Anda di halaman 1dari 10

Nama : Irul Hidayat

Nim : 2114031027
Prodi : Pendidikan Geografi
Jurusan : Geografi
Fakultas : Hukum dan Ilmu Sosial

RANGKUMAN PANCASILA DAN KONTEKS SEJARAH INDONESIA

Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia, sebelum pancasila disahkan


pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada masyarakat bangsa
Indonesia, seperti nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan serta nila-nilai religius. Nilai-nilai
tersebut telah ada sejak zaman dahulu sebelum Indonesia merdeka dan telah masyarakat
amalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga nilai-nilai pancasila
sendiri berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang ada pada masyarakat
tersebut diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pejuang kemerdekaan menjadi
dasar negara republik Indonesia. Proses perumusuan dasar negara tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI. Sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, dilanjutkan dengan
sidang kedua serta disahkannya pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.

Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit politik
yang digunakan para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita memahami nilai-nilai Pancasila
secara utuh terutama Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman
dari sejarah perjuangan bangsa indonesia membentuk suatu negara yang erat kaitannya
dengan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara. Selain sebagai dasar negara Pancasila
juga sebagai ruh bangsa negara, pandangan hidup Bangsa, jiwa dan kepribadian hidup bangsa
serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu para pejuang mendirikan negara.

Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Kejayaan Nasional

 Menurut sejarah, kira-kira pada abad ke VII-XII bangsa Indonesia mendirikan


kerajaan telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada
abad ke XIII-XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu
merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada masa itu
telah memenuhi syarat-syarat suatu bangsa yang mempunyai negara. Kedua kerajaan
itu merupakan negara-negara berdaulat, bersatu, serta mempunyai wilayah yang
meliputiseluruh nusantara ini. Pada zaman tersebut, kedua kerajaan itu mengalami
kehidupan masyarakat yang sejahtera.
 Menurut Mr.Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang
bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap.
Pertama, zaman Sriwijaya dibawah wangsa Syailendra (600-1400). Kedua, negara
kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525). Kedua tahap negara kebangsaan tersebut
adalah negara kebangsaan lama. Ketiga, negara kebangsaan modern, yaitu negara
Indonesia merdeka 17 Agustus 1945.
Masa Kerajaan Sriwijaya
Pada abad ke VII berdirilah kerjaan Sriwijaya di bawah kekuasaan wangsa
Syailendra. Kerajaan yang berbahasa Melayu Kuno dengan menggunakan huruf
pallawa tersebuut dikenal juga sebagai kerajaan maritime yang mengandalkan jalur
perhubungan laut. Kerjaan Sriwijaya menguasai Selan Sunda, kemudian Selat
Malaka. System perdagangan telah diatur dengan baik, dimana pemerintahan
memlalui pegawai raja membentuk suatu badan yang dapat mengumpulkan hasil
kerajinan rakyat sehingga rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Dalam
system pemerintahan sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerjaan,
rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan Gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan system negaranya
dengan nilai-nilai ketuhanan.
Pada zaman sriwijaya telah dibuat universitas agama Budha yang sudah
dikenal di Asia. Pelajar dari universitas ini bias melanjutkan studinya ke negara India,
seperti Dharmakitri. Cita-cita kesejahteraan Bersama dalam suatu negara telah
tercermin pada kerajaan Sriwijaya, sebagaimana tersebut dalam perkataan "marvuat
vannua Criwijaya Siddhayatra Subhiksa" (suatu ckita-cita negara yang adil dan
makmur).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, tata pemerintahan atasa dasar musyawarah dan keadilan social telah telah
terdapat sebgai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta
dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara konkret. Dokumen
tertulis yang membuktikan terdapatnya unsur-unsur tersebut adalah prasasti-prasasti
di Talang Batu, Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, dan Kota Kapur. Pada
hakikatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan Sriwijaya telah menunjukkan
nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai berikut.

 Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu
hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
 Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dan India (Dinasti
Harsha). Pengiriman para pelajar untuk belajar di India. Telah tumbuh nilai-nilai
politik luar negeri yang bebas dan aktif.
 Nilai sila ketiga, sebagai negara maritime, Sriwijaya telah menerapkan konsep
negara kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara.
 Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam, dan Semenanjung Melayu.
 Niai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnya sangan makmur.

Masa Kerajaan Majapahit


Sebelum kerajaan Majapahit berdiri telah muncul kerjaan-kerjaan di Jawa
Tengan dan Jawa Timur secara silih berganti, yaitu kerajaan Kalingga (abad ke-VII)
dan Sanjaya (abad ke-VIII), sebagai refleksi punjak budaya dari kerajaan tersebut
adalah dibangunnya Candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke-IX) dan
Candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad ke-X). Di Jawa Timur muncul juga
kerajaan-kerajaan, yaitu Isana (abad ke-IX), Dharmawangsa (abad ke-X), dan
Airlangga (abad ke-XI). Agama yang diakui kerajaan adalah agama Budha, agama
Wisnu, dan agama Syiwa yang telah hidup berdampingan secara dami. Nilai-nilai
kemanusiaan telah tercermin dalam kerjaan ini, terbukti menrut prasasti Kelagen
bahwa Raja Airlangga telah mengadakan hubungan dangan dan bekerjasama dengan
Benggala, Chola, dan Champa. Nilai-nilai sila keempat telah terwujud yaitu dengan
diangkatnya Airlangga sebagai raja melalui musyawarah antara pengikut Airlangga
dengan rakyat dan kaum Bramhana. Sedangkan nilai-nilai keadilan social terwujud
pada saat Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi
kesejahteraan pertanian rakyat. Bahkan, pada masa kerajaan ini, istilah Pancasila
dikenali yang terdapat dalam buku Negarakertagama karangan Prapanca dan buku
Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku tersebur istilah Pancasila disampung
mempunyai arti "berbatu sendi lima" (dalam Bahasa Sansekerta), juga mempunyai
arti "pelaksana kesusilaan yang lima" (Pancasila Krama).
 Tidak boleh melakukan kekerasan.
 Tidak boleh mencuri.
 Tidak boleh berjiwa dengki.
 Tidak boleh berbohong.
 Tidak boleh mabuk minuman keras.

Pada abad ke-XIII, berdiri kerajaan Singasari di Kedi, Jawa Timur, yang ada
hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit (1293). Zaman keemas an
kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengsan
Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang
dari Semenanjung Melayu sampai ke Irian Jaya.Pengamalan Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa telah tebukti pada waktu Hindu dan Budha hidup berdampingan secara
damai. Empi Prapanca menulis Negarakertagama (1365) yang didalamnya telah
terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma di mana dalam
buku itu terdapat seloka persatuan nasional yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika Tan
Hana Dharma Mangrua", artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak
ada agama yang memiliki tujuan berbeda. Hal ini menunjukan realitas beragama pada
saat itu. Seloka toleransi ini juga diterima kerajaan oleh Kerajaan Pasai di Sumatera
sebagai bagian Kerjaan Majapahit yang telah memeluk agam Islam. Sila kemanusiaan
telah terjwujud, yaitu hubungab Raja Hayam Wuruk dengan baik dengan kerajaan
Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu, juga mengadakan
persahabatan dengan negara-negara atas dasar Mitreka Satuta, Perwujudan nilai-nilai
perstauan Indonesia telah terwujud dengan keutuhan kerajaan, khususnya Sumpah
Palapa yang diucapkan Gajah Mada yang diucapkannya pada siding Ratu dan
Menteri-menteri pada tahun 1331, yang berisi tentang cita-cita mempersatukan
nusantara raya yang berbunya "Saya baru akan berhenti puasa makan palapa, jika
seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasan negara, jika gurun, Seram, Tanjung,
Haru, Pahang, Dhampo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik telah dikalahkan.

Sila kerakyatan (keempat) sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat juga


telah dilakukan oleh system pemerintahan Kerajaan Majapahit. Menurut Pasasti
Brungbung (1329) dalam tata pemerintahan Majapahit terdapat semacam penasehat
kepada kerajaan, seperti Rakyaan I Hino, I Shirikan dan I Halu yang berarti
memmberi nasehat kepada raja. Kerukunan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat telah menambuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam
memutuskan maslah Bersama. Sedangkan perwujudan sila keadilan social adalah
sebagai wujud dan berdirinya kerajaan beberapa abad yang tentunya ditopang dengan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Berdasarkan uraiain di atas dapat kita pahami bahwa zaman Sriwijaya dan
Majapahit adalah sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam
menggapai cita-citanya.

Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Sistem Penjajahan

Kesuburan Indonesia dengan hasil buminya yang melimpah, terutama tempeh-rempah


yang sangat dibutuhkan oleh negara-negara di luar Indonesia, menyebabkan bangsa asing
(Eropa) masuk ke Indonesia. Bangsa Eropa yang membutuhkan rempah-rempah itu mulai
memasuki Indonesia yaitu, Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Masuknya Bangsa Eropa
seiring dengan kemundurannya Kerajaan Majapahit sebagai akibat dari persilihan dan perang
saudara, yang berarti nilai-nilai nasionalisme sudah ditinggalkan, walaupun pada abad ke-
XVI agama Islam berkembang dengan pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam,
seperti Samudera Pasai, dan Demak, tampaknya tidak mampu membendung tekanan bangsa
Eropa  memasuki Indonesia.

Bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba memperebutkan kemakmuran bumi Indonesia


ini. Sejak itu, mulailah lembaran hitam sejarah Indonesia dengan penjajahan Eropa pada
khsususnya Belanda. Masa penjajahan Belanda itu dijadikan  tonggak sejarah perjuangan
bangsa Indonesia dalam mencapi cita-citanya, sebab pada zaman penjajahan ini apa yang
telah dicapai bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit menjadi hilang.
Kedaulatan negara hilang, persatuan dihancurkan, kemakmuran lenyap, wilayah diinjak-injak
penjajah.

Perjuangan sebelum abad ke-XX

Kita mengenal nama-nama pahlawan bagsa yang berjuang dengan gigih melawan
pejajah. Pada abad ke-XVII dan XVIII perlawanan terhadap penjajah digerakkan oleh Sultan
Agung (Mataram 1645), Sultan Ageng Tirta Yasa dan Ki Tapa di Banten (1650), Hasanuddin
di Makasar (1660), Iskandar Muda di Aceh (1635), Untung Surapati dan Trunojoyo di Jawa
Timur (1670), Ibnu Iskandar di Minangkabau (1680), dll.

Pada permulaan abad ke-XIX, dalam memperkuat kolonialismenya, penjajah Belanda


mengubah system yang semula berbentuk persoalan dagang partikelier yang bernama VOC
berganti dengan badan pemerintahan resmi, yaitu pemerintahan Hindia Belanda. Kemudian
Belanda mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Patimura (1817),
Imam Bonjol di Minangkabau (1822-1837), Diponegoro di Mataram (1825-1830),
Badaruddin di Palembang (1817). Pangeran Antasari di Kalimantan (1860), Jelantik di Bali
(1850), Anang Agung Made di Lombok (1895), Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut
Nya'Din di Aceh (1873-1904), si Singamangaraja di Batak (1900). Hal ini membuktikan
betapa pentingnya persatuan dalam menghadapi penjajah.

Kebangkitan Nasional 1908

Pada awal abad ke 20 adalah awal dari kebangkitan Indonesia yang dimulai dengan
berdirinya organisasi-organisasi seperti Budi Utomo pada tanggal 20 mei 1908 dengan
tokohnya yang terkenal adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian muncul organisasi
Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, dan berubah nama menjadi Serikat Islam (SI)
pada tahun 1911, dibawah pimpinan H.O.S.Tjokro Aminoto. Berikutnya muncul pila
Inddiche Partij pada tahun 1913 yang dipimpim oleh Douwes Dekker, Cipto Mangun
Kusumo, dan Ki Hajar Dewantara. Dan pada tahun 1927 berdirilah sebuah partai politik yang
di pelopori Ir.Soekarno dan kawan-kawan yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia).

Sumpah Pemuda 1928

Pada tanggal 28 oktober 1928 terjadilah penonjolan peristiwa sejarah perjuangan


bangsa Indonesia mencapai cita-citanya. Pemuda-pemuda Indonesia yang di pelopori oleh
Muh. Yamin, Kuncoro Purbopranoto dan lain-lain mengumandangka sumpah pemuda yang
berisi pengakuan akan adanya bangsa, tanah air, dan bahasa satu yaitu Indonesia. Melalui
sumpah ini makin tegaslah apa yang diinginkan bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan tanah
air dan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan adanya persatuan sebagai suatu bangsa yang
merupakan syarat mutlak . sebagai tali pengikat persatuan ini adalah Bahasa Indonesia.

Sebagai realisasi perjuangan bangsa Indonesia, pada tahun 1930 berdirilah Partai
Indonesia yang disingkat dengan Partindo sebagai pengganti dari PNI yang dibubarkan.
Kemudian golongan Demokrat yang terdiri atasa Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan
PNI baru, dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

Perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang

Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah Perang Pasifik, dengan di bomnya Pearl
Harbour oleh Jepang. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942 Jepang masuk ke Indonesia
menghalau penjajah Belanda. Peristiwa penyarahan Indonesia dari Belanda kepada Jepang
terjadi di Kalijati Jawa Tengah tanggal 8 Maret 1942. Jepang mempropagandakan
kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda. Oleh
karena itu, Jepang memperbolehkan pengibaran bendera merah putih serta menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Akan tetapi, hal itu hanya tipu muslihat agar rakyat Indonesia mau
membantu Jepang untuk menghancurkan Belanda. Kemudia Indonesia mendapatkan
penderitaan dan penindasan yang luar biasa. Kemerdekaan Indonesia semakin merasa
menjauh, bahkan tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Kekecewaan rakyat Indonesia ini
menyebabkan adanya perlawanan-perlawanan terhadap Jepang, seperti pemberontakan Peta
di Blitar. Kemudian Jepang membujuk bangsa Indonesia agar mendapat bantuan dari rakyat
Indonesia. Mereka mengumumkan janji keduanberupa kemerdekaan tanpa syarat yang
disampaika seminggu sebelum Jepang menyerah. Bangsa Indonesia diperkenankan
memperjuangkan kemerdekaannya, bahkan menganjurkan agar berani mendirikan negara
Indonesia meredeka di hadapan musuh Jepang.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pembahasan pada subbagian ini meliputi proses perumusan Pancasila dan UUD 1945,
proklamasi kemerdekaan dan maknanya, dan proses pengesahan Pancasila dasar negara dan
UUD 1945.

Proses perumusan Pancasila dan UUD 1945

Sebagai tindak lanjut dari janji jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang menumumkan
akan dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu
Zyunbi Tyosakai). Badan Penyelidik ini kemudian dibentuk pada tanggal 29 April 1945. yang
beranggotakan 60 orang dan anggota tambahan 6 orang, yang diketuai oleh Dr.K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat. Dengan adanya Badan Penyelidik ini Bangsa Indonesia telah
dapat secara legal mempersiapkan kemerdekaannya, merumuskan syarat-syarat yang harus
dipenuhi Negara merdeka. Pada tanggal 29 Mei 1945 Badan Penyelidik mengadakan sidang
pertama. Beberapa tokoh berbicara dalam sidang tersebut.

a. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)


Peristiwa ini kita jadikan tonggak sejarah karena pada saat itulah Mr. Muh. Yamin
mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pidatonya di hadapan
sidang lengakap Badan Penyelidik. Pidato Mr. Muh. Yamin itu berisikan lima asas
dasar untuk negara Indonesia merdeka yang diidam-idamkan itu, yakni :
o Peri Kebangsaan
o Peri Kemanusian
o Peri Ketuhanan
o Peri Kerakyatan
o Kesejahteraan Rakyat

Setelah berpidato, beliau menyampaikan usul tertulis mengenai Rancangan UUD


Republik Indonesia. Didalam pembukaan rancangan UUD itu tercantum perumusan
lima asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut :

o Ketuhanan Yang Maha Esa


o Kebangsaan persatuan indonesia
o Rasa kemanusian yang adil dan beradab
o Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
o Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Perlu dicatat bahwa usul lima asas dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muh.
Yamin secara lisan dan yang dikemukakan secara tertulis terdapat perbedaan , baik
perumusan kata-katanya maupun sistematikanya. Mr. Muh. Yamin itu dapatlah
menyakinkan kita bahwa pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni 1945 karena
pada tanggal 29 Mei itu Mr. Muh. Yamin telah mengucapkan pidato serta
menyampaikan usul Rancangan UUD Negara Repubik Indonesia yang berisi lima asas
dasar negara. Perumusan dan sistematika yang dikemukakan Mr. Muh. Yamin pada
tanggal 29 Mei 1945 itu hampir sama dengan Pancasila yang sekarang ini (pembukaan
UUD 1945).

b. Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)


Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan pidato yang berisi penjelasan
masalah-masalah yang berhubungan dasar negara sebagai berikut :
o Paham negara persatuan
o Penghubungan antara negara dan agama
o Sistem badan permusyawaratan
o Sosialime negara
o Hubungan antarbangsa
Ia tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa kelima hal tersebut diusulkan sebagai
dasar negara. Ia mengajukan keterangan itu sebagai bahan masukan dalam perumusan
dasar negara Indonesia merdeka.

c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip
yang rumusanya yaitu:
o Kebangsaan Indonesia
o Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
o Mufakat atau demokrasi
o Kesejahteraan Sosial
o Ketuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa Ir. Soekarno menamakan kelima asas itu
pancasila yang kemudian siusulkan sebagai dasar negara Indonesia. Dalam masa
sidang tersebut para anggota belum mencapai kesepakatan mengenai dasar negara
Indonesia. Sidang berikutnya di tunda sampai bulan juli sambil menunggu masa
berikutnya, Sembilan anggota BPUPKI membentuk panitia kecil yang diketuai oleh
Ir. Soekarno. Panitia kecil (panitia Sembilan) bekerja keras merumuskan rangcangan
pembukaan Undang-Undang Dasar yang nantinya harus mengandung asas dan tujuan
negara Indonesia merdeka. Akhirnya tugas itu terselesaikan pada tanggal 22 Juni 1945
dan hasil rumusannya disebut Piagam Jakarta sesuai dengan nama yang diberikan oleh
Mr. Muh. Yamin. Dalam alinea ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas falsafah
negara Indonesia merdeka sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan menjalakan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan, terutama mengenai rumusan Pancasila


kemudian dijadikan pembukaan UUD 1945.

Sidang BPUPKI Kedua (10 Juli-17 Juli 1945)

Sidang kedua membahas rancangan Undang-Undang Dasar beserta pembukaannya.


Panitia perancangan UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno menyetujui bahwa
Pembukaan UUD diambil dari Piagam Jakarta. Untuk merumuskan UUD, panitia
perancang membentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Hussein. Pada
tanggal 14 Juli 1945 Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja sama Panitia perancangan
UUD kepada sidang sebagai berikut :

1) Pernyataan Indonesia Merdeka


2) Pembukaan Undang-Undang Dasar
3) Undang-Undang Dasar (batang tubuh)

Akhirnya sidang BPUPKI menerima hasil kerja panitia itu. Setelah berhasil
menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Sebagai
gantinya, dibentuk Panitia Pesiapan Kemedekaan Indonesia ( PPKI) pada tanggal 9
Agustus 1945.

Proklamasi Kemerdekaan

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Rajiman
dipanggil oleh Panglima tertinggi Mandala Selatan Jepang yang membawahi seluruh
Asia Tenggara, yakni Marsakal Darat Hisaici, ke markas besarnya di Dalat (Vietnam
Selatan). Marsekal Terauci menyampaikan kepada ketiga pemimpin itu bahwa
pemerintahan itu bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Sesuai dengan BPUPKI, para anggota PPKI, kecuali
yang berkewarganegaraan Jepang, bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai
wakilnya.

Berita penyerangan Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah
diketahui oleh sebagian pemimpin Indonesia terutama para pemimpin muda.
Golongan pemuda menghendaki agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan Jepang, sementara Soekarno-Hatta
ingin berbicara lebih dulu dengan pihak Jepang lalu merapatkanya dalam PPKI.
Golongan pemuda tetap memaksakan kehendaknya dan rencana itu dilaksanakan oleh
Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih. Pada tanggal 16 Agustus 1945,
Soekarno-Hatta dibawa ke Renggasdenglok, sebuah kota kewedanaan di sebelah utara
Karawang yang telah diambil alih dari kekuasaan jepang dan merupakan tempat
kedudukan sebuah kompi tentara Peta dibawah Syudanco Subeno. Berdasarkan
perundingan dan tercapainya kata sepakat antara Mr. Ahmad Subarjo dari golongan
tua dan Syudanco Subeno dari golongan pemuda, Mr. Ahmad Subarjo menjamin
bahwa proklamasi akan dirumuskan keesokan harinya.

Setelah tiba di Jakarta dari Rengasdenglok, Soekarno dan Hatta langsung


dibawa ke rumah Laksamana Muda Maeda, seorang kepala perwakilan angkatan laut
Jepang di Jakarta tempat Achmad Subarjo bekerja sebagai stafnya. Di rumah Maeda,
Mr. Subarjo memohon agar para tokoh pergerakan diperbolehkan berkumpul di
rumahnya untuk membicarakan persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
keesokan harinya. Laksamana Maeda memberikan izin dan menjamin keselamatan
mereka di rumahnya yang berlokasi di jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta. Pada malam
itu, Soekarno-Hatta menemui kepala pemerintahan umum, Mayor Jenderal Nisyimura
untuk menjajaki sikapnya. Ternyata Nisyimura takut dislahkan oleh sekutu. Dengan
demikian, proklamasi kemerdekaan memang harus dilakukan terlepas dari campur
tangan Jepang. Malam itu juga musyawarah dilaksanakan. Pembicaraan tentang
perumusan Teks Proklamasi yang baru dimulai pada pukul 23:00 dihadiri oleh para
tokoh : Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. Achmad Soebarjo, para anggota PPKI, dan
para tokoh pemuda, antara lain Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Mbah Sudiro.
Ir. Soekarno yang dengan pena dan secarik kertas ditangannya merumuskan teks
proklamasi bersama Drs. Moh. Hatta dan Mr. Achmad Subarjo menyampaikan
kalimat pertama yang berbunyi, “kami bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia”. Kemudian Moh. Hatta menyempurnakan dengan kalimat
kedua : “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya”.

Teks proklamasi yang telah disusun lalu dibawa ke ruang depan untuk
dimusyawarahkan. Saat itu tumbul persoalan tentang siapa yang akan menandatangani
teks proklamasi tersebut. Chaerul Saleh menyatakan tidak setuju jika teks proklamasi
itu ditandatangani oleh anggota-anggota PPKI sebab badan itu dibentuk oleh
pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian mengusulkan agar teks proklamasi
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Seluruh hadirin pun setuju. Setelah itu konsep teks proklamasi diserahkan kepada
Sayuti Melik untuk diketik. Dalam pengetikan, Sayuti mengadakan perubahan sedikit
yaitu kata “tempoh” dan “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama
bangsa Indonesia” . Penulisan tanggal juga dirubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan
8 tahoen 05”. Tahun 05 adalah tahun showa (Jepang), yaitu 2605 yang ditandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta. Naskah inilah yang dianggap sebagai naskah
autentik

Perumusan Teks Proklamasi hingga penandatanganan baru selesai pukul 04:00


tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa proklamasi akan
dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada
pukul 10:00 WIB. Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi tersebut
mengandung makna yang sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa
Indonesia yang sebelumnya terjajah menjadi bangsa yang merdeka. Tokoh yang
berperan dalam proklamasi kemerdekaan adalah ibu Fatmawati karena beliaulah yang
membuat Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi 17 Agustus
1945.

Proses Pengesahan Pancasila sabagai Dasar Negara

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI


mengadakan sidang yang pertama. Dalam sidang itu mereka menghasilakan beberapa
keputusan penting antara lain:

 Mengesahkan Undang-Undang Dasar yang sebelumnya telah dipersiapkan


oleh BPUPKI yang sekarang dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
 Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
 Dalam masa peralihan, Presiden oleh sementara waktu akan dibantu oleh
sebuah Komite Nasional.

Dalam sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei dengan tanggal 1 Juni 1945,
badan ini membahas asas-asas dan dasar Negara Indonesia Merdeka dan sebagai hasil
dari pertemuan-pertemuan itu lahirlah Pancasila. Dalam sidang yang kedua pada
tanggal 10 Juli sampai 16 Juli 1945, badan tersebut menghasilkan rancangan undang-
undang dasar. Setelah mengalami beberapa perubahan oleh PPKI, rancangan inilah
yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang Dasar 1945. Rumusan terakhir
Pancasila yang benar dan berlaku sekarang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.

Sumber Pustaka:

Drs. Syahrial Syarbaini. M.A. 2003. Pendidikan Pancasila di Perguruan


Tinggi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Guswanto, 2015. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa.
http://paklebe.blogspot.com/2015/10/.html . Diakses pada 18 September 2021.
Rohmawati, T. (2019). Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.
Sudrajat, A. 2016. Demokrasi Pancasila dalam Perspektif Sejarah. MOZAIK:
Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 8(1).

Anda mungkin juga menyukai