Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Hubungan Internasional

Nama : Nazla Fatma Syaidina


NIM : 2101110072

Jurusan S1 Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
2021

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Hubungan Internasional bisa didefinisikan menurut istilah


bahasa yaitu Inter atau antar dan Nation atau bangsa. Sehingga Hubungan
Internasional bisa dikatakan sebuah komunitas politik dengan identitas
budaya makro, kesamaan ideologi dalam kesamaan cita-cita atau
keinginan. Ilmu Hubungan Internasional juga bisa didefinsikan sebagai
sebuah ilmu yang cakupan kajiannya ada di dalam ilmu sosial dan ilmu
politik. Ilmu hubungan internasional mencoba untuk mengkaji bagaimana
pola antar faktor-faktor yang terlibat di dalam fenomena Hubungan
Internasional. Sebagai bagian dari ilmu sosial, maka tentu saja ilmu
Hubungan Internasional dapat dikatakan ilmu sebagai ilmu disiplin yang
sangat dinamis, karena pembahasan Ilmu Hubungan Internasional erat
kaitannya dengan peristiwa internasional, sehingga fokus kajian, metode,
dan teorinya pun dapat berubah-ubah seiring dengan perkembangan
terbaru peristiwa internasional.
Kehidupan masyarakat di dunia juga tidak terlepas dari aktor-aktor
yang berperan, baik itu berasal dari suatu kelompok, individu, korporasi
maupun negara dan aktor lainnya. Ilmu Hubungan Internasional mencoba
mengkaji dan menelaah hubungan dan interaksi yang terjadi diantara
aktor-aktor dunia. Secara intensif kajian Hubungan Internasional
berhadapan dengan manifesti baru di dalam dimensi politik internasional
itu sendiri, yaitu pola interaksi hubungan antar negara-negara itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Internasional


Hubungan Internasional adalah kajian ilmu yang membahas tentang
peristiwa dan fenomena yang terjadi di negara-negara lain, ilmu yang
dipelajari bersumber dari media cetak, televisi maupun radio. Di dalam
Hubungan Internasional para aktor sangat berperan penting. Sebab aktor
akan memainkan perannya, baik itu aktor government maupun aktor yang
berasal dari non-government.
Jika dilihat secara sudut pandang sejarah, ilmu Hubungan
Internasional berkembang sangat pesat di wilayah Eropa setelah pasca
perjanjian Westphalia 1648 yang memutuskan untuk memisahkan gereja
(agama) dari politik dan memberikan hak bagi negara-bangsa (nation-
state) untuk menjalankan batas teritorialnya pada batas tertentu.
Namun dengan demikian dimana daerah asal mula Hubungan
Internasional dibentuk yaitu Britania, hingga tahun 1900 studi tentang
hubungan antar negara berdaulat menjadi sub kajian ilmu sosial yang lebih
tua yaitu, ilmu hukum dan ilmu filsafat.
Sejak lama para ilmuwan mempelajari tentang fenomena sosial
seperti hukum yang mengatur hubungan antar bangsa, hakikat kekuasaan,
negara dan kedaulatan, masalah pengelolaan kekuasaan dan
pengembangan lembaga-lembaga internasional.
Menurut para ahli yaitu E.H.Carr1 awal munculnya bidang
Hubungan Internasional sebagai bidang studi tersendiri yaitu berawal dari
keinginan, terutama setelah Perang Dunia I, untuk memahami sebab
terjadinya suatu konflik dan membina dunia yang lebih damai

1 . Edward H. Carr, Twenty-Years Crisis (Mac Milan, 1965) hal 14-15


Pada masa pra-perang dunia pertama pengajaran ilmu Hubungan
Internasional hanya berpusat pada kajian dan analisis yang bertumbuh pada sisi
sejarah diplomasi, hukum internasional, organisasi internasional yang mengarah
kepada studi lembaga-lembaga internasional seperti Liga Bangsa-Bangsa (LBB),
badan-badan internasional lainnya yang pada umumnya didirikan sejak akhir abad
19.

Menjelang pecahnya perang dunia kedua, para pemikir Hubungan


Internasional di Amerika Serikat merasa gundah dengan kegagalan LBB dalam
mengatasi perdamaian dunia. Karena menurut mereka LBB dibentuk berdasarkan
asumsi liberalism/idealism yang diyakini bahwa hakikatnya manusia pada
umumnya bersikap kooperatif sehingga secara naluriah akan saling bekerja sama
dalam menciptakan perdamaian dunia.

Kegundahan itu memunculkan perspektif baru, yaitu Realisme klasik yang


berdasarkan para pandangan filsuf, Thomas Hobbes dan Niccolo Machiavelli
yang menyatakan bahwa hakikat manusia pada dasarnya egoistic dan agresif.

Realisme ini yang dipakai menjadi perspektif utama teori Hubungan


Internasional, karena mengemukakan proposisi penting, diantaranya yaitu :

1. Negara merupakan aktor utama (jika bukan satu-satunya aktor) dalam


ilmu Hubungan Internasional
2. Dalam melakukan hubungan internasional, negara merupakan
instrumen politik luar negeri yang dituntun oleh kepentingan nasional
3. Politik luar negeri dapat dibedakan dengan politik dalam negeri dengan
sangat jelas, karena mengangkat peringkat analisis yang berbeda
4. Hakikat hubungan antar negara adalah perjuangan untuk memperoleh
kekuasaan

Tahun 1979-an Kenneth N. Waltz2 mencoba membuat ilmu HI, ia


mengusulkan ilmu HI dengan mengusulkan ilmu Hubungan Internasional
dengan cara lebih yang lebih saintifik, den mengusulkan perspektif seperti :
2 Kenneth N. Waltz, Theory of International Politics (Addison-Wesley, 1979)
1. Penelitian di Ilmu Hubungan Internasional harus menemukan dan
mengukur hubungan antar variabel sebagaimana ilmu ekonomi
yang melakukannya dengan baik
2. Riset Hubungan Internasional merupakan sarana untuk menguji
teori ;
3. Dalam situasi anarkis, negara harus mengupayakan kan
kelangsungan hidupnya melalui pembangunan militer
4. Tindakan negara dapat diprediksi dengan melihat pada bidang
kekuatan nasionalnya, terutama pada kekuatan ekonomi dan
militernya
5. Perdamaian juga dapat tercipta apabila terdapat keseimbangan
kekuasaan (Balance power) dimana keseimbangan kekuatan
militer dapat mencegah suatu negara untuk memulai peperangan
karena pertimbangan rasional kekalahan yaitu 50:50
B. Lingkup Kajian Hubungan Internasional
Pada dasarnya tujuan dasar dalam studi Hubungan Internasional
adalah mempelajari perilaku Internasional yaitu prilaku aktor negara
maupun non-negara di dalam lingkup transaksi internasional. Walaupun
aktor yang paling banyak dikaji adalah negara tetapi para pengkaji dan
ilmuwan berusaha untuk apa saja yang bisa memahami perilaku aktor
lainnya di dalam interaksi internasional. Sehingga secara spesifik ruang
lingkup kajian Hubungan Internasional dibagi menjadi dua belas bagian
fundamental, seperti yang dikaji oleh Karl Deutsch yaitu :

1. Bangsa dan Dunia

Karl Deutsch memaparkan bagaimana dan seperti apa hubungan suatu


bangsa dengan bangsa lainnya, selama negara-bangsa itu ada bagaimana
bagaimana hubungannya dengan bangsa lain? Bagaimana suatu negara
berhubungan dengan organisasi-organisasi internasional lainnya dan dengan
sistem internasional politiknya.

2. Proses Transnasional dan Interdependensi Internasional

Sejauh mana pemerintah dan rakyat dari suatu negara-bangsa bisa


menentukan masa depannya sendiri atau seberapa besar kemungkinan untuk
bersikap independen dari negara lain dan sejauh mana tindakannya tergantung
pada kondisi dan peristiwa di luar batas wilayah nasionalnya

3. Perang dan Damai

Apa yang menentukan terjadinya perang dan damai di antara bangsa-bangsa.


Kapan, mengapa, bagaimana suatu perang bisa terjadi pecah, berlangsung dan
berhenti. Bagaimana suatu proses perang itu berlangsung di masa lalu, sekarang,
dan kemungkinan yang terjadi di masa yang akan mendatang
4. Kekuatan dan Kelemahan

Bagaimana sifat kekuatan (power) atau kelemahan suatu pemerintah,atau


suatu bangsa di dalam politik internasional. Apa sumber-sumber dan syarat
tumbuhnya kekuatan itu. Apa batas kekuatan itu dan kapan, bagaimana kekuatan
itu bisa berubah

5. Politik Internasional dan Masyarakat Internasional

Apa yang bersifat politik di dalam Hubungan Internasional dan apa yang
bukan. Bagaimana hubungan antar politik internasional dan kehidupan masyarakat
berbangsa

6. Kependudukan versus Pangan, Sumber daya Alam, dan Lingkungan

Apakah jumlah penduduk dunia tumbuh lebih cepat daripada penyediaan


sumber pangan, energi dan sumber daya alam lainnya. Apakah kelalaian dalam
bidang ini bisa menimbulkan ancaman terhadap “Keamanan nasional” bangsa
yang ada di dunia. Apakah ini merupakan suatu ancaman yang sama gawatnya
atau bahkan lebih menakutkan daripada yang mungkin ditimbulkan oleh
perubahan kekuatan politik atau militer di negara tetangganya

7. Kemakmuran dan Kemiskinan

Berapa besar ketimpangan, distribusi kekayaan dan penghasilan di antara


bangsa-bangsa yang ada di dunia. Berapa besar ketimpangan yang dihasilkan
dengan itu seperti harapan hidup dan pendidikan. Apakah ketimpangan di antara
negara itu lebih besar atau lebih kecil

8. Kebebasan dan Penindasan

Seberapa jauh kepedulian terhadap kebebasannya daripada bangsa atau


negara lain, dan seberapa jauh mereka memperdulikan kebebasan di dalam bangsa
atau negara. Apa yang mungkin mereka lakukan demi perbaikan masalah
kebebasan itu

9. Presepsi dan Ilusi

Bagaimana suatu pemimpin dan warga di suatu negara memandang bangsa


mereka sendiri dan bagaimana cara mereka memandang bangsa-bangsa lainnya
beserta perilaku mereka. Dan sejauh mana pemerintah nasional berfungsi sebagai
sumber dari salah satu pengertian antar suatu bangsa dan mitos pengagungan diri
sendiri

10. Aktivitas dan Apatis

Lapisan dan kelompok mana dalam masyarakat yang berminat aktif


terhadap politik. Kondisi apa yang cenderung memperbesar dan memperkecil
proporsi partisipan aktif. Jenis politik dan Hubungan Internasional apa yang
mungkin terjadi di antara suatu bangsa dan kegiatan ekonominya yang bersifat
subsitensi dan apatis terhadap dunia politik

11. Revolusi dan Stabilitas

Dalam kondisi seperti ini apa kemungkinan suatu pemerintah digulingkan,


Kapan dan dalam kondisi sebesar apa. Kapan dan dalam kondisi seperti apa dan
seberapa besar kemungkinan keseluruhan elit penguasa atau kelas dominan
kehilangan semua atau sebagian kekuasaan dan jabatannya.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menciptakan kestabilan politik


dan sosial setelah terjadinya revolusi. Sebagai akibat dari revolusi apa dampak
yang ditimbulkan. Dan bagaimana revolusi di dalam negeri bisa mempengaruhi
Hubungan Internasional, dan pengaruh asing, Juga peristiwa internasional
mempengaruhi stabilitas dan keguncangan rezim yang terjadi di dalam negeri dan
sistem politik di negara-negara tertentu
12. Identitas dan transformasi

Dengan berlangsungnya semua perubahan itu, bagaimana mereka suatu


individu, kelompok dan bangsa mempertahankan identitas mereka. Apakah
identitas itu merupakan suatu kebutuhan yang mendasar dan nyata dari orang-
orang atau kelompok orang dalam suatu negara. Sejauh mana identitas diri
menjadi suatu tujuan utama dan sejauh mana pula identitas diri merupakan sarana
atau syarat untuk mencapai tujuan lain.

Dua belas pertanyaan tersebut merupakan awal dari perjalanan yang berbeda
tapi tetap bermuara pada tujuan yang sama. Tujuan dari 12 ruang lingkup kajian
Hubungan Internasional ini adalah memahami suatu masalah pokok. Seperti kata
Karl Deustch “Bagaimana begitu banyak bangsa yang berbeda dapat hidup
bersama dalam suatu suasana campuran antara kebebasan dan saling
ketergantungan; dalam suatu dunia yang peraturannya tidak sepenuhnya mereka
sepakati tetapi tidak ada satu pun yang bisa mengendalikannya sendiri: suatu
dunia merupakan tempat bergantung semua negara demi perdamaian, kebebasan,
kebahagiaan, dan kelangsungan hidup mereka sendiri”
C. Aktor dan Sistem Internasional

Dalam kajian Hubungan Internasional, aktor-aktor hubungan


internasional sangat berperan penting dalam memainkan peran dan
berinteraksi di lingkup dunia internasional. Masyarakat internasional juga
terdiri atas aktor-aktor yang memiliki kedaulatan sendiri atau berada dibawah
kedaulatan yang berbeda, karena itu aktor ini tidak tunduk pada satu kekuatan
politik dan hukum yang terpusat. Untuk memahami interaksi diantara mereka
memerlukan pemahaman yang menyeluruh baik dari aspek politik maupun
sejarahnya. Di dalam Hubungan Internasional ini, aktor dibagi atas 3
klasifikasi, yaitu :

1. Supra State Actor atau Aktor Supra Nasional


2. State Nation Actors atau Aktor Negara-Bangsa
3. Sub State Actors atau Aktor Sub Negara
1. Supra State Actor

Aktor supra state adalah aktor yang bentuk kekuasaannya melebihi


kekuasaan yang dimiliki negara. Ini disebabkan karena adanya penyerahan
sebagian kekuasaan negara-negara sebagai bentuk representatif kepada aktor
supra state, yang diarahkan kepada sebuah tujuan bersama (common interest).
Aktor supra state sendiri adalah sebuah organisasi pemerintahan internasional
(International governmental organizations (IGOs) yang berada pada tatanan global
maupun regional. Contoh dari aktor supra state adalah : PBB, Uni Eropa, Unesco,
ASEAN.

2. State Nation Actors

State nation actors atau aktor negara-bangsa adalah aktor yang paling
dominan dalam memainkan perannya di dalam sistem Internasional. Konsep dari
state nation actor berasal ketika perjanjian perdamaian Westphalia pada tahun
1684. Dengan berakhirnya perang 30 tahun di kawasan masyarakat eropa dan
meletakkan dasar masyarakat internasional modern yang didasarkan atas negara-
negara nasional.

Negara, Bangsa, Bangsa-Negara

Negara merupakan suatu alat integrasi kekuasaan politik, organisasi


pokok kekuatan politik, agency (alat) masyarakat yang memegang kekuasaan
dan mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat juga menertibkan
gejala kekuasaan di dalamnya. Sehingga negara mengintegrasikan dan
membimbing berbagai kegiatan sosial penduduknya ke arah tujuan bersama.
Sedangkan bangsa dalam artian secara politis yaitu suatu masyarakat yang
berada dalam suatu daerah / wilayah yang sama, tunduk kepada kedaulatan
negara. Peranan aktor negara juga sangat realis dalam memainkan perannya
dalam sistem internasional karena kapabilitas (power) yang dimilikinya.
Contoh : Negara Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Kanada, dll.

3. Sub State Actor

Aktor sub state ini pada dasarnya adalah aktor domestik yang mengejar
tujuannya dengan aktivitas transnasional, mereka melakukan aktivitas
transnasional melalui perjalanan atau komunikasi, aktor ini meliputi
pemerintahan lokal, partai politik, grup etnis dan individu. Sub state actor juga
bisa dikatakan sebagai International Non Governmental Organization atau
INGO’s. INGO's adalah organisasi internasional yang tidak melibatkan
pemerintahan negara dalam strukturnya, bersifat independen dan pencapaian
kepentingan serta tujuan juga berdampak terhadap negara secara spesifik.
Contoh dari INGO’s adalah : BirdLife International, Climate Action Network,
Citizen’s Climate Lobby, dll.

Multinational organizations (MNCs)

MNC adalah sebuah korporasi yang pusat operasinya berada di dalam


sebuah negara dan beroperasi pada banyak negara. Secara umum MNCs juga
dikenal sebagai Transnational Corporations (TNCs) . MNC bergerak dengan
memproduksi jumlah barang dan jasa dalam jumlah besar dan mempengaruhi
tingkat produksi ekonomi dunia. Contoh : Unilever, Nissan, Colgate, dll.

Nongovernmental organizations (NGOs)

Nongovernmental organizations atau organisasi non-pemerintah adalah


sebuah organisasi yang terstruktur. Beroperasi dalam ruang lingkup
internasional tanpa keikutsertaan secara formal dari pemerintahan negara
bersangkutan. Contoh : International Medical Corps, Partners for
Development, WWF, Green Cross

Individu

Secara umum peran individu dalam hubungan internasional sangat sulit


untuk dipastikan, sebab peran aktor individu yang banyak melalui mekanisme
institusi. Sebenarnya, pengaruh peran individu dalam politik internasional
dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan, nilai-nilai, norma, opini publik,
pernyataan yang memiliki dampak terhadap sistem internasional. Contoh :
Pertukaran pelajar, guru asing, artis, dll.

Ethnic / national liberation Organizations

Ethnic / national liberation organizations adalah organisasi yang


memiliki tujuan yaitu merebut kekuasaan atau meraih pengakuan sebagai
sebuah bangsa-negara dari pemerintah negara mereka. Dalam meraih
tujuannya, E / N L O sangat dipengaruhi oleh kapabilitas mereka (power,
influence, struktur organisasi, dan bentuk pergerakan (violent and nonviolent).
Contohnya adalah : National Islamic Movement of Afghanistan, Kuomintang,
Vietminh, dll.

Terrorism and movements

Terorism and movements adalah sebuah group atau kelompok yang


menggunakan kekerasan dan mengarah kepada perang dan konflik untuk
meraih pengakuan secara politis. kelompok ini berasas pada ideologi, nilai,
pandangan, sikap yang menentang keberadaan atau eksistensi sebuah sistem
yang dianggap menyimpang dan mengarah kepada persepsi yang negatif.
Contoh : ISIS

Partai nasional & kelompok kepentingan, LSM

Partai nasional / kelompok kepentingan / LSM dapat digolongkan


sebagai aktor baru dalam hubungan internasional karena pengaruhnya dalam
kebijakan-kebijakan negara hanya berdasarkan isu-isu tertentu yang bisa
berdampak secara internasional.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari artikel ini adalah Ilmu Hubungan Internasional itu


cakupannya sangat luas. Dari sejarah yang beredar bahwa ilmu ini telah ada
sebelum Perang Dunia I, Ilmu Hubungan Internasional yang banyak mengkaji
interaksi para aktor negara satu dengan negara lainnya membuat kajian ini
tergolong ke dalam ilmu sosial dan ilmu politik. Ilmu ini membuat kita
berfikir kritis dan membuat kita berwawasan terbuka akan dunia disekitar kita.
Dengan ruang lingkup kajian HI yang berjumlah 12 itu bisa dilihat bahwa
fokusan HI sangat terbuka lebar dengan keadaan sosial. Fokusan aktor di
dalam Hubungan Internasional juga tidak hanya berfokus pada negara saja
tetapi juga pada non-negara. Selain itu ilmu Hubungan Internasional juga bisa
dilihat dari sisi kacamata sejarah, filsafat, ekonomi, hukum, dan sosiologi.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwinata, B. S. (2017). Studi dan Teori Hubungan Internasional :


Arus Utama, Alternatif, dan Reflektivis.

Ilmu, P., & Internasional, H. (1999). Robert Jackson dan Georg


Sorensen,. 13–34.

MacLean, G. A., Paul, T. V., Wirtz, J. J., & Fortmann, M. (2005).


Balance of Power: Theory and Practice in the 21st Century. In
International Journal (Vol. 61, Issue 1).

Mas’oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan


Metodologi.

Saeri, M. (2012). Teori Hubungan Internasional Sebuah Pendekatan


Paradigmatik. Jurnal Transnasional, 3(2), 1–19.

Sitepu, P. A. (2011). Studi Hubungan Internasional. In Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai