ABSTRAK
1. Latar Belakang
berbeda-beda.
dinding saluran
nafas akan mengetat sehingga saluran nafas akan menyempit
kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40
tahun. Hampir 17% dari semua rakyat Amerika mengalami asma dalam satu
keluarga dekat yang juga menderita asma. Apabila seorang ibu menderita
menderita asma akan lebih kecil. Asma dapat menular, penyakit dapat
seperti parasit, bakteri, virus dan jamur. Asma bukan disebabkan ketiga hal
diatas walau ketiganya dapat menjadi pencetus serangan asma. Jadi, asma
dunia menderita asma, dan bertambah 180. 000 orang setiap tahun.
Tahun 2005 sebesar 1,1 % , tahun 2006 menjadi 1,5%, tahun 2007 meningkat
menjadi 1,5
dalam waktu singkat oleh karena mukus kental, spasme, dan edema mukosa
eosinofilik
dengan kepekaan yang berlebihan. Kasus asma bronkial di Provinsi Jawa
peningkatan dibanding tahun 2005 dimana kasus asma bronkial pada saat itu
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, saat ini ada 300 juta
terkontrol.
Menurut WHO tahun (2006), sebanyak 300 juta orang menderita asma
dan 225 ribu penderita meninggal di seluruh dunia. Angka kematian yang
meningkat
Banyudono”.
hidup para penderitanya, kualitas hidup para penderita asma yang menurun,
serta uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
Banyudono.
3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar penulis dapat :
asma.
1. Penulis
2. Insitusi pendidikan
a. Karya tulis ilmiah ini dapat dipakai untuk sebagai salah satu bahan
bacaan kepustakaan.
akan datang.
3. Profesi keperawatan
4. Rumah sakit
Konsep Penyakit
1. Pengertian Asma
ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang
berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat
2016) Beberapa faktor penyebab asma, antara lain umur pasien, status
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan
kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang
2. Etiologi Asma
sistem saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan napas,
buatan (artifisial), karena dasar imun pada jejas mukosa akibat mediator
perilaku yang dijumpai pad anak asma tidak lebih sering daripada anak
3. Klasifikasi Asma
Keparahan asma juga dapat dinilai secara retrospektif dari tingkat obat
yang digunakan untuk mengontrol gejala dan serangan asma. Hal ini
pelega bila perlu saja, atau dengan obat pengontrol dengan intensitas
steroid dosis rendah plus long acting beta agonist (LABA). 3. Asma
Berat Adalah asma yang membutuhkan terapi tahap 4 atau 5, yaitu terapi
dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis tinggi plus long acting
beta agonist (LABA) untuk menjadi terkontrol, atau asma yang tidak
berat dengan asma tidak terkontrol. Asma yang tidak terkontrol biasnya
yang baik.
4. Manifestasi Klinik
Berikut ini adalah tanda dan gejala asma, menurut Zullies (2016), tanda
dan gejala pada penderita asma dibagi menjadi 2, yakni : 1. Stadium dini
dengan maupun tanpa pilek b. Ronchi basah halus pada serangan kedua
atau ketiga, sifatnya hilang timbul c. Wheezing belum ada d. Belum ada
dan edema yang lebih dominan : a. Timbul sesak napas dengan atau
b. Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan c. Dahak lengket dan
tanpa stetoskop, batuk produktif, sering pada malam hari, nafas atau
5. Patofisiologi
Pada dua dekade yang lalu, penyakit asma dianggap merupakan penyakit
terapi utama pada saat itu adalah suatu bronkodilator, seperti betaegonis
konsep baru ayng kemudian digunakan hingga kini, yaitu bahwa asma
eksim, utikaria atau hay fever). Asma instrinsik mengacu pada asma
dan umumnya dijumpai pada orang dewasa. Disebut juga asma non
yang dapat memicu terjadinya asma antara lain : udara dingin, obat-
obatan, stress, dan olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh
olahraga. Khusus untuk asma yang dipicu oleh olahraga dikenal dengan
istilah (Zullies, 2016) Seperti yang telah dikatakan diatas, asma adalah
penyakit inflamasi saluran napas. Meskipun ada berbagai cara untuk
mukosa. Kejadian ini bahkan dapat dijumpai juga pada penderita asma
yang ringan. Pada pasien yang meninggal karena serangan asma , secara
yang berisi se-sel epitelial yang terkelupas dan sel-sel inflamasi. Selain
2016) Pada asma alergi atau atopik, bronkospasme terjadi akibat dari
akan memicu pelepasan berbagai senyawa endogen dari sel mast yang
merupakan mediator inflamasi, yaitu histamin, leukotrien, dan faktor
6. Penatalaksanaan
untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak lain yang membutuhkan
asma. Hal tersebut disebabkan berbagai faktor antara lain : a. Gejala dan
atau ekivalennya) dan agonis beta 2 kerja lama, ditambah 1 antara lain :
Teofilin lepas lambat, Leukotriene, Modifiers, Glukokortikosteroid oral.
dokter yang baik adalah dasar yang kuat untuk terjadi kepatuhan dan
subcutan, Aminofilin IV, Adrenalin 1/1000 0,3 ml SK, dan oksigen bila
Rujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penangan lanjut bila diperlukan
satu bentuk asma yang timbul serangan sesudah execrise, akan tetapi
a. Identitas
b. Pengkajian keperawatan
2013 pada jam 21.00 WIB. Pada pengkajian laporan kasus ini di
nafas, pusing dan badan terasa lemas. Riwayat penyakit sekarang pada
penyakit sesak nafas ini sejak 8 tahun yang lalu disebabkan oleh
alergi debu.
Pada saat dilakukan pengkajian keadaan pasien kurang
memeriksakannya kedokter.
c. Pola Funfsional
sebagai berikut :
mengatakan minum kurang lebih delapan gelas per hari dengan air
putih dan kadang- kadang minum teh hangat dipagi hari. Selama
sakit pasien minum kurang lebih tujuh gelas per hari dengan air
D5+Aminophiline.
tiga kali sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk.
tiga kali
sehari dengan diit dari Rumah Sakit tetapi kadang-kadang
keluarga.
kuning, bau khas dan tidak encer, sebelum sakit pasien BAK 6-7
kali per hari, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan saat
lunak dan bau khas, selama sakit pasien BAK 5—6 kali perhari
setiap kali mandi dan pasien membersihkan rambut setiap dua hari
f. Pola istirahat tidur, sebelum sakit pasien biasa tidur 6-8 jam pada
malam hari, tidur siang hanya satu jam. Selama sakit pasien
mengatakan tidur 5-7 jam per hari pada malam hari, kadang-
kadang tidak bisa tidur saat merasa sesak nafas dan
sering
terbangun, dan kurang lebih 2 jam saat siang hari sering terbangun
sesak.
yang berlebihan itu akan memicu sesak nafas yang dialami pasien.
karena pasien mersa badannya lemas dan takut bila sesak nafasnya
kambuh.
37 tahun
gangguan.
didapatkan hasil :
1). Inspeksi : perkembangan dada kanan dan kiri simetris
didapatkan hasil :
f. Pemeriksaan abdomen,
lesi,
15x/menit.
penumpukan cairan.
oedem,
5. Data Fokus
dahak
selama sakit
auskultasi paru,
e. Diagnosa Keperawatan
bernafas.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan
perubahan lingkungan
D. PEMBAHASAN
E. PENUTUP
1. Simpulan
(Smeltzer,C.Suzanne,
dilakukan pengkajian dan analisa data muncul tiga diagnosa pada pasien
dan
keletihan sekunder akibat oksigenasi tidak adekuat dan sulit bernafas,
lingkungan. Intervensi yang muncul dalam teori menurut Nanda Nic Noc
pengelolaan pasien karena situasi dan kondisi klien serta kebijakan dari
2. Saran
hambatan dalam penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak
penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
1. Perawat.
3. Institusi pendidikan.
Asma Bronkhiale.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : Erlangga
Pelajar
Binarupa Aksara
Patricia A, Potter, Anne Griffin Perry ; Alih bahasa, Yasmin Asih. 2005.