Oleh :
Silvia Agustiar Pamungkas
010002000388
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi kehadirat Tugan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan
judul “Perlindungan Hukum bagi Anak yang Lahir dari Perkawinan Campuran Menurut
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Pasal 4 Tentang Kewarganegaraan” guna memenuhi
sebagian persyaratan untuk memperoleh nilai semester-1 mata kuliah Bahasa Indonesia di
fakultas Hukum Universtas Trisakti.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis, tetapi juga
bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
KAJIAN TEORI.....................................................................................................................3
2.1. Undang-Undang Kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006....................................3
2.2. Kewarganegaraan Ganda..........................................................................................4
2.3. Perlindungan Hukum Bagi Anak Dari Hasil Perkawinan Campuran......................5
BAB III...................................................................................................................................6
METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................................6
3.1. Jenis Penelitian.........................................................................................................6
3.2. Pendekatan Penelitian...............................................................................................6
3.3. Sumber atau Jenis Data............................................................................................6
3.4. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................7
3.5. Teknik Analisis Data................................................................................................7
BAB IV...................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................8
4.1. Kesimpulan...............................................................................................................8
4.2. Saran.........................................................................................................................8
ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun,di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat
sehingga tidak mengindahkan lagi batas-batas Negara dan bangsa. Kemajuan tersebut
berpengaruh pada semakin mudahnya hubungan antar manusia dan bangsa dalam segala
aspek kehidupan termasuk perkawinan dan juga berkeluarga. Akibat dari perkawinan
campuran yang di lakukan oleh kedua orang tuanya, baik dari pihak ayah maupun pihak
ibu pada akhirnya mengakibatkan hak-hak serta kepastian hukum bagi si anak menjadi
tidak jelas karena memiliki kewarganegaraan ganda. Interaksi yang terjadi antara
individu yang berbeda suku bangsa dan negara dalam berbagai bidang akan melahirkan
hubungan-hubungan hukum, khususnya dalam hukum perdata Internasional yang salah
satu diantaranya adalah perkawinan campuran.
1
Perwakilan Rakyat mengesahkan Undang-Undang Kewarganegaraan baru yaitu
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan.
Perlindungan anak ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab semua pihak, di
antaranya adalah negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua. Kelimanya
tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Mereka saling tergantung dan saling melengkapi satu
dengan lainnya. Konstitusi dan undang-undang memberikan beban tanggung jawab
utama upaya perlindungan anak kepada negara dan pemerintahannya. Negara
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati dan menjamin hak asasi
setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, maupun golongan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih
dalam tentang status dan perlindungan hukum bagi anak yang lahir dari perkawinan
campuran. Untuk itu penulis mengangkat proposal dengan judul “Perlindungan
Hukum bagi Anak yang Lahir dari Perkawinan Campuran Menurut Undang-
Undang No. 12 Tahun 2006 Pasal 4 Tentang Kewarganegaraan”.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Pasal 5 :
a. “….Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah,
belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara
Indonesia….”.
b. ”…..Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat
secara sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan
tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia…..”
3
kewarganegaraan yang baru memuat asas-asas kewarganegaraan umum atau universal.
Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini sebagai berikut:
a) Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran.
b) Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
c) Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
d) Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.
Pasal 6 :
“….. Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf l, dan Pasal 5
4
berakibat anak berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan belas) tahun
atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya …….”
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan metode pengumpulan data, yakni : studi dokumen atau kepustakaan yaitu
cara untuk memperoleh data dengan mempelajari dan menganalisa bahan pustaka atau
perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
7
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan permasalahan di atas, maka penulis menyimpulkan
sebagai berikut :
a. Status hukum bagi anak yang lahir dari perkawinan campuran ditinjau dari Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2006 sejak lahirnya anak sudah diakui WNI, si anak kelak
bisa mengikuti kewarganegaraan pihak ayah maupun pihak ibu. Oleh karena
Undang-Undang memberi kesempatan bagi anak untuk memilih
kewarganegaraannya sampai umur 18 tahun atau sudah kawin. Namun bagi anak
yang lahir sebelum Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang
kewarganegaraan di buat dan terlambat didaftarkan maka konsekuensinya harus
mengikuti kewarganegaraan ayah (WNA) dan di perlakukan sebagai WNA.
b. Perlindungan hukum bagi anak yang lahir dari perkawinan campuran yaitu
timbulnya hak opsi yang diperoleh oleh si anak. Kewarganegaraan ganda yang
diberikan kepada anak dalam Undang-Undang sebelum umur 18 ini merupakan
suatu pengecualian. sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan
dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Oleh karena, hal itu berkaitan
dengan masa depan si anak, sebelum umur 18 tahun anak di anggap belum bisa
mengambil sikap, dan masih tergantung pada orang lain, juga perlindungan terhadap
pihak ibu yang selama ini mengandung, jelas ada hubungan
4.2. Saran
UU Kewarganegaraan ini menuai pujian dan kritik, termasuk terkait dengan
status anak. Seiring berkembangnya zaman dan sistem hukum, penulis beharap UU
Kewarganegaraan yang baru ini penerapannya dapat terus dikritisi oleh para ahli hukum
perdata nasional dan internasional, terutama untuk mengantisipasi potensi masalah.
8
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Daniel. (2018). Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi anak hasil perkawinan
campur. https://jakarta.kemenkumham.go.id/berita-kanwil-terkini-2/perlindungan-dan-
kepastian-hukum-bagi-anak-hasil-perkawinan-campur. diakses pada 0:39-21/11/20.
Priandena, A. G. (2017). Perlindungan Hukum Bagi Anak Yang Lahir Dari Perkawinan
Campuran. Jurnal Jurisprudence, 4(1), 15-23.