Anda di halaman 1dari 81

UPAYA MENJAMIN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP KARYAWAN PT. KARET BATANGHARI TEMBESI


JAMBI

Comment [RF1]: Ikuti buku pedoman


dalam setiap penulisan dalam skirpsi ini,
SKRIPSI teknik, catatan kakim dan lainnya

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam Ilmu Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

OLEH:

SEPTIAN IRAWAN
NIM: EES 150863

PEMBIMBING
Drs. H. Maulana Yusuf, M.Ag
Refky Fielnanda, S.E.Sy., M .E

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
1441H/2020 M
Pembimbing I : Drs. H. Maulana Yusuf, M.Ag
Pembimbing II : Refky Fielnanda, S.E.Sy., M .E
Alamat : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
Jl. Arif Rahman Hakim, No. 1 Telanaipura Jambi 36122
Telp/Fak. (0741) 583183. Website : iainjambi.ac.id
Jambi, Agustus 2020

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di –
Jambi

NOTA DINAS
Persetujuan Pembimbing
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan


yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa Skripsi saudara Septian Irawan NIM. EES 150863 dengan
judul “Upaya Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap
Karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi”telah dapat diajukan untuk
di munaqashahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kami ajukan Skripsi tersebut agar dapat
diterima dengan baik
Demikian yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga
bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H. Maulana Yusuf, M.Ag Refky Fielnanda, S.E.Sy., M .E


NIP. 196310251992031005 NIPD. 2031079301

2
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tanggan di bawah ini:


Nama : Septian Irawan
Nim : EES 150863
Tempat/ Tanggal Lahir : Muara Ketalo 17 September 1997
Konsentrasi : Ekonomi Syariah
Alamat : Muara Ketalo RT. 08 Kec. Mandiangin Kab.
Sarolangun Jambi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


“Upaya Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Karyawan
PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi”. adalah benar karya asli saya, kecuali
kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila di kemudian hari terdapat pernyataan ini tidak benar, maka saya
sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia
dan ketentuan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi, termasuk
pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.

Jambi, Agustus 2020


Penulis,

Septian Irawan
NIM. EES 150863

3
ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui upaya menjamin keselamatan dan


kesehatan kerja terhadap karyawan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi dalam
perspektif hukum Islam. Hal ini dilatarbelakangi pada masa yang akan datang Comment [RF2]: Pada paragraf ini tulis
saja gap of researchnya
setiap ketentuan harus jelas mengikuti perkembangan zaman, namun bagi umat
Islam, harus juga sesuai kadiah Fiqh.
Hasil penelitian ini adalah upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi sudah dilakukan perusahaan
melalui BPJS kesehatan. Peratuan perusahaan juga mengatur tentang: a)
tunjangan berupa jamsostek, takaful, dan lain sebagainya dan b) Jaminan
keselamatan kerja misalnya setiap karyawan sudah di di tanggung oleh
perusahaan mulai dari pakaian, alat kerja, dan tempat tinggalnya, c) jaminan
kematian setiap karyawan misalnya ada yang meninggal atau sakit. Dampaknya
terhadap karyawan dan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi yaitu a) bagi
perusahaan yaitu tercapainya standar keselamatan yang setinggi-tingginya atau
efesien selanjutnya dan b) Dampak positif terhadap karyawan ialah karyawan
terjamin dan produktivitas atau penjagaan kualitas meningkat. Pandangan hukum
Islam terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan sudah jelas, bahwa
semua manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang
keduanya saling membutuhkan antara satu sama lainnya. Di sisi lain Amal
duniawi yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan hidupnya dan usaha
yang dikerjakan untuk kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta
sarana untuk mendekatkan diri kepada allah SWT. Semua orang yang bekerja
dapat menjadikan pekerjaan dan segala aktivitas sebagai ibadah asalkan mereka
berpegang pada ketentuan bawa harus menyesuaikan semua pekerjaanya dengan
aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam.

Kata Kunci: Upaya Menjamin Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Karyawan

vi
MOTTO

‫ﻗﻠﻲ‬
‫َوﷲ ِﺑﻜُﻞﱢ ﺷَﻲْ ٍء‬
(١١: ‫َﻋﻠِ ْﯿ ٌﻢ )اﻟﺘﻐﺎﺑﻦ اﯾﺎة‬
Artinya: “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan
izin Allah dan barang siapa beriman kepada allah, niscaya Allah akan
memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.”1

1
Q.S. AT-Taghabun (64): 11

5
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada: Ibundaku termulya Najatia


Ayahku terhormat Arsi
yang tampil sebagai pemimpin keluarga yang mendidik dan mengarahkan anak-
anaknya agar menjalankan pilar-pilar kehidupan dengan baik, dan selalu rukun
dalam berkeluarga agar saling membantu dan menjaga satu sama lainnya.
Teman-teman yang membantu penyelesaian skripsi ini, Insya Allah semoga tidak
gampang putus asa, belajar ikhlas menerima setiap realitas yang menghampiri
setiap perjalanan hidup ini. Insya Allah kami tawakal atas segala keputusan yang
ditetapkan Allah Subhanahu Wata’ala., untuk kami semua. Amin, ya robbal
‘alamiin.

6
KATA PENGANTAR

Ahamdulillahi robbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan judul: “Upaya Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terhadap Karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi” dan kemudian
sholawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada nabi Muhammad SAW yang
telah menuntun manusia kejalan yang benar jalan menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Skripsi ini diberi judul “Upaya Menjamin Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Terhadap Karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi”
Merupakan suatu kajian terhadap pengelolaan perusahaan berbasis partisipasi
masyarakat inilah yang dikemukakan dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Prof. Dr. Subhan, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN STS Jambi serta serta Wakil Dekan I, II dan III Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .
3. Bapak Sucipto, S. Ag, M. Ag dan Ibu Gwi Awal Habibah, SE.ME.Sy Selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Drs. H. Maulana Yusuf, M.Ag Bapak Refky Fielnanda, S.E.Sy., M.E
dan Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag, M.HI selaku wakil Dekan I, II dan III di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
5. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
7. Bapak Direktur PT. Batanghari Tembesi Jambi yang telah banyak memberikan
informasi kepada peneliti
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu juga, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

7
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi Agustus 2020


Penulis

Septian Irawan
NIM. EES. 150863

8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


NOTA DINAS ................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................... iii
PENGESAHAN
iv
MOTTO.............................................................................................................. v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii
TRANSLITERASI............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Rumusan Masalahan ............................................................................ 7
C. Batasan Masalah .................................................................................. 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
E. Kerangka Teori .................................................................................... 9
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 26
BAB II METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian............................................................... 30
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 30
2. Pendekatan Penelitian ........................................................ 30
B. Jenis dan Sumber Dat......................................................... 30
C. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 31
D. Teknik Analisis Data ......................................................... 33
E. Jadwal Penelitian ............................................................... 34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis Perusahaan .................................... 36
B. Visi Misi Perusahaan ......................................................... 37

9
C. Struktur Organisasi dan Karyawan PT. Sukses Gemilang
Palem (SP-SGP) ............................................................................ 38

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


A. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Usaha Perusahaan
Sukses Gemilang Palem (SP-SGP) Desa Limbur Tembesi
Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun ............................ 41
B. Upaya yang dilakun Masyarakat dalam Pengembangan Usaha
Perusahaan Sukses Gemilang Palem (SP-SGP) Desa Limbur
Tembesi Kecamatan Bathin VIII Kabupaten Sarolangun ............ 50
C. Dampak Pengelolaan Perusahaan Berbasis Partisipasi
Masyarakat dalam Pengembangan Usaha Perusahaan Sukses
Gemilang Palem (SP-SGP) Desa Limbur Tembesi Kecamatan
Bathin VIII Kabupaten Sarolangun ............................................... 57

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 59
B. Rekomendasi ..................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

10
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Program PNPM-NP ..................................................................... 3
Tabel 1.2 : PNPM ......................................................................................... 6
Tabel 1.3 : Penelitian Terdahulu .................................................................. 12
Tabel 2.1 : Jadwal Penelitian ....................................................................... 22
Tabel 3.1 : Kepengurusan UPK Matador PNPM Mandiri 2012 s/d 2013 ... 25
Tabel 3.2 : Kepengurusan UPK Matador PNPM Mandiri 2014 s/d 2015 ... 25
Tabel 3.3 : Kepengurusan UPK Matador PNPM Mandiri 2016 s/d 2017 ... 25
Tabel 3.4 : Kepengurusan UPK Matador PNPM Mandiri 2018 s/d 2019 ... 25
Tabel 3.5 : BLM yang dikelolaUPK ............................................................ 26
Tabel 3.6 : Kegiatan Kelompok Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
SPP 2019 ................................................................................... 26
Tabel 3.7 : Program Kerja Pengurus PNPM-MP Kecamatan Batang Asam 31
Tabel 3.8 : Dana Sosial dan Pemanfaatannya .............................................. 32
Tabel 3.9 : Profil Keuangan UPK Per 2015 Berdasarkan Laporan UPK
Matador ..................................................................................... 33
Tabel 3.10 : Laporan Operasional Berdasarkan Neraca Microfinance Per
Desember 2015 ............................................................................ 34
Tabel 3.11 : Profil Keuangan UPK Per 2016 Berdasarkan Laporan UPK
Matador ........................................................................................ 34
Tabel 3.12 : Laporan Operasional Berdasarkan Neraca Microfinance Per
Desember 2016 ............................................................................ 35
Tabel 3.13 : Profil Keuangan UPK Per 2017 Berdasarkan Laporan UPK
Matador ........................................................................................ 36
Tabel 3.14 : Laporan Operasional Berdasarkan Neraca Microfinance Per
Desember 2017 ............................................................................ 36
Tabel 3.15 : Profil Keuangan UPK Per 2018 Berdasarkan Laporan UPK
Matador ........................................................................................ 37
Tabel 3.16 : Laporan Operasional Berdasarkan Neraca Microfinance Per
Desember 2018 ............................................................................ 37
Tabel 3.17 : Lokasi dan Alokasi dana PNPM-MP Kabupataen Tanjung
Jabung Barat tahun 2018 ............................................................. 38
Tabel 3.18 : PNPM-MP Kerjasama dengan Pihak Lain ............................. 39
Tabel 3.19 : Pelaku Utama PNPM-MP ....................................................... 39

11
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Struktur PNPM-MP Kecamatan Batang Asam ...................... 24


Gambar 3.2 : Alur Tahapan Kegiatan PNPM-MP ...................................... 29
Gambar 3.3: Alur dan Mekanisme Pengguliran dana SPP .......................... 30

12
TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

‫ا‬ ̓ ‫ط‬ th

‫ب‬ b ‫ظ‬ dz

‫ت‬ t ‫ع‬ ‘

‫ث‬ ts ‫غ‬ gh

‫ج‬ j ‫ف‬ f

‫ح‬ h ‫ق‬ q

‫خ‬ Kh ‫ك‬ k

‫د‬ D ‫ل‬ L

‫ذ‬ Dz ‫م‬ M

‫ر‬ R ‫ن‬ N

‫ز‬ Z ‫ه‬ H

‫س‬ S ‫و‬ W

‫ش‬ Sy ‫ء‬ ,

‫ص‬ Sh ‫ي‬ Y

‫ض‬ Dh

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia


َ‫ا‬ a َ‫ﺎ‬ a ‫اِى‬ i

ُ‫ا‬ u ‫اَى‬ á ‫اَو‬ aw

ِ‫ا‬ i ‫اُو‬ U ‫اَى‬ ay

2
Tim Penyusun, PanduanPenulisan KaryaIlmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.

13
C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’marbutah ini ada tiga macam:


1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia

‫ﺻﻼ ة‬ Salah

‫ﻣﺮ ا ة‬ Mir’ah

2. Ta’ Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia
‫وزارة اﻟﺘﺮ ﺑﯿﺔ‬ Wizarat al-Tarbiyah

‫ﻣﺮ اة اﻟﺰ ﻣﻦ‬ Mir’at al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah


/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

‫ﻓﺠﺌﺔ‬

14
15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Comment [RF3]: Di latar belakang


masalah, munculkan fenomena tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang
Untuk mencapai suatu keberhasilan kerja dimana sumber daya manusia terdapat di objek penelitian ini.

adalahslah satu faktor penentu yang merupakan aset perusahaan yang utama Paparkan data hsitoris tentang upaya
penjaminan keselamatan dan kesehatan
kerja yang diterapkan oleh objek penelitian
yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan didukung sehingga bisa ditarik apa yang menjadi gap
of research (kesenjengan penelitian
pula oleh penggunaan alat teknologi yang cangih. Perusahaan yang tidak
Susun latar belakang fokus kepada
permasalahan penelitian, bukan cerita
menggunakan alat canggih berakibat fatal, sehingga mengurangi terjaminnya yang mengambang dan tidak terfokus
kepada permasalahan penelitian.

keselamatan karyawan dalam bekerja. sehingga dapat terjadi kecelakaan kerja

yang dapat mempengaruh turunnya produktivitas perusahaan.

Efektivitas manajemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan

bagian dari perlindungan bagi karyawan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-

Undang No. 1 Tahun 1970. Tentang keselamatan dan kesehatan kerja, maka

yang perlu dilakukan adalah mengantisipasi resiko dan bahaya di

perusahaan, oleh karena itu pengawasan operasional, perencanaan, tindakan

darurat, peyebarluasan informasi kepada pemilik manajemen perusahaan

sehingga menjadi acuan bagi karyawan agar dapat memahami betapa

pentingnya penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi mereka

untuk menjaga keselamatan dan kesehatan sebagai salah satu pilar tegaknya

Hak Asasi Manusia ( HAM).

Keselamatan kesehatan kerja tidak hanya memberi keuntungan bagi

perusahaan tapi juga memberi kepuasan terhadap para konsumen. Salah satu

perusahaan yang rentan dengan kecelakaan adalah perusahaan

15
16

ketenagalistrikan, khususnya bagi karyawan yang menangani pekerjaan di

lapangan. Mereka langsung berhadapan dengan alam setiap mereka bekerja.

Perusahaan ketenaga listrikan harus berhati-hati memilih karyawan yang akan

di tempatkan dibagian lapangan. Hal ini salah satu cara untuk menghindari

terjadinya kecelakaan pada karyawan.

Keselamatan adalah suatu keadaan dalam lingkungan kerja yang dapat

menjamin secara maksimal keselamatan orang-orang yang berada didalam

tempat kerja tersebut.3 Karyawan atau bukan karyawan dari organisasi

tersebut. Keselamatan kesehatan kerja sangat besar perannya dalam

peningkatan produktivitas perusahaan. Terutama dalam mencegah dari segala

kerugian akibat kecelakaan.

Berdasarkan grand tour di PT. Karet Batang Hari Tembesi, menemukan

bahwa keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan sudah ditata

sedemikian rupa. Hal ini mendorong dan memicu PT. Karet Batang Hari

Tembesi salah satu perusahaan yang menangani ketenagalistrikan

pengarahkan karyawan bisa bekerja sesuai job dekription yang ada.

Berdasarkan hal itu, maka maka peneliti tertarik mengangkat judul:

Upaya Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap

Karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi.

B. Rumusan Masalah Comment [RF4]: Rumusan masalah


sesuaikan dg fokus masalah yang ingin
diselesaikan dalam penelitian ini
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

3Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, (Jakarta: Haji Masangung,


1989), hlm. 3.

16
17

1. Bagaimana upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi?

2. Bagaimana dampaknya terhadap karyawan dan PT. Karet Batang Hari

Tembesi Jambi?

3. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan pada PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi?

C. Batasan Masalah

Supaya pembahasan tepat sasaran dan tidak terlalu meluas maka

dalam peneliti ini penulis hanya membahas tentang upaya menjamin

keselamatan dan kesehatan terhadap karyawan PT. Karet Batang Hari

TembesiKota Jambi serta dampak yang ditimbulkan dan pandangan hukum

Islam terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Comment [RF5]: Yujuan penelitian


sinkronkan dg rumusan masalah

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi.

b. Untuk mengetahui dampaknya terhadap karyawan dan PT. Karet

Batang Hari Tembesi Jambi.

c. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan pada PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian akan memiliki kegunaan bagi penulis maupun

pembaca sebagai berikut:

17
18

a. Untuk menambah wawasan penulis khususnya tentang pandangan

hukum Islam terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

b. Sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa syariah khususnya jurusan

Ekonomi Islam (EI)

c. Sebagai salah satu untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

sarjana strata satu (S1) pada jurusan Ekonomi Islam Fakultas

Ekonomi Islam UIN STS Jambi.

E. Kerangka Teori Comment [RF6]: Teori merupakan


landasan teoritis yang mendampingi
penelitian, juga berfungsi sebagai landasab
1. Upaya yang menjadi tolak ukur pengujian dalam
penelitian, untuk itu gunakan teori yang
relevan dan benar2 digunakan dalam
Upaya adalah usaha atau syarat untuk menyampaikan usaha. Selain penelitian ini, sehingga nilai ilmiah dalam
sebuah penelitian bisa terja
itu upaya juga bisa diartikan sesuatu atau syarat untuk menyampaikan

sesuatu akal pikiran, ikhtiar.4 Upaya dalah suatu ikhtiar (untuk mencapai

suatu maksud memecahkan masalah, mencari jalan keluar). 5 Upaya yang

dimaksud di sini adalah usaha menjamin keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap karyawan.

2. Keselamatan

Keselamatan adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, alat

kerja dan bahan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungan nya

serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan segala

tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air,

maupun di udara. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,

4Tim Penyusun Kamus Praktik Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Surabaya: Fajar Mulya, Cetak ke-3,), hlm. 576.
5http://books.google.co.id/books/about/ pengertian upaya.html?id=sb87OZHK-Quc,akses
tanggal 24 November 2014 jam 10.30 wib

18
19

menggingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi.6 Hal yang

lebih maju, keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.

Keselamatan adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang

lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.

3. Jaminan Keselamatan Kerja Karyawan di Perusahaan

Pertimbangan ekonomis merupakan jiwa setiap perusahaan. Yang

perlu dipertimbangkan dalam perencanaan keselamatan dan kesehatan

kerja adalah biaya kecelakaan dan biaya pencegahannya. Kedua faktor ini

sangat mempengaruhi biaya produksi menyeluruh dan dengan demikian,

keuntungan yang akan diperoleh. Biaya kecelakaan mencakup:

a. Kerusakan peralatan dan bahan;

b. Gangguan atas kelancaran produksi; dan,

c. Ganti rugi kepada karyawan yang disebabkan catat dan pendapatan

yang berkurang.7

Sasaran utama setiap perusahaan adalah mengurangi biaya yang

harus ditanggung sebagai akibat kecelakaan kerja. Inilah sebabnya setiap

perusahaan harus menyusun kerangka tindakan untuk mencegah

kecelakaan. Kerangka tindakan ini harus mencakup:

a. Pengendalian teknis (engineering control); termasuk sistem ventilasi,

penerangan, dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Penyempurnaan ergonomis.

c. Pengawasan atas kebiasaan kerja.

6Suma’mur, op. cit., hlm. 1.


7Bennet N.B. Silalahi, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, (Jakarta: PT. Karya
Unipres, 1985), hlm. 29.

19
20

d. Penyesuaian kecepata arus produksi dengan kemampuan optimum para

karyawan.

e. Peningkatan mekanisasi yang tepat guna.

f. Penyesuaian volume produksi dengan jam proses yang optimum.

g. Pembentukan panitia keselamatan dan kesehatan kerja dibawah

seorang manajer keselamatan dan kesehatan kerja yang profesional. 8

Berbagai ragam kecelakaan keselamatan dan kesehatan kerja pada

dasarnya harus mengimbangi biaya pencegahan dengan manfaat yang

peroleh dari upaya tersebut. Manfaat yang diperoleh terdiri dari: a) Biaya

yang diselamatkan dan b) Kemungkinan meningkatkan produktivitas

sehubungan dengan langkah-langkah pencegahan.9 Perusahan harus terus

mengadakan investasi atas pencegahan kecelakaan sampai seimbang

dengan kerugian yang mungkin timbul seadainya tidak ada rencana

pencegahan.

Biaya pencegahan kecelakan merupakan pertimbangan dasar

pertimbangan dasar setiap manajer keselamatan dan kesehatan kerja. Dua

acangan untuk menentukan biaya ini adalah sebagai berikut:

a. Ancangan tradisional. Ancangan tradisional untuk menentukan besar

biaya pencegahan kecelakaan adalah dengan membuat kuantifikasi

yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung

kecelakaan adalah Premi asuransi kecelakaan ; tunjangan khusus untuk

karyawan yang menderita kecelakaan; premi asuransi pengobatan/

8Ibid., hlm. 30.


9Ibid.hlm. 31

20
21

jiwa; biaya melatih karyawan baru; biaya perbaikan/penggantian

peralatan yang rusak akibat kecelakaan; dan nilai produksi yang hilang

akibat terhentinya proses. Biaya tidak langsung kecelakaan adalah

biaya upah jam kerja yang hilang bagi karyawan yang tidak terlibat

dalam kecelakaan; biaya lembur yang terpaksa diadakan dengan

berkurangnya tenaga kerja; biaya pengawas dan administrasi

sehubungan dengan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja; dan

Biaya upah menurunya keluaran seorang karyawan yang cacat. 10 Biaya

tidak langsung biasanyaempat kali lipat biaya langsungnya karena

hilangnya penghasilan dan adanya biaya pengobatan.

b. Ancangan Non-tradisional. Ancangan non-tradisional menghitung

biaya pencegahan dengan menentukan biaya keseluruhan setiap

kecelakaan yang dikatagorikan menurut tingkat keparahan yang

diderita atau klerugian akibat kerusakan, dan biaya rata-rata setiap

kecelakaan. Biaya keseluruhan suatu kategori penderitaan adalah biaya

rata-rata dikalikan jumlah dalam kecelakaan itu. Perlu dicatat bahwa

penghitungan biaya di atas belum mencakup akibat keadaan kerja yang

berbahaya seperti kebisingan yang tinggi dan penyakit akibat kerja

yang timbul jauh setelah karyawan itu meninggalkn pekerjaannya.

Dengan lain perkataan, sebenarnya biaya akibat kecelakaan kerja jauh

lebih besar dari pada biaya pencegahannya.11

10Ibid., hlm. 32.


11Ibid., hlm. 33.

21
22

Manusia merupaka salah satu faktor produksi yang senantiasa

terlibat dalam kecelakaan. Setiap keputusan yang diambil sehubungan

dengan pencegahan kecelakaan harus mencakup sub-sistem perangkat

keras( peralatan, formulasi dan proses produksi dan mutu produksi) dan

sub-sistem perangkat lunak( manusia, persyaratan kerja, kebijakan

perusahaan, pengupahan, dan sebagainya). Istilah tekniknya untuk kedua

sub-sistem di atas adalah sub-sistem tekno-struktural dan sub-sistem sosio-

prosesual. Tekno-struktural pada dasarnya jauh lebih murah dibandingkan

sosio-prosesual. Jika tekno-struktural rusak atau hancur, biaya perbaikan

atau penggantiannya relatif kecil sekali. Sebaliknya, sosio preseksual

berdampak penderitaan pada angota keluarganya. Jadi, setiap usaha

pencegahan kecelakaan harus meletakkan pertimbangan terbesar atas sub-

sistem sosio-proseksual12

Biaya kecelakaan bagi seorang karyawan mempunyai berbagai

bentuk, ada yang dapat dihitung, dan ada yang tidak. Bagi seorang

karyawan yang cacat, penghasilannya akan jelas berkurang. Termasuk

dalam hal ini seluruh tunjangan dan kesejahteraan, dan kemungkinan

meningkatkan penghasilan. Di samping itu, jika sub-sistem tekno-

struktural mengalami pembaharuan, karyawan yang caacaatlah yang akan

tersingkir terlebih dahulu. Oleh sebab itu jaminan kelestarian pekerjaan

mereka menjadi sangat rendah. Lagi pula, keadaan cacat selalu

12Ibid., hlm. 34.

22
23

merendahkan martabat seorang di mata masyarakat dan sangat

mempengaruhi pergaulannya.

Cara fisik cenderung membawa akibat sekunder atas partisipasi

tenaga kerja secara keseluruhan, pemerataan penghasilan dan pengeluaran.

Jika cacat tersebut mengurangi kemampuan karyawan membenahi dirinya

sendiri anggota keluarga lainnya terpaksa membagi waktu dan tenaga

baginya. Ini berarti penyitaan kesempatan anggota keluarga tersebut. Dari

segi penghasilan, keluaga karyawan yang cacat menderita kerugian karena

pengurangan atas penghasilan karyawan yang cacat; dapat terhentinya

penghasilan istri yang terpaksa harus mengurus suaminya yang cacat dan

pertambahan pengeluaran akibat cacat tersebut.

Pertimbangan lainnya adalah nilai kehidupan seorang karyawan

menurut pandangan masyarakat. Secara ekonomis, ini dapat di hitung

dengan menjumlahkan pendapatan seorang dipandang dari imbalan

minimal yang dapat diterimanya. Akan tetapi disamping penghasilannya,

dia harus pual mengeluarkan dana, waktu dan usaha untuk memperpanjang

umurnya. Berapa jumlah pengeluaran ini sukar di tentukan dan sangat

mempersulit penilaian atas kehidupan seseorang, tetapi mempermudah kita

mengambil suatu kesimpulan bahwa segala upaya dan dana harus

dikerhkan guna mencegah kecelakaan dalam pekerjaan.

Perbincangan di atas pada dasarnya mengungkapkan kesukaran

menghitung nilai perbaikan tempat kerja di padang dari segi efesiensi.

Investasi atas suatu tempat kerja harus diadakan sampai titik dimana

23
24

pencegahan kecelakaan atau pemeliharaan kesehatan kerja lebih mahal

dari pada resiko membiarkan kecelakaan terjadi. Dengan kata lain

investasi atas pencegahan atau untuk memelihara kesehatan kerja harus

tidak melampaui titik tersebut. Administrasi keselamatan dan kesehatan

kerja yang paling ekonomis adalah sebagai berikut:

Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja harus tepat

guna dan tidak mewah, setiap alat atau perlengkapan harus diadakan

sesuai dengan tingkat kemungkinan terjadi kecelakaan misalnya setiap

karyawan harus mengunakan helm, sepatu, masker, sarung tangan dan

kategori perusahaan harus wajib mempunyai pemadam kebakaran, tetapi

tidak semuanya memerlukan ambulan. Tata bangunan dan letak peralatan

pabrik harus sesuai dengan manual untuk memperkecil resiko. Perawatan

dan penukaran suku cadang, pembersihan dan pengecatan harus menurut

jadwal yang telah ditentukan.

Buku pintar keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap perusahaan

harus menyusun buku pintar keselamatan dan kesehatan kerja sesuai

dengan filsafat dan sasaran perusahaan. Buku pedoman ini terbagi atas

dua macam buku pedoman umum untuk para manajer dan buku pedoman

untuk sikap karyawan. Kedua buku ini harus mengandung pokok-pokok

yang sama dengan perincian yang tidak perlu serupa. Buku GMP (good

manufacturing practice) amat perlu sebagai penunjang buku pintar

kesehatan dan keselamatan kerja.

24
25

Idealnya setiap perusahaan harus mempunyai seorang pejabat

keselamatan kerja atau direktur keselamatan kerja. Untuk membantunya,

panitia pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja harus diorganisasi.

Setiap anggota panitia wajib mengikuti latihan kesehatan dan keselamatan

kerja serta memperoleh pengesahan dari pemerintah. Adapun tugas pokok

panitia ini pada dasarnya adalah:

1) Menjamin bahwa kebiasaan kesehatan dan keselamatan kerja selalu di

patuhi seluruh karyawan.

2) Mempelejari setiap kecelakaan dan membuat saran-saran perbaikan.

3) Membina kesadaran bekerja yang aman dan selamaat

4) Bertindak sebagai pengaman bilamana terjadi kebakaran perusahaan.

5) Menjadi contoh dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja bagi

seluruh karyawan.13

Menurut para ahli, bahwa tujuan keselamatan kerja dalam

organisasi profit atau perusahaan adalah:

a. Melindunggi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi

serta prouktivitas nasional.

b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan

efesien.14

13Ibid., hlm. 36.


14Suma’mur, op. cit., hlm. 2.

25
26

Dalam hubungan kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan

kerja dinilai seperti berikut:

a. Keselamatan kerja adalah sasaran utama untuk pencegahan

kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

Kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga

merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan

mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk

beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Biaya-

biaya sebagai akibat kecelakaan kerja, baik langsung atau tidak

langsung bahkan kadang-kadang sangat terlampau besar, sehingga

bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan

yang berjumlah besar

b. Analisis kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang

masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data konpensasinya

seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja

tenaga kerja. Kenyataan ini belum benar-benar mengembirakan,

karena di balik angka tersebut masih terdapat kelemahan-kelamahan

laporan dan pencatatan kecelakan yang perlu penyempurnaan. Selai

itu, perlu juga penggarapan kepatuhan kewajiban lapor oleh

perusahaan mengenai kecelakaan kerja.15

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas,

yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta

15Ibid., hlm. 2.

26
27

perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Perlindungan tersebut bermaksud, agar tenaga kerja secara aman

melakukan pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas nasional.16 Tenaga kerja harus memperoleh

perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya serta

perlaksanaan pekerjaannya. Jelaslah, bahwah keselamatan kerja adalah

penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini, bahaya yang

dapat timbul dari mesin, alat kerja, bahan dan proses pengelolahannya,

keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan, karakteristik

fisik dan mental dari pada pekerjanya, harus sejauh mungkin diberantas

atau dikendalikan.

Undang-Undang Dasar 1945 mengisyaratkan hak setiap warga

negara atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.

Pekerja baru memenuhi kelayakan bagi kemanusian apabila keselamatan

tenaga kerja sebagai pelaksananya adalah terjamin. Kematian, cacat,

cedera, penyakit, dan lain-lain sebagai akibat kecelakaan dalam melakukan

pekerjaan bertentangan dengan dasar kemanusian. Maka dari itu, atas

dasar landasan UUD 1945 lahir undang-undang dan ketentuan –ketentuan

pelaksanaanya dalam keselamatan kerja.17

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1969. Tentang ketentuan-

ketentuan pokok mengenai tenaga kerja secara jelas ditegaskan, bahwa

setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya

16Ibid., hlm. 5.
17Ibid., hlm. 29.

27
28

(pasal 9) dan pemerintah membina norma-norma keselamatan kerja (pasal

10, ayat a). Sedangkan dalam hubungan jaminan dan bantuan sosial, secara

umum dinyatakan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1969. Tersebut

bahwa pemerintah mengatur penyelenggaraan pertanggungan sosial dan

bantuan sosial bagi tenaga kerja dan keluarganya. Pertanggungan dan

bantuan sosial ini meliputi juga kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

sekalipun dalam penjelasan Undang-Undang tersebut adalah

a. kelompok perundang-Undang yang bersasaran pencegahan

kecelakaan akibat kerja. Kelompok ini terdiri dari Undang-Undang

No. 1 Tahun 1970. Tentang keselamatan kerja dan peraturan-

peraturan lain yang diturunkan dan dapat dikaitkan dengannya. Selain

itu keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan terdapat dalam

Undang-Undang lain, seperti misalnya Undang-Undang kerja.18

b. Kelompok perundang-Undangan yang bersasaran pemberian

kompensasi terhadap kecelakaan yang sudah terjadi. Kelompok ini

terdiri dari Undang-Undang kecelakaa dan peraturan-peraturan yang

diturunkannya.

Undang-Undang keselamatan kerja sebagaimana dikemukakan

dalam penjelasan umum Undang-Undang tersebut. Yang berlaku mulai

dan semenjak itu mengalami perubahan mengenai soal-soal yang tidak

begitu berat, ternyata dalam banyak hal sudah terbelakang dan perlu

diperbaiki sesuai dengan perkembangan peraturan perlindungan industri

18UU. NO. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

28
29

indonesia.Selanjutnya dijelaskan dalam penjelasan umum Undang-Undang

keselamatan kerja terjadi perubahan prinsipil dengan mengubah sifat

tersebut menjadi lebih diarahkan pada sifat preventif.

Dalam praktek dan pengalaman, dirasakan perlu adanya

pengaturan yang baik sebelum perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik atau

bengkel-bengkel didirikan, karena amatlah sukar untuk mengubah atau

merombak kembali apa yang telah dibangun dan terpasang di dalamnya

guna memenuhi syarat-syarat. Keselamatan kerja yang bersangkutan selain

itu, Undang-Undang ini merupakan pembaharuan penting dari yang lama

mengenai isi, bentuk dan sistematikanya.materi yang diatur oleh Undang-

Undang keselamatan kerja meliputi bab-bab peristilahan, ruang lingkup,

syarat-syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan, panitia pembina

keselamatan dan kesehatan kerja, kewajiban pengurus dan ketentuan-

ketentuan penutup.

Istilah-istilah yang dipakai dalam Undang-Undang Keselamatan

Kerja dan Pengertiannya meliputi (pasal 1 ):

a. Tempat kerja, ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau

terbuka, bergerak atau tetap, yang menjadi tempat tenaga kerja

bekerja yang sering dimasuki tenaga kerja untuk perluan suatu usaha

terdapat sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal-pasal

undang-undang keselamatan kerja. Termasuk tempat kerja ialah

semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang

29
30

merupakan bagian-bagian yang berhubungan dengan tempat kerja

tersebut (ayat 1).

b. Pengurus, ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung

sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri (ayat 2).

Pengusaha ialah 1) Orang atau badan hukum yang menjalankan

sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu menggunakan

tempat kerja, 2) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu

mempergunakan tempat kerja dan 3) Orang atau badan hukum yang

di indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada a dan

b, jikalau yang diwakili berkedudukan di luar negeri, 4) Direktur,

ialah pejabat yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja (sekarang

menteri tenaga kerja dan transmigrasi) untuk melaksanakan Undang-

Undang keselamatan

Pengawai ialah teknis berkeahlian khusus dari departemen tenaga

kerja(secarang departemen tenaga kerja dan transmigrasi) yang

ditunjuk oleh mentri tenaga kerja(sekarang mentri tenaga kerja dan

transmigrasi) untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang

keselamatan kerja.19

4. Jaminan Kesehatan Kerja bagi Karyawan di Perusahaan

Kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar

perusahaan tersebut. Apabila dalam kesehatan masyarakat ciri pokoknya

19Suma’mur, op. cit., hlm. 30.

30
31

adalah upaya preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan), maka dalam kesehatan kerja kedua hal menjadi ciri pokok.

Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: penyakit dan

kecelakaan akibat kerja dapat dicegah, maka upaya pokok kesehatan kerja

ialah pencegahan kecelakaan akibat kerja. Di samping itu, dalam kaitannya

dalam masyarakat di sekitar perusahaan, kesehatan kerja juga

mengupayakan agar perusahaan tersebut dapat mencegah timbulnya

penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh limbah atau produk perusahaan

tersebut.20

Sedangkan upaya promotif berpedoman bahwa meningkatkan

kesehatan kerja akan meningkatkan juga produktivitas kerja. Oleh sebab

itu, upaya pokok kesehatan kerja yang kedua adalah promosi

(peningkatan) kesehatan masyarakat pekerja dalam rangka peningkatan

produktivitas kerja. Dari uraian tersebut di atas dirumuskan, kesehatan

kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi

kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat

lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi

masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut

terhadap penyakit atau ngangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan

kerja.21

Tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

20Soekidjo Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm.
15.
21Ibid., hlm. 176.

31
32

a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

b. Perawatan dan mempertinggi efesiensi dan produktivitas tenaga

kerja.

c. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta

kenikmatan kerja.

d. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar

dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan

tersebut.

e. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin di

timbulkan oleh produk-produk perusahaan.22

Tujuan akhir dari kesehatan ini adalah untuk menciptakan tenaga

kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai apabila

didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan.

lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat

dan produktif antara lain: suhu ruangan yang nyaman, penerangan

pencahayaan, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang

sesuai dengan ukuran tubuh dan anggotanya.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa lingkungan dan kondisi kerja

yang tidak sehat merupakan beban bagi karyawan atau tenaga kerja.

Sebaliknya lingkungan yang higinis di samping tidak menjadi beban

tambahan, juga meningkatkan gairah dan motivasi kerja. Lingkungan

kerja ini dibedakan menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan

22Ibid., hlm. 117.

32
33

sosial, dan kedua-duanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja.

lingkungan fisik mencakup: pencahayaan, kebisingan dan kegaduhan

kondisi banggunan, dan sebagainya:23

Kebisingan. Kebisingan adalah suatu yang tidak dapat kita hindari

dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ditempat kerja. Bahkan bunyi

yang kita tangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja

misalnya bunyi telepon,mesin, dan sebaginya inilah yang sering disebut

bising atau kebisingan.

Penerangan atau Pencahayaan. Penerangan yang kurang

dilingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja, karena

mengganggu pelaksaan pekerjaan, tetapi juga menimbulkan kesan yang

kotor. Bagaimanapun bersihnya tempat kerja, apabila pencahayaan

kurang akan menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu, penerangan

dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan kesan yang

higinis.

5. Pandangan Hukum Islam Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Agama Islam sangat menganganjurkan keselamatan umat

manusia di dunia maupun diakhirat dalam kehidupan sehari-hari manusia

tidak lepas dari ancaman-ancaman yang akan membahayakan diri dan

keluarga, sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taghabun 11:

‫ﻗﻠﻲ وَﷲ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ ﺷَﻲْ ٍء َﻋﻠِ ْﯿ ٌﻢ‬


Artinya: “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali
dengan izin Allah dan barang siapa beriman kepada allah,
niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan

23Ibid., hlm. 181.

33
34

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. AT-


Taghabun:11)”24

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas

pemberian kesejahteraan yang dapat berupa jaminan kesehatan, upah,

pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai harkat dan martabat

manusia dan agama. Ajaran Islam menganjurkan kepada umatnya agar

menjadi manusia yang seha dan kuat, baik secara jasmani maupun rohani.

Untuk itu pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk menjaga

keselamatan jiwa. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

(١٠) ‫( وَ ﻗَ ْﺪ ﺧَ ﺎ بَ ﻣَﻦْ َد ﱠﺳﮭَﺎ‬٩) ‫ﻗً ْﺪ اَ ْﻓﻠَﺢَ ﻣَﻦْ زَ ﻛّﻠﮭَﺎ‬

Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan


sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-
Asyams: 9-10)25

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban seseeorang

pekerja muslim untuk senantiasa menjaga kondisi jiwanya dari ancaman

yang dapat membahayakan keselamatan dirinya sendiri, orang lain dan

lingkungan sekitarnya. Memelihara kebersihan jasmani dan rohani

sebagaimana firman Allah SWT:

... َ‫ﺤِﺐُ اﻟً ُﻤﺘَﻄَﮭﱢ ِﺮﯾْﻦ‬ ...


Artinya: Sesungguhnya allah senang kepada orang-orang yang bertaubat
(bersih jiwa dan dosanya) dan orang-orang yang bersih (dari
kotoran). (QS. Al-Baqarah: 222) 26

24Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:


Departemen Agama RI., 2013), 117
25Ibid, 595
26Ibid, 27.

34
35

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa kebersian tidak hanya

kesucian rohania saja sebagaimana yang telah di ajarkan oleh agama islam

tetapi juga kewajiban menjaga keselamatan dan kesehatan badan pun

menjadi persoalan yang penting. Islam mengajarkan untuk berprilaku sehat

terhindar dari berbagai penyakit. Membersihkan pakaian yang kotor

merupakan salah satu unsur terpenting dalam menjaga kesehatan, karena

didalam pakaian yang tidak bersih banyak mengandung kuman-kuman yang

akan membuat tubuh menjadi tidak sehat. Memelihara keseimbangan

anggota badan sebagaimana firman Allah SWT:

(٢٦) َ‫ﺖ ا ْﺳﺘَﺎﺟِ ﺮْ هُ ﺻﻠﻲ اِ نﱠ ﺧَ ﯿْﺮَ َﻣ ِﻦ ا ْﺳﺘَﺎﺟَ ﺮْ ت ا ْﻟﻘَﻮْ يﱡ ْاﻻَ ِﻣﯿْﻦ‬


ِ َ‫ﻗَﺎ َﻟﺖْ اِ ﺣْ َﺪ ھُﻤَﺎ ﯾَﺎَﺑ‬

Artinya: Dan salah seorang dari kedua( perempuan) itu berkata, wahai
ayahku jadikanlah dia sebagai pekerja( pada kita) sesungguhnya
orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja ialah
orang yang kuat dan dapat dipercaya. (QS. Al-Qashash: 26)27

Dari ayat tersebut diatas menunjukan bahwa kondisi tubuh yang kuat

dan yang sehat merupakan elemen yang terpenting dalam menjalankan

segala aktivitas. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan makanan

bergizi dan mengandung protein, sebagaimana yang dikenal empat sehat

lima sempurna. Karena sesungguhnya anggota tubuh juga mempunyai hak

untuk diperhatikan kesehatan dan keselamatannya, sehingga akan timbul

keseimbangan dan kesejahteraan antara jasmani dan rohani.

Perhatian Islam keselamatan dan kesehatan jiwa ( fisik) sangat besar.

menjaga keselamtan jiwa merupakan salah unsur terpenting terwujudnya

kebahagian hidup, Setiap orang yang akan berupaya agar dirinya selalu

27Ibid, 310.

35
36

sehat dan terhindar dari bahaya-bahaya yang akan mengancam

keselamatan jiwanya. Terlebih lagi bagi para pekerja selalu di tuntut

dengan jiwa yang sehat dan kuat yang akan menghasilkan produktivitas

kerja yang maksimal. Dan ini sebagai acuan bagi seorang pengusaha untuk

menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.28

Keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya

dengan partisipasi pengusaha dan buruh yang akan iklim keamanan dan

ketenagaan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan

pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran

produksi. Dengan memahami serta melaksanakan ajaran agama untuk

menjaga jiwa.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-peneliti


lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek pokus/tema yang diteliti.
Dibawah ini adalah dua penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, yaitu:

No Nama Judul Skripsi Metode Kesimpulan Penelitian


Penelitian
1. Ghozali Pengaruh Jaminan Jurnal Hasil analisis menyimpulkan
tahun Kesehatan dan bahwa hipotesis pertama (H1)
2001 Keselamatan Kerja yang menyatakan bahwa “Ada
Terhadap pengaruh secara parsial dan
Peningkatan serempak jaminan kesehatan dan
Prestasi Kerja jaminan keselamatan kerja
Karyawan Pada karyawan terhadap peningkatan
PTPN X (Persero) prestasi kerja pada PTPN X
Pabrik Tembakau perusahaan tembakau di Klaten”,

28 http;//radiansistem.com/tinjaun hukum islam terhadap keselamatan dan kesehatan/


akses31 maret 2015.

36
37

Klaten terbukti kebenarannya.


2. Sihotag Pengaruh Jurnal Hasil uji F menunjukkan bahwa
tahun Pengawasan dan Pengawasan, Keselamatan dan
2011 Jaminan K3 Kesehatan Kerja secara
(Keselamatan Dan bersama-sama berpengaruh
Kesehatan Kerja) signifikan terhadap kinerja
Terhadap Kinerja karyawan pada PT.PLN
Karyawan Pada PT. (PERSERO) Cabang Medan, uji
PLN (Persero) t (secara individual)
Cabang Medan menunjukkan bahwa
Pengawasan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT.PLN
(PERSERO) Cabang Medan.
Persamaan regresi penelitian
adalah Y = 15,929 + 0,262X1 +
0,355X2 + 0,547X3 + e.
3. Deny Sistem Jaminan Jurnal PT. PAL Indonesia dalam
Pratama Keselamatan dan Jurnal menentukan jaminan
Agung Kesehatan Kerja keselamatan dan kesehatan kerja
tahun Karyawan di PT. yang diterima oleh karyawan
2012 PAL Indonesia adalah status karyawan di PT.
PAL Indonesia (pegawai tetap
atau pegawai tidak tetap), status
karyawan (sudah berkeluarga
atau tidak) dan tingkat jabatan
karyawan tersebut dan
perbedaan yang diterima oleh
karyawan tetap dan tidak tetap
adalah) Karyawan tetap adalah
selain mendapatkan asuransi dari
Jamsostek karyawan tetap juga
dapat pelayanan kesehatan dari
poliklinik yang terdapat di PT.
PAL Indonesia karyawan tidak
tetap adalah dalam jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan PT. PAL Indonesia
tidak dapat menerima pelayanan
kesehatan dari poliklinik PT.
PAL Indonesia.
4 Ropi Jaminan Kesesatan Jurnal Adapun hasil dalam penelitian
Marlina, bagi Karyawan ini menunjukan bahwa meskipun
Yola koperasi merupakan wadah yang

37
38

Yunisa koperasi erat kaitannya dengan barat dan


Pratama sosialis. Namun dalam tataran
2012 implementasi, koperasi telah
memberikan Jaminan kepada
karyawanya, salah satu caranya
dengan merubah dan
merekonstruksi pendapatannya.
5 Triana Konstruksi norma Jurnal Adapun hasil damam penelitian
Sofiani dalam kerangka ini; norma dalam konteks ini
sistem pemberian bisa difungsikan baik sebagai
asuransi kesehatan kontrol sosial maupun rekayasa
karyawan sosial. Sebagai kontrol sosial,
dimaksudkan agar norma bisa
menjamin kepastian, sedangkan
sebagai rekayasa sosial,
dimaksudkan agar norma bisa
dijadikan sebagai alat perubahan
sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh norma, asuransi
kesehatan karyawan yaitu
kesejahteraan seluruh
karyawannya

Kelima penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu


membahas tentan Asuransi kesehatan karyawan. Hanya saja tidak sama dari
seluruh aspek subtansinya, apalagi setting penelitian tidak sama dengan kajian
penelitian ini saya lebih tertarik membahas tentang Upaya Menjamin
Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Karyawan PT. Karet Batang Hari
Tembesi. Comment [RF7]: Tambahkan kerangka
pemikiran penelitian

38
39

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam hal ini perlu dikemukakan setting atau tempat di mana

situasi sosial tersebut akan diteliti.29 Penelitian ini dilakukan di PT. Karet

Batang Hari Tembesi 1 Desember 2019-1 Maret 2019

2. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal

tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,

data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasionalis, empiris, dan sistematis.

Rasionalis berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk

akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara

yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat

mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya,

proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis.30 Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah

data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid

29Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,


(Bandung: Alfabeta. 2009), hlm. 399
30 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 2.

39
40

menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada

obyek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Dalam menganalisa data, penulis mengunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif. Pendekatan penelitian merupakan salah satu cara untuk

mencapai tujuan dan sasaran penelitian. Menurut Sugiyono, metode kualitatif

itu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di amati.31

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji upaya menjamin keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi.

Tujuan tersebut menggambarkan bahwa penelitian ini mengkaji bagaimana

upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan, oleh

karena itu pendekatan penelitian yang dilakukan ini di dasarkan pada kondisi

yang di temukan dilapangan.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam

penelitian, yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun

dari lokasi objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang

diperoleh dari lapangan tentang upaya menjamin keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi.

b. Data sekunder

31Ibid., hlm. 230.

40
41

Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung melalui sumber perantara data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumentasi yang telah

ada. Data pendukung yang diperoleh peneliti dari sumber informasi

yang dikumpulkan selama proses penelitian yaitu berupa dokumentasi

yang berkenaan dengan profil PT. Karet Batang Hari Tembesi

2. Sumber data

Sumber data adalah dari mana data itu diperoleh. Adapun sumber

data dalam penelitian ini adalah:

a. Manajer PT. Karet Batang Hari Tembesi

b. Karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi

c. Dokumen/Arsip PT. Karet Batang Hari Tembesi

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini di PT. Karet Batang Hari Tembesi, dengan

alasan masih dihadapkan pada permasalahan jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi, dan

permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, di

samping kemudahan akses data dari lapangan.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, populasi dan sampel dikenal dengan

istilah subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabila seseorang ingin meneliti, semua elemen yang ada yang ada dalam

41
42

wilayah penelitian, maka penelitinya merupakan penelitian populasi. Studi

penelitiannya juga disebut populasi. Sampel adalah wakil atau sebagian

dari yang mewakili populasi atau subjek penelitian. Jika jumlah sampel

sama dengan jumlah populasi maka penelitiannya dinamakan sensus.

Tetapi seiringkali terjadi jumlah sampel yang diambil jauh sedikit dari

pada jumlah populasinya. Perihal sampel, semua jenis penelitian baik

kepustakaan maupun penelitian lapangan tetap ada. Hal ini tergantung

pada pendekatan penelitian yang digunakan.32

Subjek penelitian diambil dengan metode purposive sampling.

Subjek yang diteliti adalah manajer dan karyawan PT. Karet Batang Hari

Tembesi yang diambil dengan melakukan upaya menetapkan informan

kunci (key informan) adalah manajer PT. Karet Batang Hari Tembesi.

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya

tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa

pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waku, tenaga, dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Walaupun

cara seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa menentukan sampel

berdasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Syarat-syarat melakukan purposive sampling adalah: a) Pengambilan

sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu,

yang merupakan ciri-ciri pokok populasi, b) Subjek yang diambil sebagai

32Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah (Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007),
hlm. 78-79.

42
43

sampel benar-benar merupakan subjek populasi (key subjectis), c)

Penentuuan karakterisik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.33

Purposve sampling, (sampel bertujuan) dapat diketahui dari cirinya

sebagai berikut:

a. Rancangan sampel yang muncul. Sampel tidak dapat

ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

b. Pemilihan sampel secara berurutan. Tujuannya memperoleh

variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan

satuan sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring

adan dianalisis. Setiap satunya berikutnya dapat dipilih untuk

memperluas informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga

dapat dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang

ditemui.

c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap

sampel dapat sama kegunaannya. Namun, sesudah makin banyak

informasi yang masuk dan mengembangkan hipotesis kerja, akan

ternyata banyak sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian.

d. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Pada

sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika

maksudnya memperluas informasi, dan jika tidak ada lagi informasi

33Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 139-140.

43
44

yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat diakhiri.

Jadi kuncinya di sini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan

informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.34

Subjek dalam penelitian ini sebagian didatangi dan diwawancarai,

dan sebagian lagi didatangi untuk diamati atau diobservasi secara

langsung. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data yang

diperoleh melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui

observasi melalui teknik triangulasi, sehingga data atau informasi sampai

pada titik jenuh.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun

nonpartisipatif. Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis

pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi

sasaran peneliti, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau

aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak

menutupi dirinya selaku peneliti.35 Observasi digunakan dalam penelitian

ini sebagai metode pengumpulan data utama untuk mendapatkan data

tentang upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi.

34Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013),


hlm. 224-225.
35Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Ciracas, 2002), hlm. 101.

44
45

2. Wawancara

Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data mentah

dari informan, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak terdapat

dalam dokumen. Data mentah ini adalah data utama dalam penelitian

yang diperoleh peneliti secara langsung dari informan yang bermanfaat

untuk menjawab persoalan penelitian di atas.36 Wawancara digunakan

untuk mendapatkan data tentang upaya menjamin keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda

dan sebagainya. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti

memengang chek-list untuk mencatat variabel yang sudah dientukan.

Apabila terdapat atau muncul variabel yang di cari, maka peneliti tinggal

membubuhkan tanda check di tempat yang sesuai.37 Dokumentasi penulis

gunakan untuk mendapatkan dokumen berkaitkan dengan upaya

menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan PT. Karet

Batang Hari Tembesi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

data mengalir, yang menurut Miles dan Huberman yang pada Prinsipnya

36Sayuti Una (edit), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi: Fakultas Syariah
IAIN STS Jambid an Syariah Press, 2012), hlm. 51.
37Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 231.

45
46

kegiatan analisis data ini dilakukan sepanjang kegiatan penelitian (during

data collection), dan kegiatan yang paling inti mencakup:

1. Reduksi Data

“Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data-

data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan.”38

Masalah upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi melalui wawancara dan

observasi kemudian dianalisis dengan menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data

tersebut sehingga bisa disajikan.

2. Penyajian Data

“Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memungkinkan

peneliti melakukan penarikan kesimpulan.”39 Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada skema di bawah ini:

Masa pengumpulan data


--------------------------------------
Reduksi Data
antisipasi selama pasca
Penyajian Data Analisis
selama pasca
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
selama pasca

Skema Flow Model40

38Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep
Rohedi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 2007), hlm. 16.
39Ibid., hlm. 17.
40Ibid., hlm. 18.

46
47

Penyajian data mengenai masalah upaya menjamin keselamatan

dan kesehatan kerja terhadap karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi

dalam perspektif hukum Islam yang telah direduksi melalui bab-bab yang

sudah tersedia.

3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan sebagian dan suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung.”41 Kesimpulan ini dapat dibuat setelah seluruh

data dianalisis mengenai upaya menjamin keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap karyawan PT. Karet Batang Hari Tembesi dalam

perspektif hukum Islam.

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab, antara babnya ada

yang terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-

permasalahan tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan

bab yang berikutnya. Adapun sistematikanya sebagai berikut: Bab Pertama,

membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari sub bab sebagai berikut :

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, tinjauan

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab

Kedua, membahas mengenai metode penelitian. Bab Ketiga, membahas

mengenai gambaran umum PT. Eramas Persada Energy Jambi. Bab Keempat

mengenai upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

41Ibid., hlm. 19

47
48

karyawan PT. Eramas Persada Energy Jambi. Bab Kelima, penutup yang

terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan

dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil

seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka

penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam

waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan

pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal

kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:

48
49

Tabel 1. Jadwal Penelitian

No Tahun 2018-2019
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul x
2. Pembuat an Proposal x x
3. Perbaikan Proposal dan x x
Seminar
4. Surat Izin Riset x
5. Pengumpulan Data x x x x

6. Pengolahan dan x x x x
Analisis Data
7. Pembuatan Laporan x x x x x
8. Bimbingan dan x x
Perbaikan
9. Agenda dan Ujian x
Skripsi
10. Perbaikan dan x x
Penjilidan
Catatan: Jadwal Berubah Sesuai Waktu

49
50

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan PT. Batanghari Tembesi
PT. Batanghari Tembesi merupakan salah satu perusahaan karet Crumb
Rubber. Perusahaan ini terletak di daratan sumatera, diamana lokasinya
sangat dekat dengan sumber bahan baku yakni karet yang sangat melimpah.
Pengolahan karet secara terpadu mampu menghasilkan berbagai macam
produk yang sangat berguna bagi manusia. PT. Batanghari Tembesi
merupakan salah satu perusahaan karet yang beralamat di Jl. Raden Patah, RT
01 Kelurahan Sijinjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Gultom 36256.
Pabrik yang berkode SAK ini beroperasi sejak tahun 1970 dengan jenis
produk SIR 20 VK. Pabrik ini menampung karet dari rakyat dan pedagang di
daerah Jambi, Palembang dan Bangka.
PT. Batanghari Tembesi didirikan berdasarkan akta pendirian Nomor
11 tanggal 27 Oktober 1964 yang dibuat di hadapan Adi Putra Parlindungan,
SH Notaris di Jambi, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham,
berdasarkan surat keputusan No. JA. 5/98/13 tanggal 21 September 1965, dan
telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Telanaipura Jambi di bawah
Nomor. 59/P.N./1995 tanggal 11 Oktober 1995, sebagaimana diubah dengan
(i) Akta Perubahan Nomor. 6 Tanggal 5 Juli 1995 dan (ii) Akta Perubahan
Nomor 16 Tanggal Tanggal 14 Agustus 1995, keduanya dibuat di hadapan
Adi Putera Parlindungan, S H., Notaris di Jambi yang telah mendapatkan
pengesahan dari Menkumham, berdasarkan surat keputusan Nomor
J.A.5/98/13 tanggal 21 September 1965 yang telah didaftarkan di kantor
Pengadilan Negeri Telanaipura Jambi dibawah Nomor 63/P.N./1965
tanggal 11 Oktober 1965 seluruhnya telah diumumkan dalam BNRI
Nomor. 41 Tanggal 22 Mei 1970, tambahan Nomor. 150 Akta Pendirian.
Anggaran dasar yang dimuat dalam akta pendirian tersebut selanjutnya
telah mengalami perubahan dan terakhir dirubah berdasarkan akta pernyataan
keputusan para pemegang saham Nomor 5 tanggal 12 Desember 2018. Yang
dibuat di hadapan Inayati Noor Thahir, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor

50
51

yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam


surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar Nomor. AHU-
AH.01.03-0274958 tanggal 13 Desember 2018 yang telah didaftarkan dalam
daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah Nomor. AHU.0169719-
AH.01.11. tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 (akta Nomor.5/2018)
Berdasarkan akta Nomor. 5/2018. Pemegang saham PT. Batanghari
Tembesi telah menyetujui untuk mengubah ketentuan pasal 11 ayat 3 huruf a
anggaran dasar PT. Batanghari Tembesi tentang masa jabatan Direksi dan
pasal 14 ayat 3 huruf a Anggaran dasar PT. Batanghari Tembesi tentang masa
jabatan Dewan Komisaris. Persamaan saham oleh Perseroan dalam PT.
Batanghari Tembesi dimulai pada 1993. Pengolahan karet secara terpadu
mampu menghasilkan berbagai macam produk yang sangat berguna bagi
manusia.
B. Visi dan Misi Perusahaan PT. Batanghari Tembesi
1. Visi
Menghasilkan Produk-produk Karet dan olahan lainnya yang
aman, dan bermutu
2. Misi
a. Menghasilkan Produk-produk berbasis karet yang berkualitas kelas
dunia (Word Class).
b. Menjadi Mitra usaha para petani, suplier dan buyer dan customer
yang baik.
c. Bekerja dan berproduksi secara konsisten dan ramah lingkungan.
3. Strategi Pencapaian Visi dan Misi
a. Menigkatkan produktifitas pekerja atau karyawan dalam bidang
pekerjaan karyawan, tempat bekerja (produksi) dan lingkungan
perusahaan secara menyeluruh. adapun strategi yang dilakukan untuk
masalah kebersihan lingkungan diatas adalah membuat tata tertib di
area produksi untuk menghindari kontaminasi ex : dilarang makan
dan minum (pada waktu bekerja), di larang meludah, merokok,

51
52

menjaga rambut agar selalu bersih dan pendek, menjaga kuku agar
tetap bersih dan lain-lain.
b. Mengolah limbah cair/padat hasil produksi dengan baik, agar tidak
mencemari lingkungan, untuk itu perusahaan berkomitmen
melakasanakan pengolahan lingkungan dan pemamtauan
lingkungan secara berkelanjutan.
c. Mengadakan training atau pelatihan kepada karyawan untuk
menigkatkan kualitas hasil produksi agar menghasilkan produk-
produk karet terbaik.
C. Struktur Organisasi dan Karyawan PT. Batanghari Tembesi
Organisasi sebagai suatu sistem sangat dibutuhkan oleh manusia.
Melalui organisasi, manusia dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya, serta duduk bersama merancang tujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan bersama. Untuk itu, dewasa ini banyak organisasi dari berbagai
golongan, kelompok, lapisan atau aspek yang mencoba membentuk
organisasi, sebagai wadah berkumpul dan mengemukan pendapat dan
berusaha mencapai tujuan, demikian juga dalam organisasi berfungsi untuk
mencapai tujuan.
Sebagai satuan organisasi tidak akan terlepas dari suatu struktur
organisasi kepengurusan. Tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan
memberikan kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus
ditempuh karena pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab secara penuh dan konsekuen. Berikut ini mengenai nama-nama
karyawan PT. Batanghari Tembesi dan jabatannya dalam organiasi
perpusahaan ini pada periode 2020, yakni:

52
53

Tabel. 3.1 Struktur Organsisasi dan Karyawan PT. Batanghari Tembesi


Harian dan Bulanan 202042
No Bagian Harian Bulanan
Orang Orang
1 Direktur - 1
2 Kepala Departemen/ wakil - 3
3 Hrd/adm keu/umum departemen pembelian - 11
4 Kadar/krani timbang/timbor dapartemen Pabrik 5 8
5 Qc/Lab kontrol Produksi 3 10
6 Prod sihft A/Ka. Prod 6 2
7 Prod Shift B 7 1
8 Prod Shift C 7 1
9 Prod Milling I 7 1
10 Prod Milling II 7 1
11 Serba-serbi 2 1
12 Teknik 6 11
13 Gudang 4 5
14 Satpam 4 1
Total 58 57

Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa untuk wilayah


operasional Jambi, maka PT. Batanghari Tembesi periode 2020 tenaga kerja
harian sebanyak 58 orang dan tenaga kerja bunalan sebanyak 57 orang merupakan
tenaga kerja yang berasal dari penduduk dilingkungan perusahaan tersebut.
Sedangkan yang duduk sebagai dewan komisaris dan direktur PT. Batanghari
Tembesi adalah orang-orang dari luar jambi.43

42
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi 2020
43
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi 2020

53
54

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Batanghari Tembesi tahun 2020

Direksi PT. Batanghari Tembesi


Asril Sutan Amir

Direktur
Herman Susanto

HRD Wakil Direktur Departemen


Eka Wijaya Hondo Wijoyo Kantor

Teknik Departemen Lab Kontrol


Pabrik Produksi

Sales
Hendrik Irawan

Marketing
Bambang Wijaya

Satpam

Tabel 3.2 Jumlah Produksi Karet Berdasarkan Jenis Tahun 2020


No Nama dan Jenis Produk Produksi Ton/ Tahun
1 SIR 10 15.600 Ton
2 SIR 20 18,720 Ton
3 SIR 20 VK 21,840 Ton
Jumlah 56,160 Ton
Sumber : PT. Batanghari Tembesi

Gambar 3.1. Grafik Jumlah Produksi Karet Berdasarkan Jenis Tahun


2020

54
55

Dari Tabel. 3.2 dan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah produksi
karet khususnya karet jenis SIR jenis SIR 10 15,600 Ton per Tahun, karet
Jenis SIR 20 18,720 Ton Per Tahun, sedangkan karet jenis SIR 20 VK 56,840
Ton Per Tahun sehingga jumlah produksi karet dengan berbagai jenis
menjadi 56,160 Ton per Tahun.
Data tersebut adalah data jumlah produksi karet milik PT. Batanghari
Tembesi di Kelurahan Sijinjang Kecamatan Jambi Timur PT. Batanghari
Tembesi perusahaan yang menggunakan karet sebagai bahan baku produk
mereka. Perusahaan memiliki perkebunan karet sendiri, namun karet hasil
dari perkebunan sendiri tidak mencukupi kebutuhan bahan baku mereka,
sehingga perusahaan juga membeli hasil karet milik petani setempat. Untuk
mengetahui jumlah penggunaan bahan baku (karet) di PT. Batanghari
Tembesi pada tahun 2020, dapat dilihat pada Tabel. 3.3 di bawah ini.
Tabel.3.3 Rata-Rata Penggunaan Bahan Baku Karet pada PT. Batanghari
Tembesi dari bulan Januari sampai Agustus tahun 2020

No Nama dan Jenis Produk Produksi Ton


1 SIR 10 10.400 Ton

55
56

2 SIR 20 12,480 Ton


3 SIR 20 VK 14,320 Ton
Jumlah 37,200 Ton
Sumber : PT. Batanghari Tembesi

Gambar 3.2. Grafik Produksi Karet pada PT. Batanghari Tembesi dari
bulan Januari sampai Agustus tahun 2020

Dari Tabel.2.3 dan Grafik 1.2 di atas dapat dilihat penggunaan karet sebagai
bahan baku di PT. Batanghari Tembesi Kelurahan Sijinjang Kecamatan Jambi
Timur sangatlah besar. Dari bulan Januari hingga bulan Agustus 2020 rata-rata
produksi tertinggi yaitu sebanyak 14.320 ton Jumlah produksi karet berdasarkan
jenis di atas adalah gabungan dari hasil perkebunan milik perusahaan dan
pembelian dari suplier ataupun petani karet setempat, hasil perkebunan karet milik
petani merupakan pemasok terbesar bagi PT. Batanghari Tembesi Kelurahan
Sijinjang Kecamatan Jambi Timur ini. Jika di PT. Batanghari Tembesi Tanjung
Johor petani menjual karet dalam bentuk Balok, lain hal nya dengan PT.
Batanghari Tembesi Kelurahan Sijinjang Kecamatan Jambi Timur.

56
57

Di perusahaan ini petani menjual karet dalam bentuk balok, yakni karet
sudah dipisahkan atau ada yang masih bercampur bekas deresan. Karet yang
dijual petani ini umumnya merupakan karet yang jika dijual pada PT. Batanghari
Tembesi Kelurahan Sijinjang Kecamatan Jambi Timur harganya begitu murah,
Tabel.3.4 Luas dan Produksi Tanaman Karet Provinsi Jambi Menurut
Kabupaten tahun 2020
No Kabupaten Jumlah Produksi Produktivitas Jumlah
(ha) (Ton) kg/ha petani
KK
1 Batang Hari 111527 61989 826 38163
2 Muaro Jambi 57313 29207 860 14906
3 Tebo 96458 27800 701 44746
4 Bungo 111950 48915 816 53312
5 Merangin 124568 50529 803 56478
6 Sarolangin 118323 53290 927 30914
7 Tanjung 16271 6648 796 5952
Jabung Barat
8 Tanjung 7562 2000 648 5049
Jabung Timur
9 Kerinci 1173 242 619 1214
Jumlah 645,145 280,620 6996 250,734
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 2020
Gambar 3.3. Grafik Produksi Luas dan Produksi Tanaman Karet Provinsi
Jambi Menurut Kabupaten tahun 2020

57
58

Dari Tabel. 3.4 dan grafik di atas memberikan gambaran bahwa begitu
luas lahan perkebunan karet serta besarnya jumlah penghasilan karet di
Provinsi Jambi, yaitu pada tahun 2020 luas lahan perkebunan karet di Jambi
sebesar 645,145 Ha dengan total penghasilan karet sebanyak 280,620 ton.
Penghasilan karen per hari per hektar sebesar 6996 ton atau dari jumlah total
keseluruhan pengsahilan karet di Provinsi Jambi di tahun 2020

58
59

BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4. Upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PT. Karet
Batanghari Tembesi Jambi
Suatu perusahaan yang menjalankan usahanya di lingkungan masyarakat,
sedikit banyak akan menimbulkan berbagai dampak. Baik itu dampak negatif
maupun positif. Dan setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab
terhadap setiap kegiatan yang dijalankannya. Setiap perusahaan memiliki
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan. Untuk
merealisasikan bentuk tanggung jawab tersebut, setiap perusahaan memiliki
cara yang berbeda-beda.
Bagi seorang karyawan, program kesehatan dan keselamatan kerja di
perusahaan tempatnya bekerja sangatlah penting. Program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) adalah program resmi pemerintah untuk melindungi
kepentingan karyawan, perusahaan, dan masyarakat sekitar dari bahaya dan
akses negatif akibat kecelakaan maupun proses kerja. Bagi karyawan, program
K3 adalah harapan akan tersedianya jaminan kesehatan dan keselamatan
selama dia menjalankan tugas dan pekerjaannya, sehingga seorang karyawan
dapat bekerja maksimal tanpa adanya kekhawatiran pada kesehatan dan
keselamatannya.
PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi merupakan perusahaan
ketenagalistrikan yang sangat penting dan strategis bagi kehidupan bangsa dan
dan kemajuan negara. Gagasan pendirian PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,
ketenagalistrikan juga sangat menentukan ketahanan suatu bangsa. Menurut
Herman Susanto Direktur PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi mengatakan
bahwa: “Perencanaan baik penting sekali bagi keselamatan kerja sebagaimana
produksi. Dan masalah ini harus benar-benar diperhatikan pada saat

59
60

perencanaan dan bukan baru dilakukan setelah terjadi permasalahan


keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.”44
Dipikirkan kemudian sesudah perusahaan telah mulai beroperasi,
perencanaan tetap penting untuk mencapai standar keselamatan yang setinggi-
tingginya atau efesien selanjutnya. Dalam mencapai tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja diadakan usaha preventif baik dalam bentuk pendidikan
maupun penyuluhan guna melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah
manusia dari gaya penyakit, kecelakaan kerja dan upaya untuk
memperpanjang umur manusia dengan meningkatkan lingkungan hidup serta
mencegah timbulnya pristiwa dan sebab yang mengakibatkan stres.
Menurut Eka Wijaya, VP Operasion PT. Karet Batanghari Tembesi
Jambi mengatakan bahwa:
PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi sudah memiliki program kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sejak
tahun 2010. Sampai saat ini ada beberapa terjadi kecelakaan kerja
karena perusahaan menganut prinsip/motto karyawan zero accident
(tanpa kecelakaan kerja). Namun secara umum program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi memiliki
empat tujuan yaitu : Pertama, melindungi kesehatan dan keselamatan
karyawan sehingga karyawan dapat memaksimalkan semua
kemampuannya dalam bekerja tanpa rasa khawatir. Kedua, melindungi
masyarakat sekitar misalnya dari bahaya pencemaran lingkungan,
polusi air dan udara, suara bising dll. Ketiga, mengamankan asset
produksi milik perusahaan yaitu barang, bahan dan peralatan produksi,
sehingga asset produksi tersebut berada ditempat yang aman (secure)
serta lebih tahan lama. Keempat, mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja, misalnya antisipasi kebakaran, antisipasi bahan kimia berbahaya,
radiasi, dan kecelakaan kerja lainnya.45

PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi sudah merumuskan peraturan


yang jelas mengenai keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang tetuang
dalam peraturan perusahaan, yaitu:
1. Pasal 13 menyebutkan, ayat

44
Herman Susanto, Wawancara dengan peneliti, 28 Juli 2020
45
Eka Wijaya, Wawancara dengan peneliti, 28 Juli 2020

60
61

a. Pekerja di seluruh tingkatan hirarkhis organisasi perusahaan wajib


menjaga kebersihan, keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
kerjanya.
b. Pengusaha menyediakan perlengkapan keselamatan kerja sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat.
c. Pekerja diwajibkan untuk selalu mematuhi ketentuan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan upaya-upaya
maksimal untuk menhindari terjadinya kecelakaan kerja.
2. Pasal 14 menyebutkan pada ayat:
a. Perusahaan mengikutsertakan seluru karyawan dalam progam jaminan
sosial untuk tenaga kerja melalui PT. BPJS sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
b. Usia pensiun bagi karyawan adalah 55 (lima puluh lima) tahun, kecuali
diputuskan lain oleh direksi.46
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja maerupakan resiko
yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang
diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik
maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.
Setiap jenis pekerjaan memiliki resikonya sendiri-sendiri. Ada jenis
pekerjaan yang resikonya tinggi seperti pekerjaan teknik dan konstruksi, serta
ada pula pekerjaan yang resikonya rendah seperti pekerjaan administratif.
Karena itu pada tiap jenis pekerjaan perlu diperhitungkan semua potensi yang
membahayakan (hazard) maupun resiko lain akibat sistem kerja, kesalahan
mesin dan alat produksi, bahan, lingkungan serta faktor manusia (human
error). Pada saat seorang karyawan bekerja, kesehatan dan keselamatan
kerjanya di PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya :

46
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi, 2020

61
62

1. Beban pekerjaan, baik berupa beban fisik, mental dan sosial, termasuk
juga penempatan karyawan yang sesuai dengan kemampuannya (the right
man on the right place), dan lain-lain.
2. Kapasitas karyawan, ini banyak tergantung pada tingkat pendidikan,
tingkat keterampilan, kebugaran jasmani, standar fisik, asupan gizi dan
sebagainya.
3. Lingkungan kerja seperti faktor cuaca, electricity, radiasi, kimia, biologi
maupun faktor psiko-sosial seperti interaksi antar karyawan, atasan dan
bawahan, karyawan dengan masyarakat dan lain-lain.47
Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan
mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada
kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu,
diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik
dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang dan ini sudah
diatur pada Peraturan Perusahaan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi pasal
12 tentang Penggajian Selama dalam Keadaan Sakit.
Hari tua dapat mengkibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mapu
bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi
tenaga kerja dan mempengaruhi ketenaga kerjaan sewaktu masih bekerja,
teruma bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan hari tua
memberikan kepastian penerimaan yang dibayarkan sekaligus dan atau
berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 ( lima puluh lima ) tahun
atau memenuhi persyaratan tersebut.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
perusahaan telah menjaminkan seluruh karyawan ke Jamsostek atau dikenal
sekarang dengan BPJS. Ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan di situ selain itu
juga menerapkan sistem zero exsiden. Zero exsiden ini setiap pekerjaan harus
di taati dan informasi yang saling memberi tahu satu sama lain setiap
karyawan. Selain itu untuk menjamin keselamtan dan kesehatan kerja
karyawan kita sama dengan perusahaan lainnya, Cuma untuk

47
Observasi, 28 Juli 2020

62
63

ketenagakerjaannya mereka di bekal BPJS seperti di atas dan mereka


mempunyai jaminan serperti:
1. Jaminan hari tua;
2. Jamianan keselamatan kerja; dan,
3. Jaminan kematian.48
Jaminan keselamatan kerja misalnya setiap karyawan sudah di PT.
Karet Batanghari Tembesi Jambi di tanggung oleh perusahaan mulai dari
pakaian, alat kerja, dan tempat tinggalnya. Jaminan kematian setiap karyawan
misalnya ada yang meninggal atau sakit itu sudah termasuk jaminan dari
perusahaan itu seperti mulai dari biaya pengobatanya itulah kita merembes
dari BPJS kesehatan sama rembes dari setengah kali gaji.
Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan unutk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksankan rugas sebaik-baiknya
dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan (kuratif). Oleh
karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan
memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya
diupayakan penggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan
sosial tenaga kerja. Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan
pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan
(promotif), pencegahan (oreventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif).
Wawancara penulis dengan Eka Wijaya, VP Operasion PT. Karet
Batanghari Tembesi Jambi mengatakan bahwa:
Untuk menunjang resiko karyawan dan PT. Karet Batanghari Tembesi
Jambi ini sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan bisa juga
rembes dari nilai baku setegah kali gaji untuk kesehatannya. Di sini
dikatakan jaminan hari tua misalnya kita mendapatkan tunjangan
berupa BPJS, takaful, dan lain sebagainya. Tekniksnya jika ada terjadi
kecelakaan kerja atau gangguan kesehatan kerja, maka karyawan terkait
menunjukkan KTP dan ID card perusahaan, lalu perusahaan
menindaklanjuti untuk diteruskan ke BPJS, lalu PT. Karet Batanghari
Tembesi Jambi menghubungi rumah sakit mitra, di antara RS. Theresia
dan Siloam Hospital. Selama masa sakit, karyawan mendapat

48
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi 2020

63
64

pertangggungan sehat dari salah satu rumah sakit tersebut di bawah


tanggung jawab PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi.49

Biaya kecelakaan bagi seorang karyawan mempunyai berbagai bentuk,


ada yang dapat dihitung, dan ada yang tidak. Bagi seorang karyawan yang
cacat, penghasilanya akan jelas berkurang. Termasuk dalam hal ini seluruh
tunjangan dan kesejahteraan, dan kemungkinan meningkatkan penghasilan.
Oleh sebab itu jaminan kelestarian pekerjaan mereka menjadi sangat rendah.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan yang paling
ekonomis adalah sebagai berikut:
1. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja. Peralatan
dan perlengkapan keselamatan kerja harus tepat guna dan tidak mewah.
Setiap alat atau perlengkapan harus diadakan sesuai dengan tingkat
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Misalnya setiap jenis perusahaan
wajib mempunyai alat perlindung seperti helm, sarung tanggan, sepatu,
masker. Sesuai dengan manual untuk memperkecil resiko karyawan.
2. Perusahaan mempunyai seseorang pejabat keselamatan kerja atau direktur
keselamatan kerja. Untuk membantunya, panitia pembinaan keselamatan
dan kesehatan kerja harus diorganisasi. Setiap anggota panitia wajib
mengikuti latihan kesehatan dan keselamatan kerja serta memperoleh
pengesahan dari pemerintah.50
Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung
jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi
kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara,
Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya,
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security,
yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada
masyarakat pekerja di sektor formal.
Peraturan Umum PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi sudah ada.
Sudah menjadi kebijakan perusahaan untuk menyediakan kualitas kerja yang

49
Eka Wijaya, Wawancara dengan peneliti, 28 Juli 2020
50
Observasi, 28 Juli 2020

64
65

terbaik kepada pelanggan. Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman
bagi karyawannya, dan mencegah pencemaran terhadap lingkungan. Hal ini
merupakan tanggung jawab bersama antara Perusahaan dan karyawan,
dimana keberhasilan dari kebijakan ini sepenuhnya terletak pada keterlibatan
dari semua karyawan dengan cara menjalankan kebiasaan kerja yang terbaik
dalam bidang kualitas, kesehatan dan keselamatan kerja, serta pencegahan
pencemaran. Khususnya PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi akan:
1. Patuh terhadap semua peraturan dan persyaratan lain yang berhubungan
dengan kualitas, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Mengembangkan sistim manajemen kualitas, lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja yang terstruktur dan terpadu serta secara teratur
senantiasa ditinjau kembalin untuk menjamin kesesuaiannya terhadap
operasi perusahaan dan sejalan dengan praktek kerja terbaik dan diakui.
3. Menyertakan pertimbangan kualitas, lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerjadalam perencanaan kegiatan perusahaan untuk menjamin
agar senantiasa merupakan bagian dari operasi perusahaan.
4. Mendorong dan melengkapi karyawanuntuk mengenali dan bertindak
terhadap setiap kesempatan perbaikan yang berkelanjutan dalam proses
sistem manajemen kualitas, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Menjalankan kebiasaan kerja terbaik terhadap kualitas, kesehatan dan
keselamatan kerja, melaksanakan penjegahan folusi serta perlindungan
terhadap sumber daya alam.
6. Menyediakan forum yang terstruktur dimana para karyawan dapat
menerima dan menyumbangkan saran-sarannya terhadap kelangsunngan
perbaikan masalah kualitas, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Mensyaratkan para pemasuk dan kontraktor untuk memenuhi standar yang
sama terhadap masalah kualitas, lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja yang telah kita terapkan.51
Telah menjadi komitmen managemen PT. Karet Batanghari Tembesi
Jambi untuk memberikan perlindungan terhadap keselamatan kerja bagi setiap

51
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi 2020

65
66

karyawan mitra kerja, tamu atau pengunjung dan masyarakat sekitarnya serta
beupaya untuk mejadi pabrik yang lam terhadap lingkungan hidup sesuai
dengan kebijakan kualitas, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja PT.
Karet Batanghari Tembesi Jambi. Jika berada di kawasan PT. Karet
Batanghari Tembesi Jambi Jambi, maka anda diwajibkan mematuhi setiap
ketentuan peraturan yang berlaku untuk menjaga keselamatan kerja dan
keamanan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi:
1. Kenali jalan menuju pintu darurat terdekat
2. Setiap mitra kerja, tamu/ pengunjung diharuskan lapor ke pos Security
untuk mengisi buku tamu dan meninggalkan identitas diri (KTP SIM dan
sebagainya) dan petugas security akan memberikan ID (Visitor Card) dan
surat keterangan tamu.
3. ID (Visitor Card) tamu harus selalu dikenakan selama berada di lngungan
PT Eramas Persada Energi.
4. Bila membawa bahan berbahaya ( bahan mudah terbakar, beracun, mudah
meledak) wajib memberitahukan pada petugas security untuk
mendapatkan pengawalan.
5. Bila membawa barang milik pribadi kedalam Plant harus diinformasikan
pada petugas security.
6. Batas kecepatan maksimumberkendaraan dalam area plant adalah max 10
km/jar untuk zona pabrik.
7. Patuhi setiap rambulalu lintas yang ada.
8. Kawasan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi adalah Daerah di Larang
Merokok.
9. Parkirlah kendaraan di tempat yang telah disediakan dan jangan masuk
area/instalasi produksi
10. Kembalikan ID pada pos security beserta surat keterangan tamu pada saat
akan meninggalkan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi.

66
67

11. Gunakan alat pelindung diri/alat keselamatan sesuai rambu keselamatan


yang ada ditempat kerja.52
Pada areal PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi memastikan keselamatan
kerja dengan membuat larangan masuk berikut ini:
1. Merokok di area PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi
2. Membawa barang keluar dengana tidak sah dan atau tiadak dilengkapi
dokumen yang sah
3. Memotret fasilitas PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi tanpa ijin
4. Membawa senjata tajam dan senjata api
5. Membuang sampah, meludah, membuang air kecil disembarang tempat
6. Membawa penumpang diatas kendaraan terbuka (pick up/ truck forklift)
dan atau melebihi kapasitas yang ditentukan
7. Berjudi/ minum-minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang
(narkoba) di area pabrik
8. Menggunakan fasilitas PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi tanpa ijin
management PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi
9. Memasuki daerah terbatas (instalasi produksi laboratorium dsb) tanpa ijin
management PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi atau tanpa
menggunakan ID khusus
10. Membuang bahan-bahan yang dapat menimbulkan pencemaran
53
lingkungan.
Petunjuk dalam keadaan darurat yang dilakukan PT. Karet Batanghari
Tembesi Jambi adalah bila terjadi keadaan darurat (kecelakaan, kebakaran,
bencana alam, kerusuhan dan sebagainya), ikutilah petunjuk dari karyawan
yang anda temui.54 Demikian prosedur kerja untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan kerja yang dilakukan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi.

52
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi, 2020
53
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi, 2020
54
Dokumentasi PT. Karet Batanghari Tembesi, 2020

67
68

B. Dampaknya terhadap karyawan dan PT. Karet Batang Hari Tembesi


Jambi
PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi Jambi sebagai organisasi nasional
yang secara profesional mengadakan tenaga kelistrikan di Indonesia memiliki
pandangan positif dengan adanya jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Eka Wijaya, VP Operasion PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi mengatakan
bahwa: “PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi mendapatkan kepastian hukum
dalam jaminan keselamatan dan kesehatan kerja jaryawan dengan adanya
peraturan perusahaan yang jelas mengenai hal itu.”55
Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya
dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu
upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan
jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan
penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan social
tenaga kerja. Para pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat,
dengan resiko dan tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya. Oleh
karena itu kepada mereka dirasakan perlu untuk diberikan perlindungan,
pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa
aman dalam bekerja.
Menurut Maria Nona Yani Operasion K3 PT. Karet Batanghari
Tembesi Jambi mengatakan bahwa:
Salah satu cara untuk meminimalisir kecelakaan kerja adalah
terpenuhinya aspek keselamatan kerja, baik berupa kebijakan maupun
peralatan (hardware). Aspek keselamatan kerja adalah sarana atau alat
untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja baik yang disebabkan oleh
kelalaian kerja maupun lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Terpenuhinya aspek keselamatan kerja ini diharapkan dapat
meniadakan kecelakaan kerja yang bisa berakibat cacat atau kematian

55
Eka Wijaya, Wawancara dengan peneliti, 3 Agustus 2020

68
69

terhadap karyawan serta mencegah terjadinya kerusakan tempat dan


peralatan kerja. Yang perlu diperhatikan dalam upaya meminimalisir
kecelakaan kerja misalnya konstruksi gedung beserta perlengkapan dan
antisipasi bahaya kebakaran, jaringan elektrik dan komunikasi, kualitas
udara, kualitas pencahayaan, tingkat kebisingan suara, tata ruang
(display unit), faktor hygiene dan sanitasi, psiko-sosial, maintenance,
penggunaan komputerisasi dan lain-lain.56

Berdasarkan wawancara di ata dapat diketahui bahwa upaya PT. Karet


Batanghari Tembesi Jambi untuk meminimalisir kecelakaan kerja adalah
terpenuhinya aspek keselamatan kerja, baik berupa kebijakan maupun
peralatan (hardware). Aspek keselamatan kerja adalah sarana atau alat untuk
mencegah timbulnya kecelakaan kerja baik yang disebabkan oleh kelalaian
kerja maupun lingkungan kerja yang tidak kondusif. Terpenuhinya aspek
keselamatan kerja ini diharapkan dapat meniadakan kecelakaan kerja yang
bisa berakibat cacat atau kematian terhadap karyawan serta mencegah
terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja.
Masih wawancara dengan Maria Nona Yani Operasion K3 PT. Karet
Batanghari Tembesi Jambi mengatakan bahwa:
Berkaitan dengan resiko ini, program K3 PT. Karet Batanghari Tembesi
Jambi misalnya melakukan pencegahan timbulnya penyakit akibat
proses kerja, misalnya karena kebisingan, pencahayaan, getaran,
kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kerusakan
pada alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,
kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker
kulit, kemandulan, dan lain-lain. Akhirnya, bagi karyawan program
kesehatan dan keselamatan kerja diharapkan bisa membuat karyawan
bekerja dengan maksimal tanpa kekhawatiran akan kesehatan dan
keselamatannya. Sedangkan bagi perusahaan, program kesehatan dan
keselamatan kerja janganlah dipandang sebagai beban. Program K3
adalah investasi jangka panjang bagi sebuah perusahaan yang akan
menguntugkan pihak perusahaan sendiri dimasa mendatang. Sebab,
karyawan sejatinya adalah asset perusahaan dan bukan sekedar sebuah
faktor produksi.57

56
Maria Nona Yani, Wawancara dengan peneliti, 3 Agustus 2020
57
Maria Nona Yani, Wawancara dengan peneliti, 3 Agustus 2020

69
70

Keselamatan kerja termasuk dalam apa yang disebut perlindungan


teknis, yaitu perlindungan terhadap pekerja/buruh agar selamat dari bahaya
yang dapat ditimbulkan oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Menurut
Renanta Adiyasa, salah satu karyawan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi
mengatakan bahwa:
Dampak positif terhadap karyawan ialah jika semua keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan terjamin maka produktivitas atau penjagaan
kualitas akan meningkat. Banyak perusahaan yang tidak menyadari
pentingnya kebahagian perusahaan, kebahagian perusahaan ternyata
memiliki peran signifikan bagi kesuksesan perusahaan.58

Berikut ini adalah mengapa karyawan bahagia memiliki dampak baik


bagi perusahaan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi, yaitu pada dasarnya
kebagian bisa membuat karyawan lebih produktif, ketimbang mereka yang
merasa tidak bahagia atau tidak puas pada pekerjaanya. Karyawan bahagia
juga biasa juga jarang bolos, jarang mersa kelelahan dan mereka akan lebih
mudah fokus pada pekerjaan dan bersedia untuk mencoba tantangan baru.
Karyawan bahagia adalah pemimpin yang baik. Biasanya, karyawan yang
bahagia lebih tangguh dalam menghadapi tangtangan pekerjaan. Mereka pun
akan lebih memikirkan resiko sebelum mengambil keputusan dan lebih mudah
bangkit kembali saat mendapat kegagalan. Sikap seperti inilah yang
diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin. Karyawan bahagia adalah
anggota tim yang baik. Mereka lebih mudah di ajak bekerja sama, mau saling
membantu dengan rekan sesama kerja, dan selalu berusaha untuk menghadapi
bagaimana masalah dalam tim dengan cara positif. Dalam perusahaan, kerja
sama antar rekan kerja tentu saja sangat dibutuhkan agar bisa mendapatkan
hasil yang maksimal. Tidak saling ketergantungan kepada orang lain, saling
menjaga nama baik perusahaan.59
Kesehatan kerja sebagaimana telah dikemukakan di atas termasuk jenis
perlindungan sosial karena ketentuan-ketentuan mengenai kesehatan kerja ini
berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, yaitu aturan-aturan yang bermaksud

58
Renata Adiyasa, Wawancara dengan peneliti, 3 Agustus 2020
59
Observasi, 3 Agustus 2020

70
71

mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan pengusaha untuk


memperlakukan pekerja/buruh ”semaunya” tanpa memperhatikan norma-
norma yang berlaku, dengan tidak memandang pekerja/buruh sebagai mahluk
Tuhan yang mempunyai hak asasi.
Menurut Arnol, salah satu karyawan PT. Karet Batanghari Tembesi
Jambi mengatakan bahwa:
Dampak positif terhadap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan
secara efektif dan efesien, selain itu dapat mempermuda dalam kegiatan
produksi. Sedangkan dampak negatifnya adalah semakin canggih alat-
alat produksi yang digunakan, maka semakin besar pula potensi bahaya
kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak di kendalikan oleh
tenaga kerja yang terlatih dan berkualitas. Oleh karena itu, tenaga kerja
bagian produksi mendapatkan perhatian lebih dari perusahaan.60

Dalam mengoperasikan alat-alat produksi agar terhindar dari


kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat mempengaruhi kegiatan produksi
serta dapat merugikan pekerja maupun perusahaan. Jika terjadi kecelakaan
akan membawa kerugian dalam proses produksi, kegiatan produksi akan
terhenti sehingga mempengaruhi hasil produksi, selain itu perusahaan
kehilangan peluang mendapat keuntungan. Kecelakaan kerja juga dapat
merugikan pekerja, mereka bisa kehilangan pekerjaan, mengalami cidera
tubuh, kecacatan bahkan kematian. Kecelakaan kerja biasanya disebabkan
oleh faktor manusia dan faktor lingkungan. Faktor manusia adalah tindakan
tidak aman dari manusia, seperti tidak disiplin dalam menerapkan peraturan
kerja serta kurang terampil pekerja dalam menguasai alat-alat produksi.
Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan
kerja yang menyangkut peralatan dan mesin-mesin. Perusahaan tidak boleh
memikirkan kepentingan pribadi dalam mencari keuntungan, tetapi
perusahaan juga harus memperhatikan keamanan dan kesejahteraan
pekerjanya, memperlakukan pekerjaan tampa harus memaksa pekerja bekerja
melebihi waktu dan melebihi batas kemampuannya. Kesejahteraan bukan

60
Arnol, Wawancara dengan peneliti, 3 Agustus 2020

71
72

hanya saja masalah gaji, upah atau bonus kesehatan keselamatan kerja juga
mampu memberikan kesejahteraan bagi pekerja.
C. Pandangan hukum Islam terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan pada PT. Karet Batang Hari Tembesi Jambi
Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari
pembangunan masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan
masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga
kerja sebagai pelaksana pembangunan harus di jamin haknya, diatur
kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya. Bentuk perlindungan tenaga
kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh setiap pengusaha atau
perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada perusahaan tersebut
harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan social tenaga
kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat

‫ﻚ ﺗَﻤُﻮْ تُ َﻏﺪًا‬
َ ّ‫ﻚ َﻛﺎَﻧ‬
َ ‫اِ ْﻋﻤَﻞْ ﻟِ ُﺪ ْﻧﯿَﻚَ َﻛﺎَﻧّﻚَ ﺗَ ِﻌﯿْﺶُ اَﺑَﺪًا وَ ا ْﻋﻤَﻞْ َﻻﺧِ ﺮَ ِﺗ‬
Artinya: “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup
selama-lamanya, dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu
seolah-olah engkau akan mati esok hari. ( H.R. Ibnu Asakir)

Berdasarkan hadist di atas bahwasanya semua manusia yang hidup di


dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya saling membutuhkan
antara satu sama lainnya. Kebutuhan jasmani berupa makanan, minuman,
pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani. Semuanya itu dapat
diraih apabila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh, maka allah akan
memberikan rizki kepada makhluk-Nya.
...‫ا ًِّن ﷲ َﻻ ﯾُ َﻐﯿﱢ ُﺮﻣَﺎ ﺑٍﻘَﻮْ مٍ َﺣﺘﱠﻰ ﯾُ َﻐﯿﱢﺮُوْ اﻣَﺎﺑِﺎ ْﻧﻔُ ِﺴ ِﮭ ْﻢﻗﺎى‬...
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.”61

61
Q.S. Ar-Ra’du (13): 11.

72
73

Rasulullah pernah bersabda amal duniawi yang dilakukan oleh manusia


untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri
sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana untuk mendekatkan diri
kepada allah SWT. Semua orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan
segala aktivitas sebagai ibadah asalkan mereka berpengang pada ketentuan
berikut:
1. Harus menyesuaikan semua pekerjaanya dengan aturan agama yang
berlaku dalam ajaran islam
2. Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang
suci dan hati yang tulus
3. Setiap pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.
Agama Islam sangat menganjurkan keselamatan umat manusia di dunia
maupun di akhirat dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari
ancaman-ancaman yang akan membahayakan diri dan keluarga, sebagaimana
dalam firman Allah SWT dalam surat At-Taghabun 11 berikut ini:

‫ﺷَﻲْ ٍء‬
(١١): ‫َﻋﻠِ ْﯿ ٌﻢ)اﻟﺘﻐﺎﺑﻦ اﯾﺎة‬
Artinya: “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali
dengan izin allah dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya
Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui Segala Sesuatu.62

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas


pemberian kesejahteraan yang dapat berupa jaminan kesehatan, upah,
pemeliharaan kerja serta perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia
dan agama. Ajaran islam menganjurkan kepada umatnya agar menjadi manusia
yang sehat dan kuat, baik secara jasmani maupun rohani. Untuk itu
pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan jiwa.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

َ ‫( َوﻗَ ْﺪ َﺧﺎبَ ﻣَﻦْ َدﺳﱠﮭﺎ‬9)‫ﻗَ ْﺪاَ ْﻓﻠَ َﺢ ﻣَﻦْ َز ﱠﻛﮭَﺎ‬

62
Q.S. At-Taghabun (11): 444.

73
74

Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan


sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”63

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kewajiban seseorang pekerja


muslim untuk senantiasa menjaga kondisi jiwanya dari ancaman yang dapat
membahayakan keselamatan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitarnya. Memelihara kebersihan jasmani dan rahani, seperti firman Allah
berikut ini:

Artinya: “Sesunguhnya Allah senang kepada oarang-orang yang bertaubat


(bersih jiwa dan dosanya) dan orang-orang yang bersih( dari
kotoran).”64

Dari ayat tersebut diatas dapat diketahui bahwa kebersihan tidak hanya
sucikan rohani saja sebagaimana telah diajarkan oleh agama islam tetapi
kewajiban menjaga keselamatan dan kesehatan badan pun menjadi persoalan
yang penting. Islam mengajarkan untuk berperilaku sehat terhindar dari
berbagai penyakit. Membersihkan pakaian yang kotor merupakan salah satu
unsur terpenting dalam menjaga kesehatan, karena di dalam pakaian yang tidak
seperti mengandung kuman yang akan membuat tubuh kita menjadi tidak
sehat.

Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
65
kuat lagi dapat dipercaya."

Dari ayat diatas menunjukan bahwa kondisi tubuh yang kuat dan yang
sehat meruapakan elemen yang terpenting dalam menjalan segala aktivitas.
Untuk mendukung hal tersebut merupakan makanan bergizi dan mengandung

63
Q.S. As-Syams (9-10): 476.
64
Q.S. Al-Baqarah (222): 27.
65
Q.S. Al-Qashash (26): 310.

74
75

protein, sebagaimana yang dikenal empat sehat lima sempurna. Karena


sesungguhnya anggota tubuh juga mempunyai hak untuk di perhatikan
kesehatan dan keselamatannya, sehingga akan timbul keseimbangan dan
kesejahteraan antara jasmani dan rohani.
Perhatian Islam keselamatan dan kesehatan kerja jiwa (fisik). Sangat
besar menjaga keselamatan jiwa merupakan salah satu unsur terpenting
wujudnya kebahagian hidup, setiap orang yang akan berupaya agar dirinya
selalu sehat dan terhindar dari bahaya-bahaya yang akan mengancam
keselamatan jiwanya. Terlebih lagi para pekerja selalu dituntut dengan jiwa
yang sehat dan kuat yang akan menghasilkan produktivitas kerja yang
maksimal. Dan ini sebagai acuan bagi seorang pengusaha untuk menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja yang di laksanakan sebaik-baiknya
dengan partisipasi pengusaha dan buru yang akan iklim keamanan dan ketenga
kerjaan, sehingga sangat membantu bagi hubungan buru dan pengusaha yang
merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran perusahaan. Dengan
memahami serta melaksanakan ajaran agama untuk menjaga jiwa. Maka
keselamatan dan kesehatan kerja menurut pandangan hukum islam ialah:
1. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kerja
Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan,
maka pengawasan, pembinaan, pelatihan yang menyangkut keselamatan
kerja, secara terus menerus harus dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan,
dengan harapan tenaga kerja dapat memahami arti keselamatan kerja yang
akan melindungi keselamatan jiwanya dari bahaya yang akan terjadi di
perusahaan maka dari itu pandangan islam sangat menganjurkan bagi
karyawan untuk saling bekerja dalam keadaan yang sehat dan bekerjalah di
duniamu seakan engkau hidup selamanya. Syariat Islam menegaskan bahwa

75
76

mencegah bahaya lebih diprioritaskan ketimbang mengupayakan


kemaslahatan,apabila kemaslahatan seimbang dengan bahaya keterpautan
keduanya tidak jelas.
Secara teori perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada
dasarnya mengimbangi biaya pencegahan dengan mamfaat yang diperoleh
dari upaya tersebut. Manfaat yang diperoleh terdiri dari:
1. Biaya yang diselamatkan dan
2. Kemungkinan meningkatkan produktivitas sehubungan dengan langkah-
langkah dan pencegahan.66
Melihat urgensi mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja,
maka di setiap tempat kerja perlu adanya pihak-pihak yang melakukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Pelaksananya dapat terdiri atas pimpinan
atau pengurus perusahaan secara bersama-sama dengan seluruh tenaga kerja
serta petugas kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja yang
bersangkutan. Petugas tersebut adalah karyawan yang memang mempunyai
keahlian di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dan ditunjuk oleh
pimpinan atau pengurus tempat kerja/perusahaan.
Pengusaha sendiri juga memiliki kewajiban dalam melaksanakan
kesehatan dan keselamatan kerja. Misalnya terhadap tenaga kerja yang baru,
ia berkewajiban menjelaskan tentang kondisi dan bahaya yang dapat timbul di
tempat kerja, semua alat pengaman diri yang harus dipakai saat bekerja, dan
cara melakukan pekerjaannya. Sedangkan untuk pekerja yang telah
dipekerjakan, pengusaha wajib memeriksa kesehatan fisik dan mental secara
berkala, menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri, memasang
gambar-gambar tanda bahaya di tempat kerja dan melaporkan setiap
kecelakaan kerja yang terjadi kepada Depnaker setempat.
Para pekerja sendiri berhak meminta kepada pimpinan perusahaan
untuk dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja,
menyatakan keberatan bila melakukan pekerjaan yang alat pelindung

66
Bernat NB. Silalahi, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, (Jakarta: PT. Karya
Unipress, 1985), hlm. 30.

76
77

keselamatan dan kesehatan kerjanya tidak layak. Tetapi pekerja juga memiliki
kewajiban untuk memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan dan
menaati persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Setelah
mengetahui urgensi mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, koordinasi
dari pihak-pihak yang ada di tempat kerja guna mewujudkan keadaan yang
aman saat bekerja akan lebih mudah terwujud.
Pokok-pokok penting dalam menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan oleh perusahaan dan divisinya adalah:
1. Menjamin bahwa kebiasaan kesehatan dan keselamatan kerja selalu
dipatuhi seluruh karyawan.
2. Mempelajari setiap kecelakaan dan membuat saran-saran perbaikan
3. Membina kesadaran bekerja yang aman dan selamat
4. Bertindak sebagai pengaman bilamana terjadi kecelakaan di perusahaan
5. Menjadi contoh dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja bagi
karyawan.67
Kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa
keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat kecelakaan kerja dapat
didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakan.
Agar keamanan dan kesejahteraan (kemaslahatan) umat manusia di
dunia dan di akhirat dapat terwujud maka segala ikhtiar yang dilakukan umat
manusia di muka bumi harus selalu sejalan dengan tuntunan syariat. Untuk
memenuhi tuntutan dan kepentingan manusia serta merespon berbagai
dinamika kehidupan, maka setiap pengambilan keputusan harus memenuhi
kriteria kepentingan umum (maslahah ‘ammah) yang dibenarkan oleh syara'.
Penggunaan maslahah ‘ammah sebagai tolak ukur dan pertimbangan
untuk menetapkan suatu kebijaksanaan yang sangat diperlukan untuk
menghindari kemungkinan penggunaan maslahah ‘ammah tidak pada
tempatnya, seperti untuk menuruti hawa nafsu, kesewenang-wenangan dan

67
Ibid., hlm. 37.

77
78

menuruti kepentingan pribadi atau ke1ompok tertentu dengan menggunakan


dalih untuk kepentingan umum. Dengan menggunakan maslahah ‘ammah
sebagai pertimbangan untuk menetapkan setiap kebijakan, maka setiap
kebijakan yang ditetapkan tidak akan menimbulkan kerugian atau menyalahi
kepentingan umat manusia secara luas.

78
79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini

penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan:

1. Upaya menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PT. Karet

Batanghari Tembesi Jambi sudah dilakukan perusahaan melalui BPJS

kesehatan. Peratuan perusahaan juga mengatur tentang: a) tunjangan

berupa jamsostek, takaful, dan lain sebagainya dan b) Jaminan

keselamatan kerja misalnya setiap karyawan sudah di di tanggung oleh

perusahaan mulai dari pakaian, alat kerja, dan tempat tinggalnya, c)

jaminan kematian setiap karyawan misalnya ada yang meninggal atau

sakit.

2. Dampaknya terhadap karyawan dan PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi

yaitu a) bagi perusahaan yaitu tercapainya standar keselamatan yang

setinggi-tingginya atau efesien selanjutnya dan b) Dampak positif

terhadap karyawan ialah karyawan terjamin dan produktivitas atau

penjagaan kualitas meningkat.

3. Pandangan hukum Islam terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan sudah jelas, bahwa semua manusia yang hidup di dunia ini

mempunyai jasmani dan rohani yang keduanya saling membutuhkan

antara satu sama lainnya. Di sisi lain Amal duniawi yang dilakukan oleh

manusia untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk

79
80

kebutuhan diri sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana untuk

mendekatkan diri kepada allah SWT. Semua orang yang bekerja dapat

menjadikan pekerjaan dan segala aktivitas sebagai ibadah asalkan mereka

berpegang pada ketentuan bawa harus menyesuaikan semua pekerjaanya

dengan aturan agama yang berlaku dalam ajaran Islam.

B. Saran-Saran

Dalam rangka penulisan dan penyusunan skripsi ini ada beberapa saran

di antaranya adalah:

1. Bagi PT. Karet Batanghari Tembesi Jambi, di dalam mencapai tujuan

keselamatan dan kesehatan kerja diadakan usaha preventif baik dalam

bentuk pendidikan maupun penyuluhan guna melakukan tindakan-

tindakan untuk mencegah manusia dari gaya penyakit, kecelakaan kerja

dan upaya untuk memperpanjang umur manusia dengan meningkatkan

lingkungan hidup serta mencegah timbulnya stres kerja.

2. Bagi seorang karyawan, program kesehatan dan keselamatan kerja di

perusahaan tempatnya bekerja sangatlah penting. Programkesehatan dan

keselamatan kerja (K3) adalah program resmi pemerintah untuk

melindungi kepentingan karyawan, perusahaan, dan masyarakat sekitar

dari bahaya dan ekses negatif akibat kecelakaan maupun proses kerja.

3. Bagi karyawan, program K3 adalah harapan akan tersedianya jaminan

kesehatan dan keselamatan selama dia menjalankan tugas dan

pekerjaannya, sehingga seorang karyawan dapat bekerja maksimal tanpa

adanya kekhawatiran pada kesehatan dan keselamatannya.

80
81

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 2009
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Bennet N.B. Silalahi, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta:
PT. Karya Unipres, 1985
http://books.google.co.id/books/about/ pengertian upaya.html?id=sb87OZHK-
Quc,akses tanggal 24 November 2014 jam 10.30 wib
http;//radiansistem.com/tinjaun hukum islam terhadap keselamatan dan kesehatan/
akses 31 maret 2019.
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Ciracas, 2002
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terj.
Tjetjep Rohedi Rohidi, Jakarta: UI Press, 2007
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah Jambi: Sulthan Thaha
Press, 2007
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta. 2009
-------, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013
Suma’mur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Jakarta: Haji
Masangung, 1989
Tim Penyusun Kamus Praktik Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Surabaya: Fajar Mulya, Cetak ke-3.
Una, Sayuti (edit), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi: Fakultas
Syariah IAIN STS Jambid an Syariah Press, 2012
UU. NO. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

81

Anda mungkin juga menyukai