Anda di halaman 1dari 12

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE TERHADAP


EFFORT BEHAVIOR DAN SERVICE SABOTAGE DENGAN
DEPRIVASI RELATIF SEBAGAI PEMEDIASI PADA
KARYAWAN FRONTLINER HOTEL DI BANDA ACEH
VERA RAWINDA1, SOFYAN IDRIS2
1)
Mahasiwa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
2)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Syiah Kuala
1)
e-mail: vrawinda@yahoo.com

Abstract: This study aims to determine the effect of leader-member exchange on effort
behavior and service sabotage with relative deprivation as a mediator. Empirical study
was conducted on frontline employees in three-star hotel in Banda Aceh using
questionnaires as research instruments, in which the sample in this study is 113
respondents. Probability Sampling is used as sampling technique with Simple Random
Sampling method. The Hierarchical Linear Modeling (HLM) method was used as a data
analysis method using the IBM SPSS 20 software. The results of this study indicate that the
leader-member exchange have a positive and significant effect on effort behavior and
service sabotage and relative deprivation. Relative deprivation has positive and significant
influence on service sabotage. In addition to the results obtained that relative deprivation
mediate the positive influence of leader-member exchange on effort behavior and service
sabotage.
Keywords: Leader-Member Exchange, Effort Behavior,Service Sabotage,Relative
Deprivation

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh leader-member exchange


terhadap effort behavior dan service sabotage dengan deprivasi relatif sebagai pemediasi.
Studi empiris dilakukan pada karyawan frontliner hotel di Banda Aceh menggunakan
kuesioner sebagai instrument penelitian, yang mana sampel pada penelitian ini yaitu
sebesar 113 responden. Probability Sampling digunakan sebagai teknik pengambilan
sampel dengan metode Simple Random Sampling. Metode Hierarchical Linear Modelling
(HLM) digunakan sebagai metode analisis data dengan menggunakan software IBM SPSS
20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leader-member exchange berpengaruh positif
dan signifikan terhadap effort behavior, service sabotage dan deprivasi relatif, serta
deprivasi relatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap service sabotage selain itu
diperoleh hasil bahwa deprivasi relatif memediasi pengaruh positif leader-member
exchange terhadap effort behavior dan service sabotage.

PENDAHULUAN tugasnya mereka saling berinteraksi


Karyawan merupakan salah satu dengan karyawan lain seperti bawahan,
unsur penting dalam organisasi dan rekan kerja, atau atasan. Organisasi
berperan besar dalam pencapaian tujuan sebagian besar digerakkan oleh
organisasi. Dalam melaksanakan karyawan, bahkan karyawan sangat

1
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

dominan dalam organisasi perusahaan. Hubungan antara atasan dan


Hal ini menunjukkan perencanaan bawahan menjadi faktor yang
karyawan diartikan sebagai penentu mempengaruhi sikap dan perilaku kerja
kuantitas dan kualitas produksi yang karyawan. Hal ini dibuktikan dengan
diperlukan untuk mencapai tujuan adanya tingkat perhatian yang kurang
organisasi yang optimal. Oleh karena memadai dari atasan pada karyawan,
itu, karyawan perlu ditangani secara tingkat kepercayaan atasan pada
sungguh-sungguh dengan harapan sikap karyawan yang rendah, adanya perlakuan
kerja positif dan hasil kerja yang khusus atasan pada beberapa karyawan,
optimal. serta kesediaan melakukan pekerjaan
Industri hotel tidak terlepas dari tambahan yang rendah.
kualitas pelayanan dimana semakin Menurut Morrow (2005), leader-
karyawan berusaha memberikan member exchange merupakan
pelayanan yang terbaik, maka semakin peningkatan kualitas hubungan antara
tinggi pula kualitas layanan yang supervisi dengan karyawan akan mampu
dimiliki. Karyawan berusaha dalam meningkatkan kerja keduanya. Namun
memberikan layanan berkualitas tinggi realitasnya, hubungan antara karyawan
untuk tujuan memuaskan pelanggan. dan supervisi dapat dikelompokkan pada
Semakin besar upaya karyawan dalam dua hubungan yaitu hubungan yang baik
memberikan pelayanan, akan semakin dan hubungan yang buruk. Hubungan
baik kualitas layanan, dan persepsi yang baik akan menciptakan kepercayaan
pelanggan terhadap kualitas layanan akan karyawan, sikap positif, dan loyalitas,
lebih tinggi. Hal ini memungkinkan namun hubungan yang buruk
pelanggan melihat dan menerima layanan berpengaruh sebaliknya. Dengan
berkualitas tinggi tersebut (Testa, 2001). demikian, karyawan persepsi leader-
Namun tidak semua karyawan member exchange juga dapat
memberikan yang terbaik untuk mempengaruhi sikap kerja pribadi dan
menyediakan layanan berkualitas tinggi perilaku (Henderson et al., 2008).
(Harris & Ogbonna, 2006). Berbagai Penelitian menunjukkan bahwa
perilaku menyimpang ditemukan pada karyawan dengan hubungan leader-
karyawan, beberapa bahkan terlibat member exchange yang lebih rendah
dalam perilaku sabotase dengan sengaja melihat adanya perbedaan perlakuan
untuk menghambat dalam pemberian yang tidak adil antara dirinya dengan
layanan (Harris & Ogbonna, 2006). karyawan yang memiliki hubungan
Beberapa contoh perilaku sabotase leader-member exchange yang lebih
layanan seperti tidak ramah saat tinggi. Ketika mereka membandingkan
melayani pelanggan, berdebat dengan imbalan yang mereka terima kurang
pelanggan, mempermalukan atau layak dengan yang diterima oleh rekan
menertawakan pelanggan di depan kerja lainnya, maka disinilah deprivasi
umum, menyalahkan pelanggan bila ada relatif terjadi. Atasan yang kurang
yang tidak beres, mengabaikan memperhatikan bawahan dalam
pelanggan, dan mengulur waktu yang hubungan leader–member exchange yang
diperlukan untuk menyelesaikan layanan. rendah dapat menyebabkan persepsi
2
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

karyawan yang tidak adil (Bowler, perilaku usaha dan layanan sabotase. Jika
Halbesleben, & Paul, 2010). seorang karyawan diperlakukan secara
Karyawan dengan hubungan adil oleh atasannya sehubungan dengan
leader-member exchange yang tinggi aspek distributif, prosedural,
cenderung menunjukkan kinerja kerja interpersonal, dan informasi, karyawan
yang lebih tinggi dengan dukungan yang akan merasakan umpan balik yang
penuh dari atasan. Sebaliknya, karyawan menguntungkan (Chen McCain, Tsai, &
dengan hubungan leader-member Bellino, 2010; Dai et al, 2013) . Dalam
exchange yang lebih rendah cenderung situasi ini, sebagai cara untuk
kurang menerima dukungan dari atasan menghargai perusahaan, karyawan garis
saat mereka bekerja dan merasa lebih depan mungkin melakukan yang terbaik
negatif mengenai pekerjaan mereka untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
dimana mereka menghadapi lebih sedikit sehingga dapat menyelesaikan tugas di
peluang untuk maju dan lebih kuat untuk tempat kerja. Di sisi lain, Martin (1981)
mengalami turn-over. berpendapat bahwa deprivasi relatif
Penelitian menunjukkan bahwa biasanya berhubungan dengan gejala
karyawan dengan hubungan leader- stres, sikap negatif, dan perilaku kerja
member exchange yang lebih rendah yang tidak diinginkan. Dalam mengenai
melihat adanya perbedaan perlakuan situasi ini, karyawan garis depan
yang tidak adil antara dirinya dengan mungkin menunjukkan emosi negatif
karyawan yang memiliki hubungan mereka selama pelayanan, seperti
leader-member exchange yang lebih berburu-buru saat melayani pelanggan
tinggi. Ketika mereka membandingkan atau memperlakukan pelanggan dengan
imbalan yang mereka terima kurang buruk.
layak dengan yang diterima oleh rekan
kerja lainnya, maka disinilah deprivasi TELAAH PUSTAKA DAN
relatif terjadi. Atasan yang kurang HIPOTESIS
memperhatikan bawahan dalam Testa (1999) menunjukkan dalam
hubungan leader–member exchange yang studinya bahwa effort behavior
rendah dapat menyebabkan persepsi melibatkan sejauh mana karyawan
karyawan yang tidak adil (Bowler, berusaha dalam memberikan layanan
Halbesleben, & Paul, 2010). berkualitas tinggi untuk tujuan
Deprivasi relatif menurut Crosby memuaskan pelanggan. Semakin besar
(1982) bisa terjadi melalui perbandingan upaya karyawan dalam memberikan
dengan pihak lain yang dianggap lebih pelayanan, akan semakin baik kualitas
baik, tetapi perbandingan itu sendiri tidak layanan dan persepsi pelanggan terhadap
secara langsung menyebabkan deprivasi kualitas layanan akan lebih tinggi.
relatif. Reaksi deprivasi relatif bisa Harris dan Ogbonna (2002)
mewujudkan niat dan perilaku seseorang berpendapat sabotase layanan sengaja
untuk memperbaiki situasi pribadi, atau dirancang negatif untuk mempengaruhi
situasi untuk kelompok acuan seseorang. layanan, dan kemungkinan akan
Perilaku kerja meliputi dua jenis yaitu merusak tidak hanya untuk layanan
tetapi juga untuk profitabilitas dan

3
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

pertumbuhan perusahaan. Beberapa Karyawan dengan hubungan


contoh perilaku sabotase layanan seperti leader-member exchange berkualitas
tidak ramah saat melayani pelanggan, tinggi akan merasakan dukungan dari
berdebat dengan pelanggan, atasan mereka, dengan demikian
mempermalukan atau menertawakan karyawan dapat memiliki sikap kerja
pelanggan di depan umum, yang lebih positif ketika menghadapi
menyalahkan pelanggan bila ada yang tantangan dalam pekerjaan dan
tidak beres, mengabaikan pelanggan, meningkatkan kinerja (Graen et al,
dan mengulur waktu yang diperlukan 1982). Dalam industri perhotelan,
untuk menyelesaikan layanan. karyawan frontliner berusaha untuk
Deprivasi relatif menurut Crosby memberikan pelayanan yang lebih baik
(1982) bisa terjadi melalui perbandingan kepada pelanggan terutama ketika
dengan pihak lain yang dianggap lebih karyawan didukung oleh para pemimpin
baik, tetapi perbandingan itu sendiri tidak mereka (Collins, 2010; Kang et al, 2012;
secara langsung menyebabkan deprivasi Li et al, 2012).
relatif. Perbandingan dengan pihak lain H1: Leader-member exchange berpengaruh
yang lebih baik bisa menghasilkan terhadap effort behavior.
deprivasi relatif karena perbandingan Jika seorang karyawan
tersebut mempengaruhi keinginan dan diperlakukan secara adil oleh atasannya
pendapat seseorang tentang apa yang sehubungan dengan distributif,
pantas didapatkannya serta menguatkan prosedural, interpersonal, dan aspek
deprivasi relatif yang terjadi. Crosby nasional informasi, karyawan akan
berpendapat bahwa deprivasi relatif merasakan umpan balik sebagai
dialami oleh seseorang karena orang manfaatnya (Chen McCain, Tsai, &
tersebut merasakan adanya kesenjangan Bellino, 2010; Dai et al, 2013). Mengenai
antara: (a) Apa yang dimilikinya dengan situasi tersebut, karyawan akan
apa yang diinginkannya (wanting) dan; melakukan yang terbaik untuk memenuhi
(b) Apa yang dimilikinya dengan apa kebutuhan pelanggan sebagai cara untuk
yang pantas didapatkannya (deserving). menghargai perusahaan, sehingga dapat
Morrow (2005) berpendapat bahwa menyelesaikan tugas di tempat kerja.
leader-member exchange merupakan H2:Deprivasi relatif berpengaruh
peningkatan kualitas hubungan antara terhadap effort behavior.
atasan dengan karyawan yang akan Dalam industri perhotelan,
mampu meningkatkan kinerja keduanya. karyawan frontliner berusaha untuk
Namun realitanya, hubungan antara memberikan pelayanan yang lebih baik
karyawan dan atasan dapat kepada pelanggan terutama ketika
dikelompokkan pada dua hubungan yaitu karyawan didukung oleh para pemimpin
hubungan yang baik dan hubungan yang mereka (Collins, 2010; Kang et al, 2012;
buruk. Hubungan yang baik akan Li et al, 2012). Jika seorang karyawan
menciptakan kepercayaan karyawan, diperlakukan secara adil oleh atasannya
sikap positif, dan loyalitas, namun sehubungan dengan distributif,
hubungan yang buruk berpengaruh prosedural, interpersonal, dan aspek
sebaliknya.

4
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

nasional informasi, karyawan akan terburu-buru saat melayani pelanggan


merasakan umpan balik sebagai atau memperlakukan pelanggan dengan
manfaatnya (Chen McCain, Tsai, & buruk. Sikap negatif yang lainnya bisa
Bellino, 2010 ; Dai et al, 2013). berupa berdebat dengan pelanggan,
Sebaliknya jika karyawan diperlakukan mengabaikan pelanggan, dan mengulur
secara tidak adil maka mereka waktu yang diperlukan untuk
melampiaskan kekesalan mereka menyelesaikan layanan.
terhadap perilaku kerja. H5: Deprivasi relatif berpengaruh
H3: Deprivasi relatif memediasi pengaruh terhadap service sabotage.
leader-member exchange terhadap Cohen-Charash dan Mueller
effort behavior. (2007) mencatat bahwa iri hati adalah
Menurut Bolino dan Turnley pengaruh yang menonjol pada perilaku
(2009), Karyawan dengan hubungan menyimpang. Mengingat bahwa
leadermember exchange berkualitas perilaku menyimpang adalah bentuk
rendah cenderung kurang mendapat adaptasi terhadap situasi frustasi di
dukungan dan kesempatan tempat kerja (Bennett dan Robison
pengembangan dari atasan mereka. 2000), karyawan yang memiliki
Dengan demikian, bawahan yang hubungan leader-member exchange
memiliki hubungan kerja yang buruk berkualitas rendah dapat menjadi
dengan atasan, mereka menerima frustasi di tempat kerja ketika terlibat
perlakuan yang tidak adil. Kondisi ini dalam iri hati saat membandingkan
berpotensi mendorong perilaku hubungan berkualitas rendah dengan
menyimpang. hubungan yang berkualitas tinggi.
Karyawan dalam hubungan leader- Dalam konteks iri dan cemburu,
member exchange berkualitas rendah frustrasi tersebut dapat menyebabkan
dengan atasan mereka akan lebih terlibat perilaku menyimpang seperti merugikan
dalam perilaku menyimpang. Bolino & orang lain.
Turnley (2009) menunjukkan bahwa H6: Deprivasi relatif memediasi pengaruh
karyawan dalam hubungan leader- leader-member exchange terhadap
member exchange berkualitas rendah service sabotage.
akan bereaksi dengan sikap negatif dan Leader-member exchange mengacu
terlibat dalam tindakan antisosial. pada kualitas hubungan antara bawahan
H4:Leader-member exchange berpengaruh dan atasan (Dansereau, 1995). Karyawan
terhadap service sabotage. dengan hubungan leader-member
Martin (1981) berpendapat bahwa exchange yang lebih tinggi cenderung
deprivasi relatif biasanya berhubungan menunjukkan kinerja kerja yang lebih
dengan gejala stress, sikap negatif, dan tinggi. Sebaliknya, individu dalam
perilaku kerja yang tidak diinginkan. hubungan leader-member exchange yang
Mengenai situasi tersebut, karyawan lebih rendah cenderung kurang menerima
mungkin akan menunjukkan emosi dukungan dari atasan saat mereka bekerja
negatif mereka selama pelayanan, seperti

5
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

Effort
Behavior (Y1)
H1

H2
H3
H7
Leader-Member Deprivasi
Exchange (X) Relatif (Z)
H6
H5

H4
Service
Sabotage (Y2)

Gambar 1. Model kerangka penelitian

dan merasa lebih negatif mengenai METODE PENELITIAN


pekerjaan mereka dimana mereka Populasi dan Sampel
menghadapi lebih sedikit peluang untuk Populasi dalam penelitian ini
maju dan lebih kuat untuk mengalami adalah karyawan frontliner hotel di hotel
turn-over. berbintang tiga di Banda Aceh yaitu 190
Penelitian menunjukkan bahwa karyawan, dimana 46 karyawan Hotel
karyawan dengan hubungan leader- Grand Nanggroe, 26 karyawan Hotel
member exchange yang lebih rendah Grand Permata Hati, 16 karyawan Hotel
melihat adanya perbedaan perlakuan Mekkah, 48 karyawan Hotel Oasis, 30
yang tidak adil antara dirinya dengan karyawan Hotel Sultan, dan 24
karyawan yang memiliki hubungan karyawan Hotel The Pade. Sampel
leader-member exchange yang lebih penelitian sebanyak 113 responden.
tinggi. Ketika mereka membandingkan Teknik pengambilan sampel dalam
imbalan yang mereka terima kurang penelitian ini dilakukan dengan
layak dengan yang diterima oleh rekan menggunakan Probability sampling dan
kerja yang lain, maka disinilah deprivasi metode yang digunakan adalah simple
relatif terjadi. Atasan yang kurang random sampling.
memperhatikan bawahan dalam
hubungan leader–member exchange yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
rendah dapat menyebabkan persepsi yang
Hasil pengujian hipotesis 1
tidak adil pada karyawan (Bowler,
menjelaskan hasil analisis pengaruh
Halbesleben, & Paul, 2010). H7: Leader–
leader member exchange terhadap effort
member exchange berpengaruh terhadap
behavior menunjukkan bahwa leader-
deprivasi relatif.
member exchange (X) berpengaruh
positif dengan nilai koefisien relasi
sebesar 0,516 dan signifikan terhadap
effort behavior (Y1) dan (H1) diterima.

6
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

Tabel 1. Analisis Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Effort Behavior


Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2.906 0.193 15.041 0.000
Leader-Member Exchange 0.250 0.057 0.516 6.352 0.000
a. Dependent Variable: Effort Behavior
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah )

Tabel 2 Analisis Pengaruh Deprivasi Relatif terhadap Effort Behavior


Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig
B Std. Error Beta
(Constant) 3.737 0.211 17.701 0.000

Deprivasi Relatif 0.139 0.080 0.162 1.728 0.087


Dependent Variable: Effort Behavior
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Artinya ketika Leader- Member menunjukkan bahwa deprivasi relatif (Z)


Exchange berkualitas tinggi pada tidak signifikan terhadap effort behavior
karyawan frontliner hotel di Banda Aceh (Y1) dengan nilai signifikansi sebesar
meningkat, maka akan meningkatkan 0,087 dan (H2) ditolak. Hal ini sesuai
Effort Behavior pada karyawan tersebut. dengan penelitian dari Studi di literatur
Hal ini sesuai dengan penelitian dari yang ada bahwa deprivasi relatif
Studi di literatur yang ada bahwa biasanya berhubungan dengan gejala
karyawan dengan hubungan leader- stres, sikap negatif, dan perilaku kerja
member exchange berkualitas tinggi akan yang tidak diinginkan. Dalam mengenai
merasakan dukungan dari atasan mereka, situasi ini, karyawan garis depan
dengan demikian dapat memiliki sikap mungkin menunjukkan emosi negatif
kerja yang lebih positif ketika mereka selama pelayanan, seperti
menghadapi tantangan dalam pekerjaan bergegas atau menganiaya pelanggan
dan meningkatkan kinerja (Graen et al, (Martin, 1981). Oleh karena itu, studi ini
1982). Dalam industri perhotelan, percaya bahwa deprivasi relatif
karyawan frontliner berusaha untuk berhubungan negatif dengan effort
memberikan pelayanan yang lebih baik behavior.
kepada pelanggan terutama ketika Hasil pengujian hipotesis 3
karyawan didukung oleh para pemimpin menjelaskan hasil analisis pengaruh
mereka (Collins, 2010; Kang et al, 2012; Deprivasi Relatif memediasi pengaruh
Li et al, 2012). leader-member exchange terhadap effort
Hasil pengujian hipotesis 2 behavior menunjukkan bahwa leader-
menjelaskan hasil analisis pengaruh member exchange (X) berpengaruh
deprivasi relatif terhadap effort behavior positif dan signifikan terhadap effort

7
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12
Tabel 3. Analisis Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Effort Behavior dengan
Deprivasi Relatif sebagai Pemediasi
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.906 0.193 15.041 0.000
Leader-Member Exchange 0.361 0.057 0.516 6.352 0.000
(Constant) 2.940 0.227 12.974 0.000
Leader-Member Exchange .367 0.061 0.525 6.014 0.000
Deprivasi Relatif -.022 0.075 -0.026 -0.292 0.771
a. Dependent Variable: Effort Behavior
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Tabel 4. Analisis Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Service Sabotage


Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .936 .181 5.176 .000
Leader-Member Exchange .465 .053 .639 8.757 .000
a. Dependent Variable: Service Sabotage
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

behavior ( Y1) yang dimediasikan oleh terhadap service sabotage menunjukkan


deprivasi relatif (Z) pada karyawan bahwa leader-member exchange (X)
frontliner hotel di Banda Aceh dan (H3) berpengaruh positif dengan nilai
diterima. Dalam industri perhotelan, koefisien korelasi sebesar 0,639 dan
karyawan frontliner berusaha untuk signifikan terhadap service sabotage
memberikan pelayanan yang lebih baik (Y2) dan (H4) diterima. Artinya ketika
kepada pelanggan terutama ketika Leader-Member Exchange berkualitas
karyawan didukung oleh para pemimpin rendah pada karyawan frontliner hotel di
mereka (Collins, 2010;. Kang et al, Banda Aceh meningkat, maka akan
2012;. Li et al, 2012). Jika seorang meningkatkan Service Sabotage pada
karyawan diperlakukan secara adil oleh karyawan tersebut. Hal ini sesuai dengan
atasannya sehubungan dengan distributif, penelitian dari Studi di literatur yang ada
prosedural, interpersonal, dan aspek secara konsisten menunjukkan bahwa
nasional informasi, karyawan akan Karyawan dengan hubungan leadermember
merasakan umpan balik sebagai exchange berkualitas rendah cenderung kurang
manfaatnya (Chen McCain, Tsai, & mendapat dukungan dan kesempatan
Bellino, 2010 ;. Dai et al, 2013). pengembangan dari atasan mereka.
Sebaliknya jika karyawan diperlakukan Dengan demikian, bawahan yang
secara tidak adil maka mereka memiliki hubungan kerja yang buruk
melampiaskan kekesalan mereka dengan atasan, mereka menerima
terhadap perilaku kerja. perlakuan yang tidak adil. Kondisi ini
Hasil pengujian hipotesis 4 pada berpotensi mendorong perilaku
Tabel 4 menjelaskan hasil analisis menyimpang (Bolino dan Turnley, 2009).
pengaruh leadermember exchange

8
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

Tabel 5. Analisis Pengaruh Deprivasi Relatif terhadap Service Sabotage


Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 1.226 0.186 6.575 0.000
Deprivasi Relatif 0.489 0.071 0.548 6.908 0.000
a. Dependent Variable: Service Sabotage
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Tabel 6. Analisis Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Service Sabotage


dengan Deprivasi Relatif sebagai Pemediasi
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 0.936 0.181 5.176 0.000
Leader-Member Exchange 0.465 0.053 0.639 8.757 0.000
(Constant) 0.423 0.190 2.228 0.028
Leader-Member Exchange 0.370 0.051 0.508 7.236 0.000
Deprivasi Relatif 0.328 0.063 0.367 5.226 0.000

a. Dependent Variable: Service Sabotage


Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Hasil pengujian hipotesis 5 Pada Tabel 6 dapat menunjukkan


menjelaskan hasil analisis pengaruh hasil pengujian hipotesis 6. Hasil
deprivasi relatif terhadap service pengujian menjelaskan hasil analisis
sabotage menunjukkan bahwa deprivasi pengaruh deprivasi relatif memediasi
relatif ( Z ) berpengaruh positif dengan pengaruh leader-member exchange
nilai koefisien korelasi sebesar 0,0548 terhadap service sabotage menunjukkan
dan signifikan terhadap service sabotage bahwa leader-member exchange (X)
(Y2) dan (H5) diterima. Artinya ketika berpengaruh positif dan signifikan
Deprivasi Relatif pada karyawan terhadap service sabotage (Y2) yang
frontliner hotel di Banda Aceh dimediasikan oleh deprivasi relatif (Z)
meningkat, maka akan meningkatkan pada karyawan frontliner hotel di Banda
Service Sabotage pada karyawan Aceh dan (H6) diterima. CohenCharash
tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian dan Mueller (2007) mencatat bahwa iri
dari Studi di literatur yang ada bahwa hati adalah pengaruh yang menonjol pada
deprivasi relatif biasanya berhubungan perilaku menyimpang. Mengingat bahwa
dengan gejala stress, sikap negatif, dan perilaku menyimpang adalah bentuk
perilaku kerja yang tidak diinginkan. adaptasi terhadap situasi frustasi di
Karyawan mungkin akan menunjukkan tempat kerja (Bennett dan Robison
emosi negatif mereka selama pelayanan, 2000), karyawan yang memiliki
seperti terburu-buru saat melayani hubungan leader-member exchange
pelanggan atau memperlakukan berkualitas rendah dapat menjadi frustasi
pelanggan dengan buruk (Martin, 1981). di tempat kerja ketika terlibat dalam iri

9
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

Tabel 7. Analisis Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Deprivasi Relatif


Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1 1.566 .291 0.246 0.357 6.360 0.000
Leader-Member
0.072 4.021 0.000
Exchange
Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

hati saat membandingkan hubungan PENUTUP


berkualitas rendah dengan hubungan Berdasarkan hasil analisis yang
yang berkualitas tinggi. Dalam konteks iri telah dilakukan pada penelitian ini maka
dan cemburu, frustrasi tersebut dapat dapat diambil kesimpulan bahwa Leader-
menyebabkan perilaku menyimpang member exchange berpengaruh positif
seperti merugikan orang lain. dan signifikan terhadap effort behavior
Hasil pengujian hipotesis 7 pada karyawan frontliner hotel di Banda
menjelaskan hasil analisis pengaruh Aceh.Hasil pengujian menunjukkan
leader– member exchange terhadap bahwa Deprivasi relatif berpengaruh
deprivasi relatif menunjukkan bahwa tidak signifikan terhadap effort behavior
leader–member exchange (X) pada karyawan frontliner hotel di Banda
berpengaruh positif dan signifikan Aceh.Hasil pengujian menunjukkan
terhadap Deprivasi Relatif (Z) dan (H7) bahwa Deprivasi relatif memediasi
diterima. Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh hubungan leader-member
karyawan dengan hubungan leader- exchange terhadap effort behavior pada
member exchange yang lebih rendah karyawan frontliner hotel di Banda
melihat adanya perbedaan perlakuan yang Aceh.Hasil pengujian menunjukkan
tidak adil antara dirinya dengan karyawan bahwa Leader-member exchange
yang memiliki hubungan leadermember berpengaruh positif dan signifikan
exchange yang lebih tinggi. Ketika terhadap service sabotage pada karyawan
mereka membandingkan imbalan yang frontliner hotel di Banda Aceh. Hasil
mereka terima kurang layak dengan yang pengujian menunjukkan bahwa Deprivasi
diterima oleh rekan kerja yang lain, maka relatif berpengaruh positif terhadap
disinilah deprivasi relatif terjadi. service sabotage pada karyawan
Pemimpin yang kurang memperhatikan frontliner hotel di Banda Aceh. Hasil
bawahan dalam hubungan leader– pengujian menunjukkan bahwa Deprivasi
member exchange yang rendah dapat relatif memediasi secara parsial pengaruh
menyebabkan persepsi yang tidak adil hubungan leader-member exchange
pada karyawan ( Bowler, Halbesleben, & terhadap service sabotage pada karyawan
Paul, 2010). frontliner hotel di Banda Aceh. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa Leader-
member exchange berpengaruh positif
dan signifikan terhadap deprivasi relatif

10
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

pada karyawan frontliner hotel di Banda employees in lower-quality leader-


Aceh. member exchange relationships.
The Leadership Quarterly, Vol.
Indikator variabel Leader-member
20(3), 276-286.
exchange yang memiliki nilai rata-rata Bowler, W. M., Halbesleben, J. R. B., &
terendah adalah “Saya memiliki Paul, R. B (2010) If you're close
keyakinan terhadap pemimpin saya, with the leader, you must be a
sehingga saya akan membela dan brownnose: The role of leader-
mempertahankan keputusan pemimpin member relationships in follower,
sekalipun dia tidak hadir”. Untuk itu leader, and coworker attributions of
organizational citizenship behavior
atasan pada hotel perlu untuk
motives. Human Resource
meningkatkan hubungan dengan Management Review, Vol. 20(4),
karyawannya menjadi lebih baik lagi 309-316.
agar tercipta rasa kepercayaan karyawan Chen McCain, S. L., Tsai, H., & Bellino,
terhadap atasannya sehingga hubungan N (2010) Organizational justice,
kerja berjalan dengan efektif. Indikator employees' ethical behavior, and
variabel service sabotage yang memiliki job satisfaction in the casino
industry. International Journal of
nilai rata-rata tertinggi “Saya pernah
Contemporary Hospitality
terlibat perdebatan dengan pelanggan”, Management, Vol. 22(7), 992-
yang berarti karyawan pernah melakukan 1009.
perilaku menyimpang saat bekerja. Cohen-Charash, Y., & Mueller, J. S
Untuk itu atasan perlu memperhatikan (2007) Does perceived unfairness
sikap karyawan selama bekerja dan exacerbate or mitigate interpersonal
counterproductive work behaviors
selalu memberi arahan untuk bisa bekerja
related to envy? Journal of Applied
lebih baik. Indikator variabel deprivasi Psychology, Vol. 92, 666–680.
relatif yang memiliki nilai rata-rata Collins, M. D (2010) The effect of
tertinggi adalah “Dari segi pekerjaan psychological contract fulfillment
saya tidak mendapat perlakukan yang on manager turnover intentions and
sama seperti rekan kerja lainnya”. Untuk its role as a mediator in a casual,
itu atasan perlu untuk memperlakukan limited-service restaurant
environment. International Journal
karyawannya dengan sama rata, tidak
of Hospitality Management, Vol.
membedakan-bedakan tiap karyawan 29, 736-742.
sehingga karyawan tidak merasakan rasa Crosby, FJ (1976) A Model of Egoistical
ketidakadilan yang timbul karna dibeda- Relative Deprivation.
bedakan dengan rekan kerja lainnya. Psychological Review, Vol. 83(2),
85-113.
Crosby, FJ (1982) Relative Deprivation
REFERENSI and Working Women. New York:
Bennett, R. J., & Robinson, S (2000) Oxford University Press.
Development of a Measure of Dai, Y. D., Dai, Y. Y., Chen, K. Y., &
Workplace Deviance. Journal of Wu, H. C (2013) Transformational
Applied Psychology, Vol. 85(3), vs transactional leadership: which
349–360. is better? A study of international
Bolino, M. C., & Turnley, W. H (2009) tourist hotel employees in Taipei
Relative deprivation among City. International Journal of

11
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 1 Februari: 1-12

Contemporary Hospitality of Hospitality Management, Vol.


Management, Vol. 25(5), 760-778. 31: 1059-1066.
Dansereau, F (1995) A Dyadic Approach Martin, J (1981) Relative deprivation: a
To Leadership: Creating and theory of distributive injustice for
Nurturing This Approach Under an era of shrinking resources.
Fire. Leadership Quarterly, Vol. Research in organizational
6(4), 479-490. behavior, Vol. 3, 53-107.
Graen, G. B., Novak, M. A., & Morrow, P.C. et al (2005) The role of
Sommerkamp, P (1982) The effects leader-member exchange in high
of leadermember exchange and job turnover work environments.
design on productivity and Journal of Managerial Psychology,
satisfaction-Testing a dual Vol. 20(8), 681 – 694.
attachment model. Organizational Testa, M. R (1999) Satisfaction with
Behavior and Human Performance, organizational vision, job
Vol. 30, 109-131. satisfaction and service efforts: an
Harris, L. C., & Ogbonna, E (2002) empirical investigation. Leadership
Exploring Service Sabotage: The & Organization Development
Antecedents, Types and Journal, Vol. 20(3), 154-161.
Consequences of rontline, Deviant, Testa, M. R (2001) Organizational
Antiservice Behaviors. Journal of Commitment, Job Satisfaction, and
Service Research, Vol. 4(3), 163- Effort in the Service Environment.
183. Journal of Psychology, Vol.
Harris, L. C., & Ogbonna, E (2006) 135(2), 226-236.
Service sabotage: A Study of
Antecedents and Consequences.
Journal of the Academy of
Marketing Science, Vol. 34(4),
543-558.
Henderson, D. J., Wayne, S. J., Shore, L.
M., Bommer, W. H., & Tetrick, L.
E (2008) Leader-Member
Exchange: Differentiation, and
Psychological Contract Fulfillment:
A Multilevel Examination. Journal
of Applied Psychology, Vol. 93(6):
1208-1219.
Kang, D. S., Stewart, J., Kim, H., & Lim,
J. C (2012) Unravelling the impact
of Psychological empowerment on
customer service behaviours as a
consequence of 'Leader-Member
Exchange'. The Service Industries
Journal, Vol. 32(11): 1791-1809.
Li, X.B., Sanders, K., & Frenkel, S
(2012) How leader-member
exchange, work engagement and
HRM consistencyexplain Chinese
luxury hotel employees' job
performance. International Journal

12

Anda mungkin juga menyukai