Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT IKAN CUPANG MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER SHAFER BERBASIS WEB

Tahta Istiawan Eko Nugroho 1), Deni Arifianto, M.Kom2)

1,2)
Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammdiyah Jember
Jl.Karimata No.49 Jember, Jawa Timur
1)
tahtaistiawan.ti8.poliwangi@gmail.com
2)
deniarifianto@unmuhjember.ac.id

ABSTRAK
Ikan cupang merupakan ikan hias yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat. Ikan cupang akhir-akhir ini
banyak bermunculan peternak baru yang beralih membudidayakn ikan cupang, disamping harganya terjangkau ikan
cupang juga memiliki suatu prospek yang cukup menjanjikan karena dari tahun ketahun ikan cupang mengalami
peningkatan dalam hal produksi. Namun membudidayakan ikan cupang bukan hal yang mudah karena ikan cupang
merupakan sebuah hewan yang gampang terserang penyakit. Penyakit ikan cupang memiliki suatu kemiripakan dari satu
penyakit dengan penyakit lainnya, banyak peternak mengalami kebingungan ketika menangani ikan cupang yang
terserang penyakit, maka tidak menutup kemungkinan para peternak ikan cupang akan mengalami kerugian. Tidak semua
peternak ikan cupang mengetahui penyakit-penyakit pada ikan cupang. Banyak faktor yang memperngaruhi penyakit
pada ikan cupang seperti kondisi air, bakteri, jamur dan budidaya dari ikan cupang itu sendiri. Oleh karena hal tersebut
penulis berinisiatif membuat sebuah sistem agar dapat membantu para peternak ikan cupang mengetahui penyakit ikan
cupang dengan membuat sistem pakar. Sistem pakar merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk memindahkan
pengetahuan yang pakar ke dalam komputer yang selanjutnya akan diolah menjadi suatu perangkat lunak dan kemudian
bisa digunakan oleh orang yang bukan pakar. Pada penelitian yang dilakukan menggunakan metode dempster shafer
menghasilkan nilai densitas kemungkinan suatu penyakit yang diderita berdasarkan belief functions (fungsi kepercayaan)
dan plausible reasoning (pemikiran yang masuk akal) pada setiap gejala yang ada. Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan dengan 100 data uji, diperoleh hasil akurasi sebesar 91.5% yang menunjukkan sistem berfungsi dengan baik
sesuai dengan identifikasi pakar.
Kata kunci: Penyakit Ikan Cupang, Sistem Pakar, Metode Dempster Shafer

ABSTRACT
Betta fish is an ornamental fish that is currently favored by many people. Betta fish have recently emerged as
new breeders who switch to raising betta fish, in addition to being affordable, betta fish also have a promising prospect
because over the years betta fish have increased in terms of production. However, raising betta fish is not easy because
betta fish is an animal that is easily attacked by diseases. Betta fish disease has a resemblance from one disease to another
disease, many breeders experience confusion when dealing with betta fish that have the disease, so it is possible that betta
fish farmers will suffer losses. Not all betta fish farmers know the diseases of betta fish. Many factors affect disease in
Betta fish such as water conditions, bacteria, fungi and the cultivation of Betta fish itself. Because of this the authors took
the initiative to create a system in order to help the betta fish breeders know the disease of betta fish by creating an expert
system. Expert system is a system that functions to transfer expert knowledge into computers which will then be processed
to become a piece of software and then can be used by people who are not experts. In research conducted using the
Dempster Shafer method produces a value of the probability density of a disease suffered based on belief functions and
plausible reasoning on every phenomenon that exists. Based on testing that has been done with 100 test data, the test
results obtained by 91.5% in accordance with the system created with expert approval.
Keywords: betta fish disease, expert system, dempster shafer method

1
1. Pendahuluan hanya menduga-duga penyakit yang ada dan
Kemajuan dunia percupangan di mencoba alternatif pengobatan. Cara yang
Indonesia semakin pesat, dengan adanya dilakukan bisa berdampak buruk ketika
seminar ilmu pengetahuan tentang ikan ikonik penyakit mulai menyebar secara cepat, sudah
Indonesia yang sudah terjamah oleh bisa dipastikan ikan cupang mengalami
masyarakat luas. Meskipun banyak yang kematian. Kondisi tersebut sebagai akibat dari
menganggap remeh, nilai jual ikan cupang kurangnya pengalaman dan cara melakukan
ternyata cukup menyita perhatian. Maka dari diagnosis penyakit ikan cupang. Untuk
itu banyak pembudidaya yang beralih mata mengatasi kendala tersebut maka peternak
pencaharian ke ikan hias tersebut. Selain membutuhkan suatu pengetahuan tentang
harganya yang relatif terjangkau bagi informasi penyakit, gejala, dan penanganan
penghobi, ikan cupang terdapat seni yang penyakit tersebut.
menjual pada warna dan bentuk sirip yang Akan tetapi kendala yang dihadapi
bermacam-macam. Dari yang hanya merawat, kurangnya ketersediaan informasi mengenai
sekarang banyak masyarakat bahkan peternak penyakit ikan cupang masih sedikit, hal
ikan konsumsi berbondong-bondong beralih tersebut menyebabkan kesulitan dalam
beternak ikan cupang. penanggulangannya maupun cara
Namun banyak juga kendala yang pengobatannya. Oleh sebab itu dibutuhkan
sering dihadapi sejumlah peternak tersebut, peran seorang pakar atau seorang yang paham
mulai karena ketidaktahuan akan metode mengenai penyakit dan pengobatan ikan
dalam beternak, kesalah pahaman akan cupang sebagai tempat konsultasi. Seorang
merawat ikan dengan baik sehingga pakar juga diharapkan dapat memberikan
menimbulkan kematian masal yang informasi mengenai penyakit, cara
disebabkan oleh berbagai penyakit. Dengan penanggulangan, pengobatan dan solusi
kata lain penyakit merupakan sebuah kendala mengatasinya. Akan tetapi ketersediaan pakar
besar bagi para peternak karena bisa ikan cupang saat ini masih kurang dan untuk
menyebakan hasil panen ikan berkurang dan menghubunginya seorang pakar penyakit ikan
bahkan bisa menyebabkan kerugian yang cupang, peternak membutuhkan biaya, waktu
cukup besar. dan tenaga yang tidak sedikit. Berdasarkan hal
tersebut dikembangkan suatu sistem pakar
Selama ini peternak seringkali
tentang penyakit ikan cupang sehingga dapat
mengalami kesulitan dalam mendeteksi gejala-
memberikan solusi untuk menggulangi
gejala awal penyakit ikan cupang, karena
penyakit ikan cupang.
setiap penyakit ikan cupang memiliki suatu
kemiripan gejala. Kebanyakan dari peternak
2
Sistem pakar merupakan sebuah Karena masalah-masalah tersebut
aplikasi berbasis komputer yang digunakan dibutuhkan sebuah sistem yang mampu
untuk menyelesaikan masalah sebagaimana membantu permasalahan mendiagnosis
yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang di penyakit ikan cupang secara cepat. Maka
maksud yaitu seorang yang memiliki keahlian demikian perlu adanya sebuah sistem pakar
dalam bidang tersebut yang dapat yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit
menyelesaikan masalah yang tidak dapat pada ikan cupang.
diselesaikan oleh orang awam. Sistem pakar di
2. LANDASAN TEORI
pandang berhasil apabila mengambil
2.1 Ikan Cupang
keputusan seperti yang dilakukan oleh pakar
Ikan cupang (Betta splendens)
aslinya baik dari sisi proses pengambilan
merupakan salah satu ikan air tawar paling
keputusannya maupun hasil keputusan yang
populer di dunia, baik dalam negeri, negara-
diperolah.
negara Asia, maupun benua Amerika dan
Merujuk penelitian dari (Yusnita & Eropa. Ada tiga jenis ikan cupang yang dapat
Aprilianto, 2015) yang berjudul “Sistem Pakar diperlihara oleh hobiis yaitu ikan cupang hias,
Diagnosa Penyakit Ikan Nila Menggunakan ikan cupang dadu dan ikan cupang liar
Dempster Shafer Berbasis Web”. Pada (Haryanto, 2019). Jenis-jenis penyakit pad
penelitian tersebut pengujian dilakukan ikan cupang adalah sebagai berikut:
dengan menguji sebanyak 31 ikan nila, dari
a. Fin rot (busuk sirip)
pengujian tersebut mendapatkan akurasi
b. White spot atau ich (bintik putih)
sebesar 100%. Faktor tersebut yang
c. Velvet (bintik emas/karatan)
merupakan salah satu alasan menggunakan
d. Pop eye (mata bengkak)
metode Dempster Shafer dalam kasus
e. Dropsy (sisik nanas)
diagnosis penyakit ikan cupang.
f. Swin bladder disorder (kembung)
Beberapa kelebihan dari metode g. Inflamed gills (insang memerah)
demster shafer yaitu: dapat menggabungkan 2.2 Sistem Pakar
bukti sekaligus dari beberapa sumber, dapat
Sistem pakar adalah sistm komputer
membedakan antara ketidakpastian dan
yang ditunjukkan untuk menirukan semua
ketidaktahuan, memiliki karakteristik sesuai
aspek (emulates) kemampuan keputusan
dengan cara berfikir seorang pakar, sangat
(decision making) seorang pakar. Sistem pakan
cocok digunakan pada sistem pakar yang
memanfaatkan secara maksimal pengetahuan
mengukur sesuatu yang belum pasti ataupun
khusus selayaknya seorang pakar
tidak pasti.
menyelesaikan sebuah masalah. Seperti
layaknya pakar, kemudian menjelasakan ke
3
pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan- berdasar belief functions and plausible
alasannya. Kepakaran merupakan sebuah reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran
rangkaian pelatihan, membaca, pengalaman yang masuk akal), yang digunakan untuk
dan ilmu yang luas (Rosnelly, 2012). mengkombinasikan potongan informasi yang
terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi
2.3 Metode Demster Shafer
kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini
Menurut (Sulistyohati Dkk, 2008) dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan
dalam menghadapi suatu permasalahan sering Glenn Shafer. Secara umum teori Dempster-
kali tidak di temukan sebuah titik temu atau Shafer ditulis dalam suatu interval:
tidak memiliki kepatian penuh. Ketidakpastian
ini biasanya berupa probabilitas atau
kebolehjadian yang tergantung hasil dari
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence
kerjadian. Hasil yang tidak pasti di sebabkan
dalam mendukung suatu himpunan proposisi.
dua faktor, yaitu faktor tidak pasti dan faktor
Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa
karena pengguna tidak bisa menjawab
tidak ada evidence, dan jika bernilai 1
pertanyaan sistem. Hal yang di maksud mudah
menunjukkan adanya kepastian. Plausibility
dilhat pada sistem mendiagnosis penyakit,
(Pls) akan mengurangi tingkat kepastian dari
dimana pakar dapat mengidentifikasi
evidence. Plausibility bernilai 0 sampai 1. Jika
hubungan antara gejala dengan penyebab
yakin akan X’, maka dapat dikatakan bahwa
secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan
Bel(X’) = 1, sehingga rumus di atas nilai dari
suatu gejala dengan pasti. Dan pada akhirnya
Pls(X) = 0. Menurut Giarratano dan Riley
akan dapat banyak kemungkinan diagnosis.
fungsi Belief dapat diformulasikan sebagai:
Sistem pakar harunya bekerja dalam
ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan
guna menyelesaikan ketidakpastian, terasuk Dan Plausibility dinotasikan sebagai:
probabilitas klasis, probabilitas bayesn teori
hartley berdasarkan himpunan klasik, teori
demspter-shafer, teori fuzzy dan faktor
ketidakpastian. Dimana:

Adapun mengatasi ketidakpastian Bel (X) = Belief (X);


maka digunakan penalaran statistik, yang salah Pls (X) = Plausibility (X);
satunya menggunakan pelaran dengan teori
m(X) = Mass function dari (X)
dempster-shafer. Demspter-shafer merupakan
suatu teori matematika untuk pembuktian m(Y) = Mass function dari (Y).

4
3. METODE PENELITIAN Kode Nama Penyakit

3.1 Alur Penelitian P1 Fin Rot (Busuk Sirip)


P2 White Spot Atau Ich (Bintik Putih)
Alur penelitian yang dilakukan adalah
P3 Velvet (Bintik Emas/Karatan)
mencari studi literatur dengan mengumpulkan
P4 Pop Eye (Mata Bengkak)
beberapa jurnal yang mendukung, kemudian P5 Dropsy (Sisik Nanas)
melakukan sebuah pengumpulan data yang P6 Swim Bladder Disorder (Kembung)
dilakukan dengan mendatangi seorang P7 Inflamed Gills (Insang Memerah)

peternak ikan cupang yaitu Risky Dwi Saputra.


Melakukan analisis kebutuhan dengan Tabel 2 Data Gejala
menggunakan sublime text dan XAMPP, Kode
Nama Gejala
Gejala
melakukan perancangan sistem dengan
G001 Sirip Ikan Cupang Menguncup
merancang flowchat, diagram kontesks, Erd,
G002 Sirip Ikan Cupang Berkurang/Rontok
kemudian melakukan implementasi, Sirip Ikan Cupang Terlihat Robek
melakukan pengujian, memberi kesimpulan G003 Dan Compang Camping Seolah
dan saran. Alur dapat dilihat pada gambar 1. Olah Membusuk
Muncul Bintik-Bintik Di Badan
G004
Ikan Cupang
Ikan Cupang Sering Bergerak Menabrak
G005
Dinding Aquarium
Muncul Bintik-Bintik Emas/Berkarat
G006
Di Badan Ikan Cupang
Pergerakan Ingsang Cupang Semakin
G007
Cepat
Sisik Ikan Cupang Lama-Lama Akan
G008
Tercopot Satu Persatu
G09 Mata Ikan Cupang Mulai Membengkak

Gambar 1 Alur Penelitian Mata Ikan Cupang Terlihat Selaput


G010
Putih
3.2 Pengumpulan Data
Dari Beberapa Kasus Bisa Timbul
Data diperoleh dari peternak ikan G011
Bercak Darah Di Selaput Mata
cupang yaitu Risky Dwi Saputra yang terdiri Bagian Mulut Akan Terlihat Sangat
G012
dari data penyakit dan data gejala serta relasi Pucat
data gejala dan penyakit. Data penyakit dapat G013 Perut Ikan Cupang Mulai Membengkak

dilihat pada tabel 1, data gejala dilihat pada G014 Ikan Cupang Tidak Bisa Buang Kotoran
G015 Ikan Cupang Berenang Miring
tabel 2, dan relasi gejala dan penyakit dapat
Ingsang Ikan Cupang Memerah
dilihat pada tabel 3. G016
Cenderung Sulit Tertutup Rapat
Tabel 1 Data Penyakit

5
Ikan Cupang Sulit Bernafas Hingga 2.1.2 Perancangan Sistem
G017
Cenderung Di Permukaan Air Setelah semua data didapatkan dibuat
G018 Kotoran Ikan Cupang Memanjang
perancangan sistem flowchat penelitian.
Ikan Cupang Sering Diam Berenang
G019 Adapun flowchat dapat dilihat pada gambar 2,
Diatas
Tubuh Ikan Cupang Terutama Perut
G020
Menyerupai Sisik Nanas
G021 Insang Ikan Jarang Terbuka
G022 Ikan Cupang Kurang Aktif Bergerak
G023 Warna Ikan Cupang Memucat

Tabel 3 Relasi Gejala Dan Penyakit


Kode Kode Penyakit
Gejala P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
G001 √ √
G002 √
G003 √
G004 √
G005 √ √
G006 √
G007 √ √
G008 √
G009 √
G010 √
G011 √
Gambar 2 Flowchat Penelitian
G012 √ a. Pengguna
G013 √ Pertama pengguna memasukkan data
G014 √ √ pengguna jika valid maka sistem akan
G015 √
menampilkan menu diagnosis, jika tidak valid
maka proses akan berulang. Pada menu
G016 √
diagnosis pengguna memilih gejala dengan
G017 √ cara mencentang gejala yang dialami.
G018 √ Kemudian di proses oleh sistem, dari sistem
G019 √ √ proses sistem didapatkan hasil diagnosis. Hasil
G020 √ diagnosis ditampilkan pada pengguna. Hasil
yang akan ditampilkan pada pengguna yaitu
G021 √
penyakit dan solusi penyakit tersebut,
G022 √ √ √ √ √ kemudian proses selesai, jika pengguna
G023 √ √ √ √ memilih (ya) maka proses akan selesai, jika
memilih (tidak) maka proses akan kembali
pada masukkan gejala. Hasil pengguna dari
proses sistem akan dimasukkan pada databese
sistem.
6
b. Admin
Admin mengolah data penyakit, jika data
benar maka akan masuk pada database, jika
tidak maka akan mengulangi pada proses
kelola data penyakit. Admin mengelola data
gejala jika data benar maka akan masuk pada
database, jika tidak akan mengulangi proses
kelola data gejala. Admin juga mencetak
laporan yang dimasukkan oleh pengguna

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Implementasi Sistem Gambar 5 Halaman Konsultasi
Perancangan sestem yang dibuat pada tahap Halaman konsultasi digunakan oleh
selanjutnya, diimplementasilan ke dalam user untuk melakukan konsultasi pada
halaman web. sistem. Pada halaman konsultasi
1. Tampilan Halaman Login User terdapat daftar gejala yang kemudian
dapat dipilih dengan mengisi centang
pada cek box yang ada. Setelah
memilih gejala yang dirakan ikan
cupang, user kemudian meengklik
tombol sudmit untuk mendapatkan
hasil diagnosa.

3. Tampilan Hasil Konsultasi

Gambar 4 Tampilan Halaman Login


User
gambar merupakan halaman login user.
Pada halaman login user terdapat form
yang digunakan masuk pada aplikasi,
dimana user yang telah terdaftar dapat
memasukkan username dan password
dengan benar supaya masuk pada
kehalaman konsultasi.
Gambar 6 Hasil Diagnosis
2. Tampilan Halaman Konsultasi

7
Merupakan sebuah halaman hasil G006
G022
konsultasi. Halaman hasil konsultasi 7
G003
FIN ROT FIN ROT 1
G023
digunakan oleh user yang berfungsi 8
G001
WHITE SPOT
WHITE
1
G023 SPOT
melihat hasil diagnosa berdasarkan 9
G002
VELVET VELVET 1
G006
konsultasi sebelumnya. Pada halaman G001
G020
10 DROPSY DROPSY 1
hasil konsultasi ditampilkan berupa G021
G022
penyakit yang mungkin deiderita oleh G003
G009
11 POP EYE POP EYE 1
user berserta persentasenya. Pada G011
G022
halaman juga ditampilkan informasi G001
WHITE
12 G022 WHITE SPOT 1
yang diderita oleh ikan cupang. Hasil SPOT
G023
G001
diagnosis mennampilkan penyakit 13 G002 DROPSY DROPSY 1
G013
yang mungkin diderita dan nilai G001
14 VELVET VELVET 1
G006
densitas dari perhitungan dempster G002
15 G003 FIN ROT FIN ROT 1
shafer. G022
G013
16 G022 DROPSY DROPSY 1
5.2. Pengujian Dengan Pakar G023
G001
Untuk mendapatkan tingkat akurasi 17 G006 VELVET VELVET 1
G022
keberhasilan sistem dilakukan pengujian KEMUNGKIN
G001
AN WHITE WHITE
dengan menggunakan data ikan cupang yang 18 G003
SPOT, SPOT
0.5
G022
VELVET
didaptkan dari lima peternak yang berada di KEMUNGKIN
G001 AN WHITE WHITE
Banyuwangi. Data yang diuji sebanyak 100 19
G022 SPOT, SPOT
0.5
VELVET
data ikan cupang. Pengujian dilakukan dengan KEMUNGKIN
G001 AN WHITE WHITE
mambandingan diagnosis pakar dan diagnosis 20
G022 SPOT, SPOT
0.5
VELVET
sistem. G001
21 VELVET VELVET 1
G006
HASIL G002
KODE HASIL NILAI 22 FIN ROT FIN ROT 1
DIAGNO G003
NO GEJAL DIAGNOSIS AKU
SIS G001
A SISTEM RASI WHITE
PAKAR 23 G004 WHITE SPOT 1
SPOT
G001 G022
1 VELVET VELVET 1
G006 G001
WHITE
G001 WHITE 24 G004 WHITE SPOT 1
2 WHITE SPOT 1 SPOT
G023 SPOT G022
G001 KEMUNGKIN G001
WHITE
G002 AN WHITE 25 G004 WHITE SPOT 1
3 0.5 SPOT
G003 WHITE SPOT, SPOT G022
G022 VELVET G001
WHITE
G001 26 G004 WHITE SPOT 1
WHITE SPOT
4 G022 WHITE SPOT 1 G022
SPOT
G023 G001
27 VELVET VELVET 1
G002 G006
G003 KEMUNGKIN
5 FIN ROT FIN ROT 1
G022 G001 AN WHITE WHITE
28 0.5
G023 G022 SPOT, SPOT
G002 VELVET
6 VELVET VELVET 1
G003

8
KEMUNGKIN G023
G001
AN WHITE WHITE G001
29 G019 0.5
SPOT, SPOT G004 WHITE
G022 49 WHITE SPOT 1
VELVET G022 SPOT
G001 G023
G002 G001
30 G003 FIN ROT FIN ROT 1 G006 WHITE
50 WHITE SPOT 1
G022 G022 SPOT
G023 G023
G001 G001
WHITE
31 G002 FIN ROT FIN ROT 1 51 G022 WHITE SPOT 1
SPOT
G003 G023
KEMUNGKIN G001
WHITE
AN WHITE WHITE 52 G022 WHITE SPOT 1
32 G001 0.5 SPOT
SPOT, SPOT G023
VELVET G001
G002 G004 WHITE
33 FIN ROT FIN ROT 1 53 WHITE SPOT 1
G003 G022 SPOT
G013 G023
34 G020 DROPSY DROPSY 1 G001
G022 G004 WHITE
54 WHITE SPOT 1
KEMUNGKIN G022 SPOT
AN WHITE WHITE G023
35 G001 0.5
SPOT, SPOT KEMUNGKIN
VELVET G001 AN WHITE WHITE
55 0.5
G001 G022 SPOT, SPOT
36 VELVET VELVET 1
G006 VELVET
G001 G001
37 G006 VELVET VELVET 1 G011
56 POP EYE POP EYE 1
G022 G022
G001 G023
38 G006 VELVET VELVET 1 G001
WHITE
G022 57 G004 WHITE SPOT 1
SPOT
G001 G023
39 VELVET VELVET 1
G006 G001
WHITE
KEMUNGKIN 58 G022 WHITE SPOT 1
G001 SPOT
AN WHITE WHITE G023
40 G019 0.5
SPOT, SPOT INGSAN
G022 G016
VELVET INGSANG G
59 G017 1
G001 MEMERAH MEMER
G023
41 G006 VELVET VELVET 1 AH
G022 G004 WHITE
60 WHITE SPOT 1
G006 G022 SPOT
42 G019 VELVET VELVET 1 G006
61 VELVET VELVET 1
G022 G022
G001 G002
G006 WHITE 62 G003 FIN ROT FIN ROT 1
43 WHITE SPOT 1
G022 SPOT G023
G023 G006
63 VELVET VELVET 1
G001 G022
G006 G001
WHITE
44 G0019 WHITE SPOT 1 64 G006 VELVET VELVET 1
SPOT
G022 G022
G023 G002
65 FIN ROT FIN ROT 1
G001 G003
WHITE
45 G022 WHITE SPOT 1 66 G002 FIN ROT FIN ROT 1
SPOT
G023 G002
G001 G003
G002 WHITE 67 FIN ROT FIN ROT 1
46 WHITE SPOT 1 G022
G022 SPOT G023
G023 KEMUNGKIN
G001 G001 AN WHITE WHITE
G002 68 0.5
WHITE G022 SPOT, SPOT
47 G004 WHITE SPOT 1 VELVET
SPOT
G022 G001 WHITE
G023 69 WHITE SPOT 1
G004 SPOT
G001 WHITE G002
48 WHITE SPOT 1 70 FIN ROT FIN ROT 1
G022 SPOT G003

9
G023 SPOT,
KEMUNGKIN VELVET
G001 AN WHITE WHITE G001
71 0.5 WHITE
G022 SPOT, SPOT 92 G004 WHITE SPOT 1
SPOT
VELVET G023
G001 KEMUNGKIN G001
G002 AN WHITE WHITE G004 WHITE
72 0.5 93 WHITE SPOT 1
G003 SPOT, SPOT G022 SPOT
G022 VELVET G023
G001 WHITE G001
73 WHITE SPOT 1 94 VELVET VELVET 1
G004 SPOT G006
G001 WHITE G001 WHITE
74 WHITE SPOT 1 95 WHITE SPOT 1
G023 SPOT G023 SPOT
G001 G001
WHITE WHITE
75 G022 WHITE SPOT 1 96 G022 WHITE SPOT 1
SPOT SPOT
G023 G023
G002 G001
76 FIN ROT FIN ROT 1
G023 G004 WHITE
97 WHITE SPOT 1
G001 G022 SPOT
G004 WHITE G023
77 WHITE SPOT 1
G022 SPOT G001
G023 G016 WHITE
98 WHITE SPOT 1
G001 G022 SPOT
G006 WHITE G023
78 WHITE SPOT 1
G022 SPOT G002
G023 G003
99 FIN ROT FIN ROT 1
G001 G022
G004 WHITE G023
79 WHITE SPOT 1
G022 SPOT G002
G023 100 G003 FIN ROT FIN ROT 1
G001 G022
G002 TOTAL 91.5
80 G003 FIN ROT FIN ROT 1
G022
G023
G002
Keterangan:
81 G003 FIN ROT FIN ROT 1
G023 • Gejala = nama gejala G001, G002,
KEMUNGKIN
G001 AN WHITE WHITE G003.... sampai G23.
82 0.5
G022 SPOT, SPOT
VELVET • Hasil diagnosis sistem = hasil penyakit
G001
WHITE pada sistem.
83 G004 WHITE SPOT 1
SPOT
G023
KEMUNGKIN • Hasil diagonosis pakar= hasil penyakit
WHITE
G001 AN,
84 SPOT, 0.5 pada pakar.
G022 WHITE SPOT,
VELVET
VELVET
G001 Untuk mengetahui hasil tingkat akurasi
85 VELVET VELVET 1
G006
G001 sistem pada pengujian akurasi hasil
G004 WHITE
86 WHITE SPOT 1 diagnosis, maka perhitungannya
G022 SPOT
G023
87 G006 VELVET VELVET 1 sebagai berikut:
88 G002 FIN ROT FIN ROT 1
KEMUNGKIN • Nilai akurasi = Jumlah Data Sesuai x100%
AN WHITE Jumlah Data
89 G001 VELVET 0.5
SPOT,
VELVET • Nilai akurasi = 91.5
x 100% = 91.5 %
G001 100
G006 WHITE
90 WHITE SPOT 1
G022 SPOT
G023 Setelah melakukan pengujian dari 100 sampel
KEMUNGKIN WHITE
91 G001 0.5
AN WHITE SPOT data, dengan menjumlahkan nilai akurasi maka

10
didapatkan akurasi sebesar 91.5% yang akan menunjukkan dua penyakit, jika
menunjukkan bahwa sistem berfungsi dengan nilai terbesar satu penyakit maka hasil
baik sesuai dengan identifikasi pakar. akan menunjukkan satu penyakit.
4. Hasil pengujian menunjukkan jika
5. Kesimpulan
memilih semua gejala maka penyakit
Berdasarkan implemplentasi Sistem
yang muncul yaitu dropsy (sisik
Pakar Diagnosis Penyakit Ikan Cupang
nanas). Karena mempunyai banyak
Menggunakan Metode Dempster Shafer
gejala dibandingkan penyakit lain.
Berbasis Web. Maka ditarik beberapa
6. Saran
kesimpulan sebagai berikut:
Dari hasil penelitian yang sudah
1. Berdasarkan pengujian sistem yang
dilakukan maka saran penelitian adalah
dilakukan dengan membandingkan
sebagai berikut:
hasil diagnosa pakar dan hasil
diagnosis yang diperoleh tingkat 1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya
akurasi 91.5%. dari pesentasi berikut perlu adanya suatu pengembangan
maka menunjukkan bahwa hasil dari sistem pakar penyakit ikan cupang
sistem pakar diagnosis penyakit ikan dengan menambah data diagnosis
cupang berjalan dengan baik dan bisa penyakit, gejala serta solusi lengkap.
digunakan sebagai deteksi pada 2. Sistem dapat dikembangkan dengan
penyakit ikan cupang. melakukan perbandingan metode
2. Hasil dari pengujian menunjukkan jika lainnya yang bertujuan mendapatkan
gejala yang dipilih hanya satu maka hasil akurasi yang lebih tinggi dalam
hasil pada aplikasi terdapat dua diagnosis penyakit ikan cupang.
penyakit. Terdapat dua penyakit pada 3. Sistem dapat dikembangkan dengan
kondisi jika gejala yang dipilih menggunakan media yang mudah
memiliki lebih dari satu penyakit, maka diakses seperti media android.
hasil yang keluar pada aplikasi yaitu
dua penyakit.
3. Hasil dari pengujian menunjukkan jika
gejala yang dipilih dua gejala maka
terdapat dua penyakit. Disebabkan
karena salah satu gejala yang dipilih
memiliki lebih dari satu penyakit. Jika
pada saat perhitungan nilai terbesar
didapat pada dua penyakit maka hasil
11
Daftar Pustaka
Haryanto, J. Hermanus. 2019. Budidaya, Bisnis, & Kontes Cupang Hybrid & Wild Betta. Jakarta:
PT Agromedia Pustaka.
Rosnelly, Rika. 2012. Sistem Pakar Konsep dan Teori. Yogyakarta: Andi.
Sulistyohati, Aprillia dan Hidayat, Taufiq. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal
Dengan Metode Dempster-Shafer. Jurnal. Dalam: Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi Di Yogyakarta, 21 Juni 2008.
Yusnita, Eka, dan Aprilianto, Hugo .2015. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ikan Nila
Menggunakan Dempster Shafer Berbasis Web. 4(2): 729-796.

12

Anda mungkin juga menyukai