Anda di halaman 1dari 11

FARMASI RUMAH SAKIT (HOSPITAL)

1. Pengertian

Hospital berasal dari Bahasa Latin


Hostel : Tempat bagi para pengungsi yang sakit menderita dan miskin
Hospitium : tempat/ruangan untuk menerima tamu

Perancis kuno dan medieval English yang artinya :


 Tempat untuk istirahat dan hiburan
 Institusi social untuk mereka yang membutuhkan akomodasi,
lemah dan sakit
 Institusi social untuk Pendidikan dan kaum muda
 Institusi untuk merawat mereka yg sakit dan cedera

Dasar hukum RUMAH SAKIT


 Kep Men Kes RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 Tentang
pedoman organisasi rumah sakit umum
 UU RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
 Kep Men Dagri Nomor 22 tahun 1994 tentang pedoman
organisasi dan tata kerja rumah sakit

INDONESIA : basisnya lebih ke klinik

DEFINISI Hospital :
Suatu organisasi kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus
dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani maslah medik modern, yang
semuanya terikat bersam sama dalam maksud yang sama untuk
pemulihan dan pemeliharaan Kesehatan yang baik

2. PELAYANAN HOSPITAL
 PELAYANAN MEDIS
Pelayanan yang diberikan oleh seorang dokter baik umum maupun
spesialis
Gizi, lab dan diagnostik, logistic, farmasi dan apotik
 PELAYANAN KEPERAWATAN
Pelayanan yang diberikan oleh perawat
 Pelayanan penunjang medis
Pelayanan yang berfungsi membantu tim medis dalam memberikan
pelayanan (farmasi termasuk disini)
 Pelayanan penunjang non medis
Pelayanan pendukung yang berfungsi membantu kelancaran fungsi
hospital
Perencanaan, pengawasan dan evaluasi, perkantoran, pemasaran dan
keungan, linen dan laundry, sanitasi dan pengendalian nosocomial,
Kesehatan dan keselamatan kerja

3. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT


 Kepemilikan
A. Rumah sakit milik masyarakat (Sukarela)
Milik Yayasan : yayasan tertentu
Milik organisasi keagamaan : Muhammadiyah
Milik suasta : organisasi perorangan, kelompok dan jaringan
nasional atau internasional
B. Rumah sakit pemerintah
RS Umum pusat: secara vertical milik Depkes
RS umum daerah : milik pemda setempat
RS Militer : polri
RS BUMN : pertamina

 Jenis Pelayanan
A. RS Umum : pelayanan diagnostic dan terapi berbagai kondisi
medik spt penyakit dalam, bedah pediatri, kehamilan, pskiater
B. RS Sakit khusus : pelayann diagnostic dan terapi khuhs pd konsisi
medik tertentu spt bedah saja, kanker, bersalin,mata dll

 Lama tinggal
A. RS Perawatan jangka pendek : perawatan pasien kurang dari 30
hari
B. RS perawatan jangka Panjang : perawatan pasien lebih dari 30
hari spt pd kasus penyakit psikiatri, lepra dll

 Kapasitas tempat tidur


A. Dibawah 50 tempat tidur
B. 50-99 tempat tidur
C. 100-199 tempat tidur
D. 200-299 tempat tidur
E. 300-399 tempat tidur
F. 400-499 tempat tidur
G. Lebih dari 500 tempat tidur

 Afiliasi Pendidikan
A. RS Pendidikan : RS yang menyelenggarakan program pelatihan ko
asistensi, residensi dalam medik, bedah, pediatrik dan bidang sp
lainnya dan ada afiliasi dg perguruan tinggi
B. RS non Pendidikan : hanya melakukan pelayanan medik
 Status akreditasi dan sertifikasi
Tidak lulus (<60% 15 bab)
Dasar ( 4 bab 80%, sisanya tidak ada nilai <20%)
Madya (8 bab 80%, 8 tidak ada nilai <20%)
Utama ( 12 bab 80%, 3 tidak ada nilai <20%)
Paripurna (semua 80%)

KELAS
1. RUMAH SAKIT KELAS A
Pelayanan medik spesialis dasar, meliputi pelayanan penyakit
dlaam, kesehaatan anak, bedah dan obstetric dan ginekologi
Pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi pelayanan
anestesiologi, radiologi, patolog klinik, patologu anatomi dan
rehabilitas medik
Pelayanan medik spesialis lain, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi pelayanan
mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung
dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran
jiwa, paru, 􏰀orthopedi, urologi, bedah syaraf,
bedah 􏰀plastik, dan kedokteran 􏰀forensik

Pelayanan medik subspesialis, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi pelayanan
subspesialis di bidang spesialisasi bedah, penyakit
dalam, kesehatan anak, 􏰀obstetri dan ginekologi,
mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung
dan pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran
jiwa, paru, 􏰀orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah
plastik, dan gigi mulut.

(7)  Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut,


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,
meliputi pelayanan bedah mulut,
konservasi/endodonsi, periodonti, orthodonti,
prosthodonti, pedodonsi, dan penyakit mulut.

Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b paling sedikit terdiri atas:

1. 1 (satu) apoteker sebagai kepala instalasi farmasi


Rumah Sakit;

2. 5 (lima) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang


dibantu oleh paling sedikit 10 (sepuluh) tenaga teknis
kefarmasian;

3. 5 (lima) apoteker di rawat inap yang dibantu oleh


paling sedikit 10 (sepuluh) tenaga teknis
kefarmasian;

4. 1 (satu) apoteker di instalasi gawat darurat yang


dibantu oleh minimal 2 (dua) tenaga teknis
kefarmasian;

5. 1 (satu) apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh


paling sedikit 2 (dua) tenaga teknis kefarmasian;

6. 1 (satu) apoteker sebagai koordinator penerimaan


dan distribusi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat
jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja
pelayanan kefarmasian Rumah Sakit; dan

7. 1 (satu) apoteker sebagai koordinator produksi yang


dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi
klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan
kefarmasian Rumah Sakit.

2. RUMAH SAKIT KELAS B


Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi pelayanan
penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri
dan ginekologi.

Pelayanan medik spesialis penunjang, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi pelayanan
anestesiologi, radiologi, patologi klinik, patologi
anatomi, dan rehabilitasi medik.

Pelayanan medik spesialis lain, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf d, paling sedikit
berjumlah 8 (delapan) pelayanan dari 13 (tiga belas)
pelayanan yang meliputi pelayanan mata, telinga
hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh
darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru,
orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, dan
kedokteran forensik.

Pelayanan medik subspesialis, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf e, paling sedikit
berjumlah 2 (dua) pelayanan subspesialis dari 4
(empat) subspesialis dasar yang meliputi pelayanan
subspesialis di bidang spesialisasi bedah, penyakit
dalam, kesehatan anak, dan obstetri dan ginekologi.

Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut,


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, paling
sedikit berjumlah 3 (tiga) pelayanan yang meliputi
pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan
orthodonti.

Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b paling sedikit terdiri atas:
1. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi
farmasi Rumah Sakit;

2. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang


dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga
teknis kefarmasian;

3. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu


oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis
kefarmasian;

4. 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat


yang dibantu oleh minimal 2 (dua) orang tenaga
teknis kefarmasian;

5. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu


oleh paling sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis
kefarmasian;

6. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator


penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap
atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan
beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit;
dan

7. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator produksi


yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi
klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu
oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan
kefarmasian Rumah Sakit.

3. RUMAH SAKIT KELAS C

 Pelayanan gawat darurat, sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf a, harus diselenggarakan 24 (dua
puluh empat) jam sehari secara terus menerus.
(3)  Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, meliputi pelayanan medik
dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak,
dan keluarga berencana.

(4)  Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi pelayanan
penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan obstetri
dan ginekologi.

(5)  Pelayanan medik spesialis penunjang,


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan
patologi klinik.

(6)  Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut,


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, paling
sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.

Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf b paling sedikit terdiri atas:

1. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi


farmasi Rumah Sakit;

2. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang


dibantu oleh paling sedikit 4 (empat) orang tenaga
teknis kefarmasian;

3. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu


oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis
kefarmasian;

4. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator


penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga
teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan
dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah
Sakit.
4. RUMAH SAKIT KELAS D

Pelayanan medik umum, sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf b, meliputi pelayanan medik
dasar, medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak,
dan keluarga berencana.

(4)  Pelayanan medik spesialis dasar, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) huruf c, paling sedikit 2 (dua)
dari 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar yang
meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah, dan/atau obstetri dan ginekologi.

(5)  Pelayanan medik spesialis penunjang,


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
meliputi pelayanan radiologi dan laboratorium.

1. Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf b paling sedikit terdiri atas:
1. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi
farmasi Rumah Sakit;
2. 1 (satu) apoteker yang bertugas di rawat inap
dan rawat jalan yang dibantu oleh paling
sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis
kefarmasian;
3. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator
penerimaan, distribusi dan produksi yang
dapat merangkap melakukan pelayanan
farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan
dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
yang jumlahnya disesuaikan dengan beban
kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

4. RUMAH SAKIT UMUM KELAS D PRATAMA

Rumah Sakit Umum kelas D pratama sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) hanya dapat didirikan dan
diselenggarakan di daerah tertinggal, perbatasan,
atau kepulauan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KLASIFIKASI TIPE RS UMUM


KELAS A: Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialitik luas dan sub spesialitik luas
KELAS B : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialitik terbatas
KELAS C : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialis dasar
KELAS D : Mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar

KLASIFIKASI RS UMUM SWASTA :


 Rumah sakit umum swasta pratama memberikan pelayanan
medik bersifat umum
 Rumah sakit umum swasta madya memberikan pelayanan medik
bersifat umum dan spesialistik dalam 4 bidang
 Rumah sakit umum swasta utama memberikan pelayanan medik
bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik

JENIS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


1. Perawatan pasien rawat jalan
2. Perawatan pasien rawat inap
3. Perawatan pasien gawat darurat

PELAYANAN KESEHATAN PARIPURNA MENCAKUP


1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif

SARANA DAN PRASARANA


1. Ruang rawat jalan
2. Ruang gawat darurat
3. Ruang tenaga kesehtana
4. Ruang lab
5. Ruang farmasi
6. Ruang kantor dan administrasi
7. Ruang tunggu pasien
8. Ruang menyusui
9. Ruang dapur
10. Ruang kamar jenasah
11. Ruang parkir dan sampah
12. Ruang rawat inap
13. Ruang operasi
14. Ruang radiologi
15. Ruang strilisasi’
16. Ruang diklat
17. Ruang ibadah
18. Ruang penyuluhan kes
19. Ruang mekanik
20. Ruang laundry
21. Ruang pengelolaaan

INSTALASI RUMAH SAKIT


1. Rawat jalan
2. Rawat darurat
3. Farmasi
4. Radiolog
5. ICU/ICCU/NICU/PICU/VK
6. Gas medik
7. IPRS
8. Laundry
9. Kamar jenasah
10. Rawat inap
11. Bedah sentral
12. Lab
13. Gizi
14. Bank
15. Sanitasi
16. Rekam medik
17. Logistic

RUANG NICU
RUANG ICU
RUANG ICCU
RUANG VK

POLA ORGANISASI RS
1. Badan pengurus Yayasan
2. Dewa Pembina
3. Dewan penyantun
4. Badan penasehat
5. Badan penyelenggara : direktur, wadir, komite medik, satuan
pengawas dan instalasi 2x
6. Wakil direktur : pelayanan medik, penunjang medik,
keperawatan, keungan dan administrasi

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Anda mungkin juga menyukai