Anda di halaman 1dari 4

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Masalah Pendidikan
Matematika

DISUSUN OLEH :
SERLY SEPTIA ELZA
NIM :22115009

DOSEN PENGAMPU:
ASRINA MULYATI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


MATEMATIKA UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
2023
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Disrupsi teknologi, khususnya teknologi informasi telah mewarnai revolusi industri


4.0 sehingga mendorong perubahan kebutuhan dan perkembangan masyarakat dalam
berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Mendi- dikan yang hanya berorientasi pada
pengembangan kemampuan intelektual otak kiri tidak dapat dipertahankan lagi. Hal ini
merupakan salah satu pemicu perlunya dilakukan revisi terhadap kurikulum 2013 yang baru
saja diber- lakukan. Revisi kurikulum diperlukan terutama untuk mengantisipasi perkem-
bangan dan kebutuhan abad 21, sesuai dengan kebutuhan zaman now dan karakteristik
peserta didik. Hal itu tentunya agar pendidikan dapat menyiapkan lulusan-lulusan berkualitas
yang mampu bersaing, bersanding, bahkan ber- tanding dalam era globalisasi, yang penuh
dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang semakin hari semakin rumit dan
kompleks. Untuk kepentingan tersebut, proses pendidikan harus lebih diorientasikan pada
pengembangan kreativitas otak kanan, yang harus dipersiapkan melalui kurikulum yang
realistis, dinamis, dan fleksibel.

Revisi Kurikulum 2013 merupakan perubahan kurikulum yang dise- suaikan dengan
penataan Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Isi (SI), Standar Proses (SP), dan Standar Penilaian Pendidikan (SPP). Hasil revisi
kurikulum ini semula akan diberi nama Kurikulum Nasional (Kurnas), tetapi akhirnya diberi
nama Ku- rikulum 2013 Revisi.
Kurikulum 2013 Revisi merupakan wujud penyempurnaan kurikulum yang berbasis
karakter sekaligus berbasis kompetensi, dan diberlakukan secara berangsur-angsur tahun
ajaran 2017/2018, yakni pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jika dalam
implementasinya berjalan mulus maka pada pertengahan tahun 2020 atau awal tahun ajaran
2020/2021, Taman Kanak-Kanak (TK/TKA), Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA), serta Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Sebagian besar sudah mengikuti perubahan
kurikulum dan menggunakan Kurikulum 2013 Revisi. Bagi sekolah yang belum siap, tetap
melaksanakan kurikulum yang sedang mereka gunakan.
Guru sangat berperan dan menentukan berhasil atau tidaknya implementasi kurikulum
di sekolah, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru beserta tenaga
kependidikan lainnya, terutama kepala sekolah dan pengawas harus memahami Standar Isi
dan Standar Kompetensi Lulusan yang telah disusun oleh BSNP, serta menjadikan acuan
dalam me ngembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah.
Seperti Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01 Wlingi yang melakukan
proses penyusunan kurikulum yaitu pemerintah karena Kurikulum 2013 masih baru sehingga
pemerintah sering memberikan sosialisasi terkait implementasi Kurikulum 2013 kepada
kepala sekolah dan guru. Pendanaan untuk implementasi Kurikulum 2013 di SDN
menggunakan dana dari BOS dan juga LPMP serta buku yang digunakan pada proses
pembelajaran diperoleh dari pemerintah sehingga sekolah tidak menghimpun dana dari orang
tua peserta didik. Guru menggunakan promes sebagai pedoman dalam mengajar yang dibuat
berdasarkan silabus dan dalam implementasi Kurikulum 2013 guru melakukan penilaian
berupa penilaian portofolio, rubrik penilaian, penilaian diri, dan juga tugas serta ulangan
harian yang kemudian dari penilaian-penilaian tersebut guru bisa memberikan penilaian
untuk mengisi rapor yang berupa deskripsi dari kemampuan yang dimiliki dari masing-
masing peserta didik.
Faktor pendukung implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01 Wlingi lebih
kepada dukungan untuk kepala sekolah dan guru berupa fasilitas yang dimiliki sekolah dan
juga pedoman yang diberikan oleh pemerintah untuk dijadikan panduan oleh kepala sekolah
dan guru dalam implementasi kurikulum di sekolah maupun di kelas. Faktor pendukung
lainnya yaitu buku untuk pegangan peserta didik dan guru diberikan oleh pemerintah
sehingga hal tersebut bisa meringankan beban peserta didik yang awalnya harus membeli
buku sekarang mendapat buku dari pemerintah. Orang tua peserta didik dan juga peserta
didik merupakan salah satu pendukung dalam implementasi Kurikulum 2013. Orang tua
peserta didik dan peserta didik merasa senang dengan adanya Kurikulum 2013 karena bisa
memudahkan anak ketika belajar dan anak tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran.
Alternatif pemecahan masalah di SDN Tangkil 01 Wlingi dilakukan dengan cara guru
memberikan tugas kepada peserta didik apabila pada saat mengajar guru tidak bisa
menyelesaikan satu pembelajaran. Guru juga meminta tolong kepada orang tua peserta didik
untuk membantu dan mengawasi anaknya dalam belajar dan membantu anaknya memahami
pelajaran yang sekiranya mereka belum paham. Ketika mendapatkan masalah dalam
implementasi kurikulum, guru meminta bantuan kepada kepala sekolah supaya bisa
menemukan solusi bersamasama, selain itu guru juga membuat RPP ketika jam pelajaran
selesai namun hal itu tetap belum bisa dikerjakan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Kebudayaan, K. P. (2013). Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan


Pengembangan Pusat Kurikulum.
Mulyasa, H. E. (2021). Implementasi kurikulum 2013 revisi: dalam era industri 4.0. Bumi
Aksara.
Ningrum, E. S., & Sobri, A. Y. (2015). Implementasi kurikulum 2013 di sekolah
dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan, 24(5), 416-423.

Anda mungkin juga menyukai