Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Di SDN 060922kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal
Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Di SDN 060922kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal
SKRIPSI
Oleh
Aisyah Hayani Nasution
131101033
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyiapkan skripsi ini dengan judul “Perkembangan
Psikososial Anak Usia Sekolah di SDN 060922 Kelurahan Tanjung Rejo
Kecamatan Medan Sunggal”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan dari
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Akhir kata, terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan
satu persatu yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis telah
berusaha menyajikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Namun tentunya penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan. Penulis meminta kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini menjadi lebih baik.
Untuk segenap perkenaan dari semua pihak penulis ucapkan terimakasih
NIM : 131101033
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMANORISINALITAS .................................................................. ii
HALAMANPENGESAHAN .................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. viii
DAFTARSKEMA ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... x
ABSTRAK ................................................................................................. xi
Halaman
NIM : 131101033
ABSTRAK
Perkembangan psikososial merupakan perubahan dan stabilitas dalam emosi,
kepribadian, dan hubungan sosial yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan
fisik. Perkembangan psikososial yang paling signifikan terjadi pada anak dengan
umur (6-12 tahun) atau yang lebih sering dengan istilah anak usia sekolah yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Usia sekolah ini merupakan masa
anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri
dimana anak akan memiliki perilaku spontan secara berangsur-angsur tersalur
menjadi usaha yang lebih terarah pada pencapaian suatu tujuan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan psikososial anak usia sekolah di
SDN 060922 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 67 orang. Teknik
pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling. Instrumen
penelitian ini berupa kuisioner yang mencakup data demografi dan pernyataan
tentang perkembangan psikososial anak. Uji reliabilitas dengan uji KR 21 (Kurder
Richard) dan diperoleh hasil 0.789. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan
perkembangan psikososial baik sebanyak 20 siswa (29,9%), perkembangan
psikososial cukup sebanyak 45 siswa (67,2%), dan perkembangan psikososial
kurang 2 siswa (3,0%). Mayoritas anak mengalami perkembangan psikososial
cukup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya dengan mengkaji faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi perkembangan psikososial anak usia sekolah dengan
menggunakan jumlah responden yang lebih banyak sehingga penelitian lebih baik.
lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara
meliputi dua, yaitu pertumbuhan yang diartikan sebagai perubahan yang bersifat
struktur dan fungsi, karena itu perubahan ini tergantung pada hal-hal yang
psikososial tahap industry vs inferiority anak usia sekolah (6-12 tahun) di Sekolah
kognitif dan fisik. Pada tahap ini anak lebih memahami dirinya melalui
karakteristik internal daripada eksternal dan dapat memilih apa yang baik baginya,
terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya (Perry & Potter, 2009).
personality yang baik, memiliki sifat-sifat positif seperti percaya pada diri sendiri
dan oranglain, otonomi, inisiatif, kooperatif dengan orang lain serta saling
psikososial yang kurang lengkap, anak tersebut akan memiliki sifat yang negatif
seperti tidak percaya diri pada diri sendiri dan oranglain, tidak menerima pendapat
2009).
Pada masa usia (6-12 tahun) atau yang lebih sering dengan istilah anak usia
sekolah yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Usia sekolah ini
penyesuaian diri dimana anak akan memiliki perilaku spontan secara berangsur-
angsur tersalur menjadi usaha yang lebih terarah pada pencapaian suatu tujuan
karena anak akan mulai membuat peralihan dari keadaan bergantung menjadi
keadaan yang lebih mandiri dimana anak-anak akan berjuang dengan konsep diri,
rasa harga diri, keinginan untuk mengambil keputusan dan dianggap mulai
Erikson (1968 dalam Wong, 2008) mengatakan anak usia sekolah (6-12
anak usia sekolah ini adalah kemampuan menghasilkan karya, berinteraksi dan
mengatakan karakteristik perilaku anak usia sekolah terikat dengan tugas yang
teman-temannya dan berperan dalam permainan kelompok. Pada tahap ini, anak
siap untuk meninggalkan rumah orangtuanya dalam waktu yang terbatas untuk
belajar untuk bersaing yang bersifat kompetitif, disamping itu juga dalam diri
berpengaruh dalam kehidupan anak pada tahap ini adalah guru dan teman
pemikiran-pemikiran anak, jadi biasanya anak sangat patuh dan tunduk terhadap
gurunya.
Tahap industry disebut dengan percaya diri dan inferiority disebut dengan
rasa rendah diri. Pada tahap ini bagi anak usia sekolah harapan mereka untuk
mengetahui sesuatu akan bertambah kuat dan terkait erat dengan perjuangan dasar
diperlukan sebagai kelanjutan dari tahap-tahap sebelumnya. Pada masa ini anak
sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya, dorongan untuk
mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar tetapi di pihak lain
menyebabkan anak merasa rendah diri, tidak berguna dan dianggap pengecut.
formal. Bahaya dari tahapan ini adalah anak bisa mengembangkan perasaan
rendah diri apabila tidak berhasil menguasai tugas-tugas yang dipilihnya atau
yang diberikan oleh guru dan orangtua teori (Erikson 1968 dalam Muscari, 2005).
Tahapan ini juga dikatakan sebagai fase laten yang terjadi pada anak usia
sekolah umur (6- 12 tahun) dimana anak akan mencari banyak teman untuk
dengan siapa dia bergaul karena salah bergaul anak akan menjadi nakal dan tidak
Anak usia sekolah adalah kelompok anak yang paling beresiko tinggi
mengalami masalah psikososial sehingga dilihat dari hasil survey awal peneliti
berkonsentrasi dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Oleh
psikososial anak.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi peneliti
keperawatan anak.
Adapun manfaat penelitian ini untuk sekolah sebagai tolak ukur dalam
anak disekolah.
(skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang
yang memungkinkana adanya fungsi itu dan karena perubahan tingkah laku hasil
keunikan faktor keturunan, lingkungan, budaya dan nilai keluarga pada individu.
dimiliki individu seperti kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru.
2011) yaitu :
perubahan pada diri seseorang seperti gen yang diwariskan dari orangtua pada
anak, perkembangan otak, pertambahan tinggi dan berat badan, serta perubahan
hormon pada masa pubertas adalah peran dari proses biologis. Proses kognitif
(cognitive proses), yaitu proses yang mengacu pada perubahan dalam pemikiran,
Menurut (Allen, 2010) perubahan juga terjadi pada berbagai dimensi diri
melakukan gerakan yang lebih terkoordinir, namun pertumbuhan pesat yang cepat
mulai berfikir dengan lebih abstrak, menerima pemikiran bahwa masalah bisa
1. Faktor Genetik
Faktor dasar dan utama dalam mencapai hasil perkembangan anak yang
dalam sel telur yang telah dibuahi dapatlah ditentukan kualitas dan kuantitas
bangsa, ras, bakat, sifat/watak, intelegensi dan sebagainya. Gen yang dibawa anak
sejak kandungan sebagian besar berasal dari kedua orangtuanya dan selebihnya
potensi genetik, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Yang akan dibahas adalah
wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang dan kualitas
antara lain mereka terkenal dengan nama late chilhood. Pendidik memberi
Periode ini merupakan periode emas yang sangat penting dalam mendorong
pembentukan harga diri pada anak dan modal untuk memasuki masa remaja.
keterampilan tertentu (Wong, 2009). Anak usia sekolah juga anak-anak yang
bervariasi baik antara jenis kelamin maupun antar budaya yang berbeda.Pada
masa inilah anak paling peka, siap untuk belajar dan selalu ingin memahami
usia sekolah merupakan masa anak untuk menghadapi dan menyelesaikan tugas
untuk menghasilkan sesuatu yang berarti baginya. Pada masa ini orang yang
disebut dengan percaya diri (Industry) sedangkan perasaan anak merasa rendah
diri dan kepercayaan dirinya turun akibat suatu kegagalan (Inferiority) Erikson
memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan
Pertama, label yang digunakan oleh orangtua, yaitu bagi banyak orangtua
pada masa usia sekolah merupakan masa yang menyulitkan dimana anak tidak
mau lagi menuruti perintah dan ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman
sebayanya daripada orangtua dan anggota keluarga yang lain karena kebanyakan
anak, terutama anak laki-laki kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab
memandang periode ini sebagai usia tidak rapi, dimana anak cenderung tidak
berantakan. Dalam keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, sudah
sering bila anak laki-laki dan perempuan tersebut bertengkar. Pola perilaku ini
suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Kedua,
label yang digunakan oleh para pendidik, yaknipara pendidik melabelkan akhir
pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan
tidak sukses, atau sangat sukses. Ketiga, label yang digunakan oleh ahli psikologi
yaitu bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok
dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman
temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang
disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku disebut dengan usia
penyesuaian diri Pada masa kanak-kanak akhir ahli psikologi juga menamakan
dengan usia kreatif, dimana masa dalam rentan kehidupan akan di tentukan
apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya baru dan orisinal. Pada
akhir masa kanak-kanak seringkali disebut usia bermain, alasan periode ini
disebut sebagai usia bermain karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan
2010).
pertumbuhan berat badan sekitar 2-3 kg per tahun (Muscari, 2005). Dalam periode
ini, anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat dan umumnya tinggi dan berat
badan antara anak perempuan melebihi anak laki-laki. Rata-rata anak perempuan
dan laki-laki. Rata-rata berat badan anak perempuan 88,5 pon dan anak laki-laki
Pada masa usia sekolah, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada
jaringan otot yang perkembangannya mulai melejit pada awal pubertas. Anak
jaringan otot, sedangkan pada tubuh ektomorfik tidak terdapat jaringan yang
melebihi jaringan lainnya sehingga anak cenderung tampak lebih kurus (Jahja,
bertambahnya besar mulut dan rahang, dahi melebar dan merata, bibir semakin
berisi, hidung menjadi lebih besar dan berbentuk, dada melebar, lengan dan
memerlukan rata-rata 2.400 kalori tiap hari. Gizi sebaiknya dari sumber yang
kompleks dari kentang, sereal, maupun roti. Tidur pada anak usia sekolah
berkurang dari sekitar 11 jam sehari pada usia 5 tahun, menjadi sekitar 10 jam
pada usia 9 tahun, dan 9 jam pada usis 13 tahun. (Nuryanti, 2008).
Aktifitas anak sangat dibutuhkan untuk melatih koordinasi dan kestabilan tubuh
pertumbuhan pada gigi. Pada permulaan pubertas umumnya seorang anak telah
mempunyai 22 gigi tetap. Keempat gigi terakhir yang disebut gigi kebijaksanaan
(Santrock, 2011).
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia sekolah dasar pada
konkrit. Pada tahap ini, anak-anak dapat melakukan operasi yang melibatkan
objek dan mereka dapat beralasan secara logis selama alasannya dapat diterapkan
pada contoh yang spesifik dan nyata. Pada masa sebelumnya, yakni tahapan
praoperasional daya pikir anak masih bersifat simbolik, maka anak pada usia (6-
12 tahun) daya pikir anak mulai berkembang kearah konkret, rasional, dan
objektif. Namun belum dapat berfikir secara abstrak karena jalan pikirannya
ide baru dan menggunakan ide baru tersebut.Anak dapat fokus pada pernyataan
memahami alam sekitarnya, anak tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang
bersumber dari panca indera karena anak mampu membedakan apa yang tampak
oleh mata dengan kenyataan yang ada. Sebaliknya, benda-benda atau peristiwa-
peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan realitas,
kognitif dan fisik pada anak usia sekolah. Dukungan sosial dapat menolong
seseorang untuk menghadapi potensi efek negatif stress terhadap kesehatan dan
mental(Papalia, 2010).
psikososial anak tahap ini disebut dengan tahap Industry vs Inferiority terjadi
pada masa sekolah dasar yang disebut dengan percaya diri vs rendah diri. Inisiatif
pengetahuan dan keterampilan intektual. Tidak ada masa lain yang melebihi masa
antusiasme anak dalam belajar selain dari masa kanak-kanak yang penuh dengan
imajinasi. Bahayanya adalah anak dapat mengembangkan rasa rendah diri, merasa
Pada tahap ini anak dapat mengahadapi dan menyelesaikan tugas yang
pada akhirnya dapat menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya.Anak siap
bersaing yang bersifat kompetitif. Dalam diri anak juga harus bersifat kooperatif
dengan oranglain, saling memberi dan menerima pendapat, setia kawan dan
dihadapi pada anak usia (6-12 tahun) sebagai industry vs inferiority, yaitu
hubungan anak dengan orang terdekat meluas hingga mencakup teman sekolah
dan guru, dimana hubungan sosial menjadi sumber pendukung penting bagi anak.
Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas pokok perkembangan
pertama (kepercayaan, otonomi, dan inisiatif). Pada anak usia sekolah terikat
dengan tugas dan aktifitas yang dapat ia selesaikan, anak juga mempelajari
kerjasama untuk mencapai tujuan, kompetensi dan peraturan yang berlaku. Jika
suatu keinginan untuk pencapaian maka akan berkembang perasaan industry pada
anak dan perasaan inferioritas dapat tumbuh jika harapan yang tidak realistis atau
yang memiliki rasa percaya, rasa aman yang tinggi dan memiliki inisiatif tinggi.
Anak seperti itu akan lebih mudah untuk mengembangkan perasaan mampu.
Sementara itu, anak-anak yang pemalu dan penuh rasa bersalah akan
anak usia sekolah (6-12 tahun) yang dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :
Stressor yang sering terjadi untuk anak usia sekolah yang lebih kecil
kemandirian. Sedangkan stressor untuk anak usia sekolah yang lebih besar yaitu
kematangan seksual, rasa malu, kesehatan, kompetisi, tekanan dari teman sebaya
2.2.5.2 Sosialisasi
lebih kompleks, membuat keputusan dan kegiatan yang memiliki tujuan. Anak
usia sekolah belajar lebih banyak mengenai tubuhnya dan perkembangan sosial
dan permainan merupakan hal penting dalam bermain dan permainan yang
dikehendaki.
2.2.5.4 Kedisiplinan
orangtua dan pemberi asuhan lainnya harus menyusun batasan yang konkret dan
peraturan sampai batas minimal. Seperti halnya, izin mingguan diatur sesuai
kategori keterampilan pada anak usia sekolah, yaitu keterampilan menolong diri
sendiri dimana anak yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan
berdandan sendiri hampir secepat dan semahir orang dewasa dan keterampilan
tidak memerlukan perhatian sadar yang penting pada awal masa anak
dimiliki oleh anak-anak menjelang dewasa, menolong orang tanpa harus disuruh
lainnya.
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang akan diteliti (Setiadi,
instrumen (alat ukur) serta membatasi ruang lingkup variabel-variabel yang akan
Hasil Skala
NO. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur
Ukur Ukur
1. Perkembangan Suatu perubahan Instrumen Baik Ordinal
psikososial anak yang terjadi dalam berupa kuesioner (21-30)
usia sekolah kehidupan anak usia dengan jumlah Cukup
sekolah baik secara 30 item (11-20)
psikologis dan sosial pernyataan. Kurang
dalam berinteraksi Untuk (1-10)
dengan orang lain pernyataan
dan lingkungannya positif ada 15
yang sangat dengan pilihan
mempengaruhi jawaban positif
hubungan satu sama Ya=1, Tidak=0
lain seperti rasa takut dan untuk
dan stressor yang pernyataan
dimiliki anak, negatif ada 15
sosialisasi, bermain dengan pilihan
dan mainan, jawaban Ya=0,
kedisiplinan dan Tidak=1
keterampilan anak.
METODOLOGI PENELITIAN
anak usia sekolah di SDN 060922 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan
Sunggal.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 4,5
dan 6 di SDN 060922 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal yang
dipakai oleh peneliti adalah dengan menggunakan rumus slovin (Setiadi, 2007).
Keterangan :
N= Jumlah Populasi
n= Jumlah Sampel
N= 199
d= 0,1
𝑁𝑁
Maka n=
1+𝑁𝑁 (𝑑𝑑)²
199
n=
1+199 (0,1)²
199
n=
1+1,99
199
n=
2,99
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 67 orang siswa.
pengambilan sampel atau teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini
tidak homogen dan berstrata secara proporsional, strata yang di maksudkan dalam
penelitian ini adalah kelas 4, 5 dan 6, sehingga jumlah anggota sampel bertingkat
𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑛𝑛 = 𝑛𝑛
𝑁𝑁
Dimana :
𝑁𝑁𝑁𝑁 66
Kelas 4 :𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 = 67 = 22,22 dibulatkan menjadi 22 orang
𝑁𝑁 199
𝑁𝑁𝑁𝑁 73
Kelas 5 :𝑛𝑛𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 = 67 = 24,57 dibulatkan menjadi 25 orang
𝑁𝑁 199
𝑁𝑁𝑁𝑁 60
Kelas 6 :𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 = 67 = 20,20 dibulatkan menjadi 20 orang
𝑁𝑁 199
layak diteliti yang disebut dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah anak-anak kelas 4,5 dan 6 di SDN 060922 Medan Sunggal,
respondenpenelitian.
ini adalah karena pertimbangan lokasi yang terjangkau, jumlah sampel memadai
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai bulan Mei
2017.
Fakultas Keperawatan USU dan mengirimkan surat izin kepada Kepala Sekolah
mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah Dasar Negeri 060922 Medan Sunggal
responden bahwa semua informasi yang terkait dengan responden akan dijaga
diisi oleh responden. Selama pengambilan data, peneliti melindungi subjek dari
hal yang merugikan responden baik dari segi material ataupun nama baik
persetujuan yang telah disediakan oleh peneliti, jika tidak bersedia maka calon
alat pengumpulan data dalam bentuk kuesioner yang disusun oleh peneliti dengan
mengacu pada tinjauan pustaka dan kerangka konsep.Kuesioner terdiri dari dua
menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari dua penilaian Ya/Tidak. Nilai
untuk pernyataan positif Ya=1, Tidak=0, sedangkan nilai untuk pernyataan negatif
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
P=
𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
P merupakan panjang kelas yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah
dibagi banyaknya kelas. Nilai Tertinggi adalah 30 dan nilai terendah adalah 0
sehingga di dapat panjang kelas (30-0)/3 = 10 maka penilaian total adalah baik
dengan skor 21-30, cukup dengan skor 11-20, kurang dengan skor 1-10.
mampu mengukur sesuatu yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi
tertentu. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah instrumen dibuat
dengan mengacu pada isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti. Kuesioner
mengenai perkembangan psikososial anak ini telah dilakukan uji validitas oleh Ibu
mengetahui seberapa besar derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten
objek yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan
sama. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kendala atau hambatan dalam
mengisi kuesioner yang akan dilaksanakan nantinya pada pengumpulan data serta
karakteristik siswa yang sama dengan siswa di SDN 060922 Kelurahan Tanjung
pada tanggal 29 April 2017. Didapatkan hasil dari reliabilitas pada siswa di SDN
060891 Kecamatan Medan Baru Kota Medan adalah 0,789. Menurut Arikunto
(2010) suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien sebesar 0,7 atau
anak usia sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
izin pelaksana penelitian kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri 060922 Kelurahan
anak-anak kelas 4,5,6 dan peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Peneliti memasukkan data hasil
Apabila ada ditemukan data yang salah maka akan dilakukan editing data.
tabel analisa data yang dilakukan dengan analisis univariat yaitu analisis yang
psikososial anak usia sekolah di SDN 060922 kelurahan tanjung rejo kecamatan
Medan sunggal melalui proses pengumpulan data dari tanggal 29 April 2017
sampai dengan 6 Mei 2017 dari seluruh kelas 4 sampai 6 sebanyak 67 siswa di
SDN 060922 kelurahan tanjung rejo kecamatan Medan sunggal. Penyajian hasil
sekolah yang baik ada 20 siswa (29,9%), perkembangan psikososial cukup ada 45
Sunggal (n=67)
Total 67 100
Medan Sunggal
anak lebih suka menonton atau bermain game daripada mengerjakan pekerjaan
rumah (PR) sebanyak 49 siswa (73,1%), anak mematuhi peraturan dan disiplin
28. Saya tidak suka mencontek teman saat ujian karena 55(82,1) 12(17,9)
percaya diri dengan jawaban saya
29. Saya merasa gagal jika nilai ujian saya jelek 49(73,1) 18(26,9)
30. Saya mudahtakut atau berkeringat ketika disuruh 51(76,1) 16(23,9)
tampil ke depan kelas
5.2. Pembahasan
siswa (67,2%). Hal ini dapat dilihat dari perilaku dimana siswa merasa takut
dengan orang yang baru saya kenal sebanyak 29 siswa (43,3%), siswa tidak mau
sebanyak 49 siswa (73,1%), siswa curang ketika kalah dalam permainan sebanyak
rumah sesuka hati sebanyak 42 siswa (62,7%), siswa menghabiskan uang jajan
untuk main game daripada menabung sebanyak 47 siswa (70,1%), siswa sering
terlambat datang kesekolah sebanyak 41 siswa (61,2%), siswa ribut didalam kelas
ketika guru tidak hadir sebanyak 51 siswa (76,1%), dan siswa mudah takut atau
pada orang tua dan anggota keluarga yang lain, didalam kelompok anak juga
malas dan masih bergantung terhadap kelompok, hal ini terlihat bahwa anak tidak
ingin ikut serta dalam kegiatan kelompoknya. Selain itu, menurut teori
sebanyak 20 siswa (29,9%) dan ada 1 siswa berumur 8 tahun (1,5%) ini
Jahja (2011) mengatakan pada periode anak usia sekolah, yaitu orangtua
pada masa usia sekolah merupakan masa yang menyulitkan dimana anak tidak
mau lagi menuruti perintah dan ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman
sebayanya daripada orangtua dan anggota keluarga yang lain karena kebanyakan
anak, terutama anak laki-laki kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab
memandang periode ini sebagai usia tidak rapi, dimana anak cenderung tidak
berantakan.
Dalam keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, sudah
sering bila anak laki-laki dan perempuan tersebut bertengkar. Pola perilaku ini
suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. Selain
keterampilan sosial dan akademik untuk merasa percaya diri. Kegagalan untuk
diri yang negatif. Hal ini dapat membawa kepada perasaan rendah diri yang dapat
Pada tahap ini anak juga akan membandingkan dirinya dengan teman-
temannya. Shaffer (2005) mengatakan pada usia 8,9 dan 10 tahun hubungan
teman sebaya menjadi sangat penting untuk anak-anak sekolah. Mereka peduli
dengan teman sebayanya. Sedangkan pada anak yang berusia 11 dan 12 tahun,
anak semakin membandingkan diri mereka dengan orang lain dan mengakui
tersebut, seperti “aku tidak cantik, aku biasa-biasa saja dalam hal prestasi”. Oleh
sebab itu, sebagai seorang guru hendaknya dapat memberikan motivasi pada
anak-anak yang belum berhasil dalam mencapai prestasi mereka agar anak tidak
memiliki sifat yang rendah diri. Guru dapat mencari momen-momen penting
sehingga anak akan merasa bangga dan percaya diri terhadap pencapaian yang
mereka peroleh.
tahap industry vs inferiority anak usia sekolah (6-12 tahun) di Sekolah Dasar
Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Panjaitan (2015) menunjukkan
bahwa anak yang sering mudah menangis dan sedih berlebihan sebanyak 24 orang
(25,5%) ,anak yang sering mempunyai masalah tidur sebanyak 10 orang (20,2%),
anak yang sering punya masalah makan sebanyak 32 orang(34,0%), anak yang
sering merasa tidak nyaman, atau mengalami perasaan yang tidak menyenangkan
dalam waktu yang lama sebanyak 20 orang (21,3%), anak yang sering gelisah dan
anak yang sering pikiran tidak fokus (lupa apa yang dikatakan) sebanyak 24 orang
(25,5%), anak yang sering agresif secara fisik sebanyak 12 orang (12,8%), anak
yang sering teringat akan kejadian sulit dengan sangat jelas dan tiba-tiba tanpa
pengetahuan dan keterampilan intektual. Tidak ada masa lain yang melebihi masa
antusiasme anak dalam belajar selain dari masa kanak-kanak yang penuh dengan
imajinasi. Bahayanya adalah anak dapat mengembangkan rasa rendah diri, merasa
pada akhirnya dapat menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya.Anak siap
bersaing yang bersifat kompetitif. Dalam diri anak juga harus bersifat kooperatif
dengan oranglain, saling memberi dan menerima pendapat, setia kawan dan
tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, melatih kerjasama dan bersaing ada
guru ada 36 siswa(53,7%), Siswa merasa percaya diri untuk mendapatkan apa
yang diinginkan ada 58 siswa (58,2%), siswa mematuhi peraturan dan disiplin
sekolah ada 51 siswa (76,1%), siswa mendengarkan guru dengan baik saat
oranglain tanpa harus disuruh ada 50 siswa (74,6%). Dan siswa tidak suka
mencontek teman saat ujian karena percaya diri dengan jawaban sendiri ada 55
psikosoial yang baik memiliki Rasa takut dan stressor yang rendah, mampu
tempat berbagi rahasia, lelucon pribadi, dan petualangan mereka saling membantu
merasa rendah diri, merasa tidak mampu dan tidak produktif. Dapat dilihat dari
jawaban pernyataan siswa malu atau minder jika teman teman lebih pamdai
sebanyak 23 siswa (34,3%), siswa lupa waktu ketika bermain dengan temnan
kurang anak yang memiliki rasa takut dan stressor yang tinggi, tidak mampu
bersosialisasi dengan baik, sering bermain tidak adil ketika bermain, tidak disiplin
sebagai berikut:
6.1 Kesimpulan
bahwa anak usia sekolah di SDN 060922 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan
6.2 Saran
psikososial anak usia sekolah dengan menggunakan jumlah responden yang lebih
mengawasi anak, baik dalam hal tugas yang diberikan, memperhatikan pergaulan
anak ketika bermain, mengurangi keuangan anak agar tidak boros juga tetap
bertanggungjawab untuk mendidik anak agar tidak lalai sehingga anak dapat
psikososial anak.
DAFTAR PUSTAKA
JADWAL PENELITIAN
No Aktivitas Penelitian Sept-2016 Okt-2016 Nov-2016 Des-2016 Jan-2017 Feb-2017 Mar-2017 Apr-2017 Mei-2017 Jun-2017 Jul-2017
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul
2 Menyusun Bab 1
3 Menyusun Bab 2
4 Menyusun Bab 3
5 Menyusun Bab 4
6 Menyusun Kuesioner
7 Menyerahkan Proposal
8 Ujian sidang Proposal
9 Revisi Proposal
10 Uji etik penelitian
11 Uji Reliabilitas
12 Analisis hasil uji reliabilitas
13 Revisi instrument
14 Pengumpulan data
15 Analisa Data
16 Pengajuan Sidang Skripsi
17 Ujian Sidang Skripsi
18 Perbaikan laporan akhir
19 Mengumpulkan Skripsi
Medan, ……………………….2017
Peneliti,
Medan, …………………2017
Responden
(_____________ )
KUESIONER PENELITIAN
Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah di SDN 060922 Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan
Medan Sunggal
No. Responden :
Hari/Tanggal :
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu kuesioner penelitian ini dengan seksama
2. Kemudian isilah data dengan lengkap
3. Untuk setiap pertanyaan pilihlah hanya dengan satu pilihan jawaban YA/TIDAK dan berikan
tanda ceklis () pada kolom yang disediakan.
4. Bila ada data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti
B. Data Demografi
Inisial :
Umur :
Kelas :
Jenis Kelamin :
28. Saya tidak suka mencontek teman saat ujian karena percaya diri
dengan jawaban saya
29. Saya merasa gagal jika nilai ujian saya jelek
30. Saya mudah takut atau berkeringat ketika disuruh tampil ke depan
kelas
HASIL VALIDITAS
Divalidkan oleh pakar yang ahli dalam keperawatan anak. Perhitungan untuk
validitas penelitian:
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Total
Expert 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
p11 p12 p13 P14 p15 p16 P17 P18 P19 p20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
CVI = 30 = 1
30
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 TOTAL
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25
2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21
3 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 13
4 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 16
5 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 19
6 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 20
7 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 20
8 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 21
9 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 21
10 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 21
11 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18
12 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20
13 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 12
14 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 16
15 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 16
16 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22
17 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20
18 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 7
19 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 16
20 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 21
21 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 20
22 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
23 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 14
24 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 11
25 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 23
26 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 8
28 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18
29 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 18
30 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 19
31 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21
Statistics
UMUR KELAS JK
N Valid 67 67 67
Missing 0 0 0
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pertanyaan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
PerkembanganPsikososial
N Valid 67
Missing 0
Mean 2.27
Median 2.00
Variance .260
PerkembanganPsikososial
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
2. Pelaksanaan Penelitian
Nama Jumlah Harga Satuan Total
Riwayat Pendidikan
1. Taman Kanak-kanak Aisyiyah Padangsidimpuan Tahun 2000-2001
2. Sekolah Dasar Negeri 200112 Padangsidimpuan, Tahun 2001-2007
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Padangsidimpuan, Tahun 2007-2010
4. Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Padangsidimpuan, Tahun 2010-2013
5. S1 Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Tahun 2013 sampai sekarang
Riwayat Pelatihan :
Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FKEP USU 2013
Riwayat Kepanitiaan :
Panitia Bakti Sosial FKEP USU 2016
Riwayat Organisasi :
Ikatan Mahasiswa Kota Padangsidimpuan (IMAKOPASID)