Anda di halaman 1dari 2

Hal 348-353

Fokus cermin mungkin dapat menjadi suatu kebingungan saat mencoba untuk mengindetifikasi sisi
lesi primer yang tampak pada EEG. Namun, terdapat keterbatasan yang membuktikan bahwa fokus
cermin memiliki kaitan dengan fenomena kindling yang menyebabkan kejang pada manusia.

Pemeriksaan EEG dan Laboratorium pada Epilepsi

Asal usul aktivitas EEG dari fokus epilepsi dan kejang umum dibahas dalam bab 2 dan sebelumnya
dalam bab ini. EEG memberikan konfirmasi dari konsep epilepsy Hughling Jackson’s bahwa hal
tersebut dapat timbul berulang, tiba-tiba, pengeluaran berlebihan dari kortikal saraf. EEG
merupakan pemeriksaan yang paling sensitif, sangat diperlukan, dan merupakan alat pemeriksaan
untuk mendiagnosis epilepsi, tapi seperti alat pemeriksaan tambahan lainnya, harus dihubungkan
dengan temuan klinis. Pada pasien dengan idiopatik kejang umum dan pada sebagian besar
keluarganya, interictal spike and kelainan gelombang tanpa adanya klinis tanda kejang adalah hal
yang umum terjadi, terutama jika EEG telah diulang beberapa kali atau dalam jangka periode yang
lama. Sebaliknya, pada pasien epilepsi didapatkan interictal EEG yang sangat normal. Dengan
menggunakan metode standar pada perekaman kulit kepala, EEG bahkan dapat menjadi normal
selama adanya pengalaman aura dari kejang sederhana ataupun parsial kompleks. Oleh karena itu,
interpretasi dari kelainan EEG didapatkan pada beberapa orang normal (mendekati 2-3%) yang
menunjukkan gambaran paroksismal dari kelainan EEG.

Gambaran EEG yang didapatkan selama interictal state adalah hal yang abnormal untuk beberapa
pasien epilepsi sekitar 30-50%, hal ini meningkat 60-70% jika pasien telah melakukan perekaman
beberapa kali. Banyak pola EEG yang dapat terbentuk saat kejang. Pada satu pengamatan yang
konsisten, meskipun telah ditemukan bahwa aktifitas spike awal sebagai gambaran dari focus
epileptogenik, sebuah aturan yang digunakan untuk memandu operasi epilepsi. Post kejang atau
keadaan postictal juga memiliki korelasi EEG, membentuk pola yang acak dari gelombang umum
yang lambat setelah kejang umum dan fokal melambat setelah kejang parsial. Dengan pemulihan
klinis, EEG akan kembali normal atau Kembali ke keadaan preseizure (sebelum kejang)

Hasil abnormalitas yang lebih tinggi dan lebih presisi terhadap definisi jenis kejang dapat diperoleh
dengan menggunakan beberapa prosedur EEG khusus, seperti yang dijelaskan dalam Bab. 2. Di sini
dinyatakan kembali bahwa prosedur pengaktifan seperti hiperventilasi, stimulasi stroboskopik fotik,
dan tidur dapat meningkatkan hasil rekaman EEG. Perekaman EEG selama tidur adalah hal yang
sangat membantu karena kelainan fokal, terutama pada lobus temporal dapat menjadi terlihat pada
gelombang lambat dan pada tahap II tidur. Lead sphenoidal telah digunakan untuk mendeteksi
aktifitas kejang pada inferomedial temporal, tapi mereka akan tidak nyaman dan hanya sedikit
tambahan informasi dibanding yang dapat ditemukan dengan meletakan elektroda pada
subtemporal kulit kepala. Perekaman elektroda pada nasofaringeal terlalu rentan terkontaminasi
dengan artefak untuk bermanfaat secara klinis.

Sebagai ahli yang handal dalam mengidentifikasi artefak pada perekaman EEG, salah satu tantangan
untuk electroencephalographer adalah membedakan antara gambaran normal yang menstimulasi
kejang dan epilepsi sebenarnya atau pelepasan interictal. Hal ini bersifat paroxysmal tapi sebenarnya
gambaran normal yang muncul umumnya paling sering saat tidur, masing-masing dengan
karakteristik morfologi yang khas. Hal ini juga termasuk adanya lonjakan kecil pada aktifitas
polyspike “14 dan 6”,

Anda mungkin juga menyukai