Anda di halaman 1dari 8

NAMA : UMMI SALAMAH

NIM : 1914301017

KELAS : REGULER 1

TUGAS : SIK MEMBUAT ARTIKEL

Banyak Kondisi Buruk Menanti Anda Karena Efek Begadang

ini belum ada informasi tentang efek begadang yang baik bagi kesehatan. Namun
sebaliknya, kondisi kurang tidur, sebagai salah satu efek buruk dari begadang, dapat
membuat kondisi fisik dan mental menjadi lebih buruk. Hal ini berkaitan dengan manfaat
tidur untuk tubuh manusia. Ada banyak alasan mengapa seseorang sering begadang, mulai
dari pekerjaan atau lembur, insomnia, hingga kebiasaan buruk tertentu, misalnya terlalu lama
bermain game.

Jam tidur yang dibutuhkan setiap orang berbeda tergantung usianya, orang dewasa
dikatakan telah mendapat tidur yang cukup jika jam tidurnya selama 7 – 9 jam per hari,
sedangkan anak-anak perlu tidur selama 10–13 jam setiap hari. Jika sulit menjalani tidur
malam selama itu, Anda bisa mencoba tidur bifasik.

Pada saat manusia tidur, tubuh memperbaiki kondisi fisik dan mental. Khususnya
pada usia remaja, tidur adalah saat di mana tubuh melepas hormon pertumbuhan. Hormon
inilah yang akan membangun massa otot serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Efek Begadang yang Buruk Bagi Kesehatan

Selain mengantuk berlebihan dan sering menguap, kurang tidur akibat begadang akan
berpengaruh kepada kondisi emosi, kemampuan kognitif, dan fungsi otak. Efek begadang
bagi kesehatan juga termasuk meningkatkan risiko penyakit,
seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, kanker, dan penyakit jantung.

Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, ternyata masih banyak risiko-risiko yang
menyertai kebiasaan buruk seseorang untuk begadang. Mari kita telaah satu-persatu efek
begadang berikut ini:

1. Menambah berat badan


Penelitian menunjukkan, orang yang kurang tidur cenderung lebih banyak makan
camilan berkalori tinggi di malam hari. Selain itu, mereka juga cenderung
mengonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi dengan porsi lebih besar. Studi lain
membuktikan bahwa orang yang tidur kurang dari tujuh jam sehari cenderung
mengalami kenaikan berat badan ditambah peningkatan risiko obesitas dibandingkan
orang yang jam tidurnya tercukupi.
Kurang tidur ada kaitannya dengan peningkatan nafsu makan dan bertambahnya rasa
lapar. Bagi Anda yang berencana menurunkan berat badan, tentu saja begadang bukan
cara yang baik untuk mewujudkannya.
2. Kulit tampak lebih tua
Berkebalikan dengan hormon pertumbuhan yang dilepas dalam jumlah lebih sedikit
ketika begadang, kurang tidur membuat hormon kortisol (hormon stres) dilepaskan
dalam jumlah yang lebih banyak. Hormon ini bersifat memecah kolagen pada kulit,
padahal kolagen adalah protein yang membuat kulit lebih kencang dan elastis.
Kurang tidur akibat begadang juga dapat menyebabkan mata bengkak dan kulit
menjadi pucat dan kusam. Kebiasaan begadang secara berkepanjangan akan
menimbulkan efek kurang tidur kronis. Akibatnya, timbul garis-garis penuaan halus di
wajah dan menjadikan kulit terlihat kusam.
Pernah mendengar istilah mata panda? Mata panda adalah lingkaran gelap di sekitar
mata yang muncul akibat pelebaran pembuluh darah di balik kulit mata yang tipis.
Kondisi kurang tidur adalah penyebab utama terjadinya mata panda.
3. Pelupa
Ketika tidur, otak akan mengalami proses regenerasi sel yang berguna untuk
memperkuat ingatan. Proses ini juga akan memindahkan ingatan dan memori
ke bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori jangka panjang.
Bergadang akan menghambat semua proses ini dan meningkatkan rasa mengantuk,
sehingga Anda menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi. Agar tidak mudah lupa,
sekaligus untuk meningkatkan kemampuan mengingat, hentikan kebiasaan begadang.
Terutama bagi Anda yang disibukkan dengan aktivitas bersekolah dan bekerja.
4. Menurunkan kemampuan berpikir
Efek begadang dapat mengurangi daya nalar, kemampuan memecahkan masalah, dan
konsentrasi. Kemampuan memperhatikan sesuatu serta tingkat kewaspadaan juga
akan mengalami penurunan. Kesulitan fokus dapat berakibat pada kecelakaan saat
berkendara atau bekerja.
5. Menurunkan libido
Libido yang menurun adalah salah satu efek begadang. Ketika kurang tidur, tubuh
menjadi kelelahan, mengantuk, energi berkurang, meningkatkan ketegangan, dan pada
akhirnya menjadi kurang berminat kepada seks.
6. Depresi
Begadang berarti memotong jam tidur Anda di malam hari. Kebanyakan orang yang
didiagnosis mengalami depresi dan kecemasan adalah mereka yang tidur kurang dari
enam jam di malam hari. Tidak hanya kebiasaan begadang, gangguan tidur pun dapat
mengarah kepada insomnia yang sangat berkaitan dengan kondisi depresi.
7. Risiko kanker
Ternyata efek begadang juga berkaitan dengan peningkatan risiko terkena kanker.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kebiasaan kurang tidur, atau
sering bekerja shift di malam hari, memiliki risiko terkena kanker yang tinggi. Belum
diketahui pasti apa efek begadang terhadap kemunculan kanker, namun diduga
berkaitan dengan stres dan kerusakan sel tubuh.
8. Meningkatkan risiko kematian
Sebuah studi menyatakan bahwa tidur yang hanya berdurasi lima jam, dapat
meningkatkan risiko kematian sebesar 12 persen. Peningkatan risiko ini berlaku untuk
semua penyebab kematian, terutama kematian yang disebabkan penyakit jantung dan
pembuluh darah.
Setelah mengetahui bahwa efek begadang tidak ada yang baik bagi tubuh, kini
saatnya Anda berpikir lagi sebelum memutuskan untuk begadang. Usahakan untuk membayar
hutang tidur Anda dan memenuhi kebutuhan tidur minimal tujuh jam setiap harinya. Jika
terdapat gangguan tidur yang membuat kualitas atau jam tidur berkurang, Anda
dapat berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

bahaya rokok terhadap kesehatan paru-paru

Sebatang rokok apabila dibakar dan dihisap, maka akan menghasilkan 7000
kandungan bahan berbahaya di dalamnya, termasuk tar dan nikotin yang sudah banyak sekali
penelitian yang membuktikan bahayanya terhadap kesehatan dan berbagai organ tubuh.

Nikotin menyebabkan adiksi atau kecanduan sehingga orang yang merokok sangat
susah untuk berhenti dan akhir nya merokok terus menerus dan mempunyai risiko menderita
berbagai penyakit akibat rokok seperti hipertensi, stroke, kankerparu, serta kanker organ lain,
impoten, gangguan kesuburan dan perkembangan janin.

Memang ada sebagian kecil penelitian yang menunjukkan bahwa ada manfaat rokok
yang memberikan perlindungan terhadap penyakit tertentu, Seperti Merokok mencegah
penyakit asma dan penyakit alergi lain, Nikotin membunuh kuman penyebab tuberculosis.
Tetapi, Khusus untuk bidang paru, dan penelitiannya sudah kita lakukan di Rumah Sakit
Umum Pusat Persahabatan, membuktikan bahwa:

1. 80% penderita kanker paru yang dirawat di RSUP Persahabatan mempunyai riwayat
merokok. Dan biasanya baru terdeteksi setelah mencapai stadium akhir sehingga memiliki
harapan hidup sangat rendah.
2. Rokok juga merupakan faktor risiko untuk menderita penyakit paru obstruktif kronik atau
PPOK

3. Asma tidak terkontrol ditemukan lebih banyak pada perokokaktif (76%) dibandingkan
dengan perokok pasif (67%) dan bukan perokok (66%). Artinya pada pasien asma di RSUP
Persahabatan, yang susah dikontrol penyakit asmanya sebagian besar berasal dari kelompok
yang merokok.

4. Depresi lebih banyak ditemukan pada perokok dan bekas perokok.

5. Fungsi paru pada perokok jauh lebih rendah dari pada kelompok yang tidak merokok,
tentunya ini akan menyebabkan aktivitas dan kualitas hidup seorang perokok menjadi lebih
rendah dibandingkan orang yang tidak merokok.

6. Panjang badan dan berat badan bayi baru lahir dari kelompok ibu hamil yang perokok jauh
lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dari kelompok ibu yang tidak merokok.

7. Merokok lebih dari 20 tahun dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi pulmoner pada
pasien penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK.

Tidak ada batas aman untuk jumlah rokok yang dikonsumsi, artinya berapapun jumlah
rokok yang dikonsumsi tetap membahayakan kesehatan. Untuk orang-orang di sekitar
perokok, juga akan mengalami risiko sebagai perokok pasif atau second hand smoke dan
third hand smoke. Perokok pasif juga akan berisiko menderita penyakit yang sama dengan
perokok. Apabila kita lihat kembali secara keseluruhan, jelaslah bahwa rokok tetap lebih
banyak bahayanya dari pada manfaatnya. Maka hindari rokok, stop merokok sekarang juga,
dan carilah bantuan tenaga kesehatan apabila anda belum berhasil berhenti merokok .
Kenali demam berdarah

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat penderitanya


mengalami rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit hingga ke tulang. DBD
disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan bahwa ada
seratus juta kasus demam berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian
diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti ribuan orang dalam waktu singkat.

Penderita penyakit DBD di Indonesia

Saat ini Indonesia menduduki peringkat kedua penderita DBD setelah Brazil. Bahkan
menurut data Kementrian Kesehatan tahun 2009-2011 jumlah kematian akibat DBD di
Indonesia mencapai 1.125 kasus. Data tersebut sekaligus menempatkan Indonesia di Asia
Tenggara sebagai negara tertinggi dalam kasus penyakit DBD.

Sedangkan menurut data Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013, jumlah


penderita DBD di seluruh 31 provinsi mencapai 48.905 orang, termasuk 376 orang
diantaranya meninggal dunia. Jadi, pada dasarnya DBD adalah penyakit yang sangat umum
di Indonesia.

Gejala penyakit DBD

Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari
setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu
41 derajat celsius. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam
tubuh sampai gejala pertama muncul.

Penyebab utama penyakit DBD

Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti. Artinya DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang
lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembang biak di
daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota besar) yang memiliki iklim lembap dan
hangat.

Diagnosis DBD melalui pemeriksaan darah

Anda mengalami gejala seperti flu dan demam selama lebih dari satu minggu,
sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter. Ciri-ciri spesifik dari gejala DBD, yaitu demam
tinggi hingga mencapai 41 derajat celsius, sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, hingga
rasa sakit di belakang mata. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk
mengetahui apakah ada virus dengue di dalam tubuh Anda.

Seputar pengobatan penyakit DBD

Tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati DBD, namun gejala penyakit ini bisa
diatasi dengan meminum banyak cairan, istirahat, dan mengonsumsi parasetamol. Jika cara
pengobatan tersebut diterapkan, biasanya DBD akan sembuh dalam waktu satu hingga dua
minggu.

Komplikasi yang muncul

Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, DBD bisa berkembang menjadi
sebuah komplikasi yang lebih serius, yang disebut sebagai DBD berat. DBD berat bisa
menyebabkan penderitanya mengalami penurunan tekanan darah atau syok, kerusakan organ,
serta pendarahan. Oleh karena itu antarkan penderita DBD berat ke rumah sakit untuk
ditangani secepatnya karena dikhawatirkan bisa berujung kepada kematian jika terlambat
ditangani.

Langkah pencegahan penyakit DBD

Meski hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa menangkal DBD, namun beberapa
langkah pencegahan penyakit ini bisa Anda lakukan, diantaranya:

 Mensterilkan rumah atau lingkungan sekitar rumah Anda, misalnya dengan


penyemprotan pembasmi nyamuk.
 Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk
mati.
 Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air
lainnya yang ada di rumah Anda.
 Memasang kawat anti nyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
 Memasang kelambu di ranjang tidur Anda.
 Memakai anti nyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET)
yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih
berusia di bawah dua tahun.
 Mengenakan pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai