Anda di halaman 1dari 4

TK Salsabila/26

1302191185

4-18

Resume pert 4

Responsibility Accounting and Reporting


Responsibility Accounting

merupakan sistem akuntansi yang menghasilkan laporan biaya/profit kepada manajer yang
bertanggung jawab atas suatu aktivitas untuk tujuan pengendalian.

Tujuan Responsibility

 untuk menyediakan manajemen dengan alat kontrol biaya yang berguna.


 Agar efektif sebagai mekanisme kontrol, sistem akuntansi pertanggungjawaban mencatat
dan melaporkan biaya yang timbul sebagai akibat dari setiap aktivitas kepada individu di
perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengendalikan aktivitas.

Ilustrasi Responsibility Accounting

Departemen Maintenance PT Bambang melakukan pemeliharaan terhadap

Departemen Fabricating, Assembly, dan Power. Data yang diketahui:

• Budgeted fixed cost = Rp 150.000

• Budgeted variable cost = Rp 20 / jam pemeliharaan

• Actual cost = Rp 245.000

• Departemen Maintenance menggunakan single rate untuk tarifnya

• Aktivitas aktual dan yang dianggarkan, yaitu:

Langkah 1 : Menentukan tarif

Langkah 2 : Menentukan biaya yang dibebankan (applied cost)

Langkah 3 : Menentukan total variance dari applied cost dan total cost
Langkah 4 : Menentukan idle capacity variance dari budgeted dengan applied fixed-cost nya

Langkah 5 : Analisis Variance

1. Variance sejumlah Rp 15.000. Merupakan Unfavorable karena dianggap merugikan


(aktualnya lebih besar ketimbang yang dianggarkan)
2. Dalam hal ini, variance senilai Rp 12.000 dibebankan ke Departemen Maintenance karena
merupakan idle capacity (selisih karena tidak dipakaianya fixed cost sesuai yang
dianggarkan). Ingat konsep fixed cost: dia akan menjadi sunk cost (biaya tertanam). Sehingga
berapapun jumlah jam aktualnya, fixed cost yang sudah dianggarkan tidak akan balik. Maka,
ketika actualnya tidak mencapai target budgeted-nya, itu menjadi beban biaya Departemen
Maintenance
3. Sisanya senilai Rp 3.000 salah siapa? Rp 3.000 disebut sebagai spending variance. Terjadi
karena:
 Inefisiensi Departemen Maintenance
 Kenaikan biaya overhead
 Salah menganggarkan overhead
4. Biaya-biaya yang keluar harus dipertanggungjawabkan oleh manajer Departemen
Maintenance

Ilustrasi 2

Departemen Power menyediakan listrik untuk Departemen Fabricating, Assembly, dan Maintenance.
Data yang diketahui:

 Budgeted fixed cost = Rp 50.000


 Variable cost Rp 0,1 per kwh
 Actual cost Rp 75.000
 Karena jumlah listrik yang digunakan controllable by user maka Departemen Power
menggunakan dua tarif
- Applied fixed cost didasarkan pada max kwh yang disediakan
- Applied variable cost didasarkan pada kwh aktual
 Daya listrik maksimum dan penggunaan actualnya, yaitu:

Langkah 1 : Menentukan tarif

 Tarif untuk variable cost = Rp 0,1 per kwh (diketahui di soal)


 Tarif untuk fixed cost = Rp 50.000 / 250.000 kwh = Rp 0,2 per kwh

Langkah 2 : Menentukan biaya yang dibebankan (applied cost)


Langkah 3 : Menentukan total variance dari applied cost dengan actual costnya

Langkah 4 : Menentukan idle capacity variance dari budegeted dengan applied fixed cost-nya

Langkah 5 : Analisis Variance

1. Variance sejumlah Rp 2.000. Merupakan Unfavorable karena dianggap merugikan (aktualnya


lebih besar ketimbang yang dianggarkan)
2. Dalam hal ini, idle capacity variance-nya adalah 0 sehingga total variance yang dihasilkan,
semuanya adalah spending variance
3. Biaya-biaya dipertanggungjawabkan manajer Departemen Power

Responsibility Reporting

Merupakan suatu program yang mencakup seluruh manajemen operasi kepada siapa divisi
akuntansi, biaya, atau anggaran menyediakan bantuan teknis dalam bentuk laporan pengendalian
periodik

Tujuan menurut pandangan tradisional:

 Memotivasi orang untuk mencapai kinerja yang tinggi


 Menyediakan infomasi yang berguna untuk manajer dalam rangka pertanggungajawabannya

Karakteristik:

 Sesuai dengan struktur organisasi


 Format konsisten
 Tepat waktu
 Reguler
 Mudah dipahami
 Cukup detail
 Membandingkan budgeted cost dengan actual cost
 Dapat dianalisis
 Dinyatakan dalam unit maupun rupiah

Flexible Budget and Variance Analysis

Merupakan budget yang bisa disesuaikan dengan tingkat aktivitas aktual

Istilah:

 Allowable Budget / Budget Allowance: budget yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas
actual
 Spending variance: actual cost – budget allowance
 Idle capacity variance: budget allowance – cost charged at predetermined rate (applied cost)
 Favorable: meningkatkan net income
 Unfavorable: menurunkan net income
Ilustrasi :

Untuk memproduksi 1.000 unit, PT Bambang menganggarkan Budgeted FOH = Rp 10.000 yang terdiri
dari:

 Variable FOH = Rp 4 (tarif) x 1.000 unit = Rp 4.000


 Fixed FOH = Rp 6.000

Ternyata, jumlah unit aktual yang diproduksi adalah 1.100 unit dengan total aktual FOH = Rp 10.500.
Maka tentukan budget alowance, spending variance, dan idle capacity variance:

Jawab:

Langkah 1 : Menentukan tarif untuk applied

Langkah 2 : Menentukan actual, budget allowance dan applied FOH nya

Langkah 3 : Analisis Variance

 Spending variance: unfavorable karena ternyata biaya aktual yang dikeluarkan lebih besar.
Sehingga nantinya, biaya aktual ini akan menambah COGS dan menurunkan Net Income.
Seharusnya ketika produksi bertambah 100 unit, maka biaya yang bertambah adalah Rp 4 x
100 (Rp 400) yang berasal dari variable cost. Sedangkan untuk fixed cost-nya tetap. Namun,
ternyata aktualnya bertambah 500 dari yang dianggarkan di awal. Sehingga ada inefisiensi
senilai Rp 100.
 Idle capacity variance: favorable karena ternyata ada penggunaan fixed cost yang melebihi
dianggarkan. Ini dianggap menguntungkan. Dari mana kita tahu bahwa selisihnya berasal
dari fixed cost? Dapat diketahui melalui analisis awal bahwa predetermined rate
menggunakan tarif variable Rp 4 / unit. Pada budgeted allowance pun sama-sama Rp 4 /
unit. Pada pencatatannya nanti, applied FOH yang overapplied ini nantinya akan mengurangi
COGS dan menambah Net Income.

Anda mungkin juga menyukai