Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN DAK FISIK

SUBBIDANG PELAYANAN
KEFARMASIAN TA 2022

drg. Arianti Anaya, MKM


Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Jakarta, 25 Mei 2021


▪ Pendahuluan
TOPIK ▪ Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK ▪ Ruang Lingkup DAK Subbidang
Pelayanan Kefarmasian TA. 2022

2
▪ Pendahuluan
TOPIK ▪ Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK ▪ Ruang Lingkup DAK Subbidang
Pelayanan Kefarmasian

2
SASARAN & STRATEGI RPJMN 2020-2024
PEMENUHAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

STRATEGI 5
Pengembangan produksi dan sertifikasi STRATEGI 1
Efisiensi penyediaan obat dan vaksin
alat kesehatan untuk mendorong
dengan mengutamakan kualitas
kemandirian produksi dalam negeri
produk

SASARAN PEMBANGUNAN
Persentase Puskesmas dengan
ketersediaan obat esensial
(TARGET 2024: 96%)
STRATEGI 4
Pengembangan obat, produk biologi,
reagen, dan vaksin dalam negeri
bersertifikat halal yang didukung oleh
STRATEGI 2
penelitian dan pengembangan life sciences Penguatan sistem logistik farmasi
real time berbasis elektronik

STRATEGI 3
Peningkatan promosi dan pengawasan
penggunaan obat rasional
Manajemen Tata Kelola Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Monitoring dan Pemilihan/Seleksi*


⚫FORNAS
Evaluasi ⚫Standar
06 01 ⚫NIE atau EUA

Penggunaan : Pelayanan
Kefarmasian 05 Perencanaan
⚫Good Prescribing Practice
⚫Good Pharmacy Practice
02
02 dan Pembiayaan
⚫RKO
⚫FORNAS
⚫Pedoman Teknis Analisis Farmakoekonomi

04 03 Pengadaan
Distribusi ⚫E-Purchasing (e-Katalog)
⚫ E-Logistik ⚫Cara lain sesuai Perpres
Sesuai dengan ⚫ LP-LPO Pengadaan B/J Pemerintah
kebutuhan masing- ⚫ Good Distribution Practice
masing daerah
⚫ Good Storage Practice
PBF
⚫ E-Monev Katalog

Penyimpanan Penyaluran Impor


atau Logistik Produksi Bahan Baku Bahan Baku
Permenkes Nomor 5 Tahun 2019
Pengadaan Obat tentang Perencanaan dan Pengadaan
Obat Berdasarkan Katalog Elektronik
Perpres 82 Tahun 2018 Pengadaan obat (Pasal 4)
tentang Jaminan Kesehatan ❑ Pengadaan obat oleh institusi pemerintah dan institusi swasta
untuk program JKN dilakukan melalui E-purchasing berdasarkan
Katalog Elektronik.
Pedoman Daftar Obat (Pasal 59)
Pengadaan obat berdasarkan e-Katalog secara Manual
❑ Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis
❑ Dalam hal:
pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan pada Fasilitas
a. Pengadaan obat melalui e-Purchasing mengalami kendala
Kesehatan berpedoman pada daftar obat, alat kesehatan, operasional dalam aplikasi; dan/atau
dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri. b. Institusi swasta yang telah menyampaikan RKO melalui e-
❑ Daftar obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai Monev obat belum mendapatkan akun e-Purchasing.
dituangkan dalam formularium nasional atau kompendium ❑ Dilakukan secara langsung kepada industri farmasi yang tercantum
alat kesehatan. dalam Katalog elektronik.

Pengadaan Obat (Pasal 60) Kegagalan Pengadaan (Pasal 7)


❑ Dalam hal terjadi kegagalan pengadaan obat dengan Katalog
❑ Pengadaan obat, alat kesehatan, dan/ atau bahan medis
habis pakai oleh Fasilitas Kesehatan milik pemerintah Elektronik sehingga berpotensi terjadinya kekosongan obat maka
maupun swasta untuk program Jaminan Kesehatan institusi pemerintah dan institusi swasta dapat mengadakan obat
dilakukan melalui e-purchasing berdasarkan katalog dengan zat aktif yang sama sesuai dengan ketentuan peraturan
elektronik. perundang-undangan.
❑ Pengadaan dapat dilakukan secara manual berdasarkan ❑ Kegagalan pengadaan obat dapat disebabkan karena industri
katalog elektronik apabila belum dilakukan secara e- farmasi tidak dapat memenuhi surat pesanan dari institusi
Purchasing. pemerintah dan institusi swasta.
❑ Kegagalan pengadaan obat harus dibuktikan dengan pernyataan
dari industri farmasi.
▪ Pendahuluan
▪ Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK ▪ Ruang Lingkup DAK Subbidang
TOPIK Pelayanan Kefarmasian
▪ Penutup

2
Indikator Sasaran Strategis
Persentase Puskesmas dengan 92,12 %
Indikator Sasaran Program

ketersediaan obat esensial


Target: 85%
Persentase kabupaten/kota dengan
ketersediaan obat esensial 83,75 %
: Mencapai target (25) Target: 77%
: Belum mencapai target (9)
Jumlah kabupaten/kota melapor: 480 (93,39%)

Persentase Puskesmas dengan


ketersediaan vaksin IDL 96,98 %
: Mencapai target (30) Target: 90%
: Belum mencapai target (4)
Jumlah Puskesmas melapor: 9.511 (93,81%)
: Mencapai target (31)

92,70 16,67 55,56


: Belum mencapai target (3)
Jumlah Puskesmas melapor: 9.514 (93,84%) % % %

Alokasi 91%

Rp.4.182.277.051.000,- Target 55%


KP 96,95%
Realisasi 15%
Target
Rp.4.054.663.877.758,- 96,95% Target

DK 94,82% Persentase alat Persentase jenis bahan baku Persentase alat kesehatan
kesehatan memenuhi sediaan farmasi yang dapat yang dapat diproduksi
Sumber Daya Anggaran syarat diproduksi dalam negeri dalam negeri
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
Subbidang Pelayanan Kefarmasian Tahun 2020
Output

Alokasi Penerima
Rp. 1 366, triliun
519 Satker
496 Paket 32 Paket 5.818 Unit

pengadaan obat / pembangunan / prasarana instalasi


pengadaan bahan rehabilitasi instalasi farmasi
medis habis pakai farmasi
(BMHP)

100%

80%

60%
96% 40%

20%

0%

2020

Realisasi
Sumber: DJPK, Kemenkeu // Aplikasi e-Desk dan SIMADA, Farmalkes
Profil Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial
Tw 1 Tahun 2021
CAPAIAN PERSENTASE PKM DENGAN
KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL TW 1 2021
100.00%
92.81%
90.00%
90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
TARGET CAPAIAN TW 1

Keterangan:
Mencapai target (27 Provinsi)
Belum mencapai target (7 Provinsi )
▪ Pendahuluan
▪ Evaluasi Kinerja TA 2020 – 2021
TOPIK ▪ Ruang Lingkup DAK Subbidang
TOPIK Pelayanan Kefarmasian
▪ Penutup

2
RUANG LINGKUP DAK FISIK 2022
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN
ARAH KEBIJAKAN

Mendukung 8 area reformasi


Sistem Kesehatan Nasional SASARAN
(SKN) dalam penguatan
promotif, preventif, dan Meningkatkan
pemenuhan supply side ketersediaan obat MENU TA 2022
pelayanan kesehatan dan BMHP sesuai
standar pada 9.430 1. Penyediaan Obat
Puskesmas Pelayanan
Kesehatan Dasar
2. Penyediaan
BMHP

Target : 508 Kabupaten/Kota


PENGUATAN PERENCANAAN DAK TA 2022

USULAN PENILAIAN

KRISNA & e-renggar e-desk


PELAPORAN

SIMADA
DATA DUKUNG PENILAIAN USULAN DAK
SUBBIDANG PELAYANAN KEFARMASIAN

01 Penyediaan Obat PKD


1. TOR
02 Penyediaan BMHP
1. TOR
2. RAB 2. RAB
3. Rencana Kebutuhan Obat 3. Rencana Kebutuhan BMHP
4. DPA tentang pengadaan 4. DPA tentang pengadaan
obat untuk puskesmas (data obat untuk puskesmas (data
alokasi obat di APBD) alokasi obat di APBD)
5. Hasil sensus terakhir dari 5. Hasil sensus terakhir dari
BPS (Jumlah penduduk ter- BPS (Jumlah penduduk ter-
update) update)
6. Data Realisasi 2 tahun 6. Data Realisasi 2 tahun
terakhir terakhir
Penguatan Peran Daerah

Optimalisasi manajemen logistik obat dan BMHP


sehingga dapat meningkatkan dan menjamin
ketersediaan di tingkat Puskesmas serta menjamin
mutu obat.

Optimalisasi pemanfaatan DAK untuk mendukung


upaya pencapaian target di bidang kefarmasian dan
alat kesehatan.

Penguatan monitoring ketersediaan obat esensial di


Puskesmas serta meningkatkan akurasi RKO

Peningkatan kepatuhan menyampaikan realisasi


anggaran obat dan BMHP bersumber DAK
TOPIK
TERIMA KASIH

2
Perencanaan dan Pembiayaan

Pelaporan RKO Tahun 2018-2022 Permasalahan


di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
548
Ketidaksesuaian waktu pengusulan RKO,
548 548 penetapan alokasi anggaran DAK Kab/Kota
dan mekanisme pencairan anggaran DAK 1
547 Kab/Kota

Pemenuhan obat dari Industri tidak


sesuai jadwal 2
545

Ketidakpatuhan input pengadaan obat


purchasing ke dalam aplikasi e-monev 3
katalog obat

2018 2019 2020 2021 2022 Keterlambatan tayang obat di katalog 4


Mekanisme Pendistribusian Obat
Industri Farmasi/PBF
mendistribusikan obat buffer stok
Kementerian pusat dan obat program ke
Kemkes (sebagai buffer stok) dan
Kesehatan
Dinkes Prov sesuai kontrak.

Distribusi obat yang berasal dari


Dinkes Provinsi Kemkes (buffer stok pusat) ke
Dinkes Provinsi dilakukan oleh
Instalasi Farmasi Pusat berdasarkan
permintaan dari Dinkes Provinsi.

Demikian juga dengan distribusi


Keterangan : Dinkes obat yang berasal dari Dinkes
Kab/Kota Provinsi ke Dinkes Kab/Kota
Alur Pendistribusian dilakukan atas permintaan dari
Dinkes Kab/Kota.
Alur Permintaan
Distribusi obat dari Dinkes Kab/Kota
Fasyankes ke Fasyankes dilakukan berdasarkan
permintaan dari Fasyankes bila
terjadi kekurangan di Fasyankes.

Anda mungkin juga menyukai