2095 2814 1 PB
2095 2814 1 PB
Abstrak
Demensia vaskular adalah penurunan kognitif dan kemunduran fungsional yang disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler,
biasanya stroke hemoragik dan iskemik, juga disebabkan oleh penyakit substansia alba iskemik atau sekuale dari hipotensi
atau hipoksia. Para dokter tidak dapat memprediksi fungsi kognitif penderita hanya berdasarkan pemeriksaan rutin, non-
kognitif. Penatalaksanaan kognitif merupakan suatu keterampilan klinis yang berharga, mempercepat diagnosis kelainan
yang menganggu proses berfikir, dan dapat memperkirakan kemampuan fungsional lebih tepat. Kriteria diagnostik yang
melibatkan tes kognitif dan neurofisiologi pasien yang digunakan untuk diagnosis demensia vaskular seperti DSM-IV, ADDTC
(State of California Alzheimer Disease Diagnostic and Treatment Centers), dan Skor iskemik Hachinski. Penatalaksanaan
demensia vaskular untuk mencegah terjadinya serangan stroke baru, menjaga dan memaksimalkan fungsi, mengurangi
gangguan tingkah laku, meringankan beban pengasuh, menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya. Pencegahan
perburukan dimensia vaskular yaitu dengan meperlambat progresifitas demensia vaskular dengan mengatasi faktor risiko
vaskular seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati. Agen anti platlet berguna untuk mencegah stroke
berulang. Pada demensia vaskular, aspirin mempunyai efek positif pada defisit kognitif. Agen antiplatelet yang lain adalah
tioclodipine dan clopidogrel. Perburukan dimensia vaskular dapat dicegah dengan meperlambat Progresifitas demensia
vaskular yaitu mengatasi faktor risiko vaskular seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan diabetes diobati.
Korespondensi: Aninda Nur Kumalasari, Alamat Jalan ulangan No.3A Segalamider Bandar Lampung, HP: 082280138091,
email: anindanurkumalasari11012@gmail.com.
Pendahuluan
Demensia adalah sindrom penyakit kemerosotan (detetioration) dalam
akibat kelainan otak bersifat kronik atau pengendalian emosi, perilaku sosial atau
progresif serta terdapat gangguan fungsi motivasi. Sindrom ini terjadi pada penyakit
luhur (Kortikal yang multiple) yaitu daya Alzheimer, pada penyakit kardiovaskular dan
ingat, daya fikir, daya orientasi, daya pada kondisi lain yang secara primer atau
pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, sekunder mengenai otak.1
berbahasa, kemampuan menilai, kesadaran Demensia vaskular adalah penurunan
tidak berkabut, biasanya disertai hendaya kognitif dan kemunduran fungsional yang
fungsi kognitif dan ada kalanya diawali oleh disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler,
Pada umumnya setelah stroke, pasien pada pasien dengan lesi seluas satu sisi
menderita gangguan kognitif dan fungsi hemisfer atau kedua hemisfer korteks atau
aktivitas sehari-hari yang menurun subkorteks. Atrofi otak juga berkaitan dengan
dibandingkan sebelum sakit. Gangguan ini demensia.7,8
disebabkan efek dari lesi pada otak yang Sumbatan kecil namun dengan jumlah
mengenai bagian korteks atau subkorteks. yang banyak dapat menyebabkan demensia
Setelah fase akut stroke biasanya gangguan ini dalam jangka waktu tertentu (multi infarct
akan berkurang setelah 3-6 bulan. Tatemichi dementia). Sumbatan yang banyak ini dapat
secara garis besar menjelaskan mekanisme menimbulkan efek: a) efek adiktif, b) efek yang
demensia yang berhubungan dengan stroke, bertambah banyak atau c) efek sesuai dengan
termasuk luas lesi dan penyebab lesi di otak lokasi lesi yaitu pada penyakit Binswanger.
tersebut. Peneliti lain telah menjelaskan faktor Terdapat lesi di otak bagian subkorteks yang
predisposisi pada demensia vaskuler yaitu menimbulkan gejala demensia yang semakin
atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung, memberat yaitu pada basal ganglia, white
dan diabetes.6,7 matter, lobus frontal.Beberapa hal yang
Tatemichi menemukan bahwa demensia menjadi penyebab demensia vaskular antara
lebih berhubungan atau sering terjadi pada lain: Infark multiple, infark lakuner, Infark
sumbatan di sisi hemisfer kiri dibandingkan sisi tunggal, sindroma biswanger, angiopati amiloid
kanan atau pada daerah batang otak- cerebral, hipoperfusi.12,13
serebelum, disertai juga dengan afasia. Pada Terdapat beberapa kriteria diagnostik
lesi stroke hemisfer kiri, demensia terjadi pada yang melibatkan tes kognitif dan neurofisiologi
sumbatan di sistem limbik. Lokasi pembuluh pasien yang digunakan untuk diagnosis
darah yang terkena yang menyebabkan demensia vaskular. Diantaranya adalah8,14,15,16:
demensia biasanya pada arteri serebri a. Kriteria Diagnostic and Statistical Manual of
posterior dan anterior sisi kiri. Lokasi lesi lebih Mental Disorders, fourth edition, text revision
berperan menjadi stroke dibandingkan luas sisi (DSM-IV-TR). Kriteria ini mempunyai
otak yang terkena. Loeb dkk menemukan tidak sensitivitias yang baik tetapi spesifitas yang
terdapat hubungan antara luas otak yang rendah.Berikut adalah kriteria DSM-IV pada
terkena dengan kejadian demensia, kecuali Gambar 1.
Gambaran klinis konsisten dengan dan tidak ada kelainan patologi atau klinikal
diagnosis probable vascular dementia yaitu yang dapat menyebabkan demensia.11-12
adanya gangguan langkah dini (langkah kecil Pemeriksaan yang tidak rutin dikerjakan
“marche a petits pas”, atau langkah magnetik, adalah: angiografi serebral jika akan dilakukan
apraksi-ataxic atau Parkinson), riwayat pembedahan karotis atau untuk menunjukkan
unsteadiness dan jatuh tanpa sebab, urgensi beading pembuluh darah kecil. Pemeriksaan
dan frekuensi miksi dini serta keluhan likuor serebrospinalis jika ada kecurigaan
berkemih yang lain bukan disebabkan oleh infeksi. Biopsi dura atau otak jarang dilakukan.
kelainan urologi, pseudobulbar palsy dan Essesmen gangguan kognitif pasca stroke7,13:
perubahan personaliti dan suasana hati, 1. Mini-Mental State Examination (MMSE).
abulia, depresi, inkontinensi emosi, atau 2. Clock Drawing Test (CDT).
defisit subkortikal lain seperti retardasi 3. Montreal Cognitive Assessment (MOCA).
psikomotor dan fungsi eksekutif abnormal.10 4. Cognistat.
Gambaran klinis yang tidak mendukung MRI kepala dilakukan untuk menemukan
demensia vaskular yaitu awitan dini defisit penyakit vaskuler kecil dan membedakan
memori dan perburukan memori dan demensia Alzheimer dan mixed dementia.
fungsi kognitif lain seperti bahasa (aphasia Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar glukosa
sensori transkortikal), ketrampilan motor dan EKG harus dilakukan. Jika diperlukan
(apraksia) dan persepri (agnosia) yang progresif dilakukan: Carotid duplex doppler, foto toraks,
tanpa disertai lesi fokal otak yang sesuai pada ekokardiografi, profil lipid, anticardiolipin
pencitraan, tidak ada konsekuensi neurologi antibody, lupus anticoagulation, autoantibody
fokal selain dari gangguan kognitif, tidak ada screen jika diperlukan.
kerusakan serebrovaskular pada CT Scan atau Diagnosis Banding Demesia diantaranya
MRI otak, diagnosis klinikal untuk possible 1. Penyakit alzheimer
vescular dementia, adanya demensia dengan Pada 90% kasus ditemukan infark multipel,
tanda neurologi fokal pada pasien tanpa riwayat stroke atau TIA, Hachinski Ischemic
pencitraan otak/tiada hubungan antara Scale skor 7 atau lebih menunjukkan demensia
demensia dengan stroke dan pasien dengan vaskuler, sedang skor 4 atau kurang
defisit kognitif yang variasi dan bukti menunjukkan Alzheimer demensia.
penyakit serebrovaskular yang relevan. Kriteria Pemeriksaan CT Scan meningkatkan ketepatan
untuk diagnosis definite vascular dementia diagnosis adanya infark. Identifikasi penyebab
yaitu kriteria klinis untuk probable vascular kejadian vaskuler atau faktor resiko. Berikut
dementia, bukti histopatologi penyakit adalah perbedaan penyakit alzheimer dengan
serebrovaskular dari biopsi atau autopsi, tidak dimesia vaskular pada Tabel 2.
ada neurofibrillary tangles dan plak neuritik