Lakon Sumur Tanpa Dasar
Lakon Sumur Tanpa Dasar
SUMUR
TANPA
DASAR
Karya Arifin C. Noer
Sumur Tanpa Dasar
@Arifin C. Noer
No. 106/89
Kulit Muka: S. Prinka
Penerbit PT. Pustaka Utama Grafiti
Kelapa Gading Boulevard TN 2 No. 14-15
Jakarta 14240
Anggota IKAPI
Cetakan Pertama. 1989
Percetakan PT. Temprint, Jakarta
Catatan:
Publikasi naskah ini dimaksudkan sebagai upaya penyediaan naskah drama dan
sebagai bahan referensi pembelajaran bagi individu atau kelompok-kelompok teater yang
membutuhkannya.
Disarankan bagi siapa saja yang memiliki cukup akses, agar membeli buku terkait.
Itupun dalam upaya membantu pengarang dan keluarganya. Kekayaan hak intelektual
naskah ini tetap ada pada pengarangnya.
Dan dimohon bagi pengunduh naskah ini untuk tidak menghapus catatan ini, sebagai
bukti pertanggung jawaban saya sebagai pihak yang mengetik ulang.
Terima kasih.
Lee Birkin
DRAMATIC PERSONAE
BAGIAN PERTAMA
2
LONCENG ITU ANTIC, TUA, AGUNG DAN KUKUH PENUH RAHASIA. DARI
RONGGA LONCENG MUNCUL KABUT-KABUT ATAU PARA PEMAIN YANG
MELUKISKAN KABUT-KABUT. MEREKA MELANGKAH MENGENDAP-ENDAP
UNTUK SELANJUTNYA SECARA PENUH RAHASIA MENYEBAR KE SEGENAP
ARAH DAN SEGERA GAIB SIRNA.
3
PIGURA ITU TANPA GAMBAR TANPA POTO, KOSONG, TERGANTUNG SUNYI
DAN PENUH RAHASIA
4
DI ATAS KURSI GOYANG JUMENA MARTAWANGSA BERGOYANG-GOYANG
SUNYI. TAMPAK SESAK PERNAFASANNYA. SEKALI PUN BEGITU, KEDUA
MATANYA MASIH MENYOROTKAN PANDANGAN YANG TAJAM. AMAT TAJAM.
DAN DALAM KEADAAN SEPER JUMENA KELIHATAN SEPERTI SEDANG
MENGHITUNG DETAK-DETIK LONCENG.
SEJAK TADI, SEONGGOK KABUT BERDIRI DI SAMPINGNYA MEMEAINKAN
SEHELAI TALI YANG SIAP UNTUK MENGGANTUNG LEHER. AGAK BEBERAPA
SAAT JUMENA MENIMBANG-NIMBANG TALI ITU. KEMUDIAN KABUT ITU
MENDEKATKAN TALI GANTUNGAN ITU DAN JUMENA MENCOBA MEMASANG
PADA LEHERNYA. DIA TERTAWA.
JUMENA
Kalau saya bunuh diri, sandiwara ini tidak akan pernah ada
Sambil tertawa ia memberikan isyarat agar kabut pembawa tali pergi. Dan pada saat itu
detak-detik lonceng semakin lantang. Dari rongga lonceng muncul Sang Kala alias Pemburu
yang siap dengan senapannya. Ketika senapan itu meletus, terkumpullah seluruh amarah dan
kekagetan Jumena
JUMENA
Bangsat!
5
ENTAH DARI SEBELAH MANA EUIS MUNCUL
JUMENA
Kalau saya bisa percaya, saya tenang. Kalau saya bisa tidak percaya, saya tenang. Kalau saya
percaya dan bisa tidak percaya, saya tenang. Tapi saya tidak percaya dan tidak bisa tidak
percaya, jadi saya tidak tenang. Tapi juga kalau saya tenang, tak akan pernah ada sandiwara
ini
EUIS
Akang
JUMENA
Euis
EUIS
Apa yang akang lihat?
JUMENA
Kau
EUIS
Kenapa?
JUMENA
Ingin tahu apa kau betul-betul cantik
EUIS
Kenapa, Akang?
(Jumena Memainkan Bulu Matanya Sendiri)
Kenapa tiba-tiba muram, Akang?
JUMENA (Manja-tua)
Umur Euis berapa?
EUIS
Dua enam
EUIS
Percayalah akang. Euis akan tetap mencintai akang sekalipun umur akang delapan puluh tiga
tahun
JUMENA
Betul?
EUIS
sumpah
JUMENA
Kalau delapan lima?
EUIS
Cinta
JUMENA
Seratus tahun?
EUIS
Euis akan tetap menciumi leher akang
JUMENA
Kalau saja saya tahu kau betul-betul mencintai saya
EUIS
Euis sangat cinta pada akang
JUMENA
Menyenangkan sekali kalau itu benar
EUIS
Betul Euis mencintai akang
JUMENA
Mungkin, saying akang tidak tahu persis
EUIS
Tidak perlu
JUMENA
Perlu. Bahkan akang juga ingin tahu apa betul akang bahagia
(Terus mereka berciuman dan tertawa-tawa)
6
ENTAH DARI MANA MARJUKI KARTADILAGA MUNCUL. IA TERSENYUM
SAMBIL MENYEDOT PIPA ROKOKNYA
JUMENA (Kesal-sedih)
Kenapa kau rusak sendiri? Kenapa kau berubah? Lenyapkan itu
Siapa bilang aneh? Semua ini mungkin saja terjadi. Tuhan, kenapa justru saya merasakan
sesuatu semacam kenikmatan dengan segala pikiran-pikiran ini? Kau jebak saya, Tuhan. Kau
jebak saya. Tega. Kau! (lalu mulai dengan pikirannya) saya kira mula-mula istri saya….
(Agak lama) Ya, mula-mula istri saya akan berlaku seperti bidadari
Mungkin saja….
EUIS (Gemetar)
Tidak mungkin Juki
JUKI
Mungkin saja
EUIS (Gemetar)
Tidak mungkin. Saya tidak bisa meninggalkan dia
JUKI
Segalanya mungkin. Tidak ada tidak mungkin
EUIS
Hati saya mulai bersuara lagi
JUKI
Kalau begitu kau sedang membunuh dirimu sendiri. Apa kamu merasa sedang dihukum? Apa
ayahmu sedang melecutmu?
EUIS
Dada saya bergetar sangat kencangnya
EUIS
Kau dengar anjing yang melolong itu?
JUKI
Bukankah suara itu suara kita sendiri? Anjing yang melolong dan menggonggong? Bulan
yang kuning
JUMENA
….suara-suara kesepian yang baka dan purba…
JUKI
Euis
JUKI
Dan saya?
JUMENA
Setiap kali dia berlebihan menciumi saya, terasa ciuman itu sebagai niat pembunuhan
JUMENA
Apa yang akan ia lakukan?
EUIS (Mengejar)
Marjuki!
JUMENA
Saya kira begitu
JUKI
Euis, musuh kita selama ini adalah perasaan. Kita harus memusnahkannya. Membunuhnya
sama sekali. Kedua orang tua saya mati karena perasaan mereka sendiri. Mereka bangkrut
karena mereka terlalu mencintai paman saya. Dan akhirnya mereka mati sebelum mati.
karena saya tahu betul kejadian itu, tentu saja saya tidak mau bernasib sama seperti mereka.
Saya harus menang terhadap perasaan saya dank au pun harus menang terhadap perasaanmu
JUKI
Dan saya?
JUMENA
Apa yang diharapkan perempuan sebenarnya?
EUIS
Seorang suami yang mencintainya…
JUMENA
Saya sangsi…
JUKI
Dan sekalipun dia seorang perempuan atau banci? Tidak, sayang. Seorang perempuan
selamanya hanyalah mengharapkan seorang laki-laki. Kalau tidak, pasti bukan perempuan.
(Mendekat) lihatlah saya. Seorang laki-laki. Seluruhnya seratus persen
JUMENA
Kenapa membersit pikiran-pikiran seperti ini? Enyah! Enyah!
JUKI
Saya yakin ketika kau sendirian dalam kamar, kau sering duduk-duduk di muka cermin, dan
kau tentu sangat suka berbicara pada dirimu dalam cermin
JUKI
Kau tahu siapa yang membantah itu?
JUMENA (Melanjutkan)
Itulah musuhmu selama ini
JUKI
Perasaanmu!
EUIS
Tapi kalau itu kita kerjakan berbahaya. Lagi, kenapa kita harus…
JUKI
Bahaya harus berani kita tempuh kalau kita sungguh-sungguh menghendaki kepuasan dalam
hidup kita
JUKI
Euis, kau bisa gila karena kelemahanmu. Kau jangan cepat puas. Apa yang kita kecap dalam
beberapa hari ini hanya sebagian kecil saja dari sukses. Kita belum mendapatkan semuanya.
Jangan takut pada diri sendiri. Persetan itu hati nurani. Diri sendiri adalah milik kita sendiri.
Kita harus bebas. Bebas seperti malam-malam dahulu ketika suamimu pergi ke Tasikmalaya.
Malam-malam ketika alam yang murni mempertontonkan dirinya, di mana kita menjadi
putra-puteri alam sejati, terbuka dan merdeka
Suara kecapi di kejauhan, sayup dibawa angina sesekali. Jumena memejamkan mata
JUKI
Di tepi sebuah parit, raja berjongkok akan melaksanakan hajat besarnya. Tapi baru saja
berjongkok, baginda marah-marah dengan dahsyat, sebab baginda melihat seonggok najis
kampul-kampul lewat di bawah anusnya
JUMENA
Apa dia juga berdongeng seperti saya?
JUKI
Maka tatkala dilaporkan bahwa najis yang terombang-ambing itu adalah najis Abunawas,
dipanggilnya Abunawas, “Abunawas!”
JUMENA
“Hamba, Tuanku”
JUKI
“Bukankah kau bersalah?”
JUMENA
Bahkan sebaliknya tuanku”
JUKI
“Ha?” Mata raja melotot
JUMENA
“Bahkan sebaliknya tuanku”
JUKI
“Hamba ingin menang sebagai pemuja nomor wahid paduka” Kata Abu Nawas “Saksikanlah
kini, tuanku raja, sekarang terbuktilah bahwa Abunawas si warga Baghdad yang paling
Lucu?
EUIS
Sangat amat lucu
JUKI
Tidakkah Abunawas seorang yang cerdik?
EUIS
Cerdik sekali. Raja kecerdikan
JUKI
Ya, dan kecerdikan bukan berasal dari perasaan, tetapi dihasilkan oleh kepala dan pikiran.
Kau mengerti?
JUMENA
Kejadian seperti ini adalah mungkin dan tidak mungkin. Bagaimana saya harus menaruh
kepercayaan kepada orang? Ah, lebih baik duduk-duduk di teras
EUIS
Saya mengerti
JUKI
Kau ahrus betul-betul berani. Berani seperti malam-malam itu
EUIS
Saya betul-betul berani sekarang. Saya kira Abunawas adalah guru kita
JUKI
Masih kau merasa bersalah?
EUIS
Tidak. Saya yakin suami sayalah yang bersalah
JUMENA
Kalau saja dia berani nyerocos seperti itu
JUKI
Kenapa kau bilang begitu?
JUMENA
Lalu apa yang diharapkan dari saya? Duduk-duduk menghabiskan waktu di bawah bulan
seperti dalam film-film itu? Saya sudah Bosan!. Apa dia piker semuanya akan bisa
diselesaikan hanya dengan senyum-senyum dan tiduran berbaring-baring di atas ranjang?
Sekiranya saja dia dapat membuktikan bahwa dengan cara seperti itu dapat digapai
kebahagiaan hidup. Tidak! Saya sudah kecap semuanya, saya sudah jalani semuanya!
Kosong. Dan cara mengisi hidup seperti itu terlalu mahal ongkosnya dan tidak produktif,
apalagi kreatif. Selain bergurau di atas ranjang lama-lama menjemukan juga. Capek, linu-linu
apalagi pada pinggang – ah, lebih baik duduk-duduk di teras -
EUIS
Tidak,. Kalau saya serong dengan lelaki lain, bukan salah saya
JUMENA
Mungkin. Tapi pasti bukan juga salah saya
EUIS
Benar, bukan?
JUKI
Bagi saya tak ada yang benar dan yang salah. Dan kenapa mesti ada yang salah dan benar?
JUMENA
Saya kira begitu. Bajingan
JUKI
Keduanya sama tidak penting
EUIS
Jadi?
JUKI
Tidak perlu kita mempertimbangkan keduanya. Kita hanya harus cepat mempergunakan
setiap kesempatan kalau kita ingin berhasil dalam hidup. Dan saya selalu begitu
Suamimu?
EUIS (Panik)
Aku masuk?
JUKI
Saya akan masuk ke WC
KEDUANNYA KELUAR
7
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA MAKANAN
P. TUA
Lebih baik makan malam dulu, gan
P. TUA
Di sini atau di ruang makan, gan? Di sana banyak angina, lebih baik di sini saja
JUMENA
Saya kira….
P. TUA
Tadi pak Warya ke sini
JUMENA (Segera)
Ada apa?
P. TUA
Sengaja menengok agan
JUMENA
Sekarang di mana dia?
P. TUA
Sudah pulang satu jam yang lalu
JUMENA
Kenapa dia tidak di suruh masuk? Ikut mogok seperti yang lain?
P. TUA
8
MUNCUL WARYA DAN EMOD. KEDUANYA MENGUTARAKAN SESUATU YANG
SANGAT MENDESAK KEPADA JUMENA DENGAN KERAS TANPA SUARA.
SETELAH BEBERAPA LAMA, PEREMPUAN TUA ITU MENINGGALKAN RUANGAN
ITU. TETAPI IA KEMBALI MENDEKATI JUMENA , KETIKA JUMENA TIBA-TIBA
BERBICARA KERAS SEKALI DAN MARAH. PEREMPUAN TUA DENGAN RASA
KEIBUANNYA MEMIJAT-MIJAT BAHU JUMENA
JUMENA
Mau diapakan lagi? Saya tidak akan merobah keputusan saya. Saya tidak mau. Saya tetap
tidak akan memberikan biar segopeng pun. Berapa kali sudah saya bilang sejak kalian jadi
pengawas kedua bahwa standar gaji yang ada sekarang cukup baik, adil untuk semua pihak.
Prinsip saya cukup realistis karena berdasarkan kebutuhan riil tiap-tiap keluarga. Lagipula
saya sudah menghitung dengan cermat berapa setiap keluarga menghabiskan biaya setiap
bulan dan berapa sisa yang bisa ditabung
EMOD
Maaf gan, tapi saya kira kebisaaan orang lain. Juga sifat orang. Maksud saya mungkin saja
gaji yang diterima seseorang cukup besar tapi bukan tidak mungkin ada saja orang yang
menganggapnya masih kurang.
JUMENA
Itu karena umumnya semua orang boros. Saya yakin itu. Cobalah kamu Tanya istri saya
berapa ongkos rumah ini. Barangkali kamu tidak percaya kalau saya bilang ongkos bulanan
rumah ini kurang dari gaji yang kamu terima setiap bulan
EMOD
Tapi ini keadaan istimewa, gan. Maksud saya tidak setiap kali orang mengadakan pesta
perkawinan
JUMENA
Dengarkan. Kalau orang mau hemat dan rajin menabung, niscaya tidak akan mengalami
kekurangan biar segobang pun. Bisa kalian buktikan bahwa standard an peraturan-peraturan
yang saya buat merugikan? Kamu lupa gaji rata-rata di sini setengah kali lebih besar
disbanding tempat-tempat lain? Coba kalian mampir ke pabrik tenun Mustopa atau pabrik
minyak kacang Haji Bakri dan Tanya berapa orang-orang di sana terima gaji? Sekali lagi
War, Mod. Kalau orang mau hemat, insaAllah tidak akan menemui kesulitan apa-apa.
Dengan gaji yang mereka terima, mereka akan dapat membiayai ongkos pengobatan dan apa
saja. Dan lagi, tidak masuk akal kalau saya pun harus menanggung biaya pemborosan kalian.
9
LAMPU PENTAS MENYUSUT DAN BURABH WARNA. MUNCUL SANG PEMBURU
DARI RONGGA TUA ITU. TOKOH AGUNG INI SEMAKIN MEMBESAR DAN
MEMBESAR, SEMENTARA ITU JUMENA TERKAPAR DI LANTAI. WAJAHNYA
MENDONGAK TEGAK KE LANGIT-LANGIT
JUMENA
Datang juga kau
PEMBURU
Kapan pun datang juga
JUMENA
Datang juga kau
PEMBURU
Kapan pun datang juga
JUMENA
Kenapa kau datang?
PEMBURU
Kenapa kau datang?
JUMENA
Kenapa kau datang?
PEMBURU
Kenapa kau datang?
JUMENA
Kau permainkan saya
PEMBURU
Kau permainkan saya
JUMENA
Saya kira saya akan mati dua puluh tahun yang lalu
PEMBURU
Kau telah mati sejak kau mengira kau akan mati
JUMENA
Kau permainkan saya
PEMBURU
Kau permainkan saya
JUMENA
Dari siapa kau tahu saya akan mati?
PEMBURU
Kau sendiri yang mengatakannya
JUMENA
Jadi bagaimana?
PEMBURU
Apa?
JUMENA
Kapan saya mati?
PEMBURU
Tempo hari kau bilang kapan?
JUMENA
Dalam waktu dekat ini
PEMBURU
Kapan kau bilang tadi?
JUMENA
Dalam waktu dekat ini
PEMBURU
Kau percaya?
PEMBURU
Siapa?
JUMENA
Saya sendiri
PEMBURU
Kau permainkan kau
10
SETELAH KABUT-KABUT PERGI, SEMUA LAMPU MENYALA KECUALI PADA
LONCENG. EUIS MUNCUL DAN TERKEJUT MELIHAT SUAMINYA SEDANG
BATUK-BATUK PARAH BERJONGKOK DEKAT JENDELA.
EUIS
Akang (Menghampiri suaminya)
EUIS
Sebaiknya akang makan. Euis tadi ngaji. Ini kan malam Jum’atan
EUIS
Dipaksa, akang
JUMENA
Siapa yang akan memaksa saya?
EUIS
Akang sendiri
EUIS
Euis gosok dengan….
JUMENA
Berhenti kau bermain sandiwara dan diam (Pergi duduk)
11
DETAK-DETIK LONCENG LANTANG. BERATUS LELAKI DAN PEREMPUAN
MUNCUL DARIMANA-MANA. DI PENTAS TERJADI HIRUK PIKUK. DI ANTARA
MEREKA KELIHATAN WARYA DAN EMOD DENGAN WAJAH BERANG DAN
MENGHUNUS GOLOK BESAR. KEMUDIAN TIBA-TIBA DI SELA-SELA HIRUK-
PIKUK TERDENGAR JERITAN SEORANG PEREMPUAN DAN BEBERAPA SUARA
MENERIAKKAN “PEMBUNUHAN! PEMBUNUHAN!” KETIKA KUMPULAN ORANG
ITU BUBAR, TERTINGGAL DUA LELAKI. KEDUANYA PENUH RAHASIA.
MEREKA MARKABA DAN LODOD
JUMENA
Siapa mereka?
LODOD
Dia menanyakan kita (Tertawa)
MARKABA TERTAWA
JUMENA
Siapa? (Mengingat keras)
MARKABA
Saya Jumena
LODOD
Saya juga Jumena
12
SAMBIL TERTAWA-TAWA, KEDUANYA PERGI ENTAH KEMANA. KEMUDIAN
JUMENA BERKELUH PANJANG SEKALI. SETELAH AGAK LAMA, DIA MULAI
MERASA ENAKAN SEDIKIT. LEGA.
JUMENA
Omong-omong berapa belanja kita hari ini?
EUIS
JUMENA
Bukan tetek bengek, tapi uang. Dan saya tidak pernah sakit untuk urusan uang. Ini satu-
satunya hiburan saya, gila kalau saya tidak memeliharanya. Sekarang katakan berpaa belanja
kita hari ini?
EUIS
Sama seperti kemarin
JUMENA
Kalau begitu masih ada sisa buat besok
EUIS
Masih
JUMENA
Sebetulnya masih bisa juga untuk belanja dua hari lagi, tapi kau belum tahu seninya. Tidak
apa. Kelak kau pasti bisa. Tapi sekali lagi saya nasihatkan jangan sekali-kali kau suruh orang
lain berbelanja. Juga jangan Nyai kau itu, belanjalah sendiri. Semua orang sama saja. Tukang
catut! Jangan salah paham, ini bukan sikap kikir, tapi sikap cermat, dan kau tahu berkesenian
dengan uang selain menghargai jerih payah
SUNYI
EUIS
Sepi sekali rasanya, padahal baru beberapa hari saja pekerja-pekerja mogok. Pabrik apalagi,
sepi.
JUMENA
Persetan
EUIS
Betapa kaget kalau Juki nanti datang
JUMENA
Kenapa dia tiba-tiba bicara tentang Juki? Pasti ada apa-apa. (Pada Euis) Juki akan sepaham
dengan saya. Tapi kalau dia mau main solider-solideran, boleh saja. Saya bisa kerjakan
semuanya sendiri, kalau saya mau. Saya kawal sendiri barang-barang saya ke Jakarta. Kalau
saya mau
(Sunyi)
JUMENA
Hati-hati, Euis
EUIS
Hati-hati apa kang?
EUIS
Kenapa?
JUMENA
Dia tampan kan?
(Euis Cuma diam saja. Kesal sudah tentu, tetapi semuanya dia tahan saja dalam hati)
EUIS (dingin)
Bisaa
JUMENA
Dia tampan, lebih tampan dari saya. Bahkan lebih muda
EUIS
Lalu?
JUMENA
Tidak apa-apa. Saya hanya bilang hati-hati. (Tiba-tiba gugup) jangan lupa, dulu dia hidup
diantara pencoleng-pencoleng Senen, kau tahu Senen?
EUIS
Ya, lalu kenapa?
JUMENA
Nah, lebih dari soal-soal mesum adalah pisau permainan orang macam dia
EUIS
Saya pun tidak mengerti kenapa bahkan akang pun tidak mempercayai Juki yang boleh
dibilang saudara akang sendiri
JUMENA
Saya tidak curiga,. Saya hanya bersikap hati-hati
EUIS
Barangkali akang terlalu hati-hati sehingga membuat akang sendiri tidak bisa tentram
JUMENA
Hanya orang bodoh yang bisa tentram. Lagipula kalau kau bilang saya terlalu hati-hati,
sebaliknya kau kurang hati-hati. Terus terang saya katakan, saya tidak senang kalau kau
keluar dari kamar mandi tanpa BH
EUIS
Tapi Euis selalu pakai baju
EUIS
Akang, sudah empat tahu sudah kita berumah tangga dengan….
JUMENA
Itu bukan jaminan. Pernah juga saya pergoki kau dan Juki sedang sayik omong-omong di
dapur. Apa perlunya kau suruh dia menemani kau di dapur?
EUIS
Saya tidak pernah menyuruh dia. Dia datang sendiri
JUMENA
Dan kau ladeni?
EUIS
Lalu apa harus saya usir?
JUMENA
Itu terserah bagaimana cara kau, tapi pemandangan serupa itu tidak enak di mata, apalagi di
hati
EUIS (Gembira)
Akang cemburu?
JUMENA
Cemburu! Minderwaardig! Buat apa? Saya hanya tidak suka milik saya diganggu orang
Saya betu-betul tahu sekarang, saya sudah mulai tua. (Lirih hampir mendesah, seperti
bercampur tangis tua) Tidak ada orang yang mencintai saya. Tidak siapapun dan apapun
yang mencintai saya
EUIS
Akang yang tidak pernah mau mencintai saya. Selama empat tahun Euis mencoba
meyakinkan akang betapa Euis mencintai akang, betapa…..
JUMENA
Berhenti kau bicara. Saya tidak mau kalau…. Ah, lupakan semuanya (Menuju makanan yang
tersaji) Tak ada nafsu saya. Saya lapar, tapi tak ada nafsu
EUIS
Lebih baik akang tidur
JUMENA
EUIS
Biar saja di meja ini. Siapa tahu akang ingin makan tengah malam nanti
JUMENA
Menantang dia! (Kasar) masuk ke dapur!
13
DETAK-DETIK LONCENG LANTANG, JUMENA KEMBALI DISIKSA PIKIRANNYA
SENDIRI
JUMENA
Jangan terus-terusan kau siksa aku seperti ini, Tuhan. Selalu kau bilang sebaliknya. Tak
henti-henti. Kau selalu bilang sebaliknya
LAMPU PENTAS BERUBAH. ANGIN DAN HUJAN DERAS SEKALI. KILAT PETI,
HALILINTAR. MUNCUL PEMBURU DAN KABUT-KABUT, MEREKA, BEBERAPA
SAAT HANYA MEMATUNG, LALU MELINTASI PEKERJA-PEKERJA PIMPINAN
WARYA DAN EMOD
JUMENA
Pergi kalian!
LODOD
Dia mengusir kita
JUMENA
Mau apa kalian!? Pergi! Pergi!
PEMBURU
Jangan hiraukan, tidurlah
JUMENA
Saya tidak mau tidur, mereka akan membunuhku!
PEMBURU
Bodoh, kalau sampai mereka bisa membunuh kau. Tidurlah. Buat apa kau pusingkan, toh kau
akan mati juga sekalipun bukan mereka yang membunuh kau.
JUMENA
Saya ingin tentram
PEMBURU
JUMENA
Saya tidak bisa
LODOD
Dia ingin tentram tapi dia tidak mau tentram (Tertawa)
MARKABA TERTAWA
PEMBURU
Diam semua!
MARKABA
Jangan di sini
LODOD
Di bawah ranjang saja
MARKABA
Jangan. Nanti ketahuan. Di gudang saja
LODOD
Tapi di sana banyak tikus
SEMUA
Ssstt.
MARKABA
Di bawah ranjang saja
DOKTER
Ada baiknya bapak di bawa ke rumah sakit
EUIS
Bapak keras kepala
DOKTER
Itulah sebabnya
EUIS
Tapi bapak tidak mau
14
SABARUDDIN
Jum, kau sebenarnya hanya capek, terlalu capek. Rupanya kau tidak pernah istirahat.
Rupanya selama ini kau hanya bekerja dan bekerja, berpikir dan berpikir. Dua puluh tahun
lalu ketika pertama kali saya kenal kau.ketika untuk pertama kalinya kau membuka sawah
dan lading di sini, bahkan sampai saat kau mulai usaha di bidang pertenunan, saya selalu
melihat kau sebagai lelaki yang paling bersemangat dan paling bergembira di kota ini. Waktu
itu, bahkan kau sendiri mengatakan bahwa hidup di sini cocok untuk kau sebab kota ini tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Sejak dulu saya cemburu melihat bagaimana kau seolah menjadi satu dengan usaha-usaha
kau. Terus terang waktu itu saya membayangkan betapa bahagianya kau. Tapi hanya satu
yang saya sangsikan, yaitu sempatkah kau mengecap hidup ini?
JUMENA
Tidak. Tidak pernah dapat. Banyak kesempatan untuk itu, tapi memang hidup saya tidak
dapat mengecap hidup ini
SABARUDDIN
Masuk akal, sebab seluruh waktu hanya kau isi dengan kerja dan berpikir, maksud saya
memecahkan persoalan perusahaan-perusahaan kau. Kau memiliki sawah tapi tidak pernah
menikmati sawah, kau hanya menikmati uangnya. Bahkan saya sangsi kau bisa menikmati
uang. Saya kira kau hanya sempat menghitung-hitung uang seperti juru hitung. Beberapa
tahun terakhir malah saya, berani memastikan kau tidak bahagia
JUMENA
Saya kira bukan maksud kau membicarakan hal-hal semacam itu maka saya harapkan
kedatangan kau. Memang saya memerlukan teman berbicara, tapi saya kira ada persoalan
yang mungkin lebih penting daripada itu
SABARUDDIN
JUMENA
Bagaimana?
SABARUDDIN
Ada baiknya kau melancong ke tempat lain
JUMENA (Tertawa)
Kalau kau tahu
SABARUDDIN
Kenapa kau tertawa? Ini sungguh-sungguh
JUMENA
Kalau kau tahu kenapa saya dua puluh tahun yang lalu memutuskan untuk tinggal di sini,
barangkali kau tidak akan menyarankan seperti itu. Dua puluh tahun lalu saya pun menasehati
diri saya sendiri agar saya melancong ke tempat lain, minggat dari Jakarta, minggat dari
politik-politikan dan lain-lain pekerjaan yang memang bukan bidang saya.
Barangkali saya bisa sedikit lebih tenang kalau bisa jadi pengarang. Terlalu banyak yang saya
bisa kandung, tapi saya tidak mampu melahirkannya. Tidak, saya tidak punya bakat untuk itu.
(Tertawa) dua puluh tahun lalu saya benamkan seluruh diri saya dalam kegiatan perusahaan
saya, dengan harapan bisa tentram. Saya tutup mata saya, telinga dan hati saya, bahkan
seluruh mimpi saya.
Sekarang setelah dua puluh tahun, kau menyarankan agar saya melancong ke tempat lain
untuk istirahat. Saya jadi merasa geli, apa mungkin hidup hanya bisa diatasi dengan
pelancongan seperti itu!? Kau tahu benar apa sebenarnya yang sanagt merisaukan saya
terutama akhir-akhir ini?
SABARUDDIN
Saya kira…
JUMENA
Kau tidak tahu! Terus terang saya takut mati
SABARUDDIN
Saya kira setiap orang…
JUMENA
Belum tentu. Selain itu sampai sekarang saya belum punya seorang anak. Empat kali saya
beristri
SABARUDDIN
Banyak orang yang…
SABARUDDIN
Apa tidak lebih baik kau memungut anak angkat?
JUMENA
Kau simpan saja saran itu. Sudah terlalu sering orang menyampaikannya pada saya. Dan saya
tidak memerlukan itu
(Pause)
sekarang saya sedang rencanakan sesuatu. Gagasan ini pasti kau sambut dengan gembira
karena akan menyangkut pekerjaan kau (Tersenyum lebar) Saya akan membangun kembali
masjid kota ini
JUMENA
Kau kira saya bergurau?
SABARUDDIN
Saya gembira sekali. Alhamdulillah. Sepuluh tahun saya menunggu ada orang yang
mengucapkan itu
JUMENA
Tapi jangan salah paham. Saya akan mengerjakan semua itu bukan dengan tujuan muluk,
apalagi tujuan keagamaan. Saya tidak punya tujuan seperti itu. Saya hanya merencanakan hal
itu lantaran saya rasa, mungkin saya bisa ikut bahagia bersama kau
SABARUDDIN
Kalau begitu, boleh saya bertanya, kenapa bukan gereja saja yang kau bangun?
JUMENA
Saya kenal seorang perempuan tua yang telah memelihara saya sampai saya agak besaran
Perempuan tua itu bukan ibu saya. Tapi dia memelihara saya. Setiap kali ia menidurkan saya,
perempuan tua itu selalu bersenandung. Kemudian saya tahu apa yang disenandungkan,
persis seperti lagu-lagu pujian yang bisaa dinyanyikan anak-anak di mesjid
Saya kira inilah satu-satunya kenangan masa kanak-kanak saya.
JUMENA
SABARUDDIN
Itu tidak terlalu sukar
JUMENA
Selain itu, saya akan membangun rumah gelandangan
SABARUDDIN
Diam-diam, kau sedang mengakui bahwa ada cara lain selain cara yang pernah kau tempuh
dalam mengisi hidup ini (Dengan gembira meluap-luap) sekarang Jum, jalanilah apa yang
telah saya sarankan
JUMENA
Melancong?
SABARUDDIN
Bukan. Yang sebelumnya. Ah, mungkin tadi kau kurang memperhatikan. Begini. Kau pernah
menyaksikan riwayat sekuntum bunga?
JUMENA
Belum
SABARUDDIN
Sama sekali?
JUMENA
Saya tidak begitu tertarik lagi justru setelah saya tinggal di tempat ini
SABARUDDIN
Menyesal sekali. Jum, bangunlah pagi-pagi dan amati secara teliti betapa indahnya kehidupan
yang berlangsung di pekarangan rumah kau. Ada baiknya juga kau memelihara ikan hias.
Sekedar hanya sebagai hiburan saja. Saya kira di sana kau dapat juga merasa ikut bahagia
bersama-sama bunga dan ikan-ikan dalam akuarium
JUMENA
Apa ku juga merasa begitu pasti seperti halnya dokter saya?
SABARUDDIN
Paling sedikit tekanan darahmu akan meluncur turun dalam tempo kurang dari sebulan
JUMENA
Saya harus coba lagi. Saya harap pelancongan saya kali ini yang terakhir dan saya bisa
tentram
SABARUDDIN
Dengan semua itu, Jum, kau akan menikmati buahnya. Mesjid itu akan semakin semarak dan
penuh cahaya. Jemaahnya yang berbahagia akan semakin semarak, anak-anak yang terlantar
itu….
SABARUDDIN
Akan semakin besar dan besar, sehat dan berpendidikan, dan semakin tumbuh dan tumbuh
seperti halnya kuntum-kuntum bunga dan ikan-ikan dalam akuarium, betapa indahnya hidup
JUMENA
Ya, ya…
SABARUDDIN
Tidak lama lagi kau akan dapat menghisap udara pagi kau kembali. Tidak lama lagi kau akan
kembali mengetahui berapa harga sinar surya kala pagi
JUMENA
Saya akan kembali merasakan betapa sejuknya air yang membasahi badan kalau saya sedang
mandi
SABARUDDIN
Suatu pagi, jalan-jalanlah telanjang kaki, nanti kau akan dapat juga merasakan betapa
nikmatnya kaki kita menginjak basah rerumputan dan batu-batu kerikil sementara angina tipis
mengusap-usap lembut hidung dan telinga
JUMENA
Suara apa itu?
SABARUDDIN
Seperti lumrahnya, sehelai daun gugur
JUMENA
Saya kira suatu bom
P. TUA
Huss, jangan terlalu keras. Agan sedang tidur (Keluar)
KAMIL
Kenapa saya suka meramal? Sebab saya suka ilmu kebatinan, alias mistik dan ilmu kejiwaan?
Sebab dunia sekarang sudah berat sebelah
Nah, sekarang inilah peradaban sekarang, kepala terus diisi sementara dada dibiarkan masuk
angina, maka kepala terlampau berat tak dapat lagi ditopang oleh dada. Seperti ondel-ondel
terkena angina puyuh. Maka terhuyung-huyunglah manusia zaman sekarang seperti
pemabuk! Padahal sumber kekuatan hidup sebenarnya ada di sini. Nih (Menunjuk ulu hati)
bukan di kepala seperti kata Jumena. Karena dia sinting!
KAMIL
Naaah! Pidato! Saya ingat lagi sekarang.
JUKI
Bukan di kaki, den Kamil?
KAMIL
Kaki itu sebenarnya tidak perlu lagi kalau orang sudah tinggi ilmunya. Kau percaya bahwa
saya setiap malam pergi ke Mekah? Sukar saya jelaskan. Kau masih kotor. Ini ilmu-ilmu
zaman dulu. Mau bukti? Saya bisa membelah meja ini! (Siap dengan pukulan karate)
JUKI
Jangan den, saying mejanya
KAMIL
Memang tidak perlu. Sifat ilmu itu tidak merusak. Tapi kalau yang memiliki tidak kuat
jiwanya, bisa jadi sinting. Hati-hati memilih kiayi
JUKI
Merokok dulu den Kamil
KAMIL
Tolong menolong itu sifat nabi Nuh!
JUKI
Kata orang, den Kamil dulu…
KAMIL
Orang kaya?
JUKI
Ya
KAMIL
Tidak salah! Saya ini masih keturunan Sunan Gunung Jati tapi lebih cenderung kepada Syekh
Lemah Abang. Kata sementara orang saya ini orang kaya, jadi saya orang kaya. Apa kata
orang sebenranya tidak ada yang salah. Semuanya benar, sebab semuanya berasal dari jiwa. –
Sukma! Sukma! Sukma! – tidak percaya saya ini orang kaya? Bapak saya dulu suka
menggambar, jadi saya masih keturunan pujangga. Kau tahu bahwa saya punya pabrik
minyak kacang? Sawah? Saya punya. Lading? Saya punya. Tambak ikan? Punya. Rumah
saya berderet sepanjang jalan terbesar di kota Cirebon. Took? Tiga buah
JUKI
Istri, den Kamil?
KAMIL
P. TUA
Husss… jangan terlalu bising
EUIS
Makan dulu, Mil. Di dapur
EUIS
Sudah, sudah! Masuk!
2
P. TUA
Sudah waktu makan. Tidak perlu juragan dibangunkan?
EUIS
Jangan. Biarkan. Beberapa hari belakang ini akang mulai kelihatan sakit lagi
P. TUA
Nyai kira juga begitu (Keluar)
3
EUIS
Anda harus menasehati
JUKI
Saya kira memang begitu. Tapi kau juga jangan diam saja
EUIS
Sudah terlalu sering. Tidak pernah mau dengar. Hampir lima tahun saya jadi istri dan hampir
selama itu pula ia tidak pernah mau dengar saya bicara. Saya selalu dituduh yang tidak-tidak,
dikira bersandiwara. Terhadap anda tentu sikap akang lain, setidak-tidaknya dulu akang
pernah tinggal di rumah anda. Saya kira akang merasa bersaudara dengan anda.
JUKI
Kalau saja begitu, tentunya tidak akan sejelk ini. Dia tidak pernah mau percaya sama orang
lain. Itu susahnya. Semua diurusnya sendiri dan semua yang bekerja dia pukul rata sebagai
kuli atau mandor. Dan saya tidak lebih dari mandornya seperti yang lain!
EUIS
Mestinya begitu (Diam) empat tahun sudah. Dia tidak pernah berubah. Dia tidak pernah
percaya bahwa ada orang yang mencintainya sementara dia sendiri tidak pernah bisa
mencintai
JUKI
Percaya kepada saya. Dia diam-diam mencintai kau, tapi dia tidak percaya kalau kau
mencintainya. Dari kelima perempuan yang pernah dia kawini Cuma dua orang yang
sungguh-sungguh dia cintai. Kau dan istrinya yang pertama.
Sampai sekarang saya masih bertanya-tanya kenapa dia menceraikan istrinya yang pertama,
padahal sangat dia cintai lagi seorang perempuan yang berpendidikan tinggi. Beberapa kawan
menduga mungkin karena mertuanya yang mata duitan.
Percayalah Euis, akangmu hanya sangat kesepian. Sampai setua ini keinginannya untuk
punya anak belum terwujud. Saya kira gampang kita maklumi
EUIS
Tapi saya sekarang sedang mengandung, dan saya yakin….
JUKI
Betul, Euis? Kalau begitu selesailah masalahnya. Percayalah, semua akan selesai dengan
sendirinya hanya karena anak dalam kandunganmu itu. Syukurlah Euis saya harap kau lebih
hati-hati
EUIS
Tapi dia tetap tidak mau percaya
JUKI
Kau harus sabar. Tunggu sampai dia sendiri melihat bagaimana anak dalam kandungan itu
semakin membesar dan membesar. Dan kalau dia tetap tidak percaya kau sedang
mengandung, pandangan matanya yang salah atau dia memang tidak pernah percaya pada
matanya sendiri.
Syukurlah Euis. Ah, sebentar nanti saya kira saya pun mulai membicarakan hal itu dengan
dia.
Seperti dongeng saja. Justru setelah hampir seluruh rambutnya putih tiba-tiba akang Jumena
akan punya (Tertawa) akang akan punya anak. Jangan lupa Euis kau harus, harus… lebih
baik kau tanyakan kepada Nyai.
EUIS
Tapi saya pikir
JUKI
Kenapa kau begitu cemas tiba-tiba?
EUIS
JUKI
Saya tidak mengerti maksud kau dan saya sangat heran kenapa…. Atau kau telah berbohong?
EUIS
Berbohong?
JUKI
Kau telah membohongi saya. Kau sebenarnya tidak mengandung?
EUIS
Saya yakin kalau saya sedang mengandung. Untuk apa saya berbohong?
JUKI
Kalau begitu tak ada yang perlu dicemaskan. Percayalah, Euis. Semuanya akan berubah
seketika hanya karena berita gembira ini. Lihatlah nanti. Saya tahu bagaimana caranya
menyampaikan berita ini ke telinga tebalnya itu.
EUIS
Hati-hati…. Jantungnya.
JUKI
Kau memang istrinya, tapi saya jauh lebih mengenalnya daripada kau
4
PADA SAAT BARIS-BARIS TERAKHIR DIUCAPKAN, JUMENA MARTAWANGSA
SUDAH BERADA DALAM RUANGAN ITU. TENTU SAJA MEREKA KAGET
JUKI
Syukurlah, akang bisa tidur nyenyak
EUIS
Tidak lebih baik akang makan dulu?
JUKI
Ya, saya sudah mendahului
5
JUKI
Saya senang akang bisa tidur
JUKI
Cukup sampai di situ aja akang menderita. Sebentar lagi akang melonjak seperti anak kecil
setelah mendengar berita gembira dari saya. Akang tidak perlu lagi terus-terusan mati, tapi
akang akan terus-terusan bersiul setelah akang mau mendengar betapa sebenarnya akang
orang yang paling bahagia di dunia
JUMENA
Kau mau memberitakan kepada saya bahwa Euis sedang mengandung?
JUKI
Akang sudah tahu?
JUMENA
Setiap awal bulan saya bisa memastikan Euis akan mengatakan hal yang sama pada saya
JUKI
Dan akang tetap tidak percaya?
JUMENA
Tiga kali yang pertama saya percaya, tapi setelah itu saya bentak setiap kali dia mengatakan
kemungkinan itu
JUKI
Sekarang pun akang masih tetap tidak mempercayainya?
JUMENA
Saya suaminya, Juki, saya lebih tahu. Bahkan saya lebih tahu kesehatan paru-parunya.
6
P. TUA (Muncul di pintu depan)
Pak Emod minta ketemu, gan. Beliau ada di serambi
JUMENA (gugup)
Beri saya rokok, Juki
JUKI
Saya kira tidak baik untuk….
P. TUA
Boleh pak Emod saya persilahkan kemari, gan?
JUMENA
Bilang saya sedang sibuk merencanakan penutupan pabrik
7
JUKI
Kalau memang sama sekali tidak ada harapan, kenapa akang bersikeras tidak mau mengambil
anak angkat? Saya kira yang akang perlukan adalah seorang anak yang diharapkan kelak
akan melanjutkan usaha-usaha akang. Sudah banyak contoh yang kita saksikan, bagaimana
bahagianya antara keluarga yang memungut anak angkat dan keluarga yang mempunyai anak
kandung sendiri.
JUMENA
Berhenti bicara tentang itu Juki
JUKI
Maaf. Saya hanya….
JUMENA
Saya mengerti, saya laki-laki!
JUKI
Mengenai pabrik….
JUMENA
Kenapa?
JUKI
Kalau terus mereka dibiarkan mogok dan akang tetap diam saja, saya takut perusahaan akang
lama-lama hancur
JUMENA
Saya tidak takut (Diam) saya bisa saja meluluskan permintaan mereka dengan memberikan
tunjangan kesejahteraan kepada mereka. Kemudian, dalam tempo paling lama setengah tahun
perusahaan saya pun segera bangkrut?
JUKI
Kenapa?
JUMENA
JUKI
Saya kira tidak begitu
JUMENA
Orang-orang di sini rupanya hanya terdiri dari usus dan kantung sperma saja, sehingga tidak
bisa berpikir. Sengaja saya kasih mereka gaji lebih besar, dengan harapan mereka punya
kebisaaan menabung sendiri. Tapi yang terjadi mereka justru makin lapar. Dan lagi dengan
system upah semacam itu saya kira bisa sedikit menyederhanakan administrasi kita
JUKI
Beri saja 10 atau 20 % dari gaji mereka sekarang
JUMENA
Lebih baik kamu berhitung lebih dulu, baru memberi saran. Kalkulasikan dulu semuanya
yang betul. Ini bukan sekedar masalah emosional, ini masalah angka. Sebab itu secara dingin
juga saya suruh mereka pilih; gaji tetap atau gaji diturunkan, kemudian baru saya beri mereka
tunjangan. Dengan perbandingan sesuai dengan kebutuhan sekunder mereka
JUKI
Saya Cuma mengajukan jalan tengah. Saya hanya kuatir, lama-lama perusahaan akang
ambruk
JUMENA
Lebih dulu mereka yang ambruk. Saya masih cukup uang simpanan sampai usia saya berlipat
dua
JUMENA
Mereka sendiri yang akan lumpuh
9
SUNYI
JUMENA
Juki
JUKI (Tersenyum)
Saya tidak pernah pikirkan itu. Buat apa?
JUKI
Sekarang saya sedang pikir-pikir
JUMENA
Gila. Berapa umur kau?
JUKI
Empat puluh….
JUMENA
Hampir lima puluh kau!
JUKI
Ya. Barangkali begitulah tepatnya
JUMENA
Kenapa tiba-tiba kau ingin kawin?
JUKI
Mulai capek badan saya. Saya ingin melihat ranjang saya penuh bertumpuk pakaian
perempuan
JUMENA
Lalu?
JUKI
Saya kira memang sudah waktunya, setelah lama saya bertualang. Dan terus terang, saya
begitu ingin berumah tangga, setelah ikut kerja pada akang. Akang tahu dulu saya sangat
bergajul, lontang lantung tanpa tujuan apa-apa. Sekarang saya ingin bekerja keras, rajin dan
cermat menabung. Saya ingin punya anak. Selain itu saya kira umur saya masih cukup
panjang. Siapa tahu? Bukan tidak mungkin saya masih sempat melihat anak saya jadi arsitek
JUMENA
Sekarang umur saya sudah lewat jauh setengah abad, sementara tubuh saya merasa belum
dilahirkan. Saya sungguh tidak tahu bagaimana seharusnya saya hidup. Saya tidak pernah
merasa bahagia. Tapi kalau memang kebahagiaan hanya suatu keadaan senang yang sesaat
mampir dalam hidup, terus terang saya pernah merasakannya. Adakalanya saya senang setiap
kali melihat tumpukan uang saya, terutama belakangan ini. Seolah-olah saya menyaksikan
harga saya dalam tumpukan uang itu. Tapi bagaimanapun saya tidak bisa menghindari bahwa
JUKI
Kenapa tidak akang luluskan kalau bagi akang sama saja?
JUMENA
Ada sedikit bedanya, kalau permintaan mereka saya luluskan, mereka yang akan terhibur.
Kalau tidak, saya yang terhibur. Saya pilih hiburan untuk saya. Cuma inilah yang saya dapat
dari hidup. Kadang-kadang ingin saya baker saja semuanya,
(Tiba-tiba)
tidak begitu, saya akan kembangkan lagi usaha-usaha saya setelah saya benar-benar sehat dan
mereka memahami keputusan saya. Sekedar mengisi waktu sebelum segalanya berakhir. Dan
saya kira saya harus cari hiburan yang lain, karena hidup memang harus begitu kata semua
orang, baik ulama maupun pemabok.
Tidak, saya tidak akan poya-poya seperti dulu, Juki. Bosan! Ah, nanti saya akan cari cara
yang lain. Yang penting sekarang, saya harus menyelamatkan dan mempertahankan seluruh
milik saya.
10
MUNCUL PEREMPUAN TUA
P. TUA
Pak guru, gan
SEGERA SAJA JUMENA MERASA SESAK LAGI. DANS EPERTI BISAA JUKI TIDAK
TAHU MESTI BERBUAT APA KECUALI MEMAINKAN JARI TANGANNYA
SENDIRI. LALU JUMENA MENDENGUS
JUMENA
Suruh saja masuk. Tapi Nyai tidak usah bikin minuman dulu! Lihat keadaan nanti.
JUKI
Lebih baik saya….
JUMENA
Jangan pergi. Di sini saja. Tak ada yang penting. Tidak lama. Kalau perlu saya usir dia.
JUMENA
Tidak. Saya agak sehat sekarang, setelah beberapa hari kemarin saya mulai pusing-pusing
seperti bisaanya
SABARUDDIN
Boleh saya langsung ke persoalan?
JUMENA
Saya kira kalau kau sudah membaca surat saya tak perlu ada pembicaraan ini lagi
SABARUDDIN
Tapi ini bukan sekedar permasalah kau, Jum. Masalah hampir seluruh pemuka-pemuka kota
ini. Saya telah menyusun panitia dan mendatangi beberapa orang penting seperti yang kita
rencanakan. Sungguh tidak bijaksana kau batalkan begitu saja.
JUMENA
Saya bilang, sejak awal bahwa semua rencana itu saya kira mungkin akan menyenangkan
saya, tapi kemudian setelah saya mengeluarkan uang untuk ini dan itu, saya tersadar dan
segera saya pastikan bahwa semua itu tidak menyenangkan saya.
Saya lihat kau memang bahagia, tapi saya tidak dapat hidup bahagia bersama kau. Dengan
demikian tentu saja tidak ada gunanya sedikit pun buat saya
SABARUDDIN
Lalu saya akan letakkan di mana muka saya?
JUMENA
Saya kira kau bisa minta tolong atau menghubungi orang-orang macam haji Bakri
SABARUDDIN
Hasilnya akan sama saja
JUMENA
Memang begitu saya kira, sebab mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan,
sehingga mereka tidak perlu hiburan lain. Saya tidak.
(Setelah diam)
selain itu, ternyata di balik rencana-rencana itu ada pikiran-pikiran dasar yang keliru. Coba
paparkan lagi rencana-rencana itu dan mari kita diskusikan
SABARUDDIN
Rencana-rencana itu mulia sekali, Jum. Kita akan membangung rumah penampungan social
dan kita akan mengadakan pembaharuan mesjid. Maksud kita, kita akan memperluasnya,
mencat pintu dan jendela-jendelanya, mengganti lantai semen dengan ubin-ubin dan juga
kalau mungkin kita berhajat ingin memasang beberapa batang lampu neon di sana.
JUMENA
SABARUDDIN
Saya sendiri
JUMENA
Jelas, jelas suatu pikiran yang keliru. Sangat. Rumah penampungan? Indah sekali! Terbayang
dalam kepala setiap orang yang mendengarnya sebagai suatu surga impian, dimana orang
boleh makan-tidur Cuma-Cuma, dan kemudian orang percaya bahwa yang bernama manusia
hanyalah mahluk yang terdiri dari mulut dan perut semata.
Pikiran keliru, sangat keliru. Saya tahu maksudmu baik tapi keliru, dan karena itu sangat
berbahaya. Sabar, karena begitu besar cintamu pada sesame manusia barangkali, secara diam-
diam dan mungkin tanpa kau sadari kau sedang merencanakan suatu tindakan yang akan
mencelakakan manusia-manusia itu sendiri, terutama generasi yang akan datang.
Kau diam-diam akan mengajar mereka bermanja-manja dan malas! Tidak! Tidak! Kita harus
mengajar mereka berdiri sendiri dengan kedua kaki mereka sendiri umtuk mengembangkan
budi daya mereka sebagai mahluk termulia di bumi Tuhan ini. Juki, ada baiknya kau
berdiskusi di sini.
JUMENA
Perkenalkan dulu, ini Marzuki Kartadilaga, anggap saja adik saya sendiri, pedagang dari
Jakarta (Kepada Juki) dan perkenalkan ini Sabaruddin Nata Prawira, kepala sekolah agama di
sini.
KEDUANYA BERSALAMAN
SABARUDDIN
Enak di Jakarta?
JUKI
Di mana-mana sama saja, asal ada uang (Tersenyum)
SABARUDDIN (Tersenyum)
Dagang hasil bumi juga?
JUKI
Macam-macam
JUMENA
Nah, sabar, sekarang kau boleh bertanya pada Juki bagaimana saya dulu hidup. Barangkali
kau tidak percaya dulu saya juga anak gelandangan alias pengemis
Pikirkanlah, saya dilahirkan di dunia yang kaya raya ini betul-betul telanjang bulat, tanpa
popok dan gurita, nol dalam arti yang sejati.
(Diantara sunyi terdengar lolong seekor anjing. Perempuan Tua muncul membawa
tempolong ludah dan mengganti tempolong di kaki kursi goyang)
SABARUDDIN
Seperti dongeng saja
JUMENA
Ya, karena sekarang, saya kaya raya, tapi coba kalau saya tetap pengemis, tidak akan seperti
dongeng, tapi seperti pemandangan buruk atau bahkan mimpi buruk.
Suatu malam di teras sebuah took di kota Cirebon, tempat bisaa saya tidur, seorang kawan
bercerita bagaimana cina pemilik restoran yang gedungnya besar di seberang jalan, setindak
demi setindak menjadi kaya. Ia bercerita bagaimana cina itu pada mulanya hidup miskin.
Sebelum punya warung, cina itu bekerja sebagai kacung, katanya di sebuah restoran. Dan
sejak itu dia sangat rajin dan cermat menabung, sehingga pada suatu saat uang tabungannya
cukup untuk modal berjualan rokok. Semakin lama semakin cermat ia, sampai pada suatu
hari ia membeli sebuah warung kecil. Seterusnya ia membuka warung nasi Lengko sambil
tetap berjualan rokok.
Dan jadilah ia taukeh restoran terbesar di kota itu. Kalian tahu apa yang saya pikirkan malam
itu?
JUMENA
Di balik sarung kumal, malam itu, saya memutuskan saya harus keras bekerja dan harus
cermat dan rajin. Harus! Dan seperti kau tahu, Juki. Saya kemudian tinggal di rumahmu
sebagai kacung. Mujur untuk saya karena ayah Juki seorang guru yang baik, saya
disekolahkan (diam)
Tapi setahun setelah saya menginjak lantai sekolah guru, Ayah Juki meninggal dan peristiwa
itu memaksa saya harus magang di kantor sekolah saya sendiri, jelasnya membantu-bantu.
JUKI
Beberapa tahun kemudian ibu pun meninggal, juga karena sakit paru-paru.
JUMENA
Ya, saya dengar juga hal itu. Setelah itu kau ke Jakarta
JUMENA
Saya heran kau bisa jadi pedagang
JUKI
Lalu jadi apa?
JUMENA
Tapi ya kau mungkin meniru kebisaaan ibu
SABARUDDIN
Umumnya perempuan berbakat dagang
JUKI
Mungkin
JUMENA
Paling tidak sifat itu tidak berasal dari ayah
JUKI
Ya
SABARUDDIN
Kembali ke soal tadi
JUMENA
Nah, jelas barangkali dulu saya membayangkan manusia itu hanya mahluk yang terdiri dari
mulut dan perut belaka. Tapi sejak memahami cina tadi, kemudian saya menyadari hal itu
tidak benar. Dan sekarang saya yakin manusia adalah mahluk paling hebat! Di samping
punya mulut dan perut dan mata, juga punya kepala dengan otaknya, punya tangan dan kaki
Kalau kau juga mau percaya, saya pernah juga berjualan balon keliling kota. Pendek kata
hidup saya penuh dengan kerja dan kerja. Berpikir dan berpikir, dan sampai sekarang, begitu
kekayaan telah dapat saya kumpulkan, toh saya masih cinta pada kerja. insyaAllah sebelum
saya masuk liang lahat tak hendak saya berhenti bekerja dan berpikir. Lihatlah ke dalam, ke
kamar kerja saya dengan rak-rak bukunya; bahkan saya pun tak hendak berhenti belajar. Ini
hanya satu missal saja dan coba apa jadinya kalau….
SABARUDDIN
Justru itu maksud saya, Jum. Kita akan memberi penerangan dan pendidikan pada
gelandangan-gelandangan agar mereka cinta pada kerja
JUMENA
Gampang sekali itu. Undang dan kumpulkan saja mereka di mesjid dan berikan mereka
penerangan dan pendidikan. Kalau perlu saya yang bicara di mimbar
SABARUDDIN
JUMENA
Di bawah enam tahun, ya. Selebihnya adalah kemalasan. Dan kemalasan adalah kesalahan
mereka sendiri. Kenapa mereka malas? Guratlah tangan saya dan tangan mereka, niscaya kau
akan melihat darah yang warnanya sama; merah!
Sabar, bagi anak di bawah usia enam tahun rumah penampungan itu mungkin ada gunanya
tapi merupakan racun mujarab belaka bagi anak-anak selebihnya. Bahkan merupakan tali
gantungan bagi mereka yang sudah akil baligh. Sabar, untuk hari depan mereka , mereka
harus hidup sebagaimana yang telah saya alami.
Dengarkanlah musik yang paling merdu dalam hidup ini; bekerja dan berpikir. Irama lagu
kerja dan pikiran manusia akan mampu membelah gunung Ciremai menjadi tujuh bukit kecil.
Sabar, kita harus tega terhadap ujian-ujian yang sedang mereka hadapi. Jelas sekarang? Ini
betul-betul masalah prinsip yang harus betul-betul dikaji. Jangan gegabah. Sabar. Niat
membantu itu memang kelihatan gampang , tapi pelaksanaannya? Sepuluh dua puluh ribu
memang apalah artinya bagi saya? Tapi karena prinsip kita bertentangan, tidak mungkin saya
ikut menyokong pembangunan itu. Saya tidak mau terlibat dalam kekhilafan yang besar ini.
Demi Tuhan, tidak. (Pause)
Bukti bahwa cinta itu sukar dimaknakan. (Senyum)
SEBENTAR SUNYI
Tentang mesjid sekarang. Biarkan saya bertanya dulu. Yang dimaksud dengan pembaharuan
apakah pembongkaran dan pembangunan kembali?
SABARUDDIN
Ya, dalam arti yang luas kita akan memperluas mesjid itu dan memperindahnya….
JUMENA
JUMENA
Kalau begitu gampang saja; sebagian besar penduduk di sini sinting dan rusak iman! Ya
Allah, ampunilah hamba. Sebagian ulama, sebagian besar? Allahu Akbar! Saya yakin, saya
yakin. Sabar. Kau sedang terbawa arus megah-megahan dank au tidak sadar. Kau sedang
menghadapi godaaan besar. Sabar. Dan saya yakin sebenarnya kau mengerti sebab kau telah
khatam AlQuran berkali-kali.
Allah tidak mengharapkan pintu-pintu dan jendela-jendela yang bercat meriah; Allah tidak
mengharap lantai dari ubin; Allah tidak mengharap permadani dari Turki; Allah tidak
mengharap lampu neon yang berbatang-batang. Tidak! Allah tidak menghendaki semua itu.
Allah terutama menghendaki hati dan pikiran manusia yang jernih bersemangat lagu kerja.
Ya Allah, ampunilah hamba.
Dengarkan; Materialistis! Janganlah mendahulukan badan daripada hati dan pikiran. Sejelek-
jelek wajah rupa orang yang penting hatinya juga. Seburuk-buruk langgar atau mesjid yang
penting umatnya juga
SABARUDDIN
Tapi bukankah lebih baik hati baik, badan pun baik?
JUMENA
subhanaAllah! Kesempurnaan tidak terletak di sana. Kau mengerti (Berpaling ke Juki) Juki?
(Kembali ke Sabaruddin) tidak! Tidak. Kesempurnaan terletak pada apa yang ada di dalam.
Di dalam! Atau kualitas!!
JUMENA
Saya yakin kau tidak bisa membantah pikiran saya. Sebab pikiran yang saya anut juga
terdapat dalam kepala orang-orang yang baik di seluruh dunia. Termasuk seorang guru yang
bernama Sabaruddin Nataprawira (Menghela napas sambil duduk)
Nah, marilah kita minum
EUIS
Mangga di leueut (Keluar)
JUMENA
Silakan (pada Juki) Kopi, Juki (setelah Juki mengangkat cangkirnya) Kopi di sini tidak kalah
dengan kopi Ambarawa atau bahkan dengan kopi Arabica – kau merokok, Sabar?
SABARUDDIN
Merokok. kretek
JUMENA (Tersenyum)
Kau juga merokok, Juki?
JUKI
Commodore
JUMENA
Sama saja. Oleh karena itu kopi dan rokok sanagt jodoh sekali dengan kita. Kafein bisa
memperlemah nikotin, kata orang. Saya kira benar. Kita sama-sama tahu dari surat kabar,
bahwa rokok bisa mengakibatkan kanker, sementara kopi pantangan untuk si penyakit
jantung.
Tapi kalau keduanya bertemu akan menyebabkan keadaan netral (Tersenyum) Saya sangat
terhibur oleh keganjilan-keganjilan ini.
JUMENA (Geram)
Saya juga heran kenapa Anda tidak segera menjelaskan bahwa rencana pembangunan mesjid
akan menyangkut saya punya tanah
SABARUDDIN
Say kira Anda sudah mengerti sendiri tentang hal itu
JUMENA
Kalau Anda beranggapan begitu, sebaliknya saya menganggap perlu menjelaskan panjang
lebar kenapa saya menolak rencana-rencana itu
SABARUDDIN
Tapi, bagaimanapun, sekarang mang Jumena tahu , saya bukan orang yang cepat putus asa
untuk meyakinkan seseorang. Memang sejak lama saya mendengar orang mengatakan bahwa
mang Jumena adalah seorang a-sosial, sementara semua orang tahu di daerah ini hanya Bapak
Jumenalah yang paling kaya
JUMENA
Dan bagaimanapun sekarang, kau betul-betul tahu bahwa saya bukan seperti apa yang
dibayangkan orang. Saya punya prinsip
SABARUDDIN
Tapi setidaknya mang Jumena bisa lebih berperasaan tentang segala rencan yang mulia itu.
Sama sekali saya tidak menduga bahwa mang Jumena sampai hati mencerca sedemikian
rupa semua rencana itu.
JUMENA (Meluap)
Apakah orang akan mengharap….
JUKI (Kikuk)
Saya kira sebaliknya…..
JUMENA
Tidak, Juki. Saya perlu saksi. Saya minta kau mendengarkan semua ini dengan obyektif.
saya percaya sauadara Sabar pun mengerti bahwa berbicara atau menuduh tanpa fakta adalah
sangat berbahaya. Saya a-sosial? Saya sungguh tidak tahu cara kau berpikir. Dengarlah, apa
kekurangan saya sebagai seorang muslin? Atau seseorang yang hidup di suatu masyarakat?
Setiap Jumat saya memberi sedekah kepada orang-orang miskin yang berbondong-bondong
datang kemari. Dan setiap hari raya Idul Fitri saya tidak lupa mengirimkan zakat fitrah.
SABARUDDIN
Maaf, mang Jumena bisa membuktikan semua itu?
JUMENA
Apa harus saya ulangi lagi bahwa saya dilahirkan di dunia yang kaya raya ini hanya dengan
bekal nol? Bangun dan berdiri dengan kaki sendiri? Sesudah enam tahun usia saya, tak satu
tangan pun yang menunjang hidup saya kecuali tangan Jumena Martawangsa sendiri. Maka
saya yakin apa yang telah dapat saya kerjakan dapat juga dikerjakan oleh siapa saja
SABARUDDIN
Saya kira hal itu kebetulan….
JUMENA
Kebetulan? subhanaAllah! Kita orang beragama tidak mengenal istilah kebetulan! Semua,
apa saja, hanyalah karena asma Allah.
Dan apakah saya dibedakan Allah dari yang lain? Tidak! Apakah saya Nabi!? Bukan! Saya
Jumena Martawangsa, tak kurang dan tak lebih manusia normal, sama dan sebangun dengan
Miska si tukang air yang bisaa mengisi kolam air mandimu.
Barangkali juga kau ingin tahu kenapa saya katakan rencana itu hanya akan menghasilkan
kesia-siaan? Jelas, rencana yang kau anggap mulia itu hanya mulia dalam pikiranmu.
Dapatkah kau menjelaskan secara terperinci rencana-rencana itu? Kau hanya punya rencan
global. Coba jawab, darimana akau kau dapat secara kontinyu dana untuk kelangsungan
penampungan itu? Sudah kau pikirkan itu? Saya yakin belum. Nah, apa artinya? Yang jelas
rumah penampungan itu dalam masa dua tahu akan berubah menjadi rumah hantu yang
penuh sawang debu. Dan sekarang akui saja bahwa Anda termasuk orang yang hanya ingin
menang dalam sejarah, yang hanya ingin mengatakan bahwa manusia mesti mencintai
sesamanya.
Tapi saya ingin membuktikan bahwa yang dibutuhkan orang-orang di sini, bangsa kamu
adalah semangat kerja dan berpikir dan bukan rasa kasihan. Maaf, kalau saya terlalu kasar,
tapi saya selalu tidak bisa menahan diri setiap kali membayangkan bangsa kamu.
KAMIL
SABARUDDIN
Saya kira sudah waktunya untuk mohon diri. Saya minta maaf karena saya bertemu sampai
larut malam
JUMENA
Tidak apa. saya suka berdiskusi. Sekali lagi Anda harus pikirkan seratus kali lagi semuanya.
dan camkan bahwa pikiran….
SABARUDDIN
Ya,ya, ya.
11
JUMENA
Jelas bukan? ini persoalan prinsip. Kau tahu, Juki Begitu sampai di rumah ia akan ia akan
ikut mengusilkan bahwa Si Jumena makin medit, si kikir yang pelit, akik, bakhil, cetil…..
Boleh! boleh saja semua orang di sini meneriakkan dengan lantang semua sebutan dan
sindiran itu. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi orang-orang bodoh dan malas itu?
Bangsat semua. apa yang mau diandalkan mereka? Gotong Royong? Saya tidak pernah
membayangkan apa-apa tentang orang-orang di sini. Kecuali seperti abrisan perempuan-
perempuan yang bergotong royong mencari kutu. Katakan….
12
KETUKAN PADA PINTU
JUKI
Masuk!
TIDAK ADA SAHUTAN. TIDAK ADA YANG MUNCUL. LALU KETUKAN LAGI
JUGA TAK ADA SAHUTAN. JUGA TAK ADA YANG MUNCUL. LAGI KETUKAN
ITU SEHINGGA MENYEBABKAN JUMENA KETAKUTAN. SEGERA JUKI PERGI
KELUAR. KELIHATAN JUMENA SEMAKIN KETAKUTAN DI RUANG TENGAH
YANG LENGANG ITU. JUKI JUGA TAK HABIS PIKIR KETIKA KEMBALI MASUK
JUKI
Tidak ada siapa-siapa
JUKI
Saya yakin tidak ada siapa-siapa. Mungkin….
P. TUA
Siapa sih? (Dari dalam)
Siapa?
JUKI
Tidak ada siapa-siapa
KAMIL
Saya yang ngetok dari belakang. Eksperimen
(Jumena menggeram kesal sementara juki cuma tersenyum. tapi Nyai mengumpat)
P. TUA
Maen-maen!
KAMIL
Ada kabar penting untuk agan Jumena Martawangsa
Istrimu serong!
JUMENA
Hah? Kurang ajar!
KAMIL
ORang kaya selalu kurang ajar!
Apa agan tidak percaya? Percayahlah pada fakta. Dan berita ini dari sumber yang layak
dipercaya. apa agan juga memerlukan sumber berita itu?
Euis, Euis! keluar, Euis! Suamimu tidak percaya bahwa kau seorang istri yang suka serong!
MUNCUL EUIS, BERANG DAN JUKI MAKIN TIDAK ENAK HATI BERADA DI
SANA. JUMENA BELUM TAHU HARUS MELAKUKAN APA. NAPASNYA NAIK
TURUN PENDEK-PENDEK
EUIS
Kurang ajar! Jangan bicara sembarangan ya! Sinting!
KAMIL
Bicara sembarangan? hak orang kaya, bukan! Bicara sembarangan! serong! Dikutuk Nabi
Hidir kamu!
EUIS
Setan, tutup mulut kamu!
KAMIL
sayabmenutup mulut? saya membungkam kebenaran? Kalau saya menutup mulut, maka
berarti kejujuran telah tamat riwayatnya. Atau kau mau menyuap? Kau lupa Tuhan tidak bisa
disuap?
EUIS
Jangan diam saja, akang. lakukan sesuatu!
JUKI
Kamil, keluar!
EUIS
KAMIL
Hampir saja kau berbuat keliru, Euis. Yang mesti kamu pukul bukan kepala yang briliyan ini
tapi kepala yang itu (Menunjuk Juki)
EUIS
Biadab!
KAMIL
Biadab! apa itu nama orang kaya?
KAMIL
Filsuf tidak memerlukan kepala
EUIS TAK TAHAN LAGI, DILEMPARNYA KAMIL DENGAN ASBAK, DAN KAMIL
TERUS LARI SAMBIL MENGOCEH. DAN SETELAH PENTAS JADI KACAU
KARENA KAMIL TERUS BERPUTAR-PUTAR DIKEJAR EUIS, LALU TERJADI
KEKAUAN ANTARA JUKI DAN JUMENA
JUMENA
Persis dugaan saya. tapi kenapa bangsat itu melapor justru saat kedua ekor binatang ini ada di
sini
JUKI
Saya keluar sebentar, akang
JUMENA (Sendiri)
Tapi kalau memang mereka bersungguh-sungguh, kalau laporan si gila itu benar, kenapa Euis
dan Juki tidak minggat saja dari rumah ini? (Diam) Semuanya menyembunyikan kuku
sementara bibir mereka mengulum senyum
SETELAH TADI MENYAPU KERINGAT PADA WAJAH DAN LEHER JUMENA LALU
PEREMPUAN TUA MENINGGALKAN LELAKI TUA ITU
13
EUIS MUNCUL. LAMA TIDAK ADA PERCAKAPAN
EUIS
JUMENA
Hmmm?
EUIS
Akang percaya?
JUMENA
Kenapa mesti dipusingkan?
EUIS
Euis takut
14
DETAK-DETIK LONCENG KERAS SEKALI. KADANG MENJELMA SUARA TITIK
AIR
JUMENA (Terpejam)
Bangsat!
SUARA DUA EKOR ANJING. MUNCUL JUKI, LANGSUNG MERANGKUL EUIS DAN
MENCIUM RAMBUT EUIS TEPAT DI UBUN-UBUN.
EUIS
besok dia akan menceraikan saya
JUKI
Kenapa?
EUIS
Dia seperti berada di ujung beribu-ribu pisau dan berusaha untuk menghindarinya. dia takut
harta-hartanya akan jatuh ke tangan saya apabila ia mati dan ia tidak rela hartanya jatuh ke
tangan orang lain
JUMENA
Kejadian seperti ini mungkin dan tidak mungkin
JUKI
kalau begitu sekarang kau yakin pada apa yang telah saya katakan, bukan? rasakanlah baik-
baik dendammu itu. saya tahu sekali kau sedang berdendam. dari dendam kau bisa tarik
bayangan hari depanmu yang amat menakjubkan
EUIS
saya belum pernah merasakan seperti ini. juga saya tak pernah bisa dendam sebegini
hebatnya. tapi saya tak bisa melenyapkan kebimbangan ini
EUIS
keluarga saya keluarga baik-baik
JUKI
Apalagi keinginanmu? Semuanya akan berlangsung dengan lancer hanya dalam waktu
beberapa menit. Aku tahu benar apa kehendakmu. Aku hanya membantumu agar kau lebih
berani
Ingatlah Euis, besok kau akan dicerai. Apakah kau masih tega ikut menghabiskan lagi
makanan yang yang sangat sedikit di rumah orang tua mu itu? Ambilah racun itu!
EUIS
Kenapa dengan racun?
JUMENA
Tembak saja! Tembak saja, bangsat!
(Euis Menembakkan Pistol Itu Beberapa Kali Lalu Lari Bersama Juki)
15
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA ALAT KOMPRES. LONCENG
BERDENTANG. JUMENA MENJADI TENANG DENGAN KOMPRES ITU
P. TUA
Kalau saja agan mau berdoa
JUMENA
Saya sangat capek
P. TUA
Agan terlalu keras bekerja, agan tidak pernah istirahat
Saya hampir tidak percaya ada orang yang tidak pernah berbahagia, apalagi orang yang
seperti agan. Saya juga sebatang kara. Suami saya sudah lama mati dan anaks aya satu-
satunya pergi tidak pernah berkabar lebih dari sepuluh tahu. Memang saya merasa sepi dan
sedih, tapi setiap kali saya masih bisa merasa bahagia kalau saya sedang melakukan sesuatu
untuk orang lain. Saya bahagia melihat orang lain bahagia . dan saya tidak habis mengerti
kenapa ada orang yang tidak bahagia
JUMENA
Saya sangat sepi. Saya tidak pernah punya anak. Saya selalu bertanya untuk apa segala hasil
keringat saya selama puluhan tahun ini?
P. TUA
Kenapa agan tidak percaya Euis sedang mengandung?
JUMENA
Sudah empat puluh tujuh kali ia bilang begitu, dan ini yang ke empat puluh delapan
P. TUA
Tapi bukan tidak mungkin kali ini benar
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin. Saya betul-betul sendiri di dunia ini
P. TUA
Maaf, gan. Apa tidak sebaiknya agan mengambil anak angkat?
JUMENA
Tidak! Saya pun tidak tahu kenapa. Tapi saya tidak mau
P. TUA
Agan kelihatan mulai mengantuk
JUMENA
Rasanya begitu
P. TUA
Bagaimana kalau agan mencoba tidur di dalam?
JUMENA
Saya coba
P. TUA
Ada apa, gan?
KAMIL
Nah, sekarang kuliah kita lanjutkan. Ini adalah manusia. Ini kepalanya, ini kakinya. Ini adalah
manusia yang jelek proporsinya. Kepalanya lebih besar daripada dadanya. Dan perutnya jauh
lebih besar lagi.
Jenis ini adalah jenis yang paling dekat dengan kera. Kalau ia terus berbiak dan beberapa
tingkat lagi niscaya ia akan menajdi kera. Nah sekarang jelas kekeliruan radikal teori Darwin.
Bukan manusia berasal dari kera. Tapi kera berasal dari manusia
Kiamat. Ternyata kiamat lebih cepat daripada perkiraan ahli meteorology. Saya datang,
Tuhan. Halo sahabatku (Keluar)
JUMENA
Lampu! Lampu!
P. TUA
Lampu seluruh kota mati gan
JUMENA
Kurang terang! Kurang terang! Bawa dua atau tiga lilin dan letakkan di sini! Jendela buka!
Semua! Nyalakan petromak!
(Ketika jumena mengacungkan pistolnya, lalu euis muncul membawa dua lilin. dan muncul
lagi perempuan tua membawa yang lain. di suatu sudut jumena mengawasi sekitar.)
Saya tidak mau kecurian. Saya tidak mau mati dalam keadaan gelap seperti ini. Selain itu
saya tidak bisa membedakan apakah saya masih hidup atau tidak dalam kegelapan yang
keparat ini.
Saya hampir tidak bisa bernapas. Kegelapan seperti menyumbat hidung dan mulut saya
dengan kain lakan hitam yang bau. Oh, kalau saja kegelapan ini berdaging akan saya tembak
dahinya
17
EUIS
Akang
Akang susah
JUMENA
Puncak dari susah kalau orang sedang memikirkan kematian padahal orang itu belum
bersedia mati
EUIS
Selalu pikiran tentang itu. Pikiran yang sangat ngeri (Menggigit bibirnya)
JUMENA
Tapi memang begitu. Lebih lima-enam puluh umur akang barangkali. Hampir lima tahun lalu
kita bersanding jadi pengantin. Ngeri sekali di rumah ini, pada malam-malam seperti ini, tiba-
tiba berpikir tentang mati. Padahal baru saja akang kembali meyakini bahwa yang penting
dalam mengisi hidup adalah kerja, berpikir dan kerja. Tiba-tiba akang berpikir tentang
mati….
Akang sedang berpikir seandainya akang mati ketika sedang duduk di kursi itu, padahal
seorang anakpun belum punya. Enam tahun berumah tangga
EUIS
Hampir lima tahun akang
JUMENA
Semakin tua, terasa roda waktu seperti roda raksasa, berputar dan bergemuruh dalam senyap
dan gaib, tanpa kita bisa melihat sebab begitu cepat bagaikan kilat. Kalau saja ada satu atau
dua anak kita, tak akan lembab rumah ini
EUIS (Ragu-ragu)
Akang
Mungkin…..
EUIS
Mungkin….
JUMENA
Sudah lebih dari cukup kau mengatakan ini. Kau akan mengatakan kau sudah berisi dan
minggu depan kau diam-diam haid
EUIS
Sejak gadis dulu, Euis memang bisaa telat, akang. Tapi kali ini Euis merasa yakin. Sudah
hampir dua bulan Euis tidak haid. Nyai juga berani memastikan. Dan kalau akang mau besok
kita sama-sama pergi ke dokter
JUMENA
Lebih baik kau diam. Kalau benar kau hamil, lahirkan saja.
(Hening)
Tiba-tiba badan saya berkeringat seperti ada yang meremas-remas di dalam. Aneh sekali
perasaan saya belakangan ini
EUIS
Kenapa, akang?
JUMENA
Saya tidak punya anak (Memejamkan matanya) tidak satupun suara anak-anak dalam rumah
ini. Badanku akan terkantuk-kantuk di situ dengan pernafasan yang sesak, tua dan tanpa
seorang anak.
EUIS
Akang selalu menyesali rumah ini, Euis jadi sedih
JUMENA
Saya hanya bertanya kenapa semua ini terjadi?
18
MUNCUL SABARUDDIN NATAPRAWIRA
JUMENA
Sabar….
SABARUDDIN
JUMENA
Tidak begitu. Sabar. Kau kira saya tidak mengerti kenapa saya tidak atau belum punya anak?
SABARUDDIN
Berapa kali kau beristri?
JUMENA
Tiga kali
EUIS
Empat kali, akang
JUMENA
Ya, empat kali
SABARUDDIN
Semua subur?
JUMENA
Semua perawan. Subur seperti hutan
SABARUDDIN
Nah….
SABARUDDIN
Kalau kau ma terus mengusut persoalan itu dan mau jujur, kau akan mendengar firman itu.
Setiap detik Tuhan berfirman pada mahluknya
JUMENA
Jangan bawa-bawa firman. Ini bukan apa-apa. Ini hanya masalah nasib sial
SABARUDDIN
Tapi toh mang Jumena selalu mengeluh….
JUMENA
“Terkantuk-kantuk, tua dan sepi”
SABARUDDIN
Kalau saja kau mau berdoa
JUMENA
SABARUDDIN
Selalu kau hanya bertanya dan bertanya dan bertanya…..
JUMENA
“Untuk apa, untuk siapa semua ini?”
SABARUDDIN
Akan terus bertanya dan bertanya sementara berjuta-juta pertanyaan berbaris di belakangnya
JUMENA
Cukup. Saya tidak memerlukan kamu lagi
SABARUDDIN
Saya akan pergi tapi saya akan selalu datang lagi karena sebenarnya kau memerlukan saya
JUMENA
Kadang saya geram mendengar lolongan anjing seperti itu
EUIS
Akang
JUMENA
Kenapa?
EUIS
Kalau memang akang saying pada Euis. Tak usahlah akang memikirkan yang tidak-tidak.
Bukankah akang tidak sendirian di rumah ini?
JUMENA (Tersenyum)
Ya, memang. Kaulah satu-satunya orang yang mengisi ruangan ini
EUIS
Euis sangat saying pada akang. Sanagt amat sayang
JUMENA
Tentu saja kau sangat saying sama akang. Kalau tidak, masa kau mau tinggal di sini selama
hampir lima tahun
EUIS
Betul, akang. Kalau tidak ada akang di dunia ini entah bagaimana rasanya hidup ini
EUIS
Tentu saja betul. Kalau tidak, masa Euis mau tinggal sama akang selama hampir lima tahun
JUMENA
Keliru saya. Sebenarnya saya ini bahagia tapi saya tidak tahu
EUIS
Akang
JUMENA
Hm?
EUIS
Tidak usah merisaukan kematian lagi
EUIS
Apa akang menganggap Euis tidak ada?
JUMENA (Tersadar)
Maksudmu?
EUIS
Bukankah apa saja yang akang perbuat untuk Euis?
JUMENA
Kenapa kau bertanya begitu?
EUIS (Heran)
Kenapa?
EUIS (Takut)
Akang
Kenapa akang?
JUMENA
Aku melihat mata ketiga istriku yang dulu dalam pandangamu. Jelas. Tidak! Jangan kau
berpikir semacam itu. Kenapa kau bertanya begitu? Kenapa? Jawab singkat!
EUIS
Euis tidak mengerti akang
JUMENA
Ingatlah, geulis! Kau kukawini bukan untuk memindah hak hartaku. Sekarang kau bertanya
persis seperti yang telah ditanyakan oleh ketiga istriku yang dulu. Tidak! Tidak! Kau kira
dengan kedudukanmu sebagai istriku kau bisa merebut hartaku? Hartaku yang telah
kukumpulkan dengan seluruh keringatku yang sekarang sudah hampir kering ini? Semua
perempuan mata duitan!
EUIS
Siapa mau merebutnya, akang? Euis tidak mengharapkan semua itu sama sekali. Euis hanya
mengharapkan cinta akang. Tidak percayakah ada orang yang hanya membutuhkan cinta?
JUMENA
Aku pun membutuhkan cinta selama hidup, tapi yang kudapat hanya orang-orang semacam
kau yang berniat merebut hartaku
EUIS
Percayalah, akang tidak akan pernah bisa dicintai selama akang tidak pernah mau dicintai.
Jangan lanjutkan pertengkaran ini, akang. Euis tidak ingin akang tinggalkan. Dan biar akang
lega, tulislah sekarang surat wasiat akang dan jangan sebut-sebut nama Euis, juga jangan
anak dalam kandungan ini (Menangis keras)
Akang, lebih baik kita berbicara yang lain. Euis minta maaf kalau memang Euis salah tadi.
EUIS
Iya akang. Pijit akang? (Euis memijit Jumena)
JUMENA
Seorang istri memang seharusnya bersikap begini. Saya lebih senang mendengar pertanyaan
soal-soal dapur daripada soal-soal harta (Tersenyum tiba-tiba) piker-pikir, kita ini sebenarnya
sangat bahagia
EUIS
Bahagia, akang. Seumpama merpati terbang berduaan diangkasa luas dan mampir ke pohon-
pohon berbunga
JUMENA
Nanti dulu! Aku selalu curiga setiap nasib baik yang jatuh tiba-tiba. Aku merasakan sesuatu
kebahagiaan yang ganjil malam ini. Rasanya dilebih-lebihkan seperti dalam lakon-lakon film
EUIS
Ada apa lagi akang?
JUMENA
Tidak!
EUIS
Akang?
JUMENA
Untuk apa, untuk siapa?
EUIS
Apakah kita akan bertengkar lagi, akang?
JUMENA
Malam ini mungkin, tapi besok dan seterusnya kita tidak akan pernah lagi. Coba jawab;
bagaimana seandainya aku tiba-tiba mati malam ini?
EUIS
Gustiku, bagaimana aku mesti berkata. Tentu saja Euis akan sangat berduka dan bukan tidak
mungkin Euis akan pingsan
JUMENA
JUMENA
Tidak. Aku mengerti sekarang mengapa kau tiba-tiba merubah sikap dengan sikap gembira
yang dibuat-buat. Jelas. Aku sebatang kara di dunia ini. Kalau aku mati, maka warisan
seluruhnya jatuh ke tangan mu yang lentik itu.
EUIS
Akang, bunuhlah saya, kalau saya berpikiran seburuk itu
JUMENA
Tidak. Tidak. Siapapun tidak berhak atas hartaku kecuali Jumena Martawangsa yang telah
memeras keringat selama lebih empat puluh tahun. Aku harus merasa aman, hartaku mesti
aman. Kalau begitu kita harus cerai!
EUIS
Akang!
19
TIBA-TIBA WARYA DAN BEBERAPA LELAKI MASUK
WARYA
Gan, pabrik terbakar, gan!
JUMENA
Ha?
WARYA
Terbakar!
LELAKI
Pabrik tenun, gan!
EUIS
Gusti
JUMENA
Ini pasti setan bajingan
20
P. TUA
Hanya dengan tidur….
LAYAR
BAGIAN KETIGA
1
SUASANA BEGITU KAKU SEHINGGA RUANG-RUANG RUMAH TUA ITU SEPERTI
MEMBEKU. KELIHATAN JUMENA MENAHAN DIRI BEGITU RUPA SEHINGGA
TAMPANGNYA YANG TUA SEMAKIN BERTAMBAH TUA. SEBALIKNYA JUKI
MENCOBA TETAP BERSIKAP SETENANG MUNGKIN MESKI IRAMA NAPASNYA
NAMPAK TIDAK TERATUR. ASAP ROKOK DARI MULUTNYA IKUT
MENCIPTAKAN KESAN KETEGANGAN ITU
JUMENA
Sekarang kau sudah cukup punya uang, sudah cukup segala-galanya. Kau mulai bertingkah
seakan-akan kau lebih pintar dan lebih tua dari saya. Apalagi yang mau kau katakan?
Nasihat? Apa semua orang mengira pikiran saya sudah tidak waras? Apa seluruh yang saya
piker dan saya perbuat tidak satu pun yang betul? Semuanya hanya kumpulan dari segala
kesalahan?
Karena dulu keluargamu telah menerima saya sebagai kacung, karena dulu kebetulan ayah
ibumu telah menolong saya, menyekolahkan saya, maka saya coba menolong kau.
Jangan mungkir, ketika pertama kali kau datang kemari kau telah mengaku sebagai pedagang
besar dari Jakarta, padahal kau tak lebih dari makelar kecil. Juki, tidak gampang saya mau
menolong orang. Tapi apakah akrena itu lalau saya mengharap supaay kau berterima kasih
pada saya? Tidak. Buat apa? Saya hanya minta kau laksanakan tugasmu dengan baik sebagai
kurir dan tidak usah kau kut campur urusan saya yang lain. Apalagi yang bersifat pribadi.
Begitulah Juki saya minta kau maklumi ini.
JUKI
Memang saya tidak bisa memungkiri akang telah banyak menolong saya. Juga saya akui saya
akan tetap lontang-lantung kalau saya tidak datang ke rumah ini. Terus terang usia saya yang
tinggal sedikit ini telah akang selamatkan sehingga saya menjadi hidup kembali, cinta
bekerja, cinta berpikir.
JUMENA
Jangan sentimental. Itu tidak penting. Saya tidak bermaksud mengungkit-ungkit. Lagi orang
lain tidak mustahil bisa menolong kau atau memberi pekerjaan kau lebih dari saya. Saya
hanya minta supaya kau bisa membatasi diri. Percayalah, semua soal akan dapat saya
selesaikan dengan baik dan semuanya sudah saya hitung dengan cermat. Semuanya hanya
soal-soal sepele. Sudah cukup pengalaman saya menghadapi persoalan tetek bengek
semacam itu
JUKI
Kesalahan saya tadi, memang karena seolah-olah saya bersikap seperti saudara. Baiklah,
sekarang sebagai kawan saya ingin mencoba memberi saran kepada akang
JUMENA
Empat kali sudah saya beristri! Karenanya tidk usah kau memberi saran apapun kepada saya.
semua perempuan sama ukurannya, materialistis! Kau belum beristri, kan Juki? (Juki hanya
menghisap napas) Nah, coba Juki apa yang akan kau perbuat menghadapi perempuan-
perempuan macam istri saya? Saya yakin kau akan melakukan persis seperti apa yang saya
lakukan berkali-kali. Saya coba mencintai mereka, saya kawini mereka, saya beri apa yang
seharusnya mereka miliki, lalu tiba-tiba mereka mau merebut hak atas harta saya. Betul-betul
tidak punya rasa terima kasih.
JUKI
Setelah ini akang akan kawin lagi?
JUMENA
Tergantung keadaan. Tapi bosan saya
JUKI
Dan Euis?
JUMENA
Biarkan dia berkubang dalam rumah orang tuanya yang sombong itu
JUKI
Akang seharusnya percaya betapa Euis mencintai akang. Sudah hampir lima tahun akang
berumah tangga dengan dia
JUMENA
JUKI
Akang jangan berdusta, sebenarnya akang sangat mencintai Euis
JUMENA
Tidak. (Diam) Buat apa?
SUNYI
JUKI
Saya yakin akang tidak begitukan Euis. Say abaca mata akang, akang sangat membutuhkan
dia. Saya percaya suatu ketika akang akan menyusul dia
JUKI
Selama ini akang hanya dilimbur buruk sangka
JUMENA
Tuhanku, bendunglah amarah saya
JUKI
Saya tahu betul keadaan akang. Kalau akang percaya, saya pun sangat mencintai akang.
Terus terang saya akui, akang punya cita-cita yang sehat. Dengan rencana perluasan usaha-
usaha akang secara tidak langsung akang mengajak penduduk daerah ini rajin dan lebih keras
bekerja. Saya pun tahu bagaimana sebagian orang justru mencemooh akang sebagai
pengusaha yang kikir. juga saya tahu betapa banyak orang menaruh dengki pada akang.
Karena begitu saya…
JUMENA
Nah, kau ucapkan sendiri. Dengki. Itulah sifat semua orang
JUKI
Selalu akang begitu. Tidak semua orang jelek, akang. Percayalah, dengan prasangka-
prasangka buruk akang selama ini, akang sedang menghancurkan diri akang sendiri. cobalah
bercermin, nanti akang tahu betapa prasangka telah melipatkan usia akang
JUMENA
Kalau kau pernah memeras keringat selama empat puluh tahun, kau akan mengerti bahwa
orang menjadi tua karena kering ludas energinya
JUKI
Betul, tapi akang akan tampak lebih muda sekiranya tanpa prasangka
Anda lihat sendiri dia tidak bisa berkutik. Bisakah Anda juga menyarankan agar saya
mempercayai lelaki itu?
JUKI
Betul-betul akang dikuasai pikiran-pikiran jelek saja. Apakah saya gila, maka mencintai istri
akang? Apakah saya orang yang tidak tahu terima kasih maka saya merebut istri akang?
JUMENA
semuanya kau ucapkan sendiri. Siapa yang menuduh bahwa kau berniat merebut istri saya?
Saya hanya mengatakan bahwa kau mencintai istri saya. Dan ini mungkin saja. Apakah aneh
kalau mencintai seorang perempuan yang sudah bersuami? Tidak, Juki. Kau tidak bisa terlalu
lama menyembunyikan perasaanmu
JUKI
Untung saya sudah siap menghadapi segala prasangka. Sebentar lagi akang pun akan
mengatakan yang lebih dari itu
JUMENA
Tentu saja kau siap, akrena semuanya sudah ada dalam diri kamu sendiri. Prasangka!
prasangka! Apakah kau bisa mengelak kalau semuanya saya utarakan blak-nblakan di sini?
Coba jawab, apa yang terjadi setiap kali saya pergi ke Tasikmalaya atau ke tempat-tempat
lain?
JUMENA
Selalu kau mendahului. Ya! Dan apa yang terjadi di gudang kacang setiap malam pada jam-
jam dinihari? Bagaimana Euis bisa hamil tanpa mengadakan hubungan gelap?
JUKI
Darimana akang dapat cerita-cerita seram seperti itu? Saya kira seorang tidak waras telah
meniupkan fitnah ke telinga akang
JUMENA
Lagi kau akui sendiri. Ya! Si sinting Kamil yang menceritakan itu semua. Sengaja, sejak
lama saya suruh dia mengawasi semua orang termasuk istri saya dan kau
JUKI
Tuhanku, dan akang bisa percaya pada orang semacam itu?
JUMENA
JUKI
Akang sudah keterlaluan!
JUMENA
Kamu yang keterlaluan. Sudah saya beri pekerjaan dengan gaj besar dan tempat tinggal
Cuma-Cuma di sini, kamu masih juga merencanakan niat busuk di belakang punggung saya.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar berniat akan memperistrikan Euis kalau suatu ketika Euis
sudah jadi janda. Sebab itu kau keras mendesak agar saya jangan menceraikan Euis. Saya
juga tahu kau sedang mempercepat saat itu.
Jangan mungkir. Kau dan Sabar sedang menyiapkan kubur buat saya. betul-betul air tuba
JUMENA
Karena kau tersinggung?
JUKI
Akang, sebelum terlambat, bersihkanlah akang dari segala prasangka itu. akang sudah tua
JUMENA
Jangan kau beri saya sugesti seperti itu. Saya tidak akan lembek oleh sugesti-sugesti kasar
seperti itu, bahkan saya akan merasa bertambah muda setiap hari (Tersenyum) Saya tidak
tahu persis berapa umur saya
JUKI
Selama tahun-tahun terakhir ini akang sendiri merasakan kesehatan akang semakin mundur.
Sekali lagi saya sarankan, agar akang jangan terlalu keras dan pendek piker. tidak semua
orang sama seperti akang! Tidak semua orang suka berprasangka buruk seperti akang! Tidak
semua orang pahit seperti akang! Tidak semua orang melakukan apa yang dulu akang
lakukan; suka main-main perempuan. menghabiskan usia yang tinggal beberapa detik in lebih
baik kita….
JUMENA
Sudahlah! jangan kau obral kata-kata palsu itu!
JUKI
Sekali pun begitu, saya tetap berterima kasih pada akang. Saya harap, kalau suatu ketika kita
jumpa, saya sudah punya seorang anak dan istri yang mau memelihara saya
JUMENA
2
TAK ADA SUARA. MUNCUL SEORANG LELAKI KEMBARAN JUMENA, TETAPI
SANGAT TUA DI BALIK LONCENG. SEBENTAR BERTATAPAN DENGAN JUMENA.
MEREKA SEPERTI SEDANG MERUNDINGKAN SESUATU LEWAT PANDANG
MATA. SETELAH ORANG ITU MENGANGGUK DAN JUMENA MENGGELENG, DIA
KELUAR
3
PEREMPUAN TUA MUNCUL MEMBAWA TEMPOLONG LUDAH DAN MENGGANTI
TEMPOLONG DI KAKI KURSI GOYANG. SETELAH ITU IA MELANGKAH TETAPI
BERHENTI DI PINTU
P. TUA
Tinggal kita berdua
JUMENA
Kata orang, dulu saya pernah digendong oleh seorang perempuan tua
P. TUA
Kapan?
JUMENA
Dulu, jaman normal, kata orang
P. TUA
Ketika agan kecil?
JUMENA
Perempuan tua itu menggendong saya, membawa saya kemana-mana, menjelajahi seluruh
pojok kota
P. TUA
Kenapa?
JUMENA
Minta-minta, ngemis
Ini bukan lelucon, ini riwayat hidup saya. Kata orang. Tapi, kalau ternyata memang lelucon,
maka jelas hidup juga suatu lelucon yang pahit. Saya betul-betul sendiri di dunia. Kadang-
Bahkan saya pun tidak tahu kenapa saya bernama Jumena. Saya selalu merasa geli kenapa
dulu saya perlu menambah nama itu dengan Martawangsa. Apa maksud Tuhan dengan semua
ini?
4
MUNCUL EMPAT ORANG MEMBAWA KERANDA. MUNCUL PEMBURU DI BALIK
LONCENG
PEMBURU
Saya kira cukup agung, anakku….
(Jumena Cuma diam ketika keranda itu dibawa masuk ke dalam kamarnya
JUMENA (Berontak)
Saya tidak memerlukan semua itu. Kalau memang tidak pernah jelas dimana saya lahir, maka
saya kira juga tidak perlu kuburan atau nisan buat saya! Lemparkan saja saya kembali ke
pinggir kali. Dengan nisan rasanya saya malah seperti disindir
PEMBURU
Semuanya beres nanti, tanpa kau ikut campur
KLEUAR
5
SUNYI
JUMENA
Nyai punya anak?
P. TUA
Punya gan. tapi sudah lebih dari sepuluh tahun barangkali ia menghilang
JUMENA
Famili lain?
P. TUA
Tidak ada kecuali famili dari mendiang suami saya
(Sunyi)
Nyai bahagia?
P. TUA
Senang
JUMENA
Kenapa?
P. TUA
Tak ada yang pantas nyai susahkan. Dari itu nyai heran kenapa agan selalu nampak susah .
padahal nyai percaya setiap orang bisa merasa bahagia hanya karena melihat orang lain
bahagia. juga kita bisa bahagia karena kita melakukan sesuatu untuk menyenangkan orang
lain
JUMENA
Bagaimana anak nyai?
P. TUA
Nyai percaya pada suatu hari nanti kami akan bertemu lagi
JUMENA
Mungkin dan tidak mungkin
P. TUA
Nyai pilih mungkin. Juga nyai percaya kalau tidak sempat di dunia, gusti pangeran akan
mempertemukan kami di akherat kelak. Nyai yakin demikian halnya juga agan….
JUMENA
Saya beriman. saya beriman…
P. TUA
Nyai selalu membayangkan betapa bahagia seseorang yang beriman kepada Tuhan
JUMENA
Saya percaya saya beriman
P. TUA
Mungkin tidak penuh
JUMENA
Saya beriman tapi sedikit sangsi
P. TUA
JUMENA
Saya takut kena tipu. saya takut kalau ternyata semuanya hanya isapan jempol belaka dan tak
lebih hanya impian semata, hanya omong kosong, sementara saya sudah membagi-bagikan
harta saya
P. TUA
Kurang rendah hati
SUNYI
P. TUA
Siapa bisa menduga? Ke Jakarta mungkin, ke Bandung mungkin, kemana saja mungkin. dan
bukan tidak mungkin ia tidak pergi kemana-mana
P. TUA KELUAR
JUMENA
Pasti ada apa-apa. Rencana Juki makin masak saya kira. Keman Juki? (Berseru) Nyai!
P. TUA
Masih siang, gan
JUMENA
Turut apa saya bilang. Dan jangan buka sebelum saya perintahkan!
6
JUMENA MENGAMBIL PISTOL. BERJAGA-JAGA. TIDAK BERAPA LAMA
TERDENGAR PINTU DIKETUK. MUNCUL PEREMPUAN TUA. LAGI TERDENGAR
KETUKAN
P. TUA
Dibuka, gan?
P. TUA
pak Warya, gan
JUMENA
Apa keperluannya?
P. TUA
Belum nyai Tanya, gan
JUMENA
Tanya!
(Ketukan di pintu. Perempuan Tua keluar lagi, sebentar lalu muncul lagi)
Apa?
P. TUA
Mau menyampaikan pesan kawan-kawan, ganb. kawan-kawannya mau kerja lagi
JUMENA
Bawa apa dia? golok?
P. TUA
Kurang jelas, gan
JUMENA
Lihat dulu
P. TUA
Tidak bawa apa-apa gan
JUMENA
P. TUA
Celana panjang bisaa
Nyai!
7
JUMENA DI SUDUT. BERJAGA-JAGA
JUMENA
Mustahil tak ada hubungannya dengan Juki
SUNYI
WARYA
Bapak kelihatan tambah segar
JUMENA
Lumayan
WARYA
Syukurlah
JUMENA
Tumben anda kesini
WARYA
Maklum repot, Baru sekarang saya bisa ke sini. Tapi bapak memang kelihatan mulai
bercahaya
WARYA
InsyaAllah pak, kami semua mendoakan supaya bapak lekas sembuh
JUMENA
Tidak mendoakan supaya saya lekas mati? Kalau saya sudah sembuh, lalu kenapa?
WARYA
Kawan-kawan semua sudah sepakat akan mulai kerja lagi
JUMENA
Kapan?
WARYA
Terserah bapak tentunya
JUMENA
Kalau begitu saya timbang-timbang dulu. (Diam) Jadi kalian sudah memilih?
WARYA
Sudah, pak. kami memilih yang kedua
JUMENA
O, gaji yang diturunkan kemudian diperincikan dengan tambahan tunjangan social dan lain-
lain?
WARYA
Sependengaraan saya begitu pak. Nanti Emod sendiri dan kawan-kawan lain akan langsung
menyampaikan keputusan itu kepada bapak.
JUMENA
Kalian memang betul-betul kambing. di beri gaji cukup besar, kalian tidak mampu
mengendalikan diri. Buta administrasi alias tolol! Tapi yang paling tragis, kalian tidak tahu
lapar karena selalu lapar
WARYA
jadi bagaimana, pak?
JUMENA
apa yang bagaimana?
WARYA
Kapan kawan-kawan boleh mulai kerja lagi? Kapan pabrik akan buka?
JUMENA
Kau bilang nanti Emod dan kawan-kawan akan langsung ngomong sendiri dengan saya?
JUMENA
Terlambat
WARYA
Maksud juragan?
JUMENA
Kalau seminggu yang lalu kau kemari, dan menyampaikan keinginan kawan-kawanmu itu,
barangkali saya akan senang sekali. sekarang rasanya tidak begitu. Sekarang saya berada
dalam pikiran bahwa keputusan apapun sama dan sia-sia untuk saya.
JUMENA
Saya sendiri belum tahu, nanti saya pikirkan. Akan saya timbang apakah ada gunanya saya
membantu kalian. yang pasti untuk saya semuanya sama saja. tak ada gunanya. Tinggal satu
soal: Saya berpihak pada kalian atau kepada diri sendiri?
WARYA (Ragu-ragu)
Saya juga belum, eh, maksud saya, apa, eh maksud saya, apa belum ada sesuatu. eh belum
ada sesuatu yang bapak perlukan yang saya bisa kerjakan?
JUMENA
Belum, Cuma satu yang saya inginkan dan perlukan: beridam diri atau berbaring-baring
setengah tidur. Tidur. tidur.
WARYA
Saya permisi, pak….
8
SETELAH MENDNEGAR PERTENGAKARAN MULUT ANTARA PEREMPUAN TUA
DENGAN SESEORANG LALU MUNCUL LELAKI KURUSKUSAM GONDRONG
DALAM KEADAAN GERAM DIIKUTI PEREMPUAN TUA YANG MASIH TERUS
MENCOBA MENGUSIRNYA
LELAKI
Siapa kau?
JUMENA
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau
LELAKI
Siapa kau? Saya tembak kau. Saya tembak kau. A, rupanya kau
JUMENA
Nyai!
P. TUA (Ketakutan)
Iya, gan
JUMENA
Kenapa nyai biarkan lelaki ini masuk?
LELAKI
Saya yang memaksa masuk setelah saya sembur dia. Heh, Nyai, sebaiknya nyai masuk ke
dalam. Ayo, masuk!
JUMENA
Nyai!
LELAKI
Nyai!
JUMENA
Nyai!
Siapa dia?
P. TUA
Saya masuk atau keluar?
LELAKI
Nyai, saya minta dengan hormat tapi sanagt, suruh Euis segera keluar
JUMENA TERNGANGA
P. TUA
Sudah nyai bilang Euis tak ada di sini, den
LELAKI
Jangan bohong! Saya yakin Euis lari kesini. Katanya ia mau kembali kesini
P. TUA
Betul, den. Euis tak ada di sini
JUMENA
Diam, nyai! Kau sebenarnya mau apa masuk ke rumah orang dengan cara seperti garong?
LELAKI
Saya mencari Euis!
JUMENA
Mencari istri saya maksud Anda
LELAKI
Bekas istri Anda
JUMENA
Buat apa?
LELAKI
Ini urusan kami berdua
JUMENA
LELAKI
Saya Kuslan. Pelukis! Calon suami bekas istri Anda!
JUMENA
Kalau benar begitu, apa perlunya saudara kemari?
LELAKI
Euis minggat sejak kemarin . dan saya yakin Euis lari kesini
JUMENA
Kenapa saudara yakin betul Euis lari kesini
LELAKI
Saya tahu betul Euis sangat mencintai Anda
JUMENA
Euis tidak ada di sini. Tidak ada lagi
LELAKI
Saya tidak percaya
JUMENA
Periksalah sendiri
(Setelah mengawasi dan memeriksa dengan seksama, lalu lelaki kurus itu masuk ke dalam)
Nyai!
(Sambil menghapus air matanya perempuan tua muncul. Jumena tidak segera bisa berkata
karena sekteika emosinya meluap hampir menyumbat napasnya)
Lekas katakan!
P. TUA
Maafkan, gan. Maafkan. Lelaki itu tetangga nyai, tetangga Euis
P. TUA
JUMENA
Teruskan
JUMENA
Lalu kenapa dia tiba-tiba kemari?
P. TUA
Nyai tidak tahu
LELAKI
Bodoh! (Sambil menangis) Saya yakin Euis di sini!
JUMENA
Kau boleh yakin, tapi tetap dia tidak di sini
LELAKI
Ada! Semuanya sudah beres, undangan sudah beres, Euis sendiri bilang akan mendampingi
saya melukis setiap malam. Dia juga mengatakan anak saya akan lahir kira-kira tiga bulan
lagi
(Perempuan tua menangis lari ke dapur lagi. jumena kembali ternganga dan semakin tua
seketika. setelah agak lama kemudian lelaki kurus menghapus airmatanya dan bersikap agak
tenang, tetapi tetap ganjil gayanya)
Dia juga bodoh, padahal dia sendiri tahu kau sama sekali tidak mencintainya dan dia tahu
juga saya sangat mencintainya
JUMENA
LELAKI
Dia kejam
JUMENA
Kau, eh anda bilang tentang anak, tadi?
LELAKI
Anak itu anak saya!
Ketika itu dia seperti pengantin dan saya sangat bahagia sekali. Malam itu malam pengantin
yang paling indah. Seperti dalam film-film kartun. Paginya dengan kesetanan saya
menyelesaikan lukisan besar yang saya beri judul “Kereta Api Dalam Kabut”
JUMENA
Kenapa tidak kau cari di rumah orang tuanya!?
LELAKI
Dia justru minggar dari rumah orang tuanya
(Jumena kembali ternganga lagi dan selanjutnya tertunduk seolah lehernya tertekuk. Dia
tidak menyadari ketika lelaki kurus itu mendekati dan mengamatinya. Sementara sayup
kedengaran suara Kamil membacakan kuliahnya tentang teori Darwin , dan pemburu
kemudian seperti berbaris menuju suatu upacara duka)
(Kemudian pentas hanya menyanyikan kelengangan bagi Jumena. Dan lonceng raksasa itu
berdentang tak habis-habisnya sampai adegan ini selesai)
JUMENA
Seharusnya dulu saya punya binatang peliharaan . kalau saja saya tahu sejak dulu bahwa yang
diperlukan hidup hanyalah seekor anjing piaraan, atau piaraaan yang lain, kalau saja saya
tahu dulu, barangkali saya tidak sakit seperti ini
(Jumena semakin redup sementara cahaya kuat dari jendela menyorot tajam tepat di mana
Jumena duduk)
Kata orang saya bahagia, tapi saya tidak tahu. Saya kira tidak seorang pun yang tahu persis
bahwa dirinya bahagia. Dan saya kira juga mereka umumnya tidak mau tahu. Tapi, saya ingin
tahu. Ini celakanya!
9
SETELAH MULAI LELAH BENAR JUMENA BERHENTI MENULIS. DAN KETIKA
MUNCUL LEWAT EUIS, JUKI, SABARUDDIN SEGERA JUMENA MENULIS LAGI
DAN SETERUSNYA. LEWAT JUGA EMOD, WARYA DAN BEBERAPA ORANG
LAIN. KETIKA MARKABA DAN LODOD SEDANG LEWAT.
JUMENA
Siapa mereka?
PEMBURU
Jangan hiraukan. Lebih baik kau istirahat banyak-banyak. Tinggal satu hal yang dapat kau
nikmati. Tidur. Itu pun kalau bisa
JUMENA
Nyai!
10
MUNCUL PEREMPUAN TUA GIRANG SEKALI
P. TUA
Agan, nyai ada pikiran baik. Bagaimana kalau agan nyai anggap saja sebagai anak nyai
supaya agan bisa tenang
JUMENA
Jangan. Uang saya banyak. Lebih baik segera nyai bawa ke sini satu botol minyak tanah
P. TUA
Buat apa, gan?
JUMENA
Belum jadi ibu saya, kamu sudah banyak Tanya. Bawa saja kesini. Satu kaleng kalau bisa
11
JUMENA MENGITARI RUANGAN SEPERTI SEEKOR HARIMAU YANG LAPAR
DALAM KERANGKENG
JUMENA
P. TUA
Anakku….
(Jumena menyiram-nyiramkan minyak itu ke seluruh penjuru dan terutama pada remasan-
remasan kertas di lantai)
(Sekuat tenaga perempuan tua mencoba menghalangi tetapi badan jumena lebih kuat
sehingga ia malah terjatuh di lantai. segera jumena menyalakan korek api dan mulai
membakar kertas-kertas di lantai)
Kebakaran! Kebakaran!
JUMENA
Ini yang mereka kehendaki!
LAYAR
1
MUNCUL EUIS DIIKUTI PEREMPUAN TUA, KEDUANYA BERKERUDUNG.
KELIHATANNYA SANGAT KUYU, PUCAT SEKALI EUIS SEMENTARA
KANDUNGANNYA MULAI MEMBERAT SAKING BESARNYA.
EUIS
Apa pesan pak Dokter?
P. TUA
Bapak Dokter tidak bilang apa-apa. Setelah memberikan suntikan semalam, beliau hanya
pesan agar segala kemauan bapak dituruti saja. Segala makanan apa saja boleh, kata beliau
(Diam) Lebih baik ibu segera masuk ke dalam
P. TUA
Lupakan yang sudah-sudah, tak ada baiknya.
EUIS
Saya takut mengganggu ketenangannya
P. TUA
Jangan pikirkan apa-apa. Tidak ada gunanya. Juga jangan bicarakan apa-apa. Yang paling
baik pada saat seperti ini Ibu ke kamar dan menemui beliau, biar beliau senang. Mudah-
mudahan dengan begitu beliau akan cepat sembuh. Dengan sedikit lebih tabah lagi,
insyaAllah semuanya akan beres, dan rumah ini akan lebih bercahaya dari hari-hari
sebelumnya; dengan seorang dua orang anak berkejaran diantara kursi-kursi makan
3
SESEORANG DI BALIK LONCENG MUNCUL. SECARA PASTI IA MELANGKAH
MASUK KE DALAM KAMAR JUMENA. DI SANA IA MENYUAPI JUMENA MAKAN.
SETELAH SELESAI JUMENA MAKAN, ORANG ITU SANG PEMBURU, KEMBALI
MASUK KE DALAM LONCENG YANG BERDENTANGAN
4
JUMENA
Siapa yang mau percaya bahwa si edan Kamil yang membakar pabrik tenun saya? Coba saja,
buat apa dia? Atau memang semua orang sedang merebut menguasai dan merusak harta
saya? (Menggeram) Boleh saja kalau bisa
(Lewat Marjuki)
Boleh
JUMENA
Siapa mereka? (Memukul-mukul kepalanya sendiri)
PEMBURU
Jangan hiraukan. Tidak banyak lagi kesemapatanmu
JUMENA
Saya akan lawan mereka.
PEMBURU
Itu lebih baik barangkali
JUMENA
Saya harus menang
5
SABARUDDIN DAN PAK HAJI BAKRI MEMASUKI RUMAH ITU DAN LANGSUNG
KE KAMAR JUMENA
SABARUDDIN
InsyaAllah pak Jumena lekas sembuh. Beliau sanagt kuat dan tabah (Pada Perempuan Tua)
Dimasak seperti jamu pahit godokan
PAK HAJI
Pak Warya sebaiknya tidur dulu
WARYA
Biar saya tidur di sini saja (Berbaring di lantai)
PAK HAJI
Jangan terlalu kecil hati, Euis. InsyaAllah semuanya akan berlalu dengan selamat
EUIS
Terima kasih pak haji
PAK HAJI
Tawakal
6
JUMENA
Hh….hh…..hh…..Bangsat….Bangsat….hh….
Hh….Bangsat. hh….
PAK HAJI
Allah….Allah….Muhammadurrasulullah…Allah….Allah….
7
MUNCUL MARKABA DAN LODOD, SI BANDIT DAN SI IDIOT
MARKABA
Siapa perempuan itu?
JUKI
Istrinya
MARKABA
Eerste klas. Jitu, yahud!, Betul tidak Lodod?
JUMENA
Bangsat! bangsat!
JUKI
Markaba, setelah semuanya selesai, saya kira kau tidak lupa perjanjian kita
MARKABA
Lodod!
LODOD
Dibagi tiga sama rata, satu sen tidak berbeda
JUKI
Sebelum itu, Mar. Apa semua langkah-langkah masak kau perhitungkan?
MARKABA
Betul-betul kamu banci. Tidak pernah cair pengecutmu. Tapi untung kau punya pipa sehebat
itu. Iblispun lari melihat pipamu, apalagi perempuan( Tersenyum) Seperti pertanyaan anak
kecil saja. lebih baik kamu jawab pertanyaan saya! Sedang apa orang itu?
JUKI
Tidur, kata istrinya
MARKABA (Menerawang)
Dan dia akan tidur terus
JUMENA
Coba saja kalau bisa. Sudah tahu saya cara untuk mengalahkan mereka
JUMENA
Bunuh saya, bangsat! Bunuh saya! Kalau bisa! (Tertawa)
(Keduanya Tertawa)
SABARUDDIN
Allah….Allah….
JUKI
Mar, kapan mau mulai?
MARKABA
Kau gugup sekali seperti perawan (Pada Lodod) Heh, bagaimana perasaanmu?
LODOD
Angin….(Tertawa) Haaa…
MARKABA
Kamu seperti tiang listrik (Pada Juki) Coba, Juki, Perhatikan batang pohon itu. Diam-diam
Lodod telah menjadi seorang Filsuf. (Pada Lodod)Heh, pelepah pisang. Apa yang penting
untukmu?
LODOD
Perempuan dan makan (Tertawa)
MARKABA
Dia lupa, kita tidak bisa enak main perempuan dalam keadaan lapar. (Pada Lodod) Dod, itu
harus dibalik. Makan dulu baru perempuan. Betul tidak?
MARKABA
Lalu apa tujuan hidup kita, kata dukun kita?
MARKABA
Artinya?
LODOD (Tertawa)
Angin sama dengan nol. Nol sama dengan kosong (Tertawa) Kosong sama dengan makan
dan perempuan (Tertawa)
MARKABA (Tertawa)
Nah, kau lihat, Juki. Lodod betul-betul manusia sejati. Dia betul-betul pahlawan segala
zaman
JUMENA TERTAWA
MARKABA
Dod, lihatlah Marjuki. Dia sedang mencuci bajunya dengan keringatnya sendiri. Ayo,
sekarang kita tidur. Juki biar berjaga di sini (Pada Juki) Waalupun kamu seorang pengecut
saya berani bertaruh kamu bisa bersiul. Nah, bersiulah kalau ada apa-apa. (Pada Lodod)
Lodod!
8
DUA LELAKI DEKAT LONCENG MUNCUL DAN MENEMBAK KE ATAS. LONCENG
PUN BERDENTANG
9
EUIS
….Allah….Allah…. Akang kita akan punya anak….
PAK HAJI
Euis, relakan suamimu, relakan. Biar lapang dadanya, biar akangmu tidak terlalu lama
menderita (Menahan tangis dan setengah berteriak) Jangan ada yang syirik! relakan!
SABARUDDIN
Allah….Allah….(KEpada Orang-orang) Kaum wanita sebaiknya keluar saja. Beliau
kepanasan. Ganti handuknya. mana kain yang kering? ….Allah….Allah….
JUMENA
Bangsat!
PAK HAJI
Jum, sadar, Jum. Sebut nama Allah….Allah….Jum….Allah….
10
JUKI SEGERA MENGHAMPIRI KETIKA MUNCUL MARKABA DAN LODOD YANG
TERTAWA
JUKI
Bagaimana?
MARKABA
Bagaimana, Lodod?
LODOD (Tolol)
Bagaimana?
MARKABA (Tertawa)
Semuanya seperti angina laut yang menyegarkan
LODOD
Segar seperti hujan-hujanan
JUKI
Bagaimana, Mar?
MARKABA (Tertawa)
Juki, Juki. Rupanya kau telah menghidangkan mayat untuk saya
JUKI
Maksudmu?
JUMENA (Tertawa)
Tertipu mereka. Saya kelabui mereka
MARKABA
LODOD
Berkibar-kibar seperti bendera
JUKI
Mar, kau tidak bergurau?
MARKABA
Kau timbanglah sendiri. Kira-kira betul tidak yang saya katakan (Tertawa) Dan agaknya
sebelum orang itu mengibarkan badannya yang malang supaya bergoyang-goyang ditiup
angina, ia telah menulis surat wasiat yang berbunyi
JUMENA
“Semua harta kekayaan diwariskan kepada dua orang yang tak dikenal yang bernama
Markaba dan Lodod”
JUKI
Mar, Kau jangan berkata begitu. Kau mulai tidak jujur
MARKABA
Kau pengecut banci yang lekas marah. Tapi sekali lagi saya bilang, untung kamu punya pipa,
jadi seram kelihatannya. Saya berani bertaruh ayahmu dulu seorang lelaki lemah yang sering
dipukuli istrinya. Dengarkan baik-baik, toh kamu belum membaca surat wasiat itu.
Selanjutnya dalam akte itu dicantumkan juga :”Berhubung Juki punya pipa, Maka patut
dikasihani oleh Markaba dan Lodod, dengan bagian sepertiga dari jumlah seluruhnya” (Pada
Lodod) Lodod!
LODOD
“Wassalam: Orang yang malang
MARKABA
Sampai mati kau boleh tersenyum sebab kamu akan memiliki rumah ini dengan segala pabrik
dan kebun-kebunnya dan andil-andilnya dengan syarat….
JUMENA
Demi Tuhan, tidak! Ini hanya pikiran saya! (Menangis) Anakku, di mana kau?
JUKI
Kau betul-betul lihai, Mar. Semua orang nanti akan mengira dia mati bunuh diri, bukan?
MARKABA (Membentak)
Memang dia bunuh dir! Lodod!
LODOD TERTAWA
MARKABA
LODOD
Angin, dingin. Dingin, bereselimut. Selimut. Tidur (Tertawa)
MARKABA
Kamu jangan ketawa dulu seperti Bandar Kim Ok yang lehernya berlipat itu. Kamu toh
belum mendengar syarat yang akan saya ajukan. Inilah syarat itu. Sebelum saya dan Lodod
keluar dari sini. Saya perlu sedikit hiburan. Mana perempuan tadi? Dia hartanya juga, kan?
MARKABA
Lodod
MARKABA
Apa kamu tidak kenal saya?
JUKI
Tapi tentu kau bisa mengerti perasaan saya, Mar
MARKABA
Lodod
MARKABA
Apa kamu sedang main asmara sama dia? – Lodod!
LODOD
Kelas satu! (Mengacungkan kedua ibu jarinya)
MARKABA
Bagaimana? Apa kamu mau berurusan sedikit dengan Lodod? Saya berani bertaruh kamu
tidak ingin menggantung diri, bukan?
JUMENA (Tertawa)
Tidak satupun yang bisa mengalahkan saya, tidak satu pun!
JUKI
Bukan itu maksud saya, Mar. (Diam) Baiklah, Mar. kau boleh mengambil dia
MARKABA
JUKI
Tapi kalau bisa, Mar
JUKI
Sebentar, Mar
JUMENA (Tertawa)
Saya harus berhibur sedikit…. Lalu bagaimana?
11
EUIS (Muncul dan jijik marah)
Kau tega memperlakukan saya seperti binatang
JUKI
Tidak usah banyak turut campur, manis. Turut saja apa kata saya. Akan lancer semuanya
EUIS
Kamu kira saya tuli? Anak kecil?
JUKI
Kau belum paham, manis. Percayalah. Semuanya akan beres persis seperti rencana kita
JUMENA (Tertawa)
Tidak segampang yang mereka sangka!
EUIS
Saya betul-betul paham sekarang. Kalau kau serahkan tubuh saya pada kawan-kawanmu itu,
kelak orang akan menyangka saya telah diperkosa dia
JUKI (Segera)
Euis!
EUIS
Tidak! akan saya buka semuanya. Akan saya katakan bahwa kau licik. Keberanianmu Cuma
di mulut. Saya tidak peduli pada apa yang akan terjadi pada diri saya. Daripada saya kawin
dengan kamu, lebih baik saya tenggelam dalam sumur. Dan lebih baik lagi kalau saya ikut
kawan-kawanmu yang betul-betul jantan. Tapi sebelum itu, saya akan bongkar semua
rancanganmu yang busuk itu supaya kamu rasakan sendiri hasil tipuanmu
JUKI
Euis, kau jangan ambil resiko yang bukan-bukan
JUKI
Euis!
MARKABA
Juki! (Matanya merah. Lantas pada Euis) Apa yang mau kau katakan? Apa rancangannya?
MARKABA
Katakan semuanya. Rancangan apa yang telah disusunnya?
JUKI
Euis (Merasa pisau itu telah menempel di pipinya)
EUIS
Tapi sebelum saya bilang. Berjanjilah kalian mau membawa saya kemana kalian pergi
MARKABA
Gampang itu. Lekas katakan semua seterang-terangnya (Kepada Lodod) Lodod!
MARKABA
Babi!
JUKI
Bohong! Bohong! (Pada MArkaba) Mar, apa kau percaya? Percaya kepada mulutnya, kau….
MARKABA
Tidak. Tapi saya lebih tidak percaya kepadamu. kau licik, itu sudah jelas dalam cara kau
berjudi. Juki, lihat mata saya. Sering kamu melihat saya marah, tapi lihatlah. belum pernah
saya marah sedemikian hebatnya. Selama hidup bertualang belum pernah saya dikhianati
kawan sendiri sedemikian rendahnya. Jangan pula kau mengira saya takut mati.
Saya tidak pernah takut sama siapapun. Kalaupun polisi akan membelah dada saya menajdi
dua puluh kerat, saya juga tidak akan takut. Mati bagi saya tidak berarti apa-apa. Tidak ada
Tuhan!
JUMENA
Tidak ada surga
JUMENA
Tidak ada malaikat
MARKABA
Tak ada apa-apa di sini dan di mana saja
JUMENA
Nonsens!
MARKABA
kau pengecut! tak usah kau pungkiri. Dan kau memang kerbau berpipa! Saya ingin menampar
mulutmu yang berewok itu. Sedemikian marah saya dan sedemikian terkejut saya karena
tidak sedikit pun saya mengira ini semua bisa terjadi, padahal saya percaya kepadamu!
JUKI
Tapi semua itu dusta, Mar
MARKABA
Kamu tidak punya apa-apa lagi untuk membela dirimu, Juki
JUKI
Terserah. terserah kalau kamu bisa terpengaruh oleh mulut perempuan itu, tapi tentu kamu
bisa memaafkan saya, Mar, Ambilah ahrta itu semua, tapi maafkanlah saya. Mar, kau lupa
saya sahabatmu. Mar?
MARKABA
Kamu yang lupa saya dan kawan-kawan kamu!
JUKI
Mar, maafkan saya! (Lari, pergi)
MARKABA
Lodod! (Mengejar bersama Lodod)
12
JUMENA (Yang di kursi berseru gembira)
Nyai!
Nah, akhirnya amanlah hidup dan harta saya. Aman sudah. Sekarang, pintu-pintu dan jendela
supaya kembali dibuka seperti bisaanya. Tapi sekalipun demikian, ada satu yang tidak akan
pernah selesai: kita tidak akan pernah sampai, tidak saya, tidak juga kau. Ayo, buka semua!
P. TUA
Ya, gan
JUMENA
Dan saya akan kawin lagi! Saya akan mulai hidup lagi dengan sikap pura-pura seperti setiap
orang, karena agaknya, hidup hanya bisa diatasi dengan cara kucing-kucingan seperti itu,
sambil kita rangkai kembang-kembang kematian dan kelahiran, dalam perasaan harap-harap
cemas
13
SEJUTA SENAPAN MELETUS BERSAMA, LALU SEJUTA LONCENG BERDENTANG
BERSAMA
PEMBURU
Kau tahu kau sudah mati?
JUMENA
Apa?
PEMBURU
Kau sudah mati
JUMENA
Gila! Saya sendiri tidak tahu (Senyum pahit) Apa boleh buat
PEMBURU
Tidak perlu tahu, seperti halnya tentang hidup
JUMENA
Tapi saya selalu ingin tahu
PEMBURU
Hampir semua orang juga ingin tahu, tapi umumnya orang lebih hemat dalam segala hal dan
lebih sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk menuju surga. Kau telah memakan buah
khuldi, sementara orang umumnya lebih suka menelan air liurnya, lantaran mereka tak mau
kehilangan surganya
JUMENA
Kau ini sebenarnya siapa?
JUMENA
Bajingan!
PEMBURU
Mulutmu kotor seperti otakmu
JUMENA TERSENYUM
JUMENA
Kalau begitu, betul saya sudah mati?
PEMBURU
Begitu kata orang
JUMENA
Lalu bagaimana? apakah ini berarti saya ahrus mulai lagi?
PEMBURU
Tidak, anakku. Lebih baik kau lanjutkan. ikutilah saya
JUMENA
Dari sini kita mulai?
PEMBURU
Ya
SELESAI