan manusiawi baik kerja tangan ataupun
kegiatan akalbudi untuk mengolah dan melestarikan dunia
sesuai dengan mandat dan kehendak Allah (lih. Kej 1:28).

Kerja itu salah satu ciri yang membedakan manusia dari


makhluk-ciptaan lainnya. Hanya manusialah yang mampu
bekerja; hanya manusialah yang bekerja, dan serta-merta
dengan kerjanya mengisi hidupnya di dunia. Ada tiga fungsi

12
kerja, yakni fungsi reproduksi material, artinya dengan bekerja,
manusia bisa memenuhi kebutuhannya. Fungsi integrasi sosial,
artinya dengan bekerja, manusia mendapatkan status di
masyarakat. Fungsi pengembangan diri, artinya dengan
bekerja, manusia mampu secara kreatif menciptakan dan
mengembangkan dirinya sehingga dipandang sebagai warga
yang bermanfaat dan bermartabat (Laborem Exercens).

PROSES PERTEMUAN

1. Tanda Salib dan Lagu Pembuka: “Golgota, Tempat


Tuhanku Disalib” (PS 487)

2. Kata Pengantar
Pemandu memberi kata pengantar singkat untuk pertemuan ini disertai
dengan informasi singkat tentang pertemuan-pertemuan berikutnya.

Saudara-suadari terkasih, selamat bertemu kembali pada


pertemuan pendalaman APP yang kedua. Pada pertemuan
minggu lalu kita sudah membicarakan tentang kebutuhan-
kebutuhan dasar keluarga katolik. Pertemuan kali ini
mengajak kita untuk fokus pada etos kerja kristiani, yaitu
sikap dan semangat yang harus kita miliki dalam kerja
untuk mewujudkan keluarga yang sejahtra sesui dengan
ajaran Kristus.

3. Doa Pembuka
Ya, Bapa yang baik, kami bersyukur karena karena rahmat
yang berlimpah atas hidup kami. KasihMu selalu beserta
kami hingga dapat berkumpul kembali pada kesempatan ini

13
merenung bersama dan bersharing tentang etos kerja yang
harus dipahami umatMu dalam bekerja. Hadirlah Tuhan di
tengah-tengah kami agar apa yang kami dalam di dalam
pertemuan ini menumbuhkan iman kami kepadaMu. Demi
Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan
meraja bersama dengan Dikau, dalam kesatuan dengan Roh
Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.

4. Lagu: “Yesus T’lah Bersabda” (PS 365)

5. Bacaan Kitab Suci: 2 Tes. 3:1-13


(Sangat dianjurkan teks Kitab Suci dibacakan dari Alkitab, bukan dari
lembaran berikut. Teks di bawah ini sebagai bantuan dalam
pendalaman. Pemandu atau salah seorang dari peserta membaca Teks
Kitab Suci 2 Tes. 3:1-13 dengan terang. Bila dipandang perlu,
pembacaan dapat diulangi sekali lagi).

 Pendalaman isi Bacaan Kitab Suci


Pendalaman bacaan ini dijalankan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan satu demi satu (lisan) oleh Pemandu. Peserta
didorong untuk memberikan jawaban.

1. Mengapa Paulus memohonkan doa dari jemaat di


Tesalonika?
(supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan
dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di
antara jemaat, dan supaya Paulus terlepas dari
para pengacau dan orang-orang jahat)

14
2. Menurut Paulus dalam perikop tadi, apa yang
harus dihindari dan apa yang harus dilakukan
Jemaat?
(Yang harus dihindari: menjauhkan diri dari setiap
saudara yang tidak melakukan pekerjaannya, dan
yang tidak menurut ajaran yang telah diterima. tidak
tertib hidupnya dan tidak bekerja, sibuk dengan hal-
hal yang tidak berguna.
Yang harus dilakukan: harus mengikuti teladan
Paulus yang tidak lalai bekerja, tidak makan roti
orang dengan percuma, berusaha dan berjerih payah
siang malam, jangan menjadi beban bagi siapa pun.
“Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia
makan”. Janganlah jemu-jemu berbuat apa yang
baik.
3. Mengapa orang harus bekerja?
(untuk mengaktualisasikan diri, mencari nafkah,
memenuhi kebutuhan hidup, memenuhi panggilan
Allah menguasai dan menaklukkan bumi dengan
cara mengolah dan melestarikannya)
4. Sebagai seorang Kristiani/Katolik, bagaimana
sikap kita dalam melakukan kerja?
(Bekerja dilandasi oleh karakter seperti: Kejujuran,
ketekunan, kesetiaan, cinta kasih, kerendahan hati,
persaudaraan, tepat waktu, bekerja sama, kecepatan
dalam mengubah sebuah kesempatan, kesediaan diri
memandang jauh situasi ke depan, kesediaan untuk
mengubah diri, percaya diri, sederhana, kerajinan,
mengikuti rasio pikiran untuk mengambil sebuah
keputusan serta tindakan, efisien dalam segala hal)
15
6. Rangkuman
Berdasarkan jawaban para peserta, pemandu membuat rangkuman
pendalaman bacaan Kitab Suci tadi, misalnya sebagai berikut:

Paulus, dalam suratnya kepada Jemaat di Tesalonika


memohonkan doa supaya firman Tuhan beroleh kemajuan
dan dimuliakan, dan supaya Paulus terlepas dari para
pengacau dan orang-orang jahat.
Paulus menasehati tetang apa yang harus dihindari dan apa
yang harus dilakukan oleh Jemaat yaitu: Setiap orang harus
menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan
pekerjaannya, dan yang tidak menurut ajaran yang telah
diterima. tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, sibuk
dengan hal-hal yang tidak berguna.
Dan yang harus dilakukan oleh Jemaat adalah mengikuti
teladan Paulus yang tidak lalai bekerja, tidak makan roti
orang dengan percuma, berusaha dan berjerih payah siang
malam, jangan menjadi beban bagi siapa pun. “Jika seorang
tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Tidak jemu-jemu
berbuat apa yang baik.
Setiap orang harus bekerja. Kerja merupakan aktualisasi
diri, pemenuhan nafkah, pemenuhan kebutuhan hidup,
memenuhi panggilan Allah menguasai dan menaklukkan
bumi dengan cara mengolah dan melestarikannya, serta
membangun dunia lebih baik.

Kegiatan kerja Umat Kristiani/Katolik harus diresapi oleh


karakteristik seperti: Kejujuran, ketekunan, kesetiaan, cinta
16
kasih, kerendahan hati, persaudaraan, tepat waktu, bekerja
sama, kecepatan dalam mengubah sebuah kesempatan,
kesediaan diri memandang jauh situasi ke depan, kesediaan
untuk mengubah diri, percaya diri, sederhana, kerajinan,
mengikuti rasio pikiran untuk mengambil sebuah keputusan
serta tindakan, efisien dalam segala hal. Etos kerja
bertujuan untuk mengkawal pekerjaan agar sesuai dengan
kehendak Allah dan tertuju kepada kesejahteraan dunia.
Dengan karakteristik itu kerja menjadi kegiatan yang
membangun dan membaharui dunia seturut rencana Allah
sejak awal penciptaan.

7. Doa Permohonan
Doa permohonan disampaikan secara spontan, kemudian
diakhiri dengan bersama berdoa Bapa Kami.

P: Allah yang maha pengasih dan maha pengampun, kami


datang ke hadapan-Mu menyampaikan doa pujian dan
permohonan kami. Sudilah mendengarkan doa-doa ini
yang kami sampaikan dengan rendah hati.

1. Bagi para pemimpin Gereja


2. Bagi orang miskin papa
3. Bagi para pekerja
4. Bagi kita yang berkumpul disini
5. Wujud tuan rumah

P: Demikianlah doa-doa ini yang kami sampaikan kepada-


Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.
17
U: Amin
P: Saudara-saudari sekalian marilah menyatukan pujian
dan permohonan kita dengan mengucapkan doa yang
diajarkan Tuhan. Bapa Kami……….

8. Lagu Kolekte: “Tuhan, Ambil Hidupku” (PS. 376)


9. Amanat
 Setiap orang harus bekerja untuk memenuhi pangilan
Allah
 Dalam bekerja kita harus memegang teguh prinsip-
prinsip etos kerja Kristiani.
 Bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah tetapi juga
untuk mengaktualisasikan diri agar berkembang dan
memproleh kesejahteraan
10. Doa Penutup
Allah yang Mahamurah, syukur kami panjatkan kepada-Mu
atas pertemuan yang menggembirakan ini. Semoga berkat
pertemuan ini kami makin giat bekerja didasari etos kerja
yang diteladankan oleh PuteraMu. Bimbinglah kami
senantiasa agar mampu melaksanakan setiap bidang kerja
kami dengan penuh tanggungjawab, semangat, bertekun,
dan jujur.
Doa ini kami panjatkan kepadaMU, dengan perantaraan
Kristus Tuhan kami. Amin.

11. Lagu Penutup & Tanda Salib: “Kau Dipanggil Tuhan”


(PS. 683)
18
Pertemuan ketiga:
MENGELOLA KEUANGAN DENGAN BIJAK

Tujuan: Supaya para peserta


1. Memahami arti mengelola keuangan dengan bijak.
2. Menyadari pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.
3. Mampu mengelola keuangan dengan bijak.

Kitab Suci: Lukas 14:28-33


Waktu : 45 - 60 menit

GAGASAN DASAR
(Sebagai pedoman bagi Pemandu, bukan untuk dibacakan kepada Umat)

Fokus Pastoral Keuskupan Agung Medan tahun ini adalah


Keluarga Katolik Sejahtera. Kita mengetahui bersama bahwa
kesejahteraan itu tidak datang secara otomatis dalam hidup,
melainkan sesuatu yang harus senantiasa diperjuangkan.
Banyak hal yang telah dilakukan keluarga-keluarga katolik
untuk mengusahakan hidup sejahtera. Banyak keluarga yang
sudah hidup sejahtera, namun masih banyak juga keluarga
yang belum mengalami hidup seperti itu. Dalam pertemuan ini

19
satu hal yang sangat perlu ditekankan dalam memperjuangkan
hidup sejahtera adalah tata kelola keuangan keluarga yang
bijak. Melalui kemampuan tata kelola tersebut keluarga akan
lebih mudah untuk menghidupi prinsip “tidak lebih besar pasak
daripada tiang”. Melalui tata kelola keuangan yang bijak
keluarga juga dapat menentukan skala prioritas mereka dan
meminimalisir hal-hal yang kurang perlu.

Dalam tata kelola keuangan yang bijak keluarga juga


memerlukan transparansi keuangan. Transparansi yang
dimaksud adalah saling keterbukaan antar anggota keluarga
untuk memberitahukan (mencatat) sumber-sumber pemasukan
keuangan yang ada setiap bulan. Kemudian secara bersama
keluarga membicarakan dengan baik penggunaan keuangan
yang ada, misalnya: Biaya kesehatan, adat, pendidikan, belanja
rutin, pajak, air-listrik, kolekte mingguan, transportasi, paket
data, rekreasi, dll. Melalui transparansi keuangan dapat juga
diciptakan suasana saling percaya di antara keluarga.
Transparansi keuangan dalam keluarga sangat mendukung
menuju keluarga yang sejahtera.

Hal lain yang pantas menjadi prioritas dalam tata kelola


keuangan adalah tabungan masa depan keluarga. Tabungan
bisa diusahakan dengan berbagai bentuk seperti tabungan ke
CU, BPR, Bank, investasi, dll. Menabung adalah upaya untuk
meningkatkan hidup dan dana jaminan keluarga di masa depan.
Pemahaman akan pentingnya menabung dalam keluarga
mendorong keluarga untuk lebih baik lagi dalam menata kelola
keuangan mereka. Keluarga dapat menentukan apa yang
menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier keluarga.
20
Dengan mempedomani tata kelola keuangan yang bijak, maka
seruan Sinode VI Keuskupan Agung Medan tentang harapan
atas Keluarga Katolik Sejahtera akan menjadi Kenyataan.
PROSES PERTEMUAN
1. Tanda Salib dan Lagu Pembuka: “Cinta Kasih Allah”
(PS. 659)
2. Pengantar
Selamat datang saudara dan saudari seiman dalam
pendalaman APP kita yang ketiga ini. Pertemuan APP kita
tahun 2020 ini merupakan tahun ketiga pasca sinode VI
Keuskupan Agung Medan yang mendalami tema secara khusus
tentang keluarga. Tahun ini secara khusus kita mendalami
tentang Keluarga Katolik Sejahtera. Dalam pertemuan APP
yang pertama, kita sudah bersharing dan mendalami tentang
Kebutuhan Dasar Keluarga Katolik. Kemudian pada
pertemuan kedua kita telah bersharing dan mendalami tentang
Etos Kerja Kristiani dalam keluarga. Pada pertemua ketiga
ini kita akan bersharing dan mendalami tentang Mengelola
Keuangan dengan Bijak. Pengelolaan keuangan dengan bijak
merupakan salah satu cara untuk mencapai apa yang
diharapkan Gereja Keuskupan Agung Medan yaitu keluarga
Katolik sejahtera. Semoga kita dapat mengikuti pertemuan ini
dengan baik dan kita dapat saling berbagi pengalaman demi
kemajuan bersama.

3. Doa Pembuka

21
Allah Bapa yang mahabaik, Pengasih dan Penyayang, kami
bersyukur kepadaMu atas berkat dan kasih karunia yang
senantiasa kami alami dalam perjalanan hidup kami. Engkau
telah menuntun dan mempertemukan kami di tempat ini, untuk
bersama mendalami APP yang ketiga ini tentang “Tata kelola
keuangan yang bijak”. Kami mohon utuslah Roh KudusMu
bagi kami, agar pertemuan ini dapat berdaya guna bagi kami.
Semoga kami semakin berusaha untuk menatata dan mengelola
keuangan keluarga dengan bijak, sehingga kami dapat
mengusahakan hidup sejahtera. Ini kami sampaikan kepadaMu
dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

4. Lagu: “Siapa Yang Berpegang” (PS. 650)


5. Bacaan Kitab Suci Lukas 14:28-33
(Sangat dianjurkan teks Kitab Suci dibacakan dari Alkitab, bukan dari
lembaran berikut. Teks di bawah ini sebagai bantuan dalam
pendalaman. Pemandu atau salah seorang dari peserta membaca Teks
Kitab Suci Lukas 14:28-33 dengan terang. Bila dipandang perlu,
pembacaan dapat diulangi sekali lagi).

 Pendalaman isi Bacaan Kitab Suci


1. Apa tanggapan orang-orang dalam perikop Injil tadi
kepada orang yang hendak mendirikan sebuah menara,
namun uangnya tidak cukup untuk dapat menyelesaikan
bangunan tersebut?
(Jangan-jangan semua orang yang melihatnya mengejek
dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi
ia tidak sanggup menyelesaikannya)
2. Apa pesan yang bisa kita renungkan dari pengalaman
tokoh dalam perikop Injil yang baru kita dengarkan?
22
(Segala sesuatu perlu tata kelola yang bijak,
perhitungan yang matang, perencanaan yang baik,
pertimbangan, kerjasama, transparansi, dll.)
3. Apa manfaat bagi keluarga bila kita mampu membuat
tata kelola keuangan dengan bijak?
(Keluarga dapat menyisihkan sebagian dari
penghasilan untuk ditabung, hidup hemat dan dapat
membiasakan memilih kebutuhan menurut skala
prioritas primer, sekunder, dan tersier)

7. Rangkuman
Berdasarkan jawaban para peserta, pemandu membuat rangkuman
pendalaman bacaan Kitab Suci tadi, misalnya sebagai berikut:

Perikop Injil Lukas 14:28-33 menekankan pentingnya tata


kelola atau membuat perencanaan dalam suatu pekerjaan.
Pengalaman seorang yang hendak mendirikan menara dan
kisah raja yang hendak mengadakan perang dipakai perikop
Injil sebagai contoh bagi kita akan tujuan dari mengelola
sesuatu. Konsekuensi yang terjadi atas diri orang yang
mendirikan menara tetapi tidak mampu menyelesaikannya
adalah ia diejek orang-orang dengan berkata: Orang itu mulai
mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
Konsekuensi bagi raja yang telah mengetahui bahwa kekuatan
pasukannya tidak mampu mengalahkan pasukan musuh adalah
Ia mengirim utusan kepada musuh untuk menanyakan syarat-
syarat perdamaian.

Segala sesuatu perlu tata kelola, perencanaan, modal,


kerjasama, transparansi. Melalui perikop Injil ini kita diajak
23
untuk membuat tata kelola dalam keluarga atas segala sesuatu
yang hendak kita laksanakan, secara khusus tentang keuangan
keluarga. Setiap keluarga mencitacitakan kesejahteraan.
Namun kesejahteraan tidak dapat datang secara otomatis.
Keluarga harus berjuang untuk mencapai kesejahteraan.
Bentuk perjuangan keluarga yang kita bahas pada pertemuan
ini adalah bagaimana mengelola keuangan dengan bijak. Bijak
dalam mencari dan menghitung pemasukan keuangan, juga
bijak dalam mengeluarkan uang. Sebagaimana pepatah
mengatakan “tidak lebih besar pasak daripada tiang”. Setiap
keluarga perlu membuat tata kelola keuangan dengan
memperhatikan skala prioritas apa yang menjadi kebutuhan
keluarga. Selain itu, mengetahui tata kelola keuangan keluarga
membuat keluarga mampu memprioritaskan tabungan untuk
masa depan menuju kesejahteraan. Semoga dengan
permenungan bersama kita pada pertemuan APP yang ketiga
ini, kita dapat membuat perencanaan tata kelola keuangan
dalam keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan. Amin.

8. Doa Permohonan
RahmatMu berlimpah bagi kami ya Tuhan, dan
kepadaMU kami sampaikan permohonan ini:
1) Bagi Pemimpin Gereja
Kami berdoa bagi para pemimpin Gereja, Ya Bapa, semoga
mereka Engkau berikan kesehatan dalam menjalankan tugas
pelayan mereka dan semakin bijaksana dalam mengelola dan
memimpin umatMu, sehingga umatMu melihat panutan iman
yang baik. Kami mohon……………..

24
2) Bagi Pemimpin pemerintahan
Kami berdoa bagi para pemimpin pemerintahan, Ya Bapa,
semoga mereka tetap berjuang menjaga keharmonisan antar
umat beragama, antar suku dan budaya. Semoga para
pemimpin pemerintahan mampu menghindari diskriminasi dan
berani mengikis segala bentuk kecurangan di negeri ini,
sehingga semakin tercipta kedamaian dan kesejahteraan
bersama. Kami mohon……………..
3) Bagi umat Katolik
Kami berdoa bagi umat Katolik, khususnya kami yang ada
dilingkungan/stasi /kategorial. Ya Bapa, semoga lewat
pendalaman materi ini kami semakin menghidupi tata kelola
keuangan yang bijak, menghidupi budaya hemat, dan semakin
berjuang memperoleh rejeki, sehingga keluarga kami mampu
menabung demi masa depan untuk menuju keluarga yang
sejahtera. Kami mohon……………..
4) Wujud dari tuan rumah
Kami mohon……………..
Bapa Kami………………..
9. Lagu Kolekte: “Betapa Hatiku Bahagia” (PS. 1030)

10. Doa Penutup


Allah Bapa yang Mahapengasih dan Penyayang, kami
mengucapkan syukur dan terimakasih kepadaMu atas
tuntunanMu dalam pertemuan dan permenungan APP kami

25
yang ketiga ini. Semoga dengan pendalaman ini kami semakin
bijak dalam mengelola keuangan, giat bekerja, berhemat, dan
menabung dalam hidup kami, untuk menuju hidup yang lebih
sejahtera. Ke dalam tanganMu kami serahkan hidup kami,
rencana kami, dan keluarga kami, agar selalu damai dan
selamat. Ini kami sampaikan kepadaMu dengan pengantaraan
Kristus Tuhan kami. Amin.

11. Lagu Penutup & Tanda Salib: “Tolong Aku, Tuhan”


(PS. 698)

26
Pertemuan keempat:
TERTIB ADMINISTRASI GEREJA DAN SIPIL

Tujuan: Supaya para peserta:


1. Memahami bahwa Allah menghendaki agar Keluarga
Katolik tunduk kepada lembaga Gereja dan Pemerintah.
2. Menyadari pentingnya tertib administrasi Gereja dan Sipil.
3. Terdorong untuk mengurus administrasi keluarga
sebagaimana ditetapkan Gereja dan Negara. (Surat Baptis,
Tanda Krisma, Surat Komuni Pertama, Surat Perkawinan,
Akte Kelahiran, KK, KTP, BPJS, dll).
Kitab Suci: 1 Pet 2: 13-16
Waktu : 45 - 60 menit

GAGASAN DASAR
(Sebagai pedoman bagi Pemandu, bukan untuk dibacakan kepada Umat)

Keluarga Katolik sepenuhnya merupakan anggota Gereja dan


juga anggota Negara. Sebagai anggota Gereja dan juga Negara,
seharusnya tunduk kepada aturan Gereja dan Negara. Tetapi
dalam kenyataannya masih banyak keluarga Katolik yang
belum tertib administrasi sebagaimana diwajibkan oleh Gereja
maupun Negara.

27
Ketika ada masalah terjadi karena tidak tertib administrasi
tidak jarang keluarga-keluarga merasa dibebani dan malah
menuduh Gereja sudah berubah serta kurang berbelaskasih,
serta bisa juga merasa Negara tidak berpihak kepadanya.
Salah satu contoh akibat karena ketidaktertiban akan
administrasi Gereja, karena belum menerima Sakramen
Krisma, kemudian mengalami kesulitan dalam pelayanan
Sakramen Perkawinan. Ketidaktertiban dalam administrasi
Negara misalnya karena tidak memiliki Kaartu Keluarga
akhirnya tidak terdaftar sebagai penerima Raskin. Dan juga,
bila tidak memiliki akte perkawinan kemudian anak-anak yang
lahir dalam perkawinannya tidak bisa mendapatkan akta
kelahiran, bila tidak ada akta kelahiran, maka tidak bisa
mengurus BPJS, tidak bisa masuk sekolah dan lain sebagainya.
Sebagai keluarga beriman katolik, kita dituntut untuk selalu
tertib administrasi baik administrasi Gereja maupun
administrasi Sipil. Kita juga perlu jeli dalam mengisi maupun
menerima data-data kependudukan agar terdata jelas sebagai
Katolik bukan sebagai seorang Kristen.

PROSES PERTEMUAN

1. Tanda Salib dan Lagu Pembuka: “O Yesus, Putra


Bapa”
(PS. 483)

2. Kata Pengantar
(Pemandu memberi kata pengantar singkat untuk pertemuan ini disertai
dengan informasi singkat tentang pertemuan-pertemuan berikutnya)

28
Saudara dan saudari yang dikasihi oleh Tuhan. Kini kita
bertemu lagi dalam pertemuan ke empat, untuk melanjutkan
pendalaman tema Aksi Puasa kita pada Masa Prapaskah ini.
Pada pertemuan yang lalu, kita mendalami tentang “Mengelola
Keuangan Dengan Bijak”.

Pemandu dapat meminta peserta untuk mengungkapkan hal-


hal penting tentang pembicaraan pada pertemuan yang lalu.

Dalam pertemuan kita kali ini, kita akan mendalami tentang


“Tertib Administrasi Gereja dan Sipil”. Maka marilah kita
membuka hati dan pikiran kita agar pendalaman ini
membangun iman kita.

3. Doa Pembuka

Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu karena


rahmatMu yang senantiasa tinggal di dalam kami dan karena
bimbingan Roh-Mu sehingga kami dapat berkumpul dalam
pertemuan pendalaman iman Prapaskah yang keempat ini.
Kami bersyukur pula atas keberadaan Gereja dan Negara kami
dan atas keberadaan keluarga kami sebagai bagin terkecil
daripadanya. Kami mohon bukalah hati dan pikiran kami agar
pokok pendalaman pertemuan kami ini berjalan dengan baik
dan menumbuhkan iman kepada-Mu. Ini kami sampaikan
kepadaMu dengan perantaraan Yesus Kristus, PuteraMu,
Tuhan Kami, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau,

29
dalam persatuan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.
Amin.

5. Lagu: “Siapa Yang Berpegang” (PS. 650)

6. Bacaan Kitab Suci: 1Petrus 2:13-16


(Sangat dianjurkan teks Kitab Suci dibacakan dari Alkitab, bukan dari
lembaran berikut. Teks di bawah ini sebagai bantuan dalam
pendalaman. Pemandu atau salah seorang dari peserta membaca Teks
Kitab Suci 1Petrus 2:13-16 dengan terang. Bila dipandang perlu,
pembacaan dapat diulangi sekali lagi).

 Pendalaman isi Bacaan Kitab Suci


Pendalaman bacaan ini dijalankan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan satu demi satu (lisan) oleh Pemandu. Peserta
didorong untuk memberikan jawaban.

1) Dalam kutipan tadi, apa yang dikatakan Petrus


sehubungan dengan lembaga-lembaga manusia?
(Tunduklah karena Allah kepada semua lembaga
manusia baik kepada Raja sebagai pemegang
kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali
yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang
berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang
berbuat baik. Ayat 13)
2) Apa saja lembaga-lembaga yang terpenting dalam
hidup keluarga yang anda ketahui?
(Gereja dan Pemerintah Sipil)

30
3) Apa yang harus kita lakukan untuk menunjukkan
bentuk KEPATUHAN terhadap lembaga Gereja dan
Pemerintah Sipil?
(Mengurus surat-surat yang diwajibkan/diperlukan
seperti: Surat Baptis, Surat Nikah, Surat Tanda
Krisma, Akte Lahir, Akte Nikah, SIM, Surat Tanda
Komuni Pertama, Kartu Keluarga Gereja, Kartu
Damang, Tanda Masuk dalam BIDUK, KTP, BPJS,
KK, Sertifikat tanah, dll)

4) Apa akibatnya bila kita tidak tertib administrasi baik


administrasi Gereja maupun administrasi Pemerintah
Sipil?
(Kita akan mengalami masalah. Tidak memiliki SIM
misalnya membuat kita sewaktu-waktu dapat kena
tilang. Tidak memiliki KTP misalnya membuat kita
dalam banyak hal mengalami kesulitan.Tidak memiliki
Tanda Krisma akan menyulitkan dalam penerimaan
pelayanan Sakramen Perkawinan. Dan lain-lain
seterusnya)

7. Rangkuman
Berdasarkan jawaban para peserta, pemandu membuat rangkuman
pendalaman bacaan Kitab Suci tadi, misalnya sebagai berikut:

Dalam suratnya rasul Petrus mengajak semua orang agar


tunduk kepada lembaga manusia baik kepada Raja sebagai
pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-
wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang
31
berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat
baik (Ayat 13). lembaga yang dimaksudkan oleh Petrus
yakni lembaga Gereja dan Pemerintah sipil. Ia
menganjurkan supaya setiap orang tunduk kepada Gereja
dan pemerintah. Sebagai bentuk ketundukan kepada Gereja
dan pemerintah, setiap orang wajib melaksanakan aturan
yang digariskan oleh Gereja dan Pemerintah.

Sebagai warga Gereja dan pemerintah kita harus


melakukan kewajiban yang sudah digariskan lembaga
tersebut. kewajiban kita kepada Gereja dan pemerintah
yakni kita harus tertib administrasi Surat Baptis, Surat
Nikah, Surat Tanda Krisma, Akte Lahir, Akte Nikah, SIM,
Surat Tanda Komuni Pertama, Kartu Keluarga Gereja,
Kartu Damang, Tanda Masuk dalam BIDUK, KTP, BPJS,
KK, Sertifikat tanah, dll. sebaliknya jika kita tidak
memiliki surat-surat yang diwajibkan oleh Gereja dan
pemerintah kita akan mengalami banyak kesulitan dalam
memperoleh hak kita sebagai keluarga Katolik dan sebagai
warga negara. Kita tidak akan mengalami kesejahteraan
kalau surat-surat yang diwajibkan tidak kita miliki.

Marilah kita menjadi warga Gereja dan sekaligus warga


negara yang baik dengan tertib administrasi agar hak kita
dapat kita peroleh dengan baik dan lancar.

8. Doa Permohonan

32
Doa permohonan disampaikan secara spontan, kemudian
diakhiri dengan bersama berdoa Bapa Kami.

Kami mohon……………..
Bapa Kami…………

9. Lagu Kolekte: “Kami Unjukkan, Kami Sembahkan”


(PS. 377)
10. Doa Penutup
Ya Allah, Bapa yang Mahabijaksana, kami telah
mendalami dan merenungkan hidup keluarga kami sebagai
bagian dari Gereja dan Negara. Bimbinglah kami ya Tuhan,
agar kami sebagai keluarga: bapa, ibu dan anak mampu
senantiasa patuh dan tertib administrasi baik terhadap
lembaga Gereja maupun terhadap lembaga Negara. Ini
kami sampaikan kepadaMu dengan perantaraan Yesus
Kristus, PuteraMu, Tuhan Kami, yang hidup dan berkuasa,
bersama dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, Allah
sepanjang segala masa. Amin.

11. Lagu Penutup & Tanda Salib: “Golgota, Tempat


Tuhanku Disalib” (PS. 487)

33
Pertemuan kelima:
KELUARGA KATOLIK MENJADI BERKAT BAGI
SESAMA

Tujuan: Supaya para peserta:


1. Menyadari bahwa untuk menjadi keluarga yang
sejahtera harus mampu berelasi dengan semua
orang baik yang seiman maupun yang beda iman.
2. Mengungkapkan cara-cara berelasi dengan
masyarakat seturut nilai Kristiani.
3. Menyadari bahwa dengan menjadi keluarga yang
sejahtera sesungguhnya sudah menjadi berkat untuk
semua orang.
Kitab Suci: Yohanes 4:5-15.27-30.39-42
Waktu : 45 - 60 menit

GAGASAN DASAR
(Sebagai pedoman bagi Pemandu, bukan untuk dibacakan kepada Umat)

Keluarga Katolik hidup bersama dengan yang lain baik yang


satu iman atau beda iman. Dalam kemajemukan itu, keluarga
Katolik dipanggil untuk berelasi dan mencintai semua orang
34
sebagaimana Yesus sendiri berelasi dan mencintai semua orang
tanpa memandang perbedaan. Sikap membangun relasi yang
baik ini sungguh diperlukan dalam membuahkan kesejahteraan
jasmani dan rohani bagi keluarga Katolik sendiri. Ketika
keluarga Katolik mampu membangun relasi yang baik dengan
yang lain maka keluarga itu akan mencapai kesejahteraan.
Sebaliknya ketika keluarga tidak membangun relasi yang baik
dengan yang lain maka keluarga itu tidak akan mencapai
kesejahteraan.
Keluarga Katolik perlu meneladani sikap Yesus dalam
membangun relasi yang baik. Sebagaimana Yesus yang
mencintai semua orang tanpa sekat begitu pulalah harusnya
keluarga Katolik mencintai orang lain tanpa sekat. (bdk: Yesus
dengan wanita Samaria, wanita Sirofenesia, perumpamaan
Samaria yang baik hati). Yesus menghormati perbedaan dan
demikianlah kiranya keluarga menghormati perbedaan yang
ada di dalam kebersamaan dengan yang lain. Singkatnya,
kehadiran keluarga Katolik harus menjadi berkat bagi semua
orang tanpa memandang perbedaan (memilah-milih).
Pertemuan Paus Fransiskus dengan Pemimpin Muslim di Abu
Dhabi pada tanggal 4 Februari 2019 lalu hendaknya semakin
memotivasi Umat untuk menjalin hubungan yang baik dengan
agama lain. Paus Fransiskus dan pemimpin muslim Timur
Tengah menyerukan kerukunan Umat beragama.
Keluarga sesungguhnya dipanggil menjadi berkat bagi orang
lain. Ini adalah panggilan luhur Allah kepada keluarga Katolik.
Ini adalah perutusan yang disampaikan Yesus kepada keluarga
sebagaimana Dia sendiri telah diutus Bapa. Panggilan menjadi

35
berkat ini dapat diupayakan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar hidup baik secara jasmani maupun rohani, membangun
etos kerja Kristiani yakni kejujuran dan keadilan, mampu
mengelola keuangan secara bijak dan terencana, dan juga
melengkapi administrasi Gereja dan sipil, dan membangun
keluarga yang berelasi dengan baik.

PROSES PERTEMUAN

1. Tanda Salib dan Lagu Pembuka: “Golgota, Tempat


Tuhanku Disalib” (PS. 487)

2. Kata Pengantar
(Pemandu menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran peserta.
Kemudian, sekilas disampaikan garis besar isi pertemuan pertama sampai
dengan pertemuan ke-4; dan menghantar peserta ke pertemuan ke-5 ini).

Dalam pertemuan APP yang pertama, kita mendalami tentang


Kebutuhan Dasar Keluarga Katolik. Melalui pendalaman
topik tersebut, kita memahami arti hidup sejahtera, dan
menyadari kebutuhan-kebutuhan dasar hidup manusia untuk
membangun hidup sejahtera.
Pada pertemuan kedua kita mendalami Etos Kerja Kristiani
dalam keluarga. Etos kerja Kristiani merupakan dasar
pemikiran dan semangat umat Kristiani dalam kerja yang
diresapi oleh rencana dan kehendak Allah
Pertemuan ketiga kita mendalami tentang Mengelola
Keuangan dengan Bijak. Pengelolaan keuangan dengan bijak
merupakan salah satu cara untuk mencapai apa yang

36
diharapkan Gereja Keuskupan Agung Medan yaitu keluarga
Katolik sejahtera.

Dan pada pertemuan yang keempat, kita mendalami Tertib


Administrasi Negara Dan Sipil. Sebagai keluarga beriman
katolik, kita dituntut untuk selalu tertib administrasi baik
administrasi Gereja maupun administrasi Sipil.
Pada pertemuan kelima masa Prapaska 2019 ini, kita akan
mendalami Keluarga Katolik Menjadi Berkat Bagi Sesama.
Setiap keluarga harus menjadi berkat bagi sesama. Keluarga
yang sejahtera adalah keluarga yang menjadi berkat bagi
sesama.
Semoga kita dapat mengikuti pertemuan ini dengan baik dan
kita dapat saling berbagi pengalaman demi kemajuan bersama.

3. Doa Pembuka

Ya Allah, Bapa yang mahabaik. Kami bersyukur kepada-Mu


atas rahmat yang kami terima dari-Mu. Engkau memberkati
keluarga kami; dan menuntun kami untuk hadir dalam
pertemuan ini. Bantulah kami, agar hati kami terarah pada isi
pembicaraan pertemuan kelima ini, di mana Sabda-Mu juga
akan kami dengar dan renungkan bersama. Semoga,
pendalaman iman kami pada Masa Prapaska ini dapat semakin
membarui hidup kami, agar dengan layak kami ambil bagian
dalam perayaan Paskah Yesus Kristus, Putra-Mu. Dialah
Tuhan dan Pengantara kami, sepanjang segala masa. Amin.

4. Mengamati dan mendalami Poster APP No.5

37
Satu demi satu pertanyaan lisan ini disampaikan kepada peserta (tidak
dibagikan teks pertanyaan). Pemandu meneguhkan jawaban peserta atau
(kalau perlu) meminta peserta lain melengkapinya.

1) Suasana apakah yang ditampilkan dalam poster ini?


(suasana yang bergembira dari kedua keluarga beda
agama)

2) Mengapa keluarga-keluarga (orang-orang) dalam poster


ini tampak saling gembira?
(Mereka bergembira karena mereka saling akrab dan
bersahabat meskipun mereka berbeda agama)
3) Mengapa kita perlu membangun relasi yang baik
dengan orang lain?
(karena semua ciptaan adalah saudara sesama anak-
anak Allah biarpun beda agama, suku, budaya, ras,
latarbelakang, dsb.)
4) Bagaimana caranya membangun relasi yang baik
dengan mereka yang beda agama, suku atau budaya?
(Kita perlu saling menghormati, menghargai keyakinan
masing-masing, tidak berprasangka/berpikiran buruk
tentang agama dan budaya lain, tidak menjelekkan
agama dan budaya lain (hoax), tidak memaksakan
keyakinan kita kepada orang lain, saling mengucapkan
selamat pada hari-hari raya agama lain, mengadakan
kegiatan sosial bersama mis: kerja bakti, dsb.)

 Rangkuman Isi Poster

38
Pemandu merangkum jawaban peserta atas pendalaman isi poster
tadi berdasarkan jawaban yang diberikan oleh peserta, misalnya
sebagai berikut:

Poster di atas menampilkan suasana yang bergembira


dari dua keluarga yang berbeda agama. Mereka
bergembira karena mereka mampu hidup akrab dengan
keluarga lain meskipun berbeda agama. Persaudaraan di
antara keluarga yang berbeda agama tercipta karena
mereka sadar bahwa mereka adalah saudara sesama
ciptaan Allah yang satu. Relasi yang baik dengan
mereka yang beda agama, suku dan budaya dapat
tercipta jika kedua belah pihak saling menghormati satu
sama lain, saling menghargai keyakinan masing-masing,
tidak berprasangka/berpikiran buruk tentang agama dan
budaya lain, tidak memaksakan keyakinan kita kepada
orang lain, saling mengucapkan selamat pada hari-hari
raya agama lain, dan mengadakan kegiatan sosial
bersama umat agama lain).

5. Lagu: “O Anakdomba Allah” (PS. 482)

6. Bacaan Kitab Suci: Yohanes 4:5-15.27-30.39-42

(Sangat dianjurkan teks Kitab Suci dibacakan dari Alkitab, bukan dari
lembaran berikut. Teks di bawah ini sebagai bantuan dalam
pendalaman. Pemandu atau salah seorang dari peserta membaca Teks
Kitab Suci Yohanes 4:5-15.27-30.39-42 dengan terang. Bila dipandang
perlu, pembacaan dapat diulangi sekali lagi).

 Pendalaman isi Bacaan Kitab Suci


39
Pendalaman bacaan ini dijalankan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan satu demi satu (lisan) oleh Pemandu. Peserta
didorong untuk memberikan jawaban.

1) Kepada siapakah Yesus meminta air untuk diminum?


(Kepada perempuan Samaria)

2) Bagaimana awalnya reaksi perempuan Samaria itu


tatkala Yesus meminta tolong? Mengapa?
(Perempuan Samaria itu terkejut dan berkata kepada
Yesus: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta
minum kepadaku, seorang Samaria?". Hal itu
dikarenakan orang Yahudi tidak bergaul dengan orang
Samaria)
3) Apakah pertemuan itu membawa keuntungan bagi
Yesus dan perempuan Samaria itu? Jelaskanlah!
(Ya. Keuntungan bagi Yesus adalah bahwa perempuan
dan banyak orang Samaria percaya kepada Yesus.
Keuntungan bagi perempuan Samaria dan banyak
orang Samaria itu adalah bahwa mereka memperoleh
warta keselamatan yang disampaikan oleh Yesus, Sang
Air Hidup, yang selama ini dirindukan mereka)
4) Apa keuntungan kita ketika membangun relasi yang
baik dengan semua orang?
(Kita bisa hidup sejahtera karena merasa nyaman dan
tidak merasa khawatir ketika bertemu dengan mereka
yang beragama lain. Kita juga bisa menjalin
kerjasama yang menguntungkan dalam berbagai

40
kegiatan misalnya dalam hubungan ekonomi, bisnis,
dan kegiatan lainnya)
5) Apakah kerugian kita bila tidak membangun relasi yang
baik dengan semua orang?
(Kita merasa khawatir, terkucilkan dan gelisah ketika
bertemu dengan orang lain. Muncul saling curiga. Kita
juga terhalang dalam melakukan berbagai urusan dan
kegiatan yang menguntungkan satu sama lain misalnya
dalam bidang ekonomi, bisnis dan kegiatan lainnya)

7. Rangkuman
(Berdasarkan jawaban para peserta, pemandu membuat rangkuman
pendalaman bacaan Kitab Suci tadi, misalnya sebagai berikut)

Yesus merasa letih dan haus sesudah mengadakan


perjalanan jauh. Yesus kemudian beristirahat dan meminta
air minum kepada perempuan Samaria di sumur Yakub.
Perempuan Samaria itu merasa terkejut bahwa Yesus yang
adalah seorang Israel mau meminta air minum kepada
dirinya yang adalah seorang Samaria. Memang orang Israel
dan Samaria sudah lama saling bermusuhan. Orang Israel
menganggap bahwa orang Samaria adalah kafir yang harus
dijauhi.
Yesus berani menembus batas yang ada antara orang Israel
dan orang Samaria. Yesus sadar bahwa seharusnya tidak
ada batas-batas yang memisahkan setiap manusia karena
seluruh manusia sesungguhnya adalah saudara satu Bapa
yaitu Allah. Dengan menembus batas-batas itu,

41
sesungguhnya Yesus dan Perempuan Samaria itu saling
memperoleh kebaikan satu sama lain. Kebaikan yang
diterima Yesus adalah bahwa perempuan dan banyak orang
Samaria menjadi percaya kepadanya. Sedangkan bagi
perempuan dan banyak orang Samaria itu, kebaikan yang
mereka terima adalah mereka menerima warta keselamatan
yang mereka rindukan selama ini dari Yesus Kristus, Sang
Air Hidup.
Sesungguhnya kita harus membangun relasi yang baik
dengan siapa saja. Relasi yang baik akan menghantar setiap
keluarga menuju keluarga sejahtera baik secara jasmani dan
rohani. Ketika kita membangun relasi yang baik dengan
orang lain maka kita akan merasa damai, nyaman dan
bergembira ketika berjumpa dengan mereka yang beda
agama, suku atau budaya. Sebaliknya ketika kita tidak
membangun relasi yang baik dengan orang yang beda
agama, suku dan budaya, maka kita akan menjadi khawatir,
curiga dan gelisah saat bertemu dengan mereka yang
berbeda agama, suku atau budaya. Di samping itu relasi
yang baik membantu keluarga semakin sejahtera secara
ekonomi. Karena ketika kita memiliki relasi yang baik
dengan mereka yang beda agama, suku atau budaya kita
bisa mengadakan berbagai bentuk kerjasama dalam bidang
ekonomi, bisnis dan kepentingan lainnya.
Pertemuan Paus Fransiskus dengan Pemimpin Muslim di
Arab pada Februari 2019 yang lalu menjadi motivasi bagi
kita untuk membangun relasi yang baik dengan orang yang
beda agama. Ternyata meskipun menjadi seorang Katolik

42
yang sejati, Paus tetap bisa menjadi saudara bagi umat
agama lain. Sebaliknya pemimpin muslim yang sungguh
mengimani Islam dengan benar ternyata juga bisa menjadi
saudara bagi Paus yang berbeda agama dengan dirinya.
Lima topik pendalaman yang telah kita bahas selama masa
Prapaska ini, mengarahkan setiap keluarga kepada hidup
yang sejahtera. Dengan menjadi keluarga yang sejahtera
sesungguhnya kita menjadi berkat bagi semua orang.
Bentuk kehadiran keluarga sebagai berkat sesungguhnya
otomatis terbentuk ketika ia menjadi keluarga yang
sejahtera dengan kelima aspek yang telah kita bahas.

8. Doa Permohonan
Doa permohonan disampaikan secara spontan, kemudian
diakhiri dengan bersama berdoa Bapa Kami.
Kami mohon……………..
Bapa Kami………………..

9. Lagu Kolekte: “PadaMu, Tuhan dan Allaku” (PS. 690)

10. Doa Penutup


Allah Bapa yang Maha Baik, kami bersyukur atas
penyelenggaraan-Mu kepada kami. Kami telah menyelesaikan
permenungan kami pada masa pra-paska ini. Secara khusus
pada malam ini kami telah merenungkan pentingnya
mengarahkan diri kami menjadi rahmat bagi sesama. Semoga
kami semakin sanggup menjadi kegembiraan bagi sesama kami
43
dalam setiap langkah kami. Demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami, yang hidup dan meraja dalam persekutuan
dengan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amen.

11. Lagu Penutup dan Tanda Salib: “Alangkah


Bahagianya” (PS. 619)

44

Anda mungkin juga menyukai