Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah Utama : Resiko Bunuh Diri


Hari / Tanggal : 30 juni 2021
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan harga dirinya
b. Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
c. Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
2. Tindakan keperawatan: Melindungi pasien
Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan risiko bunuh diri ialah
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d.  Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Perawat harus menemani pasien terus-menerus sampai pasien dapat dipindahkan ke
tempat yang lebih aman.
g. Perawat menjauhkan semua benda berbahaya (misalnya gnting, garpu, pisau, silet,
tali pinggang, dan gelas)
h. Perawat memastikan pasien telah meminum obatnya.
i. Perawat menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan untuk bunuh diri.

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


SP 1 Pasien : Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

Fase Orientasi:
Assalamu’alaikum kenalkan saya adalah perawat … yang bertugas di ruang ini, saya dinas
pagi dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang.” “Bagaimana perasaan hari ini?”
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang rasakan selama ini. Dimana dan
berapa lama kita bicara?”
Fase kerja:
“Bagaimana perasaan ibui setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini ibu
merasa paling menderita di dunia ini? Apakah ibu kehilangan kepercayaan diri? Apakah
ibu merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah ibu
merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah ibu sering mengalami
kesulitan berkonsentrasi? Apakah ibu berniat menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau
berharap bahwa mati? Apakah ibu pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya,
bagaimana caranya? Apa yang ibu rasakan?” Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh
dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien,
misalnya dengan mengatakan: “Baiklah, tampaknya pasien membutuhkan pertolongan
segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup”. “Saya perlu memeriksa seluruh isi
kamar ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan.”
“Apa yang akan lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya ibu harus langsung minta bantuan kepada perawat diruangan ini
dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi ibu jangan sendirian ya? Katakan
pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan”.
“Saya percaya dapat mengatasi masalah,?”
Fase terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?” “Coba sebutkan lagi cara tersebut?”
“Saya akan menemui terus sampai keinginan bunuh diri
hilang” (jangan meninggalkan pasien)

SP 2 Pasien : Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri


Fase orientasi:
“Assalamu’alaikum!,ibu masih ingat dengan saya kan? Bagaimana perasaannya hari ini?
Apakah ada perasaan ingin bunuh diri? Baiklah ibu kalau begitu, hari ini kita akan
membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama?
Dimana?

Fase kerja:
“Baiklah, tampaknya ibu sudah tidak merasa ingin bunuh diri.” “ tetapi Saya perlu
memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan’’ ‘’tetapi saya tidak akan membiarkan ibu sendiri’’“Apa yang ibu lakukan
kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya
harus langsung minta bantuan kepada perawat atau keluarga dan teman yang sedang besuk.
Jadi usahakan jangan pernah sendirian ya..?”

Fase terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa yang telah
kita bicarakan tadi? Bagus. Bagaimana masih ada dorongan untuk bunuh diri? Kalau masih
ada perasaan/dorongan bunuh diri, tolong panggil segera saya atau perawat yang lain. Kalau
sudah tidak ada keinginan bunuh diri, saya akan ketemu lagi, untuk membicarakan cara
meningkatkan harga diri setengah jam lagi dan disini saja.”
SP 3 Pasien: Untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri.

Fase orientasi:
“Assalamu’alaikum! Bagaiman perasaan ibu saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri
kehidupan? Baik, sesuai janji kita 2 jam yang lalu sekarang kita akan membahas tentang rasa
syukur atas pemberian Tuhan yang masih miliki. Mau berapa lama? Dimana?”

Fase kerja:
“Apa saja dalam hidup ibu yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi
kalau ibu meninggal. Coba ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan ibu. Keadaan yang
bagaimana yang membuat ibu merasa puas? Coba sebutkan kegiatan apa yang masih dapat
ibu lakukan selam ini?.” “Bagaimana kalau mencoba melakukan kegiatan tersebut, mari kita
latih.”
Fase terminasi:
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja
yang patut ibu syukuri dalam hidup? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan
ibu jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan (afirmasi). Nanti jam 12 kita bahas tentang
cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah ibu . Tapi kalau ada
perasaan- perasaan yag tidak terkendali segera hubungi saya ya!”

Anda mungkin juga menyukai