Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Papeda; Vol. 5, No.

2, Juli 2023
ISSN 2715-5110

Urgensi Penggantian Kurikulum 2013


Menjadi Kurikulum Merdeka
Gumgum Gumilar1, Dian Perdana Sulistya Rosid2, Bambang
Sumardjoko3, & Anik Ghufron4
1, 2, 3
Magister Pendidikan Dasar, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia.
4
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia.

E-mail: q200220018@student.ums.ac.id, q200220023@student.ums.ac.id, bs131@ums.ac.id, Anikghufron@uny.ac.id.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan urgensi penggantian Kurikulum 2013 menjadi
Kurikulum Merdeka di Indonesia. Kurikulum Merdeka merupakan inovasi pendidikan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dengan mengintegrasikan kebebasan, inovasi,
dan kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Sumber data berupa buku, jurnal, paper, artikel, dan karya
ilmiah lainnya yang relevan dengan objek kajian penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi. Analisis data menggunakan metode content analysis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan, seperti kurangnya pemahaman
dan persiapan guru, keterbatasan dalam pengembangan pendidikan karakter, serta kesulitan dalam
penerapan secara konsisten di kelas. Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mengatasi kelemahan
tersebut dengan menawarkan pembelajaran berbasis proyek, pengembangan soft skill dan karakter
siswa, serta struktur kurikulum yang fleksibel. Kurikulum Merdeka juga menggabungkan kemampuan
literasi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berkaitan dengan penggunaan teknologi. Dalam era
perkembangan masyarakat 5.0, Kurikulum Merdeka dianggap sebagai langkah yang tepat dalam
mempersiapkan siswa menghadapi tantangan zaman yang cepat berubah. Artikel ini juga membahas
peran guru sebagai kunci keberhasilan implementasi kurikulum. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pembahasan dan pengambilan keputusan terkait arah pendidikan di
Indonesia.

Kata kunci: Urgensi Kurikulum; Kurikulum 2013; Kurikulum Merdeka.

Abstract
This study aims to describe the urgency of replacing the 2013 Curriculum with the Independent
Curriculum in Indonesia. The Merdeka Curriculum is an educational innovation that aims to improve
the quality and relevance of education by integrating freedom, innovation, and students' ability to adapt.
This study uses a qualitative research method with a library approach. Sources of data used in this
research are books, journals, papers, articles, and other scientific works relevant to the research study's
object. The data collection technique used is documentation. Data analysis used content analysis
method. The research results and discussion show that the 2013 Curriculum has several shortcomings,
such as a lack of understanding and preparation of teachers, limitations in developing character
education, and difficulties in applying it consistently in class. The Merdeka Curriculum is expected to
overcome these weaknesses by offering project-based learning, developing soft skills and student
character, and having a flexible curriculum structure. The Merdeka curriculum also incorporates
literacy skills, knowledge, skills, and attitudes related to the use of technology. In the era of community
development 5.0, the Independent Curriculum is considered the right step in preparing students to face
the challenges of a rapidly changing era. This article also discusses the role of the teacher as the key to
successful curriculum implementation. This research is expected to contribute to discussions and
decision-making regarding the direction of education in Indonesia.

Keywords: Curriculum Urgency; 2013 Curriculum; Merdeka Curriculum.

148
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

PENDAHULUAN terakhir, telah muncul perdebatan tentang


Kurikulum adalah program pendidikan pengganti Kurikulum 2013 dengan
yang dirancang untuk membangun generasi Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka
muda agar mereka dapat berkontribusi dan adalah gagasan kurikulum baru yang
menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat mengutamakan kebebasan, inovasi, dan
setelah mereka masuk sekolah. Kurikulum kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri.
program pendidikan selalu didasarkan pada Urgensi penggantian Kurikulum 2013
budaya bangsa, berdasarkan kehidupan masa menjadi Kurikulum Merdeka dapat dilihat
lalu dan saat ini, dan berdasarkan ramalan dari beberapa alasan. Kurikulum 2013
untuk masa depan (Maba & Mantra, 2018). dianggap tidak fleksibel dan tidak mampu
Kurikulum berfungsi sebagai landasan dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang
pedoman untuk pembelajaran di sebuah terjadi di dunia pendidikan dan masyarakat.
institusi pendidikan. Peran kepala sekolah, Suatu kurikulum yang beradaptasi dengan
khususnya guru, sangat penting untuk perubahan sosial, kemajuan teknologi, dan
keberhasilan pelaksanaan kurikulum. Guru kebutuhan dunia kerja diperlukan di era
memainkan peran penting dalam digital dan global saat ini. Kurikulum
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum Merdeka berusaha untuk membentuk siswa
karena mereka menerapkannya secara yang tangguh, mandiri, dan kreatif melalui
langsung di dalam kelas (Widiastuti et al., pendekatan yang lebih terbuka dan inklusif.
2013). Kurikulum 2013 (K-13) telah Dalam hal ini, kurikulum sangat penting
diterapkan di Indonesia beberapa tahun untuk keberhasilan pendidikan, jadi
terakhir dalam upaya meningkatkan kualitas pemerintah harus menyesuaikannya dengan
pendidikan. Kurikulum 2013 dianggap perubahan zaman. Untuk memasuki
sebagai kebijakan strategis untuk masyarakat 5.0, yang menjawab tantangan
mempersiapkan dan menghadapi tantangan yang disebabkan oleh Revolusi Industri 4.0
dan tuntutan yang akan datang yang akan dan mampu bersaing di pasar global,
dihadapi masyarakat Indonesia. (Machali, I. kurikulum yang sesuai dengan era saat ini
2014). Kebijakan kurikulum 2013 dapat sangat penting (Marisa, 2021). Langkah lain
mencakup fungsi penyesuaian, yang berarti untuk meningkatkan kualitas dan relevansi
kurikulum dapat membantu siswa pendidikan adalah dengan mengganti
menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum
yang terus berubah, baik fisik maupun sosial. Merdeka yang dirancang untuk membantu
Kurikulum 2013 menggabungkan tiga domain siswa memperoleh keterampilan abad ke-21
kompetensi: sikap, pengetahuan, dan ini, seperti literasi digital, kreativitas,
ketrampilan. Kompetensi Inti 1 (KI-1) kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, dan
mencakup sikap spiritual, Kompetensi Inti 2 komunikasi.
(KI-2) mencakup sikap sosial, Kompetensi Penggantian Kurikulum 2013 menjadi
Inti 3 (KI-3) mencakup pengetahuan, dan Kurikulum Merdeka adalah upaya untuk
Kompetensi Inti 4 (KI-4) mencakup memperkuat otonomi pendidikan di tingkat
ketrampilan. Namun, seiring berjalannya sekolah. Kurikulum Merdeka memberikan
waktu, banyak pertanyaan dan kesulitan sekolah keleluasaan yang lebih besar untuk
muncul tentang seberapa efektif dan relevan membuat kurikulum yang lebih sesuai dengan
Kurikulum 2013. Dalam beberapa tahun demografi dan kebutuhan siswa. Ini akan

149
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

mendorong pendidikan yang lebih inklusif, ini dirancang untuk menjadi sesuai mungkin
beragam, dan relevan dengan konteks lokal. dengan perkembangan zaman, sehingga dapat
Kurikulum merdeka adalah upaya nyata memberikan kebebasan penuh kepada siswa
pemerintah untuk meningkatkan kualitas untuk mengembangkan kemampuan mereka
pendidikan terkait dengan tuntutan sesuai dengan bakat mereka masing-masing
masyarakat era 5.0 (Manalu et al., 2022). (Abidah et al., 2020).
Pemerintah Indonesia telah mengusulkan Wiguna, I. K. W., dan Tristaningrat, M.
kurikulum merdeka, yang merupakan gagasan A. N., 2022). Kurikulum merdeka berarti
bahwa pendidikan memberikan kebebasan bahwa setiap siswa memiliki bakat dan
kepada siswa untuk mengembangkan minatnya sendiri. Tujuan belajar merdeka
kapasitas dan pengetahuan mereka sendiri. adalah untuk mengurangi ketertinggalan
Kurikulum ini dirancang untuk memenuhi pendidikan selama pandemi COVID-19.
kebutuhan masyarakat 5.0. Oleh karena itu, Kurikulum berfungsi sebagai alat, rujukan,
kurikulum masyarakat 5.0 berfokus pada dasar, dan pandangan hidup, sehingga sangat
pengetahuan dan kecakapan hidup serta penting untuk pendidikan. Kurikulum selalu
sumber-sumber untuk menguasai diperbarui, tetapi mengimbangi pesatnya
pengetahuan dan kecakapan tersebut. Siswa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak dibatasi oleh program atau kebijakan dalam pendidikan adalah salah satu faktor
sekolah. Karena pengembangan kurikulum yang mempengaruhi peningkatan kurikulum.
merdeka sangat penting, dan guru diharapkan Kurikulum diperbarui untuk menyesuaikan-
dapat menerapkannya di kelas (Uno, 2020). nya dengan tuntutan abad 21, di mana
Untuk menghadapi era perkembangan integrasi teknologi dalam pendidikan begitu
masyarakat 5.0, Menteri Pendidikan dan terasa, terutama sejak pandemi COVID-19
Kebudayaan memulai program pembelajaran melanda dunia.
merdeka. Dengan menerapkan kurikulum Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik
merdeka, sekolah diharapkan menghasilkan untuk membahas urgensi penggantian
output yang sesuai dengan perkembangan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum
zaman (Anisimov et al., 2019). Metode ini Merdeka. Penelitian ini diharapkan dapat
bertujuan untuk mengembalikan dasar membantu diskusi dan pengambilan
pendidikan, yaitu humanisme bebas. Sebagai keputusan tentang arah pendidikan di
subjek dalam proses belajar mengajar, guru Indonesia.
dan siswa bukan hanya sumber pengetahuan
bagi siswa; mereka juga harus bekerja sama METODE PENELITIAN
untuk menemukan apa yang siswa butuhkan. Metode penelitian yang digunakan dalam
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa peran penelitian ini yaitu metode peneletian
guru sangat penting untuk keberhasilan siswa kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang metode penelitian yang digunakan untuk
sesuai dengan kurikulum (Baharuddin, 2021). meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana
Kurikulum merdeka memberikan kesempatan peneliti adalah sebagai intrumen kunci.
penuh kepada guru untuk menggunakan ide- (Sugiyono, 2019).
ide inovatif mereka dalam mengajar, dan Berdasarkan objek kajian, penelitian ini
siswa memiliki kesempatan penuh untuk termasuk penelitian yang bersifat kepustakaan
berkembang. (Suryaman, 2020). Kurikulum (library research). Library research adalah

150
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

suatu peneltian yang dilakukan dengan cara kehidupan sosial dan budaya, kebutuhan
mengumpulkan data, informasi dan berbagai pembangunan, kondisi lingkungan, dan
macam data-data lainnya yang terdapat dalam kemajuan teknologi. Kurikulum Indonesia
kepustakaan. (Hardani, 2020). terus diubah agar siswa dapat belajar dengan
Sumber data yang digunakan dalam baik. Meskipun demikian, tujuan dari
penelitian ini yaitu buku, jurnal, paper, artikel, perbaikan kurikulum ini terus berkembang,
dan karya ilmiah lainnya yang relevan dengan dengan tujuan agar semua pihak, termasuk
objek kajian pada penelitian ini. Pokok siswa, guru, orang tua, sekolah, dan
bahasan dalam penelitian ini yaitu teori-teori pemerintah, dapat belajar satu sama lain untuk
yang berkaitan dengan urgensi penggantian memperbaiki kekurangan sehingga
kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. pendidikan dan proses pembelajaran dapat
Teknik pengumpulan data pada berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
penelitian ini adalah dokumentasi. pendirian. (Masyhud, 2014). Perubahan ini
Selanjutnya, untuk mengolah dan dimulai dengan kurikulum 2013 dan berlanjut
menganalisis data, penulis menggunakan hingga kurikulum merdeka saat ini.
metode content analysis yaitu sebuah analisis Kurikulum 2013 menempatkan lebih
terhadap kandungan isi yang berfokus pada banyak perhatian pada pendidikan karakter
urgensi penggantian kurikulum 2013 menjadi siswa. Sekolah Dasar adalah tempat pertama
kurikulum merdeka. dan terpenting bagi anak-anak untuk belajar
tentang karakter, sehingga pengembangan
HASIL DAN PEMBAHASAN kurikulum yang meningkatkan pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana karakter diperoleh mulai dari Sekolah Dasar.
dan pengaturan yang mencakup tujuan, isi, Ini karena apabila pendidikan karakter sudah
dan bahan pelajaran serta cara yang ditekankan di tingkat ini, pelajar akan lebih
digunakan untuk mengarahkan kegiatan mudah mengingat cara menerapkan sifat-sifat
pembelajaran untuk mencapai tujuan ini sampai mereka dewasa. Namun, bahan ajar
akademik tertentu. (Peraturan Nomor 20 dan materi ajar dalam buku sumber pada
Tahun 2003). Pemerintah menetapkan dasar kurikulum 2013 tidak dibahas secara
dan struktur kurikulum pendidikan, yang menyeluruh. Oleh karena itu, guru harus
disesuaikan untuk setiap satuan pendidikan. beralih ke buku-buku yang sudah ada dalam
Kurikulum disesuaikan dengan jenjang kurikulum sebelumnya (KTSP) untuk
pendidikan di Indonesia dengan mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang
mempertimbangkan peningkatan iman dan materi. Kurikulum 2013 memerlukan
takwa, nilai-nilai pancasila, potensi, persiapan fasilitas, termasuk sumber belajar
kecerdasan, dan minat siswa, keragaman pendukung dan sarana dan prasarana.
lingkungan dan potensi daerah, dan kemajuan (Krissandi dan Rusmawan, 2013). Banyak
teknologi. guru yang tidak memahami bagaimana
Di Indonesia, banyak perbaikan melaksanakan pembelajaran dengan
kurikulum telah dilakukan untuk mendorong Kurikulum 2013. Hal ini, menjadikan
kualitas Pendidikan. Perbaikan kurikulum ini kurikulum 2013 tidak memadai, bahkan tidak
dilakukan untuk menghasilkan pembelajaran efektif. Terakhir, banyak guru yang
efektif yang disebabkan oleh berbagai faktor, menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar
termasuk tujuan pendidikan nasional, (KBM) dengan siswa mereka tanpa

151
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

memahami atau mencerminkan landasan program: pembelajaran berbasis proyek,


filosofis dan amanat Kurikulum 2013. Guru pengembangan soft skill dan karater yang
menerapkan pembelajaran sesuai keinginan sesuai dengan profil siswa Pancasila;
mereka sendiri, bahkan ada yang pembelajaran materi penting; dan struktur
menerapkannya secara parsial, seperti kurikulum yang lebih fleksibel.
Kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 yang Menurut Nadiem Makarim selaku
integratif membuatnya sulit bagi guru untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
menerapkannya di kelas mereka sendiri. Teknologi Republik Indonesia, kurikulum
Menurut Budiwati (2013), pendidik tidak siap merdeka hadir sebagai inovasi dalam
untuk menerapkan kurikulum 2013, yang menciptakan lingkungan belajar yang
menyebabkan kesulitan dalam menyenangkan dan ideal. Nadiem
menerapkannya. Meskipun banyak ditemukan mengharapkan pembelajaran yang tidak
kesulitan dalam penerapannya, kurikulum menyusahkan guru atau peserta didik dengan
2013 memiliki kepraktisan karena materi menunjukkan ketercapaian nilai tinggi atau
disajikan secara tematik terpadu. Keunggulan KKM. Pembelajaran karakter juga lebih
dari tematik terpadu adalah keterpaduan diperhatikan dalam kurikulum ini untuk
berbagai kompetensi dalam satu tema. mencetak generasi yang berkarakter baik dan
(Rhosalia, 2017). sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Kurikulum Merdeka Belajar adalah Selain itu, kurikulum ini menggabungkan
langkah selanjutnya dalam pengembangan kemampuan literasi, pengetahuan,
kurikulum 2013. Kurikulum ini sangat keterampilan, dan sikap yang berkaitan
penting bagi dunia pendidikan karena dengan penggunaan teknologi. Peserta didik
berhubungan erat dengan pengarahan memiliki kebebasan untuk berpikir kritis dan
pendidikan dan menentukan kualifikasi belajar dari berbagai sumber, yang akan
lulusan lembaga pendidikan. Kurikulum memungkinkan mereka untuk menemukan
merdeka mencakup rencana dan kegiatan informasi dan memecahkan masalah nyata
pendidikan di sekolah, kelas, wilayah daerah, (Inayati 2022).
dan nasional. (Rahmadhani, Widya, dan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar
Setiawati, 2022). Kebijakan nasional seperti Dewantara, membangun gagasan kebebasan
Perubahan keempat UUD 1945 Pasal 31 belajar sebagai tujuan pendidikan dan
tentang Pendidikan, TAP MPR No. paradigma pendidikan yang harus dipahami
IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999- oleh semua pemangku kepentingan. Menurut
2004, Undang-undang tentang Sistem Ki Hadjar Dewantara, kebebasan memiliki
Pendidikan Nasional, Pemberlakuan UU makna yang lebih besar daripada kebebasan
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi untuk hidup. Kurikulum untuk semua jenjang
Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 dan jenis pendidikan dibuat berdasarkan
tahun 2000 tentang Kewenangan adalah prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
semua contoh dari kebijakan yang telah pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
ditetapkan untuk menyempurnakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002
kurikulum untuk mencapai peserta didik yang tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan. (Masyhud, 2014). Kurikulum menyatakan bahwa diversifikasi kurikulum
Merdeka diharapkan dapat memperbaiki dimaksudkan untuk menyesuaikan program
pendidikan dengan menawarkan tiga pendidikan dengan kondisi dan karakteristik

152
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

potensial yang ada di daerah, sehingga dapat Magister Pendidikan Dasar, Sekolah
mengakomodasi keragaman yang ada. Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah
Dengan Profil Pelajar Pancasila, Surakarta serta semua pihak telah turut serta
paradigma baru dalam pembelajaran berpusat dalam penelitian ini. Tanpa kontribusi dan
pada meningkatkan kemampuan dan sifat dukungan, penelitian ini tidak akan dapat
yang sesuai dengan siswa. Dengan terwujud.
menggunakan prinsip pembelajaran
berdiferensiasi, siswa dapat belajar sesuai KESIMPULAN
dengan tahapan perkembangan prestasi Kurikulum di Indonesia telah diperbaiki
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
belajar mereka dan kebutuhan belajar mereka.
Kurikulum 2013, yang menekankan
Paradigma baru dalam pembelajaran pendidikan karakter siswa dan penggunaan
menghubungkan penilaian, kurikulum, dan buku sumber masih memerlukan dari
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh fakta kurikulum sebelumnya (KTSP). Disamping
bahwa kurikulum berfungsi sebagai rencana itu, banyak guru yang mengalami kesulitan
pembelajaran untuk guru dan siswa. dalam penerapannya karena kurangnya
mengajarkan tujuan apa yang harus dicapai pemahaman dan persiapan.
Kemudian, dilakukan pengembangan
dan apa yang harus dipelajari untuk
kurikulum dengan pendekatan Kurikulum
mencapainya. Setiap siswa membutuhkan Merdeka Belajar, yang menawarkan
kesempatan belajar yang tepat, yang pembelajaran berbasis proyek,
disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pengembangan soft skill dan karakter siswa,
tingkat pencapaian belajarnya. serta struktur kurikulum yang lebih fleksibel.
Perubahan kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka Belajar juga
kurikulum merdeka adalah sebuah inovasi menggabungkan kemampuan literasi,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
pendidikan karena pendidikan sebelumnya
berkaitan dengan penggunaan teknologi.
tidak sesuai lagi dengan perubahan zaman Inovasi dalam pengembangan kurikulum ini
yang cepat. Inovasi pendidikan juga dapat diharapkan dapat menciptakan lingkungan
muncul ketika ada situasi baru tentang belajar yang menyenangkan dan ideal, serta
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan mencetak generasi yang berkarakter baik dan
kebutuhan masyarakat. Akibatnya, sistem unggul.
Selain itu, paradigma baru dalam
inovasi pendidikan yang lama tidak lagi
pembelajaran menghubungkan kurikulum,
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan evaluasi, dan pembelajaran untuk memastikan
mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan, bahwa kurikulum sesuai dengan
inovasi kurikulum relevan dengan kondisi perkembangan siswa. Pada akhirnya, inovasi
saat ini adalah pemahaman tentang inovasi kurikulum penting untuk menghadapi
kurikulum yang akan sangat membantu guru perubahan zaman dan memenuhi kebutuhan
menerapkan aturan pembelajaran di sekolah. masyarakat.
Oleh karena itu, inovasi kurikulum sangat
DAFTAR RUJUKAN
penting karena dapat mengubah masyarakat Abidah, A., Hidaayatullaah, H. N., Simamora,
ke arah lebih baik. (Kurniati et al. 2022). R. M., Fehabutar, D., & Mutakinati, L.
(2020). The Impact of Covid-19 to
UCAPAN TERIMAKASIH Indonesian Education and Its Relation
Peneliti mengucapkan terima kasih yang to the Philosophy of “Merdeka
sebesar-besarnya kepada Program Studi Belajar.” Studies in Philosophy of

153
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

Science and Education, 1(1), 38–49. Indonesia emas tahun 2045. Jurnal
https://doi.org/10.46627/sipose.v1i1.9 Pendidikan Islam, 3(1), 71-94.
Anisimov, A. V., Mikhailova, M. A., & Manalu, J. B., Sitohang, P., Heriwati, N., &
Uvarova, E. A. (2019). Modern Turnip, H. (2022). Pengembangan
Approaches to the Development of Perangkat Pembelajaran Kurikulum
Marine Antifouling Coatings. Inorganic Merdeka Belajar. Jurnal Mahesa
Materials: Applied Research, 10(6), Research Center, 1(1), 80–86.
1384–1389. https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.174
https://doi.org/10.1134/S207511331906 Marisa, M. (2021). Curriculum Innovation
0029 “Independent Learning” in The Era of
Baharuddin, M. R. (2021). Adaptasi Society 5.0. Jurnal Sejarah, Pendidikan,
Kurikulum Merdeka Belajar Kampus dan Humaniora, 5(1), 66–78.
Merdeka (Fokus: Model MBKM https://doi.org/10.36526/js.v3i2.e-ISSN
Program Studi). Jurnal Studi Guru dan Masyhud. (2014). Perubahan Kurikulum di
Pembelajaran, 4(1), 195–205. Indonesia : Studi Kritis tentang Upaya
https://www.e- Menemukan Kurikulum Pendidikan
journal.my.id/jsgp/article/view/591 Islam yang Ideal. Raudhah, IV(1), 49–
Budiwati. (2013). Tantangan Profesionalisme 70.
dan Kesiapan Guru Peraturan Nomor 20 Tahun 2003
Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000
Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan tentang Kewenangan
Kewirausahaan, 1(1), 92–100. Rahmadhani, P., Widya, D., & Setiawati, M.
Hardani, S.Pd., M.Si., dkk. (2020). Metode (2022). Dampak Transisi Kurikulum
Penelitian Kualitatif & 2013 ke Kurikulum Merdeka Belajar
Kuantitatif.Yogyakarta. CV. Pustaka terhadap Minat Belajar Siswa. 1(4).
Ilmu Group. Rhosalia. (2017). Pendekatan Saintifik
Inayati, U. (2022, August). Konsep dan (Scientific Approach) dalam
Implementasi Kurikulum Merdeka pada Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Abad-21 di SD/MI. In Kurikulum 2013 Versi 2016. JTIEE
ICIE: International Conference on (Journal of Teaching in Elementary
Islamic Education (Vol. 2, pp. 293-304). Education), 1(1), 59-71.
Krissandi dan Rusmawan. (2013). Kendala Sugiyono. (2019). Metode Penelitian
Guru Sekolah Dasar dalam Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif,
Implementasi Kurikulum 2013. Kombinasi, R&D, dan Penelitin
Cakrawala Pendidikan, 34(3), 457–467. Tindakan). Bandung. Alfabeta, cv.
Kurniati, P., Kelmaskouw, A. L., Deing, A., Suryaman, M. (2020). Orientasi
Bonin, B., & Haryanto, B. A. (2022). Pengembangan Kurikulum Merdeka
Model Proses Inovasi Kurikulum Belajar. Seminar Nasional Pendidikan
Merdeka Implikasinya bagi Siswa dan Bahasa Dan Sastra, 1(1), 13–28.
Guru Abad 21. Jurnal Citizenship https://ejournal.unib.ac.id/index.php/se
Virtues, 2(2), 408–423. miba/article/view/13357
https://doi.org/10.37640/jcv.v2i2.1516 TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
Maba, W., & Mantra, I. B. N. (2018). The tahun 1999-2004
primary school teachers’ competence in Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002
implementing the 2013 curriculum. SHS tentang Sistem Pendidikan Nasional
Web of Conferences, 42, 00035. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan
https://doi.org/10.1051/shsconf/201842 Nasional
00035 Uno, H. B. (2020). Prosiding Webinar
Machali, I. (2014). Kebijakan perubahan Magister Pendidikan Dasar
kurikulum 2013 dalam menyongsong Pascasarjana Universitas Negeri
154
Gumgum Gumilar, Dian Perdana Sulistya Rosid, Bambang Sumardjoko, & Anik Ghufron/JPAPEDA (5) (2) (2023) : 148-155

Gorontalo.“ Pengembangan Based Curriculum in SMA Negeri 5


Profesionalisme Guru Melalui Denpasar. Jurnal Pendidikan Bahasa
Penulisan Karya Ilmiah Menuju Anak Inggris Indonesia (JPBII), 1.
Merdeka Belajar. Pardigma Penelitian, https://doi.org/https://doi.org/10.23887/
85–94. jpbi.v1i0.577
UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Wiguna, I. K. W., & Tristaningrat, M. A. N.
Daerah (2022). Langkah Mempercepat
UUD 1945 Pasal 31 tentang Pendidikan Perkembangan Kurikulum Merdeka
Widiastuti, I. A. M. S., Padmadewi, N. N., & Belajar. Edukasi: Jurnal Pendidikan
Artini, L. P. (2013). A Study on the Dasar, 3(1), 17-26.
Implementation of English School

155

Anda mungkin juga menyukai