Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA PANTAI GEGER NUSA

DUA DENGAN PENERAPAN KONSEP DMO ( DESTINATION MANAGEMENT


ORGANIZATION)

DISUSUN OLEH :
ELSA ELICIA (18103032)
NI MADE PUTRI WINDA SARI (18103038)
SI PUTU INTAN PRATAMI (18103044)
I MADE JAGAT KARUNA (18103050)
NED CHRISTOPHER (18103056)

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN KEPARIWISATAAN
DIPLOMA IV

POLITEKNIK PARIWISATA BALI


KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK
INDONESIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor andalan dan prioritas utama sebagai

penghasil devisa negara. Khususnya di Bali, pariwisata berkontribusi besar terhadap

pertumbuhan budaya, peningkatan ekonomi, dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Beraneka ragam sumber daya pariwisata telah dikembangkan menjadi daya tarik wisata

potensial di Bali, baik yang berbasis alam, budaya, maupun agama. Keanekaragaman

sumber daya pariwisata mendorong terciptanya pelayanan pariwisata pada berbagai

aspek. Sarana transportasi, fasilitas akomodasi, restoran, bandara, fasilitas belanja,

semakin dikembangkan untuk mendukung aktivitas wisatawan. Pulau Bali adalah salah

satu pulau di Indonesia dengan perkembangan pariwisata yang sangat pesat. Pesatnya

perkembangan pariwisata Bali telah mendorong kemunculan berbagai tempat wisata

terutama di kawasan pantai. Salah satu pantai yang saat ini telah berkembang menjadi

tempat wisata adalah Pantai Geger. Pantai geger adalah salah satu tempat wisata yang

sangat menarik yang berada di Bali dan menjadi salah satu kebanggaan bagi Provinsi

Bali. Pantai Geger dahulunya dikenal memiliki potensi di bidang budidaya rumput laut,

namun saat ini perlahan-lahan telah bergeser menjadi tempat wisata. Pantai Geger

terletak di Desa Adat Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten

Badung.
Tahun 2010 dibentuk DMO (Destination Management Organization) oleh

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Fungsi DMO adalah mengkoordinasikan

elemen destinasi (atraksi, amenitas, aksesibilitas, SDM, citra (image), harga, marketing,

maupun lingkungan yang berkelanjutan (sustainable)). Dalam hal ini, DMO menjadi

sebuah perspektif yang hendak memberikan ruang 4 partisipasi bagi semua pihak untuk

terlibat dalam mengelola sebuah destinasi pariwisata. DMO tidak hanya berperan guna

pengembangan produk, marketing, promosi, perencanaan dan penelitian saja, melainkan

memainkan peran sebagai pembentukan tim dan kemitraan, jalinan masyarakat

(community relation), serta koordinasi dan kepemimpinan, (Destination Consultancy

Group, 2010). DMO adalah “tata kelola destinasi pariwisata yang terstruktur dan

sinergis yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi, dan

pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan

jejaring, informasi dan teknologi yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta

masyarakat, pelaku pariwisata, asosiasi, industri, akademisi dan pemerintah yang

memiliki tujuan, proses, dan kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan kualitas

pengelolaan, volume kunjungan wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran

wisatawan, serta manfaat bagi masyarakat lokal” (Kembudpar, 2009).


1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

Anda mungkin juga menyukai