Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL LITERATUR REVIUW

APLIKASI MODERN WOUND CARE PADA PERAWATAN LUKA

Disusun Oleh:

Khaerotib NIM. 2052B1008

Dr.Yuly Peristio wati,S.Kep.,Ns.,M.Kes NIIK. 13.07.05.024

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA INDONESIA

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
APLIKASI MODERN WOUND CARE PADA PERAWATAN LUKA

Diajukan Oleh:
Khaerotib NIM. 2052B1008

TELAH DISETUJUI UNTUK DILAKUKAN UJIAN

Kediri, …………………………….

Dosen Pembimbing

Dr.Yuly Peristiowati,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIK. 13.07.05.024

MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIDN. 0707037901
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Saat ini masih masyarakat menghadapi banyak permasalahan di
bidang luka dari mulai luka yang ringan hingga luka yang serius. Masyarakat
di daerah inipun juga sadar akan pentingnya perawatan luka itu sehingga
memerlukan tempat pelayanan perawatan luka, namun sayangnya di daerah ini
belum terdapattempat pelayanan perawatan luka yang mudah di jangkau.
Apabila masyarakat ingin berobat lukanya warga harus menempuh jarak yang
yang agak jauh dari tempat tinggal mereka. Jarak ini terkadang membuat
warga menjadi acuh akan lukanya, jika lukanya sudah benar benar sakit yang
tidak bisa merekatahan lagi baru masyarakat pergi ke tempat pelayanan
kesehatan.Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak. Untuk itu diperlukan
suatu lembaga atau balai yang bisa menangani pelayanan di bidang perawatan
luka.Oleh karena itu saya ingin membangun suatu tempat perawatan luka yang
lebih mudah dijangkau oleh warga sehingga warga dapat lebih mudah
menjangkau tempat perawatan luka dan diharapkan warga dapat mencegah
kemungkinan luka menjadi lebih parah . Tingkat kesehatan warga akan
meningkat dan seiring dengan itu kesejahteraan juga akan meningkat pula.

Rumusan Masalah
1. Apa klasifikasi luka, reaksi penyembuhan luka dan factor yang
mempengaruhi penyembuhan luka serta komplikasinya?
2. Bagaimana tehnik dan sedikit pengetahuannya tentang bandage
(perban) dan binders (korset)?
3. Bagaimana tehnik perawatan luka tekan?
4. Bagaimana peran asuhan keperawatan pada perawatan luka?

Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi luka, reaksi menyembuhkan luka dan factor
yang mempengaruhi penyembuhan luka serta komplikasinya
2. Untuk mengetahui tehnik dan sedikit pengetahuannya tentang
bandage (perban) dan binders (korset)
3. Untuk mengetahui tehnik perawatan luka tekan
4. Untuk mengetahui peran asuhan keperawatan pada perawatan luka

Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui tujuan perawatan luka
2. Mahasiswa mengetahui peran asuhan keperawatan pada perawatanluka
PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LUKA


A. KLASIFIKASI LUKA
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ
tertentu. Ada beberapa cara menentukan klasifikasi luka. System
klasifikasi luka memberikan gambaran tentang status intregitas
kulit, penyebab luka, keparahan atau luasnya cedera atau
kerusakan jaringan, kebarsihan luka, atau gambaran kualitas luka,
misalnya warna luka. Berbagai klasifikasi ini tumpang tindih. Misalnya,
luka penetrasi akibat pisau disebut luka terbuka, dan luka kontusio
disebut luka tertutup. Adanya berbagai klasifikasi luka memudahkan
perawat memahami resiko yang berhubungan dengan luka dan
implikasi keperawatannya. Misalnya luka terbuka menimbulkan
resiko infeksi yang lebih besar dari pada luka tertutup,
sedangkan luka abrasi hanya membutuhkan sedikit balutan
dibandingkan dengan luka penetrasi yang dalam
Status Integritas Kulit
Deskripsi Penyebab Implikasi penyembuhan
Luka Terbuka Trauma oleh benda Robekan kulit memu-
Luka melibatkan tajam atau tumpul dahkan masuknya mikro-
robekan pada kulit (insisi bedah, pungsi organisme. Terjadi
atau membran vena, luka tembak) kehi- langan darah dan
mukosa cairan tubuh melalui
luka.
Fungsi bagian tubuh
menurun

Luka Tertutup Bagian tubuh yang Luka dapat menjadi


Luka tanpa terpukul oleh benda predisposisi seseorang
robekan pada kulit tum- pul; terpelintir, untuk mengalami
keseleo, daya perda-
deselerasi ke arah rahan internal. Fungsi
tubuh (fraktur tulang, tuuh yang terkena
ro- bekan pada organ akan mengalami
dalam) penurunan
Luka Akut
Luka mengalami Trauma akibat Luka biasanya mudah
Proses penyembuhan, benda dibersihkan dan
yang terjadi akibat tajam diperbaiki
proses perbaikan
integritas fungsi dan
anatomi secara terus
menerus, sesuai
dengan tahap dan
waktu yang normal
Luka Kronik
Luka yang gagal Ulkus luka akibat Terpaparnya tubuh terha-
melewati proses gesekan dap tekanan, gesekan,
perbaikan untuk dan sekresi yang terus
mengembalikan menerus akan meng-
integritas fungsi dan ganggu penyembuhan
anatomi sesuai luka. Tapi luka dapat
dengan tahap dan mengalami nekrotik
waktu yang normal dan mengeluarkan
drainase
B. FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
Implikasi
Fase Dan Ringkasan Proses Fisiolog Durasi
Fase Penatalaksanaan
1. Respon inflamasi akut terhadap 0-3 hari ini merupakan
cidera Fase bagianyang esensial
Hemostasis: vasokontriksi dari prosespenyembuhan
sementara dari pembuluh darahyang dan tidakada upaya
rusak terjadi pada saatsumbatan yang dapatmenghentikan
trombosit dibentukdan diperkuat proses ini,kecuali jika
juga oleh serabutfibrin untuk proses initerjadi pada
membuntuk serabutbekuan. kompartementertutup di
Respon jaringan yangrusak: mana struktur-struktur
jaringan yang rusak dansel mast penting mungkintertekan
melepaskan histamindan mediator (mis,luka bakarpada
lain, sehinggamenyebabkan leher). Meskidemikian,
vasodilatasi dan pembuluh darah jika hal tersebutdi
sekeliling yang masih utuh serta perpanjang oleh adanya
meningkatnya penyediaan darah jaringan yang
ke daerah tersebut sehingga mengalami divitalisasi
menjadi merah dan hangat. secara terus menerus,
Permeabilitas kapiler-kapiler darah adanya benda asing,
mening-katkan cairan yang kay pengelupasan jaringan
akanprotein mengalir ke yang luas, trauma
dalamspesium intersitial, menye- kambuhan, atau oleh
babkan edema lokal penggunaan yang tidak
danmungkin hilangnya fungsi bijaksana preparat
diatas sendi tersebut. Leukosit topikaluntuk luka,
polimorfonukleat dan seperti antiseptik,
makrofagmengadakan migrasi antibiotik, ataukrim
keluar darikapiler dan masuk ke asam, sehingga
dalamdaerah yang rusak penyembuhan
sebagaireaksi terhadap diperlambat dan kekuatan
agentkemotaktik yang di pacu regang luka menjadi
olehadanya cedera tetap rendah. Sejumlah
besar sel tertarikke
tempat tersebut untuk
bersaing mendapatkan
giziyang tersedia.
Inflamasi yang terlalu
banyak dapat
menyebabkan granulasi
yang berlebihan pada
faseIII dan dapat
menyebabkan jaringan
parut hpertrofik. Ketidak
nyamanan karena edema
dan denyutan pada tempat
luka juga menjadi
berkepanjangan
2. Fase Destruktif 1-6 hari Polimorf dan makrofag
Pembersihan terhadap jaringan mudah di pengaruhi
mati atau yang mengalami oleh turunnya suhu pada
devitakisasi danbakteri oleh tempatluka. Sebagaiman
polimorf danmakrofag. Plimorf yang dapat terjadi
menelan dan menghancurkan bilamana sebuah luka
bakteri. Tingkat aktifitas polimorf yang basah dibiarkan
yang tinggi hidupnya singkat saja tetap terbuka, padasaat
dan penyembuha dapat aktivitas mereka dapat
berjalanterus tanpa keberadaan turun sampai nol.
seltersebut. Meski demikian Aktivitas mereka juga
penyembuhan berhenti dapat dihambat oleh
bilamakrofag mengalami deak- agents kimia, hipoksia,
tivasi. Sel-sel tsb tdak hanya dan juga perluasan
mampu menghancurkan bakteri dan limbah metabolik yang
mengeluarkan jaringan yang disebabkan karena
mengalami devitalisasi serta buruknya perfusi
fibrin yang berlebihan, tetapi juga jaringan.
mampu merangsang pembentukan
fibrosis, yang melakukan sintesa
struktur protein kolagen
danmenghasilkan sebuah
faktoryang dapat merangsang
angiogenesis (fase III)

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA


Nutrisi
Penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang
tepat.Proses fisiologi penyembuhan luka bergantung pada
tersedianya protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral
renik zink dan tembaga. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari
asam amino yang diperolehfibroblast dari protein yang dimakan.
Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis kolagen. Vitamin A dapat
mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka. Elemen renik
zink diperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis kolagen(zink) dan
menyatukan serat-serat kolagen (tembaga). Terapi nutrisi sangatpenting
untuk klien yang lemah akibat penyakit. Klien yang telah menjalanioperasi
dan diberikan nutrisi yang baik masih tetap membutuhkan sedikitnya1500
Kkal/hari. Pemberian makan alternative seperti melalui enteral
danparenteral dilakukan pada klien yang tidak mampu mempertahankan
asupanmakanan secara normal

Penuaan
Walaupun tahap penyembuhan pada klien lansia terjadi
secara lambat, aspek fisiologi penyembuhan luka tidak berbeda dengan
klien yangberusia muda. Masalah yang terjadi selama proses
penyembuhan sulitditentukan penyebabnya, karena proses penuaan
atau karena penyebab lainnya, seperti nutrisi, lingkungan , atau
respon individu terhadap stres. Sebelum pembedahan, perawat perlu
mengkaji adanya factor yang mungkin mempengaruhi atau mengganggu
proses penyembuhan luka pada klien lansia

D. KOMPLIKASI LUKA
1. Hemoragi Perdarahan dari daerah luka yang terjadi selama
dan setelahtrauma. Tak jarang juga terjadi hematoma atau
pengumpulan darah di bawahjaringan yang terlihat seperti bengkak
atau massa berwarna kebiruan. Jika hematoma terjadi di dekat
arteri atau vena besar akan mengakibatkan tekanan yang
menghambat aliran darah.
2. Infeksi Adanya drainase purulen pada luka yang mana resiko
terbesarnya adalah jika luka mengandung jaringan mati atau nekrotik,
terdapat bendaasing dan suplai darah serta pertahanan jaringan yang
menurun.
3. Dehisens Terpisahnya lapisan kulit dan jaringan secara parsial
sebelum terjadi pembentukan kolagen.
4. EviserasiTerpisahnya lapisan kulit dan jaringan secara total sehingga
organvisceralnya keluar.
5. FistulaSaluran abnormal yang berada di antara dua organ atau di
antaraorgan dan bagian luar tubuh

BANDAGE (PERBAN) DAN BINDERS (KORSET)


a. Tujuan menggunakan perban dan korset:
1. Menciptakan tekanan ke arah bagian tubuh
Misalnya perban elastik yang dipasang di atas tempat pungsi arteri
2. Mencegah pergerakan bagian tubuh
Misal, perban elastik yang dipasang di sekeliling pergelangan kaki
yangterkilir
3. Menyangga luka
Misal, korset abdomen yang dipasang di atas insisi abdomen dan
balutanyang besar
4. Mengurangi atau mencegah edema
Misal, BH yang menyangga dengan baik untuk
meminimalkan ketidaknyaman payudara setelah melahirkan
5. Mengamankan bidai
Misal, perban dililit ke sekeliling bidai lengan untuk
memperbaiki deformitas
6. Mengamankan balutan
Misal, pita elastik yang dililitkan pada balutan di kaki setelah
tindakanpemotongan venab.
b. Jenis perban dan korset
Perban tersedia dalam bentuk gulungan dengan berbagai lebar
danbahan antara lain kasa yang berjenis ringan dan murah, dapat
disesuaikanbentuk tubuh dan memudahkan sirkulasi udara untuk
mengurangi maserasipada kulit; rajutan elastik dan pita elastik yang selain
dapat disesuaikantubuh juga memberikan tekanan kepada bagian tubuh;
flannel dan kainmuslin lebih tebal dari kasa sehingga lebih kuat
menyangga atau memberitekanan balutan dan memberikan rasa hangat.
Korset adalah perban yang terbuat dari bahan elastik, katun,
muslinatau flannel yang besar dan berukuran pas untuk bagian tubuh
tertentu,misalnya korset payudara, korset T dan korset abdomen
c. Prinsip pemasangan perban dan korset
Pemasangan perban dan korset yang benar tidak
akanmenyebabkan cedera pada jaringan yang ada di bawahnya dan
bagiantubuh yang ada di sekitarnya atau menyebabkan rasa tidak nyaman
bagiklien misalnya pada pemakaian korset dada atau chest binder yang
manabila pemakaiannya terlalu ketat dapat membatasi ekspansi dinding
dada.Perawat bertanggung jawab terhadap pemasangan perban atau korset
padaklien yang membutuhkan pemasangan alat tersebut diantaranya:
1. menginspeksi adanya abrasi, edema, perubahan warna pada kulitatau
terbukanya tepi luka
2. menutup luka atau abrasi yang terbuka dengan balutan steril
3. mengkaji kondisi balutan yang ada di bawah perban
danmenggantinya jika kotor
4. mengkaji di bagian bawah tubuh dan bagian distal dari tempat perban
untuk melihat adanya tanda-tanda perubahan sirkulasi (dingin,
pucat atau sianosis, nadi berkurang atau tidak ada, bengkak,
mati rasa atau kesemutan) untuk membandingkan adanyaperubahan
sirkulasi setelah pemasangan perban
Setelah perban terpasang perawat melakukan pengkajian,
dokumentasi dan melaporkan perubahan sirkulasi, integritas kulit, tingkat
kenyamanan dan fungsi tubuh seperti ventilasi atau pergerakan,
sertamembenahi perban atau korset yang dinilai mengganggu
kenyamanan klien dan menggantinya jika kotor karena dapat mejadi
tempat munculnya mikroorganisme

PERAWATAN LUKA TEKAN


Persiapan alat dan bahan :
1. Beskom, air hangat, waslap, dan handuk
2. Obat pembersih, obat topikal untuk luka terinfeksi dan nekrotik
3. Balutan steril
4. Plaster hipoalergenik atau kain balutan adhesive
5. Sarung tangan
6. Pasta protektif
7. Alat-alat mengukur luka:
 Film transparan dan marker
 Penggaris metric
 Kamera untuk kondisi tertentu
Kesimpulan

Luka dibagi menjadi beberapa klasifikasi untuk membantu

dalammenangani luka tersebut. Selain itu, terdapat fisiologi penyembuhan

lukayang tidak lepas juga dari factor yang mempengaruhi kesembuhan

lukatersebut dan komplikasi sebagi factor penghambat penyembuhan

luka.Terdapat beberapa metode penangan atau perawatan luka yang dimulaidari

pembersihan luka yaitu, teknik drainase dan irigasi, perlindunganterhadap luka

diantaraya adalah balutan dan terapi panas dingin danpenutupan luka

yang terdiri dari pengisian luka dan jahit luka sertapengambilan

specimen atau kultur pada luka.2.

Saran

 Perawat selalu dianjurkan untuk selalu menggunakan teknik steril pada

setiap perawatan luka

 Perawat menggunakan alat-alat sesuai dengan prosedur untuk

menjaga keselamatan dan kenyamanan klien


2. Menilai kualitas artikel berdasarkan temuan studi literature

Metode (Desain
Perbedaan
Nama Jurnal Vol, No, sample Variable,
No Author Judul Hasil Penelitian dengan penelitian
Tahun Instrumen,
sekarang
Analisis
1. Anggiriani Meilin Br. Jurnal Keperawatan Gambaran Penelitian ini Berdasarkan tabel 2 Evalusi
Sidabutar Rika Anggelina Raflesia, Volume 1 Pengetahuan menggunakan diperoleh data yang menejemen
Patty Nomor 2, November Perawat Tentang desain deskriptif diperoleh sebagian besar Keperawatan Luka
Sonta Simanjuntak 2019 Perawatan Luka kuantitatif responden memiliki
Lia Kartika Modern pengetahuan cukup yaitu
Sumiaty Aiba DOI Dressing di Satu 33 perawat (66%)
10.33088/jkr.vli2.415 Rumah Sakit dilanjutkan dengan 12
Swasta di perawat (24%) memiliki
Indonesia Barat tingkat pengetahuan yang
baik tentang modern
dressing.
2. Rika Fatmadonaa Ners Jurnal Aplikasi Modern Kegiatan berbagi Holistic: praktek yang pada saat ini
Elvi Oktarinaa Keperawatan, Volume Wound Care ilmu bagi kalangan baik membutuhkan lingkungan
12, No.2, Oktober Pada Perawatan perawat bedah diR pengkajian pasien penanganan harus
2016, (Hal.159-165) Luka SUP Dr. M. Djamil ”whole”/secara enyeluruh, berdasarkan pada
Infeksi Di Rs Padang ini bukan ”lubang pada kebaikan dan
147-282-1-SM Pemerintah Kota terlaksana dalam 1 pasien”/”hole ”cost efekctive”
Padang hari kegiatan yang in the patient”. Semua
berlangsung dalam kemungkinan faktor-
sesi seminar dan faktor yang berkontribusi
diakhiri dengan harus dieksplorasi.
workshop
3. Luh Titi Handayani* The Indonesian Journal Studi Meta Literature riview & Tidak ada beda yang Perawatan luka
Of Health Science, Vol Analisis Meta Analisa signifikan usia terhadap modern harus tetap
6, No. 2, Juni 2016 Perawatan Luka proses penyembuhan luka memperhatikan
Kaki Diabetes  Nilai rerata biaya tiga tahap, yakni
http://jurnal. Dengan Modern modern dressing lebih mencuci luka,
unmuhjember.ac.id Dressing tinggi (Rp. 56.157,75, membuang
/index.php/TIJHS SD=25.257,122) jaringan mati, dan
/article/viewFile dibandingkan dengan memilih balutan.
/133/83 balutan konvensional (Rp. Perawatan luka
15.020,13 SD = konvensional harus
10.633,012) sering mengganti
 Tingkat proses kain kasa pembalut
penyembuhan luka ada luka, sedangkan
beda signifikan perawatan luka
pembiayaan pada modern memiliki
perawatan luka diabetes prinsip menjaga
menggunakan balutan kelembapan luka
modern dibandingkan dengan
balutankonvensional menggunakan
bahan seperti
hydrogel.
4. Herlina Abriani Puspitasari1, Jurnal Ilmiah Faktor - Faktor ODE Berdasarkan tabulasi Dari penelitian ini
H. Basirun Al Ummah2, Kesehatan Yang PENELITIAN silang pada tabel 4. diatas dapat diketahui
Tri Sumarsih, S.3 Keperawatan, Volume Mempengaruhi Rancangan diketahui bahwa ada bahwa faktor
1,2,3Jurusan Keperawatan 7, No. 1, Februari 2011 Penyembuhan penelitian yang responden dengan personal hygiene
STIKes Muhammadiyah Luka Post digunakan Diabetes Mellitus dan merupakan faktor
Gombong Stikesmuh Operasi Sectio menggunakan mengalami sembuh paling dominan
gombong.ac.id Caesarea (SC) pendekatan cross terganggu sebanyak 10 yang
/index.php/JIKK/article sectional orang (26,3%), sedangkan mempengaruhi
/viewFile/25/24 responden yang tidak penyembuhan luka
menderita diabetes
melitus dan mengalami
sembuh terganggu
sebanyak 25 orang
(65,8%). Dari hasil output
SPSS diperoleh X2 hitung
= 6,264. nilai probabilitas
(Sig) 0,012 < 0.05 berarti
ada hubungan antara
Diabetes Mellitus dengan
penyembuhan luka.
5. Werna Nontji Jurnal Ners Vol. 10 Teknik Penelitian ini Terdapat perbedaan Perawatan luka
Suni Hariati No. 1 April 2015: 133– Perawatan Luka merupakan ekspre si interleukin 6 modern lebih
Rosyidah Arafat 137 Modern Dan penelitian antara kelompok efektif dari
Konvensional kuantitatif dengan perawatan luka perawatan luka
journal.unair.ac.id Terhadap Kadar menggunakan konvensional dan konvensional
/JNERS/article/ Interleukin 1 quasiexperimental perawatan luka modern (menggunakan
viewFile/2105/ 1562 Dan Interleukin design dengan pada penderita ulkus kasa steril),
6 Pada Pasien prepost testcontrol diabetic.
Luka Diabetik group design untuk
membandingkan
tindakan yang
dilakukan sebelum
dan sesudah
eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA

Baranoski & Ayello. 2012. Wound Care Essensials Practice Principles. Lippincott
Williams & Wilkins: Philadelphia

Blackly 2004. Practical Stoma, Wound and Continence Management, Second Editon.
Research Publication Pty Ltd 27A Boronia Road, Vermont, Victoria, Australia

Bryant R & Nic D. 2007. Acut and Chronic Wounds, Current Management Concepts,
Third Edition, Msby, Inc un affiliateof Elsevier Inc. Philadelphia

Carville K, 1998. Wound Care Manual, Third Edition, Copyright Silver Chain
Foundation, Sundercombe St. Osborne Park, Western, Australia.

Dealy C, 2007, The Care of Wounds, A quide for Nurses, Third Edition, Blackwell
Publishing Ltd, British, USA, Australia, Hong Kong

Irman.Definisi Luka.http://irmanthea.blogspot.com/2007/07/definisi-luka-adalah-
rusaknya.html.Diakses tanggal 4 Maret 2008.Pukul 19.38

Luka.http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/08/perawatan-luka.html.Diakses
tanggal 7 Maret 2008.Pukul 09.53

Nixon J cit Marison MJ, Ovington LG, Wilkie K 2004, Chronic Wound Care, A Problem
– Based Learning, Approach chapter Pressure Ulcer, Copyright, Licencing
Agency, 90 Tottenham Courd Road, London

Potter, Patricia A. and Anne Griffin Perry.2005.Buku Ajar


FundamentalKeperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.Jakarta:EGC

Sood, et al. 2014. Wound Dressing and Comparative Effectiveness Data. Advances in
Wound Care Journal, vvol 3, number 8. Wound Healing Society

Anda mungkin juga menyukai