Anda di halaman 1dari 9

Masalah Pendidikan Pada Awal Penerapan Kurikulum 2013

Muhammad Jafar Raihan


Email: jafar.raihan20@gmail.com
Universitas Indraprasta PGRI Indonesia

ABSTRAK- Perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan, perubahan kurikulum dimaknai


dengan pengembangan kurikulum memang harus dilaksanankan karena merupakan tuntutan jaman.
Namun dalam implementasinya perubahan atau pengembangan kurikulum, dari kurikulum 2006 (KTSP)
ke kurikulum 2013 mengalami permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah
penerapan kurikulum 2013 yang dihadapi sekolah, guru dan siswa. Penelitian yang digunakan adalah
penelitian analisis, sumber data dari beberapa artikel mengenai penerapan kurikulum 2013. Teknik
pengumpulan data dengan kajian dokumen dan analisis data
Kata Kunci : Permasalahan, Kurikulum 2013

ABSTRACT- Curriculum change is a necessity, curriculum change is defined as curriculum development


that must be implemented because it is the demands of the times. However, in the implementation of
curriculum changes or development, from the 2006 curriculum (KTSP) to the 2013 curriculum, there are
problems. The purpose of this study was to examine the problems of implementing the 2013 curriculum
faced by schools, teachers and students. The research used is analytical research, the data sources are
from several articles regarding the implementation of the 2013 curriculum. Data collection techniques
are document review and data analysis
Key Word: Problems, the 2013 curriculum,
PENDAHULUAN dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun disiplin yangtinggi. Kurikulum ini
Salah satu masalah yang dihadapi oleh
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
pemerintah berkenaan dengan pendidikan adalah
Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu.
rendahnya kualitas pendidikan diberbagai
Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib
jenjang. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak
diikuti oleh seluruh pesertadidik di satu satuan
faktor, diantaranya adalah kurikulum, fasilitas,
pendidikan pada setiap satuan atau jenjang
manjemen, metode, guru, siswa dan lain-lain.
pendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti
Pada kenyataanya menunjukan bahwa lembaga
oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan
pendidikan pada umumnya sering tertinggal
mereka.Kedua kelompokmata pelajaran tersebut
dalam banyak hal dengan dunia usaha dan
(wajib dan pilihan) terutama dikembangkan
industri. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
dalam struktur kurikulum pendidikan menengah
teknologi yang dikembangkan oleh dunia usaha
(SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia
dan industri meningkat bagaikan deret ukur,
dan perkembangan psikologis peserta didik usia
dengan menghasilkan temuan-temuan terbaru
7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum
yang dibutuhkan masyarakat dengan cepatnya,
diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
sementara yang dilakukan oleh lembaga
Sejak kurikulum ini mulai diuji-cobakan 15 Juli
pendidikan bagai deret hitung yang berjalan
2013 yangdilaksanakan pada sekolah piloting
pelan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
pada 6.236 sekolah di seluruh Indonesia.
pemerintah telah menempuh berbagai cara, dari
Sekolah yangtelah melaksanakan Kurikulum
meningkatkan kesejahteraan guru sampai
2013 berkisar 3,62% dan sekolah yang belum
memperbaiki kurikulum. Diantaranya adalah
melaksanakanKurikulum 2013 ialah 96%. Tahun
pengembangan kurikulum dengan sebutan
2014 pemerintah pun menerapkan kurikulum itu
kurikulum 2013.
di setiapsatuan pendidikan di Indonesia, mulai
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis dari SD berjumlah 116.000, SMP berjumlah
Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan 35.000,sampai ke sekolah menengah atas
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SMA/SMK/MA) yang lebih dari 16. 000
RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat sekolah.
Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah
sebuah kurikulum yang mengutamakan
piloting satu tahun berjalan masih menimbulkan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter,
permasalahan. Betapa banyak peserta didik yang
siswa dituntut untuk pahamatas materi, aktif
hebat mengunduh informasidari dunia maya,
tetapi mereka tidak mampu menuliskan dan menganalisis beberapa artikel terkait
mengunggahnya. Setelahinformasi diperoleh, permasalahan dan kendala pada saat penerapan
peserta didik pun kesulitan menyampaikannya kurikulum 2013 yang di alami di lingkungan
secara ilmiah. Dimana Guru masa depan pendidikan
diharapkan piawai membelajarkan siswa melalui
sayap menulis PEMBAHASAN
agar Kurikulum 2013 tidak tinggal nama. Imple A. Permasalahan yang dihadapi Sekolah
mentasi pendekatan saintifk Kurikulum 2013 Penerapan kurikulum dimulai pada tahun
telah mengisyaratkan kemampuan itu melalui ajaran 2016/2017. Secara keseluruhan dapat
Permendiknas 81 A Tahun2013. Guru yang dikatakan sudah cukup baik, sudah ada
tidak mau meng-upgrade diri akan ditinggalkan pengembangan kurikulum 2013, kalender
zaman atau zaman yangakan meninggalkan akademik, program tahunan, program semester
mereka. Akan berartikah di mata peserta didik dan silabus serta RPP.Tetapi, Permasalahan
jika tidak mampu menulisdan tidak cakap utamanya adalah beberapa sekolah terutama
menyampaikan ide secara baik dan benar? sekolah menengah keatas (SMA) di beberapa
Pendekataan saintifik telah digadang-gadang wilayah masih menggunakan dua kurikulum,
Kurikulum 2013 bermuara pada kedua kurikulum 2013 untuk kelas X (tahun ajaran
kemampuan penopang 2016/2017) dan kelas XI (2017/2018),
kemampuan peserta didik dalam hal menulis dan  sedangkan untuk kelas XII (2015/2016) masih
berbicara. Untuk mengomunikasikan keilmuann menggunakan kurikulum lama (2006).
ya,media elektronik internet dapat dijadikan Penerapan dua kurikulum yang berbeda secara
guru sebagai fasilitas langsung peserta didik bersamaan dalam satu sekolah cukup
untukmewarnai pembelajaran. Sebutlah pada menyulitkan, hal ini menuntut adanya perubahan
tataran pengamatan, pertanyaan, dan penalaran managemen sekolah baik dari segi pembiayaan,
yang baik dapat diakses kapan saja oleh pola pikir dan kultur sekolah yang harus
peserta didik. Muaranya ialah peserta menyesuaikan masing-masing kurikulum. Dari
didik harus mampu menulis dan hebat berbicara segi pembiayaan, bertambahnya jam
secara ilmiah. Pengambil kebijakan dan kepala pembelajaran menyebabkan dana operasional
sekolah patut merencanakan sederetan program sekolah bertambah. Manajemen sekolah
yang dibutuhkan guru dan peserta didik secara mengalami perubahan, dengan pergantian
nyata. kurikulum artinya sekolah dituntut untuk lebih
banyak persiapan dalam menyesuaikan aturan.
METODE PENELITIAN
Perubahan kultur / budaya Sekolah sesuai
Penelitian ini menggunakan metode
tuntutan Kurikulum 2013, perubahan pola pikir
deskriptif, dan metode analisis,yaitu dengan
tidaklah mudah membutuhkan waktu dan media pembelajaran dengan LCD, internet / Wifi
kecermatan dalam pengelolaannya serta yang harus disiapkan sekolah untuk
kesadaran dari semua fihak baik tenaga pendidik pengembangan pembelajaran. Pengadaan
maupun kependidikan. Menurut Kepala Sekolah, peralatan, media digital dan elektronika
permasalahan lainnya adalah berganti-gantinya diadakan untuk menunjang kurikulum 2013
regulasi dari kementerian pendidikan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit walau
kebudayaan, revisi peraturan yang berulang, sudah dibantu dengan dana BOS dan dana
seperti perubahan standar dalam kurikulum pengembangan sekolah yang ada. Perubahan
2013, perubahan standar isi, standar proses, standar proses juga merubah kebijakan
standar penilaian, standar sapras dll, berimbas akademik dan kultur akademik yang
pada perubahan managemen sekolah, perubahan membutuhkan komitmen dan kompetensi guru
kultur dan perubahan pola supervisi yang yang profesional dan tenaga kependidikan yang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan memadai.
waktu untuk masa transisi.
Pelaksanaan gerakan literasi sekolah (GLS)
Belum lama menerapkan Kurikulum sesuai amanat Permendikbud nomor 23 tahun
Berbasis Kompetensi (KBK) ditahun 2004, 2015 untuk menumbuhkan minat baca dan
tahun 2006 menerapkan Kurikulum Tingkat kecakapan literasi siswa, baru disosialisasikan di
Satuan Pendidikan (KTSP), mulai tahun 2016 sekolah dan baru dilaksanakan beberapa guru,
menerapkan Kurikulum 2013 dengan beberapa dengan cara membiasakan membaca selama 15
revisi. Ini berimbas dengan perubahan secara menit sebelum pembelajaran dimulai, ini
admintratif seperti perubahan, kalender sekaligus menerapkan pendekatan saintifik,
akademik, mata 4 pelajaran, silabus, jadwal, karena paling tidak siswa dituntut mengamati
raport dan lain lain yang tentunya tidak mudah dengan membaca buku pegangan siswa,
dilaksanakan. Perubahan standar isi nantinya dilanjutkan, menanya, menalar,
konsekwensinya adalah perubahan spektrum mencoba dan mengkomunikasikan. Supervisi
keahlian, struktur kurikulum dan mata pelajaran, dari fihak internal dan eksternal masih belum
berimbas dengan pengadaan buku pegangan optimal, baik supervisi traktif maupun dinamis,
guru dan buku pegangan siswa sesuai dengan supervisi belum menyentuh permasalahan-
kurikulum 2013 yang masih terus direvisi dan masalahan yang substansial dari kurikulum
jumlahnya masih terbatas di sekolah. Dengan 2013. Supervisor atau pengawas dari dinas
perubahan standar proses, menuntut pemenuhan pendidikan dan kebudayaan dan supervisor
sarana prasarana pembelajaran yang lebih internal dari kepala sekolah sesekali masuk
lengkap dan modern. Peralatan praktik siswa, keruang kelas untuk melihat kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru terbatas, tentunya menuntut guru mencari bahan
dalam kelas, ada kesan lebih banyak toleransi ajar dan makin giat belajar lagi. Menurut
pada guru yang belum optimal dalam beberapa guru, kurangnya fasilitas di sekolah
menerapkan kurikulum 2013 dengan alasan dalam menunjang kegiatan pembelajaran
perlu waktu untuk belajar lagi. Supervisor menjadi permasalahan tersendiri, begitu juga
internal yang dilakukan kepala sekolah sudah dengan penyusunan RPP masih kesulitan,
dilaksanakan secara periodik, namun dalam terutama dalam merumuskan tujuan yang
pelaksanaanya sering dilaksanakan oleh wakil operasional, memilih materi sesuai silabus dan
kepala sekolah yang sering ewuh pakewuh pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dalam melakukan supervisi yang dalam hal ini pendekatan scientific merupakan hal yang tidak
membantu guru untuk memperbaiki kinerjanya mudah bagi guru, perubahan peran dari
sesuai tuntutan kurikulum 2013. penyampai materi menjadi fasilitator dalam
kegiatan belajar mengajar menggunakan
B. Permasalahan yang dihadapi guru pendekatan saintifik, yaitu discovery learning,
Belum semua guru ikut pelatihan kurikulum inquiry, problem based learning, project based
2013, mengakibatkan guru belum banyak learning dan production based training, sesuai
memahami substansi kurikulum 2013, seperti materi pelatihan kurukulum 2013, masih belum
standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi dipahami dengan benar oleh guru dalam
(SI), standar proses (SP) dll, guru juga belum mengemas mata pelajaran menjadi lebih
memahami tentang perangkat pembelajaran bermakna dan kontekstual, terutama
kurikulum 2013 terutama tentang hakekat mengkaitkan pendekatan saintifik yang terdiri
silabus dan format rencana pelaksanaan dari kegiatan mengamati, menanya, menalar,
pembelajaran (RPP) yang beberapa kali mencoba dan mengkomunikasikan dengan
mengalami revisi, ditambah lagi pada proses sintax atau tahapan kegiatan yang sesuai model
penyusunan RPP, guru belum banyak yang pembelajaran yang dipilih.
memahami tentang tujuan, indikator, pendekatan
dan model pembelajaran, tahapan kegiatan, Guru juga dibingungkan oleh informasi yang
proses penilaian dan media & sumber belajar beragam dari intruktur / narasumber tentang
pada kurikulum 2013. Menurut wakil kepala model pembelajaran yang harus dipilih sesuai
sekolah, perubahan struktur program berimbas pendekatan saintifik yaitu discovery learning,
pada perubahan mata pelajaran dan materi inquiry, problem based learning, project based
pelajaran serta buku pegangan guru sebagai 5 learning dan production based training, sesuai
bahan ajar yang sesuai dengan standar isi materi pelatihan kurukulum 2013, namun ada
kurikulum 2013, dimana jumlahnya masih yang mengatakan tidak harus yang penting siswa
aktif dan menghindari metode ceramah. jawaban, kisis-kisi, rubrik dan skoring. Padahal
Permasalahan lainya adalah masih ada guru penilaian dalam kurikulum 2013 mengharuskan
yang belum terampil menggunakan media soal yang dibuat sesuai dengan tujuan
digital maupun elektronika, penggunaan laptop, pembelajaran yang harus dikaitkan dengan
LCD dan media internet masih minim dimensi proses kognitif & dimensi pengetahuan
penguasaannya. Ketersediaaan media-media (KD3) dan dimensi keterampilan, baik
yang dimaksud juga terbatas, sehingga perlu keterampilan abstrak maupun keterampilan
pelatihan dan pengadaan alat sebagai penunjang. proses (KD4).
Ada beberapa Mata Pelajaran yang Hilang dan
berkurang Jumlah Jam. Beberapa Mapel C.Permasalahan yang dihadapi murid
Normatif dan Adaptif dihilangkan pada Mengenai buku yang digunakan oleh peserta
perubahan Kurikulum 2013, yang menyebabkan didik,mereka mengalami kesulitan dalam
kekurangan jam dari beberapa guru yang sudah memahami isi, contoh-contoh dan bahasa dalam
bersertifikasi yang wajib memenuhi 24 jam buku teks Buku teks yang baik adalah buku
mengajar di sekolah induk. Permasalah ini pelajaran yang dapat membantu siswa belajar.
menyebabkan beberapa guru harus mencari jam Buku teks bukan hanya merupakan buku yang
di sekolah lain dalam satu rumpun. Atau dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran di
mengajar tidak sesuai dengan mapel yang kelas, buku teks merupakan bahan acuan
dikuasai. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang pembelajaran dan sebagai sarana untuk
menuntut guru melaksanakan literasi dalam membantu belajar siswa, juga untuk membantu
pembelajaran, yaitu salah satunya dengan siswa memahami materi yang akan mereka
membiasakan siswa membaca buku pegangan pelajari dengan membaca dan memahaminya.
siswa selama 15 menit belum dilaksanakan oleh Tetapi pada kenyataanya banyak siswa
semua guru, dengan berbagai alasan seperti mengalami kesulitan dalam memahami isi dari
belum mengetahui caranya atau belum terbiasa. buku teks. Dalam bukuteks mata pelajaran
Gerakan literasi sekolah harus didukung oleh seperti matematika pada kurikulum 2013 ini
Tim Literasi Sekolah (TLS) yang belum materinya terlalu tinggi, kurang cocok untuk
terbentuk di sekolah, baru dalam tahap anak-anak yang baru lulus dari sekolah dasar.
persiapan rapat koordinasi pembentukan Tim. Bahkan, banyak soal latihan yang bobotnya
Perubahan standar penilaian dalam kurikulum setara dengan soal-soal untuk Olimpiade Sains
2013, penilaian menjadi penilaian otentik Nasional (OSN). Materi yang sangat sukar bisa
menurut guru-guru merupakan kegiatan sangat membuat anak-anak frustrasi sehingga tidak
kompleks, sulit dan rumit serta menyita waktu. suka belajar matematika. Dalam buku teks
Guru terbiasa membuat soal tanpa kunci matematika juga banyak dijumpai salah ketik,
khususnya dalam penulisan simbol-simbol kurikulum 2013, seperti standar kompetensi
matematika. Hal ini lah yang menjadi alasan, lulusan (SKL), standar isi, standar proses dll.
kenapa siswa kesulitan dalam memahami materi Perubahan struktur program yang berimbas
dari buku teks. Peserta didik jarang dilatih dengan perubahan mata pelajaran dan materi
melakukan pengamatan dan percobaan. Dalam pelajaran serta buku pegangan guru yang masih
pembelajaran matematika, sebagian besar guru terbatas menuntut guru untuk belajar lagi.
masih menggunakan metode ceramah dalam Dalam penyusunan RPP guru masih kesulitan
menjelaskan materi ke siswa nya. Hal ini tidak terutama dalam merumuskan tujuan yang
sesuai dengan hakikat dari kurikulum 2013 operasional, memilih materi sesuai silabus dan
dimana pembelajaran harus berpusat pada siswa, pemilihan model pembelajaran yang sesuai
dengan proses pembelajaran semacam itu,siswa pendekatan scientific dan pelaksanaanya dalam
jarang dilibatkan dalam kegiatan pengamatan pembelajaran merupakan hal yang tidak mudah
dan percobaan. bagi guru, perubahan pola pikir dari penyampai
materi menjadi fasilitator. Literasi dalam
Kesimuplan pembelajaran dan perubahan standar penilaian
1. Permasalahan yang dihadapi Sekolah. menjadi penilaian otentik masih dirasa sulit dan
Permasalahan Implementasi kurikulum 2013 rumit oleh guru.
dibeberapa sekolah adalah kesulitan
menggunakan dua kurikulum dikarenakan 3. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik
adanya peralihan dalam pergantian kurikulum, Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
berganti-gantinya regulasi dan revisi yang yaitu, peserta didik mengalami kesulitan dalam
berulang, perubahan standar isi, standar proses memahami isi, contoh-contoh dan bahasa dalam
berdampak pada bertambahnya biaya buku teks . lalu peserta didik jarang dilatih
operasional. Perubahan kebijakan akademik dan melakukan pengamatan dan percobaan dan
kultur akademik, pengembangan kurikulum, dalam proses pembelajaran berlangsung
silabus, kalender akademik, jadwal dan sarana beberapa guru jarang menggunakan teknologi
prasarana membutuhkan waktu dan biaya serta informasi dalam proses belajar mengajar.
komitmen dan kompetensi guru yang
profesional dan tenaga kependidikan yang Saran
memadai. 1. Dinas pendidikan Perlu perlu mengadakan
diskusi, lesson learn, lesson study dan pelatihan
2. Permasalahan yang di hadapi guru kurikulum 2013 secara berkelanjutan baik secara
Belum semua guru ikut pelatihan kurikulum internal sekolah maupun diluar sekolah seperti
2013, banyak guru belum memahami substansi
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) & guru untuk konsisten melaksanakan kurikulum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). 2013.

2. Perlu adanya contoh Silabus dan RPP yang 4. Perlu adanya menyusun pola supervisi yang
sesuai kurikulu 2013 sebagai acuan guru dalam dapat membantu proses dan hasil belajar yang
menyususn Silabus dan RPP dengan cara efektif dan efisien.
melakukan ATM (Amati / acu, Tiru,
Modifikasi). 5. lembaga pendidikan harus mendukung sarana
dan prasarana, fasilitas, dan perangkat
3. Perlu adanya motivasi terus menerus untuk pendukung pemanfaatan TIK di sekolah-sekolah
merubah pola pikir dan meningkatkan komitmen
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.binus.ac.id/index.php/Humaniora/article/view/2987 (diakses pada Kamis, 9 Juni 2022)


http://ejournal.unisbablitar.ac.id/index.php/konstruktivisme/article/view/956 (diakses pada Kamis, 9 Juni
2022)
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gk/article/view/7085 (diakses pada Kamis, 9 Juni 2022)
https://e-journal.ivet.ac.id/index.php/pawiyatan/article/view/800 (diakses pada Kamis, 9 Juni 2022)

Anda mungkin juga menyukai