Anda di halaman 1dari 25

Dasar Hukum :

• UU NOMOR 01 TAHUN 2004 : tentang Perbendaharaan Negara;

• PP NOMOR 58 TAHUN 2005 : tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

• PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 : tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

• PERMENDAGRI NOMOR 21 TAHUN 2011 : tentang perubahan kedua atas Permendagri nomor 13 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;

• PERATURAN DAERAH KAB NOMOR 01 TAHUN 2011 : tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

• PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2010 : Tentang Tatacara Penatausahaan dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban Bendahara serta penyampaiannya;

• PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 49 TAHUN 2011 : Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

PENGERTIAN :
1. Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.
2. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah perangkat daerah pada Pemerintah daerah selaku Pengguna Anggaran (PA).
3. RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran SKPD) adalah dokumen perencanaan dan pengangaran yang berisi rencana pendapatan dan
rencana belanja program dan kegiatan SKPD sebagai dasar penyusunan APBD.
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas dan disetujui
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah.
5. Dokumen pelaksanaan Anggaran SKPD yang disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan belanja yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
6. Dokumen pelaksanaan perubahan anggaran SKPD yang disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan
dan belanja yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.
7. Anggaran kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan arus kas keluar untuk mengatur
ketersediaan dana yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.
8. Surat Penyediaan Dana (SPD) adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penerbitan SPP.
PEJABAT TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH :
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD);
• Bendahara Umum Daerah (BUD);

• Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD);

• Pengguna Anggaran (PA);

• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

• Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK);

• Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD);

• Bendahara Penerimaan dan pembantu bendahara penerimaan;

• Bendahara pengeluaran;

• Bendahara pembantu dan pembantu bendahara.

FUNGSI PPKD TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH :


• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD).
• BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
• Kuasa BUD adalah Pejabat yang ditunjuk oleh PPKD selaku BUD untuk melaksanakan tugas yang dimiliki BUD.
FUNGSI PA/KPA TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH:
• Pengguna Anggaran (PA) adalah kepala SKPD dalam kapasitasnya sebagai pengguna anggaran.
• Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah ditunjuk berdasarkan pada pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja,
lokasi dan atau rentang kendali, dan pertimbangan objektif lainnya.
• Kepala SKPD selaku PA dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kewenangannya kepada KPA; konsekuensi dari pelimpahan tugas
dan wewenang PA, apabila telah melimpahkan maka terdapat tugas rutin yakni menandatangani dokumen penatausahaan dan akuntansi
yang harus dilaksanakan KPA; KPA dijabat oleh Pejabat struktural Esselon III.

• Surat Perintah Membayar (SPM) apabila kepala SKPD memberikan kuasa atas penandatanganan SPM maka harus tetap
dinyatakan “Atas Nama Kepala SKPD”.
FUNGSI PPTK TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
• Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah Pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari
suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
• PPTK tidak boleh merangkap sebagai PPK-SKPD maupun Bendahara.

• Penunjukan PPTK ditetapkan dengan SK Kepala SKPD selaku PA atau KPA yang selanjutnya disampaikan kepada PPKD.

• PPTK-SKPD mempunyai tugas :

a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; dan

c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan; dokumen anggaran mencakup dokumen administrasi
kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
FUNGSI PPK-SKPD TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
• Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK-SKPD) adalah pejabat yang ditetapkan oleh Kepala SKPD, yang melaksanakan fungsi tata
usaha keuangan pada SKPD.
• PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai PPTK maupun Bendahara.

• PPK-SKPD mempunyai tugas :

a. Meneliti kelengkapan dan kebenaran SPP- UP,GU,TU,LS yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh
PPTK;

b. Melakukan verifikasi SPP;


c. Menyiapkan SPM;
d. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;

e. Melaksanakan akuntansi SKPD; dan

f. Menyiapkan laporan keuangan SKPD.


FUNGSI BENDAHARA TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
• Bendahara penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
• Bendahara pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan,membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawbkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
• Bendahara adalah PNS non struktural yang diusulkan dan ditunjuk oleh Kepala SKPD dan ditetapkan dengan keputusan Bupati dalam
rangka mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBD secara administratif kepada PA dan secara fungsional kepada BUD.
• Bendahara pembantu ditetapkan melalui keputusan Bupati atas usul kepala SKPD, dalam menyampaikan tanggungjawabnya harus
melalui bendahara.
• Pembantu bendahara adalah pegawai yang mempunyai tugas untuk membantu bendahara dalam melaksanakan tugas kebendaharaan;
jumlah pembantu bendahara disesuaikan dengan kebutuhan SKPD yang bersangkutan; penunjukan pembantu bendahara ditetapkan
dengan keputusan kepala SKPD.
DOKUMEN PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENERIMAAN
Dokumen yang digunakan pada prosedur penatausahaan bendahara penerimaan :

a. Anggaran kas;

b. DPA-SKPD;

c. Buku kas umum penerimaan;

d. Buku rekapitulasi penerimaan harian (RPH);

e. Surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);

f. Surat ketetapan retribusi (SKR);

g. Surat tanda setoran (STS);

h. Bukti penerimaan lainnya yang sah;

i. Nota kredit/bukti setor;


j. Buku simpanan/Bank;

k. Perincian penerimaan per-rincian obyek;

l. Register penerimaan kas.

DOKUMEN PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENGELUARAN


Dokumen yang digunakan pada prosedur penatausahaan bendahara pengeluaran terdiri atas :

a. Anggaran kas;

b. DPA-SKPD;

c. SPD;

d. Register SPD;

e. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) UP,GU,TU,LS;

f. Register SPP;

g. Surat Perintah Membayar (SPM) UP,GU,TU,LS;

h. Register SPM;

i. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) UP,GU,TU,LS;

j. Register SP2D;

k. Buku kas umum Pengeluaran;


l. Buku Kas Umum pengeluaran pembantu;

m. Buku pembantu simpanan/Bank;

n. Buku pembantu Panjar;

o. Buku pembantu pajak;

p. Berita acara pemeriksaan kas;

q. Register penutupan kas;

r. Perincian pengeluaran perincian obyek;

s. Kartu pengendalian kredit anggaran;

t. Laporan pertanggungjawaban pengeluaran;

u. Surat pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran.

PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP)


• Surat permintaan pembayaran (SPP) adalah dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan
kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

• Berdasarkan SPD bendahara pengeluaran mengajukan SPP dalam rangka permohonan penerbitan SPM kepada PA/KPA melalui PPK-
SKPD yang telah menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang diajukan bendahara pengeluaran.

• SPP yang diajukan bendahara pengeluaran terdiri dari :

1. SPP uang persediaan (SPP-UP);


2. SPP ganti uang (SPP-GU);

3. SPP tambahan uang (SPP-TU);

4. SPP langsung (SPP-LS).

PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)


• SPM adalah dokumen yang digunakan/ diterbitkan oleh PA/KPA untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
• Proses ini dimulai dengan pengujian atas SPM yang diajukan baik dari segi kelengkapan dokumen maupun kebenaran pengisiannya.

• Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian DPA-SKPD yang terkait serta batas jumlah dalam SPD yang terkait, apabila telah
dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan membuat rancangan SPM untuk diotorisasi.

• SPM yang telah diterbitkan diajukan kepada Kuasa BUD untuk penerbitan SP2D.

• Setelah tahun anggaran berakhir, PA/KPA dilarang menerbitkan SPM yang membebani tahun anggaran berkenaan.

PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)


• SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Kuasa BUD berdasarkan SPM.
• Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh PA/KPA agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui
pagu dan memenuhi persyaratan  yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.
• Apabila telah dinyatakan lengkap, maka Kuasa BUD akan menerbitkan SP2D yang sudah disahkan apabila telah ditandatangani dan
distempel oleh Kuasa BUD.

• Apabila dinyatakan belum lengkap, maka Kuasa BUD membuat Surat penolakan penerbitan SP2D kepala PA/KPA agar
menyempurnakan SPM.

• SP2D diserahkan kepada Bank, bendahara pengeluaran atau rekanan pihak ketiga untuk dicairkan di Kas Umum Daerah pada Bank
yang ditunjuk sebagai Kas Umum Daerah.

• SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja.

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA


• Pelaksanaan belanja yang dilakukan untuk melaksanakan suatu kegiatan, wajib dipertanggungjawabkan oleh PPTK secara tepat waktu
dan melampirkan dokumen-dokumen pendukung penggunaan anggaran dalam pelaksanaan kegiataan yang terkait.

• PPTK memberikan dokumen penggunaan anggaran kepada bendahara pengeluaran sebagai dasar bagi bendahara pengeluaran untuk
membuat surat pertanggungjawaban (SPJ).

LANGKAH TEKNIS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA


• PPTK mengajukan permohonan dana melalui Nota Pencairan Dana (NPD) untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada PA/KPA.

• Berdasarkan permohonan tersebut PA/KPA memberikan memo persetujuan kepada bendahara pengeluaran untuk mengeluarkan
sejumlah dana yang dimaksud. Kemudian bendahara pengeluaran mengeluarkan dana sejumlah persetujuan yang diberikan PA/KPA
kepada PPTK.

• Dalam proses pelaksanaan kegiatan, PPTK wajib mengarsipkan dokumen-dokumen yang terkait dengan pengeluaran belanja untuk
kegiatan tersebut. Selanjutnya PPTK memberikan dokumen-dokumen pelaksanaan belanja sebagai dasar bendahara pengeluaran dalam
melakukan pertanggungjawaban belanja.

• Bendahara pengeluaran berdasarkan dokumen yang diberikan oleh PPTK, mencatat pelaksanaan belanja kedalam pembukuan.

• Dalam pelaksanaannya, tidak semua dokumen pembukuan digunakan secara bersamaan untuk membukukan satu transaksi keuangan
yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran.

• Dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembukuan adalah :

– SP2D UP/GU/TU/LS;

– Bukti transaksi yang sah dan lengkap;

– Dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang berlaku.

PERTANGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA


• Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan penggunaan SPJ-UP,GU,TU,LS kepada kepala SKPD
melalui PPK-SKPD; dan
• Secara fungsional wajib mempertanggungjawabkan SPJ-UP,GU,TU,LS kepada PPKD selaku BUD, paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.

• Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen laporan pertanggungjawaban yang disampaikan mencakup :

– Buku kas umum pengeluaran;

– Ringkasan pengeluaran per-rincian obyek;

– Bukti penyetoran PPN/PPh;

– Register penutupan kas;

– Berita pemeriksaan kas;

– Laporan penutupan kas bulanan.

• Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.

• Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setor sisa uang persediaan.

AKUNTANSI –SKPD
• Kegiatan akuntansi pada SKPD meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, aset dan selain kas.

• Proses tersebut dilaksanakan oleh PPK-SKPD berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara.

• PPK-SKPD melakukan pencatatan transaksi pendapatan pada Jurnal khusus pendapatan, transaksi belanja pada jurnal khusus belanja
serta transaksi aset dan selain kas pada jurnal umum.

• Secara berkala, PPK-SKPD melakukan posting pada buku besar dan secara periodik menyusun neraca saldo sebagai dasar pembuatan
Laporan Keuangan, yang terdiri dari :
– Laporan realisasi anggaran (LRA);

– Neraca;

– Laporan Operasional (LO);


– Laporan perubahan ekuitas (LPE);
– Catatan atas laporan keuangan (CALK).

MEKANISME PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN


DANA (SP2D) PADA BIDANG PERBENDAHARAAN SELAKU
KUASA BUD KABUPATEN BANJAR
 24/08/2015
DASAR HUKUM :
– Peraturan Bupati Banjar No.49 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

A. KETENTUAN UMUM
SP2D atau surat perintah pencairan dana adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah Surat
Perintah Membayar (SPM) diterima oleh kuasa BUD.

SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja.

SP2D dapat diterbitkan jika :

– Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran DPA-SKPD dan SPD yang tersedia mencukupi.
– Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.

Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D :

– Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima

– Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM.

B. PIHAK TERKAIT
Kuasa BUD adalah Pejabat yang ditunjuk untuk menerbitkan dan menandatangani SP2D.

Kuasa BUD dalam kegiatan ini memiliki tugas sebagai berikut :

1. Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM

2. Menerbitkan SP2D

3. Menyerahkan SP2D kepada Bank

4. Membuat Register SP2D

Kuasa BUD membuat laporan atas kas umum daerah yang berada dalam pengelolaannya, dan menyampaikan laporan tersebut kepada
kepala daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh penatausahaan dan bukti-bukti transaksi pada kas umum daerah akan dijadikan
dasar dalam membuat laporan BUD.

Laporan BUD disusun dalam bentuk :

– BKU

– Laporan Posisi Kas Harian (LPKH)


– Rekonsiliasi Bank

– Register SPP/SPM/SP2D

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS PENERBITAN SP2D


Langkah 1 (Penelitian SPM)
Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/GU/TU/LS yang dilampirkan. Kelengkapan dokumen tersebut mengacu pada daftar
dokumen pengajuan yang telah dipersyaratkan.

Pengujian berikutnya adalah Kuasa BUD melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta batasan jumlah dalam SPD yang
tersedia. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka kuasa BUD akan membuat rancangan SP2D.

Langkah 2 (Pembuatan SP2D)


Apabila Kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen sudah lengkap, maka kuasa BUD menerbitkan SP2D yang sudah di sah kan apabila
telah ditanda tangani dan distempel oleh Kuasa BUD.

Kuasa BUD menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap :

Lembar 1 : Bank yang ditunjuk

Lembar 2 : Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

Lembar 3 : Arsip Kuasa BUD

Lembar 4 : Arsip rekanan/pihak ketiga

SP2D diserahkan kepada Bank apabila melalui Bendahara Pengeluaran atau rekanan pihak ketiga yang bukan penandatangan kontrak
menggunakan Surat Kuasa untuk pengambilan SP2D yang kemudian untuk dicairkan di Kas Umum Daerah pada Bank yang ditunjuk
sebagai Kas Umum Daerah.

Bendahara Pengeluaran mencatat SP2D ke dalam dokumen penatausahaan yang terdiri dari :
– BKU

– Buku pembantu simpanan Bank

– Buku pembantu pajak

– Buku pembantu panjar

– Buku rekapitulasi pengeluaran per rincian objek

– Laporan Penutupan Kas Bulanan

– SPJ Fungsional

Apabila ternyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan belum lengkap, maka kuasa BUD membuat surat penolakan
penerbitan SP2D dalam dua rangkap :

1. Dokumen diberikan kepada PPKD yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran agar menyempurnakan SPM.

2. Dokumen diarsipkan oleh Kuasa BUD dalam register surat penolakan penerbitan SP2D.

BAGAN PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCARIAN DANA (SP2D) OLEH KUASA BUD
3. Pengakuan Belanja Dalam pengakuan belanja dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

a. pengeluaran kas atas pembayaran gaji melalui SP2D gaji diakui menambah realisasi belanja gaji. Pengembalian kelebihan belanja terlebih
dahulu dianalisis periodenya;

b. belanja yang dibayarkan melalui SP2D-LS diakui sebagai penambah realisasi belanja pada saat SP2D tersebut telah mengurangi kas daerah;

c. belanja yang dibayarkan melalui bendahara pengeluaran diakui menambah realisasi belanja ketika SPJ yang disusun oleh bendahara
pengeluaran telah diterbitkan SP2D-GU/Nihil;

d. belanja bukan tunai dalam bentuk barang dan jasa diakui sebagai belanja dan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran pada saat terjadinya
transaksi belanja yang bersangkutan. Belanja bukan tunai ini diakui sebagai konsekuensi atas pendapatan bukan tunai yang diterima oleh
Pemerintah Kota Surabaya;

e. setoran atas kelebihan belanja periode berjalan yang telah dipertanggungjawabkan (di-SPJ-kan) menunjuk kode rekening belanja tersebut per
rincian objek, diakui mengurangi belanja periode berjalan. Sedangkan setoran kelebihan belanja periode tahun sebelumnya, diakui sebagai
pendapatan lain-lain;

f. pada akhir periode akuntansi, jika terdapat kewajiban bagi pemerintah daerah untuk membayar kepada pihak ketiga diakui sebagai
penambahan kewajiban (utang) dan pengurangan ekuitas dana.

4. Pengakuan Persediaan Dalam pengakuan persediaan dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

a. persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau penguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan
dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik sesuai dengan harga terakhir pembelian/harga perolehan;

b. persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan diharapkan akan menjadi aset untuk konstruksi dalam
pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan, namun dikapitalisasi menjadi Aset Tetap. Dalam hal Pemerintah Kota Surabaya memproduksi
sendiri, persediaan juga meliputi barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat – alat pertanian, persediaan
benih atau bibit, dan lain – lain. Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energi atau untuk
tujuan berjaga-jaga seperti cadangan pangan, maka barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan. Termasuk dalam kategori persediaan ini
adalah bahan pakai habis, seperti alat tulis kantor, yang sampai dengan akhir periode akuntansi masih tersedia digudang.

4) (PENERIMAAN )PPKD selaku BUD Dalam kegiatan ini PPKD selaku BUD memiliki wewenang untuk :

a) menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan.

b) melakukan verifikasi, evaluasi serta analisis atas laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD dalam rangka rekonsiliasi
penerimaan.

4. Anggaran Kas. Penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Daerah dilakukan guna mengatur ketersediaan dana yang cukup untuk mendanai
pengeluaran-pengeluaran sesuai dengan rencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Anggaran Kas memuat
perkiraan Arus Kas Masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan Arus Kas Keluar yang digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan
dalam setiap periode. Dalam proses penatausahaan Anggaran Kas mempunyai peran penting sebagai alat kontrol dan pengendalian. Dokumen
ini dibuat (direkaputilasi) oleh TAPD untuk ditetapkan oleh PPKD selaku BUD yang dalam tahap berikutnya menjadi dasar pembuatan SPD.

1) Pihak yang terkait

a) PPKD selaku BUD Dalam kegiatan ini PPKD memiliki tugas sebagai berikut melakukan pengesahan Rancangan Anggaran Kas menjadi Anggaran
Kas sebagai dasar pengajuan SPP di SKPD.

b) SKPD Dalam kegiatan ini SKPD memiliki tugas sebagai berikut menyusun Rancangan Anggaran Kas SKPD berdasarkan Rancangan DPA SKPD
yang telah dibuat, dengan memperhatikan jadwal kegiatan dan kebutuhan riil.

42 c) Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Dalam kegiatan ini TAPD memiliki tugas sebagai berikut :

(1) melakukan verifikasi Rancangan Anggaran Kas SKPD bersama Kepala SKPD;

(2) melakukan rekapitulasi Rancangan Anggaran Kas dari SKPD.

2) Langkah-Langkah Tehnis
a) Kepala SKPD menyusun Rancangan Anggaran Kas berdasarkan Rancangan DPA-SKPD dan menyerahkan Rancangan Anggaran Kas SKPD kepada
PPKD selaku BUD bersamaan dengan rancangan DPASKPD paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah adanya pemberitahuan.

b) PPKD mengotorisasi Rancangan Anggaran Kas SKPD dan kemudian diserahkan kepada TAPD.

c) TAPD bersama dengan kepala SKPD memverifikasi rancangan Anggaran Kas SKPD dan DPA-SKPD berdasarkan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran APBD paling lambat 15 (limabelas) hari kerja sejak ditetapkannya Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD.

d) TAPD menyerahkan Rancangan Anggaran Kas SKPD yang lolos verifikasi kepada PPKD untuk disahkan menjadi Anggaran Kas Pemerintah
Daerah. Rancangan Anggaran Kas SKPD dibuat arsip oleh PPKD sedangkan Rancangan Anggaran Kas Pemerintah Daerah digunakan dalam proses
pembuatan Surat Penyediaan Dana.

Pembuatan Surat Penyediaan Dana.

SPD adalah Surat Penyediaan Dana yang dibuat oleh BUD dalam rangka Manajemen Kas Daerah. Manajemen Kas adalah kemampuan daerah
dalam mengatur jumlah penyediaan dana kas bagi setiap SKPD artinya BUD harus mampu memperkirakan kemampuan keuangan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kebutuhan dana SKPD. Hal ini penting karena akan mempengaruhi jumlah dana yang dapat disediakan dalam satu kali
pengajuan SPD, serta periode pengajuan SPD. Apabila mampu mencukupi kebutuhan dana yang di SPD kan untuk kurun waktu 3 (tiga) bulan,
maka periode pengajuan SPD cukup 1 (satu) kali tiap 3 (tiga) bulan tersebut. SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam
periode waktu tertentu, informasi dalam SPD menunjukkan secara jelas alokasi tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk setiap kegiatan
secara tersendiri.

Untuk mengakomodasi belanja atas kegiatan yang sifatnya wajib dan mengikat dan harus dilaksanakan sebelum DPA-SKPD disahkan, PPKD
selaku BUD membuat SPD tanpa menunggu DPA disahkan.

1) Pihak yang terkait

a) Kuasa BUD Dalam kegiatan ini Kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut :

(1) menganalisa DPA-SKPD yang ada di database;

(2) menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per SKPD;

(3) menyiapkan SPD;

(4) mendistribusikan SPD kepada para Pengguna Anggaran.

43 b) PPKD Dalam kegiatan ini PPKD memiliki tugas sebagai berikut :


(1) meneliti SPD yang diajukan Kuasa BUD;

(2) melakukan otorisasi SPD.

c) Pengguna Anggaran Dalam kegiatan ini Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut :

(1) memberikan keterangan yang diperlukan oleh Kuasa BUD.

(2) mengarsipkan SPD yang diterima.

2) Langkah-Langkah Tehnis

a) Kuasa BUD menyiapkan Rancangan SPD segera setelah menerima Rancangan DPA-SKPD dan Anggaran Kas SKPD. Kuasa BUD menyiapkan
Rancangan SPD berdasarkan DPA-SKPD dan Anggaran Kas Pemerintah Daerah. Rancangan SPD yang telah dibuat diserahkan kepada PPKD untuk
diotorisasi dan ditandatangani oleh PPKD.

b) Rancangan SPD yang dibuat tersebut berisi jumlah penyediaan dana yang dibutuhkan.

c) setelah PPKD mengotorisasi rancangan SPD, PPKD menyerahkan SPD kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

d) PPKD kemudian melakukan pengesahan dan membuat SPD tersebut rangkap 2 (dua) :

(1) Dokumen Pertama diserahkan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang akan dipakai sebagai dasar dalam pembuatan
SPP;

(2) Dokumen Kedua dibuat sebagai arsip oleh PPKD.

LAMPIRAN IV :

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 55 TAHUN 2008

TANGGAL : 1 DESEMBER 2008


TATACARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA
PENYAMPAIANNYA

1. PENGAJUAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP) Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilakukan bendahara pengeluaran
PPKD adalah untuk melakukan pengeluaran/belanja PPKD dan pengeluaran pembiayaan. Dalam proses ini bendahara pengeluaran PPKD
menyusun dokumen SPP-LS PPKD SPP-LS PPKD sebagai alat pengajuan dana atas belanja-belanja PPKD seperti belanja hibah, belanja bunga dan
belanja tak terduga. SPP-LS PPKD ini disusun oleh bendahara pengeluaran PPKD Bendahara mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS, selain dari dokumen SPP-LS itu sendiri. Lampiran tersebut antara lain: a) Salinan SPD b) Lampiran lain
yang diperlukan Setelah itu bendahara pengeluaran PPKD mengisi dokumen SPP LS PPKD yang telah disiapkan. Disamping membuat SPP,
bendahara pengeluaran PPKD juga membuat reglster untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

PP 12 tahun 2019

Pasal 1

66. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah unsur penunjang Urusan Pemerintahan pada Pemerintah
Daerah yang melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah

Pasal 9

Kepala Daerah atas usul BUD dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) Kuasa BUD di lingkungan SKPKD dengan pertimbangan besaran jumlah uang
yang dikelola, beban kerja, lokasi, dan/ atau rentang kendali.
PP 12 tahun 2019

Pasal 125

(1) Untuk pelaksanaan APBD, Kepala Daerah menetapkan: a. pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD; b. pejabat yang diberi
wewenang menandatangani SPM; c. pejabat yang diberi wewenang mengesahkan surat pertanggungiawaban; d. pejabat yang diberi
wewenang menandatangani SP2D; e. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran; f. Bendahara Penerimaan pembantu dan
Bendahara Pengeluaran pembantu; dan g. Pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD. (2) Keputusan Kepala Daerah tentang
penetapan pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebelum dimulainya tahun anggaran berkenaan.

Anda mungkin juga menyukai