Anda di halaman 1dari 2

Nama : Irul Hidayat

Nim : 2114031027
Prodi : Pendidikan Geografi

Soal
Apakah hubungan Ir. Soekarno dengan Pancasila? Berikan penjelasan !

Jawab:

Momen sejarah lahirnya Pancasila jelas tak terpisahkan dari peran Bung Karno. Di
dalam sidang BPUPKI 29 Mei–1 Juni 1945, ketua sidang KRT Radjiman Wediodiningrat
mengajukan pertanyaan pokok: “Negara Indonesia yang akan kita bentuk itu apa dasarnya?”
Beberapa tokoh memberikan pandangan mereka, tetapi baru pada pandangan Bung Karno
pertanyaan mengenai dasar negara menemukan jawabannya. Bung Karno menguraikan
pemikirannya dalam sebuah pidato yang sangat legendaris persis pada tanggal 1 Juni 1945.
Bagi Bung Karno, dasar negara yang diminta oleh ketua sidang, sebenarnya bukan tentang
sistem tata kenegaraan atau sistem perpolitikan. Namun, bagi Bung Karno adalah suatu
rumusan umum yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia sebagai pondasi atau titik
landasan yang menyediakan pandangan dasar hidup bangsa dan negara Indonesia merdeka.
Layaknya sebuah bangunan yang hanya mampu berdiri di atas dasar yang kokoh,
maka Indonesia merdeka juga memerlukan pondasi. Pondasi itu bagi Bung Karno adalah jiwa
sedalam-dalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Dan pondasi itu
adalah Pancasila yang digali oleh Bung Karno dari nilai-nilai kearifan bumi Nusantara. Meski
rumusan Pancasila yang diajukan Bung Karno mengalami penyempurnaan pada sidang kedua
BPUPKI 10 Juli 1945, secara mendasar Pancasila yang bersumber dari wawasan adab
Nusantara sungguh sesuai dengan kondisi kemajemukan masyarakat kita dan tepat diletakkan
sebagai acuan dan pegangan praktik hidup baik dalam tingkat masyarakat akar rumput
maupun dalam proses pengambilan kebijakan publik oleh lembaga-lembaga negara. Dengan
kata lain, sebagai pondasi artinya bahwa Pancasila adalah jiwa yang memuat makna-makna
moral yang meresapi dan mengarahkan pandangan hidup bangsa Indonesia pada dimensi
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan sosial.
Pancasila sebagai jiwa kepribadian bangsa Indonesia merupakan titik temu, titik
tumpu dan titik tuju. Titik temu bahwa Pancasila mampu mempersatukan segala perbedaan
dalam kemajemukan bangsa dan menjamin keberagaman sebagai kenyataan hakiki bangsa
Indonesia. Dan karena keberhasilannya sebagai pemersatu, Pancasila berfungsi sebagai
tumpuan yang menyangga eksistensi bangunan Indonesia sampai kapan pun, dan sebagai
tujuan Pancasila adalah bintang penuntun kehidupan bangsa Indonesia dalam setiap langkah
mengatur dirinya.
Satu implikasi mendasar dari Pancasila yang mampu mempersatukan keberagaman
masyarakat Indonesia adalah bahwa setiap warga bangsa Indonesia dari latar belakang suku
bangsa dan agama mana pun, memiliki kesetaraan hak dan kewajiban yang dilindungi oleh
negara. Tidak ada privilese khusus bagi golongan masyarakat apa pun, bahkan masyarakat
mayoritas, kendati dalam banyak hal realitasnya tidaklah demikian. Kesetaraan di antara
masing-masing warga bangsa inilah pokok yang menjamin setiap warga bangsa Indonesia
selalu mau mengikatkan diri dan bergabung dengan himpunan bangsa Indonesia. Dan itulah
faedah yang dihasilkan Pancasila yang tidak saja patut kita syukuri, melainkan selalu kita
pahami selama kita mengaku diri sebagai bangsa Indonesia.
Menelisik sejarah lahirnya Pancasila tak terbantahkan menyatu dengan Bung Karno
sebagai penggagas sekaligus penggali Pancasila. Pancasila adalah penemuan ideologi cerdas
yang tak tergantikan. Sudah layak dan sepantasnya, Pancasila yang sedemikian mendasar dan
vital bagi kehidupan negara-bangsa Indonesia diperingati khusus pada hari kelahirannya.

Anda mungkin juga menyukai