Anda di halaman 1dari 2

Argumen (kontra) : Saya wilson akan menyanggah pendapat dari nita.

Karena menurut saya


kurikulum 2013 tidak menguntungkan bagi guru maupun murid. Bagi guru kerugian dari
kurikulum 2013 adalah guru banyak salah kaprah karena beranggapan dengan kurikulum 2013
guri tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,padahal masih banyak mata pelajaran
yang harus tetap ada penjekasan dari guru.Kurangnya pemahaman guru dengan konsep
pendidikan scientific. Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP.Juga tidak ada
keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN
masih menjadi faktor penghambat. Bagi murid kelemahanbdari kurikulum 2013 adalah beban
belajar siswa terlalu berat sehingga waktu belajar di sekolah menjadi sangat lama,tingkat
keaktifan siswa juga menjadi tidak merata.Juga terlalu banyak materi yang harus dikuasai
sehingga tidak setiap materi bisa disampaikan dengan baik.Belum lagi persoalan guru yang
kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia mampu dan citra sekolah juga akan
menurun jika tidak berhasil atau gagal menjalankan kurikulum 2013.Kami juga tak setuju jika
kurikulum 2013 dijalankan karena penguasaan tekhnologi dan imformasi untuk pembelajaran
masih terbatas. Banyaknya waktu di sekolah juga membuat para siswa kekurangan waktu
berkumpul dengan keluarga,juga ada yang namanya moving class. Moving class juga merugikan
karena bagi murid,selain membuang tenaga juga meeugikan bagi siswa yang barangnya
tertinggal atau hilang di dalam kelas. Kita jadi bingung untuk mencari dimana barang yang
hilang.Jadi saya lebih setuju jika kurikulum 2006 atau KTSP dijalankan daripada mengunakan
kurikulum 2013.

Argumen (kontra) : saya tidak setuju, karena kurikulum 2013 dianggap bukan solusi terbaik
untuk mengatasi masalah pedidikan di negeri ini. sebab, kurikulum bukan satu satunya kunci
mengatasi masalah pendidikan. penerapan kurikulum 2013 dinilai tidak akan berpengaruh pada
peningkatan mutu pendidikan di beberapa daerah dari Sabang sampai Merauke,
Apalagi secara substansial, di dalam kurikulum 2013 ada poin yang meniadakan mata pelajaran
muatan lokal atau biasa disebut mulok, yang bisa berdampak terhapusnya pelajaran daerah di
Indonesia.
Karenanya, banyak pihak berharap kepada pemerintah agar tidak hanya berpikir tentang
kurikulum baru, tetapi juga mau lebih memperhatikan peningkatan mutu guru sebagai pemegang
kunci suskse pendidikan. Sebab, survei sering membuktikan bahwa adanya kurikulum tertulis
seringkali gagap menghadapi realita dan akhirnya seringkali yang berlaku di sekolah hingga
dunia kampus adalah kurikulum yang tidak tertulis. Belum lagi persoalan guru yang kurang
berdedikasi terhadap mata pelajaran yang ia hadapi dan juga akan menurunkan kualitas mengajar
bagi guru untuk murid muridnya.
Metode pembelajaran kurtilas yang sudah ada ini adalah metode yang salah, mengapa? Karena
akan menambah bebab siswa siswi disekolah, belum lagi siswa siswi mengikuti kegiatan di luar
sekolah maupun di dalan sekolah. Bagaimana nasib siswa siswi yang mengikuti ekstrakulikuler
di sekolahnya? Tentu ia akan tidak bisa pulang lebih awal.
Argumen (Kontra) : aya akan menyanggah pendapat dari tim pro. Kami tidak setuju jika
diadakannya kurikulum 2013 karena memberatkan siswa, karena jam pelajaran ditanbah padahal
siswa mempunyai batas maksimal waktu konsentrasi dalam belajar. Kami tidak setuju jika
diadakannya kurikulum 2013 karena ketidaksiapan guru, karena terkesan mendadak. Bahwa guru
membutuhkan waktu yang lama untung persiapan mengajar. Kami tidak setuju jika diadakannya
kurikulum 2013 karena terlalu monoton, dalam kurikukum 2013(kurtilas) guru tidak lagi
diwajibkan untuk membuat silabus atau bahan aja r. Itu berbeda dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya diterapkan.
Kemudian masalah yang cukup di signifikan dan berdampak pada anak didik pada tahun
sebelumnya adalah banyak bermunculannya Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan konten tidak
sesuai. Hal ini disebabkan kemampuan guru dalam membuat soal latihan untuk murid kadang
terbatas sehingga penggunaan Lks dijadikan pilihan.
Metode pembelajaran pada kurikulum yang mengandalkan observasi ini sebenarnya sudah
diterapkan di sekolah internasional yang ada di Indonesia. Tapi kenyataannya di Indonesia
kebanyakan adalah sekolah biasa bukan seperti sekolah internasional yang memiliki fasilitas
yang lengkap. Selain itu guru-gurunya, kesejahteraannya masih bermasalah, kualitasnya juga
beragam. Didaerah ibukota seperti Jakarta mungkin masih bisa untuk menerapkan kurikulum ini,
namun bagaimana dengan sekolah yang berada di daerah pelosok? Anak-anak berangkat sekolah
saja susah, fasilitasnya seadanya, dan jumlah gurunya yang kurang memadai.Ternyata hal
dampak dari penggantian kurikulum ini tidak hanya dirasakan oleh pakar pendidikan namun
guru-guru dipelosok daerah di Indonesia juga merasakan dampaknya ini.
Mungkin, kebijakan ini dibuat untuk perbakalan siswa maupun siswi di masa depan nanti yang
dapat meneruskan perjuangan para pendahulunya.Sehingga Sumber Daya Manusia akan
meningkat tajam. Tapi, apakah pelajaran Bahasa Inggris untuk SD harus dihapuskan? Padahal
menurut penulis seharusnya pelajaran yang berbasis internasional itu harus ditanamkan sejak
anak menginjak bangku Sekolah Dasar. Pemerintah juga harus pintar mengatur agar Bahasa
Indonesia juga tidak tertimpa dengan Bahasa Asing yang dipelajari oleh siswa maupun siswi.
Solusi terbaik bangsa ini adalah menolak dengan tegas kurikulum 2013. Biarkan kurikulum lama
dievaluasi lebih dulu. Mari kita melihat kelemahan dan kelebihannya. Lalu kemudian lakukan uji
publik. Jangan hanya sepihak saja mengatakan bahwa kurikulum 2006 atau KTSP tidak bagus
dan harus diganti. Segala sesuatu itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan penelitian yang
tingkat validitasnya tak diragukan. Transparansi atau keterbukaan harus dikedepankan demi
menjunjung nilai kejujuran dan sikap demokratis. Sehingga tak ada omongan lagi, “ganti
menteri, ganti kurikulum.”
Kesimpulan:
Kami tetap tidak setuju, dan kami memiliku delapan kejanggalan dalam kurikulum 2013.
Menurut Okezone (15/02/2013) penolakan terhadap penerapan kurikulum baru tersebut juga dari
Koalisi Tolak Kurikulum 2013 yang terdiri atas sejumlah guru, praktisi pendidikan, dan
Indonesia Corruption Watch (ICW). Pertama, pemerintah menggunakan logika terbalik dalam
perubahan kurikulum pendidikan. Kedua, pemerintah tidak konsisten dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010.
Sementara RPJMN menghendaki penguatan dan penataan ulang kurikulum, bukan perubahan
kurikulum. Ketiga, anggaran perubahan kurikulum yang tidak terencana dengan baik. Keempat,
tidak adanya evaluasi komprehensif terhadap kurikulum 2006, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kelima, kurikulum 2013 mengukung kreativitas guru dan konteks lokal.
Keenam, target training master teacher terlalu ambisius. Waktu yang tersedia untuk menyiapkan
para guru terhadap kurikulum 2013 terlalu singkat dan dirasa tidak mungkin. Ketujuh, bahan
perubahan kurikulum yang disampaikan oleh pemerintah berbeda-beda. Belum ada pedoman
kurikulum 2013 final. Bahkan bahan yang digunakan untuk uji publik masih berganti-ganti.
Terakhir kedelapan, terkait buku pegangan kurikulum 2013 bagi guru dan murid dan materi
kurikulum 2013 yang belum selesai disusun.
Perubahan terhadap apapun haruslah diputuskan secara bijak. Jangan sampai ganti pejabat ganti
pula kebijakannya. Jika kebijakan yang masih ada masih bagus untuk dilaksanakan, maka tidak
perlu ada kebijakan baru. Perubahan kebijakan tidak menjamin menjadi perubahan yang lebih
baik, bisa jadi malah sebaliknya. Begitu juga dengan masalah kurikulum, jangan karena ganti
pejabat maka ganti pula kurikulumnya. Seperti yang dikatakan oleh SBY “Jangan sampai ganti
menteri, ganti kurikulum. Atau perubahan kurikulum ini memberikan beban ke orangtua
terutama yang kurang mampu karena harus siapkan buku teks baru.

Anda mungkin juga menyukai