Disusun oleh :
2020
MENCARI PELUANG DI LINGKUNGAN PEMASARAN
4. Pelanggan
Perusahaan berhubungan dengan para pemasok dan para perantara agar perusahaan
dapat menyediakan barang dan jasa secara efisien kepada pasar sasaran. Terdapat lima
macam pasar pelanggan :
1. Pasar Konsumen terdiri dari perorangan dan keluarga yang membelibarang dan
jasa untuk konsumsi pribadi.
2. Pasar Bisnis membeli barang dan jasa untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk
digunakan dalam proses produksi perusahaan.
3. Pasar Penjual Perantara membeli barang dan jasa untuk dijual kembali demi
mendapatkan laba.
4. Pasar Pemerintah terdiri dari badan-badan pemerintah yang membeli barang dan
jasa untuk menghasilkan pelayanan umum.
5. Pasar Internasional terdiri dari para pembeli di negara lain, termasuk konsumen,
produsen, penjual perantara, dan pemerintah.
5. Pesaing
System pemasaran perusahaan di kelilingi dan dipengaruhi oleh kelompok pesaing.
Para pesaing ini perlu di monitoring, diidentifikasi, dan dikalahkan untuk memperoleh
dan mempertahankan kesehatiaan pelanggan kepada perusahaan. Cara terbaik bagi
perusahaan untuk memenangkan persaingan tersebut dengan mengambil sudut
pandang pelanggan. Keberhasilan pemasaran merupakan masalah yang bagaimana
mencapai keterpaduan yang efektif dari pihak perusahaan dengan para pelanggan,
saluran-saluran, dan para pesaing.
6. Masyarakat Umum
Masyarakat merupakan sekelompok peminat nyata atau yang masih terpendam atau
memberikan dampak terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan.
Masyarakat juga bisa memperlancar atau menghambat kemampuan organisasi, oleh
karena itu suatu perusahaan atau organisasi harus mempunyai hubungan yang baik
dengan masyarakat.
Pengertian SWOT
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di
dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu
rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangkan panjang. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas
ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan
dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan.
Perkiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau
mengganti program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih inovatif dan
relevan
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut Johnson (1989) dan Bartol (1991), SWOT adalah perangkat umum yang
didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan
sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.
Analisa SWOT adalah analisa yang sangat dikenal dalam proses pembuatan strategi
bisnis. Analisa SWOT antara lain :
a. Strenghts (S)
Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan
dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam
analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan
kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan
tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk
mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih
maju.
b. Weaknesses (W)
Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
c. Opportunities (O)
Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang
diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan
depan atau masa yang akan datang.
d. Threats (T)
Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang
menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi
penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa sekarang maupun masa yang
akan datang.
Pertanyaan :
BAB VII
Disusun oleh :
2020
Sebelum kita berbicara tengtang Peluang kita harus tau mengenai pasar konsumen,
Pasar Konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah individual yang membeli
produk untuk digunakan atau disewakan. Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan rangsangan serta keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu
perilaku konsumen memepelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam
rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Kemudian, pasar yang telah ada dianalisis lewat berbagai kegiatan. Secara terperinci
kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : studi batas dan struktur pasar, studi dan deskripsi
konsumen akhir, studi dan deskripsi industri serta sistem nilai tambah, evaluasi pesaing inti,
prediksi potensi pertumbuhan pasar. Lima kegiatan demikian, merupakan kerangka kerja
yang memberikan landasan penting identifikasi segmen pasar dan keunggulan bersaing.
Mayoritas, bisnis saat ini bertindak melakukan penargetan terhadap satu atau lebih segmen
pasar. Pasar adalah harus ditentukan dan dianalisis untuk kejelasan arena pertempuran dan
penerimaan profit dari keberhasilan persaingan.
Pemasar harus benar-benar mengerti antara teori dan kenyataan dari perilaku konsumen.
Perilaku konsumen dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor
sosial, dan faktor individu.
Memahami prilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sesederhana. Dalam
menganalisis suatu pasar konsumen, seseorang perlu mengetahui tentang penduduk, obyek,
tujuan pembeli, organisasi, operasi, peristiwa, dan tempat penjualan.
Perilaku Konsumen
Titik untuk memahami perilaku adalah model rangsangan dan tanggapan. Rangsangan
pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan
proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembeli tertentu
Tanggapan dan rangsangan pada pembeli yaitu prilaku konsumen dalam membeli suatu
produk, produk merupakan titik pusat pada kegiatan pemasaran karena produk merupakan
hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan
merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu
produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas,
desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat
konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.
Pentingnya prilaku konsumen pada kehidupan sehari – hari, terutama hal yang mencakup apa
yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka
membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah
perilakunya. Karena kita harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi
bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,
keluarga, dan situasi.
1. Faktor Budaya.
Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi prilaku pembelian konsumen.
· Budaya
Budaya ( culture ) adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku
sesorang karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu
sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya (Philip
Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku
pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan
pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan. Pemasar
harus benar – benar memperhatikan nilai – nilai budaya di setiap negara untuk memahami
cara terbaik memasarkan produk lama mereka dan mencari peluang untuk produk baru.
· Sub – budaya.
Subbudaya adalah sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada
pengalaman hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi
(Philip Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar
sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
mereka.
Setiap budaya terdiri dari beberapa sub – budaya ( subculture ) yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka.
Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika
subbudaya tumbuh besar dan cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran
khusus untuk melayani mereka. Program pemasaran tersebut adalah pemasaran multikutural
tumbuh dari riset pemasaran yang teliti, yang mengungkapkan bahwa ceruk etnik dan
demografis yang berbeda tidak selalu memberi respons positif terhadap iklan massal.
· Kelas Sosial.
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota
yang menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip Kotler, 1997). Kelas
sosial menentukan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti
pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya.
2. Faktor Sosial.
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil,
keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
Tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.
Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal,
seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder,
mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan,
asosiasi professional, dan serikat pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik
perbandingan atau acauan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk
sikap dan tingkah laku sesorang (Philip Kotler,1997).
Menurut CHRYSLER terdapat satu kelompok pada faktor budaya kelompok kecil /
acuan yaitu
· Kelompok Referensi.
Kelompok referensi adalah ( reference group ) seseorang adalah semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung ( tatap muka ) atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung di sebut kelompok
keanggotaan ( membership group ). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok
primer ( primary group ), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara
terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat
juga menjadi kelompok sekunder ( secondary group ), seperti agama, profesional, dan
kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi
yang kurang berkelanjutan.
Jika pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus menetukkan cara menjangkau
dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang
menawarkan nasihat atau informasi informal tentang produk atau kategori produk tertentu,
misalnya mana yang terbaik dari berbagai merek atau bagaimana produk tertentu dapat di
gunakan. Pemimpin opini seringkali memiliki kepercayaan yang tinggi, aktif secara sosial,
dan terlibat kategori produk. Pemasar berusaha menjangkau para pemimpin opini dengan
mengidentifikasi karakteristik demografis dan psikografis, mengidentifikasikan media yang
mereka baca, dan mengarahkan pesan kepada mereka.
2. Keluarga
Kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. (Philip Kotler,
1997). dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh, kita dapat membedakan antara dua
keluarga dalam kehidupan pembeli, keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang. Dari orangtua seseorang mendapat orientasi atas agama, politik, dan
ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika pembeli tidak lagi
berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap prilaku
pembeli dapat tetap signifikan. Di Negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak
meraka yang sudah dewasa, pengaruh mereka menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih
langsung terhadap prilaku pembelian sehari-hari dalam keluarga prokreasi yaitu pasangan
dan anak-anak seseorang
Peran dan status seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya
ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi, setiap peran
membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat misalnya
peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih tinggi dalam masyarakat dibanding
peran masyarakat.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Sedangkan status
adalah kedudukan seseorang di masyarakat. Pemasar menyadari potensi simbol status dari
produk dan merek.
Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di
masyarakat.
3. Faktor Pribadi.
Keputusan seseorang sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor
pribadi antara lain yaitu:
Konsumsi dibentuk oleh siklus hidup karena orang membeli barang dan jasa yang berbeda-
beda sepanjang hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabotan dan rekreasi sering kali
berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga – tahap-
tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya. Oleh karena itu, para
pemasar harus memberi perhatian yang besar pada hal tersebut.
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung
membeli banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas
dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat
diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka.
Situasi seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Pemasar produk yang
peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan,
dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat mengambil
langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga
produknya.
5. Gaya Hidup.
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan "keseluruhan diri seseorang" yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya
hidup. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin mendapatkan bahwa sebagian
besar pembeli computer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, para
pemasar dapat dengan lebih jelas mengarakan merknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.
Titik awal untuk memahami prilaku konsumen adalah model respons rangsangan
yang di perlihatkan pada rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran
konsumen, dan sekelompok proses psikologis di gabungkan dengan karakteristik konsumen
tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara
kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir.
Pilihan barang yang dibeli seorang konsumen lebih lanjut dipengaruhi oleh empat
faktor psikologi yang penting yaitu:
Motivasi.
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat
biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman.
Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis
seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Suatu
kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang
memadai.
1. Teori Freud
Sigmund freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologi yang membentuk perilaku
manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa, seseorang tidak mampu memahami
sepenuhnya,memahami motivasi dirinya. Ketika seseorang mengamati merek – merek
tertentu, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlihat nyata pada merek –
merek tersebut. Melainkan juga pada petunjuk (clues) lain yang samar, seperti wujud, ukuran,
berat, bahan, warna, dan nama merek, dapat memicu asosiasi ( arah pemikiran ) dan emosi
tertentu.
Satu teknik yang di sebut teknik tangga ( laddering ) memungkinkan kita melacak motivasi
seseorang dari motivasi instrumental yang di nyatakan sampai motivasi yang lebih terminal.
Kemudian pemasar dapat memutuskan pada tingkat apa mereka akan mengembangkan pesan
dan daya tarik.
2.Teori Maslow
Abraham maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu
pada waktu tertentu?.
Jawaban atas maslow adalah karena kebutuhan manusia tersusun atas hirarkie, dari yang
paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan tingkat kepentingannya,
kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan
social, kebutuhan penghargaan, kebutuan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan
dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Sebagaimana gambar dibawah ini :
3.Teori Herzberg
Frederick Herzberg mengembangkan teori dua factor yang membedakan dissatisfier (factor –
factor yang menyebabakan ketidak puasan) dan satisfier (factor – factor yang menyebabkan
kepuasan). Tidak adanya dissatisfier saja tidak cukup, sebaliknya satisfier harus ada secara
aktif untuk meotivasi pembelian.
Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi.
2. para pabrikan harus mengidentifikasikan satisfier atau motivator utama pembeli di pasar
dan kemudian menyediakan factor satisfier itu. Karena Satisfier itu akan memberikan
perbedaan yang besar terhadap merek apa yang dibeli pelanggan.
Persepsi
Seorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak
dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Persepsi itu sendiri adalah proses yang dilalui
orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna membentuk
gambaran yang berarti mengenai dunia (Philip Kotler, 1997).
Jika seorang konsumen bertindak maka dengan sendirinya mereka belajar. Pembelajaran
menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman,
pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk,
respon, dan pembenaran.
Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat yang mendorong tindakan. Petunjuk
(cues) adlah rangsangan kecil yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimna tanggapan
seseorang.
Sebuah perusahaan baru dapat memasuki pasar dengan menawarkan bujukan yang sama
dengan yang digunakan oleh pesaing dan memberikan konfigurasi isyarat yang serupa,
karena pembeli cendrung mangalihkan kesetian mereka pada merek yang mikrip
(generalisasi), atau perushaan dapat merancang mereknya agar menarik bagi sekumpulan
pendorong yang bereda dan memberikan isyarat yang memancing perpindahan merek
(diskriminasi).
Memori
Memori adalah proses yang sangat konstruktif, karena kita tidak mengingat informasi dan
kejadian secara lengkap dan akurat. Sering kita mengingat beberapa keping dan potongan dan
mengisi sisanya berdasarkan hal lain yang kita ketahui.
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam
melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian
yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat
melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.
a. Pengenalan Masalah.
b. Pencarian Informasi
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari
informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari
informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan
kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi,
tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari
kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat
tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang
terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber – sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan
karakteristik pembeli
c. Dinamika pencarian
Melalui pengumpulan informasi, konsumen mempelajari merek pesaing dan fitur mereka.
Seperti pada tahap gambar di bawah ini
Ketika konsumen mengumpulkan lebih banyak informasi, hanya beberapa, kumpulan pilihan,
yang menjadicalon kuat. Konsumen membuat pilihan akhir dari kumpulan lain. Perusahaan
juga harus menyusun strategi agar mereknya dapat masuk ke dalam kelompok kesadaran,
pertimbangan, dan pilihan prospek. Perusahaan juga harus mengidentifikasi merek lain dalam
kelompok pilihan konsumen sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik kompetitif
yang tepat.
d. Evaluasi Alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik
masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal
informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan
keputusan untuk membeli.
e. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara
sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-
alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang
akan dibeli.
Model harapan-nilai adalah model kompensasi di mana hal-hal lain yang dianggap
baik pada sebuah produk dapat membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk. Namun,
konsumen mungkin tidak ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan energy untuk menilai
merek. Mereka sering menempuh “jalan pintas mental” yang mencakup berbagai
penyederhanaan warisan pilihan (choice-heuristics).
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, dua factor berikut dapat berada di antara
niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor
yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi.
Ada beragai macam jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan
mengkonsumsi sebuah produk.
1. Risiko fungsional-produk tidak berkinerja sesuai harapan, serta tidak sesuai dengan harga
yang dibayar
Prilaku Pascapembelian
Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus mengamati :
· Kepuasan Pascapembelian.
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja produk. Jika kinerja tidak
memenuhi harapan, konsumen kecewa. Jika memenuhi harapan, konsumen pas. Perasaan ini
menentukkan apakah nantinya pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal –
hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain.
· Tindakan Pascapembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali, pelanggan yang puas
cenderung akan membicarakan hal baik tentang produk yang ia beli. Dan di pihak lain yang
kecewa mungkin akan meninggalkan produk dan mengabaikan produk dan lebih mencari
barang yang nilai dan kualitas ang lebih tinggi.
Model nilai harapan mengandaikan satu tingkat keterlibatan yang tinggi pada pihak
konsumen. Keterlibatan konsumen dapat didefinisikan dari tingkat keterlibatan dan
pengolahan aktif yang dilakukan konsumen dalam menanggapi rangsangan pemasaran,
misalnya dari melihat iklan atau mengevaluasi satu produk atau jasa.
Model kemungkinan elaborasi dari Richard Petty dan John Cacioppo,model yang
berpengaruh terhadap perubahan dan pembentukan sikap, menggambarkan bagaimana
konsumen melakukan evaluasi dalam lingkungan keterlibatan, baik yang tinggi maupun
rendah. Terdapat dua sarana pembujukan pada model ini : rute sentral, di mana pembentukan
atau perubahan sikap mencakup banyak pemikiran dan didasarkan pada pertimbangan
rasional yang tekun tentang informasi data dan produk yang paling penting, dan rute
sekeliling, di mana pembetukan atau perubahan sikap mencukup jauh lebih sedikit pemikiran
dan merupakan konsekuensi dari asosiasi merek dengan entah petunjuk sekeliling yang
positif atau negatif.
Konsumen yang mengkuti rute sentral hanya kalau mereka memiliki motivasi,
kemampuan, dan peluang yang memadai. Dengan kata lain, konsumen harus mau
mengevaluasi merek secara rinci, memiliki merek yang perlu serta pengetahuan tentang
produk atau jasa dalam memori, dan harus ada waktu yang memadai dan tempat yang tepat
untuk benar-benar melakukannya.
Banyak produk dibeli pada kondisi rendahna keterlibatan konsumen dan tidak adanya
perbedaan antarmerek yang signifikan. Misalnya garam. Para konsumen memiliki sedikit
keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika
mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan
yang kuat terhadap merek. Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki
keterlibatan yang rendah dalam pembelian sebagian besar produk yang murah dan sering
dibeli.
Para pemasar menggunakan empat teknik untuk berusaha mengubah produk dengan
keterlibatan rendah menjadi keterlibatan tinggi.
Ø Pertama, mereka dapat produk dengan beberapa isu yang menarik keterlibatan.
Ø Kedua, mereka dapat mengaitkan produk dengan beberapa situasi pribadi yang menarik
keterlibatan.
Ø Ketiga, mereka dapat merancang iklan yang dapat memicu emosi yang berhubungan
dengan nilai pribadi atau pertahanan ego.
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi
perbedaan antarmerek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan
merek. Peralihan merek terjadi bukan karena konsumen merasa tidak puas akan suatu barang
tetapi konsumen melakukan peralihan merek hanya untuk mencari keragaman dan
perbandingan harga yang lebih murah dan kualitas lebih bagus dari barang yang di pake
sebelumnya.
Pemimpin pasar dan merek kecil dalam kategori produk ini mempunyai strategi
pemasaran yang berbeda, pemimpin pasar akan berusaha mendorong perilaku pembelian
kebiasaan dengan mendominasi ruang rak dengan beragam versi produk yang berhubungan
tetapi berbeda, menghindari kondisi kehabisan stok, dan sering mensponsori iklan pengingat.
Perusahaan pesaing akan mendorong pencarian keragaman dengan menawarkan harga yang
lebih rendah dan dengan penawaran khusus.
Ahli teori keputusan berdasarkan perilaku berhasil mengidentifkasikan berbagai heuristik dan
bias dalam pengambilan keputusan konsumen tiap hari. Berbagai heuristik dan bias itu
memainkan peran ketika konsumen memperkirakan kemungkinan hasil atau kejadian di masa
depan.
1. Heuristik Ketersediaan
Para konsumen mendasarkan prediksi mereka pada cepat dan mudahnya contoh hasil tertentu
masuk dalam pikiran. Jika sebuah contoh masuk pikiran terlalu mudah, konsumen mungkin
menilai terlalu tinggi kemungkinan hasil atau terjadinya satu peristiwa (event).
2. Heuristik Representatif
Konsumen sampai pada penilaian awal dan kemudian melakukan penyesuaian kesan pertama
yang didasarkan pada informasi tambahan. Bagi pemasar jasa, penting untuk memberikan
kesan pertama yang kuat guna memantapkan sebuah jangkar yang menyenangkan sehingga
pengalaman berikut diinterpretasikan dalam situasi yang lebih menyenangkan.
Ingat bahwa manajer pemasaran juga dapat menggunakan heuristik dan tidak lepas dari bias
dalam pengambilan keputusan yaitu : ” jebakan keputusan mengungkapkan 10 kesalahan
yang bisa di lakukan manajer dalam keputusan mereka ”
C. Akuntansi Mental.
Menurut Richard Thaler dari Chicago, akunting mental didasarkan pada satu perangkat
prinsip inti yang penting:
3. Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian lebih kecil pada pendapatan yang lebih
besar. Prinsip penundaan bias menjelaskan mengapa pajak pendapatanyang diambil dari
pembayaran cek per bulan kurang disukai disbanding pembayaran pajak jumlah bulat yang
besar lebih disukai kalau pembiayaan-pembiayaan kecil itu diserap oleh jumlah pembayaran
yang lebih besar.
4. Konsumen cenderung memisahkan pendapatan kecil dari kerugian besar. Prinsip silver
lining bias menjelaskan popularitas rabat pada pembelian besar seperti mobil.
Prinsip akunting mental sebagian disebabkan oleh teori prospek. Teori prospek menegaskan
bahwa konsumen membuat bagan alternatif keputusan dari segi pendapatan dan kerugian
sesuai dengan fungsi nilai. Konsumen umumnya menolak kerugian. Mereka cenderung
melebih-lebihkan probabilitas yang sangat rendah dan merendahkan probabilitas yang sangat
tinggi.
Bagaimana pemasar mempelajari tahap – tahap dalam proses pembelian untuk produk
mereka ?
1. Metode introspektif : Mereka ( pemasar ) dapat memikirkan bagaimana mereka
sendiri akan bertindak.
Pertanyaan :
1. Menurut anda apa yang di maksud dengan Pasar Konsumen dan jelaskan?
2. Sebutkan apa saja faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen ?
3. Terdapat tiga teori yang mendasari tentang wacana motivasi, sebutkan masing-masing
kelebihan maupun hal yang membedakan antara ketiga teori tersebut ?