Anda di halaman 1dari 29

Latar belakang

Pendidikan memiliki peran krusial dalam membentuk generasi yang mampu menghadapi perubahan
dinamis dalam masyarakat global saat ini. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia, pemerintah mengimplementasikan Kurikulum 2013 sebagai solusi untuk menyesuaikan
pendekatan pembelajaran dengan tuntutan zaman. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul
permasalahan terkait pelaksanaan Kurikulum 2013 di berbagai sekolah.

Tantangan utama yang dihadapi adalah diversitas lingkungan pendidikan. Sekolah-sekolah di


perkotaan mungkin mengalami tantangan berbeda dibandingkan dengan sekolah di daerah
pedesaan. Selain itu, kemampuan dan kesiapan guru dalam mengintegrasikan pendekatan baru ini
menjadi faktor kritis dalam keberhasilan penerapan Kurikulum 2013.

Meskipun Kurikulum 2013 memiliki tujuan mulia untuk menghasilkan siswa yang lebih kreatif dan
berpikiran kritis, masih belum jelas sejauh mana tujuan ini tercapai di lapangan. Evaluasi menyeluruh
terhadap pelaksanaan kurikulum ini diperlukan untuk menentukan dampak sebenarnya terhadap
prestasi belajar dan kesiapan siswa menghadapi tantangan masa depan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di Atas maka peneliti akan mengangkat
rumusanmasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran ?

2. Bagaimana keberhasilan belajar peserta didik dengan menggunakan kurikulum 2013?


Pembahasan

Penerapan kurikulum 2013

1. Penerapan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah


Negeri (MIN) Cempaka Putih

Pembelajaran Bahasa Arab di MIN Cempaka Putih menggunakan 3 (tiga) buku Bahasa Arab
terbitan PT. Karya Toha Putra, Penerbit Erlangga, dan terbitan Kementerian Agama RI.Dalam
pembelajaran kosakata, siswa kelas 1-3 ditargetkan menguasai 8-9 kosakata pada setiap
dars,Sedangkan untuk kelas 4-6 ditargetkan 24 kosakata untuk setiap dars. Pembelajaran
tersebut berlangsung secara berkelanjutan dengan Memberikan latihan-latihan kepada
siswa Sehingga mereka dapat mengaplikasikan kosakata tersebut dalam komunikasi lisan
dan tulisan sederhana.

M. Khalilullah, “Permainan Teka-teki Silang sebagai Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab
(Mufradat)”, Jurnal Pemikiran Islam [Online], Vol. 37, no. 1, 2012, h. 18.

Dalam pembelajaran membaca, sejauh

ini siswa memahami bahan bacaan dengan


baik karena guru telah mengajarkan

kosakata sebelumnya dan siswa sudah

menghafalkan kosakata tersebut

Heppi Sirajuddin, “Analisis Metode Pembelajaran Bahasa Arab pada Madrasah Tsanawiyah Pondok
Pesantren di Kaballang Kabupaten Pinrang”, Jurnal Nady al-Adab [Online], Vol. 1, No.1, 2012, h. 8-9

Dari segi Standar Kompetensi Lulusan, dapat dilihat dari banyaknya minat siswa

Yang ingin melanjutkan pendidikan pada jenjang MTs dan memilih jurusan Bahasa

Arab seperti yang terjadi pada MTs Pamulang.

Dari segi kesesuaian silabus dengan Materi buku, teknik pengolahan materi

Menjadi tanggungjawab guru, walaupun di dalam pendahuluan buku karangan

D. Hidayat sudah tersedia teknik-teknik Pembelajarannya dalam menggunakan

Metode, dan media pembelajaran yang Bermacam-macam untuk menarik

Minat anak. Buku tersebut dinilai Memudahkan guru dan siswa dalam proses

Pembelajaran.

Moch. Lukluil Maknun, “Buku Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Pekalongan” Jurnal Penelitian
[Online], Vol. 11, No. 1, 2014, h. 71.
Berikut

Kesesuaian implementasi kurikulum

2013 di madrasah tersebut sesuai dengan

Parameter yang digunakan:

1.Kegiatan Pembelajaran berpusat pada Peserta didik.

Pembelajaran Bahasa Arab di MIN Cempaka Putih terkadang berpusat Pada guru dan terkadang

pada siswa, disesuaikan saja.

2.Kegiatan Pembelajaran bersifat Interaktif.

Di setiap pelajaran, Kemudian siswa secara rutin ditunjuk Untuk bermuhadatsah dengan temannya.

3.Kegiatan Pembelajaran menggunakan Lingkungan jejaring.

Kadang di kelas kadang di lapangan.

4.Kegiatan Pembelajaran bersifat aktifmenyelidiki.

Materi yang terdapat pada buku, Para siswa diberi keleluasaan dalam Menanyakan materi lain.

5.Kegiatan Pembelajaran menggunakan Konteks dunia nyata.

Dalam pengaplikasian ilmu yang Diajarkan, siswa sering menyapa atau Mengucapkan salam dan

sapaan

6.Kegiatan Pembelajaran bersifat pembelajran berbasis tim.

Selalu berkelompok, karena di sini setiap kelas sudah menerapkan sistem kelompok

7.Kegiatan Pembelajaran memberdayakan Kaidah keterikatan kaidah keterikatan.

Dampak spesifik dilihat pada pengucapan salam


8. Kegiatan Pembelajaran menggunakan Stimulasi ke segala penjuru.

Pada Pelajaran Qur’an Hadis seperti kosakata yang sudah dipelajari untuk Mempermudah siswa

dalam belajar Qur’an Hadis.

9.Kegiatan Pembelajaran menggunakan Alat multimedia.

Menggunakan Kartu, Bola, yang sering kami gunakan baik Di lapangan maupun di luar.

10.Kegiatan Pembelajaran bersifat Kooperatif.

Membuat siswa aktif dan cepat merespon apa yang guru sampaikan karena mencoba disipllin

Dengan apa yang telah diterapkan.

Footnote Azkia Muharom Albantani,IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PADA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
Kebahasaaraban, 2, (2), 2015, 178-191

2. Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Kabupaten Garut

a. Penyusunan Dokumen dan Penerapan Kurikulum 2013

Dokumen Kurikulum 2013 saat ini, biasanya disusun dengan bantuan Pengawas Sekolah. Hal ini

Dilakukan saat sekolah akan melaksanakan Akreditasi semata. Kemudian, Kurikulum 2013 ini

diterapkan di berbagai kelas, namun banyak sekali hambatan dan tantangan dalam

implementasinya, sehingga pelaksanaan Di lapangan tidak berjalan lancar.

Hal ini didukung oleh pendapat Budiwati, dkk. (2013) bahwa tantangan Keterlaksanaan

Kurikulum 2013 disebabkan oleh para pendidik belum siap dalam mengimplementasikan

Kurikulum ini.
b. Penerapan Kurikulum 2013 di Kelas

Pada umumnya, Kurikulum 2013 ini telah diterapkan di semua kelas. Namun, ada sekolah

yang baru Menerapkan Kurikulum 2013, di kelas 1 dan 4, serta kelas 2 dan 5. Sementara,

kelas 3 dan 6 baru diterapkan Tahun ini. Selain itu, pembinaan yang tidak merata dalam

penerapan Kurikulum 2013 ini menyebabkan guruguru belum menguasai esensi dan proses

penerapan Kurikulum 2013 di kelas/sekolahnya, terutama untuk Kelas 3 dan 6. Karena

pengimbasan atau pembinaan terhenti sebelum semua kelas memahami penerapan

Kurikulum 2013. Menurut Rouf (2015) bahwa penerapan Kurikulum 2013 untuk tahap 1 S

Di Sekolah Dasar Dimulai dari kelas 1 dan 4, tahap 2 yaitu kelas 2 dan 5, lalu tahap 3 yaitu

kelas 3 dan 6.

c. Fasilitas Buku Sumber/Bahan Ajar Kurikulum 2013

Buku sumber seperti buku tema untuk guru dan siswa kurang memadai. Buku sumber

terlambat datang, Ketika datang maka bukan revisi terbaru namun revisi lama, terutama

untuk buku tema kelas 3 dan 6. Selain Itu, sekolah di desa atau sekolah yang menerima

dana BOS minim, maka hanya mampu memesan buku Sedikit, akibatnya buku tidak dapat

dipinjam atau digunakan oleh siswa di rumah. Di samping itu, Bahan/materi ajar dalam buku

sumber tidak mendalam hanya sekilas membahas materi. Hal demikian, membuat guru

untuk beralih menuju buku-buku yang ada dalam kurikulum sebelumnya (KTSP) sebagai

Upaya pendalaman dan perluasan materi. Fasilitas seperti sarana dan prasarana, serta

sumber belajar Pendukung perlu dipersiapkan agar Kurikulum 2013 ini dapat terlaksana

(Krissandi dan Rusmawan, 2013).

d. Tantangan Penerapan Kurikulum 2013


Karena pengimbasan dan pembinaan mengenai Kurikulum 2013 ini tidak maksimal bahkan
tidak Efektif, maka banyak guru yang gagal faham atau tidak memahami bagaimana mereka

melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum ini. Akhirnya, banyak guru yang

melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersama siswanya, tanpa melihat atau

mencerminkan amanat dan landasan filosofis Kurikulum 2013 Ini. Guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kehendak sendiri, bahkan masih ada yang menerapkan Seperti

Kurikulum KTSP, yaitu secara parsial. Karena Kurikulum 2013 yang integratif, dirasa sangat
sulit Diterapkan oleh guru di kelasnya masing-masing. Budiwati, dkk. (2013) berpendapat

bahwa tantangan keterlaksanaan Kurikulum 2013 disebabkan oleh para pendidik belum siap

dalam mengimplementasikan Kurikulum ini. Selain itu, pendidik belum mendapatkan

pelatihan yang mencukupi untuk menerapkan Kurikulum ini di kelasnya.

e. Dampak Penerapan Kurikulum 2013 Bagi Guru dan Siswa

Pelaksanaan Kurikulum 2013 memiliki dampak bagi guru, yaitu guru dituntut untuk kreatif

dan inovatif Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun, bagi kelas tinggi akan

kebingungan karena materi yang Diajarkan perlu diperluas dan diperdalam kembali.

Sehingga guru harus mencari ke sumber belajar lainnya, Seperti penelusuran internet.

Bahkan memakai kembali buku kurikulum lama (KTSP). Dampak bagi siswa dengan

penerapan Kurikulum 2013 ini, yaitu siswa lebih ramai dan senang dalam Belajar, karena

mereka sering diberikan tugas atau proyek luar kelas. Selain itu, media yang beragam untuk

Mendukung pembelajaran dapat menarik minat siswa, meskipun gurunya merasa

kewalahan, terutama untuk Kelas awal, yaitu kelas 1-3. Sementara, bagi siswa kelas tinggi

penerapan Kurikulum 2013 ini membuat Kebingungan, karena siswa harus mencari sumber

lain, siswa belum terbiasa mandiri dan masih bergantung Pada materi yang sudah ada di

buku. Siswa lebih senang belajar dengan menggunakan buku KTSP daripada Buku tema.

Selain itu, banyaknya aktivitas pembelajaran di kelas tinggi membuat siswa bosan dan malas
Dalam belajar.Dampak positif Kurikulum 2013 adalah siswa memiliki nalar kritis dalam

setiap pelajaran dan guru pun Dituntut untuk kreatif. Sementara, dampak negatifnya yaitu

adanya penurunan yang diakibatkan pergantian Kurikulum (Wiyogo, 2020).

f. Administrasi Pembelajaran Kurikulum 2013

Sebagian besar guru belum memahami bagaimana penerapan Kurikulum 2013 ini.
Penyusunan Perencanaan pembelajaran masih berupa hasil download namun telah sedikit
direvisi. Bahkan ada beberapa Sekolah yang pesan atau membeli secara langsung kepada

penjual/jasa membuat RPP. Dalam penerapan pembelajaran, masih banyak yang

menggunakan klasikal sehingga pendekatan saintifik belum berjalan atau nampak. Selain

itu, penilaian yang rumit membuat guru kewalahan dan tidak mampu menuangkannya,

bahkan Tidak memahaminya. Dengan banyaknya format dari administrasi Kurikulum 2013

ini membuat guru Kewalahan, sehingga hanya mengandalkan tenaga sisa dalam

melaksanakan KBM di kelas. Pendidik Merasakan kesulitan dalam membuat RPP terutama

dalam hal penilaian yang dirasa rumit (Hamonangan dan Sudarma, 2017).

Footnote Angga1, Cucu Suryana2, Ima Nurwahidah3, Asep Herry Hernawan4, Prihantini5
,Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar,Volume 6
Nomor 4 Tahun 2022 Halaman 5877 - 5889
3. Implementasi Kurikulum 2013 di SD Babussalam

Menurut kepala sekolah dan guru di SD babussalam pelaksanaannya

kurikulum 2013 terkesan mendadak karena kurangnya persiapan dan hanya

diberi sosialisasi ataupun pelatihan untuk menunjang pelaksanaan

kurikulum 2013 dan selebihnya kurikulum 2013 ini dipelajari secara

otodidak oleh guru kelas. Menurut kepala sekolah kurikulum 2013 memiliki

tujuan yang bagus seperti proses output yang lebih rinci yang mengacu

pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik tetapi dalam pelaksanaannya

belum bisa maksimal di SD Babussalam karena Kurangnya bimbingan dalam

melaksanakan kurikulum 2013 apalagi untuk sekolah swasta. Tetapi setelah

menteri pendidikan memberikan keringanan dalam hal administrasi untuk

kurikulum 2013 berupa RPP satu lembar yang tidak diuraikan sedemikian
rupa namun dengan sistem penilaian yang masih sama.

Kurikulum direvisi disesuaikan dengan kebutuhan zaman namun dalam

menjalankannya salah satu guru di Babussalam menyenangi kurikulum yang

berlaku sebelum kurikulum 2013 karena terkesan lebih banyak terbebani

dengan banyaknya tugas bagi siswa sehingga pembentukan karakter lebih

ter kesampingkan. Karena tuntutan tema harus selesai sehingga pendidikan

karakter ter kesampingkan.

Pelaksanaan kurikulum 2013 diketahui bahwa sumber daya manusia belum

begitu menguasai mengenai proses pembelajaran terutama untuk guru

yang sudah berumur. Mereka para guru mampu mengelola kelas namun

sulit untuk melakukan variasi dalam pembelajaran di kelas yang sistemnya

student center. Kesulitan itu disebabkan karena siswa yang terbiasa disuap

materi tanpa memahami terlebih dahulu materi. Dari ungkapan siswa

mereka lebih menyenangi belajar permata pelajaran.

Menurut mereka belajar tematik membingungkan dan sulit dipahami.

Pelaksanaan kurikulum 2013 menyulitkan guru dalam menyampaikan

materi karena pembelajaran yang disusun itu secara integrasi sehingga tidak

memunculkan mata pelajaran apa yang dibahas. Juga dalam proses

penilaian pembelajaran yang disampaikan harus secara terintegrasi namun proses penilaian
dilakukan per satuan mata pelajaran.

Menurut salah satu orang tua siswa di SD Babussalam Pekanbaru teks

bacaan yang disajikan pada tingkatan kelas rendah dianggap sulit dipahami

apalagiuntuk siswa kelas I yang belum lancar membaca sehingga sulit

memahami makna dari teks bacaan yang disajikan dan untuk siswa

yang belum pandai membaca untuk kelas satu guru harus

menyelingi dengan mengajarkan membaca terlebih dahulu sehingga tidak


efektif dalam melakukan pemaham dalam teks bacaan pada proses

pembelajaran. Menjadi hal yang wajar apabila siswa kelas I belum bisa

membaca karena untuk masuk sekolahmembaca bukan termasuk

persyaratan masuk SD sehingga ini menjadi tantangan baru bagi guru dan

orang tua agar siswa dan anaknya tidak tertinggal pelajaran.

Dalam mengatasi kesulitan penerapan kurikulum 2013 guru menerpkan

beberapa model/strategi pembelajaran yang sesuai agar tujuan

pembelajaran tercapai. Seperti yang disampaikan oleh ibu Yanti Elvina

selaku kepala sekolah ketika banyak guru yang mengeluh mengenai kesulitan mengajarkan materi
yang terintegrasi

beliau

menyarankan untuk menggunakan model pembelajaran seperti reciprocal Teaching yang langkah-
langkahnya sesuai dengan konsep implementasi

kurikulum 2013. Namun dalam memilih model

pembelajaran harus memperhatikan sifat dari materi yang

akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang

akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat

kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap

model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap

(sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan

guru Penerapan model pembelajaran ini dapat membantu

guru dalam menyampaikan informasi pembelajaran agar

tujuan pembelajaran pada kurikulum 2013 tercapai.

Menurut salah satu guru di SD Babussalam

diperlukan pelatihan Teknologi Informasi karena masih

banyak guru yang awam mengenai Teknologi Informasi

sehingga mereka tidak sanggup mengerjakan tugas-tugas

guru seperti Raport ataupun media pembelajaran. Padahal

sebenarnya dengan memanfaatkan Teknologi Informasi

semua menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan adanya

pelatihan teknologi informasi maka mereka akan mudah

dalam menyiapkan perlengkapan administrasi dan


menyiapkan pembelajaran untuk pencapaian tujuan

pembelajaran.

Dalam teknologi dan Informasi tercakup dua aspek

sekaligus yaitu teknologi informasi dan teknologi

komunikasi. Teknologi informasi membahas mengenai

alat bantu dan manipulasi dalam penyampaian informasi.

Sedangkan Teknologi komunikasi adalah alat bantu yang

digunakan untuk mentransfer data dari satu perangkat ke

perangkat lain. Teknologi informasi dan komunikasi

adalah penggunaan alat berbasis elektronik seperti

komputer untuk menyimpan atau menganalisis serta

mentransfer data termasuk kata gambar atau bilangan

(Nasrulloh & Ismail, 2018).

Footnote Winda Fajar Qomariah,Rian Vebrianto,Abu Anwar,IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA


JENJANG SEKOLAH DASAR,Jurnal Pendidikan. Volume 6 Nomor 2 Tahun 2021, hal 82-86

4. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD


Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

Dalam melakukan pembelajaran setiap hari tentunya setiap Sekolah

mempunyai konsep dan cara masing-masing, namun perlu Adanya

kurikulum yang mewadahi semua tujuan tersebut sebagai Acuan agar

kegiatan pembelajaran menjadi satu arah dan linier.

Keberadaan kurikulum tidak akan bisa dilepaskan dari kegiatan belajar

mengajar di manapun berada, karena pentingnya keberadaan Kurikulum

maka kurikulum harus disusun untuk bisa menjawab Tuntutan zaman yang

terus berkembang dengan semua kemajuankemajuan yang ditawarkan baik

dalam bidang teknologi, kesehatan Bahkan dalam pendidikan sehingga

kurikulum harus disusun sesuai Dengan zaman dan bisa berubah tidak konstan ataupun paten.
Dalam perkembangannya Indonesia sudah melakukan Perubahan

kurikulum beberapa kali dan yang diterapkan terakhir Adalah tentang

kurikulum 2013.Kurikulum ini menawarkan bahwa Pendidikan karakter dan

pendidikan sikap menjadi fokus dalam Pendidikan sehingga dalam

pembelajaran karakter dan sikap harus Selalu disampaikan.Disamping itu kurikulum 2013
berdasarkan Tematik integratif yang artinya bahwa

kurikulum ini antara pelajaran Satu dengan palajaran lainnya saling terkait dan saling Mendukung.

Seperti diungkapkan oleh Ustadz.Aziz bahwa kurikulum 2013 ini

sangat fleksibel dan memberikan ruang yang luas untuk guru. Adapun hasil

wawancaranya adalah sebagai berikut:

“Setuju, karena kurikulum 2013 sangat fleksibel dan Memberikan ruang yang lebih luas untuk guru
dalam Mengeksplor materi karena sifatnya yang tematik dan Terintegrasi dengan semua mata
pelajaran, namun terlalu detail Dan rumit juga terlalu banyak admnistrasinya”

Dari pemaparan Ustadz. Aziz dapat disimpulkan bahwa SD Muhammadiyah terpadu Ponorogo
setuju dan mendukung dalam Implementasi kurikulum 2013 karena materi yang ditawarkan secara
Tematik integratif bisa membuat pembelajaran saling terkait. Hal Senada juga disampaikan oleh
Ustadz Imam Saiful Bahri yang Menyetujui implementasi kurikulum 2013 dalam wawancara sebagai
Berikut:

“Setuju, lebih fleksibel dan lebih bisa integrasi. Tetapi kalo

saya punya usul bahwa kurikulum 2013 telalu detail dan

terkesan ribet dengan berbagai macam jenis administrasinya.

Kurikulum 2013 terlalu menekan dan menjerat sekolah karena

dari pusat sudah dipatenkan KI-nya sehingga tidak

memberikan keleluasaan sekolah untuk bereksplorasi sesuai

kebutuhan sekolah akibatnya sekolah tidak bisa memberikan

image baru kepada masyarakat. SDMT bukan sekolah negeri

jadi kita harus mampu beinovasi guna bersaing dengan

sekolah-sekolah pemerintah”
Pemaparan lain mengungkapkan tentang bagaimana Pandangan guru SDMT tentang
kurikulum 2013 seperti yang

Diungkapkan oleh Ustadz Aziz tentang kurikulum 2013 adalah sebagai Berikut.

“Maksudnya bagus, kurikulum yang terintegrasi dengan semua

mata pelajaran. Penilaiannyapun mencakup berbagai aspek

baik dari keilmuan, akhlak, sikap semua bisa terangkum.”

Dari pemaparan ustadz Aziz dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013

mempunyai maksud dan tujuan yang baik dengan Terintegrasikannya

semua mata pelajaran sehingga guru dalam Eksplorasi materi pembelajaran

lebih luas dan bisa dibawa sesuai Kebutuhan. Disamping itu dalam

kurikulum 2013 mencakup penilaian Yang lebih detail sehingga semua aspek

bisa terangkum dalam Penilaian.

Pemaparan lain dari ustadz Imam Saiful Bahri adalah

Sebagai berikut :

”Memang kurikulum 2013 bagus dan detail, maksudnya juga Bagus tetapi kurang efektif. Jadi
begini, bahwa kurikulum 2013 Ini terlalu menekan anak. Anak seakan dipaksa untuk tahu Didepan
dan buku-bukunya pun masih belum dipegang oleh anak. Dari sisi penilaian juga merepotkan. Aspek
sikap itu Harusnya disikapi, bukan diberikan nilai dengan angka”

Berdasarkan semua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

implementasi Kurikulum 2013 tidak berdampak signifikan pada

pembelajaran di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo hanya Penambahan

jam pelajaran yang bertambah menjadi tiga jam pelajaran Dalam

seminggunya justru menguntungkan mengingat SDMT adalah Sekolah yang

mengunggulkan pembinaan budi pekerti dan Agama Islam. Namun jika

ditinjau dari dampak terhadap guru adalah guru Merasa keberatan dan

merasa terbebani dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan jumlah

perangkat yang ribet dan banyak yang Harus dipersiapkan. Jika ditinjau dari

siswa, dampak yang dirasakan Adalah siswa menjadi lebih aktif mengingat
kurikulum 2013 Memposisikan siswa sebagai subjek pembelajaran namun di

lain sisi Merasa berat dengan banyaknya tugas untuk mencukupi penilaian.

Footnote Nuraini,IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH TERPADU PONOROGO IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH TERPADU
PONOROGO,ISTAWA: Jurnal Pendidikan Islam, hal 59

5. Implementasi Kurikulum 2013 Kelas Ii Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau palas Tembilahan
Hulu,Indragiri Hilir, Riau

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide konsep,

kebijakan,atau inovasi Dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan

dampak, baik perubahan pengetahuan, Trampilan maupun nilai dan sikap

(Ari & Pekawinan, 2015) Kurikulum 2013 dalam Permendikbud nomor 70

tahun 2013 dijelaskan sebagai kurikulum yang mengutamakan Pada

pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter yag menuntut siswa untuk

memahami Materi, aktif dalam berdiskusi dan berprestasi serta memiliki

sopan santun dan sikap Disiplin tinggi.

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa implementasi Kurikulum

2013 adalah Proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan Kurikulum 2013

dalam aktivitas Pembelajaran, dimana pembelajarannya mengarahkan

peserta didik untuk lebih memahami Materi, aktif dalam berdiskusi dan

berprestasi serta memiliki sopan santun dan sikap Disiplin tinggi. Konsep inti
Kurikulum 2013 adalah bahwa Proses pembelajaran Menyentuh tiga ranah,

yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan hasil belajar Melahirkan

peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan

Sikap, keterampilan, danpengetahuan yang terintegrasi.

Ranah keterampilan menggamit Transformasi substansi atau materi

ajaran peserta didik“tahubagaimana”. Ranah Pengetahuan menggamit

transformasi substansi atau materi ajaragar peserta Didik“tahuapa.”Dimana

hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara Kemampuan

untuk menjadi manusia yang baik (softskills) dan manusia yang memiliki

Kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari

peserta didik yang Meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan,dan keterampilan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, Yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientificappoach) dalam Pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, (Observing)menanya (Questioning), menalar (Associating),

mencoba (Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua

mata pelajaran. Dengan demikian, Kurikulum 2013 ini harus Tetap berjalan

karena lebih memudahkan guru dan peserta didik dalam pelaksanaan

Pembelajaran.

Aktivitas terbanyak adalah pada peserta didik, guru sebagai inspirator,

Motivator dan fasilitator dalam membimbing siswa. Pelaksanaan

pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri011 Pulau Palas

Sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dimana guru melakukan

pembelajaran secara rinci dari pendahuluan hingga penutup.

Apa yang dilakukan guru di Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Palas

dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 sudah sesuai dengan

Pendapat Denny Setiawan yang menjelaskan bahwa tahap pelaksanaan

pembelajaran Sebagai berikut: “Tahap pelaksanaan pembelajaran in dibagi

menjadi emapat kegiatan, Yaitu tahappembukaan, kegiatan inti, istirahat,

dan penutup. Pada tahap pembukaan guru Dapat memotivasi anak dengan

menarik minat anak terhadap topik yang akan disampaikan Dan dilakukan
anak pada hari itu. Pada tahap inti guru dapat mengajak anak melakukan

Kegiatan pokok sesuai indikator yang akan dicapai. Pada tahap istirahat,

seorang guru harus Memposisikan dirinya sebagai teman sekaligus

pengawas pada saat anak beristirahat. Terakhir adalah tahap kegiatan

penutup, pada tahap ini guru aktivitas menyimpulkan Kegiatan bersama

anak.”

Gustina Rahmi1* M. Rosnadi2 Darnawati3.implementasi Kurikulum 2013 Kelas Ii Sekolah Dasar


Negeri 011 Pulau palas Tembilahan Hulu,Indragiri Hilir, Riau,JAMPI, Juni 2023, Vol.01, No.01

6. Implementasi Kurikulum 2013 di SDLB-B Karya Mulia II Surabaya.

Implementasi kurikulum 2013 di sekolah ini telah diterapkan Sejak tahun pelajaran 2015-2016 Mulai
dari jenjang kelas 1 sampai Kelas 6(enam). Secara Keseluruhan, penerapan kurikulum

2013 untuk siswa tunarungu di Sekolah inisudah cukup baik, hal ini Dapat dilihat pada aspek
Perencanaan, aspek pelaksanaan Dan aspek penilaian. Meskipun Dalam rentang penerapannya
Mengalami beberapa kali Modifikasi, terutama pada materi, Metode pengajaran, media
Pembelajaran dan penilaian. Selain Itu, juga didukung dengan adanya Pengembangan dan persiapan
Kurikulum yang baik, serta Mendapatkan dukungan dari Tenaga pengajar dan kepala Sekolah.

Pada aspek perencanaan Telah terlihat pada rencana Pelaksanaan pembelajaran yang Disusun oleh
guru Telah Disesuaikan dengan buku panduan Kurikulum 2013 untuk satuan Pendidikan khusus.
Perangkat Pembelajaran yang telah dibuat Oleh guru, sebelumnya ditelaah Terlebih dahulu oleh
kepala Sekolah. Kepala sekolah kemudian Memberi masukan jika perangkat Pembelajaran yang
dibuat oleh Guru ini masih ada kekurangan. Pada aspek pelaksanaan juga

Terdapat prosedur pembelajaran Scientific, yakni bertanya, Mengamati, dan menyimpulkan. Guru
juga telah menggunakan Media yang menarik bahkan jugaMenggunakan laptop dan LCD. Hal Ini
untuk mendukung apabila guru Mengunakan video interaktif Pembelajaran dalam mengajar dan

Mendukung dalam proses Mengamati. Beberapa materi yang Dirasa oleh guru terlalu tinggi
Indikatornya, maka dilakukan Modifikasi. Seperti contohnya, Pada materi mengarang, untuk Anak
tunarungu yang memiliki kosa Kata terbatas, terutama untuk Kelas rendah, maka guru perlu
Memodifikasi dengan menurunkan Indikatornya atau mengganti

Materi lain yang setara.Pada aspek penilaian, Sekolah ini menerapkan penilaian Secara berkala,
dengan meliputi 3 Aspek, yakni aspek afektif, aspek Kognitif dan aspek psikomotorik. Pada penilaian
sikap, difokuskan Pada Sikap disiplin, Bertanggungjawab, bekerja sama Dan percaya diri. Untuk
penilaian Pada aspek kognitif, menggunakan Tes lisan dan tes tertulis. Sedangkan pada penilaian
Psikomotorik, guru lebih banyak Menggunakan portofolio. Selain Itu, guru juga mempunyai catatan

Harian untuk setiap anak. Fungsi Catatan harian ini adalah untuk Memantau perkembangan atau
Progres dari siswa tunarungu. Hasil Penilaian ini kemudian dilaporkan

Dalam raport setiap semester. Raport ini melaporkan hasil Capaian belajar anak tunarungu Dalam
bentuk uraian pada setiap Kompetensi. Secara keseluruhan, Proses penilaian yang diterapkan Telah
sesuai dengan standar Penilaian kurikulum 2013 yang Bersifat autentik dan deskriptif.

Lutfi Isni Badiah,Didaktis: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Vol.20 No.2 Tahun 2020
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap

implementasi kurikulum 2013, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi Kurikulum 2013 di MIN

Cempaka Putih dan MI Pembangunan

UIN Jakarta terutama pada pembelajaran

bahasa Arab sebagian besar sudah

terlaksana sesuai dengan kriteria

parameter implementasi kurikulum

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data

yang didapat melalui observasi dan

wawancara. Kurikulum 2013 perlu

disosialisasikan secara utuh, yang

meliputi; a) pengembangan silabus;

b) pengembangan sistem pengujian

berbasis kelas; c) pengintegrasian life

skill ke dalam silabus; dan d) modifikasi


model pembelajaran;

2. Pengembangan Kurikulum 2013 di MIN

Cempaka Putih dan MI Pembangunan

UIN Jakarta terutama pada pembelajaran

bahasa Arab sudah terlaksana dengan

baik, karena guru sudah terlibat secara

penuh dalam pengembangan silabus

dan pembelajaran. Hal ini terlihat dari

kelebihan guru dalam mengembangkan

pengalaman belajar ke dalam aktivitas

belajar. Oleh karena itu, sekolah/

madrasah perlu melengkapi pedoman

–pedoman pelaksanaan Kurikulum

2013;

3. Peran guru dalam pembelajaran

masih dominan, sehingga aktivitas

belajar masih terfokus pada apa yang

diinstruksikan guru (teacher centered).

Adapun pembinaan dan pelatihan serta


monitoring implementasi Kurikulum

2013 perlu dilakukan secara kontinyu.

Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Kabupaten Garut belum terlaksana secara optimal,

seperti tercermin dari kondisi guru yang belum memahami proses penyusunan RPP, pembelajaran
saintifik,

dan evaluasi pembelajaran, serta guru-guru belum mendapatkan pengimbasan dan pembinaan atau
diklat

secara menyeluruh. Selain itu, siswa juga mengalami kebingungan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar

mengajar (KBM), serta banyak sekolah yang belum memadai dalam hal fasilitas, sumber daya
manusia, dan

sumber belajar atau alat belajar untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 ini. Sementara,
pelaksanaan

Kurikulum Merdeka telah terlaksana dengan cukup baik di tahun pertama, namun setiap Sekolah
Penggerak

memiliki tugas bagaimana mengembangkan dalam menyusun dan mengimplementasikan Kurikulum


Merdeka

ini agar dapat diaplikasikan di semua kelasnya, di tahun sekarang. Dengan demikian, berdasarkan
hasil

analisis dan perbandingan kedua kurikulum di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi Kurikulum
Merdeka

lebih optimal daripada Kurikulum 2013 meskipun baru satu tahun pelaksanaannya. Kurikulum 2013
masih
menyisakan berbagai permasalahan sehingga disempurnakan dengan hadirnya Kurikulum Merdeka
yang

tentunya masih perlu dilakukan pengembangan dan perbaikan agar dapat mengatasi permasalahan
pendidikan

saat ini yang belum berhasil diatasi oleh Kurikulum 2013.

Kurikulum adalah seperangkat pembelajaran

yang dirancang untuk mencapai tujuan dalam pendidikan

yang berisi bahan pelajaran dan juga cara yang digunakan

dalam proses pembelajaran Kurikulum merupakan salah

satu

komponen

penunjang

keberhasilan

dalam

pendidikan. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah

kurikulum 2013. Implementasi kurikulum 2013 dalam

dunia pendidikan masih mengalami beberapa masalah

baik dari guru, siswa maupun komplain dari orang tua

seperti kendala penyediaan sarana dan prasarana, guru


yang belum maksimal dalam melaksanakan kurikulum,

Serta siswa yang belum terbiasa belajar secara mandiri

serta guru yang gaptek.

Secara umum SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo telah

mengimplementasikan pendekatan kurikulum 2013 pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam akan tetapi mengalami kesulitan

dalam administrasinya. SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang diterapkan

pada kurikulum 2013 yaitu dengan menggunakan standar : (1)

Mengamati (2) Menanya (3) Mengumpulkan (4)

Menalar/mengasosiasi (5) Mengkomunikasikan. Pendekatan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan adalah

pembelajaran berbasis pengalaman langsung langsung dengan

melakukan dan merasakan proses dari materi yang diajarkan.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam menerapkan pembelajaran

tematik integratif dengan melakukan integrasi materi Pendidikan

Agama Islam terhadap materi pelajaran lain dengan menyesuaikan


tema. Sistem Penilaian yang diterapkan SD Muhammadiyah Terpadu

belum menggunakan penilaian autentik seperti pada kurikulum 2013,

namun masih menggunakan penilaian berbasis kurikulum KTSP.

Implementasi kurikulum 2013 terhadap pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

tidak berdampak signifikan karena sebelumnya SD Muhammadiyah

Terpadu telah menerapkan pembelajaran yang mengarah pada

kurikulum 2013 sehingga tidak terdapat kesulitan dalam

mengimplementasikannya. Perubahan jam pelajaran Pendidikan

Agama Islam dari 2 jam pelajaran per minggu menjadi 3 jam pelajaran

per minggu, menjadi keuntungan SD Muhammadiyah Terpadu karena

basis sekolah yang lebih fokus kepada pendidikan Agama Islam.

Faktor pendukung dari implementasi kurikulum 2013 di

SDMT pada mata pelajaran PAI adalah karena metode dan esensi dari

kurikulum 2013 sepaham dengan kebutuhan pembelajaran di SDMT.

Disamping itu jam pelajaran yang bertambah perminggunya menjadi

lebih menguntungkan bagi SDMT. Ditinjau dari fasilitas terdapat hal

yang mendukung dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu

keberadaan internet sebagai lahan belajar siswa dalam mencari bahan


belajarnya sehingga siswa bisa mandiri dalam belajar dengan

menggunakan internet.Ditinjau dari faktor penghambat dalam

implementasi kurikulum 2013 di SDMT adalah terkait perangkat yang

ribet dan banyak sehingga menjadikan guru keberatan dan

membebani.Disamping itu buku-buku yang belum diterima menjadi

salah satu penghambat dari implementasi kurikulum 2013 SD

Muhammadiyah Terpadu Ponorogo.

Dari penelitian yang telah peneliti lakukan di Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Palas,

terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil sebagai pedoman dalam

mengembangkan suatu lembaga pendidikan diantaranya seorang guru atau kepala sekolah harus
memiliki kesiapan dalam menghadapi pergantian kurikulum, pendalaman

implementasi kurikulum di Sekolah Dasar Negeri 011 Pulau Palas, ada beberapa

kendalayang memang belum bisa terselesaikan meskipun segala upaya guru telah dilakukan

kepada siswanya. Kendala tersebut yaitu kurang kreatifnya siswa dalam melakukan

pembelajaran sedangkan pada kurikulum 2013 ini siswa di tuntut untuk aktif, kreatif dan

inovatif sedangkan guru hanya memberikan fasilitas dan memberikan arahan saja, namun

pada kenyataannya siswa masih sangat tergantung oleh guru tanpa usaha guru untuk

mencerdaskan siswanya maka hasil belajar tidak akan tercapai maksimal.Kurikulum 2013

adalah kurikulum berbasis kompetensi, pengembangan kurikulum 2013 diarahkan pada


pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kelulusan (SKL). Penyusunan

Kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan

kesiapan siswa dan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 ditetapkan menjadi alat

penyelenggara pendidikan pertama kali pada tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013

menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan

berkarakter. Dengan kreativitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif

untuk menjawab tantangan masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun

demikian, keberhasilan kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif,kreatif,

inovatif serta memiliki watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan

oleh berbagai faktor (Kunci sukses).

Secara keseluruhan, penerapan

kurikulum 2013 di SDLB-B Karya Mulia

II Surabaya sudah cukup baik. Dalam rentang penerapannya mengalami

beberapa kali modifikasi, terumata

pada materi, metode pengajaran,

media pembelajaran dan penilaian.

Pada aspek
perencanaan telah

terlihat pada RPP yang disusun oleh

guru. Adapun penyusunannya telah

sesuai dengan prosedur pada buku

panduan kurikulum 2013 untuk

satuan pendidikan khusus. Pada aspek

pelaksanaan juga terdapat prosedur

pembelajaran scientific, yakni

bertanya, mengamati, dan

menyimpulkan. Beberapa materi yang

dirasa oleh guru terlalu tinggi

indikatornya, maka dilakukan

modifikasi.

Pada aspek penilaian di SDLB-B

Karya Mulia II Surabaya ini meliputi

sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Sekolah ini dalam

menerapkan kurikulum 2013 untuk

anak didiknya menitikberatkan pada


program khusus (progsus) untuk siswa

tunarungu yaitu program bina bicara,

BKPBI, keterampilan dan

kewirausahaan. Hal ini bertujuan agar

siswa tunarungu dapat hidup mandiri

selepas dari sekolah

tersebut.

Beberapa

kendala dalam

implementasi kurikulum 2013 untuk

siswa tunarungu di sekolah ini

diantaranya adalah masih kurangnya

ketersediaan sarana prasarana dan

media, serta bermacam-macamnya

tingkat kemampuan siswa tunarungu

di dalam kelas sehingga guru harus

lebih

memperhatikan pemilihan

media, metode, dan strategi


pembelajaran untuk siswa tunarungu.

Anda mungkin juga menyukai