Anda di halaman 1dari 12

Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

URGENSI PENDAFTARAN PADA TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT

Ningrum Ambarsari; Noor Azizah


Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan MAAB
Jalan Adhyaksa No. 2 Banjarmasin Kalimantan Selatan
Email: ningrum74fhuniska@gmail.com; azizahshmh@yahoo.com

Abstract
The urgency of land registration for the first time on land that has not been certified is intended
to realize the orderly administration and legal certainty for landowners. This is because the
implementation of land registration will produce a final product that is a certificate as a proof
of ownership of land rights. This research aims to determine how the first land registration on
land that has not been certified and how obstacles in the first Land registry. This research is
expected to make a meaningful contribution. Theoretically, this research is beneficial for the
development of legal sciences, especially regarding agrarian law.

Keynote: Agrarian, Land Registration, Certified Land.

Abstrak
Urgensi Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali pada Tanah yang belum Bersertifikat
dimaksudkan untuk mewujudkan tertib administrasi dan kepastian hukum bagi pemilik tanah.
Hal ini karena penyelenggaraan pendaftaran tanah akan menghasilkan suatu produk akhir yaitu
berupa sertifikat sebagai tanda bukti kepemilikan hak atas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pendaftaran tanah yang pertama kali pada tanah yang belum
bersertifikat dan bagaimana kendala – kendala dalam Pendaftaran tanah yang pertama kali.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti. Secara teoritis
penelitian ini bermanfaat untuk kepentingan pengembangan Ilmu hukum, khususnya mengenai
Hukum Agraria.

Kata Kunci: Agraria, Pendaftaran Tanah, Sertifikat Tanah.

LATAR BELAKANG MASALAH menurut ketentuan-ketentuan yang diatur


Undang-Undang Pokok Agraria dengan Peraturan Pemerintah”.
(UUPA) bertujuan memberikan kepastian Pendaftaran tersebut meliputi:
hukum berkaitan dengan alas hak atas tanah a. Pengukuran, perpetaan dan
yang dipegang oleh warga negara pembukuan tanah;
Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan
secara tegas diatur dalam Pasal 19 ayat (1) peralihan hak-hak tersebut; dan
UUPA yang menyatakan bahwa: c. Pemberian surat-surat tanda bukti
”Untuk menjamin kepastian hukum oleh hak, yang berlaku sebagai alat
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah pembuktian yang kuat.
diseluruh wilayah Republik Indonesia

91
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Pendaftaran tanah diselenggarakan mengamanatkan bahwa pemerintah


dengan mengingat keadaan Negara dan mengadakan pendaftaran tanah untuk
masyarakat, keperluan lalu lintas sosial seluruh wilayah RI dan bahwa sertifikat hak
ekonomi serta kemungkinan atas tanah merupakan bukti yang kuat
penyelenggaraannya. Tanah merupakan mengenai suatu penguasaan/pemilikan
hajat hidup setiap orang, itu benar adanya. tanah. Begitupun dengan Peraturan
Setiap jengkal tanah di mata hukum Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
keagrariaan harus jelas status hak dan Pendaftaran Tanah, melalui pasal 3
pemegang haknya. Misalnya, tanah hak menjelaskan tujuan dan kegunaan dari
milik (HM) jelas bukan tanah negara (TN) pendaftaran tanah dan salah satu produknya
dan berbeda kriterianya dengan tanah-tanah bernama sertifikat hak atas tanah tersebut,
hak guna bangunan (HGB), hak guna usaha “Untuk memberikan kepastian hukum dan
(HGU), dll. Begitupun siapa-siapa saja perlindungan hukum kepada pemegang hak
yang boleh menguasai/memilikinya serta atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun
peruntukan penggunaan tanahnya dan hakhak lain yang terdaftar agar dengan
mempunyai kriteria-kriteria yang berbeda. mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
Tanah hak milik ataupun tanah hak-hak pemegang hak yang bersangkutan.”
lainnya wajib didaftarkan di kantor-kantor Dalam Peraturan Pemerintah diatur
pertanahan (BPN). biaya-biaya yang bersangkutan dengan
Bukti bahwa tanah tersebut telah pendaftaran tanah, dengan ketentuan bahwa
terdaftar adalah sertifikat tanah, yang rakyat tidak mampu dibebaskan dari
sekaligus sebagai bukti pembayaran biaya-biaya tersebut. Atas
penguasaan/pemilikan pemegangnya atas dasar ketentuan di atas maka perlu adanya
tanah tersebut. Itulah alasan mengapa suatu tindakan oleh pemerintah serta
pemerintah mengadakan pendaftaran tanah kesadaran masyarakat dalam rangka
dan penerbitan sertifikat merupakan salah pendataan tanah yang dimaksudkan agar
satu perwujudan dari tujuan pendaftaran adanya suatu kepastian hukum bagi
tanah dimaksud. Undang-Undang Nomor 5 pemegang hak milik atas tanah serta
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar pendataan yang lengkap bagi pemerintah
Pokok-Pokok Agraria atau disebut juga dalam tugas sebagai penyelenggaraan
dengan nama UUPA (Undang- Undang negara. Sebagaimana kita ketahui pada saat
Pokok Agraria), melalui pasal 19 ini pemerintah terus berupaya untuk

92
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

melaksanakan pendaftaran tanah secara permohonan sertifikat tanah hampir


nasional dalam waktu yang singkat, murah tergolong bukan pengetahuan umum.
dan berhasil. Di samping itu pendaftaran Hanya di forum-forum akademiklah
tanah masih harus disesuaikan dengan beredar pengetahuan semacam ini. Untuk
kondisi sosial ekonomis masyarakat agar itu adanya penulisan hukum ini juga dapat
pendaftaran tanah dapat terjangkau oleh diapresiasikan sebagai salah satu
semua lapisan masyarakat. Pendaftaran kepedulian penulis untuk mensosialisasikan
tanah dimaksudkan untuk mewujudkan pendaftaran tanah dan sertifikasi tanah
tertib administrasi, tertib hukum dan khususnya dan masalah keagrariaan pada
memenuhi tuntutan masyarakat Indonesia. umumnya.
Penyelenggaraan pendaftaran tanah akan
menghasilkan suatu produk akhir yaitu
berupa sertifikat sebagai tanda bukti
kepemilikan hak atas tanah. Namun dalam
RUMUSA MASALAH
pelaksanaannya pastilah ada hambatan baik
Berdasarkan latar belakang masalah
dalam pelaksanaan administrasi maupun
tersebut, maka rumusan masalah dalam
dari kesadaran masyarakat itu sendiri,
penelitian ini adalah:
terlebih lagi bagi masyarakat umum yang
1. Bagaimanakah pendaftaran tanah
belum begitu mengerti akan arti pentingnya
yang pertama kali pada tanah yang
suatu pendataan tanah. Maka jelaslah
belum bersertifikat?
adanya kewajiban yang harus dilaksanakan
2. Bagainana kendala-kendala dalam
oleh pemegang hak atas tanah untuk
pendaftaran tanah yang pertama
mendaftarkan tanah yang dimilikinya guna
kali?
mendapatkan bukti otentik yang
berkekuatan hukum dengan diterbitkannya
METODE PENELITIAN
suatu sertifikat hak atas tanah oleh lembaga
Metodologi mempunyai peran yang
yang berwenang yaitu Badan Pertanahan
sangat penting dalam penelitian dan
Nasional.
pengembangan pengetahuan karena
Dalam masyarakat awam,
mempunyai beberapa fungsi antara lain
pengetahuan mengenai pendaftaran tanah
adalah untuk menambah kemampuan para
dan terlebih bagaimana cara memperoleh
ilmuwan untuk mengadakan atau
sertifikat dan cara BPN memproses
melaksanakan penelitian secara lebih baik,

93
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

atau lebih lengkap dan memberikan penyelenggaraannya, menurut


kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti pertimbangan Menteri agraria.
hal-hal yang belum diketahui.1 Dalam Peraturan Pemerintah diatur
biaya-biaya yang bersangkutan dengan
PEMBAHASAN
pendaftaran termaksud dalam ayat 1 diatas,
Pendaftaran tanah yang pertama kali
dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak
pada tanah yang belum bersertifikat
mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-
Pengaturan pendaftaran tanah dalam
biaya tersebut.
UUPA di atur dalam Pasal 19 UUPA yang
Mengingat pasal 19 ayat (1) UUPA
berisi :
maka Pengaturan pendaftaran tanah di
1. Untuk menjamin kepastian hukum
Indonesia yang lebih rinci diatur
oleh pemerintah diadakan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24
pendaftaran tanah diseluruh wilayah
Tahun 1997 yang ditetapkan dan
Republik Indonesia menurut
diundangkan pada tanggal 8 Juli 1997
ketentuan-ketentuan yang diatur
tentang Pendaftaran Tanah, yang
dengan Peraturan Pemerintah.
menggantikan PP No.10 Tahun 1961. Dan
2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1
PP 24/1997 ini baru mulai berlaku tanggal 8
pasal ini meliputi:
oktober 1997.
Pengukuran, perpetaan dan
Dalam penjelasan umum PP
pembukuan tanah; Pendaftaran hak-
No.24/1997 dikemukakan apa yang
hak atas tanah dan peralihan hak-
menjadi pertimbangan perlunya diadakan
hak tersebut; Pemberian surat-surat
peraturan pendaftaran tanah baru yaitu:
tanda bukti hak, yang berlaku
“Dalam pembangunan jangka panjang
sebagai alat pembuktian yang kuat.
peranan tanah bagi pemenuhan berbagai
Pendaftaran tanah diselenggarakan keperluan akan meningkat, sehubungan
dengan mengingat keadaan Negara dan dengan itu akan meningkat pula
masyarakat, keperluan lalu-lintas social kebutuhan akan dukungan berupa
ekonomis serta kemungkinan jaminan kepastian hukum di bidang
pertanahan. Selain itu dalam
menghadapi kasus-kasus konkret

1
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Universitas Indonesia, Cet. 3, Jakarta, 2017,
hlm. 7.

94
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

diperlukan juga terselenggaranya Pemerintah, agar dengan mudah


pendaftaran tanah, yang memungkinkan dapat memperoleh data yang
bagi para pemegang hak atas tanah diperlukan dalam mengadakan
untuk dengan mudah membuktikan perbuatan hukum mengenai bidang-
haknya atas tanah yang dikuasainya dan bidang tanah dan satuan-satuan
bagi para pihak yang berkepentingan rumah susun yang sudah terdaftar.
dapat memperoleh keterangan yang c) Untuk terselenggaranya tertib
diperlukan mengenai tanah, serta bagi administrasi pertanahan.
Pemerintah untuk melaksanakan Terselenggaranya pendaftaran tanah
kebijaksanaan pertanahannya”. secara baik merupakan dasar dan
Menurut Pasal 2, PP 24/1997 perwujudan tertib administrasi di
pendaftaran tanah diselenggarakan/- bidang pertanahan.
dilaksanakan berdasarkan asas Dalam Pasal 1, PP 24/1997
sederhana, aman, terjangkau, mutakhir, diberikan rumusan mengenai pengertian
dan terbuka. pendaftaran tanah. “Pendaftaran Tanah
Tujuan dari diselenggarakannya adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
pendaftaran tanah berdasarkan Pasal 3, PP oleh Pemerintah secara terus-menerus,
24/1997 adalah: berkesinambungan dan teratur, meliputi
a) Untuk memberikan kepastian pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan
hukum dan perlindungan hukum penyajian serta pemeliharaan data fisik dan
kepada pemegang hak atas suatu data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
bidang tanah, satuan rumah susun, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
dan hak-hak lain yang terdaftar, agar satuan rumah susun, termasuk pemberian
dengan mudah dapat membuktikan sertifikat sebagai surat tanda bukti haknya
dirinya sebagai pemegang hak yang bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
bersangkutan. Untuk itu kepada haknya dan hak milik atas satuan rumah
pemegang haknya diberikan susun serta hak-hak tertentu yang
sertifikat sebagai surat tanda membebaninya”.
buktinya. Pelaksanaan pendaftaran tanah
b) Untuk menyediakan informasi meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk
kepada pihak-pihak yang pertama kali (initial registration) dan
berkepentingan, termasuk

95
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

pemeliharaan data pendaftaran tanah Pemeliharaan data pendaftaran


(maintenance).(Pasal 11, PP 24/1997). tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah
Pendaftaran tanah untuk pertama untuk menyesuaikan data fisik dan data
kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah yuridis dalam peta pendaftaran, daftar
secara sistematik dan pendaftaran tanah tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah
secara sporadik. Pendaftaran tanah secara dan sertifikat dengan perubahan-perubahan
sistematik adalah kegiatan pendaftaran yang terjadi kemudian. Agar data yang
tanah untuk pertama kali yang dilakukan tersedia di kantor pertanahan selalu sesuai
secara serentak yang meliputi semua objek dengan keadaan yang mutakhir,dalam pasal
pendaftaran tanah yang belum didaftar 36 ayat (2) PP 24/1997 ditentukan, bahwa
dalam wilayah atau bagian wilayah suatu para pemegang hak yang bersangkutan
desa/kelurahan. Pendaftaran tanah secara wajib mendaftarkan perubahan-perubahan
sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dimaksudkan kepada kantor
untuk pertama kali mengenai satu atau pertanahan.
beberapa objek pendaftaran tanah dalam Ini sesuai dengan asas mutakhir
wilayah atau bagian wilayah suatu pendaftaran sebagaimana yang dinyatakan
desa/kelurahan secara individual atau dalam pasal 2, PP 24/1997. Asas mutakhir
massal. menuntut dipeliharanya data pendaftaran
Pendaftaran tanah secara sistematik tanah secara terus-menerus dan
diutamakan, karena melalui cara ini akan berkesinambungan., sehingga data yang
dipercepat perolehan data mengenai tersimpan di kantor pertanahan selalu sesuai
bidang-bidang tanah yang akan didaftar dengan keadaan nyata di lapangan, dan
daripada melalui pendaftaran tanah secara masyarakat dapat memperoleh keterangan
sporadik. Disamping pendaftaran tanah mengenai data yang benar setiap saat.
secara sistematik, pendaftaran tanah secara Data yang dihimpun dalam
sporadik juga akan ditingkatkan pendaftaran tanah meliputi dua bidang
pelaksanaannya, karena dalam yaitu:
kenyataannya akan bertambah banyak 1. Data fisik mengenai tanahnya:
permintaan untuk mendaftar secara lokasinya, batas-batasnya, luasnya
individual dan missal yang diperlukan bangunan dan tanaman yang ada di
dalam pelaksanaan pembangunan, yang atasnya.
akan makin meningkat kegiatannya.

96
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

2. Data yuridis mengenai haknya: bidang tanahnya yang di uraikan dalam


haknya apa, siapa pemegang surat ukur secara hukum telah didaftar
haknya, ada atau tidak adanya hak menurut PP 24/1997. Demikian dinyatakan
pihak lain. dalam Pasal 29, PP 24/1997.
Sistem publikasi yang digunakan
(1) Bidang-bidang tanah yang
yaitu sistem negatif yang mengandung
dipunyai dengan hak milik, hak
unsur positif, karena akan menghasilkan
guna usaha, hak guna bangunan
surat-surat tanda bukti hak yang berlaku
dan hak pakai;
sebagai alat pembuktian yang kuat, seperti
(2) Tanah hak pengelolaan;
dinyatakan dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c,
(3) Tanah wakaf;
Pasal 23 ayat (2), Pasal 32 ayat (2) dan Pasal
(4) Hak milik atas satuan rumah
38 ayat (2) UUPA. Bukan sistem publikasi
susun;
negatif yang murni. Sistem publikasi yang
(5) Hak tanggungan; Dan
negatif murni tidak akan menggunakan
(6) Tanah Negara.
sistem pendaftaran hak. Juga tidak aka nada
Ada dua macam sistem pendaftaran
pernyataan seperti dalam pasal-pasal UUPA
tanah, yaitu sistem pendaftaran akta dan
diatas, yang menegaskan bahwa sertifikat
sistem pendaftaran hak. Sistem pendaftaran
merupakan alat bukti yang kuat.
tanah mempermasalahkan apa yang
Dalam Pasal 32 ayat (1) PP 24/1997
didaftar, bentuk penyimpanan dan
dijelaskan bahwa sertifikat merupakan surat
penyajian data yuridisnya serta bentuk
tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
tanda bukti haknya.
pembuktian yang kuat mengenai data fisik
Sistem pendaftaran yang digunakan
dan data yuridis yang termuat didalamnya,
adalah sistem pendaftaran hak (registration
sepanjang data fisik dan data yuridis
of titles), hal tersebut tampak dengan
tersebut sesuai dengan data yang ada dalam
adanya buku tanah sebagai dokumen yang
surat ukur dan buku tanah yang
memuat data yuridis dan data fisik yang
bersangkutan. Ini berarti, bahwa selama
dihimpun dan disajikan serta diterbitkannya
tidak dapat dibuktikan sebaliknya, dat fisik
sertifikat sebagai surat tanda bukti hak yang
dan data yuridis yang tercantum
didaftar. Pembukuan dalam buku tanah
didalamnya harus diterima sebagai data
serta pencatatannya pada surat ukur tersebut
yang benar, baik dalam melakukan
merupakan bukti, bahwa hak yang
bersangkutan beserta pemegang haknya dan

97
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam rangka pemeliharaan data pendaftaran


berperkara di pengadilan. tanah.
Sesuai dengan ketentuan pasal 19 Pendaftaran untuk pertama kali
UUPA pendaftaran tanah diselenggarakan adalah kegiatan mendaftar untuk pertama
oleh pemerintah, dalam hal ini Badan kalinya sebidang tanah yang semula belum
Pertanahan Nasional/BPN. didaftar menurut ketentuan peraturan
Pelaksanaan pendaftaran tanah pendaftaran tanah yang bersangkutan.
dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, Kegiatan dan pelaksanaan
dan dalam melaksanakan tugas tersebut pendaftaran tanah untuk pertama kali
Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh meliputi :
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan 1. Pengumpulan dan pengelolaan data
pejabat lain yang ditugaskan untuk fisik;
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu 2. Pengumpulan dan pengolahan data
menurut PP 24/1997 ini dan peraturan yuridis;
perundang-undangan yang bersangkuta. 3. Penerbitan sertifikat;
Dalam Pasal 1 angka 24, PP 4. Penyajian data fisik dan data
24/1997 disebut PPAT sebagai pejabat yuridis; dan
umum yang diberi kewenangan untuk 5. Penyimpanan daftar umum.
membuat akta-akta tanah tertentu sebagai Sebagaimana telah dikemukakan
yang diatur dalam peraturan perundang- bahwa pendaftaran tanah untuk pertama
undangan yang bersangkutan, yaitu akta kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah
pemindahan dan pembebanan hak atas secara sistematik dan pendaftaran tanah
tanah dan hak milik atas satuan rumah secara sporadik.
susun, dan akta pemberian kuasa untuk Pendaftaran tanah secara sistematik
membebankan hak tanggungan. dilaksanakan atas prakarsa Badan
Dalam Pasal 7, PP 24/1997 Pertanahan Nasional yang didasarkan atas
ditetapkan bahwa PPAT diangkat dan suatu rencana kerja jangka panjang dan
diberhentikan oleh Menteri Negara rencana tahunan yang bersinambungan.
Agraria/Kepala BPN. Dalam penjelasan Pendaftaran tanah secara sporadik
umum dikemukakan, bahwa akta PPAT dilaksanakan atas permintaan pihak yang
merupakan salah satu sumber utama dalam berkepentingan, yaitu pihak yang berhak
atas objek pendaftaran tanah yang

98
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

bersangkutan. Yang akan diutamakan (7) Pemeliharaan data karena


adalah pendaftaran tanah secara sistematik, pemecahan, pemisahan dan
tetapi pendaftaran tanah secara sporadik penggabungan bidang tanah;
juga akan ditingkatkan. (8) Pemeliharaan data karena
Pemeliharaan data pendaftaran pembagian hak bersama;
tanah dilakukan apabila terjadi perubahan (9) Pemeliharaan data karena hapusnya
pada data fisik atau data yuridis objek hak atas tanah, hak pengelolaan, dan
pendaftaran tanah yang telah didaftar. hak milik atas satuan rumah susun;
Pemegang hak yang bersangkutan (10) Pemeliharaan data karena
wajib mendaftrakan perubahan yang perubahan nama;
bersangkutan kepada kantor (11) Pemeliharaan data berdasarkan
pertanahan.(pasal 36 PP 24/1997). putusan atau penetapan ketua
Pemeliharaan data pendaftaran tanah terdiri pengadilan;
dari : (12) Pemeliharaan data sehubungan
(1) Pemeliharaan data karena dengan perubahan hak atas tanah
pemindahan hak yang tidak melalui
Kendala-kendala Dalam Pendaftaran
lelang;
Tanah
(2) Pemeliharaan data karena
Dalam pendaftaran tanah banyak
pemindahan hak melalui lelang;
kendala yang dihadapi oleh masyarakat
(3) Pemeliharaan data disebabkan
yang ingin mendaftarkan tanahnya pertama
peralihan hak karena pewarisan;
kali. Hal ini terjadi karena masyarakat:
(4) Pemeliharaan data disebabkan
1. Kurang menyadari arti pentingnya
peralihan hak karena penggabungan
tanah, hal ini dapat dilihat bahwa
atau peleburan perseroan atau
sejauh mereka memiliki tanah yang
koperasi;
luas berkaitan kepemilikan alas hak
(5) Pemeliharaan data karena
atas tanah tersebut tidak
pembebanan hak;
diperhatikan.
(6) Pemeliharaan data karena
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat
perpanjangan jangka waktu hak atas
tentang kepastian hukum terhadap
tanah;
bidang tanah yang mereka miliki,
karenanya di beberapa wilayah
misal daerah trikora di banjarbaru

99
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

banyak kepemilikan tanah yang 1. Tujuan dari diselenggarakannya


tumpang tindih. Dalam artian satu pendaftaran tanah berdasarkan Pasal 3,
bidang tanah pemiliknya bisa lebih PP 24/1997 adalah:
dari satu orang. a. Untuk memberikan kepastian hukum
3. Kurangnyanya sosialisasi dari pihak dan perlindungan hukum kepada
badan pertanahan setempat pemegang hak atas suatu bidang
mengenai proses pendaftaran tanah. tanah, satuan rumah susun, dan hak-
Karena kendala- kendala inilah hak lain yang terdaftar, agar dengan
maka dilapangan masyarakat kesulitan mudah dapat membuktikan dirinya
dalam mendaftarakan tanahnya, akibatnya sebagai pemegang hak yang
masyarakat membiarkan saja tanahnya bersangkutan. Untuk itu kepada
tanpa alas hak yang memberikan jaminan pemegang haknya diberikan sertifikat
kepastian hukum. sebagai surat tanda buktinya.
Tanpa adanya alas hak terhadap b. Untuk menyediakan informasi kepada
tanah-tanah yang mereka miliki berdampak pihak-pihak yang berkepentingan,
pada: termasuk Pemerintah, agar dengan
1. Banyaknya sengketa tanah, dan mudah dapat memperoleh data yang
pemilik tanah tidak bisa diperlukan dalam mengadakan
mempertahankan tanah yang perbuatan hukum mengenai bidang-
dimilikinya karena tidak memiliki bidang tanah dan satuan-satuan
bukti yang otentik terhadap tanah rumah susun yang sudah terdaftar.
yang dimilikinya. c. Untuk terselenggaranya tertib
2. Tanah yang mereka miliki yang administrasi pertanahan.
memiliki nilai ekonomis yang cukup Terselenggaranya pendaftaran tanah
tinggi menjadikan banyaknya pihak secara baik merupakan dasar dan
lain yang mengincar, terlebih perwujudan tertib administrasi di
setelah diketahui kepemilikan bidang pertanahan.
terhadap alas hak terhadap tanah 2. Dalam pendaftaran tanah banyak
tersebut tidak adat. kendala yang dihadapi oleh masyarakat
yang ingin mendaftarkan tanahnya
PENUTUP
pertama kali. Hal ini terjadi karena
Kesimpulan
masyarakat:

100
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

a. Kurang menyadari arti pentingnya Bachtiar Effendie, 1993. Pendaftaran


Tanah Di Indonesia Dan Peraturan
tanah, hal ini dapat dilihat bahwa
Pelaksanaannya, Alumni, Bandung.
sejauh mereka memiliki tanah yang Budi Harsono, 2003. Hukum Agraria
luas berkaitan kepemilikan alas hak Indonesia, Djambatan, Jakarta
atas tanah tersebut tidak diperhatikan. Boedi Harsono, 2005. Hukum Agraria
Indonesia, Sejarah Pembentukan
b. Kurangnya pengetahuan masyarakat UUPA, Isi dan Pelaksanaan,
tentang kepastian hukum terhadap Djambatan, Jakarta.
bidang tanah yang mereka miliki, Edy Ruchyat, 1999. Politik Pertanahan
Nasional Sampai orde Reformasi,
karenanya di beberapa wilayah misal Alumni, Bandung.
daerah trikora di banjarbaru banyak Hasan Wargakusumah, 1995. Hukum
kepemilikan tanah yang tumpang Agraria I, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
tindih. Dalam artian satu bidang tanah
Soerjono Soekanto, 2007. Pengantar
pemiliknya bisa lebih dari satu orang. Penelitian Hukum (Jakarta: Penerbit
c. Kurangnyanya sosialisasi dari pihak Universitas Indonesia, Cetakan
Ketiga).
badan pertanahan setempat mengenai
proses pendaftaran tanah. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar NRI 1945
Saran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
1. Pendaftaran tanah sebaiknya Tentang Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA)
dilakukan untuk menhindari
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
kemungkinan kehilangan tanah 1961 Tentang Pendaftaran Tanah.
yang dimilki, agar memiliki alas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah.
hak yang sah.
2. Sebaiknya dilakukan sosialisasi
terhadap masyarakat tentang proses
pendaftaran tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
AP. Parlindungan,1988. Pendaftaran
Tanah Tanah dan Konfersi hak
milik atas tanah menurut UUPA,
Alumni, Bandung.

101
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2019 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

102

Anda mungkin juga menyukai