Anda di halaman 1dari 20

Nama : Angelika

Jurusan : Bimbingan dan konseling ( A1)

Mk : Administrasi dan Manajemen Sekolah

1. Konsep Administrasi dan Manajemen Sekolah


A. Arti Administrasi & Manajemen Sekolah

Sebagai ahli berpendapat bahwa administrasi sama dengan manajemen


seperti pendapat yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa kedua
istilah itu merupakan sinonim. Administrasi sering dipakai di bidang Administrasi
Negara/Birokrasi, sedangkan Manajemen sering dipakai di bidang Administrasi
Bisnis/Niaga. Dalam pengertian ini, penerapan administrasi dan manajemen
membentuk satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain hanya
kegiatannya yang dapat dibedakan.

Administrasi berasal dari Bahasa Latin Administrasi yang memiliki arti


membantu atau melayani. Dalam bahasa Inggris perkataan administrasi berasal
dari kata administrator, yang artinya melayani, mengendalikan, atau mengelola
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya secara intensif. Segala (2005)
mengemukakan bahwa di Indonesia juga terkenal istilah administratie yang
berasal dari bahasa Belanda yang pengertiannya lebih sempit, sebab hanya
terbatas pada aktivitas ketatausahaan yang kegiatan penyusunan keterangan
secara sistematis dan pencatatan semua keterangan yang diperoleh dan
diperlukan mengenai hubungannya satu sama lain.

Namun, administrasi dalam arti yang luas menurut Albert Lepawsky


mencakup organisasi dan manajemen. Hal ini sejalan dengan pendapat Newman
(1975) yang berpendapat bahwa administrasi dapat dipahami sebagai
pembimbingan, kepemimpinan, dan kepengawasan usaha-usaha suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan bersama. Selanjutnya, Atmosudarmo (1961)
mengemukakan bahwa pengertian administrasi dapat ditinjau dari sudut: (1)
institusional, yaitu administrasi adalah sekelompok orang sebagai suatu kesatuan
menjalankan proses kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan bersama, (2)
fungsional, yaitu segala kegiatan dan tindakan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan dan bersifat melihat ke depan, dan (3) sebagai proses yaitu keseluruhan
proses yang berupa kegiatan-kegiatan, pemikiran, pengaturan sejak dari
penentuan tujuan sampai penyelenggaraan sehingga tercapai tujuan tersebut.

Selanjutnya, Manajemen berasal dari kata to mange yang berarti mengelola.


Pengelolaan dilakukan untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki secara
terintegrasi dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen dapat dilakukan oleh setiap organisasi diberbagai bidang, termasuk


sekolah. Segala (2011) mengatakan, bahwa manajemen sekolah adalah proses
dan instansi yang memimpin dan membimbing penyelenggaraan pekerjaan
sekolah sebagai suatu organisasi dan mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan
sekolah yang telah ditetapkan. Manajemen sekolah adalah sebuah proses.

B. Prinsip Administrasi dan Manajemen Sekolah

Orientasi manajemen perlu disertai dengan prinsip-prinsip dalam


penyusunan program dan pengambilan keputusan dalam keseluruhan prosesnya.
Dari prinsip manajemen itulah nanti akan meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas kerja.

Karena itu prinsip-prinsip manajemen sekolah yang dapat dipegang adalah


memperoleh hasil yang paling efektif melalui orang-orang yang profesional
mengacu pada visi misi sekolah dengan jalan melakukan proses manajemen, yakni
menjalankan fungsi pokok program sekolah yang ditampilkan oleh seorang
menejer atau pimpinan sekolah sebagai penanggung jawab institusi sekolah, guru
sebagai penanggung jawab pelayanan belajar pada peserta didik, dan tenaga
kependidikan sebagai penagt jawab pelayanan teknis Kependidikan disekolah
yang menerapkan fungsi-fungsi manajemen.

C. Fungsi Administrasi & Manajemen Sekolah


Pada dasarnya fungsi manajemen sangat berkaitan erat dengan tujuan
manajemen, dimna tujuan itu sendiri adalah suatu hasil akhir atau suatu yang
akan dicapai. Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah yang harus ditempuh
melalui manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
control. Oleh karena itu, dalam proses pelaksanaannya, manajemen mampunyai
tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan, tugas-tugas itu disebut sebagai
fungsi-fungsi manajemen.

2. ORGANISASI PENDIDIKAN
A. Konsep Organisasi Pendidikan

Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang
berarti alat. Sedangkan organize (bahasa Inggris) berarti " mengorganisasikan"
yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk mencapai sesuatu, "organizing"
(pengorganisasian) menunjr sebuah proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi
sebagai salah satu fungsi dan elemen penting dalam manajemen sesungguhnya
telah bannyak didefinisikan oleh para ahli.

Robbins (1994) mendefinisikan organisasi sebagai kesatuan (entity) sosial


yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Sedangkan, P siagian
mengemukakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua
org atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah

ditentukan dalam ikatan di mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

J.R. Schermerhorn mengatakan "Organization is a collection of people


working together in a division of labor to achieve a common purpose." Organisasi
adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Sementara Selznick & Nonet (1978) menjelaskan bahwa organisasi adalah
pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Organisasi adalah
keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia yang masing-masing
memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. Secara sederhana dijelaskan oleh Smither
"organizations is social entities with identifiable boundaries that are goal directed
and have deliberately structured activity system". Bailey (1994) berpendapat
organisasi adalah kumpulan sejumlah orang yang bekerjasama dalam pembagian
kerja untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Organisasi selalu diartikan sebagai berbagai kompt yang disatukan dalam


suatu struktur dan sistem kerja yang terus bergerak seirama dengan sasaran
tujuan yang ingin dicapai. Organisasi tidak dipahami hanya sebatas wadah
(tempat) dimana terjadi interaksi dan aktivitas antar personal (individu), karena
organisasi adalah perpaduan sumber daya manusia yang dikelompokkan
berdasarkan struktur, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab.

B. Struktur Organisasi Pendidikan

Struktur organisasi adalah komponen-komponen (unitunit kerja) dalam


organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan (dikoordinasikan). Selain itu, struktur organisasi juga
menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan


kompleks karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga
penyelenggara pendidikan. Tujuannya antara lain adalah menyiapkan pesert didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional. Demikian kompleks organisasi tersebut, maka dalam memberikan
layanan pendidikan kepada siswa khususnya dan masyarakat pada umumnya
organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu lembaga pendidikan perlt
menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan dan perubahan
peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.

Lembaga pendidikan merupakan badan atau instansi yang menyelenggarakan


usaha pendidikan. Bukan hanya sekolah, termasuk kursus resmi, kursus privat,
dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya kegiatan belajar. Di Indonesia ini
terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum dan lulusan
yang berbeda-beda.

C. Unsur-unsur Organisasi

Handoko (1998) menjelaskan unsur-unsur Organisasi dapat diketahui dengan


cara sebagai berikut.

1. Manusia (human factor), organisasi ada jika ada unsur manusia yang
bekerjasama, ada pemimpin dan ada yg dipimpin.

2. Tempat kedudukan, organisasi ada jika ada tempat kedudukannya.

3. Tujuan, setiap organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai

4. Pekerjaan, organisasi menuntuk pekerjaan yang akan dikerjakan dan


pembagiannya.

5. Struktur, organisasi memiliki hubungan dan kerjasama antara manusia yang


satu dengan lainnya.

6. Teknologi, organisasi ada juja terdapat unsur teknis

7. Lingkungan (environment external social system), organisasi memiliki


lingkungan yang saling mempengaruhi misalnya system kerja sama sosial.

Mintzberg (1973) menjelaskan bahwa unsur-unsur struktur organisasi terdiri


dari beberapa hal berikut:

1. Spesialisasi kegiatan, berkenan dengan spesifikasi tugas individual dan


kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas
tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi)
2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan
organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3. Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan


fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang menunjukkan lokasi


(letak) kekuasaan pembuatan keputusan.

5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kel kerja.

D. Jalur, Jenjang dan Jenis Organisasi Pendidikan

1. Jalur Lembaga Organisasi Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk


mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
tujuan pendidikan. Pendidikan dapat diselenggarakan dengan sistem terbuka
melalui tatap muka dan melalui jarak jauh. Pendidikan jarak jauh berfungsi
memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat
mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh
diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yg didukung oleh
sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan
sesuai standar nasional pendidikan. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat
diwujudkan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat ( Undang-
Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab IV Pasal 16).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional Bab IV pasal 31 ayat 1,2 dan 3) bahwa terdapat Ada tiga jalur
pendidikan yang berperan dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia,
yaitu terdiri atas: pendidikan formal,nonformal, dan informal.

a. Jalur pendidikan formal. Pendidikan yang diselenggarakan disekolah-sekolah


pada umumnya.
b. Jalur pendidikan nonformal. Pendidikan yang dilaksanakan secara berstruktur
dan berjenjang di luar sekolah.

c. Jalur pendidikan informal. Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan


lingkungan terbentuk kegiatan belajar mandiri

2. Jenjang Organisasi Lembaga Pendidikan

Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan


menengah, dan pendidikan tinggi. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 14).

a. Pendidikan dasar. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang


melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar terbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lainnya yang sederajat serta
sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk
lain yang sederajat (Undang-undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV pasal 17). Pendidikan dasar
merupakan pendidikan sembilan tahun terdiri dari program pendidikan enam
tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan
pertama (PP Nomer 28 tahun 1990).

b. Pendidikan menengah. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan


dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum pendidikan
menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas
(SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah
aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

C. Pendidikan Tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah


pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.

3. Jenis Organisasi Lembaga Pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan


pendidikan suatu satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, vokalis, keagamaan, dan khusus.
E. Lingkungan Organisasi

Menurut Mohyi (1999) keadaan lingkungan dimana organisasi beroperasi


sangat menentukan atau berpengaruh terhadap aktivitas organisasi, yaitu kondisi
yang mendukung atau menghambat aktivitas organisasi dalam berusaha
mencapai tujuannya. Lingkungan organisasi bisa diklasifikasikan menjadi
lingkungan internal dan eksternal.

Secara sederhana dapat digambarkan dalam gambar berikut:

Keterampilan yang mestinya dimiliki meliputi keterampilan konseptual,


manusia dan teknikal. Kemampuan konseptual adalah kemampuan memahami
dan merangkum semua aktivitas dan kepentingan organisasi yang bersangkutan;
kemampuan manusia adalah keterampilan bergaul dan memahami orang-orang
dan keterampilan teknikal adalah kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur,
atau teknik bidang khusus yang terspesialisasi

Seluruh manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada


lingkungan internal organisasi, tetapi juga menyadari pentingnya pengaruh
lingkungan eksternal terhadap organisasi yang dikelolanya. Manajer harus
mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa, dan bereaksi
terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupa kesempatan-kesempatan,
resiko-resiko maupun ancaman yang berpegaruh pada operasi organisasi
(perusahaan).

Memahami organisasi konteksnya dengan lingkungan, maka perlu


memahami apa saja fenomena yang ada diluar organisasi. Eksternal organisasi
meliputi seluruh entitas pada pertumbuhan dan pertahanan organisasi.
Lingkungan eksternal mempunyai banyak unsur yang berpegaruh langsung
(lingkungan ekstern mikro) dan yang berpegaruh tidak langsung (lingkungan
ekstern makro).

1. Lingkungan ekternal mikro, terdiri dari:

a. Para pesaing (competitors)

b. Penyedia (suppliers)
c. Langganan (customer)

d. Lembaga-lembaga keuangan

e. Pasar tenaga kerja (labor supply)

f. Perwakilan-perwakilan pemerintah

2. Lingkungan ekternal makro terdiri dari:

a. Faktor-faktor teknologi

b. Ekonomi

c. Politik

d. Sosial

e. Dimensi internasional.

F. Dinamika Organisasi

Kegiatan pengorganisasian tidak akan pernah berhenti ataupun berakhir


karena memiliki sifat dinamis. Perubahan-perubahan pasti terjadi dan tidak dapat
dihindarkan. Hal ini disebabkan aktivitas organisasi berhubungan langsung
dengan manusia, dan manusia unsur paling dominan dengan organisasi maupun
pengorganisasian. Faktor perubahan terjadi karena ada 2 faktor yaitu faktor
internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

Adanya penyebab perubahan berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan,


yang dapat berasal dari berbagai sumber. Problem yang sering timbul berkaitan
dengan hubungan sesama anggota organisasi pada umumnya menyangkut
masalah komunikasi dan kepentingan masing-masing anggota. Perubahan yang
harus dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan. Kekuatan-
kekuatan Internal yaitu 1). Perubahan kebijakan lingkungan; 2). Perubahan
tujuan; 3). Perluasan wilayah operasi tujuan; 4). Volume kegiatan bertambah
banyak; 5). Sikap dan perilaku dari para anggota organisasi.
2. Faktor eksternal

Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut
lingkungan. Organisasi bersifat responsif terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungannya. oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan
perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya. Artinya
perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menurut seperti itu.
Kekuatan-kekuatan eksternal yaitu 1). Politik 2). Hukum 3). Kebudayaan 4).
Teknologi 5). Sumber daya alam 6). Demografi 7). Sosiologi.

3. Kepemimpinan Pendidikan
A. Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) merupakan hal yang sangat penting di dalam


sebuah lembaga pendidikan. Kepemimpinan di dalam lembaga pendidikan
berkaitan dengan bagaimana kepala sekolah mampu untuk mendorong kinerja
para guru serta menunjukkan sifat yang bersahabat, dekat, perhatian, serta
penuh pertimbangan terhadap para guru baik secara kelompok maupun secara
individual. Kepemimpinan juga dikatakan sebagai salah satu fungsi manajemen
yang sangat penting untuk mencapai tujuan dari sebuah organisasi ataupun
lembaga secara efektif dan efisien.

Namun yang perlu diketahui bahwa kepemimpinan berasal dari kata dasar
'pimpin' yang berarti bimbing atau tuntun. Dari kata 'pimpin' lahirlah kata kerja
memimpin yang artinya membimbing atau menentun dan benda. "pemimpin"
yaitu orang yang berfungsi memimpin atau membimbing atau menuntut.

Jadi kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku


manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk
mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk
dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus
memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang yang dipimpinnya, misalnya
kelebihan dalam menggunakan pikirannya, rohaniah, dan badaniah, unsur-unsur
didalam Kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Proses memberi arahan

Seorang pemimpin harus membangun hubungan manusiawi antara dirinya dan


anggota bawahnnya.

2. Memberi motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan seseorang


untuk bekerja. Hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin adalah memberi
kesadaran diri pada anggota atau karyawan bahwa kerja merupakan suatu
kebutuhan. Dengan adanya pemberian motivasi secara terus-menerus pada
karyawan maka akan membutuhkan rasa memiliki (sense of belonging) pada diri
anggota/karyawan.

3. Mampu untuk menciptakan rasa percaya diri

Pengembangan atau penguatan rasa percaya diri adalah dasar untuk


meningkatkan kemampuan kepemimpinan. Membangkitkan rasa percaya diri itu
sangat penting karena rasa percaya diri itu menumbuhkan keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri di dalam menjalankan tugas.

4. Mempengaruhi dan menggerakkan

Pemimpin di lingkungan kerja atau organisasi non profit harus mampu


mempengaruhi anggota tim untuk melaksanakan sesuatu yang positif yang dapat
membantu organisasi.

B. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha mengerangkan faktor-faktor


yang memungkinkan munculnya kepemimpinan atau sifat atau bakat alam yang
dimiliki pemimpin. Teori-teori tersebut menurut Said (2010) adalah sebagai
berikut.

1. Teori Orang Terkemuka (Great Man Theory)


Kelompok teori ini disusun berdasarkan cara induktif dengan mempelajari sifat-
sifat yang menonjol dari pemimpin atas keberhasilan tugas yang dijalankan,
terutama kemampuan dalam memimpin.

2. Teori Lingkungan (Enviromental Theory)

Dalam teori ini dikatakan bahwa munculnya pemimpin itu merupakan hasil dari
sebuah proses waktu, tempat dan situasi atau kondisi

3. Teori Pribadi dan Situs (Personal Situation Theory)

Teori ini merupakan kombinasi dari kedua teori diatas. Teori ini pada dasarnya
mengakui bahwa kepemimpinan merupakan gabungan dari tiga faktor a) perangai
atau sifat pribadi pemimpin; b) sifat dari kelompok dan anggota; dan c) kejadian
atau masalah yang dihadapi kelompok.

4. Teori Interaksi dan Harapan (Interaction Expectation Theory)

Teori ini mempunyai 3 variabel yaitu a) aktivitas; b) interaksi; dan c) sentimen


(harapan). Berdasarkan ketiga variabel tersebut maka struktur dalam interaksi
akan menentukan arah dari pada aktivitas, sehingga pemimpin harus dapat
menciptakan suatu struktur interaksi yang dapat menstimulasi terciptanya suatu
suara yang relevan dengan harapan masyarakat.

5. Teori Humanistik

Teori ini melihat manusia adalah motivated organism yang memiliki struktur dan
system control tertentu.

C. Fungsi kepemimpinan

Secara operasional, fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi


pokok yaitu (Kurniadin dan Machali, 2016)

1. Fungsi instruksi, fungsi ini bersifat komunikasi satu arah.


Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,
bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu agar keputusan dapat dilakukan
secara efektif.

2. Fungsi konsultasi, fungsi ini bersifat komunikasi dua arah

Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik


(feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang
ditetapkan dan dilaksanakan.

3. Fungsi partisipasi, dalam fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-


orang yang dipimpinnya.

4. Fungsi delegasi, fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan


wewenang membuat/menetapkan keputusan baik melalui persetujuan maupun
tidak dari atasan; dan

5. Fungsi pengendalian, fungsi ini bermaksud bahwa kepemimpinan yang efektif


mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.

D. Gaya Kepemimpinan

Menurut Asmendri (2021) ada 4 gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

1. Tipe Otoriter

Merupakan pemimpin yang membuat keputusan sendiri karena kekuasaan


terpusatkan dalam diri satu orang, ia memikul tanggung jawab dan wewenang
penuh.

2. Demokratis

Merupakan pemimpin yang berkonsultasi dengan kelompok mengenai masalah


yang menarik perhatian mereka serta mereka dapat menyumbangkan sesuatu.

3. Kendali bebas (laizes faire)

Merupakan pemimpin memberi kekuasaan kepada bawahan.


4. Tipe Pseudo demokratis

Tipe ini disebut juga tipe demokrasi semu.

E. Syarat dan Prinsip Kepemimpinan Pendidikan

Menurut Mutohar (2013), kepemimpinan pendidikan yang efektif adalah


kepemimpinan yang mampu mempengaruhi orang lain untuk diajak bekerjasama
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Asmendri (2021) mengungkapkan syarat
dan proses seorang pemimpin pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang terpuji antara lain: periang,
ramah, bersemangat, pemberani, murah hati, spontan, percaya diri, dan memiliki
kepekaan sosial yang tinggi;

2. Paham dan menguasai tujuan yang hendak dicapai dan mampu


mengkomunikasikan kepada bawahan dan stakeholder,

3. Memiliki wawasan yang luas dibanding tugasnya dan bidang-bidang lain yang
relevan; dan

4. Berpegang pada prinsip-prinsip umum kependidikan yang meliputi: konstruktif,


kooperati, kreatif, partisipatif, pendelegasi yang baik/proporsional, memahami
dan menerapkan prinsip kepemimpinan Pancasila yang dikembangkan Kihajar
Dewantara.

F. Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif

Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah


yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada
umumnya direalisasikan. Menurut Blake dan Mouton (1964) dalam memimpin
sebuah organisasi diperlukan beberapa elemen yang dapat menghantarkan
sebuah kepemimpinan yang efektif yaitu:

1. Initiative, pemimpin harus tanggap dengan keadaan dan kondisi Organisasi


yang dipimpinnya serta memiliki daya inisiatif yang tinggi sehingga ia mengetahui
kapan ia harus memutuskan untuk melakukan suatu kebijakan atau kapan ia
harus meninggalkannya bekenaan dengan keseimbangan Organisasi kedepannya;

2. Inqury, dalam memimpin maka seorang pemimpin harus memiliki informasi


yang komprehensif tentang hal yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Advocacy, dukungan sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan. Banyak kasus


menunjukkan bahwa seorang pemimpin kadang merasa kurang percaya diri
dengan perbuatan dan kebijakan yang ia putuskan karena dirinya tidak memiliki
dukungan yang maksimal dalam kelompok.

4. Conflict solving, pemimpin selain memiliki inisiatif dan kreatif juga dituntut
harus memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dalam organisasi, baik
masalah tersebut bersifat internal maupun eksternal.

5. Decision making, seorang pemimpin dalam menjalankan roda kepemimpinan


dituntut harus memiliki kemampuan dalam memutuskan sesuatu yang terbaik
bagi jalannya organisasi dan kepemimpinan yang menjadi tanggungjawabnya.

6. Critique, Jiwa kritis ini menuntut kejalian pemimpin dalam mempin sebuah
organisasi.

G. Kunci Sukses Kepemimpinan

Menurut Mulyasa (2013) ada 10 kunci sukses kepemimpinan kepala sekolah


yaitu mencakup 1) visi dan misi yang utuh; 2) tangung jawab; 3) keteladanan; 4)
memberdayakan staf; 5) mendengarkan orang lain; 6) memberikan layanan
prima; 7) peserta didik; 8) memberdayakan sekolah; 9) fokus pada peserta didik;
dan 10) manajemen yang menguatkan praktik. Menurut Rivai & Deddy (2012) ada
langkah-langkah strategis pimpinan dalam mendorong karyawan yaitu:

1. Perlihatkan yang positif dan jangan menyatakan bodoh pada bawahan atau
mengatakan kritik pedas;

2. Menyediakan waktu khusus untuk bawahan;

3. Mengetahui minat dan bakat;


4. Selalu sopan dan bertindak diplomasi;

5. Perkuatlah rasa percaya diri pada orang lain;

6. Membantu pekerjaan jika dibutuhkan; dan

7. Memberikan bantuan-bantuan pribadi.

4. GARAPAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH

A. Manajemen peserta didik


1. Pengertian

Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam proses administrasi


dan peserta didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.

2. Langkah-Langkah Perencanaan Peserta Didik

Menurut Asmendri (2012:14), langkah-langkah perencanaan peserta didik


yaitu 1) forcasting, memembuat perkiraan dengan mengantisipasi ke depan.
Perkiraan tersebut didasarkan atas faktor organisasi pendidik baik yang bersifat
kondisional maupun situsional. 2) objectives, merupakan perumusan tujuan titik
tujuan ini harus dirumuskan, agar segala kegiatan yang akan dilakukan tersebut
senantiasa betul-betul mengarah pada tujuan yang sama atau ke arah yang sama;
3) policy, kebijakan di sini berarti mengidentifikasi berbagai macam jenis kegiatan
yang diperhitungkan untuk dapat mencapai tujuan; 4) programming, merupakan
seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah dirumuskan pada langkah policy; 5)
procedure, merupakan merumuskan langkah-langkah berurut. Oleh karena itu,
procedure diartikan juga sebagai sekuen yang berarti kegiatan-kegiatan yang
telah diseleksi pada langkah programming tersebut diurutkan, mana yang harus
didahulukan dan mana harus di kemudiankan; 6) schedule, merupakan
penjadwalan terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah diprioritaskan sebagaimana
pada langkah-langkah programming.
7) budgeting, merupakan anggaran atau pembiayaan.

3. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru

Kebijakan operasional penerimaan peserta didik baru memuataturan


mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima suatu sekolah. Kebijakan
Penerimaan Peserta didik baru dibuat berdasarkan petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

4. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru

Ada dua macam sistem yang digunakan dalam penerimaan peserta didik
baru yaitu sebagai berikut. 1) sistem promosi, merupakan penerimaan peserta
didik baru yang sebelumnya tanpa seleksi; 2) Sistem seleksi, ini dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yang pertama, seleksi berdasarkan daftar nilai ebta murni
(DANEM), yang kedua berdasarkan penelusuran bakat minat kemampuan (PMDK)
yang ketiga adalah seleksi berdasarkan tes masuk.

5. Kreteria Penerimaan Peserta Didik Baru

Kriteria adalah patokan-patokan yang menentukan bisa atau tidaknya


seorang untuk diterima sebagai peserta didik. 1) Kriteria acuan patokan (standard
criterian referenced), merupakan suatu penerimaan peserta didik baru yang
didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya; 2) Kriteria
acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan peserta didik yang
didasarkan atas keseluruhan presentasi peserta didik yang mengikuti seleksi; 3)
Kriteria berdasarkan daya tampung sekolah. Sekolah terlebih dahulu menentukan
berapa jumlah daya tampung calon peserta didik yang akan diterima.

6. Rekruitmen Peserta Didik Baru

Rekrutmen peserta didik merupakan proses pencairan dan menentukan


peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik sekolah yang
bersangkutan (Asmendri, 2012). Prosedur perekrutan peserta didik menurut
Asmendri (2021) antara lain:

a. Pembentukan panitia penerimaan


Panitia ini dibentuk dengan maksud agar secepat mungkin melaksanakan
pekerjaannya. Panitia yang sudah dibentuk, umumnya diformalkan dengan
menggunakan surat keputusan (SK) kepala sekolah.

b. Rapat penerimaan peserta didik baru

Rapat peserta didik baru dipimpin oleh kepala sekolah urusan kesiswaan. Hal
yang dibicarakan dalam rapat ini adalah keseluruhan ketentuan penerimaan
peserta didik baru.

c. Pembuatan, pengiriman/pemasangan pengumuman

Setelah diadakan rapat dan keputusan, maka selanjutnya adalah pembuatan


pengumuman yang biasanya berisikan: gambar singkat sekolah, persyaratan
pendaftaran peserta didik baru, cara pendaftaran, waktunya, tempat, biaya
pendaftaran, waktu seleksi, dan sebagainya.

d. Pendaftaran peserta didik baru

Yang harus disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru oleh sekolah
adalah loket pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran.

e. Seleksi peserta didik baru

Cara yang digunakan adalah yang pertama dengan menggunakan nilai rapor
atau sistem PMDK, yang kedua dengan menggunakan nilai ebtanas murni
(DANEM) dan yang ketiga dengan cara melakukan tes masuk.

f. Rapat penentuan peserta didik baru

Pada sekolah yang menggunakan sistem penerimaan berdasarkan DANEM,


ketentuan sistem yang diterima berdasarkan atas rangking DANEM yang dibuat.
pada sekolah yang menggunakan sistem PMDK, ketentuannya berdasarkan atas
hasil rangking nilai raport peserta didik. Sementara sekolah yang menggunakan
sistem tes, dalam penerimaannya didasarkan hasil tes tersebut.

g. Pengumuman peserta didik baru


Bentuk pengumuman peserta didik yang diterima ada dua yaitu,
pengumuman sistem terbuka dan tertutup. Sistem terbuka merupakan
pengumuman yang secara terbuka mengenai peserta didik yang diterima dan
cadangan. Sistem tertutup merupakan suatu pengumuman tentang diterima
tidaknya seseorang menjadi peserta didik secara tertutup melalui surat.

h. Pendaftaran ulang peserta didik baru yang diterima

Bagi calon peserta didik yang diterima maka harus melakukan daftar ulang
sebagai bukti keseriusan melanjutkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Jika yang telah lulus seleksi tidak melakukan pendaftaran ulang maka akan diisi
oleh peserta didik cadangan.

i. Orientasi peserta didik

Orientasi merupakan perkenalan situasi dan kondisi sekolah yang diberikan


kepada peserta didik. Situasi dan kondisi tersebut meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi jalan menuju sekolah,
halaman sekolah, tempat olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah serta
fasilitas-fasilitas lainnya yang disediakan oleh lembaga yang bersangkutan.
Lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru, tenaga tata usaha,
teman sebaya, kakak kelas, peraturan atau tata tertib sekolah, layanan peserta
didik, serta kegiatan dan organisasi kesiswaan yang ada pada lembaga.

B. Manajemen kurikulum
1. Pengertian

Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan


nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen
yang memiliki peran strategis dalam system Pendidikan. Kurikulum merupakan
suatu sistem program pembelajaran yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan
penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.
Kurikulum adalah segala pengalaman pendidikan yang diberikan oleh seluruh
peserta didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun diluar sekolah.
Pengalaman peserta didik di sekolah dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan
pendidikan antara lain mengikuti pelajaran di kelas, praktik, keterampilan, latihan-
latihan olahraga dan kesenian serta kegiatan karya wisata atau praktik
laboratorium di sekolah.

2. Fungsi Kurikulum
Menurut Sanjaya (2009) agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, maka ada
sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya sebagai berikut.

1) Prinsip relevansi

Ada dua macam relevansi, yaitu relevansi internal dan eksternal. Relevansi internal merupakan
bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponen, yaitu
keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus
dimiliki siswa, strategi atau metode pembelajaran, serta alat yang digunakan untuk menilai atau
melihat ketercapaian tujuan. Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi,
dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat.

2) Prinsip fleksibilitas

Prinsip fleksibel memiliki dua sisi yaitu: pertama, fleksibel bagi guru, artinya kurikulum harus
memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pembelajaran sesuai
dengan kondisi yang ada. Kedua, fleksibel bagi siswa, arti kurikulum harus menyediakan
berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Anda mungkin juga menyukai