Anda di halaman 1dari 20

SURAT PERJANJIAN KERJA

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP FINISHING


KANTOR PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN
Nomor : W5-A2/389/PL.01/V/2013
Tanggal : 01 Mei 2013

Bagian Point 1 : Pihak Terlibat


Pada hari ini, Rabu tanggal satu bulan Mei tahun dua ribu tiga belas (01-05-2013),
kami
yang bertanda tangan dibawah
ini :
I Nama : Diah Utari, S.Ag
NIP : 19720220 200003 1 001
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Alamat : Jl. Pramuka No. 10 Muara Bulian

Pembuat (PPK Gedung


Selaku Pejabat Komitmen ) Pekerjaan Pembangunan Kantor Tahap
Finishin Kanto Pengadila Bulian, selanjutnya disebu
g r n Agama Muara dalam perjanjian ini t
sebagai PIHAK
PERTAMA
II Nama : Manik Gendari
Jabatan : Direktur Utama
Nama Perusahaan : CV. BINA MANDIRI
Jl. Sunan Bonang No. 75 Simp. III Sipin Kec. Kota
Berkedudukan di : Jambi.
Pada hari ini, Rabu tanggal satu bulan Mei tahun dua ribu tiga belas (01-05-2013),
kami yang bertanda tangan dibawah ini :
I Nama : ZAINAL ABIDIN, S.Ag
N I P : 19720220 200003 1 001
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Alamat : Jl. Pramuka No. 10 Muara Bulian
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pekerjaan Pembangunan Gedung
Kantor Tahap
Finishing Kantor Pengadilan Agama Muara Bulian, selanjutnya dalam perjanjian
ini disebut
sebagai PIHAK PERTAMA
II Nama : SYAFRIYANTO
Jabatan : Direktur Utama
Nama Perusahaan
Berkedudukan di
:
:
CV. BINA MANDIRI
Jl. Sunan Bonang No. 75 Simp. III Sipin Kec. Kota Jambi.
Selaku Kontraktor Pelaksana pada Pekerjaan Pembangunan Pagar Kantor Kantor
Pengadilan
Agama Muara Bulian, yang selanjutnya diebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan Perjanjian Kerja dengan
ketentuan dan syaratsayarat
seperti tersebut dibawah ini:
Pasal 1.
DASAR PEMBUATAN SURAT PERJANJIAN KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010; Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah.
Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 001/KMA/SK/I/2013, tentang
Penunjukan
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna Barang di Lingkungan Mahkamah
Agung RI.
Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Nomor: 002/Sek/SK/I/2013 Tentang
Penunjukan
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang di Lingkungan Mahkamah
Agung RI
dan semua Lingkungan Peradilan di seluruh Indonesia.;
Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jambi Nomor : W5-
A/01/KU.01/I/2013 tanggal 2
Januari 2013 tentang Penunjukan dan Pengangkatan Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna
Barang pada Pengadilan Tinggi Agama Jambi dan Pengadilan Agama Sewilayah
Hukum
Pengadilan Tinggi Agama Jambi;
Keputusan Ketua Pengadilan Agama Muara Bulian Nomor: W5-
A2/95.a/KU.01/I/2013
tanggal 09 Januari 2013 tentang Penunjukan Pejabat Kuasa Pengguna
Anggaran /Pengguna
Barang pada Pengadilan Agama Muara Bulian.
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
2
7.
8.
9.
10.
DIPA Nomor : 005.01.2.403052/2013 tanggal 05 Desember 2013;
Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Muara Bulian Nomor :
W5-A2/142.c/PL.01/I/2013 tanggal 29 Januari 2013 Tentang Penunjukan dan
Pengangkatan
Panitia Lelang Pembangunan Gedung Kantor Tahap III Finishing Kantor
Pengadilan Agama
Muara Bulian Tahun 2013.
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Pejabat Pembuat Komitmen
Pengadilan
Agama Muara Bulian Nomor : W5-A2/373/PL.01/IV/2013 tanggal 29 April 2013
tentang
Penetapan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan Pembangunan Pagar
Kantor
Pengadilan Agama Muara Bulian;
Surat Penawaran Nomor : 011/CV.BM//IV/2013 tanggal 12 April 2013, perihal
surat
Penawaran Pekerjaan dimaksud.
Pasal 2
TUGAS PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK
KEDUA menerima tugas tersebut dari PIHAK PERTAMA masing-masing dalam
jabatan/kedudukan tersebut diatas untuk melaksanakan, menyelesaikan dan
memelihara
PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR KANTOR PENGADILAN AGAMA
MUARA
BULIAN tahun 2013, sehingga memberi kepuasan kepada PIHAK PERTAMA
sesuai dengan
ketentuan dalam dokumen kontrak.
Pasal 3
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
atas dasar
referensi-referensi kerja yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
perjanjian ini, yaitu:
1. Dokumen Pengadaan Standar sesuai dengan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(terlampir)
2. Semua ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang tercantum
dalam:
a. Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah.
c. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 339/KPTS/M/2003
tanggal 31 Desember 2003.
d. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat tentang hal-hal yang
berkaitan
dengan pembangunan gedung.
e. Pasal-pasal yang masih berlaku dari Algemene Voorwaden Voor de uitvoering
by a
aaneming van open bore wekwn, yang disahkan dengan surat Keputusan
Pemerintah
Hindia Belanda Nomor 9 tanggal 29 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara
RI
nomor 14571.
f. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
3
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan
Normalisasi Indonesia.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 yang diterbitkan oleh
Yayasan
Normalisasi Indonesia.
i. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan tertulis yang diberikan oleh
direksi/pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan perjanjian.
j. Bentuk kontrak lumpsum.
Pasal 4
PENGAWASAN PEKERJAAN
1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terjadi atas pengawasan dan
tindakan
pengoreksian PIHAK PERTAMA menunjuk CV. INTI TEHNIK CONSULTAN
sebagai
pengawas Pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan
akan
diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.
2. Apabila petugas yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau tidak
dapat
menjalankan kewajibannya maka PIHAK PERTAMA akan menunjuk
penggantinya
secara tertulis dan disampaikan kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk (dalam pelaksanaan teknis
atau perintah
pengawas pekerjaan/PIHAK PERTAMA).
Pasal 5
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
1. Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk
melaksanakan
pekerjaan pemborongan tersebut dalam pasal (1) pekerjaan ini, harus disediakan
oleh
PIHAK KEDUA
2. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk
memindahkan
bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya pekerjaan.
3. PIHAK PERTAMA pengawas pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan
alat-alat yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.
4. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak PIHAK PERTAMA/Pengawas
pekerjaan,
maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut
dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam, kemudian menggantikannya dengan yang
memenuhi
persyaratan.
5. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat tidak dijadikan alasan untuk
kelambatan
pekerjaan.
6. Semua bahan-bahan dan alat-alat yang dipakai memakai bahan-bahan buatan
dalam negeri
dan bahan-bahan buatan lokal.
7. Penggunaan bahan-bahan dan alat-alat harus sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syaratsyarat
(RKS)
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
4
Pasal 6
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang telah ditetapkan PIHAK KEDUA harus
menyediakan
tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan keterampilannya.
2. Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung
PIHAK
KEDUA.
Pasal 7
PELAKSANA PIHAK KEDUA
1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk
sebagai
pemimpin pelaksanaan atau tenaga ahli yang berwenang/kuasa penuh untuk
mewakili
PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/memutuskan segala petunjuk PIHAK
PERTAMA.
2. Penunjukan Pimpinan Pelaksana/tenaga ahli harus mendapat persetujuan dari
PIHAK
PERTAMA.
3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, Pemimpin/tenaga ahli
yang ditunjuk
oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan maka PIHAK
PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA , oleh
PIHAK
KEDUA segera mengganti tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan dimaksud.
Pasal 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan 100% yang disebut dalam
pasal 1 Surat
Perjanjian ini ditetapkan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung
sejak Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat dirubah oleh
PIHAK KEDUA
kecuali adanya Keadaan Kahar seperti yang diatur dalam pasal (9) perjanjian ini
atau adanya
perintah penambahan pekerjaan sesuai dengan pasal (14) dari perjanjian ini.
Selanjutnya hal-hal
lain yang tak terduga seperti hujan terus menerus sehingga tidak memungkinkan
lagi untuk
bekerja. Semua ini harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis bahwa
waktu
penyelesaiannya ditambah.
Pasal 9
KEADAAN KAHAR
1. Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah peristiwa-peristiwa sebagai
berikut :
a. Bencana Alam
b. Bencana Non Alam
c. Bencana Sosial
d. Pemogokan
e. Kebakaran dan/atau
f. Gangguan industry lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama
Menteri
Keuangan dan Menteri Teknis terkait.
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
5
2. Apabila terjadi Keadaan Kahar PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara
tertulis
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas)
hari sejak
terjadinya Keadaan Kahar dengan menyertakan salinan pernyataan keadaan kahar
yang
dikeluarkan oleh pihak/instansi berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
3. Atas Pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA dapat menyetujui
atau menolak
secara tertulis Keadaan Kahar tersebut itu dalam jangka waktu 3X24 jam sejak
pemberitahuan
tersebut.
4. Jika dalam 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK
PERTAMA tentang Keadaan Kahar tersebut PIHAK PERTAMA tidak memberi
jawaban
maka PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya Keadaan Kahar tersebut.
Pasal 10
MASA PEMELIHARAAN
1. Masa Pemeliharaan atau hasil pekerjaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan
puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal setelah selesainya pekerjaan dan diterima oleh
PIHAK
PERTAMA dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara serah
terima.
2. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan melampaui jangka
waktu tersebut dalam
ayat 1 Pasal ini, maka masa pemeliharaannya dihitung sampai berakhirnya
perbaikan yang
dilakukan tersebut.
3. Semua biaya perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan ditanggung
oleh PIHAK
KEDUA.
Pasal 11
HARGA BORONGAN
1. Jumlah Harga Kontrak Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini adalah
sebesar: Rp.
278.395.000,- (dua ratus tujuh puluh delapan juta tiga ratus Sembilan puluh lima
ribu
rupiah). Jumlah biaya pekerjaan Pelaksanaan tersebut adalah merupakan biaya
tetap dan
dibebankan Pada Sumber DIPA No. 005.01.2.403052/2013 tanggal 05 Desember
2013. Pada
Pengadilan Agama Muara Bulian. Dengan MAK 005.01.02.1072.998.011.53.
Dalam jumlah
biaya pelaksanaan tersebut diatas sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebesar 10 %.
2. Volume harga satuan pekerjaan, harga satuan upah satuan bahan pekerjaan
tidak mengikat pada
pelaksanaan fisik, tetapi dipergunakan untuk menghitung perubahan pekerjaan,
bila terjadi
pekerjaan tambah atau kurang, evaluasi lelang dan menghitung prestasi pekerjaan.
3. Dalam jumlah harga borongan tersebut diatas adalah sudah termasuk segala
pengeluaran
pemborongan dan biaya lainnya yang harus dibayar PIHAK KEDUA sesuai
dengan ketentuanketentuan
yang berlaku serta biaya-biaya yang menyangkut perizinan.
Pasal 12
CARA PEMBAYARAN
Pembayaran biaya borongan tersebut pada pasal 11 diatas akan dilakukan dengan
perincian sebagai
berikut :
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
6
1. Pembayaran sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari harga borongan dan
diberikan atas
permintaan dari PIHAK KEDUA sebagai uang muka pekerjaan.
2. Pembayaran pertama sebesar 60 %(enam puluh persen) setelah dikurangi uang
muka, diberikan
atas permintaan PIHAK KEDUA.
3. Pembayaran kedua sebesar 95 % (sembilan puluh lima persen) diberikan
setelah Serah Terima
Pekejaan Pertama (I) antara PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan
ketentuan
apabila hasil pekerjaan telah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA telah selesai
seluruhnya 100
% (seratus persen) dan diterima dengan baik, lengkap, dan cukup, setelah
dibuktikan dan
diteliti oleh Panitia Penerima Barang / Jasa Kantor Pengadilan Agama Muara
Bulian.
4. sedangkan Pembayaran ketiga sebesar 5% (lima persen) dilakukan setelah
selesainya
pemeliharaan pekerjaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender,
terhitung mulai
tanggal serah terima pekerjaan pertama
5. Pembayaran di lakukan melalui KPPN Jambi dan ditransfer ke rekening No.
0101249867 atas
nama CV. BINA MANDIRI pada Bank Jambi Cab. Utama.
Pasal 13
KENAIKAN HARGA
1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan
pekerjaan
borongan pekerjaan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan klien atas
kenaikan harga
bahan-bahan, alat-alat dan upah terkecuali apabila terjadi tindakan/kebijakan
pemerintah RI
dalam bidang moneter, yang secara syah diumumkan dan diatur dalam peraturan
pemerintah
khusus tentang pekerjaan pemborongan.
Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan yang merupakan
penambahan
pengurangan-pengurangan pekerjaan dianggap sah sesudah mendapat perintah
tertulis dari
pengawas/ PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan jenis dan perincian
pekerjaan secara
jelas.
2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar
yang disetujui
oleh kedua belah pihak.
3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk
merubah waktu
penyelesaian pekerjaan, kecuali persetujuan tertuli dari PIHAK PERTAMA/
pengawas
pekerjaan.
4. Untuk pekerjaan tersebut diatas dibuat perjanjian tambahan (addendum).
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
7
Pasal 15
PENGAMANAN TENAGA KERJA DAN TEMPAT KERJA
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja, tenaga kerja,
kebersihan
halaman, bangunan-bangunan, gedung alat-alat dan bahan bangunan selama
pekerjaan
berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerjanya guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi
pada saat
melaksanakan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan maka PIHAK KEDUA
diwajibkan
memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang dikeluarkan
sebagai
akibatnya menjadi tanggung jawab/ beban PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-
syarat
kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga kerja tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.
5. Hubungan antara tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur
secara
khusus, tunduk pada peraturan yang berlaku.
6.
Pasal 16
LAPORAN
1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan
pekerjaan
secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan
yang
termasuk dalam pasal (1) perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan
pekerjaan yang
telah dilakukan, dan jika diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk keperluan
pemeriksaan
sewaktu-waktu diserahkan.
3. segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini dibuat
berbentuk buku
harian rangkap 4 (empat) diisi formulir yang telah disetujui pengawas dan pekerja
harus
selalu ditempat pekerjaan.
4. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA
photophoto
dokumen yang dimasukkan dalam album proyek tentang pelaksanaan,
perkembangan
kegiatan, hasil kerja tiap-tiap pos pelaksanaan/bagian pekerjaan sampai selesai
yang dibuat
dalam rangkap 4 (empat).
Pasal 17
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA
setelah mendapat
peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut tidak mengindahkan dari tugas
kewajibannya
sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal 4 ayat 1 dan 2, pasal 5 ayat 1 dan 3,
pasal 7 ayat 1,
pasal 14 ayat 2 dan 4 serta pasal 15 surat perjanjian ini, maka untuk setiap kali
melakukan
kelalaian PIHAK KEDUA wajib membayar “denda kelalaian” sebesar 1‰ (satu
permil) dari
harga borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 5% (lima persen),
dari harga
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
8
borongan, dengan ketentuan bahwa PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk
memenuhi
ketentuan termasuk dalam ayat ini.
2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai
dengan jangka
waktu pelaksanaan yang tercantum pada pasal 8 surat perjanjian ini, maka untuk
setiap hari
keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelalaian 1‰ (satu
permil) dari harga
borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 5% (lima persen)
3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan
kewajiban
pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
Pasal 18
RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum
diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala
kerugian yang timbul, kecuali jika PIHAK PERTAMA telah lalai untuk
menerimanya hasil
pekerjaan tersebut.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah
diluar kesalahan
kedua belah pihak (akibat Keadaan Kahar tersebut dalam pasal 9) sebelum
pekerjaan diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk menerima /
menyetujui
hasil pekerjaan tersebut maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan itu akan
ditanggung
oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat.
3. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah
disebabkan
pekerjaannya tidak sesuai dengan bestek, maka PIHAK KEDUA bertanggung
jawab
sepenuhnya atas segala kerugiannya.
4. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah
disebabkan karena
kesalahan karena perubahan penggunaan / fungsi maka segala kerugian yang
timbul ditanggung
PIHAK KEDUA
5. Jika waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang
diakibatkan tidak
masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata
kesalahan dari
PIHAK KEDUA maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut pada
dasarnya
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun kontraktor menjadi beban
dan tanggung
jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA.
7. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan
kerugian bagi PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya
dalam perjanjian
ini), maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
9
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara
musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka
diselesaikan oleh suatu
“Panitia Perdamaian” yang berfungsi sebagai Juri/wasit, yang dibentuk dan
diangkat oleh
kedua belah pihak yang terdiri dari:
 Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.
 Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota.
 Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang terpilihdan disetujui
kedua
anggota tersebut.
3. Keputusan "Panitia Perdamaian" ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh
salah satu
pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri Muara
Bulian.
Pasal 20
PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian secra sepihak, dengan
pemberitahuan
secara tertulis 7 (tujuh) hari sebelumnya setelah melakukan peringatan/teguran
tertulis 3 (tiga)
kali berturut-turut dalam hal PIHAK KEDUA:
1.1 Dalam waktu 1 bulan berturut-turut terhitung tanggal surat perjanjian ini tidak
atau belum
memulai pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat
perjanjian ini.
1.2 Dalam waktu 1 bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan
yang telah
dimulai.
1.3 Secara langsung ataupun tidak langsung sengaja memperlambat penyelesaian
pekerjaan
pemborongan ini.
1.4 Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan
PIHAK
PERTAMA sehubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.
1.5 Jika pekerjaan ini dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan jadwal
waktu yang
dibuat PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan atau
pengawas
pekerjaan.
1.6 Telah dikenakan denda keterlambatan sebesar 5% dari harga borongan.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud
ayat 1 pasal ini
PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pemborong lain atas kehendak dan
berdasarkan
pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pasal 21
BEA MATERAI DAN PAJAK
Bea Materai dan Pajak dilunasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Paraf pihak pertama
Paraf pihak kedua
10
Pasal 22
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Segala akibat, yang terjadi dari pelaksanaan pekerjaan ini, kedua belah pihak telah
memilih tempat
kedudukan (domisili) hukum yang tetap dan sepakat memilih Pengadilan Negeri
Muara Bulian.
Pasal 23
LAIN – LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang
dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Tambahan
(ADDENDUM) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian ini.
Pasal 24
KETENTUAN PENUTUP
1. Dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan
PIHAK
KEDUA, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini
dan seluruh
dokumen yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari
perjanjian ini.
2. Yang dimaksud dengan dokumen tersebut dalam ayat 1 pasal ini adalah
dokumen yang ada
pada saat mulai, selama dan sesudah surat perjanjian ini berlaku bagi PIHAK
PERTAMA dan
PIHAK KEDUA meliputi :
1. Dokumen pengadaan beserta perubahaannya (addendum)
2. Surat penawaran
Pasal 25
PENUTUP
Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak hari ini Pada tanggal
tersebut diatas.
Dan dinyatakan syah serta mengikat sejak tanggal ditanda tangani
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
CV. BINA MANDIRI Pejabat Pembuat Komitmen(PPK)
SYAFRIYANTO ZAINAL ABIDIN, S.Ag
Direktur NIP. 19720220 200003 1 001
Diketahui oleh,
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
FAIZAL, SH
NIPt . 19610107 198803 1 002

Anda mungkin juga menyukai