Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK BERCERITA DENGAN ALAT BUKU CERITA

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keterampilan Mendogeng

Dosen Pengampu: Hayatun Mardiah, MA, Dra.

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Lutfi Anisah Lubis (0308182073)


2. Nur Aisyah (0308181040)
3. Nurwaidah Pane (0308182100)
4. Tita Kurnia (0308183170)
5. Wirdatul Jannah (0308181036)

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah swt. Dzat yang mengetahui
segala ilmu yang tidak diketahui oleh mahklunya baik dilangit maupun di bumi serta puji
syukur hanya milik Allah atas limpahan rahmat dan curahan nikmat termaksud kesempatan
yang telah diberikannya kepada pemakalah sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat
berbingkaikan salam semoga tetap terlimpahkan kepangkuan baginda Rasullah Saw. Sebagai
tauladan dan idola utama semoga kita , orang tua kita dan keluarga kita termasuk umatnya
yang mendapat syafaat beliau di hari akhir kelak. Aamiin Ya Rabbal’Alamin.

Berkat rahmat dan taufik dan hidayah Allah SWT. Pemakalah dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini dengan judul “TEKNIK BERCERITA DENGAN ALAT BUKU
CERITA”. Mudah-mudahan makalah ini dapat berkontribusi dalam menambah wawasan
pembaca dalam bidang Keterampilan Mendogeng .

Terimakasih diucapkan kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam


mensukseskan penulisan makalah ini. Mohon maaf atas segala kesalahan, kekhilafan, dan
kekurangan yang terdapat didalam makalah ini, untuk itu masukan dan perbaikan dari
pembaca akan di terima dengan senang hati dan terimakasih, semoga kita menjadi orang
orang yang sukses didunia dan diakhirat serta apa yang dicitacitakan dapat tercapai.

Medan, 23 April 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Bercerita...........................................................................................3
B. Jenis Jenis Alat Peraga.......................................................................................6
C. Manfaat Bercerita Untuk Anak..........................................................................8
D. Manfaat Metode Bercerita.................................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................11

A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini atau PAUD merupakan pendidikan yang paling mendasar
menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. PAUD
adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan
generasi yang cerdas dan kuat.
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan
pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi
pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami
pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang
lain dengan alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau
hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan
rasa menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini, bercerita merupakan salah satu metode
pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. Nurgiyantoro berpendapat bahwa bercerita
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita seseorang
melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat
dipahami oleh orang lain.
Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai macam
ungkapan, berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dan dibaca.
Manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak karena
dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru
baginya. Jadi manfaat metode bercerita menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak.
Melalui media buku bergambar, guru dapat menyampaikan pesan-pesan, dan
pengalamanpengalaman kepada anak-anak. Disamping memperkaya imajinasi anak, media
buku bergambar dapat menjadikan anak-anak merasa belajar sesuatu, tetapi tak merasa
digurui.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian bercerita ?
2. Apa saja jenis jenis alat peraga ?
3. Apa saja manfaat bercerita untuk anak ?
4. Apa saja manfaat metode bercerita ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari pengertian bercerita.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis alat peraga.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat bercerita untuk anak.
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat metode bercerita.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bercerita
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang
lain dengan alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau
hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan
rasa menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini, bercerita merupakan salah satu metode
pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. Nurgiyantoro berpendapat bahwa bercerita
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita seseorang
melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat
dipahami oleh orang lain.
Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan
untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai macam
ungkapan, berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dan dibaca.
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang bermakna dalam kaitannya dengan
perkembangan anak. Alasan cerita sebagai sesuatu yang penting bagi anak, dapat disimak
pada uraian berikut:
a. Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak di
samping teladan yang dilihat anak tiap hari.
b. Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar
keterampilan lain, yakni berbicara, membaca, menulis, dan menyimak.
c. Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangkan
kemampuan bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang lain.
Hal tersebut mendasari anak untuk memiliki kepekaan sosial.
d. Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan
dengan baik, bagaimana melakukan pembicaraan yang baik, sekaligus memberi
pelajaran bagi anak bagaimana cara mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai
negatif oleh masyarakat. 
e. Bercerita memberikan barometer sosial pada anak, nilai-nilai apa saja yang diterima
oleh masyarakat sekitar, seperti patuh pada perintah orangtua, mengalah pada adik,
dan selalu bersikap jujur.

3
f. Bercerita memberikan pelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki retensi lebih
kuat daripada pelajaran budi pekerti yang diberikan melalui penuturan dan perintah
langsung.
g. Bercerita memberikan ruang gerak pada anak, kapan suatu nilai yang berhasil
ditangkap akan diaplikasikan.
h. Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan guru sebagai
pencerita, seperti kedekatan emosional sebagai pengganti figur lekat orangtua.
i. Bercerita membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur, plot, dan
demikian itu menumbuhkan kemampuan merangkai hubungan sebab akibat dari suatu
peristiwa dan memberikan peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadian-
kejadian di sekelilingnya.
j. Bercerita memberikan daya tarik bersekolah bagi anak karena di dalam bercerita ada
efek rekreatif dan imajinatif yang diperlukan anak seusia taman kanak-kanak.
Kehadiran cerita membuat anak lebih memiliki kerinduan bersekolah.
Bercerita mendorong anak memberikan "makna" bagi proses belajar terutama
mengenai empati sehingga anak dapat mengkonkretkan rabaan psikologis mereka bagaimana
seharusnya memandang suatu masalah dari sudut orang lain.
Arti pentingnya cerita bagi pendidikan anak taman kanak-kanak, tidak dapat
dilepaskan dari kemampuan guru dalam mentransmisikan nilai-nilai luhur kehidupan dalam
bentuk cerita atau dongeng. Kemampuan guru menjadi tolok ukur kebermaknaan bercerita.
Cerita untuk anak dapat dikategorikan sebagai karya sastra. Hanya saja prioritas penikmatnya
berbeda.
Meskipun demikian, membuat cerita untuk anak tetap harus memenuhi persyaratan.
Membuat cerita anak, terlebih cerita tertulis, membutuhkan ketekunan, pendalaman,
pengendapan, kejujuran, pertanggungjawaban, penelitian, energi yang besar, dan
pengetahuan tentang pembacanya itu sendiri .
Untuk konsumsi anak taman kanak-kanak, cerita yang disuguhkan sebaiknya
memiliki tema tunggal, berupa tema sosial maupun tema ketuhanan. Tema yang sesuai untuk
mereka, antara lain tema moral dan kemanusiaan atau tema binatang. Di samping itu,
sebaiknya tema yang disajikan bersifat tradisional berbicara pertentangan baik dan buruk,
perseteruan antara kebenaran dan kejahatan. Tema tradisional sangat penting karena bersifat
pedagogik dan berperan dalam pembentukan pribadi anak untuk mencintai kebenaran dan
menentang kejahatan.

4
Amanat cerita harus menjadi perhatian pula. Hasil pengamatan mengungkapkan
bahwa, anak yang diberi cerita yang terlalu dekat dengan permasalahannya menjadi
kehilangan gairah untuk menyimak cerita. Anak memiliki kepekaan untuk mengetahui bahwa
dirinya sedang menjadi objek sindiran. Hal ini perlu dicermati guru dalam memilih dan
menampilkan amanat dalam cerita. Amanat yang terlalu mensarati atau membebani
mengurangi daya pesona cerita.
Logika kemampuan anak taman Kanak-kanak masih terbatas, maka plot atau alur
cerita yang ditampilkan harus sederhana, tidak terlalu rumit. Peristiwa demi peristiwa disusun
secara urut atau progresif. Anak taman kanak-kanak memerlukan tokoh cerita yang jelas dan
sederhana. Tokoh-tokoh sederhana membantu anak-anak dalam mengidentifikasikan tokoh
jahat dan tokoh baik. Tokoh sederhana hanya memiliki satu sifat saja, baik saja atau buruk
saja. Cerita anak boleh terjadi dalam latar atau setting apa pun, asal sesuai dengan
perkembangani kognisi dan moral anak-anak. Setting waktu yang tepat adalah yang sesuai
dengan tingkat perkembangan bahasa anak seperli besok dan sekarang. Perincian waktu
sebaiknya dihindari agar anak tidak terbebani mengingat detail waktu sehingga melupakan
amanat cerita.
Cerita merupakan dunia yang diciptakan melalui kata-kata. Dunia itu diciptakan,
dibangun, ditawarkan, dan diabstraksikan, dan sekaligus ditafsirkan lewat kata-kata. Cerita
dengan media bahasa harus dapat dipahami pembaca atau pendengarnya, oleh karena itu
bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat usia, sekolah, dan pendidikan pembaca
atau pendengarnya. Bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak seusia taman kanak-kanak
ditandai sifat-sifatnya, sebagai berikut:
1. Kosakata sesuai tahap perkembangan bahasa anak:
Cerita untuk anak usia empat tahun berisi kata-kata mudah yang didasarkan pada
kurang lebih 1.500 kata yang diperoleh anak. Untuk anak usia lima tahun didasarkan
pada sekitar 3.000 kata dan untuk anak usia enam tahun didasarkan pada sekitar 6.000
kata. Kosakata yang digunakan tidak bermakna ganda sehingga akan menyulitkan
anak dalam memahami cerita. Kata-kata yang dianggap penting dapat diulang-ulang
dalam penceritaan.

2. Struktur kalimat sesuai tingkat perolehan anak:


Cerita untuk anak yang berumur empat tahun berisi kira-kira empat kata dalam satu
kalimat, anak lima tahun lima kata, dan anak enam tahun enam kata. Hal tersebut
didasarkan pada teori Piaget tentang perkembangan struktur kalimat anak. Kalimat

5
yang panjang baiknya dipecah menjadi beberapa kalimat. Dapat diperkenalkan pada
berbagai jenis dan kalimat: kalimat aktif, kalimat pasif, dan kalimat majemuk
misalnya.1

B. Jenis- Jenis Alat Peraga


Bercerita untuk anak-anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga.
Beberapa teknik alat peraga yang dapat digunakan menurut Mullen , antara lain
a. Read a Story Aloud Story (Buku Cerita)
Cara menggunakan peraga read a story aloud, yaitu: 
 Membaca terlebih dahulu sebelum dibacakan di depan anak, pastikan tempat duduk di
depan agar dapat dilihat dari berbagai arah.
 Sampaikan tata tertib selama menyimak cerita, jangan terpaku pada buku, perhatikan
juga reaksi anak pada saat membacakan buku.
 Sampaikan identitas buku, seperti: judul dan pengarang agar anak menghargai karya
orang lain.
 Memegang buku di samping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan.
 Membaca dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada
penuturan biasa.
 Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah perhatian disesuaikan dengan urutan cerita.
 Tetap bercerita saat tangan membuka halaman berikutnya.
 Pada bagian-bagian tertentu berhentilah sejenak untuk memberikan komentar atau
untuk memberikan kesempatan anak berkomentar.
 Memperhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan
anak. Perhatikan apakah anak masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai
menunjukkan kebosanan.
 Seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar kepada anak dan pastikan semua anak
dapat melihat gambar tersebut.
 Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya. 
 Membaca sesuai rentang atensi anak. Gunakan waktu tidak lebih dari 10 menit. 
 libatkan anak dalam cerita agar terjalin komunikasi ke semua arah anak.

https://www.cahayaperdana.com/2019/03/cara-bercerita-dengan-alat-peraga-pada-anak-usia-dini.html
1

6
Alat peraga dapat menggunakan alat-alat yang terdapat di sekitar rumah ataupun di
sekolah. Alat peraga juga berfungsi untuk memvisualisasikan apa yang telah diceritakan. Jika
teman bercerita tentang bunga dan pot bunga yang berteman baik, maka untuk
memvisualisasikan cerita tersebut dapat menggunakan pot bunga yang sudah berisi bunga.
Bunga tidak harus bunga dan pot bunga sungguhan, namun dapat juga pot yang berupa
mainan, atau bahkan dapat membuat pot dan bunga dari kertas berwarna-warni. Alat peraga
juga dapat membuat pencerita semakin pandai menemukan ide, alat apa yang akan dia
gunakan untuk bercerita. Agar membuat suasana menjadi lebih hidup, bisa juga membuat
suasana atau setting tempat seperti tempat terjadinya peristiwa. Bila cerita tersebut terjadi di
taman, suasana tempat bercerita dapat disulap menjadi seperti taman dengan bunga-bunga
dan kupu-kupu buatan.
b. Peraga Gambar
Alat peraga gambar dapat terdiri dari: gambar seri, gambar lepas, dan gambar planel.
Cara menggunakan peraga gambar, sebagai berikut:
 Memilih gambar yang bagus sesuai isi cerita berukuran agak besar, dicetak dalam
kertas relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik.
 Mengurutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail cerita yang
dikandung oleh gambar dalam setiap lembarnya.
 Memperlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita. Gambar
harus selalu menghadap anak.
 Sinkronkan cerita dengan gambar, jangan sampai salah mengambil gambar.
 Gambar pada posisi sebelah kiri atau di dada, tidak menutup wajah si pembawa cerita.
 Jika perlu digunakan telunjuk untuk menunjukkan objek tertentu dalam gambar demi
kejelasan, seperti: menunjuk pohon, dan hewan.
 Sambil bercerita, memperhatikan reaksi anak, amati apakah anak memperhatikan
gambar atau tidak.2

2
Madyawati Lilis. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Prenamedia Group, Jakarta : 2016.

7
C. Manfaat Bercerita Untuk Anak
Cerita sangat bermanfaat bagi pengembangan anak. Berikut irti dapat disimak
beberapa pandangan mengenai manfaat cerita.
 Membantu pembentukan pribadi dan moral anak. Cerita sangat efektif membentuk
pribadi dan moral anak. Melalui cerita, anak dapat memahami nilai baik dan buruk
yang berlaku pada masyarakat.
 Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi. Cerita dapat dijadikan sebagai media
menyalurkan imajinasi dan fantasi anak. Pada saat menyimak cerita, imajinasi anak
mulai dirangsang. Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan
pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah secara
kreatif.
 Memacu kemampuan verbal anak. Cerita dapat memacu kecerdasan linguistik anak.
Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita tetapi juga senang
bercerita atau berbicara. Anak belajar tata cara berdialog dan bernarasi.
 Menurut Depdikbud (2008) disebutkan bahwa jenis-jenis bercerita, terdiri atas:
 Bercerita dengan peraga adalah kegiatan bercerita dengan menggunakan alat peraga
dalam maksud untuk memberikan kepada anak suatu tanggapan yang tepat mengenai
hal-hal yang didengar dalam cerita. Alat-alat peraga yang digunakan ialah alat peraga
langsung dan alat peraga tak langsung.
Adapun uraian dari bercerita dengan alat peraga langsung dan alat peraga tak
langsung dapat penulis jelaskan, sebagai berikut:
 Alat peraga langsung adalah alat peraga yang digunakan untuk bercerita dengan
menggunakan benda-benda yang sebenar-benarnya.
 Alat peraga tak langsung adalah alat peraga yang digunakan untuk bercerita dengan
menggunakan benda-benda tiruan, antara lain adalah:
Buku cerita adalah gambar-gambar yang digunakan sebagai alat peraga dalam bentuk
buku yang melukiskan jalannya cerita. Gambar seri, yaitu alat peraga dalam bentuk
lipatan yang melukiskan jalannya cerita. Bercerita dengan papan planel ialalf alat
peraga yang digunakan dengan papan planel dan guntingan gambar-gambar yang
melukiskan hal-hal yang ada dalam cerita yang disajikan.3

3
file:///C:/Users/Acer%20ES1/Downloads/38-3339-1-SM%20(1).pdf

8
D. Manfaat Metode Bercerita
Dengan bercerita sebagai salah satu metode mengajar di pendidikan anak usia dini
khususnya, maka ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh meliputi:
 Kegiatan bercerita memberikan sejumlah pengetahuan sosial nilai-nilai moral
keagamaan.
 Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar untuk melatih pendengaran.
 Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita
memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
 Memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik, serta dapat mengatakan
perasaan, membangkitkan semangat dan menimbulkan keasyikan tersendiri.
Metode bercerita juga memiliki manfaat Moeslichatoen, menyebutkan manfaat
metode bercerita antara lain
 Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK, artinya anak usia TK dapat
dirangsang untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara
keseluruhan,
 Melatih daya pikir anak TK, untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari
hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan sebab akibatnya,
(3)Melatih daya konsentrasi anak TK untuk memusatkan perhatiannya kepada
keseluruhan cerita,
 Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan daya
fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan sesuatu situasi yang berada di
luar jangkauan inderanya,
 Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan
yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya,
 Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secra efektif dan efisien
sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
Manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak karena
dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru
baginya. Jadi manfaat metode bercerita menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak. Misalnya melalui media buku
bergambar dapat berfungsi sebagai penggugah kreativitas anak-anak. Melalui media buku
bergambar, guru dapat menyampaikan pesan-pesan, dan pengalamanpengalaman kepada

9
anak-anak. Disamping memperkaya imajinasi anak, media buku bergambar dapat menjadikan
anak-anak merasa belajar sesuatu, tetapi tak merasa digurui.
Adapun langkah langkah pengguaan dalam metode bercerita Dhieni menyebutkan
langkah-langkah penggunaan metode bercerita antara lain:
 tempat duduk atau posisi anak diatur sedemikian rupa supaya anak-anak nyaman
dalam mendengarkan cerita,
 mempersiapkan alat peraga (buku bergambar), di sini anak memperhatikan dalam
menyiapkan alat peraga, supaya anak termotivasi untuk mendengarkan cerita,
 memberikan kesempatan anak untuk memberi judul cerita, sebelum anak-anak
mengetahui judul cerita sebenarnya,
 memberi tahu judul cerita sebenarnya kepada anak,
 bercerita sesuai dengan gambar yang ada pada media,
 anak memperhatikan guru yang mulai bercerita,
 setelah selesai bercerita memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya dan
memberi kesempatan untuk memberi kesimpulan,
 setelah selesai bercerita guru bertanya tentang isi cerita, tokoh dalam cerita, isi
gambar dan memberi kesempatan pada satu atau dua orang anak untuk menceritakan
kembali isi cerita tersebut.4

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
4

(Volume 2 No 1 Tahun 2014)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang
lain dengan alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau
hanya sebuah dongeng yang dikemas dalam bentuk cerita yang dapat didengarkan dengan
rasa menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini, bercerita merupakan salah satu metode
pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis anak
sesuai dengan tahap perkembangannya. Nurgiyantoro berpendapat bahwa bercerita
merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita seseorang
melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat
dipahami oleh orang lain.
Bercerita untuk anak-anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga.
Beberapa teknik alat peraga yang dapat digunakan menurut Mullen , antara lain
a. Read a Story Aloud Story (Buku Cerita)
c. Peraga Gambar
Alat peraga gambar dapat terdiri dari: gambar seri, gambar lepas, dan gambar planel.
Manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak karena
dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru
baginya. Jadi manfaat metode bercerita menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi
sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak. Misalnya melalui media buku
bergambar dapat berfungsi sebagai penggugah kreativitas anak-anak. Melalui media buku
bergambar, guru dapat menyampaikan pesan-pesan, dan pengalamanpengalaman kepada
anak-anak. Disamping memperkaya imajinasi anak, media buku bergambar dapat menjadikan
anak-anak merasa belajar sesuatu, tetapi tak merasa digurui.
B. Saran
Dari penulisan prakarya makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dalam
penulisan dan penyampaian materi kepada para pembacadan pendengar. Oleh karena itu,
kami sebagai penulis makalah ini bisa berharap kepada para pembaca dan pendengar agar
kiranya memberi kritik dan sarannya, bukan maksud hal yang lain melainkan agar makalah
kami ini bisa menjadi lebih baik lagi dalam penulisan ataupun penyampaiannya

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cahayaperdana.com/2019/03/cara-bercerita-dengan-alat-peraga-pada-anak-usia-
dini.html
Madyawati Lilis. 2016. “Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak”. Jakarta: Prenamedia
Group.
File://C://Users/Acer%20ES1/Downloads/38-3339-1-SM%20(1).pdf
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

iii

Anda mungkin juga menyukai