Anda di halaman 1dari 6

JESS 3 (2) (2014)

Journal of Educational Social Studies

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN IPS DI


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(Studi pada Sekolah-sekolah di Kota Semarang)

Puput Pujatama

Prodi Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Implementasi Kurikulum 2013 membawa perubahan dalam proses pembelajaran.
Diterima Agustus 2014 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Stan-
Disetujui September 2014 dar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mengisyaratkan tentang perlunya
Dipublikasikan November proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik.
2014 Pendekatan saintifik diberlakukan pada semua mata pelajaran untuk semua jen-
jang. Penerapan pendekatan saintifik tentu dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan
Keywords: tersendiri, terutama pada mata pelajaran non eksak seperti mata pelajaran IPS.
Implementation;
Penelitian ini berusaha untuk melakukan studi terhadap Implemantasi Kurikulum
Curriculum 2013;
Social Studies; 2013 pada mata pelajaran IPS di SMP-SMP wilayah Kota Semarang yang sudah
melaksanakan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini men-
gunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digu-
nakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Secara umum implementasi Kurikulum 2013 pada
mata pelajaran IPS di SMP-SMP wilayah Kota Semarang menggunakan pendeka-
tan implementasi kurikulum Mutual Adaptation, guru guru IPS masih mengalami
beberapa kendala dan menyesuaikan dengan kondisi riil dilapangan. hal ini dibuk-
tikan dalam melaksanakan pembelajaran guru-guru IPS memang sudah menggu-
nakan pendekatan saintifik, namun sebagian besar pembelajaran IPS hanya terjadi
di dalam kelas sehingga kurang memberikan pengalam belajar secara konkret bagi
peserta didik.

Abstract
Implementation of Curriculum 2013 brought a change in the learning process. Regulation of
the Minister of Education and Culture Number 65/2013 about Standard Process Primary
and Secondary Education hinted on the need for the learning process guided by the rules of
scientific approach. Scientific approach is applied to all subjects for all levels. The application
of scientific approach certainly can cause its own difficulties, especially in subjects such non
inexact social studies. This study sought to conduct a study of 2013 Implementation cur-
riculum in social studies in junior high schools Semarang region that already implement the
curriculum 2013 in the academic year 2013/2014.
This study uses a qualitative descriptive approac. Data collection methods used in this study
were interviews, observation and documentation. The results showed that the general imple-
mentation of Curriculum 2013 in social studies in junior high schools Semarang city region
approach Mutual Adaptation of curriculum implementation, teacher social studies teacher
and still having some problems adjusting to the real conditions in the field. This is evidenced
in conducting learning social studies teachers are already using a scientific approach, but most
are just learning social studies in the classroom so that less provide less tangible experince
learning on the learner.
© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6390
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: pakpepego@gmail.com
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)

Pendahuluan manfaatkan dengan baik.


Dari kajian penelitian tersebut diatas
Pemberlakuan Kurikulum 2013 telah menginspirasi peneliti untuk melakukan pe-
membawa perubahan dalam proses pembelaja- nelitian, khususnya terkait dengan implemen-
ran. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang tasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran IPS
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah di Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini
telah mengisyaratkan tentang perlunya proses merupakan usaha-usaha untuk menjawab dan
pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kai- mengungkap pertanyaan-pertanyaan mengenai
dah pendekatan saintifik. Upaya penerapan pen- bagaimanakah proses implementasi kurikulum
dekatan saintifik dalam proses pembelajaran ini 2013 pada mata pelajaran IPS yang meliputi
merupakan ciri khas Kurikulum 2013. proses perencanaan, pelaksanaan, dan evalu-
Pendekatan saintifik dalam Kurikulum asi. Kemudian juga menganalisis dan menggali
2013 diberlakukan kepada semua mata pelaja- bagaimanakah kendala dan strategi dalam proses
ran untuk semua jenjang. Penerapan pendekatan implementasi Kurikulum 2013.
saintifik tentu dapat menimbulkan kesulitan-ke-
sulitan tersendiri, terutama pada mata pelajaran Metode
non eksak seperti mata pelajaran IPS. Selama Penelitian ini mengunakan pendekatan
ini pendekatan saintifik identik digunakan pada deskriptif kualitatif. Pendekatan ini dipilih agar
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelaja-
yang memang membutuhkan tahapan-tahapan ran IPS di SMP se-Kota Semarang dapat didesk-
seperti mengamati, merumuskan masalah, men- ripsikan secara faktual dan mendalam. Lokasi
gajukan atau merumuskan hipotesis, mengum- penelitian ini dilakukan di SMP-SMP wilayah
pulkan data dengan berbagai teknik, menganali- Kota Semarang yang sudah menerapkan Kuriku-
sis data, menarik kesimpulan melalui praktikum lum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014, yaitu; 1)
di laboratorium atau praktik di lapangan. Sedan- SMP Negeri 2 Semarang; 2) SMP Negeri 5 Sema-
gkan, mata pelajaran IPS lebih sering diajarkan rang; 3) SMP Negeri 9 Semarang; 4) SMP Negeri
secara tradisional yaitu dengan transfer of knowl- 21 Semarang.
edge dan metode hafalan. Penerapan pendekatan Penelitian ini difokuskan pada masalah
saintifik menjadi tantangan bagi mata pelajaran implementasi kurikulum 2013 pada mata pelaja-
IPS, khususnya bagi Guru IPS sebagai pelaksana ran IPS yang meliputi proses perencanaan, pelak-
dilapangan. sanaan, dan evaluasi. Kemudian juga mengana-
0 dilakukan, mengingat kajian tentang lisis dan menggali bagaimanakah kendala dan
Kurikulum 2013 ini merupakan hal yang baru. strategi dalam proses implementasi Kurikulum
Namun, berbagai hasil penelitian tentang im- 2013. Metode pengumpulan data yang diguna-
plementasi kurikulum dan penelitian lain yang kan dalam penelitian ini adalah wawancara, ob-
memiliki pembahasan senada dengan penelitian servasi dan dokumentasi.
ini sudah banyak dilakukan. Diantaranya, peneli- Sejalan dengan penelitian yang bersifat
tian yang dilakukan oleh Sulistyo (2007) tentang kualitatif, maka uji validitas dilakukan dengan
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan triangulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan
(KTSP) pada Pembelajaran IPS Sejarah di SMP Neg- dalam penelitian ini adalah Teknik trianggulasi
eri 21 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Peneli- dengan memanfaatkan penggunaan sumber yai-
tian ini menunjukan bahwa pemahaman guru tu membandingkan dan mengecek balik derajat
IPS Sejarah di SMP Negeri 21 Semarang men- kepercayaan sesuatu informasi yang diperoleh
genai KTSP sebagian besar masih terbatas hanya melalui waktu dan alat yang berbeda. Analisis
mengetahui secara garis besarnya saja. data dalam penelitian ini dilakukan secara induk-
Wasino dan Edy Sutrisna (2009) secara tif yaitu analisis yang dimulai dari pengumpulan
komprehensif mengkaji tentang Model dan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
Strategi Pembelajaran IPS yang Dilaksanakan di data.
Sekolah Menengah Pertama (Kajian Terhadap
Sekolah-Sekolah di Kabupaten Pati, Jawa Ten- Hasil dan Pembahasan
gah). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ke-
banyakan guru IPS masih mengedepankan peng- Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelaja-
gunaan strategi ekspositori dalam menyajikan ram IPS di SMP se-Kota Semarang
meteri pelajaran IPS dengan penggunaan sumber Secara umum implementasi Kurikulum
dan media pembelajaran yang sangat minim. 2013 pada mata pelajaran IPS di SMP-SMP
Lingkungan, sebagai laboratorium IPS tidak di- wilayah Kota Semarang menggunakan pendeka-

39
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)

tan implementasi kurikulum Mutual Adaptation, sah dalam kelompok Geografi, Sejarah,
pendekatan ini memiliki ciri pokok dalam pelak- Ekonomi, Sosiologi” (Kementrian Pendidi-
sanaanya mengadakan penyesuaian-penyesuaian kan dan kebudayaan 2013: 43). Mata pelaja-
berdasarkan konsisi riil, kebutuhan tuntutan dan ran IPS mengkaji berbagai aspek kehidupan
perkembangan secara kontekstual. Pendekatan masyarakat secara terpadu, karena kehidu-
ini memiliki asumsi bahwa berdasarkan temuan pan masyarakat sebenanya merupakan se-
empirik, pada kenyataanya kurikulum tidak per- buah sistem dan totalitas dari berbagai as-
nah benar-benar diimplementasikan sesuai ren- pek. Dengan pembelajaran secara terpadu,
cana, akan tetapi perlu disesuaikan dengan kebu- diharapkan pembelajaran IPS menjadi lebih
tuhan setempat. bermakna bagi peserta didik dalam konteks
Hasil kajian menunjukan bahwa imple- kehidupan sehari-hari.
mentasi Kurikulum 2013 dalam konteks; peren- Sulitnya mengembangkan materi
canaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan pembelajaran IPS secara terpadu bukan
guru guru IPS yang masih mengalami beberapa merupan masalah yang baru, beberapa pe-
kendala dan menyesuaikan dengan kondisi riil nelitian sebelumnya juga menunjukan hal
dilapangan. Secara lebih rinci akan dijelaskan se- yang sama, penelitian Wasino dan Edy
bagai berikut: Sutrisna (2009) yang menunjukan “...peng-
a. Proses Perencanaan Pembelajaran gunaan pendekatan terpadu dalam pemb-
Proses perencanaan pembelajaran elajaran IPS di SMP di Kabupaten Pati di
dalam Kurikulum 2013 hanya menekankan Kabupaten Pati tidak dapat direalisasi, hal
pada penyusunan RPP yang mencakup: ini dikarenakan kebanyakan guru IPS masih
pengintegrasian KI dan KD, tujuan pemb- mengedepankan penggunaan strategi eks-
elajaran, pengembangan materi ajar, ran- positori dalam menyajikan meteri pelajaran
cangan proses aktifitas belajar (pendekatan IPS dengan penggunaan sumber dan media
dan model pembelajaran), sumber belajar, pembelajaran yang sangat minim. Lingkun-
media dan evaluasi. Dalam melakukan per- gan, sebagai laboratorium IPS tidak diman-
encanaan pembelajaran guru-guru IPS di faatkan dengan baik”.
SMP se-Kota semarang sudah mengguna- Perlu dilakukan upaya-upaya
kan pedoman dalam Kurikulum 2013, hanya mengembangkan bahan kajian yang ada
saja memang masih terdapat beberapa ken- dalam kompetensi dasar menjadi tema-tema
dala seperti pengembangan materi ajarnya materi yang dibelajarkan secara terpadu.
yang berlum terpadu. Fakta ini peneliti da- Pengembangan tema-tema pembelajaran
pat ketika mencoba membandingkan data IPS yang dilaksanakan secara terpadu di-
wawancara dengan data dokumentasi di harapkan mampu memberikan peserta didik
lapangan. Bedasar data wawancara, guru- pemahaman yang lebih luas dan utuh, mam-
guru IPS di-SMP se-Kota semarang masih pu mengembangkan kompetensi peserta
mengalami kendala dalam mengambangkan didik ke arah kehidupan bermasyarakat den-
materi IPS secara terpadu. Hal ini dikarena- gan baik, memiliki kepekaan sosial, mampu
kan guru-guru IPS dalam memahami IPS berpartisipasi dalam mengatasi masalah-
sebagai mata pelajaran masih terpisah-pisah, masalah sosial yang terjadi.
yaitu IPS ekonomi, IPS geografi, dan IPS b. Pelaksanaan Pembelajaran
sejarah, yang pembelajarannya dilaksanakan Secara umum guru-guru IPS di SMP
secara terpisah. Fakta lain juga menunjukan se-Kota semarang sudah menggunakan pen-
sebagian besar guru-guru IPS berlatar pen- dekatan ilmiah dalam proses pembelajaran,
didikan bukan dari IPS murni, namun dari namun sebagian besar pembelajaran IPS
beberapa disiplin ilmu sosial (seperti sejarah, hanya terjadi di dalam kelas sehingga kurang
geografi dan ekonomi). Data dokumentasi memberikan pengalam belajar secara konkrit
juga menunjukan bahwa meteri ajar yang pada peserta didik. Sedangkan model pemb-
dikembangkan dalam RPP memang masih elajaran yang banyak dipakai para guru ada-
parsial (berdiri sendiri) atau belum menun- lah dengan pembelajaran berbasis proyek
jukan keterpaduan sebuah tema (lihat lam- dan pembelajaran berbasis masalah.
piran 1). Hasil kajian menunjukan bahwa Gu-
Dalam Kerangka dasar dan Struktur ru-guru IPS di SMP se-Kota semarang sebe-
Kurikulum 2013 mengamanatkan “mata narnya sudah memiliki pemahaman men-
pelajaran IPS di SMP/MTs materinya genai pendekatan saintifik. Para guru juga
harus disajikan secara terpadu, tidak dipi- sudah mengetahui bahwa model pembelaja-

40
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)

ran berbasis proyek dan pembelajaran berba- ya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni
sis masalah merupakan model pembelajaran dari penilaian melalui tes (mengukur kompeten-
yang dianjurkan Kurikulum 2013. Alasan si pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju
para guru melaksanakan pembelajaran IPS penilaian autentik (mengukur kompetensi si-
hanya di dalam kelas antara lain adalah (1) kap, keterampilan dan pengetahuan berdasrkan
alasan terbatasnya waktu, pembelajaran yang proses dan hasil). Autentik berarti keadaan yang
dilakukan diluar kelas dengan memanfaatkan sebenarnya, yaitu kemampuan, sikap dan keter-
lingkungan membutuhkan waktu yang lebih ampilan yang dimiliki oleh peserta didik (Ku-
lama; (2) Pandangan bahwa siswa tidak siap nandar, 2013: 36). Hal inilah yang menyebab-
mengikuti pembelajaran di luar kelas, meng- kan penilaian autentik membutuhkan waktu
ingat siswa yang diajar kebanyakan masih be- yang lebih lama karena guru harus mengamati
rada pada kelas VII; (3) Banyaknya peralatan semua ranah sikap, keterampilan dan pengeta-
yang harus disediakan. huan siswa yang beragam.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat Kendala lain yang dijumpai guru-guru
dikatakan sebagai mata pelajaran di sekolah adalah sulitnya menilai ranah sikap. Penilaian
yang dirumuskan atas dasar realitas dan sikap kurang dapat dijadikan acuan karena si-
fenomena sosial dalam masyarakat. Dalam kap peserta didik cenderung berubah-ubah dan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pen- subjektif. Ada anggapan sebagian guru bahwa
didikan Nasional, dijelaskan bahwa IPS peserta didik sulit diuji kejujuranya. Selain itu,
merupakan bahan kajian yang wajib dimuat kebiasaan guru yang lebih menangapi peserta
dalam kurikulum pendidikan dasar dan me- didik yang aktif saja sedangkan yang kurang ak-
nengah yang antara lain mencakup ilmu tif kurang terpantau juga masih sering terjadi.
geografi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan Banyaknya format penilaian yang harus
lain sebagainya yang dimaksudkan untuk dibuat guru membuat penilaian autentik ini
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, terkesan melelahkan. Secara umum penilaian
dan kemampuan analisis peserta didik ter- autentek meliputi tiga hal, yaitu: penilaian sikap,
hadap kondisi sosial masyarakat (penjelasan penilaian pengetahuan dan penilaian keterampi-
pasal 37). lan. Namun jika dirinci lebih dalam lagi format
Perlu dilakukan upaya yang berani dan penilaian ini cenderung komplek. Dalam penila-
inovatif dari guru-guru IPS di SMP se-Kota ian sikap ada empat macam cara penilaian yaitu:
Semarang dalam melaksanakan pembelaja- penialaian observasi, penilaian diri, penilaian
ran dengan pendekatan saintifk secara lebih antar teman, dan jurnal catatan guru. Penilaian
nyata, misalkan dengan memanfaatkan ling- pengetahuan meliputi: tes tulis, tes lisan, dan
kungan sekitar sekolah dan lingkungan tem- penugasan. Sedangkan penilaian keterampilan
pat tinggal peserta didik sebagai media dan dapat dinilai dengan cara: penilaian kinerja, pe-
sumber belajar, hal ini bisa dilakukan dengan nilaian proyek dan penilaian portofolio.
metode karyawisata, membawa narasumber
asli atau tiruan dari lingkungan ke sekolah Kendala-Kendala yang Dihadapi Guru IPS
(kelas). Pemanfaatan lingkungan sebagai dalam Implementasi Kurikulum 2013
sumber dan media belajar diharapkan mam- Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
pu mengembangkan sikap, keterampilan dan adanya beberapa kendala yang dihadapi guru-
pengetahuan dalam diri siswa, antara lain ke- guru IPS di SMP se-Kota Semarang selama
mampuan untuk mengamati, merumuskan proses implementasi Kurikulum 2013 antara
pertanyaan, mengumpulkan informasi, men- lain:
ganalisis, dan mengkomunikasikan pengala- a. Kendala Terbatasnya Waktu
man belajar secara lebih nyata dan bermakna. Dari hasil wawancara yang dikuat-
c. Proses Penilaian Hasil Belajar kan oleh dokumentasi yang peneliti lakukan
Guru – guru IPS di SMP se-Kota Semarang terhadap responden ternyata guru-guru IPS
mengalami beberapa kendala dalam proses penila- di SMP se-Kota Semarang masih terkend-
ian secara autentik. Kendala tersebut antara lain ala oleh terbatasnya waktu dalam mengem-
adalah: (1) Penilaian autentik memerlukan waktu bangkan pembelajaran dan terutama ketika
yang lama karena guru harus mengamati semua melakukan evaluasi, hal ini dipengaruhi
anak didiknya yang bervariasi; (2) Penilaian si- oleh, tradisi mengajar, banyaknya jumlah
kap cenderung subjektif (3) Terlalu banyak format siswa yang beragam, serta tingkat pemaha-
yang melelahkan guru. man yang berbeda-beda diantara siswa.
Dalam kurikulum 2013 mempertegas adan- b. Kendala kuranya sosialisasi dan Pelatihan

41
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)

Kurikulum 2013 Perubahan


Kurangnya sosialisasi dan pelatihan Selain tiga strategi yang digu-
mengenai pengembangan Kurikulum 2013 nakan diatas, hasil kajian menunjukan
dari dinas pendidikan membuat guru-guru bahwa strategi baru yang digunakan
IPS di SMP se-Kota Semarang mengalami guru-guru IPS di SMP-SMP wilayah
kendala dalam proses implementasi Kuriku- Kota Semarang adalah dengan men-
lum 2013. Kurangnya sosialisasi ini terjadi jadi pribadi yang terbuka dengan pe-
karena memang pengembangan Kurikulum rubahan.
2013 ini yang terkesan tergesa-gesa untuk b. Strategi aktualisasi implementasi kurikulum
diimplementasikan.Untuk itu diperlukan so- sebagai sistem pembelajaran.
sialisasi dan pelatihan dari dinas pendidikan Dari hasil pengumpulan data terlihat
kota secara rutin, agar guru-guru IPS sebagai bahwa guru-guru IPS sudah sudah mengak-
pribadi yang memiliki tanggung jawab lang- tualisasikan implementasi kurikulum seba-
sung terhadap kemajuan belajar siswanya gai sistem pembelajaran, hanya saja kurang
mampu mengimplementasikan Kurikulum optimal dalam memanfaatkan komponen
2013 dengan maksimal. hubungan antara lingkungan dengan sistem
pembelajaran.
Strategi yang Digunakan Guru IPS dalam Imple- c. Strategi evaluasi kurikulum berbasis pada ki-
mentasi Kurikulum 2013 nerja sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian, guru-guru Hasil kajian menunjukan bahwa SMP
IPS di SMP se-Kota Semarang menggunakan 3 di wilayah Kota Semarang sudah mengguna-
strategi dalam mengimplementasikan Kurikulum kan strategi evaluasi kurikulum berbasis kin-
2013 antara lain: erja sekolah. Konsep strategi evaluasi kuriku-
a. Menggunakan strategi implementasi yang lum berbasis kinerja sekolah yang digunakan
berorientasi pada guru. strategi khusus bero- adalah manajemen berbasis sekolah (MBS).
rientasi guru yang digunakan, antara lain:
1. Merubah Mindset Guru Simpulan
Hasil kajian menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa Se-
guru-guru IPS sudah berupaya untuk cara umum implementasi Kurikulum 2013 pada
merubah mindset dari paradigma kon- mata pelajaran IPS di SMP-SMP wilayah Kota
vensional ke paradigma abad 21 (baru). Semarang menggunakan pendekatan implemen-
Guru-guru IPS sudah memiliki kemau- tasi kurikulum Mutual Adaptation, guru guru
an dan terus berusaha untuk mengikuti IPS masih mengalami beberapa kendala dan
perubahan kurikulum. menyesuaikan dengan kondisi riil dilapangan.
2. Membentuk Budaya Baru di Lingkun- Hal ini dibuktikan dalam melaksanakan pemb-
gan Sekolah elajaran guru-guru IPS memang sudah meng-
Dari hasil pengumpulan data gunakan pendekatan saintifik, namun sebagian
menunjukan bahwa dalam menyikapi besar pembelajaran IPS hanya terjadi di dalam
implementasi Kurikulum 2013 guru- kelas sehingga kurang memberikan pengalam be-
guru IPS sudah berupaya untuk mem- lajar secara konkret bagi peserta didik. Kendala
bentuk budaya baru di lingkungan yang dihadapi guru-guru IPS dalam implemen-
sekolah dengan menyepakati perilaku- tasi Kurikulum 2013 adalah terbatasnya waktu
perilaku bersama melalui kesepakatan dan kuranya sosialisasi dan pelatihan Kuriku-
serta diiringi sebuah komitmen yang lum 2013. Startegi yang digunakan guru-guru
tinggi untuk melaksanakannya. IPS dalam implementasi Kurikulum 2013 ada-
3. Guru Sebagai Pengembang Kurikulum. lah strategi implementasi yang berorientasi pada
Hasil kajian menunjukan bahwa guru, startegi aktualisasi implementasi kuriku-
guru-guru IPS sudah berupaya untuk lum sebagai sistem pembelajaran, strategi evalu-
melakukan riset untuk mengembang- asi kurikulum berbasis pada kinerja sekolah
kan Kurikulum 2013. Riset-riset yang Berdasarkan simpulan tersebut, maka
dilakukan dalam bentuk mengembag- penulis memberikan saran sebagai berikut: 1)
kan materi ajar, metode pembelajaran Perlu dilakukan upaya yang berani dan inovatif
dan evaluasi pembelajaran yang diak- dari guru-guru IPS dalam melaksanakan pemb-
tualisasikan dalam penelitian tindakan elajaran dengan pendekatan saintifk secara lebih
kelas. konkret, misalkan dengan memanfaatkan ling-
4. Menjadi Pribadi yang Terbuka dengan kungan sekitar sekolah dan lingkungan tempat

42
Puput Pujatama / Journal of Educational Social Studies 3 (2) (2014)

tinggal peserta didik sebagai media dan sumber Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum 2013
belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2014. Materi
dan media belajar diharapkan mampu mengem- pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.
bangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan Permendigbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
dalam diri siswa, antara lain kemampuan untuk Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
mengamati, merumuskan pertanyaan, mengum- Permendigbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
pulkan informasi, menganalisis, dan mengkomu- Penilaian Pendidikan.
nikasikan pengalaman belajar secara lebih nyata Permendigbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Im-
dan bermakna; 2) Guru-guru IPS dapat menga-
plementasi Kurikulum.
tasi kendala terbatasnya waktu dengan menera-
Sulistyo, Budi D. 2007. Implementasi Kurikulum Tingkat
pkan budaya mengoptimalkan waktu pada jam-
Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Pembelajaran
jam kerja di sekolah dengan penuh kesadaran
IPS Sejarah di SMP Negeri 21 Semarang Tahun
dan tetap mau berfikir kritis, berkreatifitas dalam
mengembangkan kurikulum; 3) Perlu dilakukan Ajaran 2006/2007. Dari: http://uap.unnes.
peningkatan SDM untuk guru-guru IPS mela- ac.id/skripsi/abstrak/pdf/implementasi_kuri-
lui sosialisasi dan pelatihan dari dinas yang di- kulum_tingkat_3101403021.pdf (Diunduh pada
lakukan secara rutin agar guru-guru IPS mampu tanggal 20 Februari 2014).
mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan Sutrisno, Edy dan Wasino. 2009. Model Dan Strategi
maksimal. Pembelajaran Ips Yang Dilaksanakan Di Sekolah
Menengah Pertama (Kajian Terhadap Sekolah-
Daftar Pustaka Sekolah Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dari:
http://webcache.googleusercontent.com/sea
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Be-
rch?q=cache:hunhbFBoCMQJ:etalase.unnes.
lajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013)
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. ac.id/files/66cb960420eb1b91ec2a8253e23de3
Jakarta: Rajawali Pers. 8e.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. (Diun-
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. 2013. duh pada tanggal 20 Februari 2014).

43

Anda mungkin juga menyukai