Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REVIEW JURNAL

Studi Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek
Konstruksi Pembangunan Gedung Olah Raga (Gor)

(Study on Cost and Time Optimization using Duration Cost Trade Off Method on Sport Center Building Project)
Tahun 2018

Sulkarnaen

Nim 202079040

ABSTRACT

Cost and time analysis are most important on a construction project. Optimal
Time and minimal cost become standard to make profit benchmarks on a
project. Therefore, it is necessary to optimize cost and time by looking for
work items that are included in the critical path. The purpose of this study is
to know the change of cost and time due to the addition of working time,
change of cost and time due to the addition of employee, So it will be
compared from all two to get the minimum cost with the optimum
duration.The data used in this study is secondary data obtained from
contractor implementing. Data analysis using time cost trade off method
with Microsoft project 2010 program. The results of the study, from the time
cost trade off with the addition of 1 hours of work per day conducted on first
day on critical jobs during the project, obtained the reduction in the cost of
IDR 39,552,394.71 and the reduction in the duration of 36.18 days. Addition
of 2 hours of work per day obtained the reduction in the cost of IDR
57,532,834.66 and and the reduction in the duration of 62.61 days. Addition
of 3 hours of work per day obtained the reduction in the cost of IDR
69,392,147,01 and and the reduction in the duration of 82.48 days.
Meanwhile, for the addition of employee for 1 hours obtained the reduction
in the cost of IDR 52.497.085,35 and the reduction in the duration of 36.18
days. Addition of employee for 2 hours obtained the reduction in the cost of
IDR 91,349,394.80 and the reduction in the duration of 62.61 days. Addition
of employee for 3 hours obtained the reduction in the cost of IDR
120,645,301,55 and the reduction in the duration of 82,48 days. So that, the
optimal time and cost occur when addition employee is incurred for 3 hours,
compared to overtime and overdue. Namely with the optimal cost of the
project of IDR 2,418,408,305.45 and the optimal duration of the project for
57.52 days.

Keywords: Microsoft Project 2010, Time Cost Trade Off, Cost, Time.

PENDAHULUAN menghindari dari adanya denda akibat


keterlambatan penyelesaian proyek.
Keberhasilan dan kegagalan suatu proyek Optimasi waktu dan biaya sangat penting untuk
dipengaruhi oleh waktu serta biaya. Keduanya diketahui pada perencanaan suatu proyek
dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu proyek, konstruksi. Waktu dan biaya yang optimal
biasanya akan terlihat pada waktu penyelesaian maka pelaksanaan proyek dapat mendapatkan
yang singkat, biaya minimal, akan tetapi mutu keuntungan maksimal. Untuk bisa mendapatkan
yang dihasilkan tetap sesuai yang direncanakan. hal tersebut maka perlu dilakukan optimasi
Pengelolaan suatu proyek dilakukan secara waktu dan biaya, yaitu pembuatan jaringan
sistematis untuk memastikan waktu kerja proyek (network), mencari kegiatan-
pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan kegiatan yang kritis dan menghitung durasi
atau bahkan lebih cepat sehingga memberikan proyek serta mengetahui jumlah sumber daya
keuntungan pada biaya yang dikeluarkan. Serta, (resources).
Penelitian ini membahas tentang optimasi
waktu dan biaya pada Proyek Pembangunan proyek yang akan mencapai tujuan-tujuan
Gedung Olah Raga (Gor) dengan metode program yang lebih luas. Untuk mendukung
penambahan jam kerja (lembur) dan metode maksud tersebut, yaitu merencanakan proyek-
penambahan tenaga kerja. proyek yang merupakan bagian dari kerangka
strategi program, diperlukan cara-cara analisis
Dwijono (2017) menyebutkan bahwa sitematis, sederhana, mudah dikomunikasikan,
percepatan waktu setiap kegiatan dalam suatu dan didasarkan pada suatu kerangka pemikiran
proyek (crashing project time) dari waktu logis. Pendekatan dapat dilihat pada bagan
normalnya, pasti menyebabkan waktu Gambar 1.
selesainya proyek menjadi lebih cepat. Tetapi
percepatan waktu kegiatan-kegiatan ini juga
akan mempengaruhi proyek segi biaya
khususnya untuk setiap kegiatan yang waktunya
dipercepat, menjadi lebih tinggi, sehingga
secara total biaya proyek menjadi lebih besar
daripada biaya normalnya. Menurut Frederika
(2010), durasi percepatan maksimum dibatasi
oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada
empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk
melaksanakan percepatan suatu aktivitas, yaitu GAMBAR 1. Mekanisme Manajemen Proyek
meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, (Dipohusodo, 1996)
penjadwalan lembur, penggunaan alat berat,
dan pengubahan metode konstruksi di lapangan. Telaumbanua (2017) menjelaskan bahwa
Pawiro, dkk. (2014) menyatakan bahwa pada Tujuan utama mempelajari manajemen adalah
setiap pelaksanaan proyek perlu adanya untuk memperoleh suatu cara atau teknik yang
penanganan manajemen penjadwalan proyek baik untuk dilakukan atau diterapkan agar
yang baik. Suatu proyek dikatakan baik jika sumber- baik. Manajemen yang baik
penyelesaian proyek tersebut efisien ditinjau mengandung pengertian sumber yang terbatas
dari segi waktu, biaya dan mutu. Menurut misalnya modal, tenaga dan sebagainya dapat
Khodijah, dkk. (2013) Dalam sebuah jaringan diatur sehingga memperoleh hasil atau
kerja dapat saja terdiri dari beberapa lintasan pemasukan (input) yang efektif dan efisien
kritis. Selain lintasan kritis terdapat lintasan lain karena sistem pengaturannya tertata dengan
yang mempunyai jangka waktu yang lebih efektifitas dan efisiensi.
pendek yang dinamakan float. Float
memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan Network Planning
elastisitas pada sebuah jaringan kerja dan Suatu kegiatan yang berupa rangkaian
dipakai pada waktu penggunaan jaringan kerja penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan
dalam praktek. dengan sebaik-baiknya. Apabila
Ada beberapa alternatif yang dapat digunakan memungkinkan semua kegiatan dapat
dalam melakukan percepatan durasi diselesaikan secara efisien. Semua kegiatan-
penyelesaian proyek, yaitu penambahan jam kegiatan tersebut diharapkan dapat selesai
kerja, pembagian giliran kerja, penambahan dengan cepat serta terintegrasi dengan aktivitas
tenaga kerja, penambahan alat bantu dan yang lainnya. Dengan adanya network,
penggantian metode pelaksanaan. manajemen dapat menyusun perencanaan
penyelesaian proyek. Dengan waktu dan biaya
Manajemen Proyek yang paling efisien.
Soeharto (1995) menyebutkan bahwa Network Planning
manajemen proyek adalah melaksanakan,
mengorganisir, memimpin, mengendalikan adalah suatu hubungan ketergantungan antar
sumber daya perusahaan untuk mencapai variabel-variabel yang digambarkan dalam
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. suatu diagram network. Sehingga pekerjaan
Dipohusodo (1996) menyebutkan perencanaan yang harus didahulukan akan diketahui atau
proyek dimulai dari masalah-masalah pokok pekerjaan yang memerlukan penambahan jam
program pembangunan, menyusun strategi yang kerja maupun penambahan tenaga kerja dapat
lebih luas, dan kemudian memilih proyek- diketahui pula. Agar dapat mendapatkan waktu
dan biaya yang paling efisien.
Biaya Total Proyek
d. Pemilihan sumber daya manusia yang
Pada kenyataannya biaya proyek terdiri dari berkualitas
biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif
langsung (indirect cost). Simatupang (2015)
menyebutkan bahwa biaya langsung adalah Produktivitas Pekerja
biaya yang diperlukan langsung untuk Priyo dan Sumanto (2016) menyebutkan bahwa
mendapatkan sumber daya yang akan produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara
dipergunakan untuk penyelesaian proyek. output dan input, atau dapat dikatakan sebagai
Ketika durasi proyek ditentukan/dipercepat, rasio antara hasil produksi dengan total sumber
biaya langsung akan lebih tinggi dibanding daya yang digunakan.
durasi proyek yang dikembangkan dari waktu
normal ideal untuk aktivitas. Menurut Wowor (2013), output dapat dilihat
dari kuantitas pekerjaan yang telah dilakukan
Menurut Ikhtisholiyah (2017), biaya tidak seperti meter kubik galian atau timbunan,
langsung adalah biaya yang berhubungan ataupun meter persegi untuk plesteran.
dengan pengawasan, pengarahan kerja dan Sedangkan input merupakan jumlah sumber
pengeluaran umum diluar biaya konstruksi, daya yang dipergunakan seperti tenaga kerja,
biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini peralatan dan material. Karena peralatan dan
tidak tergantung pada volume pekerjaan tetapi material biasanya bersifat standar, maka tingkat
tergantung pada jangka waktu pelaksanaan keahlian tenaga kerja merupakan salah satu
pekerjaan. faktor penentu produktivitas.
Metode Pertukaran Waktu dan Biaya Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
(Time Cost Trade Off)
Kareth (2012) menyebutkan bahwa pengaturan
Di dalam perencanaan suatu proyek disamping waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan
variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya yang terlibat didalamnya dimaksudkan agar
(cost) mempunyai peranan yang sangat penting. suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta
Biaya (cost) merupakan salah satu aspek efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari
penting dalam manajemen, dimana biaya yang suatu proyek biasanya membuat suatu jadwal
timbul harus dikendalikan seminim mungkin. waktu kegiatan atau time schedule. Jadwal
Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang
waktu, karena terdapat hubungan yang erat berisi tentang :
antara waktu penyelesaian proyek dengan
biaya-biaya proyek yang bersangkutan. a. Jenis pekerjaan yang akan diselesaikan
b. Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan
diakhiri.
lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam
hal ini pimpinan proyek dihadapkan dalam hal Salah satu strategi untuk mempercepat waktu
masalah bagaimana mempercepat penyelesaian pelaksanaan proyek adalah dengan menambah
proyek dengan biaya minimum.Oleh karena itu jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan
perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan waktu jam kerja bisa dilakukan dengan melakukan
dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu penambahan 1, 2, 3, dan 4 jam sesuai dengan
dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off. waktu penambahan yang diinginkan. Semakin
besar penambahan jam lembur dapat
Di dalam analisa time cost trade off ini dengan
menimbulkan penurunan produktivitas. Indikasi
berubahnya waktu penyelesaian proyek maka
dari produktivitas pekerja terhadap penambahan
berubah pula biaya yang akan dikeluarkan.
jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 2.
Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka
biaya langsung proyek akan bertambah dan
biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan percepatan
penyelesaian waktu proyek. Cara-cara tersebut
antara lain:
a. Penambahan jumlah jam kerja (lembur)
b. Penambahan tenaga kerja
GAMBAR 2. Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas
c. Pergantian atau penambahan peralatan Akibat Penambahan Jam Kerja (Soeharto, 1995)
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut: Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah
Volume
Produktivitas harian = (1) pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga
Durasi Normal kerja akibat percepatan durasi proyek.
Produktivitas Harian
Produktivitas tiap jam =
Jam Kerja Per Hari
(2) Biaya Tambahan Pekerja ( Crash Cost)
Produktivitas harian sesudah crash Penambahan waktu kerja akan menambah besar
= ( Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam ) biaya untuk tenaga kerja dan biaya normal
+ ( a × b × Produktivitas tiap jam) (3) tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri
dengan: Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
a = lama penambahan jam kerja (lembur) Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004
b = koefisien penurunan produktivitas akibat pasal 3, pasal 7, dan pasal 11 diperhitungkan
penambahan jam kerja (lembur) bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada
Nilai koefisien penurunan produktivitas penambahan waktu kerja satu jam pertama,
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali
upah perjam waktu normal pada penambahan
TABEL 1. Koefisien Penurunan Produktivitas jam kerja berikutnya maka pekerja akan
Jam Penurunan Prestasi mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.
1 jam 0,1 90 Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja
2 jam 0,2 80 akibat jam lembur dapat dirumuskan sebagai
3 jam 0,3 70 berikut :
Normal upah pekerja perhari
4 jam 0,4 60 = Produktivitas harian × harga satuan upah
(Sumber : Soeharto, 1995) pekerja (7)
Crash duration Normal upah biaya perjam
= Produktivitas perjam × harga satuan upah
pekerja (8)
(Volume) (4) Biaya lembur pekerja
= 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ = 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan
jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah
Pelaksanaan Penambahan Tenaga sejam normal untuk penambahan jam kerja
Kerja (lembur) berikutnya. (9)
Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang dengan :
perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)
tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, Crash cost pekerja perhari
karena penambahan tenaga kerja pada suatu = (jam kerja perhari × normal cost pekerja) + (n
aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian × biaya lembur perjam) (10)
tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang Cost Slope
sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡− 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠t (11)
harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja = 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙−𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ
yang sesak dan pengawasan yang kurang akan
menurunkan produktivitas pekerja. Perhitungan untuk biaya tambahan akibat
penambahan tenaga kerja dapat dirumuskan
Menurut Priyo dan Sumanto (2016), sebagai berikut :
perhitungan untuk penambahan tenaga kerja Normal ongkos pekerja perhari sesuai dengan
dirumuskan sebagai berikut ini : harga satuan setiap daerah (12)
Jumlah tenaga kerja normal Biaya penambahan pekerja
= jumlah pekerja × upah normal pekerja
(koefisien Tenaga Kerja x Volume) Perhari (13)
= (5) Crash cost pekerja
Durasi Normal
= (biaya total pekerja yang dipercepat – biaya
Jumlah tenaga kerja dipercepat total pekerja normal) (14)
( 𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 ×𝑉𝑜lume)
Cost slope
= (6)
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡
= 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑐𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑠𝑡 (15)
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙−𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠i 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ
Hubungan Antara Biaya dan Waktu
pengawasan dan pelaporan data dari suatu
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan proyek. Kemudahan penggunaan dan
dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-
Biaya total proyek sangat bergantung pada unsur proyek menjadikan software ini sangat
waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara mendukung proses administrasi sebuah proyek.
biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar
3. Titik A pada gambar menunjukan kondisi Microsoft Project memberikan unsur
normal, sedangkan titik B menunjukan kondisi manajemen proyek yang baik, dengan
dipercepat. Garis yang menghubungkan antar memadukan kemudahan pengguna (user),
titik tersebut disebut kurva waktu dan biaya. kemampuan, dan fleksibilitas sehingga
Gambar 3 memperlihatkan bahwa semakin penggunanya dapat mengelola proyek lebih
besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) efisien dari segi biaya maupun waktu.
maka akan semakin cepat waktu penyelesaian Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan
proyek, akan tetapi sebagai konsekuensinya waktu yang panjang dan ketelitian yang besar.
maka terjadi biaya tambahan yang akan Microsoft Project dapat menunjang dan
dikeluarkan semakin besar. Gambar 4 membantu sebuah pengelolaan proyek
menunjukan hubungan biaya langsung, biaya konstruksi sehingga didapat suatu data yang
tak langsung dan total biaya dalam suatu grafik lebih akurat.
dan terlihat bahwa optimum didapat dengan Keunggulan dari Microsoft Project adalah
mencari total biaya proyek yang terkecil. kemampuan menangani perencanaan pada suatu
kegiatan, pengorganisasan dan pengendalian
waktu serta biaya yang mengubah input data
menjadi output yang direncanakan. Input
mencakup unsur-unsur manusia, material, mata
uang, mesin/alat, dan kegiatan. Selanjutnya,
diproses menjadi suatu hasil yang maksimal
untuk mendapat informasi yang diinginkan
sebagai pertimbangan guna pengambilan
keputusan.
Keuntungan Microsoft Project adalah dapat
melakukan penjadwalan produksi secara efektif
GAMBAR 3. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan efisien, dapat diperoleh secara langsung
dan dipercepat untuk suatu kegiatan informasi biaya selama periode, mudah
dilakukan modifikasi dan penjadwalan produksi
yang tepat dan mudah dihasilkan dengan waktu
yang relatif cepat. Jenis metode manajemen
proyek yang dikenal saat ini, antara lain Gantt
Chart, CPM (Critical Path Method), dan PERT
(Program Evaluation Review Technique).
Microsoft Project adalah gabungan dari ketiga
metode tersebut. Microsoft Project juga
merupakan sistem perencanaan yang membantu
dalam penyusunan jadwal (scheduling) suatu
proyek konstruksi atau rangkaian pekerjaan.
GAMBAR 4. Grafik hubungan waktu dengan Microsoft Project juga membantu melakukan
biaya total, biaya langsung, dan biaya tidak pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna
langsung (Soeharto, 1995). sumber daya (resources), baik berupa sumber
daya manusia maupun yang berupa peralatan.
Program Microsoft Project 2010
Program Microsoft Project memiliki beberapa
Microsoft Project merupakan tampilan layar, namun sebagai default setiap
software membuka file baru, maka akan tertampil Gantt
administrasi proyek yang digunakan untuk Chart View seperti pada Gambar 5.
melakukan perencanaan, pengelolaan,
GAMBAR 5. Tampilan layar Gantt Chart View

METODE PENELITAN
1) Daftar bahan dan upah tenaga
2) Rencana anggaran biaya
Pengumpulan Data
3) Time schedule
Penelitian ini dilakukan pada Proyek 4) Estimasi waktu dalam microsoft project
Pembangunan Gedung Olah Raga. Data dan 5) Data biaya normal
Informasi yang didapat dari pelaksanaan suatu
proyek konstruksi sangat bermanfaat untuk Analisis Data
mengevaluasi optimasi dari waktu dan biaya
Analisis data yang dilakukan dengan bantuan
secara keseluruhan. Data sekunder adalah data
program Microsoft Project 2010. Data akan
yang diperlukan yaitu berasal dari instasi yang
input dan dianalisis dalam program, sehingga
terkait seperti konsultan, kontraktor, dan lain-
program akan menganalisis hasil dari data
lain. Beberapa variabel yang mempengaruhi
tersebut secara otomatis sesuai dengan rumus
pada optimasi biaya dan waktu ini adalah
kalkulasi yang ada dalam program Microsoft
variabel waktu dan variabel biaya.
Project 2010.
a. Variabel waktu
Pada proses input data tahap analisis ini
Meliputi data yang diperoleh dari kontraktor
menggunakan dua tahapan, yaitu pertama
pelaksana maupun dari konsultan pengawas.
dengan menyusun jadwal rencana dan biaya
Data cumulative progress (kurva S),
proyek (baseline) serta memasukkan durasi
meliputi :
optimasi penambahan jam kerja (lembur).
1) Jenis kegiatan
2) Durasi kegiatan Tahapan dan Prosedur Penelitian
3) Persentase kegiatan
Suatu penelitian harus dilaksanakan secara
4) Rekapitulasi perhitungan biaya
sistematis dan menggunakan urutan yang jelas
proyek
serta teratur, sehingga akan diperoleh hasil yang
b. Variabel biaya
diharapkan akan sesuai. Maka dari itu,
Keseluruhan data yang berpengaruh pada
pelaksanaan penelitian dibagi dalam beberapa
variabel biaya, didapat dari kontraktor
tahap, meliputi:
pelaksana. Data yang diperlukan adalah
Tahap 1 : Tahap Persiapan
sebagai berikut :
Sebelum penelitian dilakukan perlu adanya
1) Rencana anggaran biaya (RAB),
studi
meliputi:
literatur untuk memperdalam ilmu yang
a) Total biaya normal
berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian
b) Durasi normal
menentukan rumusan masalah sampai dengan
2) Daftar harga upah dan bahan
kompilasi data.
3) Gambar rencana proyek
Data yang digunakan adalah data primer dan Tahap 2 : Tahap Pengumpulan Data
data sekunder yang berupa hasil analisis Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan
menggunakan microsoft project, meliputi : laporan, yaitu :
1. Rencana anggaran biaya (RAB)
2. Analisa harga satuan bahan
3. Time schedule HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap 3 : Tahap Analisis percepatan
dengan aplikasi program dan pembahasan 1. Data Umum Proyek
Dari data yang telah didapat kemudian Adapun gambaran umum pada Proyek
dilakukan analisis menggunakan program Pembangunan Gedung Olah Raga (Gor), adalah
microsoft excel dan microsoft project 2010. sebagai berikut :
Pertama data akan di input pada program untuk Pemilik Proyek : X
perencanaan dan update perencanaan dengan Konsultan Supervisi : PT. Y
data pelaksanaan, perhitungan keseluruhan Kontraktor : PT. Z
dipusatkan pada kegiatan yang masuk dalam Anggaran :Rp 2.539.053.607,00
lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope Waktu Pelaksanaan : 140 hari kerja
terendah. Kemudian dibandingkan antara hasil Tanggal Pekerjaan Dimulai : 02 Januari 2017
analisa percepatan yang berupa biaya proyek Tanggal Pekerjaan Selesai : 26 April 2017
sebelum dan setelah percepatan dengan biaya
denda akibat keterlambatan. 2. Daftar Kegiatan Kritis
Daftar kegiatan kritis yang didapat pada hasil
Tahap 4 : Kesimpulan analisis di Microsoft Project 2010 pada kondisi
Kesimpulan disebut juga tahap pengambilan normal dapat dilihat pada Tabel 2.
keputusan. Pada tahap ini, data yang sudah
dianalisis secara keseluruhan dibuat TABEL 2. Daftar kegiatan-kegiatan kritis
kesimpulannya yang berhubungan dengan
tujuan penelitian.
Tahapan penelitian secara skematis dapat
dilihat dalam diagram alir pada Gambar 6.

Tabel 2 diatas menjabarkan kegiatan-kegiatan


kritis yang akan dipercepat adalah kegiatan
GAMBAR 6. Bagan alir penelitian yang memiliki unsur tenaga kerja. Alasan
dipilihnya kegiatan-kegiatan yang akan
dipercepat adalah kegiatan kritis tersebut, yaitu
: Biaya Langsung
a. Kegiatan kritis yang dipilih memiliki = Biaya total proyek – Biaya tidak langsung
tenaga kerja (resource work), sehingga = Rp 2,539,053,607.00 – Rp 205,663,342.17
dapat dipercepat dengan mengolah = Rp 2,333,390,264.83
resource work.
b. Pada kegiatan kritis akan dilakukan 4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off
percepatan menggunakan penambahan Penambahan jam kerja (lembur) yang
jam kerja (lembur) atau dengan digunakan 8 (delapan) jam kerja normal dengan
penambahan tenaga kerja. Apabila 1 (satu) jam istirahat (08.00 s/d 17.00),
dilakukan penambahan tenaga kerja, itu sedangkan untuk penambahan jam kerja
tidak akan berpengaruh pada dilakukan setelah selesainya jam kerja normal
penambahan jumlah tenaga kerja, karena (17.00 s/d 20.00). Menurut keputusan Menteri
indeks tenaga kerja pada kegiatan kritis Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004
kecil. pasal 3, pasal 7, serta pasal 11, dijelaskan
c. Pada kegiatan kritis apabila dilakukan standar upah tenaga kerja untuk lembur adalah :
percepatan akan berpengaruh pada a. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan
anggaran biaya tidak langsung. maksimal 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari
Percepatan kegiatan kritis akan mempercepat dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)
durasi proyek secara keseluruhan. minggu.
b. Waktu kerja lembur tidak termasuk pada
3. Biaya Langsung dan Biaya Tidak waktu istirahat mingguan atau hari libur
Langsung resmi.
Menentukan biaya tidak langsung berdasarkan c. Memberikan makanan sekurang-kurangnya
hasil Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak 1.400 kalori apabila kerja lembur
Langsung pada Proyek Konstruksi dapat dilihat dilakukan 3 (tiga) jam atau lebih.
pada Gambar 7: d. Untuk kerja lembur pertama dibayar
sebesar 1,5 kali upah sejam, sedangkan
untuk setiap jam kerja lembur berikutnya
harus dibayar sebesar 2 (dua) kali lipat
upah sejam.
1. Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Pekerjaan = Pembesian beton bored pile
Volume = 8294,451 kg
Durasi normal /hari = 28 hari
Durasi normal /jam = 28 × 8
= 224 jam
Volume
Produktivitas jam normal =
Durasi normal
GAMBAR 7. Hubungan biaya tidak langsung dengan 8294,451
nilai proyek = 224
= 37,03 kg
Nilai total Proyek Pembangunan Gedung Durasi percepatan 1 jam =
8294,451
Olahraga (Gor) sebesar Rp 2,539,053,607.00,
(37,03×8)+(1×0,9×37,03)
sehingga berdasarkan grafik diatas didapat
= 25,17 hari
persen biaya tidak langsung sebesar 8,1% dari
Maksimal crashing
keseluruhan nilai total proyek. Hitungan
= durasi normal – durasi percepatan 1 jam
manual untuk biaya tidak langsung sebagai
= 28 – 25,17
berikut :
= 2,83 hari
Biaya tidak langsung = 8,1% × 2,539,053,607
= Rp 205,663,342.17
Hasil perhitungan durasi crashing manual
Biaya tidak langsung/hari
diatas sesuai dengan hasil analisis pada
= Biaya tidak langsung / Durasi normal proyek
Microsoft Project 2010, untuk durasi dan biaya
= Rp 205,663,342.17 / 140 hari
crashing pada item pekerjaan lain dapat dilihat
= Rp 1,469,023.87 / hari
pada Tabel 3.
TABEL 3. Perhitungan hasil Microsoft Project 2010
(durasi percepatan dan biaya percepatan)

Contoh perhitungan upah lembur 2 jam untuk Contoh perhitungan manual biaya normal dan
resource name pekerja, sebagai berikut : dipercepat pada pekerjaan Pembesian Beton
Upah normal perhari (standart cost) Bored pile pada lembur 1 jam:
= Rp 80.000,00 Volume = 8294.451 kg
Jam kerja perhari = 8 jam/hari Durasi normal = 28 hari
Biaya per jam = ((Rp 80.000,00)/(8 jam/hari)) Durasi percepatan = 25,17 hari
= Rp 10.000,00 Kapasitas tenaga kerja per m3
Lembur 2 jam Oh = Orang / hari
= (1,5 × Upah normal perjam) + (2 × 1 × upah Pekerja = 0,007 Oh @ Rp 80.000,00
normal perjam) Tukang = 0,007 Oh @ Rp 110.000,00
= (1,5 × Rp 10.000,00) + (2 × 1 × Rp Kepala tukang = 0,0007 Oh @ Rp 125.000,00
10.000,00) Mandor = 0,0004 Oh @ Rp 120.000,00
= Rp 35.000,00 Material
Lembur /jam untuk 2 jam Besi beton = 1,05 Kg @ Rp 11.420,00
= ((Rp 35.000,00)/(2 jam)) Kawat beton = 0.15 Kg @ Rp 18.000,00
= Rp 17.500,00 Perhitungan kebutuhan material :
TABEL 4. Upah Tenaga Kerja
Besi beton = 8294,451 × 1,0500 = 8709,173
Kawat beton= 8294,451 × 0,0150 = 124,416
Kebutuhan tenaga kerja
= (volume × koefisien) / durasi
Pekerja = 2,073 Oh @ Rp 15.000,00
Tukang = 2,073 Oh @ Rp 20.625,00
Kepala tukang = 0,207 Oh @ Rp 23.437,50
Mandor = 0,118 Oh @ Rp 22.500,00
Upah pekerja = kebutuhan tenaga kerja × harga
upah lembur 1 jam TABEL 5. Perbandingan antara biaya total dengan
variasi penambahan jam lembur
Pekerja = 2,073 × Rp 15.000,00 =Rp 31.104,19
Tukang = 2,073 × Rp 20.625,00 =Rp 42.768,26
Kepala tukang = 0,207 × Rp 23.437,50=Rp
4.860,03
Mandor = 0,118 × Rp 22.500,00 = Rp 2.666,07
Total upah crashing 1 jam = Rp 81.398,56
Total upah crashing 1 jam /hari
= total upah crashing 1 jam + total upah normal
perhari Dari tabel 5 perbandingan biaya total dengan
= Rp 81.398,56 + Rp 434.125,63 variasi penambahan jam lembur didapatkan
= Rp 515.524,19 untuk lembur 1 jam biaya total sebesar Rp
2.499.501.212,29 dengan durasi percepatan
Total upah crashing 1 jam 103,82 hari, untuk 2 jam lembur biaya total
= total harga material+(total upah sebesar Rp 2.481.520.772,34 dengan durasi
crashing×durasi crashing) percepatan 77,39 hari, dan untuk lembur 3 jam
= Rp 101.698.261,87 + (Rp 515.524,19 × biaya total sebesar Rp 2.469.661.459,99 dengan
25,17) durasi percepatan 57,52 hari. Dari ketiga
= Rp 114.674.005,71 penambahan jam lembur, didapatkan biaya dan
waktu paling efektif pada penambahan jam
Contoh perhitungan slope pada analisis
kerja 3 jam.
microsoft project 2010 untuk pekerjaan
Pembesian Beton Bored Pile dengan lembur 1 2. Penambahan Tenaga Kerja
jam : Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan
menghitung kembali kebutuhan tenaga kerja
Nilai slope
dari setiap pekerjaan berdasarkan oleh durasi
Biaya percepatan−biaya normal percepatan atau durasi crashing yang dilakukan
= durasi normal−durasi percepatan tanpa penambahan jam kerja perhari. Contoh
perhitungan sebagai berikut :
Rp 114,809,591.00 −Rp 113,848,881.00
= 28 − 25,17 a. Durasi normal
Pekerjaan = Pembesian Beton Bored Pile
= Rp 339,473.50 Volume = 8294.451
Contoh perhitungan total biaya dengan variasi Durasi normal = 28 har
penambahan jam lembur adalah sebagai Kapasitas tenaga kerja per m3
berikut: Oh = Orang / hari
Pekerja = 0,007 Oh @ Rp 80.000,00
Pekerjaan = Pembesian beton bored pile
Tukang = 0,007 Oh @ Rp 110.000,00
Durasi percepatan = 114,47 hari
Kepala tukang = 0,0007 Oh @ Rp 125.000,00
Biaya langsung Mandor = 0,0004 Oh @ Rp 120.000,00
= Biaya langsung + Selisih biaya Perhitungan jumlah tenaga kerja dan upah
= Rp 2,333,390,264.83 + Rp 3.648.389.00 tenaga kerja :
= Rp 2,337,038,653.83 Jumlah tenaga kerja
Biaya tidak langsung (koefisien tenaga kerja ×volume)
= Durasi normal
(0,007 ×8294.451)
Biaya tidak langsung × durasi percepatan Pekerja =
= durasi normal (28)
= 2,07
Rp 205,663,342.17 × 114,47 Upah pekerja = 2,07 × Rp 80.000,00
= 140
= Rp 168.159.162,70 = Rp 165.600,00
(0,007 ×8294.451)
Tukang = (28)
Total biaya = 2,07
= Biaya langsung + Biaya tidak langsung Upah tukang = 2,07 × Rp 110.000,00
= Rp 2,337,038,653.83 + Rp 168.159.162,70 = Rp 227.700,00
= Rp 2,505,197,816.53 (0,0007 ×8294.451)
Kepala tukang = (28)
= 0,207
Upah k.tukang = 0,207 × Rp 125.000,00
= Rp 25.875,00 Dari tabel perbandingan biaya total dengan
(0,0004×8294.451)
variasi penambahan tenaga kerja didapatkan
Mandor = (28) untuk durasi 1 jam biaya total sebesar Rp
= 0,118 2.486.556.521,65 dengan durasi percepatan
Upah mandor = 0,118 × Rp 120.000,00 103,82 hari, untuk 2 jam biaya total sebesar Rp
= Rp 14.160,00 2.447.704.212,20 dengan durasi percepatan
Upah tenaga kerja dengan durasi normal : 77,39 hari, dan untuk durasi 3 jam biaya total
= (Rp 165.600,00 + Rp 227.700,00 + sebesar Rp 2.418.408.305,45 dengan durasi
Rp 25.875,00 + Rp 14.160,00)× 28 hari percepatan 57,52 hari. Dari ketiga penambahan
= Rp 12.133.380,00 tenaga kerja, didapatkan biaya dan waktu paling
efektif pada penambahan tenaga kerja dengan
b. Durasi Percepatan durasi 3 jam.
Durasi percepatan = 25,17 hari
Jumlah tenaga kerja
(koefisien tenaga kerja ×volume)
=
Durasi percepatan

(0,007 ×8294.451)
Pekerja = (25,17)
= 2,31orang/hari
Upah pekerja = 2,31 × Rp 80.000,00
= Rp 184.800,00
(0,007 ×8294.451)
Tukang = (25,17)
= 2,31 orang/hari GAMBAR 8. Grafik perbandingan titik biaya normal
dengan biaya penambahan jam lembur dan
Upah tukang = 2,31 × Rp 110.000,00
penambahan tenaga
= Rp 254.100,00
(0,0007 ×8294.451)
Kepala tukang = (25,17) Dari grafik perbandingan titik biaya normal
= 0,23 orang/hari dengan biaya penambahan jam lembur dan
Upah k. tukang = 0,23 × Rp 125.000,00 penambahan tenaga dapat dilihat bahwa waktu
= Rp 28.750,00 dan biaya yang paling optimal yaitu pada
(0,0004×8294.451) penambahan tenaga kerja durasi 3 jam, dengan
Mandor = (25,17) total biaya sebesar Rp 2.418.408.305,45 dengan
= 0,13 orang/hari durasi percepatan 57,52 hari
Upah mandor = 0,13 × Rp 120.000,00
= Rp 15.600,00
Upah tenaga kerja dengan durasi percepatan KESIMPILAN
(25,17 hari) :
= (Rp Rp 184.800,00 + Rp 254.100,00 + Rp
28.750,00 + Rp 15.600,00)× 25,17 hari Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
= Rp 12.163.402,00 yang dilakukan pada Proyek Pembangunan
Selisih biaya Gedung Olah Raga (Gor), disimpulkan sebagai
= Biaya percepatan – biaya normal berikut :
= Rp 12.163.402,00 - Rp 12.133.380,00 1. Perubahan biaya akibat variasi penambahan
= Rp 30.022,00 jam lembur selama 1 jam adalah lebih murah
sebesar Rp 39.552.394,71 dari semula biaya
TABEL 6. Perbandingan antara biaya total dengan normal proyek sebesar Rp 2.539.053.607,00
variasi penambahan tenaga kerja menjadi Rp 2.499.501.212,29. Untuk waktu
lembur 2 jam perubahan biaya yang terjadi
sebesar Rp 57.532.834,66 dari semula biaya
normal proyek sebesar 2.539.053.607,00
menjadi Rp 2.481.520.772,34. Pada jam
lembur 3 jam didapat selisih biaya paling
efektif sebesar Rp 69.392.147,01 dari
semula biaya normal proyek sebesar Rp
2.539.053.607,00 menjadi Rp
2.469.661.459,99. Sedangkan perubahan
waktu apabila dilakukan variasi penambahan Frederika, A., 2010, Analisis Percepatan
jam lembur selama 1 jam adalah 36,18 hari Pelaksanaan dengan Menambah Jam
dari semula waktu normal proyek 140 hari Kerja Optimum pada Proyek
menjadi 103,82 hari. Apabila jam lembur Konstruksi (Studi Kasus Proyek
ditambah menjadi 2 jam durasi percepatan Pembangunan Super Villa Peti Tenget-
menjadi 62,61 hari dari semula waktu Badung, Jurnal
normal proyek 140 hari menjadi 77,39 hari. Ilmiah Teknik Sipil, 14(2), pp. 113-
Apabila jam lembur ditambah menjadi 3 jam 126.
durasi percepatan menjadi 82,48 hari dari Ikhtisholiyah, 2017, Analisis Penerapan
semula waktu normal proyek 140 hari Manajemen Waktu dan Biaya pada
menjadi 57,52 hari. Proyek Pembangunan Gedung Kuliah
2. Perubahan biaya akibat variasi penambahan Teknik Listrik Industri Politeknik
tenaga kerja selama 1 jam adalah lebih Negeri Madura (POLTERA), Zeta -
murah sebesar Rp 52.497.085,35 dari Math Journal, 3(1), pp. 14-21.
semula biaya normal proyek sebesar Rp
2.539.053.607,00 menjadi Rp Kareth, M., 2012, Analisis Optimalisasi Waktu
2.486.556.521,65. Untuk penambahan dan Biaya Dengan Program Primavera
tenaga kerja 2 jam perubahan biaya yang 6.0 (Studi Kasus Proyek Pembangunan
terjadi sebesar Rp 91.349.394,80 dari Puri Kelapa Gading), Jurnal Sipil
semula biaya normal proyek sebesar Statik, 1(1), pp. 53-59.
2.539.053.607,00 menjadi Rp Khodijah, N.S., Yahdin, S., Dewi, N.R., 2013,
2.447.704.212,20. Pada penambahan tenaga Optimalisasi Pelaksanaan Proyek
kerja 3 jam didapat selisih biaya paling Pembangunan Persinyalan Elektrik di
efektif sebesar Rp 120.645.301,55 dari Stasiun Kertapati dengan Penerapan
semula biaya normal proyek sebesar Rp Metode Crash Program, Jurnal
2.539.053.607,00 menjadi Rp Penelitian Sains, 16(2A), pp. 65-74.
2.418.408.305,45. Sedangkan perubahan
waktu apabila dilakukan variasi penambahan Pawiro, D.A., Suharyanto, Atmojo, P.S., 2014,
tenaga kerja selama 1 jam adalah 36,18 hari Optimalisasi Biaya dan Waktu dalam
dari semula waktu normal proyek 140 hari Penyusunan Jadwal Pelaksanaan
menjadi 103,82 hari. Apabila jam lembur Proyek (Studi Kasus Proyek
ditambah menjadi 2 jam durasi percepatan Pembangunan Gedung Pusat Kegiatan
menjadi 62,61 hari dari semula waktu Mahasiswa Universitas Diponegoro
normal proyek 140 hari menjadi 77,39 hari. Semarang,. Jurnal Media Komunikasi
Apabila jam lembur ditambah menjadi 3 jam Teknik Sipil, 20(2), pp. 103-108.
durasi percepatan menjadi 82,48 hari dari Priyo, M., Sumanto, A., 2016, Analisis
semula waktu normal proyek 140 hari Percepatan Waktu dan Biaya Proyek
menjadi 57,52 hari. Konstruksi dengan Penambahan Jam
3. Biaya dan durasi paling optimal didapat Kerja (Lembur) Menggunakan Metode
pada penambahan tenaga kerja selama 3 Time Cost Trade Off (Studi Kasus
jam, dibandingkan menambah jam lembur. Pembangunan Prasarana
Yaitu dengan biaya optimal proyek sebesar Pengendalian Banjir), Jurnal Ilmiah
Rp 2.418.408.305,45 dan durasi optimal Semesta Teknika, 19(1), pp. 1-15.
proyek selama 57,52 hari.
Simatupang, J.S., 2015, Pengaruh Percepatan
Durasi Terhadap Waktu Pada Proyek
DAFTAR PUSTAKA Konstruksi (Studi Kasus Pembangunan
Persekolahan Eben Haezar Manado),
Dwijono, D., 2017, Optimalisasi Waktu Jurnal Sipil Statik, 3(5), pp. 281-291.
Percepatan dan Biaya Kegiatan di
dalam Metode Jalur Kritis dengan Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek Dari
Pemrograman Linier, Jurnal Terapan Konseptual Sampai Operasional,
Teknologi Informatika, 1(1), pp. 1-9. Jakarta: Erlangga.
Telaumbanua, T.A., 2017, Perencanaan Waktu
Dipohusodo, I., 1996, Manajemen Proyek Dan Penyelesaian Proyek Toko Modisland
Konstruksi, Yogyakarta: Kanisius. Manado dengan Metode CPM, Jurnal
Sipil Statik, 5(8), pp. 549-557.
Wowor, F., 2013, Aplikasi Microsoft Project
dalam Pengendalian
Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan Proyek, Jurnal Sipil Statik,
1(8), pp. 543-548.

PENULIS:

Mandiyo Priyo
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.
Email: pmandiyo@yahoo.com

Meiki Risa Anggriani Paridi


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Yogyakarta.
Email: meiki.anggriani.2014@ft.umy.ac.id

Anda mungkin juga menyukai