Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk generasi yang mampu menghadapi perubahan
dinamis dalam masyarakat global saat ini. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia, pemerintah mengimplementasikan Kurikulum 2013 sebagai solusi untuk menyesuaikan
pendekatan pembelajaran dengan tuntutan zaman. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul
permasalahan terkait pelaksanaan Kurikulum 2013 di berbagai sekolah.
Meskipun Kurikulum 2013 memiliki tujuan mulia untuk menghasilkan siswa yang lebih kreatif dan
berpikiran kritis, masih belum jelas sejauh mana tujuan ini tercapai di lapangan. Evaluasi menyeluruh
terhadap pelaksanaan kurikulum ini diperlukan untuk menentukan dampak sebenarnya terhadap
prestasi belajar dan kesiapan siswa menghadapi tantangan masa depan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di Atas maka peneliti akan mengangkat
rumusanmasalah sebagai berikut:
Pembelajaran Bahasa Arab di MIN Cempaka Putih menggunakan 3 (tiga) buku Bahasa Arab
terbitan PT. Karya Toha Putra, Penerbit Erlangga, dan terbitan Kementerian Agama RI.Dalam
pembelajaran kosakata, siswa kelas 1-3 ditargetkan menguasai 8-9 kosakata pada setiap
dars,Sedangkan untuk kelas 4-6 ditargetkan 24 kosakata untuk setiap dars. Pembelajaran
tersebut berlangsung secara berkelanjutan dengan Memberikan latihan-latihan kepada
siswa Sehingga mereka dapat mengaplikasikan kosakata tersebut dalam komunikasi lisan
dan tulisan sederhana.
M. Khalilullah, “Permainan Teka-teki Silang sebagai Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab
(Mufradat)”, Jurnal Pemikiran Islam [Online], Vol. 37, no. 1, 2012, h. 18.
Heppi Sirajuddin, “Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab pada Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren di Kaballang Kabupaten Pinrang”, Jurnal Nady al-Adab [Online], Vol. 1, No.1, 2012, h. 8-9
Dari segi Standar Kompetensi Lulusan, dapat dilihat dari banyaknya minat siswa
Yang ingin melanjutkan pendidikan pada jenjang MTs dan memilih jurusan Bahasa
Dari segi kesesuaian silabus dengan Materi buku, teknik pengolahan materi
Minat anak. Buku tersebut dinilai Memudahkan guru dan siswa dalam proses
Pembelajaran.
Moch. Lukluil Maknun, “Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Pekalongan” Jurnal Penelitian
[Online], Vol. 11, No. 1, 2014, h. 71.
Berikut
Pembelajaran Bahasa Arab di MIN Cempaka Putih terkadang berpusat Pada guru dan terkadang
Di setiap pelajaran, Kemudian siswa secara rutin ditunjuk Untuk bermuhadatsah dengan temannya.
Materi yang terdapat pada buku, Para siswa diberi keleluasaan dalam Menanyakan materi lain.
Dalam pengaplikasian ilmu yang Diajarkan, siswa sering menyapa atau Mengucapkan salam dan
sapaan
Selalu berkelompok, karena di sini setiap kelas sudah menerapkan sistem kelompok
Pada Pelajaran Qur’an Hadis seperti kosakata yang sudah dipelajari untuk Mempermudah siswa
Menggunakan Kartu, Bola, yang sering kami gunakan baik Di lapangan maupun di luar.
Membuat siswa aktif dan cepat merespon apa yang guru sampaikan karena mencoba disipllin
PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
Kebahasaaraban, 2, (2), 2015, 178-191
Dokumen Kurikulum 2013 saat ini, biasanya disusun dengan bantuan Pengawas Sekolah. Hal ini
Dilakukan saat sekolah akan melaksanakan Akreditasi semata. Kemudian, Kurikulum 2013 ini
diterapkan di berbagai kelas, namun banyak sekali hambatan dan tantangan dalam
Hal ini didukung oleh pendapat Budiwati, dkk. (2013) bahwa tantangan Keterlaksanaan
Kurikulum 2013 disebabkan oleh para pendidik belum siap dalam mengimplementasikan
Kurikulum ini.
b. Penerapan Kurikulum 2013 di Kelas
Pada umumnya, Kurikulum 2013 ini telah diterapkan di semua kelas. Namun, ada sekolah
yang baru Menerapkan Kurikulum 2013, di kelas 1 dan 4, serta kelas 2 dan 5. Sementara,
kelas 3 dan 6 baru diterapkan Tahun ini. Selain itu, pembinaan yang tidak merata dalam
penerapan Kurikulum 2013 ini menyebabkan guruguru belum menguasai esensi dan proses
Kurikulum 2013. Menurut Rouf (2015) bahwa penerapan Kurikulum 2013 untuk tahap 1 S
Di Sekolah Dasar Dimulai dari kelas 1 dan 4, tahap 2 yaitu kelas 2 dan 5, lalu tahap 3 yaitu
kelas 3 dan 6.
Buku sumber seperti buku tema untuk guru dan siswa kurang memadai. Buku sumber
terlambat datang, Ketika datang maka bukan revisi terbaru namun revisi lama, terutama
untuk buku tema kelas 3 dan 6. Selain Itu, sekolah di desa atau sekolah yang menerima
dana BOS minim, maka hanya mampu memesan buku Sedikit, akibatnya buku tidak dapat
dipinjam atau digunakan oleh siswa di rumah. Di samping itu, Bahan/materi ajar dalam buku
sumber tidak mendalam hanya sekilas membahas materi. Hal demikian, membuat guru
untuk beralih menuju buku-buku yang ada dalam kurikulum sebelumnya (KTSP) sebagai
Upaya pendalaman dan perluasan materi. Fasilitas seperti sarana dan prasarana, serta
sumber belajar Pendukung perlu dipersiapkan agar Kurikulum 2013 ini dapat terlaksana
melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersama siswanya, tanpa melihat atau
mencerminkan amanat dan landasan filosofis Kurikulum 2013 Ini. Guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kehendak sendiri, bahkan masih ada yang menerapkan Seperti
Kurikulum KTSP, yaitu secara parsial. Karena Kurikulum 2013 yang integratif, dirasa sangat
sulit Diterapkan oleh guru di kelasnya masing-masing. Budiwati, dkk. (2013) berpendapat
bahwa tantangan keterlaksanaan Kurikulum 2013 disebabkan oleh para pendidik belum siap
Pelaksanaan Kurikulum 2013 memiliki dampak bagi guru, yaitu guru dituntut untuk kreatif
dan inovatif Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun, bagi kelas tinggi akan
kebingungan karena materi yang Diajarkan perlu diperluas dan diperdalam kembali.
Sehingga guru harus mencari ke sumber belajar lainnya, Seperti penelusuran internet.
Bahkan memakai kembali buku kurikulum lama (KTSP). Dampak bagi siswa dengan
penerapan Kurikulum 2013 ini, yaitu siswa lebih ramai dan senang dalam Belajar, karena
mereka sering diberikan tugas atau proyek luar kelas. Selain itu, media yang beragam untuk
kewalahan, terutama untuk Kelas awal, yaitu kelas 1-3. Sementara, bagi siswa kelas tinggi
penerapan Kurikulum 2013 ini membuat Kebingungan, karena siswa harus mencari sumber
lain, siswa belum terbiasa mandiri dan masih bergantung Pada materi yang sudah ada di
buku. Siswa lebih senang belajar dengan menggunakan buku KTSP daripada Buku tema.
Selain itu, banyaknya aktivitas pembelajaran di kelas tinggi membuat siswa bosan dan malas
Dalam belajar.Dampak positif Kurikulum 2013 adalah siswa memiliki nalar kritis dalam
setiap pelajaran dan guru pun Dituntut untuk kreatif. Sementara, dampak negatifnya yaitu
Sebagian besar guru belum memahami bagaimana penerapan Kurikulum 2013 ini.
Penyusunan Perencanaan pembelajaran masih berupa hasil download namun telah sedikit
direvisi. Bahkan ada beberapa Sekolah yang pesan atau membeli secara langsung kepada
menggunakan klasikal sehingga pendekatan saintifik belum berjalan atau nampak. Selain
itu, penilaian yang rumit membuat guru kewalahan dan tidak mampu menuangkannya,
bahkan Tidak memahaminya. Dengan banyaknya format dari administrasi Kurikulum 2013
ini membuat guru Kewalahan, sehingga hanya mengandalkan tenaga sisa dalam
melaksanakan KBM di kelas. Pendidik Merasakan kesulitan dalam membuat RPP terutama
dalam hal penilaian yang dirasa rumit (Hamonangan dan Sudarma, 2017).
Footnote Angga1, Cucu Suryana2, Ima Nurwahidah3, Asep Herry Hernawan4, Prihantini5
,Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar,Volume 6
Nomor 4 Tahun 2022 Halaman 5877 - 5889
3. Implementasi Kurikulum 2013 di SD Babussalam
otodidak oleh guru kelas. Menurut kepala sekolah kurikulum 2013 memiliki
tujuan yang bagus seperti proses output yang lebih rinci yang mengacu
kurikulum 2013 berupa RPP satu lembar yang tidak diuraikan sedemikian
rupa namun dengan sistem penilaian yang masih sama.
yang sudah berumur. Mereka para guru mampu mengelola kelas namun
student center. Kesulitan itu disebabkan karena siswa yang terbiasa disuap
materi karena pembelajaran yang disusun itu secara integrasi sehingga tidak
penilaian pembelajaran yang disampaikan harus secara terintegrasi namun proses penilaian
dilakukan per satuan mata pelajaran.
bacaan yang disajikan pada tingkatan kelas rendah dianggap sulit dipahami
memahami makna dari teks bacaan yang disajikan dan untuk siswa
pembelajaran. Menjadi hal yang wajar apabila siswa kelas I belum bisa
persyaratan masuk SD sehingga ini menjadi tantangan baru bagi guru dan
selaku kepala sekolah ketika banyak guru yang mengeluh mengenai kesulitan mengajarkan materi
yang terintegrasi
beliau
menyarankan untuk menggunakan model pembelajaran seperti reciprocal Teaching yang langkah-
langkahnya sesuai dengan konsep implementasi
pembelajaran.
maka kurikulum harus disusun untuk bisa menjawab Tuntutan zaman yang
kurikulum harus disusun sesuai Dengan zaman dan bisa berubah tidak konstan ataupun paten.
Dalam perkembangannya Indonesia sudah melakukan Perubahan
pembelajaran karakter dan sikap harus Selalu disampaikan.Disamping itu kurikulum 2013
berdasarkan Tematik integratif yang artinya bahwa
kurikulum ini antara pelajaran Satu dengan palajaran lainnya saling terkait dan saling Mendukung.
sangat fleksibel dan memberikan ruang yang luas untuk guru. Adapun hasil
“Setuju, karena kurikulum 2013 sangat fleksibel dan Memberikan ruang yang lebih luas untuk guru
dalam Mengeksplor materi karena sifatnya yang tematik dan Terintegrasi dengan semua mata
pelajaran, namun terlalu detail Dan rumit juga terlalu banyak admnistrasinya”
Dari pemaparan Ustadz. Aziz dapat disimpulkan bahwa SD Muhammadiyah terpadu Ponorogo
setuju dan mendukung dalam Implementasi kurikulum 2013 karena materi yang ditawarkan secara
Tematik integratif bisa membuat pembelajaran saling terkait. Hal Senada juga disampaikan oleh
Ustadz Imam Saiful Bahri yang Menyetujui implementasi kurikulum 2013 dalam wawancara sebagai
Berikut:
sekolah-sekolah pemerintah”
Pemaparan lain mengungkapkan tentang bagaimana Pandangan guru SDMT tentang
kurikulum 2013 seperti yang
Diungkapkan oleh Ustadz Aziz tentang kurikulum 2013 adalah sebagai Berikut.
lebih luas dan bisa dibawa sesuai Kebutuhan. Disamping itu dalam
kurikulum 2013 mencakup penilaian Yang lebih detail sehingga semua aspek
Sebagai berikut :
”Memang kurikulum 2013 bagus dan detail, maksudnya juga Bagus tetapi kurang efektif. Jadi
begini, bahwa kurikulum 2013 Ini terlalu menekan anak. Anak seakan dipaksa untuk tahu Didepan
dan buku-bukunya pun masih belum dipegang oleh anak. Dari sisi penilaian juga merepotkan. Aspek
sikap itu Harusnya disikapi, bukan diberikan nilai dengan angka”
ditinjau dari dampak terhadap guru adalah guru Merasa keberatan dan
perangkat yang ribet dan banyak yang Harus dipersiapkan. Jika ditinjau dari
siswa, dampak yang dirasakan Adalah siswa menjadi lebih aktif mengingat
kurikulum 2013 Memposisikan siswa sebagai subjek pembelajaran namun di
lain sisi Merasa berat dengan banyaknya tugas untuk mencukupi penilaian.
5. Implementasi Kurikulum 2013 Kelas Ii Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau palas Tembilahan
Hulu,Indragiri Hilir, Riau
2013 adalah Proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan Kurikulum 2013
peserta didik untuk lebih memahami Materi, aktif dalam berdiskusi dan
berprestasi serta memiliki sopan santun dan sikap Disiplin tinggi. Konsep inti
Kurikulum 2013 adalah bahwa Proses pembelajaran Menyentuh tiga ranah,
peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan
untuk menjadi manusia yang baik (softskills) dan manusia yang memiliki
Kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
mata pelajaran. Dengan demikian, Kurikulum 2013 ini harus Tetap berjalan
Pembelajaran.
Apa yang dilakukan guru di Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Palas
dan penutup. Pada tahap pembukaan guru Dapat memotivasi anak dengan
menarik minat anak terhadap topik yang akan disampaikan Dan dilakukan
anak pada hari itu. Pada tahap inti guru dapat mengajak anak melakukan
Kegiatan pokok sesuai indikator yang akan dicapai. Pada tahap istirahat,
anak.”
Implementasi kurikulum 2013 di sekolah ini telah diterapkan Sejak tahun pelajaran 2015-2016 Mulai
dari jenjang kelas 1 sampai Kelas 6(enam). Secara Keseluruhan, penerapan kurikulum
2013 untuk siswa tunarungu di Sekolah inisudah cukup baik, hal ini Dapat dilihat pada aspek
Perencanaan, aspek pelaksanaan Dan aspek penilaian. Meskipun Dalam rentang penerapannya
Mengalami beberapa kali Modifikasi, terutama pada materi, Metode pengajaran, media
Pembelajaran dan penilaian. Selain Itu, juga didukung dengan adanya Pengembangan dan persiapan
Kurikulum yang baik, serta Mendapatkan dukungan dari Tenaga pengajar dan kepala Sekolah.
Pada aspek perencanaan Telah terlihat pada rencana Pelaksanaan pembelajaran yang Disusun oleh
guru Telah Disesuaikan dengan buku panduan Kurikulum 2013 untuk satuan Pendidikan khusus.
Perangkat Pembelajaran yang telah dibuat Oleh guru, sebelumnya ditelaah Terlebih dahulu oleh
kepala Sekolah. Kepala sekolah kemudian Memberi masukan jika perangkat Pembelajaran yang
dibuat oleh Guru ini masih ada kekurangan. Pada aspek pelaksanaan juga
Terdapat prosedur pembelajaran Scientific, yakni bertanya, Mengamati, dan menyimpulkan. Guru
juga telah menggunakan Media yang menarik bahkan jugaMenggunakan laptop dan LCD. Hal Ini
untuk mendukung apabila guru Mengunakan video interaktif Pembelajaran dalam mengajar dan
Mendukung dalam proses Mengamati. Beberapa materi yang Dirasa oleh guru terlalu tinggi
Indikatornya, maka dilakukan Modifikasi. Seperti contohnya, Pada materi mengarang, untuk Anak
tunarungu yang memiliki kosa Kata terbatas, terutama untuk Kelas rendah, maka guru perlu
Memodifikasi dengan menurunkan Indikatornya atau mengganti
Materi lain yang setara.Pada aspek penilaian, Sekolah ini menerapkan penilaian Secara berkala,
dengan meliputi 3 Aspek, yakni aspek afektif, aspek Kognitif dan aspek psikomotorik. Pada penilaian
sikap, difokuskan Pada Sikap disiplin, Bertanggungjawab, bekerja sama Dan percaya diri. Untuk
penilaian Pada aspek kognitif, menggunakan Tes lisan dan tes tertulis. Sedangkan pada penilaian
Psikomotorik, guru lebih banyak Menggunakan portofolio. Selain Itu, guru juga mempunyai catatan
Harian untuk setiap anak. Fungsi Catatan harian ini adalah untuk Memantau perkembangan atau
Progres dari siswa tunarungu. Hasil Penilaian ini kemudian dilaporkan
Dalam raport setiap semester. Raport ini melaporkan hasil Capaian belajar anak tunarungu Dalam
bentuk uraian pada setiap Kompetensi. Secara keseluruhan, Proses penilaian yang diterapkan Telah
sesuai dengan standar Penilaian kurikulum 2013 yang Bersifat autentik dan deskriptif.
Lutfi Isni Badiah,Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol.20 No.2 Tahun 2020
Kesimpulan
2013;
Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Kabupaten Garut belum terlaksana secara optimal,
seperti tercermin dari kondisi guru yang belum memahami proses penyusunan RPP, pembelajaran
saintifik,
dan evaluasi pembelajaran, serta guru-guru belum mendapatkan pengimbasan dan pembinaan atau
diklat
secara menyeluruh. Selain itu, siswa juga mengalami kebingungan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar
mengajar (KBM), serta banyak sekolah yang belum memadai dalam hal fasilitas, sumber daya
manusia, dan
sumber belajar atau alat belajar untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 ini. Sementara,
pelaksanaan
Kurikulum Merdeka telah terlaksana dengan cukup baik di tahun pertama, namun setiap Sekolah
Penggerak
ini agar dapat diaplikasikan di semua kelasnya, di tahun sekarang. Dengan demikian, berdasarkan
hasil
analisis dan perbandingan kedua kurikulum di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum
Merdeka
lebih optimal daripada Kurikulum 2013 meskipun baru satu tahun pelaksanaannya. Kurikulum 2013
masih
menyisakan berbagai permasalahan sehingga disempurnakan dengan hadirnya Kurikulum Merdeka
yang
tentunya masih perlu dilakukan pengembangan dan perbaikan agar dapat mengatasi permasalahan
pendidikan
satu
komponen
penunjang
keberhasilan
dalam
Agama Islam dari 2 jam pelajaran per minggu menjadi 3 jam pelajaran
SDMT pada mata pelajaran PAI adalah karena metode dan esensi dari
Dari penelitian yang telah peneliti lakukan di Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Palas,
terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil sebagai pedoman dalam
mengembangkan suatu lembaga pendidikan diantaranya seorang guru atau kepala sekolah harus
memiliki kesiapan dalam menghadapi pergantian kurikulum, pendalaman
implementasi kurikulum di Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Palas, ada beberapa
kendalayang memang belum bisa terselesaikan meskipun segala upaya guru telah dilakukan
kepada siswanya. Kendala tersebut yaitu kurang kreatifnya siswa dalam melakukan
pembelajaran sedangkan pada kurikulum 2013 ini siswa di tuntut untuk aktif, kreatif dan
inovatif sedangkan guru hanya memberikan fasilitas dan memberikan arahan saja, namun
pada kenyataannya siswa masih sangat tergantung oleh guru tanpa usaha guru untuk
mencerdaskan siswanya maka hasil belajar tidak akan tercapai maksimal.Kurikulum 2013
kesiapan siswa dan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 ditetapkan menjadi alat
penyelenggara pendidikan pertama kali pada tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013
menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan
untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun
inovatif serta memiliki watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan
Pada aspek
perencanaan telah
modifikasi.
tersebut.
Beberapa
kendala dalam
lebih
memperhatikan pemilihan