Anda di halaman 1dari 26

MODUL 16

METODOLOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM LBM 2

PENYUSUNAN KUESIONER
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
DENGAN SPSS

Hadi Sarosa
Atina Hussaana
Titiek Sumarawati
Endang Lestari

FK UNISSULA
2021
Semester :4

Modul : Metodologi Penelitian

LBM :2

Topik ketrampilan : Menyusun Kuesioner dan uji Validitas reliabilitas

Kuesioner

A. SASARAN BELAJAR

• Siswa mengetahui kaidah penyusunan alat ukur dan pengumpulan data dengan kuesioner
• Siswa mengetahui jenis-jenis kuesioner dan perbedaannya
• Siswa dapat menguji kehandalan alat ukur kuesioner yang dibuatnya dengan melakukan uji
validitas dan reliabilitas kuesioner
• Siswa dapat menginterpretasikan hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

B. RENCANA PEMBELAJARAN

Waktu praktikum 2 × 50 menit

Panduan Tutor 1. 15 menit pertama tutor mereview alat ukur dan alat
pengumpul data dengan kuesioner, sesuai dengan
penjelasan pada petunjuk praktikum
2. Selanjutnya tutor membimbing mahasiswa dalam
menyusun kuesioner serta melakukan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner tersebut.
Tugas Mahasiswa • Tiap-tiap mahasiswa membawa laptop yang telah
diinstal program SPSS.
• Mahasiswa menyusun kuesioner.
• Mahasiswa mengumpulkan data dengan kuesioner
yang telah disusunnya
• Mahasiswa menguji validitas dan reliabilitas
kuesionernya dengan menggunakan SPSS
• Mahasiswa menginterpretasi hasil uji validitas
reliabilitas kuesionernya

33
C. DASAR TEORI

KUESIONER

Kuesioner adalah salah satu alat ukur yang endasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri
atau self-reports, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Adapun
anggapan-anggapan yang dipegang oleh penyelidik dalam menggunakan metode-metode ini
ialah:

1. Bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyelidik adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh penyelidik.
Karena self-reports lebih menekankan prinsip introspeksi, maka anggapan-anggapan
tersebut mempunyai kelemahan-kelemahan diantaranya adalah:

a. unsur-unsur yang tidak disadari tidak dapat diungkap.


b. besar kemungkinannya jawaban-jawaban dipengaruhi oleh keinginan-keinginan
pribadi.
c. ada hal-hal yang dirasa tidak perlu dinyatakan, misalnya hal-hal yang memalukan atau
yang dipandang tidak penting untuk dikemukakan.
d. Kesulitan merumuskan keadaan diri sendiri ke dalam bahasa.
e. ada kecenderungan untuk mengkonstruksi secara logik unsur-unsur yang dirasa
kurang berhubungan secara logik.
Karena kelarnahan-kelemahan tersebut, kebenaran pernyataan-pernyataan atau jawaban-
jawaban yang diberikan oleh subyek sangat tergantung pada upaya untuk membatasi
kelemahan tersebut. Upaya ini sangat tergantung dari kemampuan peneliti untuk menyusun
kuesioner yang baik, yang tentunya dapat meminimalisir kelemahan-kelemahan yang
mungkin terjadi pada kuesionernya. Selain itu, peneliti harus juga memahami bahwa self -
reports tentang keyakinan, perasaan, motivasi, maupun sikap batin umumnya merupakan
hasil dari proses pengambilan keputusan yang sangat kompleks, sehingga pertimbangan

34
kelugasan bahasa dan latar belakang subjek (seperti kedewasaan, pendidikan, mood,
keseriusan, ketertarikan, dan lain sebagainya) juga perlu menjadi pertimbangan dalam
menyusun kuesioner.

KUESIONER LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

Alat ukur kuesioner biasa disebut juga dengan ANGKET. Suatu kuesioner disebut kuesioner
langsung jika daftar pertanyaannya dikirimkan langsung kepada orang yang ingin dimintai
pendapat, keyakinannya, atau diminta menceriterakan tentang keadaan dirinya sendiri.
Sebaliknya, jika daftar pertanyaan dikirim kepada seseorang yang diminta menceriterakan
tentang keadaan orang lain, kuesioner disebut kuesioner tidak-langsung. Sudah tentu masing-
masing mempunyai kelemahan-kelemahan dan keuntungan, tergantung kepada isi persoalan
p
yang ditanyakan, kesediaan rang yang menjawabnya, serta kebenaran keterangan-
keterangan yang diberikan.

Menurut jenis penyusunan items-nya kuesioner dapat dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu (1) kuesioner tipe Isian, dan (2) kuesioner tipe pilihan.

KUESIONER TIPE ISIAN

Semua persoalan yang diajukan dalam kuesioner kita sebut saja items. Item mungki n
diajukan dalam bentuk pertanyaan atau permintaan komentar terhadap suatu kejadian atau
keadaan. Respondent (orang yang memberi jawaban terhadap pertanyaan atau permintaan
dalam kuesioner) boleti dan dapat memberikan jawabannya secara bebas terhadap tiap-tiap
item. Item yang memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada respondent ini disebut open
end item dan kuesioner yang berisi open end item itu biasa disebut dengan disebut open form
questionnaire. Kuesioner jenis ini memberikan kesempatan kepada responden untuk
memberikan pendapatnya secara bebas. Namun demikian, ada juga kuesioner terbuka yang
memberikan ruang jawab yang sangat terbatas kepada responden, yang hanya diperuntuk kan
mengisikan data-data yang dibutuhkan saja. Jenis kuesioner ini disebut dengan supply type
item. Jenis kuesioner ini sesungguhnya sudah termasuk dalam kategori closed form
questionnaire.

35
Contoh kuesioner bentuk terbuka—open end item

Bagaimana pendapat saudara jika:

1. Golongan mengengah kebawah berhak mendapatkan pelayanan pengobatan gratis


……………………………………………….………………………………………….
2. Penjual obat kadaluarsa wajib dihukum seberat-beratnya karena menipu dan
membahayakan orang lain.
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….

3. Semua pengusaha diberi kesempatan sebebas-bebasnya bersaingan untuk memberi


harga yang semurah-murahnya kepada masarakat?
Dll.

Jawaban bebas, atau free response, memungkinkan penyelidik untuk menyelidiki perasaan,
pendapat, atau latar belakang respondent secara luas. Dari pendapat-pendapat para
responden, peneliti kemudian menganalisis dan melaporkannya secara deskriptif. Jenis
kuesioner ini tepat untuk penelitian-penelitian kualitatif.

Contoh kuesioner Supply type—closed form item

1. Apa yang menjadi hobby saudara?

2. Penyakit apa yang paling saudara takuti?


3. Berapa lama saudara tinggal bersama-sarna dengan orang tua setelah saudara kawin? ...
4. Banyak adik yang masih hidup?
5. Pekerjaan saudara sekarang?
Dan sebagainya, dsb

Kelemahan-kelemahan kuesioner isian adalah:

1) Respondent mungkin merasa enggan memberikan jawaban yang lengkap sehingga hanya
beberapa hal saja yang dapat diselidiki darinya.
2) Besar kemungkinannya respondent tidak mencantumkan hal-hal yang sebenarnya yang
sesungguhnya sangat diperlukan bagi peneliti, bukan karena dia tidak tahu, tetapi sematamata

36
karena hal itu dia pandang tidak penting atau lupa mencantumkannya.
3) Analisis komparatif terhadap hasil-hasil jawaban yang tidak tertentu atau beragam adalah jauh
lebih sulit jika dibandingkan dengan analisis komparatif hasil-hasil jawaban yang seragam

KUESIONER TIPE PILIHAN

Item kuesioner tipe pilihan hanya meminta respondent untuk memilih salah satu jawaban
atau lebih dari sekian banyak jawaban-jawaban (alternatif) yang sudah disediakan. Sebagian
jawaban diberikan dalam bentuk force choice, yaitu bentuk pilihan dengan dua alternatif, misalnya
alternatif "ya" atau "tidak," "setuju" atau "tidak setuju"; "boleh" atau "tidak boleh"; dan semacamnya.
Sebagian lagi mungkin diberikan dalam bentuk multiple c h o i c e , yaitu bentuk pilihan dengan
tiga, empat atau lebih alternative jawaban, misalnya alternatif "ya," "tidak tabu,"tidak"; "setuju
sekali," "setuju," "kurang setuju," "sama sekali tidak. setuju," dan semacamnya. Campuran antara
kedua bentuk ini juga kerapkali kita jumpai dalam satu kuesioner .

Item tipe pilihan pada umumnya jauh lebih menarik bagi responden dibandingkan dengan
kuesioner tipe lain, terutama karena kemudahannya dalam memberikan jawaban dan jauh lebih
singkat waktunya untuk menjawab. Kesulitan utama justru dialami oleh peneliti dalam menyusun
pertanyaan-pertanyaan atau statement tertentu. Untuk menjaga obyektifitas jawaban-jawaban,
maka pertanyaan-pertanyaan dan statemen-statemen itu harus disusun sedemikian rupa sehingga
bagi respondent pertanyaan-pertanyaan dan statememen itu tidak mempunyai arti yang beragam
dan ambigu. Ini bukan pekerjaan yang mudah bagi penyusun kuesioner. Sebagai contoh, ika perta-
nyaan dan statemen harus mennggambarkan bahwa dia menginginkan jawaban yang digolongkan
ke dalam "ya" dan "tidak" saja, maka kemungkinan-kemungkinan jawaban di tengah-tengah harus
sedapat mungkin dihindarkan.

Baik item tipe pilihan bentuk force choice maupun bentuk multiple choice, dapat digunakan
untuk menyelidiki fakta-fakta obyektif (fact finding) maupun untuk menyelidiki fakta-fakta
subyektif (pendapat, keyikinan dll.). Beberapa contoh item bentuk force choice adalah sebagai
berikut:

37
U n t u k F A C T F I N D IN G

1. Status jabatan Anda?


0) dokter tetap RS
1) dokter tidak tetap RS
2. Jenis kelamin Anda?
0) Laki-laki
1) perempuan
3. Apakah saudara bekerja lebih dari satu RS?
0) Ya
1) Tidak
4. Pernahkan Anda mengikuti kursus ACLS?
0) belum pernah
1) pernah
5. dll.

.
Untuk menyelidiki PENDAPAT
1. Apakah saudara merasa nyaman bekerja di tempat Anda bekerja sekarang?
(0 ) Tidak
(1 ). ya
2. Apakah Anda dapat berkomunikasi dengan baik kepada staf administrasi RS?
(0 ) kurang baik

( 1) cukup baik
(2) baik
3. Apakah Anda dapat berkomunikasi dengan baik kepada perawat?
(0 ) kurang baik

( 1) cukup baik
(2) baik
4. Apakah Anda dapat berkomunikasi dengan baik kepada staf laboratorium RS?
(0 ) kurang baik

( 1) cukup baik
(2) baik
5. Apakah Anda dapat berkomunikasi dengan baik kepada dokter umum di RS?
(0 ) kurang baik

( 1) cukup baik
(2) baik
6. Apakah Anda dapat berkomunikasi dengan baik kepada dokter Spesialis di RS?
(0 ) kurang baik

( 1) cukup baik
(2) baik
7. Apakah sejawat Anda di RS memberikan support untuk kemajuan karir dan ketrampilan
Anda?
(0 ) kurang baik

38
( 1) cukup baik
(2) baik
8. Apakah Anda merasa tugas Anda sekarang terlalu berat?
(0 ) Tidak

(1 ). Ya

Perlu diketahui bahwa bentuk pertanyaan dengan menggunakan forced choice maupun multiple
choice untuk menyelidiki pendapat responden ini masih banyak kelemahannya, karena masih
terdapat kemungkinan bias bagi responden untuk memberikan jawababan, misalnya tidak ada
kejelasan mengenai criteria “baik”, “cukup baik” dan “kurang baik” dalam berkomunikasi.
Responden diberi kesempatan untuk menetapkan criteria tersebut secara mandiri dan menilai
dirinya berdasarkan criteria yang dibuatnya tersebut. Hal ini memungkinkan terjadinya bias dalam
penelitian, karena kemungkinan akan terjadi penetapan criteria yang berbeda-beda. Pengisian
kuesioner tipe ini, sebaiknya tidak dilakukan secara mandiri oleh responden. Sebaiknya peneliti
memimpin /membimbing responden dalam mengisi kuesioner (dengan memberikan penjelasan-
penjelasan tambahan), atau kuesiner diisi berdasarkan hasil interview antara peneliti dan
responden, setelah peneliti menetapkan criteria “baik”, “cukup baik” dan “kurang baik” tersebut.

MENYUSUN PERTANYAAN-PERTANYAAN PENAPISAN

Jika dalam desain penelitian yang disusun oleh peneliti mengharuskan peneliti untuk melakukan
ekslusi sampel, mekanisme pemilihan subjek yang diekslusi dapat dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Sebagai contoh, dalam penelitian mengenai pengaruh pemberian zink
terhadap lama menderita ISPA pada anak diketahui dari kajian teori bahwa status gizi, sosial
ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, juga berpengaruh pada lama menderita ISPA. Agar
dalam penelitian tersebut lama menderita ISPA benar-benar hanya dipengaruhi oleh pemberian
zink, maka peneliti harus menyingkirkan variabel luar tersebut, atau disebut dengan eksklusi dan
inklusi.
Kuesioner dapat dipergunakan untuk keperluan meng-homogen-kan sampel. Untuk kasus di atas,
misalnya, peneliti menetapkan untuk menginklusi subjek yang berasal dari kelompok ekonomi
menengah, status gizi baik, dan pendidikan orang tua SMA, maka selain yang memiliki kriteria
tersebut akan diekslusi. Untuk keperluan itu, peneliti dapat menyebarkan kuesioner penapisan.
Sebagai contoh, untuk mengetahui subjek berasal dari kelompok ekonomi tertentu, biasanya
pertanyaan yang diajukan adalah gaji. Oleh karena itu peneliti harus mengetahui berapa kisaran

39
gaji keluarga dengan ekonomi menengah (misalnya 2 juta). Karena peneliti menginginkan
kelompok ini lah yang menjadi subkejnya dan mengekslusi kelompok lain, maka mereka yang
menjawab selain pilihan 2 juta tidak diambil sebagai subjek. Demikian halnya dengan pendidikan
orang tua, karena peneliti memilih yang diambil sebagai subjek penelitian adalah anak yang
memiliki orang tua berpendidikan SMA, maka mereka memiliki pendidikan selain SMA akan
diekslusi atau dikeluarkan dan tidak diambil sebagai sampel penelitian.

MENYUSUN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER:

Dalam menyusun petunjuk-petunjuk untuk menjawab pertanyaan pertanyaan perlu


diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Petunjuk harus sesingkat-singkatnya, tetapi selengkap-lengkapnya. Petunjuk yang terlalu


panjang memungkinkan kebingungan yang salah tafsir, atau rasa acuh tak acuh.
2. Kecuali singkat, petunjuk harus jelas. Hindarkan kata-kata yang kabur makna, kata-kata
asing, atau kata-kata politik.
3. Apa yang perlu ditonjolkan, tonjolkan dengan huruf-huruf besar, kata-kata yang digaris
di bawahnya, atau gunakan huruf tebal.
4. Berilah petunjuk baru tiap-tiap kali jawaban yang diinginkan berlainan sekali dengan
tipe jawaban sebelumnya.
5. Jika dirasa perlu untuk memberikan contoh, berilah satu dua contoh mengenai bagaimana
cara menjawabnya. Dalam hal ini perlu diingat bahwa contoh itu sendiri jangan sampai
menimbulkan semacam saran atau asugesti sehingga menimbulkan jawaban-jawaban yang
stereotipik atau searah.

INFORMED CONSENT

Dalam penelitian kedokteran, informed consent wajib disampaikan kepada responden untuk
memberikan kejelasan mengenai untuk keperluan apakah kuesioner tersebut dibagikan, dan
bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan. Setelah mengetahui kepentingan pengisian
kuesioner, responden juga diberikan kesempatan memilih untuk terlibat (bersedia menjadi
responden) atau tidak terlibat (tidak bersedia menjadi responden) dalam penelitian yang akan
dilakukan.
Contoh bentuk informed consent:

40
Assalamualaikum WrWb,

Saya, ………………………. dari FK Unissula ditugaskan untuk melakukan pengumpulan data


tentang beberapa faktor yang berkaitan dengan perilaku menyusui ekslusif di kelurahan Sendang
Mulyo Semarang.

Tujuan akhir penelitian ini adalah diketahui berbagai factor yang, berkaitan dengan perilaku
menyusui ekslusif di kelurahan Sendang Mulyo Semarang.

Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan dengan
perilaku menyusui ekslusif di kelurahan Sendang Mulyo Semarang.

Pada penelitian ini tidak akan dilakukan tindakan medis ataupun pengobatan apapun. Anda hanya
akan diminta untuk mengisi kuesioner hal-ikhwal subjek yang berkaitan jati diri, usia, pekerjaan,
pendidikan, jumlah anak, perilaku menyusui eklusif dan serta beberapa pertanyaan yang terdapat
dalam kuesioner terkait dengan sikap Anda selama menyusui bayi Anda.

Pada penelitian ini tidak akan ada tindakan medis, dan Anda tidak akan dibebani biaya apapun
untuk keperluan penelitian ini. Di samping itu setiap waktu Anda dapat menghentikan
keikutsertaan pengisian kuesioner dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan apapun dan dari
siapapun juga.

Semua keterangan atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diperlakukan
sebagai rahasia.

Silakan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan tata cara penelitian ini. Kami mohon Anda
memberikan persetujuan tertulis tentang kesediaan Anda untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Anda dapat menanda-tangani formulir ini jika setuju untuk ikut penelitian ini.

Terima kasih banyak atas bantuan dan kerja sama Anda.

Wassalamu’alaiku Wr. Wb.,

Hormat Saya,

……………..

Informed consent seperti pada contoh di atas merupakan prasyarat yang harus dilampirkan pada
surat permohonan kaji etik (ethical clearance) dari komite etik Fakultas kedokteran yang
bersangkutan.

41
Contoh Surat permohonan Kaji Etik (ethical clearance) yang dikirim kepada komite etik Fakultas
Kedokteran adalah sebagai berikut:

PANITIA TETAP ETIK PENELITIAN KEDOKTERAN/KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG/ RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

FORMULIR ETIK PENELITIAN KEDOKTERAN/KESEHATAN

Nomer Pengajuan: ………………………………..

1. Peneliti ...............................................................
Departemen /Bagian ....................

Multisenter: ya tidak

2. Judul Penelitian:
Analisis Prediktor sikap menyusui ekslusif ibu di Kelurahan Tanah Air Kecamatan Tumpah Darah

3. Subyek: penderita X non-penderita * hewan

Jumlah subyek: 205 orang


Keterangan:
* Subyek non-penderita adalah subyek penelitian yang tidak mendapat manfaat langsung (baik dari segi terapeutik
maupun diagnostik) dari penelitian yang dilakukan atas dirinya.

4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk tiap subyek:


3 bulan

5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup obyektif/tujuan penelitian, manfaat/relevansi dari hasil
penelitian dan alasan/motivasi untuk melakukan penelitian (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh orang
yang bukan dokter).

Tujuan penelitian ini adalah:


Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyusui ekslusif ibu-ibu di kelurahan
Tanah Air kecamatan Tumpah Darah
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan gunakan sebagai bahan edukasi dan penyuluhan kepada
masyarakat guna meningkatkan kesadaran ibu untuk melakukan pemberian asi ekslusif.

6. Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mungkin akan dihadapi):
Penelitian ini mengeksplorasi pendapat rensponden, sehingga responden perlu dijaga kerahasiaannya.

42
7. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah percobaan pada hewan sudah dilakukan? Bila belum
sebutkan alasan untuk memulai penelitian ini langsung pada manusia.
Tidak pernah dilakukan pada hewan.

8. Prosedur eksperimen (frekuensi, interval dan jumlah total segala tindakan invasif yang akan dilakukan, dosis dan
cara pemberian obat, isotop, radiasi atau tindakan lain):
Penelitian ini adalah penelitian observasional.

9. Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara-cara untuk mencegah atau
mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan lain):

10. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang hendak diterapkan:
Penelitian lain serupa telah dilakukan di beberapa negara.

11. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk subyek yang
bersangkutan, uraikan manfaat itu:
❖ Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian asi ekslusif pada bayi
❖ Mengubah persepsi ibu dalam memberikan asi ekslusif pada bayinya
❖ Mengubah perilaku ibu dalam memberikan asi ekslusif pada bayinya

12. Bagaimana cara memilih penderita/sukarelawan sehat?


Sampel dipilih secara randon dari populasi ibu-ibu di kelurahan Tanah Air Kecamatan Tumpah Darah

13. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan hubungan antara peneliti utama dengan subyek
yang diteliti:
Peneliti sebagai observer dan ibu-ibu di kelurahan Tanah Air Kecamatan Tumpah Darah sebagai
responden

14. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter yang bertanggung jawab
merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan cara pengecekan kesehatannya.

15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan komplikasi yang ada.
Kuesioner dipergunakan untuk mengumpulkan data yang diisi sendiri oleh responden

16. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, jelaskan bagaimana cara memberitahu dan mengajak
subyek (lampirkan contoh surat persetujuan penderita dan rincian informasi yang akan diberikan kepada subyek
penelitian). Bila pemberitahuan dan kesediaan subyek bersifat lisan, atau bila karena sesuatu hal penderita tidak
dapat atau tidak perlu dimintakan persetujuan, berilah alasan yang kuat untuk itu.
Menurut formulir terlampir
17. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek dapat ganti rugi bila ada gejala efek samping?
Berapa banyak?
Penelitian ini adalah penelitian observasional
18. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek diasuransikan?

 Ya X Tidak

43
19. Nama dan alamat tim peneliti dan sponsor:

Nama Alamat Telepon

Peneliti utama Bagian 3901814

Ketua Program Studi Prof. DR. …….. Bagian 3901814


Pendidikan Kedokteran

Sponsor -

Tempat Penelitian: Desa Tanah Air Kecamatan Tumpah Darah

20. Data berikut diisi bila penelitian ini menyangkut uji klinik obat. (Tidak menggunakan obat)

Obat yang diuji Obat pembanding

Nama dagang ...................... ... ......................

Nama generik
Rumus kimia
Kelas farmakologik ......................
Bentuk sediaan dan ...................... ... ......................
kekuatan

Nomor pendaftaran untuk


sediaan tsb.
Komposisi preparat
Struktur kimia zat aktif

44
MENYUSUN ITEM KUESIONER

Item yang baik dalam kuesioner sama pentingnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dalam
interviu atau penglihatan yang tajam dalam observasi. Pertanyaan-pertanyaan adalah alat untuk
memancing response. Jika alat ini sendiri sudah keruh, akan sama halnya dengan mikroskop yang
keruh untuk memeriksa sel-sel atau bakreri-bakteri. Untuk menghindari hal-hal semacam ini
diperhatikan petunjuk-petunjuk penyusunan item di bawah ini:
1. Gunakan kata-kata yang tidak rangkap artinya.
2. Susun kalimat yang sederhana dan jelas.
3. Hindari pemasukkan kata-kata yang tidak ada gunanya.
4. Hindari pemasukkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.
5. Masukkan semua kemungkinan jawaban agar pilihan jawaban mempunyai dasar yang
beralasan, tetapi hindari pengkhususan yang tidak esensial, baik dalam pertanyaannya,
maupun dalam jawabannya.
6. Perhatikan. Item yang dimasukkan harus diterapkan pada situasi dari kaca mata respondent.
7. Hindari menanyakan pendapat respondent, kecuali jika pendapat itulah yang hendak
diselidiki. Ini sangat perlu untuk menghindari kekaburan mana yang real facts (fakta-
fakta sebagaimana apa adanya) dan mana yang ideal facts (fakta-fakta tentang pendapat,
keyakinan, atau keinginan pribadi respondent.
8. Hindari kata-kata yang terlalu kuat (suggestif, menggiring) dan yang terlalu lemah (tidak
merangsang). Kata-kata yang menggiring akan mendorong respondent untuk keluar dari
pagar fakta-fakta. Kata-kata yang lemah tidak dapat memancing response yang adekuat.
9. Susun pertanyaan-pertanyaan yang tidak memaksa respondent menjawab yang tidak
sebenarnya karena takut akan tekanan-tekanan social
10. Hindari membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan multiple response
bila hanya satu jawaban yang diinginkan.
11. Jika mungkin susunlah pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa sehingga dapat dijawab
dengan. hanya memberi tanda silang atau tanda-tanda checking lainnya
12. Pertanyaanan-pertanyaan harus diajukan sedemikian rupa sehingga dapat membebaskan
respondent dari berfikir terlalu kompleks.
13. Hinndari kata-kata yang sentimental, seperti dungu, budak, proletar, diktator, kurang ajar,
dsb. sekiranya ada kata-kata lain yang lebih sopan dan netral

45
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KUESIONER MENGENAI PENDAPAT DAN
ATAU SIKAP

1. Berdasarkan kajian teori, tetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan anda eksplorasi dari
responden, yang menggambarkan pendapat, sikap atau perilakunya mengenai sesuatu.
Contoh:
Peneliti akan melakukan penelitian mengani factor-faktor yang mempengaruhi perilaku
menyusui ekslusif ibu di daerah X. Diketahui variable bebas yang akan dilihat pengaruhnya
terhadap perilaku menyusui adalah umur responden, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, dan
sikap menyusui. Variabel sikap menyusui ditetapkan dengan “negative” dan “positif”
diketahui berdasarkan 4 (empat) pertanyaan: (a) segera memberikan asi setelah bayi lahir, (b)
memberi kolostrum (c) 4 bulan hanya diberi asi tanpa PASI, (d) asi diberikan sampai 2 tahun.
Penetapan pertanyaan-pertanyaan tersebut ditentukan berdasarkan teori.
2. memberikan koding pada masing-masing jawaban yang disediakan. Misalnya:
variable latar belakang ibu yang akan dieksplorasi, yang umumnya dapat diketahui dari definisi
operasional variable pada proposal penelitian:
variabel Definisi Operasional skala Hasil ukur
menyusui Perilaku menyusui ibu selama 4 bulan nominal 0= non ekslusif
1= ekslusif
umur Umur ibu yang dihitung dari ulang tahun nominal 0 = > 30 thn
terakhir 1 = < 30 thn
pendidikan Pencapaian tingkat pendidikan formal yang ordinal 0 = SD
telah diselesaikan 1 = SMP
2 = SMA
3 = PT
pekerjaan Status kegiatan ibu yang menghasilkan nominal 0 = bekerja
pendapatan 1 = tidak bekerja
Jumlah anak Jumlah anak kandung yang telah dilahirkan nominal 0=>2
1=<2
Sikap Sikap responden terhadap kegiatan nominal 0 = negative (skor
menyusui menyusui ekslusif yang dikukur dari 4 total < median)
ekslusif pertanyaan: (a) sikap segara memberi asi 1 = positif (skor
sesaat bayi lahir (b) sikap memberi total > median
kolostrum, (c) sikap 4 bulan hanya memberi
asi, (d) sikap asi diberikan sampai 2 tahun.

Koding “0” dan “1” tersebut ditetapkan berdasarkan teori dan asumsi. Jika menyusui “non
ekslusif” sebagai masalah, maka variasi variable yang berpotensi menyebabkan terjadinya

46
menyusui non ekslusif diberi koding yang lebih besar. Pada contoh di atas, variable pendidikan
kemungkinan dapat juga dikoding terbalik (SD dengan koding 3, SMP= 2, SMA= 1, dan PT=0)
karena diasumsikan, pendidikan rendah membawa berakibat ibu kurang mengetahui pentingnya
asi ekslusif. Meskipun demikian, walaupun pendidkan tinggi memberikan dampak pada tingginya
kesadaran untuk memberi asi ekslusif, namun pada umumnya ibu berpendidikan tinggi berperan
sebagai wanita karier yang bekerja, sehingga tidak memberi kesematan kepadanya untuk
memberikan asi ekslusif sehingga susunan koding seperti pada rumusan definisi operasional
tersebut dapat diterima.

3. Memberikan skor pada variable yang harus diketahui dari beberapa pertanyaan, seperti pada
variable sikap menyusui di atas, dan memberikan range berdasarkan variasi yang diinginkan.
Pada contoh di atas, variasi variable yang dikehendaki oleh peneliti pada sikap menyusui hanya
2, yakni positif dan negative. Oleh karena itu, nilai total yang dikumpulkan dari 4 pertanyaan
tersebut juga hanya di bagi ke dalam 2 range. Cara penetapan skala dapat menggunakan
(a) cara mutlak, misalnya dengan menghitung total nilai yang harus diperoleh kemudian
membagi 2 (untuk range 2). Contoh, pada kasus di atas, dari kuesioner sikap menyusui
terdapat 4 pertanyaan:
Apakah anda segera memberi asi sesaat bayi lahir:
(1) tidak
(2) ya
Apakah anda memberikan kolostrum (air asi yang pertama kali keluar) kepada bayi anda?
(1) tidak
(2) ya
Apakah selama 4 bulan pertama Anda hanya memberikan asi kepada bayi Anda?
(1) tidak
(2) ya
Apakah Anda memberikan asi selama 2 tahun kepada bayi Anda?
(1) tidak
(2) ya

Dari keempat pertanyaan tersebut, skor maksimal adalah 8. jika akan menggunakan nilai
mutlak, maka criteria “positif” ditetapkan dari nilai 5-8 dan criteria “negative” ditetapkan
dari nilai 1-4.
Jika akan ditetapkan 3 kriteria, maka penilaiannya misalnya: ≤ 3 = kurang baik, 4-6= baik
dan ≥ 7 = baik.
Jika akan membagi criteria berdasarkan nilai yang diperoleh pada kelompok tersebut,

47
maka dapat dilakukan berdasarkan median ( > median atau < median), atau berdasarkan
mean dan standar deviasi (SD), misalnya jika akan dibagi menjadi kriteria (kurang, sedang,
baik) maka agar berdistribusi normal, pembagiannya adalah:
Mean – 3 + Standar deviasi = “kurang”
Mean + 1 + standar deviasi = “sedang”
Mean + 3 + standar deviasi = “ baik”

Jika akan membagi standar menjadi 5 kriteria (kurang sekali, kurang, sedang, baik, baik
sekali) maka pembagiannya adalah:
Mean – 3 + Standar deviasi = “kurang sekali”
Mean – 2 +standar deviasi = “kurang”
Mean + 1 + standar deviasi = “sedang”
Mean + 2 + standar deviasi = “baik”
Mean + 3 + standar deviasi = “ baik sekali”

R E L I A B I L I T A S DAN V A L I D I T A S

Salah satu masalah dalam suatu penelitian adalah bagaimana data yang diperoleh adalah
objektif dan akurat. Hal ini sangat penting dalam penelitian karena kesimpulan penelitian hanya akan
dapat dipercaya bila didasarkan pada informasi yang juga dapat dipercaya (akurat). Data yang kita
kumpulkan tidak akan berguna bilamana alat pengukur yang digunakan untuk mengumpikan data
penelitian tersebut tidak mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi.

VALIDITAS

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Misalnya bila seorang akan mengukur
cincin, maka dia harus menggunakan timbangan emas. Bila seseorang ingin menimbang berat
badan, maka dia harus menggunakan timbangan badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa timbangan
emas valid untuk mengukur cincin, tapi timbangan emas tidak valid untuk menimbang berat badan.

RELIABILITAS

48
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat pengukur
yang sama. Misalkan seseorang ingin mengukur jarak dari satu tempat ke tempat lain dengan
rnenggunakan dua jenis alat ukur. Alat ukur pertama dengan metean yang dibuat dari logam,
sedangkan alat ukur kedua dengan menghitung langkah kaki. Pengukuran yang dilakukan dengan
meteran logam akan mendapatkan hasil yang sama jika pengukurannya diulang dua kali atau lebih.
Sebaliknya pengukuran yang dilakukan dengan langkah kaki, besar kemungkinan akan didapatkan
hasil yang berbeda kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Dari ilustrasi ini berarti meteran
Iogam lebih reliable dibandingkan langkah kaki untuk mengukur jarak.

CARA MENGUKUR VALIDITAS


Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam hal ini kuesioner) dilakukan dengan cara
melakukan korelasi antar skor masing-masing variable dengan skor totalnya. Suatu varlabel
(pertanyaan) dikatakan valid bila skor variable tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor
totalnya. Teknik korelasi yang digunakan Korelasi pearson product moment (r).

Bila r hitung lebih besar dari r table maka Ho ditolak, artinya variable valid
Bila r hitung lebih kecil dari r table maka Ho gagal ditolak, artinya variable tidak valid (cara
menggunakan SPSS untuk menilai validitas kuesioner akan dipelajari lebih lanjut)
CARA MENGUKUR RELIABILITAS
Pertanyaan dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Jadi jika misalnya responden menjawab "tidak setuju" terhadap
perilaku merokok dapat mempertinggi kepercayaan diri, maka jika beberapa waktu kemudian ia
ditanya lagi untuk hal yang sama, maka ia seharusnya tetap konsisten pada jawaban semula,
yaitu tidak setuju.

Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dua cara:

b. Repeated Measure atau ukur ulang. Pertanyaan ditanyakan pada responden berulang
pada waktu yang berbeda (misalnya sebulan kemudian), dan kemudian dilihat apakah
tetap konsisten dengan jawabanya.

49
c. One shot atau diukur sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan model pertanyaan lain. Pada umumnya pengukuran
one shot dilakukan dengan beberapa pertanyaan.
Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitasnya terlebih dahulu, jika pertanyaan
tersebut tidak valid, maka pertnyaan tersebut dibuang atau diperbaiki dan diujikan ulang. Setelah
semua valid, baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.

Lakukan uji validitas terhadap kuesioner untuk mengetahui tingkat stress pada mahasiswa FK
Unissula.
1. apakah anda sering terpaksa belajar lembur?
(1) tidak pernah (2) kadang-kadang (3) sering (4) selalu
2. menurut anda apakah dalam hidup ini perlu bersaing?
(1) tidak (2) kadang-kadang (3) perlu (4) selalu
3. apakah anda mudah marah dengan diri sendiri maupun dengan orang lain?
(1) tidak pernah (2) kadang-kadang (3) sering (4) selalu
4. Apakah anda sering mengalami konflik dengan orang-orang serumah?
(1) tidak pernah (2) kadang-kadang (3) sering (4) selalu
5. Apakah Anda sering konflik dengan teman se kost?
(1) tidak pernah (2) kadang-kadang (3) sering (4) selalu
Setelah diujicobakan pada 20 responden, hasilnya adalah sebagai berikut:

Responden Pertanyaan1 Pertanyaan2 Pertanyaan3 Pertanyaan4 Pertanyaan5


1 4 3 4 4 4
2 1 1 1 1 1
3 1 2 1 1 1
4 4 4 3 4 4
5 2 4 2 2 2
6 3 3 3 3 3
7 4 1 4 4 4
8 1 1 1 1 1
9 3 3 3 3 3
10 2 3 2 2 2
11 1 1 1 1 1
12 2 2 2 2 2
13 4 2 4 3 4
14 3 1 3 3 3
15 2 3 2 2 2
16 3 3 3 3 3
17 4 1 4 4 4
18 1 1 1 1 1

50
19 3 3 3 3 3
20 2 3 2 2 2
Pertanyaan :

1. Ujialah validitas kuesioner di atas


2. Telusuri lebih lanjut pertanyaan mana saja yang kurang baik untuk mengukur stress?
3. Ujilah reliabilitas kuesioner tersebut!

CARA MENGENTRI DATA STATISTIK

1. BUKA FILE SPSS


Klik variable view, kemudian isikan: pertanyaan1 pada kolom NAME, kemudian pada kolom
VALUES,

klik blok hitam di none, hingga muncul tampilan di atas. kemudian isikan 1 pada kolom value,
tidak pernah pada value label. Kemudian klik add. Lakukan selanjutnya untuk 2 (kadang-kadang)
3( sering) dan 4 (selalu). Kemudian klik OK.

Lanjutkan entri pertanyaan2, pertanyaan3, pertanyaan 4, dan pertanyaan5 pada NAME, kemudian
lakukan hal serupa pada VALUES.

Selanjutnya klik data view, maka akan muncul kolom pertanyaan 1 sampai dengan 5, kemudian
isikan data:

51
Untuk melihat value label, klik view lalu value label, maka akn muncul value dari koding tersebut,
seperti:

Setelah data dientry, kemudian, untuk menentukan validitas dan reliabilitas kuesioner, ikuti
langkah-langkah berikut:

Klik Analyze, pilih scale, klik reliability analysis:

52
Akan muncul tampilan sebagai berikut:

Pindahkan variable pertanyaan1 sd pertanyaan5 ke items dengan mengklik panah kecil di tengah
(ditunjuk oleh tanda panah). Maka pertanyaan akan bergeser ke kolom items. Klik list item labels
dan pilih model: alpha. Selanjutnya klik statistic, maka akan muncul tampilan:

53
Klik pada kolom descriptive: item, scale if item deleted. Pda kolom inter item, klik correlation
dan tinggalkan lainnya, kemudian klik continue, lalu klik OK, maka akan muncul tampilan output
statistic sebagai berikut:

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Tabel hasil di atas menunjukkan jumlah sample 20, dan tidak ada data yang terkslusi selama
analisis data.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.922 .919 5

Tabel di atas menunjukkan reliabilitas kuesioner, yakni nilai alpha cronbach= 0,922. Kuesioner
dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik jika nilai cronbach alphanya ≥ 0.70

Inter-Item Correlation Matrix

pertanyaan1 pertanyaan2 pertanyaan3 pertanyaan4 pertanyaan5


pertanyaan1 1.000 .279 .981 .981 1.000
pertanyaan2 .279 1.000 .213 .302 .279
pertanyaan3 .981 .213 1.000 .956 .981
pertanyaan4 .981 .302 .956 1.000 .981
pertanyaan5 1.000 .279 .981 .981 1.000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
.

Tabel di tas menunjukkan korelasi antara item satu dengan lainnya. Semakin tinggi korelasi sebuah
item dengan item lain, maka semakin baik item tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
korelasi Item pertanyaan 2 dengan item-item lain cenderung lemah. Ini merupakan salah satu

54
indikasi bahwa item petanyaan 2 tidak valid. Meskipun demikian, untuk mengetahui validitas item
tersebut secara pasti, dapat dilihat dari hasil pada table di bawah:

Item-Total Statistics

Scale Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
pertanyaan1 9.6500 14.029 .962 . .870
pertanyaan2 9.9000 19.884 .270 . .995
pertanyaan3 9.7000 14.642 .922 . .879
pertanyaan4 9.7000 14.432 .954 . .873
pertanyaan5 9.6500 14.029 .962 . .870

Validitas tiap item dapat dilihat dari nilai pada kolom corrected item- total correlation. Jika nilai
pada kolom tersebut lebih besar dari pada nilai r table untuk N=20, maka item pertanyaan
dinyatakan valid. Pada contoh di atas, r table/r kritis (nilai r kritis dapat dilihat pada table r di buku-
buku statistic) untuk N=20 adalah 0.444, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertanyaan1= valid, pertanyaan2 = tidak valid, pertanyaan3 = valid, pertanyaan4 = valid dan
pertanyaan5 = valid. Jika pertanyaan2 dihilangkan, maka nilai cronbach alpha menjadi 0.995.

TUGAS UNTUK MAHASISWA

BAGILAH KELAS MENJADI 2 KELOMPOK.

TUGAS UNTUK KELOMPOK 1.

Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh berbagai factor latar belakang ibu terhadap pemilihan
alat kontrasepsi. Untuk keperluan tersebut, peneliti membutuhkan kuesioner mengenai berbagai
latar belakang ibu yang berpotensi mempengaruhi pilihan alat kontrasepsi seperti: pendidikan,
pengetahuan mengenai alat kontrasepsi, kepuasan terhadap layanan bidan yang memberi layanan
kontrasepsi, social ekonomi, kemudahan dan keterjangkauan harga alat kontrasepsi dan kuesioner
mengenai pilihan alat kontrasepsi. Susunlah kuesioner tersebut dengan baik. Presentasikan
kuesioner Anda. Selanjutnya, mintalah kelompok 2 mengisi kuesioner anda hingga didapatkan 30
sampel. Ujilah kuesioner anda berdasarkan data yang telah anda peroleh tersebut.

TUGAS UNTUK KELOMPOK 2

55
Seorang peneliti ingin meneliti factor-faktor pada ibu yang berpengaruh terhadap kehadiran di
pos yandu Balita di desa Sukamaju, seperti pendidikan, pekerjaan, jumlah anak balita, dan
pengetahuan mengenai posyandu, jarak rumah, kepuasan terhadap layanan kader dan petugas
posyandu, fasilitas. Susunlah kuesioner untuk menggali keseluruhan informasi tersebut. Ujilah
validitas inventori pengetahuan ibu mengenai pos yandu balita serta inventori kepuasan pelayanan
petugas kesehatan di posyandu tersebut dengan mengumpulkan data dari 30 sampel.

Selamat belajar. ………………..

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Saifudin, Reliabilitas dan Validitas, 1997


2. Hadi, Sutrisno , Metodologi Penelitian, 1983
3. Ali Saukah, 2000, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi IV, Universitas Negeri Malang.

Lampiran Tabel R

56
57

Anda mungkin juga menyukai