Anda di halaman 1dari 7

Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

IDENTIFIKASI MASALAH YANG DIHADAPI GURU


DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 REVISI DI SD
Aisyah Nur Rahmawati
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta – 11510
aisyahnurrahmawati67@gmail.com

Abstract
This research was motivated by the introduction of the 2013 curriculum at all levels of education,
both at the elementary, junior high and high school levels. The teacher faced many problems in the
implementation of the 2013 curriculum, especially the revised 2013 curriculum that was implemented
in SDN Duri Kepa 03. This research was a qualitative research with descriptive method. This study
aims to identify the problems faced by teachers in the implementation of the 2013 revised curriculum
in elementary schools. This study concludes that not all problems faced by teachers due to errors in
the curriculum 2013, but teachers must also be able to maximize their professional abilities to answer
the challenges in the 2013 curriculum.

Keywords: Curriculm 2013, revision, problems

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sejak diberlakukannya kurikulum 2013 di semua jenjang
pendidikan, baik di tingkat SD, SMP, sampai dengan SMA. Guru banyak menghadapi masalah dalam
penerapan kurikulum 2013, khusunya kurikulum 2013 revisi yang diterapkan di SDN Duri Kepa 03.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan masalah yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum 2013 revisi di SD.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak semua masalah yang dihadapi guru karena kesalahan di
dalam kurikupum 2013, tetapi guru juga harus mampu memaksimalkan kemampuan profesionalnya
untuk menjawab tantangan-tantangan di dalam kurikulum 2013.

Kata kunci: Kurikulum 2013, revisi, masalah

Pendahuluan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum merupakan suatu rancangan dan 2006, dan kurikulum 2013.
perangkat pembelajaran yang telah disusun dan Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat
dibuat oleh pemerintah, sebagai pedoman dalam penting dalam pendidikan. Kurikulum diibaratkan
pelaksanaan pembelajaran. Dalam Undang-Undang suatu mesin, sedangkan perangkat pembelajaran
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan seperti materi pembelajaran, media pembelajaran,
Nasional mengartikan kurikulum sebagai sepe- sumber belajar, RPP, dan pengajar di sekolah
rangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, sebagai rantai, roda, dan gir. Apabila mesin motor
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan tersebut saja sudah tidak berfungsi sebagai-mana
sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pem- mestinya bagaimana yang lainnya dapat berfungsi
belajaran guna mencapai tujuan pendidikan nasional. dengan maksimal, sehingga seperti itulah peran
Kurikulum di Indonesia telah beberapa kali menga- penting dari kurikulum itu sendiri. Pemerintah
lami perubahan kurikulum. Menurut Suparlan, dkk berupaya untuk selalu memperbaharui bahkan
(2014 : 126) istilah kurikulum pada tahun 1947 mengganti kurikulum apabila kurikulum tersebut
belum digunakan, pada tahun 1947 di Indonesia sudah tidak cocok untuk diterapkan dan tidak dapat
menggunakan istilah rencana pelajaran. memenuhi kebutuhan akan mutu pendidikan yang
Rencana pelajaran yang pertama kali ada di masyarakat.
diterapkan yaitu rencana pelajaran 1947, kemudian Alasan mengapa kurikulum berubah karena
dirubah menjadi rencana pelajaran 1950. Selan- ilmu pengetahuan bersifat dinamis sehingga perlu
jutnya dirubah menjadi rencana pelajaran 1958 dan adanya pembaharuan kurikulum. Selain itu
dirubah kembali menjadi rencana pelajaran 1964. perkembangan dan pola pikir masyarakat yang maju
Rencana pelajaran 1964 diubah menjadi kurikulum menjadi alasan kurikulum harus berubah. Perubahan
1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum kurikulum bukanlah suatu ke niscayaan tetapi
1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, hendaknya perubahan kurikulum tersebut dibarengi

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 67


Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

dengan kesiapan guru dalam penerapan kurikulum pengembangan ilmu pengetahuan berdasarkan kajian
2013. Guru merupakan ujung tombak dalam teoris diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
keberhasilan pencapaian suatu kurikulum. Kesiapan wawasan. Universitas Esa Unggul 3
guru dalam mengajar sangat penting baik sebelum b. Kegunaan Praktis
mengajar yang meliputi pembuatan RPP, materi 1. Bagi Peneliti Sebagai bekal dan pengetahuan
yang akan dipelajari, menyiapkan bahan ajar, dan pada saat mengajar sehingga mengerti apa yang
media ajar. harus dilakukan apabila mengalami permasalahan
Pada saat pembelajaran yang meliputi seperti yang telah dibahas dalam penelitian ini.
meliputi penggunaan strategi dan metode dalam 2. Bagi Pemerintah Sebagai masukkan untuk
pembelajaran, dan pada saat setelah Universitas Esa pemerintah dalam penyempurnaan kurikulum
Unggul 2 pembelajaran yang meliputi penilaian dan 2013 di tingkat sekolah dasar.
evaluasi. Itu semua telah diatur di dalam kurikulum. 3. Bagi Guru Sebagai gambaran bagi guru
Berdasarkan jurnal penelitian sebelumnya yang mengenai masalah yang dihadapi guru dalam
diteliti oleh Qomariyah (2014) yang berjudul penerapan kurikulum 2013.
Kesiapan Guru Dalam Menghadapi Implementasi
Kurikulum 2013 di Mts Al Fitroh mendapatkan hasil Kurikulum
yaitu kesiapan para guru dalam menghadapi Kurikulum berasal dari bahasa latin currere
implementasi kurikulum 2013 di MTs Al Fitroh yang berarti berlari di lapangan pertandingan (race
masih kurang. Kesiapan guru yang rendah course) sehingga makna kurikulum itu sendiri adalah
menimbulkan berbagai masalah. “arena pertandingan” tempat siswa “bertanding”
Kurikulum 2013 telah diterapkan di SDN untuk menguasai satu atau lebih keahlian guna
Duri Kepa 03 untuk semua kelas dari kelas I hingga mencapai “garis finish” yang ditandai pemberian
kelas VI. Berdasarkan pengamatan yang telah diplom, ijazah, atau gelar kesarjanaan, (Zais dalam
dilakukan peneliti pada saat melaksanakan kegiatan Ansyar, 2015). Schubert dalam Ansyar (2015 : 25)
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terdapat berpendapat bahwa kurikulum adalah pertandingan
berbagai masalah yang dihadapi oleh guru kelas agar peserta dapat mengaktualisasi diri di masa lalu,
dalam penerapan kurikulum 2013 di kelas. Salah sekarang, dan masa depan , sehingga dengan
satu masalah yang dihadapi yaitu keterlambatan aktualisasi diri dapat mencapai visinya di masa
datangnya buku kurikulum 2013 pada saat tahun depan. Ansyar (2015 : 22) berpendapat bahwa
ajaran baru berlangsung. Pada penelitian ini, peneliti kurikulum adalah rancangan yang memuat berbagai
akan mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru perangkat pembelajaran dan materi yang akan
dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN Duri Kepa dipelajari atau diajarkan kepada siswa. Kurikulum
03. Peneliti memilih SDN Duri Kepa 03 karena saat sebagai rancangan (plan) untuk mencapai tujuan
peneliti melaksanakan PPL di sekolah tersebut, pendidikan, (Ornstein dan Hunkins dalam Ansyar,
peneliti telah melakukan pengamatan mengenai 2015).
penerapan kurikulum 2013 di sekolah tersebut. Dalam UU No.2 tahun 1989 kurikulum
Peneliti memilih semua guru kelas karena di SDN adalah seperangkat rencana dan pengaturan
Duri Kepa 03 semua kelas telah menerapkan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
kurikulum 2013 pada saat pembelajaran. Berda- digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
sarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, kegitan belajar mengajar. Kurikulum didefinisikan
maka judul penelitian kualitatif yang akan diteliti sebagai sejumlah mata pelajaran atau bahan ajar
tentang “Identifikas Masalah yang Dihadapi Guru yang harus dikuasai oleh murid atau diajarkan oleh
dalam Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Duri guru untuk mencapai suatu tingkatan atau ijazah,
Kepa 03”. (Nasution dalam Hasibuan, 2010). Menurut Daniel
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Tanner, Laurel N. Tanner dalam Hasibuan (2010:7)
tujuan penelitian ini adalah: Mengidentifikasi yang dikutip oleh Tyler berpendapat bahwa semua
permasalahan apa yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran siswa yang direncanakan dan
penerapan kurikulum 2013 di sekolah dan men- diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
deskripsikan cara guru menyelesaikan masalah yang pendidikan. Menurut Alice Miel dalam Hasibuan
dihadapi dalam penerapan kurikulum 2013. (2010:9) mempertegas makna kurikulum mencakup
Adapun kegunaan penelitian kualitatif ini keadaan gedung, susasana sekolah, keinginan,
adalah: keyakinan, pengetahuan, kecakapan, dan sikap
a. Kegunaan Teoritis orang-orang yang meladeni dan diladeni di sekolah
Penulis berharap penelitian ini dapat mulai dari anak didik, masyarakat, para pendidik,
berguna untuk dunia pendidikan dan menye- juru tulis, pegawai, dan pimpinan sekolah, sampai
barluaskan informasi mengenai ilmu pengetahuan kepada pelayan sekolah seperti tukang sapu atau
yang berhubungan dengan kurikulum 2013 untuk penjaga sekolah.

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 68


Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat di- disimpulkan Kurikulum 2013 adalah kurikulum
simpulkan bahwa Kurikulum adalah suatu rancangan berbasis kompetensi dan karakter yang bertujuan
yang memuat berbagai perangkat pembelajaran dan untuk meningkatkan pencapaian pendidikan dan
materi yang direncanakan dan diarahkan oleh diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang
sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

Kurikulum dan Pembelajaran Metode Penelitian


Menurut Sanjaya (2015:17) kurikulum dan Metode dalam penelitian ini menggunakan
pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat metode kualitatif yaitu metode penelitian yang
dipisahkan walaupun memiliki posisi yang berbeda. digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
Kurikulum sebagai pedoman dan arah tujuan alamiah, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pendidikan, sedangkan pembelajaran merupakan pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data
proses yang terjadi dalam interaksi antara guru bersifat induktif dengan hasi penelitian yang lebih
dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. menekankan makna, Sugiyono (2016 : 1). Peneliti
Menurut Saylor dalam Sanjaya (2015:17) menga- menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
takan bahwa kurikulum dan pembelajaran di- Pendekatan deskriptif kualitatif adalah metode
ibaratkan seperti Romeo dan Juliet, Romeo tidak penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
akan berarti apa-apa tanpa Juliet, begitu pun dengan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan
kurikulum dan pembelajaran. Tanpa kurikulum berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang
sebagai rencana, maka pembelajaran tidak akan menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan
efektif, sedangkan tanpa pembelajaran, kurikulum ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena
tidak akan memiliki arti apa-apa. Kurikulum ber- tersebut (Sanjaya : 2015).
kaitan dengan apa yang harus diajarkan, sedangkan Peneliti menggunakan metode kualitatif
pembelajaran mengacu bagaimana cara menga- karena penelitian ini berdasarkan kepada pemahan
jarkannya, (Olivia dalam Sanjaya, 2015). Ber- dan makna dari kurikulum 2013 itu sendiri. Lokasi
dasarkan definisi diatas dapat disimpulkan penelitian ini adalah di SDN Duri Kepa 03, dengan
kurikulum dan pembelajaran adalah sesuatu yang subyek penelitian guru kelas di SDN Duri Kepa 03
saling berkaitan sehingga apabila salah satunya tidak dan kepala sekolah.
ada, dapat mempengaruhi yang lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Pengertian Kurikulum 2013 Masalah yang dihadapi guru dalam
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang penerapan kurikulum 2013 sebagai berikut:
dikembangkan untuk meningkatkan dan menye- 1. Kegiatan Pembelajaran
imbangkan soft skills dan hard skills yang meliputi Masalah pertama yang dihadapi guru dalam
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan penge- penerapan kurikulum 2013 adalah kegiatan
tahuan secara seimbang dan berjalan secara pembelajaran. Guru merasa jam belajar untuk
integratif (Sagi Winoto, 2017). Kurikulum 2013 kelas I sangat kurang untuk proses pembelajaran,
adalah kurikulum berbasis kompetensi dan karakter itu semua disebabkan karena kurangnya ruangan
secara terpadu yang merupakan penyempurnaan dari kelas di SDN Duri Kepa 03 sehingga harus
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bergantian dengan kelas III yang masuk pada
(Riana Nurmalasari dkk, 2015). siang hari. Peserta didik kelas I masuk sekolah
Kurikulum 2013 merupakan bagian dari pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul 10.00
strategi meningkatkan pencapaian pendidikan, (Said WIB. Kurangnya jam belajar sehingga guru
Darnius, 2016). Kurikulum 2013 adalah suatu upaya menyiasati dengan memberikan tambahan
untuk menyempurnakan kurikulum agar kualitas pelajaran untuk peserta didik dan menggunakan
pendidikan di Negara kita ini menjadi lebih baik, musala sebagai tempat untuk belajar.
diharapkan kurikulum 2013 ini mampu meng- 2. Alokasi Waktu
hasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, Masalah kedua yang dihadapi guru dalam
inovatif, efektif melalui penguatan sikap, penerapan kurikulum 2013 adalah mengenai
keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi, alokasi waktu. Guru kelas IV merasa banyaknya
(Suci Rakhmawati, 2016). Untuk mencapai harapan tema dalam satu semester dan kurangnya alokasi
tersebut sangat ditentukan oleh berbagai faktor. waktu. Guru kelas IV menyiasatinya dengan
Kurikulum 2013 merupakan penyederhanaan dan mengikuti silabus yang telah ditetapkan oleh
tematik integratif yang disiapkan untuk mencetak pemerintah sehingga guru tidak akan merasa
generasi yang siap di dalam menghadapi masa kewalahan dalam menghadapi kurikulum 2013.
depan, (Apri Damai Sagita dan Rusmawan, 2015). Pada dasarnya apabila guru mengajar mengacu
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat pada silabus yang telah ditetapkan oleh

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 69


Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

pemerintah tidak akan merasa kekurangan alokasi Duri Kepa 03 benar mengalami kesulitan dalam
waktu dalam pembelajaran. membuat penilaian, sehingga menyiasati dengan
3. Penilaian membuat format penilaian sendiri. Format penilaian
Masalah ketiga yang dihadapi dalam penerapan yang dibuat seperti gambar diatas. Apabila dikaitkan
kurikulum 2013 adalah penilaian. Tidak adanya dengan teori penilaian, format yang dibuat sudah
sistem aplikasi yang jelas untuk digunakan dalam sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian. Format
penginputan data dan rumitnya proses pengo- penilaian di atas merupakan contoh format penilaian
lahan nilai pun menjadi penyebab permasalahan kognitif yang telah dibuat oleh guru, sedangkan
itu terjadi. Kurikulum 2013 pun pada imple- untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor guru
mentasi sehari-harinya melakukan penilaian tiap- di SDN Duri Kepa 03 belum menemukan format
tiap tema, tetapi pada akhirnya yaitu pada saat penilaiannya, padahal Kurikulum 2013 adalah
penulisan rapor dipecah menjadi per mata kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan
pelajaran sehingga guru menyiasatinya dengan dan menyeimbangkan soft skills dan hard skills yang
membuat format penilaian masing-masing. meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
4. Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 pengetahuan secara seimbang dan berjalan secara
Masalah keempat dalam kurikulum 2013 adalah integratif (Sagi Winoto, 2017). Apabila guru hanya
materi pembelajaran. Materi pembelajaran dalam mengukur dari kemampuan kognitif saja itu sudah
kurikulum 2013 untuk kelas rendah dianggap tidak sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang
sangat sulit terutama dalam teks bacaan. tidak hanya menitik beratkan pada kemampuan
Panjangnya teks bacaan untuk kelas I terutama kogniif saja, melainkan juga pada kemampuan
untuk peserta didik yang belum dapat membaca afektif dan psikomotor.
sehingga guru menyiasati dengan mengajarkan
membaca terlebih dahulu dan tidak mengajarkan Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
buku tema. Suatu kewajaran apabila peserta didik untuk Kelas Rendah
kelas belum mampu membaca, karena dalam Teks bacaan yang digunakan sudah sesuai
peraturan pemerintah tidak terdapat persyaratan dengan peserta didik kelas I, baik dari segi
untuk masuk SD anak sudah dapat membaca perkembangan kognitif anak dan penggunaan
sehingga itu merupakan tantangan tersendiri kosakata pada teks bacaan. Teks bacaan dalam buku
untuk guru kelas rendah khususnya kelas I. tema pun sudah sesuai dengan kaidah struktur
5. Sumber Belajar bahasa karena banyaknya peserta didik yang belum
Kurang mendalamnya materi pembelajaran bisa akhirnya narasumber menyiasati dengan
dalam kurikulum 2013 untuk kelas V tidak mengajar membaca terlebih dahulu. Guru harus
seperti KTSP yang menjabarkan setiap materi meningkatkan kemampuan profesionalnya agar
dengan jelas dan terperinci, sehingga guru mampu menjawab tantangan-tantang di kurikulum
menyiasatinya dengan browsing di internet untuk 2013. Mulyasa (2008 : 75) mengatakan kompetensi
memperdalam materi pembelajaran. Guru profesional adalah kemampuan menguasai materi
memang seharusnya melakukan hal seperti itu sehingga memungkinkan peserta didik memenuhi
sehingga tidak hanya mengandalkan dari buku standar kompetensi yang ditetapkan
saja.
6. Keterlambatan Buku Tema Kegiatan Pembelajaran
Buku merupakan sumber belajar yang paling Berdasarkan hasil wawancara yang telah
utama, tetapi buku tema di SDN Duri Kepa 03 didapatkan bersama narasumber, masalah yang
sering terjadi keterlambatan karena rumitnya dihadapi yaitu mengenai alokasi waktu pembelajaran
sistem administrasi. Guru menyiasati dengan yang kurang, sehingga narasumber menyiasatinya
menggunakan buku KTSP. karena antara KTSP dengan memberikan tambahan pelajaran di musula,
dengan kurikulum 2013 memiliki kesamaan yaitu padahal dalam kurikulum 2013 jumlah jam pelajaran
pembelajaran berpusat pada peserta didik. di tambah itu semua sesuai dengan pendapat
Keterlambatan buku menyebabkan kurang Mulyasa (2015 : 171). Jumlah jam pelajaran ber-
maksimalnya pembelajaran yang dilaksanakan. tambah dalam kurikulum 2013 yang awalnya hanya
Seharusnya dalam satu bulan sudah menye- untuk SD 26 jam/minggu ditambah menjadi 30
lesaikan satu tema, namun karena keterlambatan jam/minggu untuk kelas I dengan jam belajar 1 x 35
datangnya buku guru harus kerja lebih ekstra menit. Berdasarkan pernyataan Mulyasa di atas,
untuk mengejar ketertinggalannya. dapat disimpulkan bahwa untuk peserta didik
jenjang SD harus belajar selama 3,5 jam per harinya.
Penilaian dalam Kurikulum 2013 Apabila peserta didik masuk pukul 06.30 pulang
Berdasarkan hasil wawancara dan doku- pukul 10.00, maka dapat disimpulkan alokasi waktu
mentasi yang dilakukan peneliti, maka guru di SDN pelajaran sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 70


Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

Kurangnya waktu yang dirasakan oleh narasumber merupakan sesuatu yang benar dan harus dilakukan
disebabkan oleh tidak sesuainya RPP yang telah oleh guru untuk memperkaya dan memperdalam
dibuat dan disusun dengan penerapannya. Apabila materi pelajaran sehingga peserta didik lebih
guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru.
RPP yang telah dibuat, maka guru tidak akan merasa Sumber belajar sebagai semua sumber (data,
kekurangan waktu. Menurut Syafruddin dan manusia, dan barang) yang dapat dipakai oleh
Adriantoni (2016 : 94) fungsi RPP terbagi menjadi pelajar sebagai sumber tersendiri untuk mem-
dua yaitu: 1) fungsi perencanaan, dan 2) fungsi perlancar belajar (AECT, 1977). Sumber belajar
pelaksanaan. Fungsi pelaksanaan RPP yaitu tidak hanya berupa materi pelajaran saja, tetapi
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembe- lingkungan pun dapat dimanfaatkan sebagai sumber
lajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. belajar untuk peserta didik sehingga guru tidak
Guru pun seharusnya melaksanakan kegiatan hanya terpaku dengan materi pelajaran saja.
pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun dan
dirancang agar pembelajaran sesuai dengan indikator Keterlambatan Buku
yang ingin dicapai pada pembelajaran. Bukan hanya Menurut narasumber masalah lain yang
itu dengan melaksanakan kegiatan seperti yang dihadapi adalah keterlambatan datangnya buku
dirancang dalam RPP berarti sudah melakukan bacaan. Keterlambatan tersebut terjadi karena sistem
manajemen waktu dengan baik di dalam kelas. administrasi yang rumit, sehingga sering terjadi
keterlambatan datangnya buku. Keterlambatan
Alokasi Waktu datangnya buku membuat guru menyiasatinya
Banyaknya materi dalam kurikulum 2013 dengan menggunakan buku KTSP terlebih dahulu
menurut narasumber dan kurangnya waktu pelajaran karena menurut guru tersebut antara KTSP dan
terkadang membuat satu tema selesai yang seha- kurikulum 2013 memiliki kesamaan. Kesamaannya
rusnya selesai dalam satu bulan tidak terkejar. Guru adalah pembelajaran sama-sama berorientasi pada
tersebut menyiasatinya dengan menyesuaikan peserta didik. SDN Duri Kepa 03 pernah mengalami
dengan silabus yang telah diberikan oleh peme- keterlambatan datangnya buku hampir setengah
rintah. Ini berbanding terbalik dengan pendapat semester, sehingga guru harus lebih kerja ekstra
Suparlan (2014 : 143) yang mengatakan untuk untuk mengejar ketertinggalannya. Hal tersebut
kurikulum 2013 jumlah materi pelajaran dikurangi tentu tidak sesuai dengan silabus yang telah di-
sedangkan jam belajar ditambah. tetapkan oleh pemerintah, dan membuat pembe-
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan lajarannya kurang maksimal.
sebenarnya yang dialami narasumber bukan Keterlambatan buku seharusnya dapat
merupakan suatu masalah yang berarti, tetapi solusi disiasati dengan menggunakan ebook yang tersedia
yang dilakukan narasumber merupakan solusi yang di internet bukan menggunakan buku KTSP yang
benar, karena dalam silabus telah disusun secara jelas berbeda dengan kurikulum 2013 dari materi
terperinci mengenai alokasi waktu per semester, per pelajaran. Apabila guru menyiasati keterlambatan
tahun, dan alokasi mata pelajaran yang sekelompok. datangnya buku dengan menggunakan buku KTSP
itu merupakan solusi yang kurang tepat.
Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan salah satu kunci Kesimpulan
sukses kurikulum 2013, (Mulyasa, 2015). Perma- Berdasarkan pembahasan di atas mengenai
salahan yang dihadapi oleh guru di SDN Duri Kepa masalah yang dihadapi guru dalam penerapan
03 adalah kurang mendalamnya materi di kurikulum kurikulum 2013 di SDN Duri Kepa 03 dapat
2013 untuk kelas tinggi padahal salah satu alasan disimpulkan sebagai berikut:
mengapa KTSP berubah menjadi kurikulum 2013 1. Penilaian
adalah karena dalam KTSP isi materi pembelajaran Permasalah yang banyak dihadapi guru dalam
terlalu meluas dan kesukarannya melampaui tingkat penerapan kurikulum 2013 adalah penilaian.
perkembangan anak (Mulyasa, 2015) sehingga Guru-guru di SDN Duri Kepa 03 menyiasatinya
dalam kurikulum 2013 materi pelajaran disesuaikan dengan membuat format penilaian sendiri
dengan tingkat perkembangan peserta didik. Apabila walaupun format penilaian yang dibuat baru
guru merasa materi kurang mendalam, guru bisa mengukur ranah kognitif.
menggunakan sumber belajar yang lain yang sesuai 2. Materi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
dengan perkembangan kognitif peserta didik. untuk Kelas Rendah
Narasumber menyiasati dengan browsing di internet Materi pembelajaran yang terlalu sulit terutama
sebelum memulai pembelajaran di dalam kelas, pada teks bacaan yang terlalu panjang untuk
karena kurangnya sumber belajar belajar di SDN peserta didik di kelas rendah, sehingga guru
Duri Kepa 03. Guru melakukan browsing di internet menyiasatinya untuk peserta didik yang belum

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 71


Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

bisa membaca hanya diajarkan membaca terlebih Kasyadi, Soeparlan, dkk. (2014). Strategi Belajar
dahulu. Setelah dikaji lebih mendalam, materi Dan Pembelajaran. PT Pustaka Mandiri :
yang terdapat dalam kurikulum 2013 sudah Tangerang.
sesuai dengan tahapan kognitif peserta didik.
3. Kegiatan Pembelajaran Mulyasa, E. (2015). Pengembangan dan
Alokasi waktu pembelajaran yang kurang, Implemenatsi Kurikulum 2013. PT Remaja
sehingga guru menyiasatinya dengan menambah ROSDAKARYA : Bandung.
jam pembelajaran di mushola. Setelah ditinjau
secara mendalam, alokasi waktu yang diterapkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
di SDN Duri Kepa 03 sesuai dengan yang telah Standar Proses.
ditetapkan pemerintah yaitu 3,5 jam untuk kelas
I. Guru tersebut membuat RPP tetapi pada Qomariyah. (2014). Kesiapan Guru Dalam
kegiatan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP Menghadapi Implementasi Kurikulum 2013.
yang telah dibuat, sehingga kegiatan Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran
pembelajaran tidak maksimal. Semarang : Vol.2 No.1
4. Alokasi Waktu Pembelajaran
Guru merasa dalam kurikulum 2013 waktu Ruja, I Nyoman dan Sukamto. (2017). Survey
pembelajarannya sedikit, materi pelajarannya Permasalahan Implementasi Kurikulum
banyak, sehingga menyiasatinya dengan Nasional 2013 Mata Pelajaran Ilmu
menyesuaikan materi dengan silabus. Itu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah
terbanding terbalik dengan apa yang telah Pertama Di Jawa Timur. Jurnal Sejarah da
dirancang oleh pemerintah. Pemerintah Budaya : Vol.9 No.2
merancang kurikulum 2013 yaitu dengan
mengurangi materi pelajaran dan memperbanyak Sagita, Apri Damai dan Rusmawan. (2015). Kendala
waktu pelajaran Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi
5. Sumber Belajar Kurikulum 2013. Jurnal Cakrawala
Kurang mendalamnya materi yang dirasakan oleh Pendidika.
guru membuat guru harus menyiasatinya dengan
browsing di internet, karena kurangnya sumber Sanjaya, Wina. (2015). Kurikulum dan
belajar yang tersedia di SDN Duri Kepa 03 Pembelajaran. Kencana Prenada Media
6. Keterlambatan Buku Group : Jakarta.
Keterlambatan datangnya buku disebabkan
karena rumitnya sistem administrasi, sehingga Shofiah, Nurul. (2017). Pertimbangan Pemilihan
guru menyiasatinya dengan menggunakan buku Teks Bacaan Dalam Pengajaran Dan
KTSP yang dimana solusi atas permasalahan Pembelajaran Membaca. Jurnal
tersebut kurang sesuai. SENASBASA.

Daftar Referensi Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,


Ansyar, Mohammad. (2015). Kurikulum Hakikat, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung.
Fondasi, Desain, Dan Pengembangan.
Kencana Prenada Media Group : Jakarta. Sugiyono. (2016). Memahami penelitian kualitatif.
Alfabeta : Bandung.
Darnius, Said. (2016). Identifikasi Kesulitan Guru
Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Syafruddin Nurdin dan Adriantoni. (2016).
2013 Dengan Pendekatan Saintifik Di Kelas Kurikulum dan Pembelajaran. PT
Tinggi Gugus Mangga Kecamatan Jaya Rajagrafindo Persada : Jakarta.
Baru Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar
Vol. 2 No. 4. UU RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidkan Nasional.
Hamalik, Oemar. (2010). Kurikulum dan
Pembelajaran. PT Bumi Aksara : Jakarta. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidkan Nasional.
Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan pemikiran
pendidikan. Gaung Persada : Jakarta Winoto, Sagi. (2017). Konsep Materi Dan Konsep
Pembelajaran Teks Eksposisi Pada
Kurikulum 2013 dan KTSP. Jurnal Studi
Komparasi.

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 72


Identifikasi Masalah yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Kurikulum 2013 Revisi di SD

Yulianto, Andi, dkk. (2014). Analisis Kesiapan Guru


Dalam Mengimplementasikan Kurikulum
2013. Jurnal Cakrawala : Vol.1.

Zahro, Nur Holifatuz. (2015). Analisis Tingkat


Keterbacaan Dalam Buku Teks
Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum
2013 Tingkat SD/MI. Jurnal NOSI : Vol. 3
No. 2.

Jurnal Eduscience Volume 4 Nomor 2, Februari 2019 73

Anda mungkin juga menyukai