Fisiologi Haid Dan Gametogenesis
Fisiologi Haid Dan Gametogenesis
Fisiologi Haid
Hormon Reproduksi
Hypothalamic-Releasing Hormone : GnRH
Pelepasan GnRH dari hipothalamus dikontrol oleh beberapa faktor, yaitu
neurotransmiter norepinefrin (meningkatkan sekresi) dan dopamin (menurunkan
sekresi). Endorphin juga menurunkan pelepasan GnRH.
GnRH menstimulasi sekresi FSH dan LH. Sekresi LH dirangsang secara
terus menerus secara pulsatil oleh GnRH. Sekresi FSH juga dipengaruhi oleh
kadar hormon lainnya, seperti estrogen dan inhibin yang menghambat sekresi
FSH. Karena faktor-faktor yang mempengaruhi ini, sekresi FSH tidak selalu
berhubungan dengan jumlah GnRH yang ada. GnRH memiliki half-life yang
sangat singkat dan tidak dijumpai dalam sirkulasi sistemik dalam jumlah yang
signifikan. Untuk menstimulasi sekresi gonadotropin, GnRH tampil secara
pulsatil, suatu proses yang memfasilitasi half-lifenya yang sangat pendek.
Androgen
Androgen merupakan hormon steroid. Pada wanita, sejumlah kecil
testosteron dan dihydrotestosteron diproduksi oleh ovarium yang jika muncul
dalam jumlah yang cukup banyak akan menimbulkan efek androgenik yang
signifikan.
2
Estrogen
Meskipun tidak dibutuhkan untuk perkembangan karakteristik seksual
primer pada wanita, estrogen dibutuhkan untuk maturasi struktur saluran
reproduktif wanita, yaitu vagina, uterus dan tuba fallopi. Estrogen juga
menstimulasi perkembangan stromal dan duktal payudara, serta mengatur
distribusi lemak lemak tubuh seperti yang terlihat pada wanita. Estrogen juga
menstimulasi pertumbuhan endometrial lining dan meningkatkan produksi
sekresi vagina dan mukus serviks.
Estradiol adalah estrogen utama yang diproduksi oleh ovarium. LH dan
FSH menstimulasi produksi estradiol melalui aksi terkoordinasi sel-sel theca dan
granulosa. Kadar estradiol bervariasi secara nyata selama siklus menstruasi.
Progesteron
Kadar sirkulasi progesteron yang signifikan ditemukan hanya pada waktu
setelah ovulasi. Progesteron dan komposisi sintetik sejenis, dikenal dengan
progestin, merangsang perubahan sekretorik pada endometrial lining.
Progesteron dapat sedikit meningkatkan temperatur tubuh.
Hormon lain
Inhibin merupakan hormon glikoprotein, sebagai hasil fungsi gonad, yang
mengatur sekresi dan produksi FSH.
3
progesteron bersama dengan estrogen yang relatif masih tinggi pada fase ini.
Glandula pada fase sekretori sangat berkelok-kelok; lumen dari glandula
mengalami dilatasi, sakulasi dan terisi produk sekretori glikogen yang akan
berfungsi sebagai sumber nutrisi embrio. Akumulasi timbunan glikogen dalam
jumlah besar dalam sitoplasma basal sel glandula, akan mendesak nuklei lebih
ke apek sebelum inisiasi sekresi aktif.
Edema stroma akan menyebabkan peningkatan ketebalan endometrium
hingga 5 mm. Arteri spiralis akan mengalami elongasi dan konvolusi dalam
tunika propria dan akan mencapai stroma yang tampak lebih kaya sel dan
padat. Progresi ini berlangung hingga hari ke 21 siklus menstruasi, pada saat itu
endometrium mencapai status sekretori penuh dan dapat mendukung implantasi
embrio.
Mekanisme Haid
Adanya hormon estrogen dan progesteron yang meningkat secara
bertahap, berdampak pada perubahan-perubahan target organ(=endometrium).
Begitu hormon estrogen meningkat, endometrium mulai menebal (masa
proliferasi), dan saat hormon progesteron meningkat terjadi terus perubahan
endometrium dengan bertambahnya pertumbuhan pembuluh darah dan
kelenjar-kelenjar (masa sekresi).
Apabila kadar estrogen dan progesteron turun mendadak (perubahan
korpus luteum ke korpus rubrum) maka pertumbuhan endometrium terhenti
terjadi pelepasan dan perdarahan endometrium (=haid).
5
Beberapa faktor lain yang juga berperan dalam mekanisme haid yaitu :
Faktor Enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-
enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen
dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam
6
Faktor Vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam
lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh
pula arteria-arteria, vena-vena dan hubungan antaranya. Dengan regresi
endometrium timbul stasis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang
menghubungkannya dengan arteri dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan
dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2 . Dengan
desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan
berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan
pada haid.
7
Gametogenesis
GAMETOGENESIS
Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik oleh kombinasi
kromosom.
Pada pria : 46XY (sering disebut juga 44+XY)
Pada wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX)
PEMBELAHAN SEL
Mitosis
Miosis
Sel benih pria maupun wanita merupakan turunan langsung sel-sel benih
primordial (primordial germ cells) yang terbentuk pada masa embrional.
Sel benih primordial mulai tanpak di dinding yolk sac pada akhir minggu ke-3
pertumbuhan embrio.
Dalam perkembangannya sel benih primordial berpindah / migrasi ke arah
jaringan gonad, sampai kira-kira minggu ke-5.
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stsdium embryonalnya, di
dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah
lahir dan menjelang pubertas.
Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai
pada masa pubertas.
Hasil akhir proses ini adalah sel-sel sperma dewasa yaitu spermatozoa.
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primodial segera berdiferensiasi
menjadi oogonium.
Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir
perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogenium akan dikelilingi oleh
selapis sel epitel yang berasal dari permukaan jaringan gonad, yang nantinya
menjadi sel folikuler.
Pada bulan ke-5 sampai ke-7, jumlah oogenium diperkirakan mencapai +7 juta
sel. Pada saat itu sel-sel mulai berdegenerasi, sehingga banyak oogenium dan
oosit primer berhenti tumbuh dan menjadi atretik.
Tetapi oosit primer yang telah memasuki tahap profase miosis pertama tetap
bertahan pada stadiumnya denga dilapisi sel folikuler epitel gepeng
( selanjutnya oosit primer dengan sel folikuler ini disebut sebagai folikel
primordial).
Folikel primordial tetap pada stadiumnya (disebut fase istrirahat /fase diktioten/
diplotene stage), sampai sesudah kelahiran dan menjelang pubertas. Jumlahnya
pada saat kelahiran 700 ribu –2 juta folikel.
Pada masa pubertas, sambil mulai tebentuknya siklus mentrusi, folikel
primordial/oosit primer mulai mulai melanjutkan pematangan dengan kecepatan
yang berbeda-beda.
12
Pada saat ovulasi dalam siklus haid normal, yaitu sekitar dua minggu sebelum
terjadinya pendarahan haid berikutnya, hanya satu sel folikel yang mengalami
pematangan sampai tingkat lanjut dan keluar sebagai ovum yang siap dibuahi.
Pertrumbuhan /pematangan diawali diawali dengan pertambahan ukuran oosit
primer/ folikel primodial menjadi membesar, dan sel-sel epitel selapis gepeng
berubah menjadi kuboid dan berlapis-lapis.
Pada tingkat pertumbuhan ini, oosit primer bersama lapisan epitelnya disebut
berada dalam stadium folikel primer.
Awalnya oosit primer berhubungan erat dengan sel folikuler kuboid yang
melapisinya, namun sebelumnya terbentuk lapisan mukopolisakarida yang
membatasi / memisahkan diantaranya, yang disebut zona pellucida.
Kemudian terbentuk juga suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli)
yang makin lam makin besar.
Tetapi sel-sel folikuler, yang berbatasan dengan zona pellucida oosit primer
tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus.
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder.
Jika terjadi pembuahan dan kehamilan, korpus luteum tetap aktif karena
hormon progesteron yang dihasilkan berfungsi mempertahankan keseimbangan
hormonal selama masa-masa awal kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, oosit sekunder akan mengalami degenerasi dalam
waktu sekitar 24-48 jam pasca evolusi.
Jika tidak terjadi pembuahan dan kehamilan, sampai dengan 9-10 hari sesudah
ovulasi korpus luteum akan berdegenerasi dan mengalami fibrosis menjadi
korpus albikans.
Akibat degenerasi ini produksi progesteron juga menurun, menjadi stimulasi
untuk terjadinya pendarahan haid berikutnya.
Hasil akhir oogenesis normal kemungkinan adalah satu buah oosit matang dan
1-3 buah polar bodies.
14
Kromosom yang dikandung oleh oosit adalah separuh dari induknya, yaitu 23+X.