http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess
Puput Pujatama
Prodi Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Implementation of Curriculum 2013 brought a change in the learning process. Regulation of
the Minister of Education and Culture Number 65/2013 about Standard Process Primary
and Secondary Education hinted on the need for the learning process guided by the rules of
scientific approach. Scientific approach is applied to all subjects for all levels. The application
of scientific approach certainly can cause its own difficulties, especially in subjects such non
inexact social studies. This study sought to conduct a study of 2013 Implementation cur-
riculum in social studies in junior high schools Semarang region that already implement the
curriculum 2013 in the academic year 2013/2014.
This study uses a qualitative descriptive approac. Data collection methods used in this study
were interviews, observation and documentation. The results showed that the general imple-
mentation of Curriculum 2013 in social studies in junior high schools Semarang city region
approach Mutual Adaptation of curriculum implementation, teacher social studies teacher
and still having some problems adjusting to the real conditions in the field. This is evidenced
in conducting learning social studies teachers are already using a scientific approach, but most
are just learning social studies in the classroom so that less provide less tangible experince
learning on the learner.
© 2014 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6390
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: pakpepego@gmail.com
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)
39
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)
tan implementasi kurikulum Mutual Adaptation, sah dalam kelompok Geografi, Sejarah,
pendekatan ini memiliki ciri pokok dalam pelak- Ekonomi, Sosiologi” (Kementrian Pendidi-
sanaanya mengadakan penyesuaian-penyesuaian kan dan kebudayaan 2013: 43). Mata pelaja-
berdasarkan konsisi riil, kebutuhan tuntutan dan ran IPS mengkaji berbagai aspek kehidupan
perkembangan secara kontekstual. Pendekatan masyarakat secara terpadu, karena kehidu-
ini memiliki asumsi bahwa berdasarkan temuan pan masyarakat sebenanya merupakan se-
empirik, pada kenyataanya kurikulum tidak per- buah sistem dan totalitas dari berbagai as-
nah benar-benar diimplementasikan sesuai ren- pek. Dengan pembelajaran secara terpadu,
cana, akan tetapi perlu disesuaikan dengan kebu- diharapkan pembelajaran IPS menjadi lebih
tuhan setempat. bermakna bagi peserta didik dalam konteks
Hasil kajian menunjukan bahwa imple- kehidupan sehari-hari.
mentasi Kurikulum 2013 dalam konteks; peren- Sulitnya mengembangkan materi
canaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan pembelajaran IPS secara terpadu bukan
guru guru IPS yang masih mengalami beberapa merupan masalah yang baru, beberapa pe-
kendala dan menyesuaikan dengan kondisi riil nelitian sebelumnya juga menunjukan hal
dilapangan. Secara lebih rinci akan dijelaskan se- yang sama, penelitian Wasino dan Edy
bagai berikut: Sutrisna (2009) yang menunjukan “...peng-
a. Proses Perencanaan Pembelajaran gunaan pendekatan terpadu dalam pemb-
Proses perencanaan pembelajaran elajaran IPS di SMP di Kabupaten Pati di
dalam Kurikulum 2013 hanya menekankan Kabupaten Pati tidak dapat direalisasi, hal
pada penyusunan RPP yang mencakup: ini dikarenakan kebanyakan guru IPS masih
pengintegrasian KI dan KD, tujuan pemb- mengedepankan penggunaan strategi eks-
elajaran, pengembangan materi ajar, ran- positori dalam menyajikan meteri pelajaran
cangan proses aktifitas belajar (pendekatan IPS dengan penggunaan sumber dan media
dan model pembelajaran), sumber belajar, pembelajaran yang sangat minim. Lingkun-
media dan evaluasi. Dalam melakukan per- gan, sebagai laboratorium IPS tidak diman-
encanaan pembelajaran guru-guru IPS di faatkan dengan baik”.
SMP se-Kota semarang sudah mengguna- Perlu dilakukan upaya-upaya
kan pedoman dalam Kurikulum 2013, hanya mengembangkan bahan kajian yang ada
saja memang masih terdapat beberapa ken- dalam kompetensi dasar menjadi tema-tema
dala seperti pengembangan materi ajarnya materi yang dibelajarkan secara terpadu.
yang berlum terpadu. Fakta ini peneliti da- Pengembangan tema-tema pembelajaran
pat ketika mencoba membandingkan data IPS yang dilaksanakan secara terpadu di-
wawancara dengan data dokumentasi di harapkan mampu memberikan peserta didik
lapangan. Bedasar data wawancara, guru- pemahaman yang lebih luas dan utuh, mam-
guru IPS di-SMP se-Kota semarang masih pu mengembangkan kompetensi peserta
mengalami kendala dalam mengambangkan didik ke arah kehidupan bermasyarakat den-
materi IPS secara terpadu. Hal ini dikarena- gan baik, memiliki kepekaan sosial, mampu
kan guru-guru IPS dalam memahami IPS berpartisipasi dalam mengatasi masalah-
sebagai mata pelajaran masih terpisah-pisah, masalah sosial yang terjadi.
yaitu IPS ekonomi, IPS geografi, dan IPS b. Pelaksanaan Pembelajaran
sejarah, yang pembelajarannya dilaksanakan Secara umum guru-guru IPS di SMP
secara terpisah. Fakta lain juga menunjukan se-Kota semarang sudah menggunakan pen-
sebagian besar guru-guru IPS berlatar pen- dekatan ilmiah dalam proses pembelajaran,
didikan bukan dari IPS murni, namun dari namun sebagian besar pembelajaran IPS
beberapa disiplin ilmu sosial (seperti sejarah, hanya terjadi di dalam kelas sehingga kurang
geografi dan ekonomi). Data dokumentasi memberikan pengalam belajar secara konkrit
juga menunjukan bahwa meteri ajar yang pada peserta didik. Sedangkan model pemb-
dikembangkan dalam RPP memang masih elajaran yang banyak dipakai para guru ada-
parsial (berdiri sendiri) atau belum menun- lah dengan pembelajaran berbasis proyek
jukan keterpaduan sebuah tema (lihat lam- dan pembelajaran berbasis masalah.
piran 1). Hasil kajian menunjukan bahwa Gu-
Dalam Kerangka dasar dan Struktur ru-guru IPS di SMP se-Kota semarang sebe-
Kurikulum 2013 mengamanatkan “mata narnya sudah memiliki pemahaman men-
pelajaran IPS di SMP/MTs materinya genai pendekatan saintifik. Para guru juga
harus disajikan secara terpadu, tidak dipi- sudah mengetahui bahwa model pembelaja-
40
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)
ran berbasis proyek dan pembelajaran berba- ya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni
sis masalah merupakan model pembelajaran dari penilaian melalui tes (mengukur kompeten-
yang dianjurkan Kurikulum 2013. Alasan si pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju
para guru melaksanakan pembelajaran IPS penilaian autentik (mengukur kompetensi si-
hanya di dalam kelas antara lain adalah (1) kap, keterampilan dan pengetahuan berdasrkan
alasan terbatasnya waktu, pembelajaran yang proses dan hasil). Autentik berarti keadaan yang
dilakukan diluar kelas dengan memanfaatkan sebenarnya, yaitu kemampuan, sikap dan keter-
lingkungan membutuhkan waktu yang lebih ampilan yang dimiliki oleh peserta didik (Ku-
lama; (2) Pandangan bahwa siswa tidak siap nandar, 2013: 36). Hal inilah yang menyebab-
mengikuti pembelajaran di luar kelas, meng- kan penilaian autentik membutuhkan waktu
ingat siswa yang diajar kebanyakan masih be- yang lebih lama karena guru harus mengamati
rada pada kelas VII; (3) Banyaknya peralatan semua ranah sikap, keterampilan dan pengeta-
yang harus disediakan. huan siswa yang beragam.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat Kendala lain yang dijumpai guru-guru
dikatakan sebagai mata pelajaran di sekolah adalah sulitnya menilai ranah sikap. Penilaian
yang dirumuskan atas dasar realitas dan sikap kurang dapat dijadikan acuan karena si-
fenomena sosial dalam masyarakat. Dalam kap peserta didik cenderung berubah-ubah dan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pen- subjektif. Ada anggapan sebagian guru bahwa
didikan Nasional, dijelaskan bahwa IPS peserta didik sulit diuji kejujuranya. Selain itu,
merupakan bahan kajian yang wajib dimuat kebiasaan guru yang lebih menangapi peserta
dalam kurikulum pendidikan dasar dan me- didik yang aktif saja sedangkan yang kurang ak-
nengah yang antara lain mencakup ilmu tif kurang terpantau juga masih sering terjadi.
geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan Banyaknya format penilaian yang harus
lain sebagainya yang dimaksudkan untuk dibuat guru membuat penilaian autentik ini
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, terkesan melelahkan. Secara umum penilaian
dan kemampuan analisis peserta didik ter- autentek meliputi tiga hal, yaitu: penilaian sikap,
hadap kondisi sosial masyarakat (penjelasan penilaian pengetahuan dan penilaian keterampi-
pasal 37). lan. Namun jika dirinci lebih dalam lagi format
Perlu dilakukan upaya yang berani dan penilaian ini cenderung komplek. Dalam penila-
inovatif dari guru-guru IPS di SMP se-Kota ian sikap ada empat macam cara penilaian yaitu:
Semarang dalam melaksanakan pembelaja- penialaian observasi, penilaian diri, penilaian
ran dengan pendekatan saintifk secara lebih antar teman, dan jurnal catatan guru. Penilaian
nyata, misalkan dengan memanfaatkan ling- pengetahuan meliputi: tes tulis, tes lisan, dan
kungan sekitar sekolah dan lingkungan tem- penugasan. Sedangkan penilaian keterampilan
pat tinggal peserta didik sebagai media dan dapat dinilai dengan cara: penilaian kinerja, pe-
sumber belajar, hal ini bisa dilakukan dengan nilaian proyek dan penilaian portofolio.
metode karyawisata, membawa narasumber
asli atau tiruan dari lingkungan ke sekolah Kendala-Kendala yang Dihadapi Guru IPS
(kelas). Pemanfaatan lingkungan sebagai dalam Implementasi Kurikulum 2013
sumber dan media belajar diharapkan mam- Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
pu mengembangkan sikap, keterampilan dan adanya beberapa kendala yang dihadapi guru-
pengetahuan dalam diri siswa, antara lain ke- guru IPS di SMP se-Kota Semarang selama
mampuan untuk mengamati, merumuskan proses implementasi Kurikulum 2013 antara
pertanyaan, mengumpulkan informasi, men- lain:
ganalisis, dan mengkomunikasikan pengala- a. Kendala Terbatasnya Waktu
man belajar secara lebih nyata dan bermakna. Dari hasil wawancara yang dikuat-
c. Proses Penilaian Hasil Belajar kan oleh dokumentasi yang peneliti lakukan
Guru – guru IPS di SMP se-Kota Semarang terhadap responden ternyata guru-guru IPS
mengalami beberapa kendala dalam proses penila- di SMP se-Kota Semarang masih terkend-
ian secara autentik. Kendala tersebut antara lain ala oleh terbatasnya waktu dalam mengem-
adalah: (1) Penilaian autentik memerlukan waktu bangkan pembelajaran dan terutama ketika
yang lama karena guru harus mengamati semua melakukan evaluasi, hal ini dipengaruhi
anak didiknya yang bervariasi; (2) Penilaian si- oleh, tradisi mengajar, banyaknya jumlah
kap cenderung subjektif (3) Terlalu banyak format siswa yang beragam, serta tingkat pemaha-
yang melelahkan guru. man yang berbeda-beda diantara siswa.
Dalam kurikulum 2013 mempertegas adan- b. Kendala kuranya sosialisasi dan Pelatihan
41
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)
42
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)
tinggal peserta didik sebagai media dan sumber Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum 2013
belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2014. Materi
dan media belajar diharapkan mampu mengem- pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.
bangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan Permendigbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
dalam diri siswa, antara lain kemampuan untuk Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
mengamati, merumuskan pertanyaan, mengum- Permendigbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
pulkan informasi, menganalisis, dan mengkomu- Penilaian Pendidikan.
nikasikan pengalaman belajar secara lebih nyata Permendigbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Im-
dan bermakna; 2) Guru-guru IPS dapat menga-
plementasi Kurikulum.
tasi kendala terbatasnya waktu dengan menera-
Sulistyo, Budi D. 2007. Implementasi Kurikulum Tingkat
pkan budaya mengoptimalkan waktu pada jam-
Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran
jam kerja di sekolah dengan penuh kesadaran
IPS Sejarah di SMP Negeri 21 Semarang Tahun
dan tetap mau berfikir kritis, berkreatifitas dalam
mengembangkan kurikulum; 3) Perlu dilakukan Ajaran 2006/2007. Dari: http://uap.unnes.
peningkatan SDM untuk guru-guru IPS mela- ac.id/skripsi/abstrak/pdf/implementasi_kuri-
lui sosialisasi dan pelatihan dari dinas yang di- kulum_tingkat_3101403021.pdf (Diunduh pada
lakukan secara rutin agar guru-guru IPS mampu tanggal 20 Februari 2014).
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan Sutrisno, Edy dan Wasino. 2009. Model Dan Strategi
maksimal. Pembelajaran Ips Yang Dilaksanakan Di Sekolah
Menengah Pertama (Kajian Terhadap Sekolah-
Daftar Pustaka Sekolah Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dari:
http://webcache.googleusercontent.com/sea
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Be-
rch?q=cache:hunhbFBoCMQJ:etalase.unnes.
lajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013)
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. ac.id/files/66cb960420eb1b91ec2a8253e23de3
Jakarta: Rajawali Pers. 8e.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. (Diun-
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2013. duh pada tanggal 20 Februari 2014).
43