Komunitas HIV
Komunitas HIV
Komunitas HIV
HALAMA JUDUL..............................................................................…..i
KATA PENGANTAR ...............................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................4
2.1 Pengertian dari HIV.........................................................................4
2.2 Etiologi dari HIV.............................................................................4
2.3 Manifestasi Klinis dari HIV.............................................................5
2.4 Patofisiologi dari Penyakit HIV.......................................................6
2.5 Komplikasi dari Penyakit HIV.........................................................8
2.6 Pemeriksaan penunjang dari Penyakit HIV.....................................9
2.7 Penatalaksanaan dari Penyakit HIV.................................................9
2.8 Peran pemerintah dalam mencegah penyakit HIV...........................9
2.9 Pencegahan dari Penyakit HIV........................................................10
2.10 Asuhan Keperawatan.....................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
UNAIDS pada tahun 2015terdapat 2,1 juta infeksi HIV baru diseluruh
dunia, yang banyak tersebar diwilayah afrika dan asia. Data ini menambah
total penderita HIV menjadi 36.7juta dan penderita AIDS sebanyak 1,1
juta orang (UNAIDS, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari HIV/AIDS ?
1.2.2 Bagaimana Etiologi dari Penyakit HIV/AIDS?
1.2.3 Bagaimana Patofisiologi dari Penyakit HIV/AIDS?
1.2.4 Bagaimana Manifestasi Klinis dari Penyakit HIV/AIDS?
1.2.5 Bagaimana Komplikasi dari Penyakit HIV/AIDS?
1.2.6 Bagaimana Pemeriksaan penunjang dari Penyakit HIV/AIDS
1.2.7 Bagaimana Penatalaksanaan dari Penyakit HIV/AIDS
1.2.8 Bagaimana peran pemerintah dalam mencegah penyakit
HIV/AIDS?
1.2.9 Bagaimana Pencegahan dari Penyakit HIV/AIDS ?
1.2.10 Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Penyakit HIV/AIDS?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian penyakit dari Penyakit HIV/AIDS
1.3.2 Untuk mengetahui Etiologi dari Penyakit HIV/AIDS.
1.3.3 Untuk mengetahui Manifestasi Klinis dari Penyakit HIV/AIDS.
1.3.4 Untuk mengetahui Patofisiologi dari Penyakit HIV/AIDS.
1.3.5 Untuk mengetahui Komplikasi dari Penyakit HIV/AIDS.
1.3.6 Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari Penyakit
HIV/AIDS
1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Penyakit HIV/AIDS
1.3.8 Untuk mengetahui pemerintah dalam mencegah penyakit
HIV/AIDS.
1.3.9 Untuk mengetahui pencegahan penyakit HIV/AIDS
1.3.10 Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan dari Penyakit HIV/AIDS
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui segala hal tentang penyakit HIV/AIDS.
2
1.4.2 Mahasiswa dapat menyebarkan pengetahuan tentang penyakit
HIV/AIDS.
1.4.3 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mengidentifikasi penyakit
HIV/AIDS.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
yang lolos dimusnahkan oleh masing-masing T-killer cell dan antibodi.
Proses berlangsung tanpa gejala. Setiap takut makin banyak HIV yang
meloloskan diri dan masuk ke dalam sirkulasi, juga lebih banyak limfo-
T yang mati dan sistem imun semakin lemah.
3. Fase ketiga
Suatu sampai 12 tahun kemudian jumlah HIV dalam darah (viral
load) menjadi lebih banyak sekali dan jumlah limfo-T helper cell (CD4
+) turun dari 1000 sampai 200/mm3 baru pada saat inilah penyakit
AIDS menjadi nyata (fullblown) dengan gejala-gejala klinis. .(H.
Akhsin Zulkoni, 2011)
5
a. Infeksi pneumocystis penyebab radang paru-paru.
b. Infeksi otak dengan taksoplaosis yang dapat
menyebabkan kesulitan berfikir.
c. Infeksi MAC (Mycobacterium avium complex) yang
dapt menyebabkan demam dan berat badan turun.
d. Infeksi kerongkongan yang dapat menyebabkan rasa
sakit.
2. Lymphoma di otak yang dapat menyebabkan demam dan
kesulitan berfikir
3. Kanker yang disebut kaposis sarcoma, yang menyebabkan
kulit berwarna coklat, kemerahan, ungu atau bintink-bintik,
bisa juga terjadi pada mulut.
.(H. Akhsin Zulkoni, 2011)
6
mempunyai sedikit sel-sel penolong yaitu sel T-helper untuk mencegah
infeksi, tetapi juga memiliki sel-sel penyerang yang menyerbu sel-sel
penolong yang sedang bekerja.
HIV membunuh sel-sel T-helper dan mengubah struktur sel yang
diserangnya. Virus ini menyerang dengan cara menggabungksn kode
genetiknya dengan bahan genetic sel yang diserang. Hasilnya, sel yang
diserang berubah menjadi pabrik penghasil virus HIV yang dilepaskan ke
dalam aliran darah serta dapat menginvasi dan menginfeksi sel-sel T-
helper yang lain. Proses ini terjadi secara berulang-ulang. Virus yang
bekerja seperti ini seperti disebut retrovirus. Virus jenis ini lebih sulit
ditangani daripada virus lain karena virus ini menjadi bagian dari struktur
genetic sel yang diserang, dan tidak ad acara untuk melepaskan diri dari
virus ini. Hal ini berarti pasien pengidap HIV terinfeksi seumur hidupnya.
Mekanisme kerja HIV merusak fungsi sistem kekebalan tubuh
belum dapat diungkapkan sepenuhnya. Berdasarkan teori terbaru namun
belum dapat dibuktikan kebenarannya, menyatakan bahwa rusaknya
sistem kekebalan yang terjadi pada pengidap AIDS mungkin dikarenakan
tubuh menganggap sel-sel T-helper nya yang terinfeksi sebagai “musuh”.
Terjadi mekanisme pertahanan tubuh yaitu mulai memproduksi antibody
untuk menyerang sel-sel T yang telah terinfeksi. Akan tetapi, antibody
juga menyerang sel T-helper sehat bahkan juga akan merusak atau
membuat sel-sel sehat ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh tidak hanya dengan
membunuh sel T tetapi juga dengan mengakali tubuh dan menyerang
mekanisme pertahannya sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
virus ini juga merusak otak dan sistem saraf pusat. Otopsi yang dilakukan
pada otak pengidap AIDS yang telah meninggal mengungkapkan bahwa
virus ini juga menyebabkan hilangnya banyak sekali jaringan otak.
Sehingga saat ini diketahui bahwa ada hal yang cukup mengerikan yaitu
bahwa mereka yang telah terimfeksi virus HIV pada akhirnya mungkin
menderita kerusakan otak dan sistem saraf pusat..(H. Akhsin Zulkoni,
2011)
7
2.5 Komplikasi Pada Penyakit HIV/AIDS.
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam
rongga mulut. Jika tidak diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni
esophagus dan lambung. Tanda dan gejala yang menyertai mencakup
keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit di balik sternum (nyeri
retrosternal).
2. Neurologik
a. Ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia
AIDS (ADC; AIDS dementia complex). Manifestasi dini
mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan
berkonsentrasi, konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis
dan ataksia.
b. Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit
kepala, malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status
mental dan kejang-kejang. diagnosis ditegakkan dengan analisis
cairan serebospinal.
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
c. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit
dan sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare.
8
4. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Infeksi oportunis
seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan
pembentukan vesikel yang nyeri dan merusak integritas kulit.
9
2.9 Pencegahan penyakit HIV/AIDS
1. Hindari seks bebas
2. Jangan gunakan jarum suntik bergantian
3. Hindari kontak langsung dengan cairan yang terinfeksi HIV
4. Menggunakan kondom
5. Hindari obat-obatan terlarang
6.
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
I. Identitas Klien :
Nama/nama panggilan : Ny B
Tempat tanggal lahir/usia : Kediri, 21 Januari 1975/ 45tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : smp
Alamat : Bandar lor, kediri
Tanggal masuk : 18 Desember 2019
Tanggal pengkajian : 19 Desember 2019
Diagnosa Medik : HIV-AIDS
11
12
III. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan bahwa dia diare cair ±15 x sehari dan
BB menurun 4 kg dalam satu bulanserta sariawan mulut tak
kunjung sembuh meskipun telah berobat dan tidak nafsu makan.
2. Riwayat Kesehatan Lalu
Tidak Ada Keluhan
b. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman Air putih Tidak ada
2. Frekwensi minum Setiap kali haus Sering
3. Kebutuhan cairan Tidak diketahui Tergantung
4. Cara pemberian Minum Infuse
13
c. Eliminasi (BAB & BAK)
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Frekwensi/waktu BAK= sering BAK = sering,
BAB = 2 x sehari BAB = ±15 x sehari
2. Konsistensi Sering encer Encer
3. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. Obat pencahar Tidak pernah digunakan Tidak ada
14
P: -
A: -
- Kuku : Jari tabuh
- Mata / penglihatan :Sklera pucat dan nampak kelopak mata
cekung
- Hidung :Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak
ada polip, dan fungsi penciuman normal
- Telinga :Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak
adaperdarahan
- Mulut dan gigi :Terjadi peradangan pada rongga mulut dan
mukosa, terjadi Peradangan dan perdarahan pada gigi ,gangguan
menelan(-), bibir dan mukosa mulut klien nampak kering dan bibir
pecah-pecah
- Leher: Terjadi peradangan pada eksofagus.
- Dada :
I : Dada terlihat normal, Tidak ada kelainan gerakan dada
P: Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, Tidak nampak adanya
pembesaran hati
P: nada sonor
A: Tidak terdengar adanya bunyi nafas tambahan
Tidak ada retraksi dinding dada (+).
- Abdomen :
I : Nampak normal, simetris kiri kanan
P: Turgor jelek ,tidak ada massa, terdapat nyeri tekan pada bagian
kanan bawah
P : Bunyi timpany (+). Kembung (-)
A: terdengar bunyi peningkatan peristaltic/ bising usus dan tidak
ada krepitasi abdomen.
- Perineum dan genitalia : Pada alat genital terdapat bintik-bintik
radang
15
- Ekstremitas : Klien tidak mampu mengerakkan extremitas atas
dan extremitas bawah tonus otot lemah akibat tidak ada energi
karena diare dan proses penyakit
e. Sistem Pernafasan
- Hidung : Simetris, pernafasan cuping hidung : ada, secret : ada
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe di sub mandibula.
- Dada :
1. Bentuk dada : Normal
2. Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal 1:1
3. Gerakan dada : simetris, tidak terdapat retraksi
4. Suara nafas : ronki
5. Tidak ada clubbling finger
f. Sistem Kardiovaskuler
- Conjungtiva : Tidak anemia, bibir : pucat/cyanosis, arteri carotis :
berisi reguler, tekanan vena jugularis : tidak meninggi
- Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran
- Suara jantung : Tidak ada bunyi abnormal
- Capillary refilling time> 2 detik
16
- Keadaan daun telinga : kanal auditorius kurang bersih akibat
benyebaran penyakit
- Fungsi pendengaran kesan baik
i. Sistem Saraf
1. Fungsi serebral:
- Status mental : Cemas
- Bicara : -
- Kesadaran : Eyes (membuka mata spontan) = 4, motorik
(bergerak mengikuti perintah) = 6, verbal (bicara normal) = 5
2. Fungsi kranial :Saat pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda
kelainan dari Nervus I – Nervus XII.
3. Fungsi motorik : Klien nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu
oleh orang tua
4. Fungsi sensorik : suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi (terkesan
terganggu)
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi, keseimbangan kesan normal
6. Refleks : bisip, trisep, patela dan babinski terkesan normal.
j. Sistem Muskulo Skeletal
1. Kepala : Betuk kurang baik, sedikit nyeri
2. Vertebrae: Tidak ditemukan skoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif,
klien malas bergerak, aktifitas utama klien adalah berbaring di
tempat tidur.
3. Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan
baik
4. Tangan :tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif
k. Sistem integumen
- Warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor
menurun > 2 dt,
- Suhu meningkat 39 derajat celsius, akral hangat, akral dingin
(waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan
pada daerah perianal.
l. Sistem endokrin
17
- Kelenjar tiroid tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran
- Suhu tubuh tidak tetap, keringat normal,
- Tidak ada riwayat diabetes
m. Sistem Perkemihan
- Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam),
frekuensi berkurang.
- Tidak ditemukan odema
- Tidak ditemukan adanya nokturia, disuria , dan kencing batu
n. Sistem Reproduksi : Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium
uretra eksterna merah dan gatal
o. Sistem Imun
- Klien tidak ada riwayat alergi
- Imunisasi lengkap
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada
- Riwayat transfusi darah tidak ada
18
3.4 Analisa Data
Peradangan saluran
pernafasan dan
jaringan paru
Ketidakefektifan pola
nafas
2 DS : Imunitas tubuh Ketidakseimbangan
o Klien mengatakan bahwa menurun Nutrisi Kurang Dari
diare cair ±15 x sehari. Kebutuhan Tubuh
tidak nafsu makan.
Tubuh rentan terhadap
DO :
infeksi
BB sebelum sakit
60kg. BB setelah sakit
19
56kg
Infeksi jamur
Peradangan mulut
Sulit menelan
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh
3 DS : Imunitas tubuh Hipertermi
o Klien mangatakan menurun
badannya demam terus-
menerus Tubuh rentan terhadap
infeksi
DO :
TD : 110/70 mmHg,
Pasien Terinfeksi HIV
N : 50x/menit,
RR : 15x/menit,
Infeksi pada sistem
S : 390C
pernafasan
Peradangan saluran
pernafasan dan
jaringan paru
Suhu meningkat
20
Hipertermi
3.5 Diagnosa
1. Pola nafas tidak efektif b.d adanya sekresi dijalan nafas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuhb.dgangguan menelan
3. Hipertermi b.d peradangan saluran pernafasan dan jaringan paru
3.6 Intervensi
21
0ksigen.
- Pertahankan posisi
pasien
- Monitor TTV.
- Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan.
2 Ketidakseimbangan NOC: - Kaji adanya alergi
Nutrisi Kurang Dari Nutritional status : food and makanan.
Kebutuhan Tubuh b.d fluid intake. - Anjurkan pasien
gangguan menelan Kriteria hasil : untuk meningkatkan
Adanya peningkatan intake Fe.
BB sesuai dengan - Kaji kemampuan
tujuan. pasien untuk
BB ideal sesuai mendapatkan nutrisi
tinggi badan. yang dibutuhkan.
Mampu - BB dalam batas
mengindentifikasi normal.
kebutuhan nutrisi. - Monitor adanya
Tidak ada tanda- penurunan BB
tanda malnurisi. - Monitor turgor kulit.
Menujukan - Catat adanya edema,
peningakatan fungi hiperemik,
pengecapan dan hipertonikpapila
menelan. lidah dan cavitas
Tidak terjadi oral.
penurunan BB yang - Catat jika lidah
berarti. berwarna magenta,
scarlet.
3 Hipertermi b.d NOC : - Monitor suhu sesering
peradangan saluran Thermoregulation. mungkin.
pernafasan dan jaringan Kriteria hasil : - Monitor IWL
paru Suhu tubuh dalam - Monitor warna dan
22
rentan normal. suhu kulit.
RR dan Nadi dalam - Monitor TTV
rentan Normal. - Monitor penurunan
Tidak ada perubahan tingkat kesadaran.
warna kulit dan tidak - Monitor intake dan
ada pusing. output.
- Kolaborsi pemberian
obat.
- Lakukan tapid sponge.
3.7 Implementasi
23
- Menjaga BB dalam batas normal.
- Memonitor adanya penurunan BB
- Memonitor turgor kulit.
- Mencatat adanya edema, hiperemik,
hipertonikpapila lidah dan cavitas oral.
- Mencatat jika lidah berwarna magenta,
scarlet.
3 Hipertermi b.d peradangan - Memonitor suhu sesering mungkin.
saluran pernafasan dan - Memonitor IWL
jaringan paru - Memonitor warna dan suhu kulit.
- Memonitor TTV
- Memonitor penurunan tingkat kesadaran.
- Memonitor intake dan output.
- Mengkolaborsikan pemberian obat.
- Melakukan tapid sponge.
3.8 Evaluasi
24
DAFTAR PUSTAKA
25