Anda di halaman 1dari 24

FISIOLOGI KEHAMILAN

( ADAPTASI TUBUH TERHADAP


KEHAMILAN )
dr. Robitah Asfur, M. Biomed, AIFO-K
Departemen Fisiologi
FK. UMSU
Fisiologi Kehamilan

• Pada manusia, pembuahan ( fertilisasi ) ovum


oleh sperma biasanya terjadi dibagian tengah
tuba uterina.
Ovarium (indung telur): Merupakan kelenjar kelamin yang
memproduksi ovum (sel telur) dan menyekresi hormon estrogen dan
progesteron.
Pembuahan Meliputi :

1. Kemoatraksi sperma ke ovum oleh zat – zat


yang dihasilkan oleh ovum.
2. Perlekatan ke zona pelusida, yaitu struktur
membranosa yang mengelilingi ovum.
3. Penetrasi zona pelusida dan reaksi akrosom
4. Melekatnya kepala sperma ke membran sel
ovum, disertai penguraian tempat fusi dan
pembebasan inti sperma ke dalam
sitoplasma ovum.
Fertilisasi / Proses Pembuahan :
• Ovum tetap dapat hidup dan mampu dibuahi setelah ia
dikeluarkan dari ovarium mungkin tidak lebih dari 24 jam.
• Jadi sperma harus segera setelah ovulasi agar fertilisasi
dapat berlangsung.
• Sebaliknya, beberapa sperma dapat tetap hidup pada
saluran reproduksi wanita sampai 72 jam, walaupun
bagian terbesar tidak lebih dari 24 jam.
• Oleh karena itu, agar fertilisasi dapat terjadi, hubungan
seksual biasanya harus terjadi antara satu hari sebelum
ovulasi sampai satu hari setelah ovulasi.
Perubahan Anatomik dan
Fisiologi pada Kehamilan :

• Pada kehamilan terdapat perubahan pada


seluruh tubuh wanita , khususnya pada alat
genital eksterna dan interna dan pada
payudara ( mamma ).
• Dalam hal ini hormon somatomammotropin,
esterogen dan progesteron mempunyai peran
penting.
Perubahan yang terdapat pada
wanita hamil, antara lain :

1. Uterus
• Uterus akan membesar pada bulan – bulan
pertama dibawah pengaruh esterogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus, disamping itu,
serabut-serabut kolagen yang ada menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar
esterogen sehingga uterus dapat mengikuti
pertumbuhan janin.
• Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan membesar,
karena pengaruh hormon-hormon itu. Bagitu pula
endometrium menjadi desidua.
• Berat uterus normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir
kehamilan ( 40 minggu ) berat uterus ini menjadi 1000
gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding
lebih kurang 2,5 cm.
• Pada bulan- bulan pertama kehamilan bentuk uterus
seperti buah advokat, agak gepeng.
• Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat.
Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur.
• Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk
membuat diagnosis apakah wanita tersebut hamil
fisiologik atau hamil ganda, atau menderita penyakit
seperti mola hidatidosa, dan sebagainya.
2. Serviks Uteri

• Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan


karena hormon esterogen.
• Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan
otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan
ikat, hanya 10 % jaringan otot.
• Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung
kolagen. Akibatnya esterogen meningkat, dan dengan
adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks
menjadi lunak.
3. Vagina dan Vulva

• Vagina dan vulva akibat hormon esterogen mengalami


perubahan, adanya hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-
biruan ( livide ). Tanda ini disebut tanda chadwick.
Warna porsio pun tampak livide.
• Pembuluh darah alat genital interna akan membesar, hal
ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat2 genital
tersebut meningka
4. Ovarium

• Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus


luteum graviditasis sampai terbentuknya plasenta pada
kira-kira kehamilan 16 minggu.
• Korpus luteum diameter 3 cm, kemudian mengecil
setelah plasenta terbentuk. Dan plasenta mengeluarkan
hormon esterogen dan progesteron. Dan akhirnya
diambil alih oleh plasenta.
5. Mamma

• Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon


somatomammotropin, esterogen dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan air susu.
• Esterogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran,
sedangkan progesteron menambah sel – sel asinus pada
mamma.
• Sommatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel
asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel – sel,
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin.
• Dengan demikian, mamma diperiapkan untuk laktasi .
• Pengaruh progesteron dan somatomammotropin,
terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus,
sehingga mamma menjadi lebih besar.
• Papilla mamma akan membesar, lebih tegak, dan
tampak hitam , seperti aerola mamma karena
hiperpigmentasi.
• Pada minggu ke 12 lebih dari putting susu dapat keluar
cairan berwarna putih agak jernih, disebut kolostrum.
• Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi.
• Setelah partus, kolostrum ini agak kental dan warnanya
agak kuning.
• Meskipun kolostrum telah dikeluarkan, pengeluaran air
susu belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh
PIH ( prolaktine inhibiting hormon )
• Postpartum dengan dilahirkannya plasenta, pengaruh
esterogen, progesteron dan somatomammotropin terhadap
hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan
dan laktasi terjadi.
6. Sirkulasi darah

• Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke


plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh darah
yang membesar.
• Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah dengan
adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
• Volume darah akan bertambah kira-kira 25% dan puncak
kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output
yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
7. Sistem respirasi

• Pada wanita hamil akan timbul keluhan rasa sesak, hal


ini karena pada kehamilan 32 minggu oleh karena usus-
usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
• Untuk memenuhi O2 yang meningkat 20%, orang hamil
akan bernafas lebih dalam dan bagian bawah toraks juga
melebar ke sisi.
8. Traktus Digestivus

• Pada bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek


( Nausea ), mungkin ini akibat hormon esterogen
meningkat.
• Otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas juga
menurun.
• Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan yang
telah dicerna juga lama di usus.hal ini mungkin baik
untuk resorpsi dan akan menimbulkan obstipasi, yang
menjadi keluhan wanita hamil seperti muntah ( emesis)
atau dikenal morning sickness.
9. Traktus Urinarius
• Ini akan mulai tertekan pada bulan-bulan pertama
karena uterus yang membesar, sehingga timbul sering
kencing.

10. Kulit
• Kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi, ini
disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating
hormon ( MSH ) yang meningkat.
• MSH adalah salah satu hormon yang keluar
oleh lobus anterior hipofisis.
• Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pad
a dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai
kloasma gravidarum.
10. Metabolisme pada kehamilan

• Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi,


sistem endokrin juga meninggi dan tampak lebih jelas
kelenjar gondoknya.
• BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan
pada triwulan akhir.
Daftar Pustaka

• Sherwood L. Human Physiology: The Reproductive


System. 7thed. Philadelphia: Brooks/Cole Cengage
Learning; 2010. p. 781-8
•  Barret KE, Barman SM, Boitano s, Brooks HL.
Ganong’s Review of Medical Physiology: The Gonad.
23th ed.Singapore: Mc graw Hill; 2010.  P. 423-5.
•  Heffner LJ, Schust DJ. At a Glance Sistem
Reproduksi: Struktur dan Fungsi Plasenta; Hormon
Protein pad Kehamilan, Hormon Steroid pada
Kehamilan, Adaptasi Maternal pada Kehamilan.
2nded. Jakarta: Erlangga; 2008. P. 44-51.

Anda mungkin juga menyukai