Anda di halaman 1dari 40

“The University that never ends with it’s innovations”

EKONOMI ISLAM
RANCANGAN BANGUNAN
Mengapa Harus Ada Ekonomi Islam?
“The University that never ends with it’s innovations”

1. Revolusi ilmu pengetahuan pada abad 16 M, hal ini disebabkan


pamor kekuasaan institusi gereja menurun drastis.
2. Terjadinya proses sekularisasi di dunia Eropa Barat dalam segala
bidang, termasuk dalam ilmu pengetahuan.
3. Lahirnya ilmu pengetahuan yang bersifat positivistik.
4. Jawaban pertanyaan normatif “what should”, “what best”?,
diserahkan sepenuhnya pada setiap individu berdasarkan selera
pribadi. Sehingga terjadi semangat renaissance-humanise
(kebangkitan manusia) dan gerakan aufklarang (pencerahan) di
Eropa Barat.
Lanjutan…….

5. Bebasnya Eropa Barat dari belenggu dan kungkungan agama dan


“The University that never ends with it’s innovations”

tuhan.
6. Produk pemikiran dan ilmu pengetahuan menjadi tersekularitas
dan bebas dari nilai-nilai.
7. Paradigma Cartesian bahwa semua aspek yang begitu kompleks
dari suatu fenomena dapat dipahami hanya dengan memecahnya
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
8. Muncul pemikiran ilmuwan non muslim yang menyarankan
pendekatan interdisipliner dalam mempelajari fenomena manusia
dan pendekatan secara holistik.
9. Dalam ilmu ekonomi lahirlah mazhab-mazhab baru yaitu; Grant
Economic, Humanistic Economic, Social Economic, dan Institutional
Economic.
Lanjutan…….

10. Mazhab-mazhab tersebut kesulitan menemukan standar nilai yang


“The University that never ends with it’s innovations”

sama yang disepakati secara luas.


11. Terjadi konflik kepentingan, saling bertentangan dan konsensus
sulit dicapai.
12. Ironi jika ilmuwan Muslim menerima begitu saja ilmu ekonomi
konvensional tanpa menelaah dulu sementara ilmuwan non
muslim sendiri ramai-ramai mengkritiknya.
13. Empat mazhab ekonomi alternatif juga tidak dapat diadopsi
karena perbedaan standar nilai.
Oleh karena itu, ekonom muslim perlu mengembangkan suatu
ekonomi yang khas yang dilandasi oleh nilai-nilai Iman dan Islam yang
dihayati serta diamalkan.
Ekonomi Islam; Perbedaan Sudut Pandang
“The University that never ends with it’s innovations”

Ekonomi konvensional melihat ilmu sebagai


sesuatu yang sekuler (berorientasi hanya pada
kehidupan duniawi; kini dan disini), sehingga
ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai.
Sementara ekonomi Islam dibangun atas atau
paling tidak diwarnai oleh prinsip-prinsip relijius
(kehidupan dunia; kini dan disini serta
kehidupan akhirat; nanti dan disana).
“The University that never ends with it’s innovations”

Dalam tataran paradigma tersebut diatas


ekonom Muslim tidak ada masalah perbedaan
pendapat yang berarti, namun ketika berbicara
APA dan BAGAIMANA konsep ekonomi Islam
itu?, mulailah muncul perbedaan pendapat.
Sampai saat ini ada tiga mazhab pemikir
ekonom Muslim kontemporer:
1. Mazhab Baqir as-Sadr
2. Mazhab mainstream
3. Mazhab Alternatif-kritis
Mazhab Baqir as-Sadr
“The University that never ends with it’s innovations”

Dalam bukunya yang fenomenal Iqtishaduna, Baqir as-Sadr


berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan
dengan Islam. Karena keduanya berasal dari filosofi yang saling
kontradiktif . Ekonomi anti-Islam, Islam Islam. Mazhab ini
berpendapat bahwa sumber daya tidak terbatas (Al-Qur’an
54;49)
  
Artinya; Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut
ukuran.
Mazhab ini juga berpendapat bahwa
“The University that never ends with it’s innovations”

keinginan manusia terbatas. Masalah


ekonomi muncul karena adanya distribusi
yang tidak merata dan adil sebagai akibat
sistem ekonomi yang membolehkan
eksploitasi pihak yang kuat terhadap pihak
yang lemah. Sehingga ekonomi muncul
bukan karena sumber daya yang terbatas
tetapi keserakahan manusia yang tidak
terbatas.
Menurut mazhab ini istilah ekonomi Islam tidak hanya
“The University that never ends with it’s innovations”

tidak sesuai dan salah bahkan menyesatkan dan kontradiktif


sehingga harus dihentikan, dengan menwarkan istilah baru
Iqtishad.
Iqtishad berasal dari kata Qasd yang secara harfiah
berarti “ekuilibrium” atau “keadaan sama seimbang atau
pertengahan”. Dengan mempelajari teori diatas, maka teori
ekonomi konvensional ditolak dan dibuang dan menyusun
teori-teori baru dalam ekonomi yang langsung digali dan
direduksi dari al-Quran dan As-sunnah.
Tokoh-tokoh mazhab ini; Abbas Mirakhor, Baqir al
Hasani, Kadim as-Sadr, Iraj Toutounchian, Hedayati, dll.
Mazhab Mainstream
“The University that never ends with it’s innovations”

Mazhab ini berpendapat bahwa masalah ekonomi


muncul karena sumber daya yang terbatas yang
dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak
terbatas dengan dasar al-Qur’an, surat al-Baqarah;
155:
      
 
Artinya; dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar.
Dan keinginan manusia yang tidak terbatas
“The University that never ends with it’s innovations”

dianggap sebagai hal yang alamiah, sesuai firman


Allah surat at-Takaatsur; 1-5:
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai
kamu masuk ke dalam kubur. janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu),dan janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui. janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,

Dalam hadis nabi, manusia tidak akan pernah puas,


diberi emas satu lembah, ia akan meminta emas
dua lembah.
Adapun perbedaan mazhab ini dengan ekonomi
“The University that never ends with it’s innovations”

konvensional adalah dalam menyelesikan masalah


tersebut. Menurut mazhab ini karena sumber daya
terbatas dan keinginan tidak terbatas maka dalam
menentukan pilihan-pilihan kebutuhan tidak
dilakukan semaunya melainkan perilaku manusia
dalam segala aspek kehidupannya dipandu oleh
Allah lewat al-Quran dan sunnah.
Tokoh-tokohnya M. Umer Chapra, M.A.
Mannan, M. Nejatullah Siddiqi, dll. IDB
Mazhab Alternatif-Kritis.
“The University that never ends with it’s innovations”

Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran (Ketua


Jurusan Ekonomi di University of Southern
California), Jomo (Yale, Cambridge, Harvard,
Malaya), Muhammad Arif, dll.
Mazhab ini mengkritik kedua mazhab
sebelumnya, mazhab Baqir dikritik mazhab yang
berusaha menemukan sesuatu yang baru yang
sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain.
Mazhab mainstream sebagai jiplakan ekonomi
neoklasik dengan menghilangkan variabel riba dan
memasukkan variabel zakat serta niat.
Pendapat mazhab ini analisis kritis tidak
“The University that never ends with it’s innovations”

hanya dilakukan terhadap sosialis dan kapitalis


tetapi juga terhadap ekonomi islam. Mereka
yakin Islam pasti benar, tetapi ekonomi islam
belum tentu benar karena merupakan hasil
tafsiran manusia atas al-Quran dan Sunnah.
Sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak.
Proporsi dan teori yang diajukan ekonomi islam
harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana
dilakukan terhadap ekonomi konvensional.
PRINSIP-PRINSIP UMUM EKONOMI ISLAM
“The University that never ends with it’s innovations”

Walaupun pemikiran pakar ekonomi islam


terbagi dalam tiga mazhab, namun pada
dasarnya semua setuju dengan prinsip-
prinsip umum yang mendasarinya.
“The University that never ends with it’s innovations”

PERILAKU Islami dalam


AKHLAK Bisnis dan Ekonomi

Multiple Freedom To Act Social


Ownership Justice Prinsip-prinsip sistem
ekonomi Islami

Tauhid ‘Adl Nubuwwah Khilafah Ma’ad Teori Ekonomi Islam


A. Nilai-Nilai Universal: Teori Ekonomi
“The University that never ends with it’s innovations”

1. Tauhid
Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah
kepadaNYA, karena itu segala aktivitas manusia dalam
hubungannya dengan alam (sumber daya) dan manusia
(mu’amalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan
Allah. Karena kepadaNYA kita akan mempertangungjawabkan
segala perbuatan kita, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
QS; 2;107, 5;17,120, 24;33, 6;1-3, 23;115, 51;56.
“The University that never ends with it’s innovations”

2. ‘Adl
tidak menzalimi dan tidak dizalimi. QS; 2;30, 49;9, 60;8,
31;17, 3;104, 8;73, 8;25, 25;20, 89;20.
Contoh Tafsir Ekonomi Islam atas konsep Adil;
Gharar dan Maisir
“The University that never ends with it’s innovations”

Adil
Kapitalis “anda dapat apa yang anda upayakan”
Sosialis “sama rata sama rasa”.
Islam “tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi”
Dalam Islam salah satu konsep adil adalah dilarangnya
gharar dan maisir. Gharar adalah suatu transaksi yang
mengandung ketidakpastian bagi kedua belah pihak yang
melakukan transaksi sebagai akibat dari diterapkannya
kondisi ketidakpastian dalam suatu akad yang secara
alamiyah seharusnya mengandung kepastian. Menurut ibnu
Hazm Gharar adalah suatu jual beli dimana si penjual tidak
tahu apa yang dijual dan pembeli tidak tahu apa yang
dibeli.
Contoh gharar;
“The University that never ends with it’s innovations”

Jual beli ijon. Jika panen gagal penjual diuntungkan dan jika
panen besar pembeli diuntungkan.
“The University that never ends with it’s innovations”

Maisir adalah suatu permainan peluang atau suatu


permainan ketangkasan, dimana salah satu pihak (beberapa
pihak) harus menanggung beban pihak lain (beberapa pihak lain)
sebagai suatu konsekuensi keuangan akibat hasil dari permainan
tersebut). Contoh; Zero sum game, game of skill.
3. Nubuwwah
“The University that never ends with it’s innovations”

Manusia tidak dibiarkan begitu saja hidup didunia tanpa


mendapat bimbingan. Fungsi rosul adalah untuk menjadi
model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat
keselamatan didunia dan akhirat. QS; 33;21, 60;4.
a) Siddiq (benar, jujur) visi hidup setiap muslim.
Hidup berasal dari yang maha benar, maka harus dijalani
dengan benar, supaya kita kembali ke yang maha benar
dengan benar. Dari konsep Sidq muncul konsep turunan
khas ekonomi dan bisnis, yakni efektifitas (mencapai
tujuan yang tepat, benar) dan efisiensi (melakukan
kegiatan dengan benar, sehingga tidak ada kemubaziran)
b) Amanah (tanggungjawab, terpercaya,
kredibilitas).
“The University that never ends with it’s innovations”

Misi hidup setiap muslim. Yang maha benar


hanya dapat kita jumpai dalam keadaan
ridha dan diridhai. QS; 89;28. jika kita
amanah terhadap apa yang telah dipikulkan
pada kita, maka akan
menumbuhkan/membentuk sifat
kredibilitas yang tinggi. Sifat ini memainkan
peranan yang sangat fundamental dalam
ekonomi dan bisnis, karena tanpa sifat ini
ekonomi dan bisnis akan hancur.
“The University that never ends with it’s innovations”

c) Fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualita).


Strategi hidup setiap muslim. Untuk mencapai sang
benar, kita harus menggunakan segala potensi yang telah
diberikan kepada kita yaitu AKAL (intelektualita). Orang
yang paling bertakwa adalah orang yang paling
mengoptimalkan potensi fikirnya, (yang paling takut
diantara hambaku adalah para ulama), QS; 10;100.
Implikasi ekonomi dan bisnis dari sifat ini adalah segala
aktifitas harus dilakukan dengan ilmu, kecerdikan dan
pengoptimalan semua potensi akal yang ada. Jujur,
benar, kredibel, dan tanggungjawab saja tidak benar.
“The University that never ends with it’s innovations”

d. Tabligh (Komunikasi, Keterbukaan, Pemasaran)


Taktik hidup orang muslim. Bila seorang ekonom dan
pembisnis muslim mempunyai sifat ini, maka akan
menjadi pemasar yang tangguh dan lihai. Karena sifat
tabligh menurukan prinsi-prinsip ilmu komunikasi
(personal maupun massal), pemasaran, periklanan,
open management.
Yang terbaik diantara kamu adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia.
“The University that never ends with it’s innovations”

4. Khilafah (Pemerintahan).
Manusia diciptakan untuk menjadi khilafah dibumi QS; 2;30.
Fungsi utama adalah agar menjaga keteraturan interaksi
antar kelompok agar kekacauan dan keributan dapat
dihilangkan atau dikurangi. QS; 22;41.
Dalam Islam pemerintahan memainkan peranan kecil tapi
sangat penting, yaitu untuk menjamin perekonomian agar
berjalan sesuai dengan syariah dan memastikan tidak ada
pelanggaran HAM. Al Ghazali berpendapat bahwa untuk
memajukan kesejahteraan manusia dapat dicapai dengan
melindungi keimanan, jiwa, akal, kehormatan, dan kekayaan.
“The University that never ends with it’s innovations”

5. Ma’ad
Secara harfiah bermakna kembali. Hidup manusia tidak hanya
didunia. Dunia ladang akhirat artinya dunia wahana bagi
manusia untuk bekerja dan aktivitas (amal soleh). Akhirat
lebih baik dari dunia QS; 87;17, 13;26, 4;77, 17;21.
al-Ghazali menformulasikan bahwa motivasi para pelaku
bisnis adalah untuk mendapatkan laba, baik dunia dan
akhirat, karena itu konsep profit mendapat legitimasi dalam
Islam.
B. Prinsip-prinsip Derivatif; ciri-ciri sistem ekonomi islam
“The University that never ends with it’s innovations”

1. Multiple Ownership (Kepemilikan Multijenis)


prinsip ini turunan nilai Tauhid dan adil. prinsip ini
terjemahan dari nilai tauhid dan adil; pemilik primer
langit, bumi dan seisinya adalah Allah. Manusia diberi
amanah untuk mengelolanya, sehingga manusia pemilik
sekunder.
2. Freedom To Act (Kebebasan
bertindak/berusaha)
“The University that never ends with it’s innovations”

Turunan dari nilai-nilai Nubuwwah yang


empat.

3. Social Justice (keadilan sosial)


Prinsip ini turunan dari nilai khilafah dan
ma’ad. Dalam Islam pemerintah
bertanggungjawab menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar rakyatnya dan
menciptakan keseimbangan sosial antara
yang kaya dan miskin.
Contoh Tafsir Ekonomi Islam atas konsep Adil; Tadlis
“The University that never ends with it’s innovations”

Penjabaran lain konsep adil adalah tadlis. Tadlis


didefinisikan suatu transaksi yang sebagian
informasinya tidak diketahui oleh salah satu pihak
karena disembunyikannya informasi buruk oleh
pihak lainnya.
1. Tidak dilarang menjual barang cacat tapi yang
dilarang adalah menyembunyikan cacat
barangnya.
2. Asymmetric information. Informasi yang kurang
lengkap (jual beli Mobil).
C. Akhlak; Perilaku Islami dalam Perekonomian
“The University that never ends with it’s innovations”

Landasan teori yang kuat serta prinsip-prinsip


sistem ekonomi yang mantap itu belum cukup.
Karena keduanya menuntut adanya manusia yang
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
teori dan sistem tersebut. Harus ada manusia yang
berperilaku, berakhlak secara profesional (ihsan,
itqan), dalam bidang ekonomi, baik berposisi
sebagai produsen, konsumen, pengusaha,
karyawan atau sebagai pejabat pemerintah.
Apakah Ekonomi Islam; Teori, Prinsip, Hukum atau Hipotesis?
“The University that never ends with it’s innovations”

Hipotesis adalah penyataan singkat yang


disimpulkan di awal dari landasan teori dan
penelitian terdahulu, untuk sementara penyataan
singkat ini berfungsi sebagai jawaban terhadap
masalah yang diteliti.
Teori adalah pengetahuan ilmiah yang
mencakup penjelasan mengenai suatu faktor
tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Teori
digunakan untuk menjelaskan gejala yang
diobservasi.
Perbedaan yang signifikan antara teori dan
“The University that never ends with it’s innovations”

hipotesis; hipotesis bersifat sementara dan belum


dilakukan pengujian, dimana pernyataan dari teori
lebih valid dan kredibel karena teori lebih
mempunyai kemampuan untuk membantu
peramalan dan menerangkan suatu permasalahan
dengan baik.
Bila suatu teori telah dihadapkan pada
beberapa percobaan dan kekuatan eksplanatifnya,
maka teori tersebut dapat dianggap cukup dalam
dan universal, maka teori tersebut disebut sebagai
asas/dasar/prinsip atau bahkan hukum.
Masuk Kategori Apakah Ekonomi Islam?
“The University that never ends with it’s innovations”

Dengan melihat perkembangan dan


karakteristik EI, maka kita tidak dapat mengkliam
masuk dalam salah satu kategori yang ada. EI
adalah sebuah hipotesis, tetapi tidak sepenuhnya
dikatakan hipotesis. EI dikatakan sebagai teori tapi
tidak sepenuhnya sebagai teori. EI bahkan juga bisa
berperan sebagai hukum atau prinsip saja artinya
dalam pengkajian EI kita dapat saja memasukkan EI
dalam salah satu kategori tergantung dari topik
atau permasalahan yang dibahas.
Contoh;
“The University that never ends with it’s innovations”

Dengan pengalaman di perbankan syariah dapat


dikemukakan bahwa sistem perbankan syariah
yang didasarkan pada riil sektor akan mampu
meningkatkan peranan bank sebagai financial
intermediation. Kalimat ini bisa dikatan teori
karena secara nyata bank syariah telah
menunjukkan kebenaran bahwa tingkat financing
to deposit ratio jauh lebih besar dibandingkan
dengan perbankan konvensional. Kesimpulan; EI
dapat dikatakan sebagai teori selama asumsi
terpenuhi dan telah dipraktikkan.
EI dikatakan hipotesis apabila EI dibentuk murni dari
pemikiran dan pengembangan asumsi-asumsi. Contoh; pemikiran
“The University that never ends with it’s innovations”

monzer kahf (1981) tentang konsumsi, untuk menerangkan


konsumsi intertemporal islami ia menggunakan beberapa asumsi
sebagai berikut:
1. Islam dilaksanakan oleh masyarakat
2. Zakat hukumnya wajib
3. Tidak ada riba dalam perekonomian
4. Mudharabah merupakan wujud perekonomian.
5. Pelaku ekonomi mempunyai perilaku memaksimalkan.

Selama pemikiran dan inovasi belum sepenuhnya


dipraktikkan maka masih dapat dikategorikan sebagai hipotesis.
EI dikategorikan sebagai prinsip atau hukum
“The University that never ends with it’s innovations”

yaitu ketika EI yang telah dipraktikkan dan secara


mutlak benar serta diperkuat lagi oleh pernyataan-
pernyataan yang secara eksplisit termuat dalam al-
Qur’an atau al-Hadist.
Contoh; dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa
orang yang makan riba maka jalannya tidak
beraturan seperti jalanya orang gila. Hal ini terbukti
bahwa transaksi yang berdasarkan bunga/riba
maka transaksi tersebut cenderung tidak beraturan
dan lebih mengarah pada spekulatif.
Konsep Pengembangan Ekonomi Islam
“The University that never ends with it’s innovations”

Teori EI Sistem EI Perekonomian Umat


Islam
1. Komponen Aqidah Kepemilikan Individu Pola laku muslimin
Bahasan Adil Kepemilikan Bersama muslimat pelaku
Nubuwwa Kepemilikan Negara ekonomi
Khilafah Kebebasan bertransaksi
Ma’ad dalam kerangka syariah
kesejahteraan sosial
Ipemenuhan kebutuhan
dasar bagi si miskin, dan
penciptaan hubungan
harmonis si kaya dan si
miskin)
“The University that never ends with it’s innovations”

Teori EI Sistem EI Perekonomian


Umat Islam
2. Wacana Ilmu Regulatory rule; apa Kinerja Unit
yang boleh dan yang Ekonomi Umat
tidak boleh dilakukan. Islam
Constitution rule: definisi

3. Pelaku Utama Ilmuwan DPR, Pemerintah Umat Islam

4. Dalil Qur’an & Kaidah Fiqih; ‘Al Ashlu fil Antum A’lamu
Hadist Asyiaa’ al ibahah ma biumuri
lam yamna’ha syara’un Dunyakum
Penegakkan pada salah satu level saja
“The University that never ends with it’s innovations”

tidak akan menghasilkan tegaknya syariah


islam dalam bidang ekonomi. Teori EI yang
kuat tanpa diterapkan menjadi sistem, hanya
menjadikan EI sebagai kajian ilmu saja tanpa
memberi dampak pada kehidupan ekonomi.
Oleh karena itu perjuangan yang lebih
berat adalah mengubah definisi (paradigma
berfikir). Ini disebut sebagai constitutional
rule (bukan berarti UUD) didefinisikan who
you are & who you are not.

Anda mungkin juga menyukai