0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen ini membahas tentang pendokumentasian keperawatan, terutama model Charting By Exception (CBE). CBE hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari kondisi normal. Dokumen ini juga membahas tujuan mengenali pengertian, pedoman, format, serta keuntungan dan kerugian model CBE. Secara umum, dokumen ini bertujuan memahami model dokumentasi CBE secara teoritis dan praktis.
Dokumen ini membahas tentang pendokumentasian keperawatan, terutama model Charting By Exception (CBE). CBE hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari kondisi normal. Dokumen ini juga membahas tujuan mengenali pengertian, pedoman, format, serta keuntungan dan kerugian model CBE. Secara umum, dokumen ini bertujuan memahami model dokumentasi CBE secara teoritis dan praktis.
Dokumen ini membahas tentang pendokumentasian keperawatan, terutama model Charting By Exception (CBE). CBE hanya mencatat penemuan yang menyimpang dari kondisi normal. Dokumen ini juga membahas tujuan mengenali pengertian, pedoman, format, serta keuntungan dan kerugian model CBE. Secara umum, dokumen ini bertujuan memahami model dokumentasi CBE secara teoritis dan praktis.
Menurut Paul Otlet pada International economic conference 1905, dokumentasi ialah kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali, dan penyebaran dokumen. Menurut KBBI, dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dibidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar dan bahan referensi lainnya. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan atau gambar (Sugiyono, 2013). Sedangkan pendokumentasian menurut KBBI berasal dari kata dasar dokumentasi yang artinya proses, cara, dan perbuatan mendokumentasikan. Dalam keperawatan, dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, dan penilaian keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum (Ali, 2009). Pendokumentasian dalam keperawatan dilakukan untuk mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan (PPNI, 2012). Pelaksanaan dokumentasi keperawatan sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan di rumah sakit (Fisbach, 1991 dalam Setiadi, 2012). Ada beberapa model dalam menyusun dokumentasi keperawatan, salah satunya adalah Charting By Exception (CBE). Charting By Exception (CBE) merupakan model dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal (Wildan dan Hidayat, 2009). Model Chartng By Exception (CBE) dibuat pada tahun 1983 oleh staf perawat di St. Luke’s Hospital di Midwaukee, Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi masalah pendokumentasian dengan membuat catatan pasien lebih nyata, hemat waktu dan mengakomodasi adanya informasi terbaru. Saat ini masalah yang paling menantang dalam keperawatan adalah bagaimana untuk mendokumentasikan perawatan pasien yang berkualitas dengan berbagai kendala yang berkenaan dengan peraturan hukum (Bjorvell, Wredling dan Thorell, 2003). Adapun fenomena yang sering terjadi adalah bentuk format pendokumentasian keperawatan yang masih kurang sesuai dengan standar asuhan keperawatan, yaitu belum menggunakan aturan bahasa yang terstandar sesuai dengan Standardiez Nursing Language. Menurut UU Keperawatan No. 38 Tahun 2014 dinyatakan bahwa Standardized Nursing Language yang diakui adalah SNL (Standart Nursing Language) yang dihasilkan oleh organisasi profesi, PPNI saat ini telah memiliki produk Standar Diagnosis Keperawatan (SDKI) sebagai SNL penegakan diagnosa dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai SNL pemilihan intervensi. Peningkatan ilmu pengetahuan dapat dilakukan untuk meminimalisir kekeliruan dalam pendokumentasian, dengan membaca beberapa jurnal atau buku panduan dalam membuat dokumentasi keperawatan dan rutin mengikuti workshop ataupun pelatihan tentang dokumentasi keperawatan yang diadakan oleh KemenKes, PPNI, atau instansi-instansi yang lain. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian model dokuemntasi charting by exception? 1.2.2 Apa saja pedoman dalam pendokumentasian charting by exception? 1.2.3 Apa saja format dokumentasi charting by exception? 1.2.4 Apa saja keuntungan dan kerugian model dokumentasi charting by exception? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Mengidentifikasi pengertian model dokumentasi charting by exception 1.3.2 Mengidentifikasi pedoman dalam pendokumentasian charting by exception 1.3.3 Mengidentifikasi format model dokumentasi charting by exception 1.3.4 Mengidentifikasi keuntungan dan kerugian model dokumentasi charting by exception 1.4 Manfaat Penulisan Secara teoritis, mendapatkan pemahaman tentang model dokumentasi charting by exception. Secara praktis, agar pembaca dapat menyusun dokumentasi keperawatan lebih baik lagi.