Nim : 2114031027
Prodi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Geografi
Fakultas : Hukum dan Ilmu Sosial
Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit politik
yang digunakan para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita memahami nilai-nilai Pancasila
secara utuh terutama Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman
dari sejarah perjuangan bangsa indonesia membentuk suatu negara yang erat kaitannya
dengan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara. Selain sebagai dasar negara Pancasila
juga sebagai ruh bangsa negara, pandangan hidup Bangsa, jiwa dan kepribadian hidup bangsa
serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu para pejuang mendirikan negara.
Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu
hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dan India (Dinasti
Harsha). Pengiriman para pelajar untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai
politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Nilai sila ketiga, sebagai negara maritime, Sriwijaya telah menerapkan konsep
negara kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara.
Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
Niai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnya sangan makmur.
Pada abad ke-XIII, berdiri kerajaan Singasari di Kedi, Jawa Timur, yang ada
hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemas an
kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengsan
Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang
dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.Pengamalan Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa telah tebukti pada waktu Hindu dan Budha hidup berdampingan secara
damai. Empi Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang didalamnya telah
terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma di mana dalam
buku itu terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika Tan
Hana Dharma Mangrua", artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak
ada agama yang memiliki tujuan berbeda. Hal ini menunjukan realitas beragama pada
saat itu. Seloka toleransi ini juga diterima kerajaan oleh Kerajaan Pasai di Sumatera
sebagai bagian Kerjaan Majapahit yang telah memeluk agam Islam. Sila kemanusiaan
telah terjwujud, yaitu hubungab Raja Hayam Wuruk dengan baik dengan kerajaan
Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu, juga mengadakan
persahabatan dengan negara-negara atas dasar Mitreka Satuta, Perwujudan nilai-nilai
perstauan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan kerajaan, khususnya Sumpah
Palapa yang diucapkan Gajah Mada yang diucapkannya pada siding Ratu dan
Menteri-menteri pada tahun 1331, yang berisi tentang cita-cita mempersatukan
nusantara raya yang berbunya "Saya baru akan berhenti puasa makan palapa, jika
seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasan negara, jika gurun, Seram, Tanjung,
Haru, Pahang, Dhampo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan.
Kita mengenal nama-nama pahlawan bagsa yang berjuang dengan gigih melawan
pejajah. Pada abad ke-XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh Sultan
Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa di Banten (1650), Hasanuddin
di Makasar (1660), Iskandar Muda di Aceh (1635), Untung Surapati dan Trunojoyo di Jawa
Timur (1670), Ibnu Iskandar di Minangkabau (1680), dll.
Pada awal abad ke 20 adalah awal dari kebangkitan Indonesia yang dimulai dengan
berdirinya organisasi-organisasi seperti Budi Utomo pada tanggal 20 mei 1908 dengan
tokohnya yang terkenal adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian muncul organisasi
Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, dan berubah nama menjadi Serikat Islam (SI)
pada tahun 1911, dibawah pimpinan H.O.S.Tjokro Aminoto. Berikutnya muncul pila
Inddiche Partij pada tahun 1913 yang dipimpim oleh Douwes Dekker, Cipto Mangun
Kusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Dan pada tahun 1927 berdirilah sebuah partai politik yang
di pelopori Ir.Soekarno dan kawan-kawan yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia).
Sebagai realisasi perjuangan bangsa Indonesia, pada tahun 1930 berdirilah Partai
Indonesia yang disingkat dengan Partindo sebagai pengganti dari PNI yang dibubarkan.
Kemudian golongan Demokrat yang terdiri atasa Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan
PNI baru, dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, dengan di bomnya Pearl
Harbour oleh Jepang. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia
menghalau penjajah Belanda. Peristiwa penyarahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang
terjadi di Kalijati Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942. Jepang mempropagandakan
kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh
karena itu, Jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Akan tetapi, hal itu hanya tipu muslihat agar rakyat Indonesia mau
membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda. Kemudia Indonesia mendapatkan
penderitaan dan penindasan yang luar biasa. Kemerdekaan Indonesia semakin merasa
menjauh, bahkan tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Kekecewaan rakyat Indonesia ini
menyebabkan adanya perlawanan-perlawanan terhadap Jepang, seperti pemberontakan Peta
di Blitar. Kemudian Jepang membujuk bangsa Indonesia agar mendapat bantuan dari rakyat
Indonesia. Mereka mengumumkan janji keduanberupa kemerdekaan tanpa syarat yang
disampaika seminggu sebelum Jepang menyerah. Bangsa Indonesia diperkenankan
memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara
Indonesia meredeka di hadapan musuh Jepang.
Pembahasan pada subbagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan UUD 1945,
proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan Pancasila dasar negara dan
UUD 1945.
Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang menumumkan
akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu
Zyunbi Tyosakai). Badan Penyelidik ini kemudian dibentuk pada tanggal 29 April 1945. yang
beranggotakan 60 orang dan anggota tambahan 6 orang, yang diketuai oleh Dr.K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat. Dengan adanya Badan Penyelidik ini Bangsa Indonesia telah
dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, merumuskan syarat-syarat yang harus
dipenuhi Negara merdeka. Pada tanggal 29 Mei 1945 Badan Penyelidik mengadakan sidang
pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut.
Perlu dicatat bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan , baik
perumusan kata-katanya maupun sistematikanya. Mr. Muh. Yamin itu dapatlah
menyakinkan kita bahwa pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni 1945 karena
pada tanggal 29 Mei itu Mr. Muh. Yamin telah mengucapkan pidato serta
menyampaikan usul Rancangan UUD Negara Repubik Indonesia yang berisi lima asas
dasar negara. Perumusan dan sistematika yang dikemukakan Mr. Muh. Yamin pada
tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan Pancasila yang sekarang ini (pembukaan
UUD 1945).
Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa Ir. Soekarno menamakan kelima asas itu
pancasila yang kemudian siusulkan sebagai dasar negara Indonesia. Dalam masa
sidang tersebut para anggota belum mencapai kesepakatan mengenai dasar negara
Indonesia. Sidang berikutnya di tunda sampai bulan juli sambil menunggu masa
berikutnya, Sembilan anggota BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh
Ir. Soekarno. Panitia kecil (panitia Sembilan) bekerja keras merumuskan rangcangan
pembukaan Undang-Undang Dasar yang nantinya harus mengandung asas dan tujuan
negara Indonesia merdeka. Akhirnya tugas itu terselesaikan pada tanggal 22 Juni 1945
dan hasil rumusannya disebut Piagam Jakarta sesuai dengan nama yang diberikan oleh
Mr. Muh. Yamin. Dalam alinea ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas falsafah
negara Indonesia merdeka sebagai berikut :
Akhirnya sidang BPUPKI menerima hasil kerja panitia itu. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Sebagai
gantinya, dibentuk Panitia Pesiapan Kemedekaan Indonesia ( PPKI) pada tanggal 9
Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Rajiman
dipanggil oleh Panglima tertinggi Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh
Asia Tenggara, yakni Marsakal Darat Hisaici, ke markas besarnya di Dalat (Vietnam
Selatan). Marsekal Terauci menyampaikan kepada ketiga pemimpin itu bahwa
pemerintahan itu bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Sesuai dengan BPUPKI, para anggota PPKI, kecuali
yang berkewarganegaraan Jepang, bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai
wakilnya.
Berita penyerangan Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah
diketahui oleh sebagian pemimpin Indonesia terutama para pemimpin muda.
Golongan pemuda menghendaki agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan Jepang, sementara Soekarno-Hatta
ingin berbicara lebih dulu dengan pihak Jepang lalu merapatkanya dalam PPKI.
Golongan pemuda tetap memaksakan kehendaknya dan rencana itu dilaksanakan oleh
Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih. Pada tanggal 16 Agustus 1945,
Soekarno-Hatta dibawa ke Renggasdenglok, sebuah kota kewedanaan di sebelah utara
Karawang yang telah diambil alih dari kekuasaan jepang dan merupakan tempat
kedudukan sebuah kompi tentara Peta dibawah Syudanco Subeno. Berdasarkan
perundingan dan tercapainya kata sepakat antara Mr. Ahmad Subarjo dari golongan
tua dan Syudanco Subeno dari golongan pemuda, Mr. Ahmad Subarjo menjamin
bahwa proklamasi akan dirumuskan keesokan harinya.
Teks proklamasi yang telah disusun lalu dibawa ke ruang depan untuk
dimusyawarahkan. Saat itu tumbul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani
teks proklamasi tersebut. Chaerul Saleh menyatakan tidak setuju jika teks proklamasi
itu ditandatangani oleh anggota-anggota PPKI sebab badan itu dibentuk oleh
pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian mengusulkan agar teks proklamasi
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Seluruh hadirin pun setuju. Setelah itu konsep teks proklamasi diserahkan kepada
Sayuti Melik untuk diketik. Dalam pengetikan, Sayuti mengadakan perubahan sedikit
yaitu kata “tempoh” dan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama
bangsa Indonesia” . Penulisan tanggal juga dirubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan
8 tahoen 05”. Tahun 05 adalah tahun showa (Jepang), yaitu 2605 yang ditandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Naskah inilah yang dianggap sebagai naskah
autentik
Dalam sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945,
badan ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil
dari pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada
tanggal 10 Juli sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan undang-
undang dasar. Setelah mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah
yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir
Pancasila yang benar dan berlaku sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
Sumber Pustaka: