Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam penerapan Kurikulum 2013 tidak semudah yang dibayangkan,

terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi pihak sekolah maupun guru

membuat ia sukar untuk diterapkan, tidak terkecuali di sekolah MIN 18 HSU desa

Palimbang Sari Kecamatan Haur Gading, berbagai macam kesukaran yang

dihadapi guru memicu penerapannya terhambat, adapun kesukaran yang dihadapi

setiap guru berbeda-beda, dan penyebab kesukaran dalam penerapannya juga

beragam, diantaranya:

1. guru merasa kesulitan menyusun dan mengembangkan RPP,

mengembangkan indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar; guru

tidak memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran,

guru kesulitan mengimplementasikan pembelajaran konstruktifistik;

guru merasa kesulitan dalam menentukan media pembelajaran

terutama yang berbasis informasi teknologi (laptop dan LCD), guru

merasa kesulitan dalam pembagian waktu untuk remidi

2. Faktor penyebab guru merasa sukar dalam menerapkan Kurikulum

2013 adalah permasalahan yang ditemui guru dalam menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam

memahami tujuan kurikulum 2013. Lebih dari 40% guru di MIN 18

HSU merasa kurang paham terkait hal itu. Lebih lanjut dari hasil
penelitian mengungkapkan bahwa penyebabnya karena berbagai hal

yakni, kurang aktifnya guru dalam mencari informasi/referensi terkait

kurikulum 2013, kurangnya pelatihan atau workshop yang diikuti,

sehingga pemahaman dalam implementasi kurikulum 2013 masih

kurang. Tidak sedikit guru yang menggunakan rencana pelaksanaan

pembelajaran hasil karya guru lain baik yang diperoleh dari internet

maupun yang diperoleh dari rekan guru sebidang, sehingga

menyebabkan guru terbiasa dengan hasil instan tanpa berusaha secara

mandiri membuatnya. Masalah lain menjadi penyebab kesukaran

kurikulum 2013 yang cukup krusial adalah kurangnya pelatihan untuk

merubah pendekatan guru dalam pembelajaran dari pendekatan

tradisional menjadi pendekatan scientific, karena membutuhkan waktu

bertahun-tahun untuk belajar dan membiasakan diri, penerapan

pendekatan scientific dalam kurikulum 2013 belum sepenuhnya

dipahami dan dapat diterapkan dengan tepat oleh guru. Penyebab

lainnya adalah kesukaran dalam menalar dan mengkomunikasikan.

Guru cenderung tidak mendorong siswa untuk berusaha menemukan

sendiri pengetahuan baru dari apa yang dipelajari. Selain itu siswa

belum terbiasa dalam kegiatan mengkomunikasikan, sehingga

kegaiatan tersebut tidak berjalan lancar.


B. Saran

Adapun saran yang ingin disampiakan oleh peniliti adalah:

1. Untuk Sekolah

a. Sekolah harus selalu siap untuk mendukung penuh dalam upaya

pengembangan Kurikulum 2013, dengan memfasilitasi tenaga

pendidiknya agar bisa berkontribusi dalam penerapan Kurikulum

2013 tersebut, sehigga tujuan dari Kurikulum 2013 yang

menginginkan pendidikan di Indonesia bisa setara dengan negara

maju lainnya dan diakui dunia dapat tercapai.

b. Sekolah juga diharapkan bisa melengkapi sarana prasarananya agar

mampu menunjang pembelajaran.

c. Sekolah, komite sekolah, dan unsur-unsur lain yang terlibat agar bisa

memberikan solusi, sehingga kendala yang menimbulkan kesukaran

penerapan Kurikulum 2013 bisa diminimalisir.

2. Untuk Guru ( Wali Kelas)

a. Hendaknya tidak beberapa guru saja yang ikut seminar-seminar

online guna meningkatkan mutu dari kualifikasi guru. Setidaknya

harus ada kesadaran dari seluruh guru untuk lebih banyak belajar

terhadap komponen Kurikulum 2013, seperti pengunana media

elektronik, membuat media sederhana, dan pengunaan metode yang

beragam, agar kemapuan semua guru merata dalam menerapkan

pembelajaran Kurikulum 2013.


b. Guru harus lebih ekstra dalam mempelajari komponen Kurikulum

2013, agar guru tidak kewalahan saat praktek mengajar.

c. Setidaknya guru harus belajar membuat RPP secara mandiri, untuk

memudahkannya dalam praktek belajar-mengajar.

d. Meskipun Kurikulum 2013 mengedepankan student center, guru

harus tetap menjadi pengendali kelas, dengan lebih mendalami

pemahaman terhadap pengelolaan kelas, maka guru akan lebih

mudah mengajar peserta didik untuk membaur dalam proses belajar-

mengajar, tanpa harus merasa canggung atau malu baik dalam

bertanya maupun menyanggah.

Anda mungkin juga menyukai