Anda di halaman 1dari 12

Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan

Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MENDORONG


KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH

Nirmala

Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

e-mail: nirmalabakri@gmail.com

Abstrak: Perubahan kurikulum pada akhirnya menempatkan guru sebagai komponen sekaligus
figur sentral dalam pembelajaran akan menentukan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala
sekolah sebagai penggerak dan pembuat keputusan pada tingkat satuan pendidikan.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang
secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan
perubahan kurikulum menjadi Kurikulum 2013 membutuhkan perhatian kepala sekolah
secara bersungguh-sungguh karena mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu
faktor utama keberhasilan tersebut. Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013
akan sangat ditentukan dengan keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya
yang direalisasikan dalam kebiasaan berpikir, bertindak dan berkarya. Untuk itu
diharapkan peran kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai role model namun sangat
diperlukan tindakan yang lebih nyata dalam mendorong sekolah sebagai organisasi
pembelajar. Oleh karena itu kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah
karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan
mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).

Kata kunci: implementasi, kurikulum 2013, kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah

29
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan


Sekolah merupakan organisasi jasa yang Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
tujuannya adalah melahirkan generasi yang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah
mandiri dan siap terjun ditengah-tengah melalui Kemendikbud telah menerbitkan
lingkungan sosial masyarakat. Tujuan mulia sejumlah peraturan baru yang berkaitan
tersebut akan tercapai ketika adanya dengan kebijakan Kurikulum 2013,
kerjasama yang baik dari segala unsur dan diantaranya tentang: (1) Standar Kompetensi
elemen sekolah (stakeholders). Keberhasilan Lulusan (SKL); (2) Standar Proses; (3)
sekolah dalam memberdayakan segala unsur Standar Penilaian; (4) Struktur Kurikulum
dan elemen yang ada dipengarhui oleh seorang SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, dan SMK-
pemimpin di sekolah yakni kepala sekolah. MAK; dan (5) Buku Teks Pelajaran.
Keberhasilan kepala sekolah adalah Aksentuasi pengembangan Kurikulum 2013
keberhasilan bawahan (guru, staf, kebersihan, adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan
satpam dan lain-lain) dan kebrhasilan tata kelola kurikulum, pendalaman dan
bawahan adalah keberhasilan kepala sekolah. perluasan materi, penguatan proses
Seiring dengan dinamika pendidikan yang pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar
menuntut perubahan mendasar pada lingkup agar dapat menjamin kesesuaian antara apa
sekolah sehingga saat ini pemerintah pusat yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
melalui kementerian pendidikan dan Pengembangan kurikulum menjadi amat
kebudayaan mulai merancang perubahan penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
peran kepala sekolah yang tidak lagi menjadi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
tugas tambahan akan tetapi menjadi jabatan serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
karir guru yang berperan dalam melaksanakan nasional, regional, dan global di masa depan.
tugas sebagai manajer, supervisor, dan Aneka kemajuan dan perubahan itu
enterpreneur (penggerak pencipta perubahan) melahirkan tantangan internal dan eksternal
dilingkup sekolah. Fungsi dan peran kepala yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena
sekolah sebagai educator nantinya tidak itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan
nampak secara riil melakukan tugas langkah strategis dalam menghadapi
pengajaran di kelas, akan tetapi di drive globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
melalui tugas supervisi di sekolahnya. Hal masa depan.
tersebut sangat beralasan mengingat saat ini Titik tekan pengembangan Kurikulum
banyak kepala sekolah belum mampu 2013 adalah penyempurnaan pola pikir,
menjalankan perannya selaku supervisor penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman
dengan baik untuk membantu para guru dalam dan perluasan materi, penguatan proses
membina dan mengembangkan kemampuan pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar
instruksionalnya. Bercermin dari hasil data agar dapat menjamin kesesuaian antara apa
pokok pendidikan, pada bulan Maret 2016, yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
jumlah kepala sekolah (TK, SD, SMP, SMA, Pengembangan kurikulum menjadi amat
dan SMK) adalah 265.635 orang. Uji penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
kompetensi kepala sekolah (UKKS) yang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
dilaksanakan pada tahun 2015 diikuti oleh serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
166.334 orang (62,62%). Hasil UKKS 2015 nasional, regional, dan global di masa depan.
menunjukkan rerata nasional 56,37. Skor Aneka kemajuan dan perubahan itu
setiap dimensi kompetensi adalah sebagai melahirkan tantangan internal dan eksternal
berikut: manajerial sebesar 58,05; supervisi yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena
sebesar 51,10; dan kewirausahaan sebesar itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan
57,93. Artinya dari ketiga dimensi kompetensi langkah strategis dalam menghadapi
tersebut, kompetensi supervisi menjadi titik globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
terlemah dari kepala sekolah kita saat ini. masa depan.
Dalam rangka menindaklanjuti dan Pengembangan Kurikulum 2013
menjabarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip

30
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

utama. Pertama, standar kompetensi lulusan mewujudkan manajemen mutu terpadu


diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diperlukan keterlibatan pimpinan secara aktif.
diturunkan dari standar kompetensi lulusan Hasil penelitian Kusmintardjo (2003)
melalui kompetensi inti yang bebas mata mengenai kepemimpinan pembelajaran,
pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus menyimpulkan bahwa, sebagai pemimpin
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, pembelajaran yang tangguh, kepala sekolah
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. diharapkan mampu mengekspresikan
Keempat, mata pelajaran diturunkan dari perilaku-perilaku kepemimpinan
kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua pembelajaran yang dicirikan dengan peranan
mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. dan fungsinya sebagai: management engineer,
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi communicator, clinical practicioner, role
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan model, dan high priest. Berdasarkan hal
penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip- tersebut, peran kepemimpinan pembelajaran
prinsip ini menjadi sangat esensial dalam dalam implementasi kurikulum 2013 menjadi
mewujudkan keberhasilan implementasi topik yang menarik untuk diulas dalam
Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2012). Berikut mendorong peran dan kepemimpinan kepala
dipaparkan kerangka pengembangan sekolah.
kurikulum dan eleman perubahan kurikulum Kepala sekolah yang berhasil terlihat dari
dari jenjang SD sampai dengan SMA/SMK. gaya kepemimpinannya yang mampu
Perubahan kurikulum pada akhirnya mempengaruhi dan
menempatkan guru sebagai komponen menggerakan stakeholders pendidikan untuk
sekaligus figur sentral dalam pembelajaran sama-sama menggapai kesuksesan sekolah
akan menentukan keberhasilan implementasi yang diikat dalam satu visi yang sama.
Kurikulum 2013. Hal tersebut juga tidak Kepemimpinan menurut Terry (2012) adalah
terlepas dari peran kepemimpinan kepala suatu aktivitas yang bisa mempengaruhi
sekolah sebagai penggerak dan pembuat orang-orang agar bisa diarahkan dalam
keputusan pada tingkat satuan pendidikan. mencapai tujuan organisasi.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas Salah satu kunci yang sangat menentukan
manajemen pendidikan secara mikro, yang keberhasilan sekolah dalam mencapai
secara langsung berkaitan dengan proses tujuannya adalah kepala sekolah. Hal ini
pembelajaran di sekolah. Aktualisasi dinyatakan oleh Usman (2009:352) bahwa
kepemimpinan kepala sekolah untuk “keberhasilan kepala sekolah dalam mencapai
menampilkan kinerja terbaik dengan berbagai tujuannya secara dominan ditentukan oleh
kompleksitas tuntutan tugasnya, akan keandalan manajemen sekolah yang
berpengaruh pada terwujudnya sebuah bersangkutan, dan keandalan manajemen
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang sekolah sangat dipengaruhi oleh kapasistas
berkualitas. Menurut Senge dalam Bamburg, kepemimpinan kepala sekolahnya”.
(2002:1) bahwa, “...many of the problem that Berkenaan dengan pentingnya kedudukan
face organizations can be traced to the lack of kepala sekolah juga dikemukakan oleh
leadership”. Artinya banyak masalah yang Sutrisno dalam Usman (2009:382) bahwa,
dihadapi organisasi dapat berasal dari “baik atau buruknya sebuah sekolah lebih
kelemahan kepemimpinan. Peran banyak ditentukan oleh kemampuan
kepemimpinan kepala sekolah sebagai kunci profesional kepala sekolah sebagai
utama terwujudnya manajemen mutu sejalan pengelolanya”. Kepemimpinan kepala sekolah
dengan salah satu prinsip kualitas yang secara sistematis berkaitan dengan
dikemukakan oleh Deming dalam Arcaro kepribadian, motivasi, dan keterampilan.
(2006:87) bahwa, “kepemimpinan dalam Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan
pendidikan merupakan tanggung jawab pula sebagai kemampuan kepala sekolah
manajemen untuk memberikan arahan”. dalam memimpin dan menggerakkan seluruh
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa untuk personil (tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan) di sekolah sehingga dapat

31
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mendayagunakan sumber daya yang ada di diterapkan di sekolah karena kemampuannya


sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan dalam membangun komunitas belajar
secara efektif dan efisien. warganya dan bahkan mampu menjadikan
Hampir semua pakar mengeksplisitkan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning
kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah school).
terhadap kualitas adalah ciri penting sekolah Penelitian tentang penerapan
efektif (Komariah dan Triatna, 2006:40). Hal kepemimpinan pembelajaran di sekolah
ini semakin menguatkan asumsi bahwa menyimpulkan bahwa “kepala sekolah yang
kepemimpinan merupakan faktor penggerak memfokuskan kepemimpinan pembelajaran
organisasi melalui penanganan perubahan dan menghasilkan prestasi belajar siswa yang
manajemen yang dilakukannya sehingga lebih baik dari pada kepala sekolah yang
keberadaan pemimpin tidak hanya sebagai kurang memfokuskan pada kepemimpinan
simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi pembelajaran” (Ditjen PMPTK, 2010:1).
masalah tetapi keberadaannya memberi Sejumlah ahli pendidikan telah melakukan
dampak positif bagi perkembangan organisasi penelitian tentang pengaruh kepemimpinan
sekolah. Seperangkat aturan dan kurikulum pembelajaran terhadap peningkatan hasil
yang selanjutnya direalisasiakan oleh para belajar. Salah satu di antara mereka adalah
pendidik sudah pasti atas koordinasi dan Findley dalam Ditjen PMPTK (2010:7) yang
otokrasi dari kepala sekolah. Singkatnya, menyimpulkan bahwa “If a school is to be an
kepala sekolah merupakan tokoh sentral effective one, it will be because of the
pendidikan. Verma dalam Usman (2009:296) instructional leadership of the principal ….”.
mengemukakan sifat kepemimpinan yakni, Kutipan tersebut dapat disarikan bahwa
Kepemimpinan yang kuat berarti pula sebagai peningkatan hasil belajar siswa sangat
lead, baik dalam arti yang sesungguhnya dipengaruhi oleh kepemimpinan
maupun dalam arti singkatan. LEAD dalam pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa
arti yang sebenarnya adalah mampu ingin dinaikkan, maka kepemimpinan yang
mengarahkan. LEAD dalam arti akronim menekankan pada pembelajaran harus
adalah Listen to your team and client (jadilah diterapkan. Sejalan dengan pemikiran
pendengar yang baik bagi tim dan pelanggan), tersebut, kepemimpinan pembelajaran di
LEAD dalam arti singkatan ialah Leader, Australia dikenal dengan sebutan educational
encourage motivate (membakitkan motivasi), leadership. Kepemimpinan pembelajaran
Diliver (menyampaikan untuk berbuat yang (instructionnal leadership) disebut juga
terbaik). education leadership, school leadership,
Banyak model kepemimpinan yang dapat visionary leadership, and teaching,
dianut dan diterapkan dalam bebagai learningleadership, and supervision
organisasi atau institusi, baik profit maupun leadership (Huber, 2010).
non-profit, namun model kepemimpinan yang Dalam hasil penelitian Kusmintardjo
paling cocok untuk diterapkan di sekolah (2003) mengenai kepemimpinan
adalah kepemimpinan pembelajaran pembelajaran, memberikan kesimpulan bahwa
(instructional leadership or leadership for Sebagai pemimpin pembelajaran yang
improved learning). “Kepemimpinan tangguh, kepala sekolah diharapkan mampu
pembelajaran diartikan sebagai mengekspresikan perilaku-perilaku
kepemimpinan yang memfokuskan atau kepemimpinan pembelajaran yang dicirikan
menekankan pada pembelajaran yang dengan peranan dan fungsinya sebagai: (a)
komponen-komponennya meliputi kurikulum, management engineer, yakni mampu
proses belajar mengajar, assessment menerapkan teknik-teknik perencanaan,
(penilaian hasil belajar), penilaian serta pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengembangan guru, layanan prima dalam pengawasan di bidang pembelajaran (b)
pembelajaran, dan pembangunan komunitas communicator, yakni mampu menerapkan
belajar di sekolah” (Dirjen PMPTK, 2010:9). teknik motivasi dan komunikasi antar pribadi,
Kepemimpinan pembelajaran penting serta pendekatan kekeluargaan dan

32
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

keagamaan dalam membangun moral kerja minat jabatan sebagai pemimpin


guru yang tinggi, (c) clinical practicioner, pendidikan.
yakni mampu mendiagnosis masalah-masalah 2) Sebagai educator, ia berperan
Perencanaan

Std.Proses

Elemen
Std. ISI SKL
Perubahan
Perbaikan Pelaksanaan

Std. Penilaian

Kontrol

Gambar 1. Fokus Utama Perubahan Kurikulum


(Sumber: Kemdikbud: 2013:6)

pembelajaran dan melakukan tindakan- merencanakan, melaksanakan, menilai


tindakan inovatif bidang pembelajaran, (d) hasil pembelajaran, membimbing dan
role model, yakni mampu menampilkan melatih, meneliti dan mengabdi kepada
dirinya sebagai sosok pimpinan (chief) yang masyarakat.
selalu mendiskusikan masalah-masalah 3) Sebagai manager, ia melakukan
pembelajaran dengan guru dan siswa, dan (e) perencanaan, pengorganisasian,
high priest, yakni mampu mengartikulasikan pengarahan dan pengawasan.
visi dan misi sekolah, serta memainkan 4) Sebagai administrator, ia harus mampu
simbol-simbol dalam rangka meningkatkan mengelola ketatausahaan
mutu proses dan hasil pembelajaran. sekolah/madrasah dalam mendukung
Melengkapi tugasnya dalam pencapaian tujuan sekolah/madarasah.
kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah 5) Sebagai supervisor, ia merencanakan
mempunyai sejumlah peran sebagai pemimpin supervisi, melaksanakan supervisi, dan
pendidikan. Peranan sebagai pemimpin menindaklanjuti hasil supervise untuk
pendidikan antara lain sebagai personal, meningkatkan profesionalisme guru.
educator, manager, administrator, supervisor, 6) Sebagai seorang yang sosial, ia bekerja
social, leader, intrepreneur, dan climator sama dngan pihak lain untuk
(PEMASSLEC). Usman (2009:277) kepentingan sekolah/madrasah,
menguraikan peranan pemimpin pendidikan berpartisipasi dalam kegiatan sosial
sebagai berikut: kemasyarakatan, dan memiliki
1) Sebagai personal, ia harus memiliki kepekaan (empati) sosial terhadap
integritas kepribadian dan akhlak mulia, orang atau kelompok orang.
pengembangan budaya, keteladanan, 7) Sebagai leader, ia harus mampu
keinginan yang kuat dalam memimpin sekolah/madrasah dalam
pengembangan diri, keterbukaan dalam rangka pendayagunaan sumber daya
melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sekolah/madrasah secara optimal.
kendali diri dalam mengahadapi 8) Sebagai entrepreneur, ia harus kreatif
masalah dalam pekerjaan, bakat dan (termasuk inovatif), bekerja keras, etos

33
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kerja, ulet (pantang menyerah) dan Gambar 2. Hasil Ujian Kompetensi Awal Tahun
naluri kewirausahaan. 2012
9) Sebagai climator, ia harus mampu Pada saat kepala sekolah hadapi
menciptakan iklim sekolah yang tantangan menerapkan kurikulum 2013
kondusif. kesiapannya perlu ditingkatkan terutama
dalam mencermati kebutuhan sekolah untuk
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala berubah sehingga lebih terbuka terhdap usah
Sekolah dalam Implementasi Kurikulum peningkatan pengetahuan dan keterampilan
2013 guru dalam mengelola pembelajaran yang
Tugas utama kepala sekolah adalah lebih adaptif terhadap pembaharuan.
mewujudkan keunggulan sekolah yang Pemahaman kepala sekolah terhadap berbagai
dipimpinnya. Keunggulan utama sekolah elemen perubahan sangat bermanfaat dalam
adalah mewujudkan mutu lulusan yang menentukan prioritas kegiatan pada tiap
memenuhi bahkan melebihi standar. standar yang perlu kepala sekolah laksanakan.
Keunggulan itu perlu didukung dengan Dalam menunaikan tugasnya kepala sekolah
keunggulan kompetensi guru yang menjalankan fungsi perencanaan,
membangikitkan keunggulan siswa belajar. pelaksanaan, mengontrol kegiatan, dan
Pelaksanaan perubahan kurikulum melakukan perbaikan berkelanjutan sebagai
sebelumnya menjadi Kurikulum 2013 realisasi pengelolaan perubahan Kurikulum
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara (Kemdikbud, 20013:6).
bersungguh-sungguh karena mereka peran Implementasi kurikulum 2013 adalah
kepala sekolah menjadi salah satu faktor wujud nyata adanya perubahan dalam
utama keberhasilan. Fokus utama perubahan penyelenggaraan pendidikan di satuan
kurikulum meliputi empat standar, yaitu pendidikan. Guru sebagai pelaksana
standar kompetensi lulusan, isi, proses, dan kurikulum tentu tidak terlepas dari arahan,
penilaian. Dalam perubahan keempat standar, bimbingan serta dorongan dari kepala sekolah
kepala sekolah bertugas untuk merencanakan, dalam agar dapat adaptif terhadap perubahan
melaksanakan, mengontrol, dan melakuan kurikulum. Sikap adaptif yang harus
perbaikan seperti yang dapat dilihat pada ditunjukkan oleh guru pada dasarnya
diagaram di halaman berikut: dilandasasi oleh keprofesionalan guru dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya

34
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

sebagai tenaga pendidik. Namun, fakta yang nilai terendah diperoleh guru SD (36,9).
terjadi di lapangan kompetensi guru yang Kondisi tersebut dideskripsikan dalam grafik
seyogyanya menjadi faktor pendukung berikut.
implementasi kurikulum baru justru menjadi Gambar 3. Hasil Ujian Kompetensi Guru
salah satu faktor penghambat. Berdasarkan Tahun 2012
data hasil uji kompetensi awal (UKA) guru Berdasarkan nilai hasil uji kompetensi
sebelum mendapatkan sertifikat profesional guru (UKG) secara online yang dilakukan
guru, maka diperoleh gambaran bahwa nilai terhadap guru setelah memperoleh sertifikat
rata-rata nasional adalah 42,25 untuk skala profesional, maka diperoleh nilai rata-rata
nilai 0-100. Artinya, nilai rata-rata nasional nasional sebesar 45,82 untuk skala nilai 0-100.
tingkat kompetensi guru masih cukup jauh Artinya, nilai rata-rata nasional masih
dibawah angka 50, atau angka separuhnya dari dibawah angka 50, atau kurang dari separuh
nilai ideal. Nilai tertinggi adalah 97,0 dan nilai angka ideal. Nilai tertinggi adalah 96,25 dan
terendah adalah 1,0. Jumlah guru terbanyak, nilai terendah adalah 0,0. Jumlah guru
sekitar 80-90 ribu orang terdapat pada interval terbanyak, sekitar 60-70 ribu orang terdapat
nilai 35-40. Jika dilihat dari daerah sebaran pada interval nilai 42-43. Jika dilihat dari
berdasarkan wilayah provinsi di Indonesia, daerah sebaran berdasarkan wilayah provinsi
maka dari jumlah 33 provinsi hanya terdapat 8 di Indonesia, maka dari jumlah 33 provinsi
(delapan) provinsi saja yang nilainya berada di hanya terdapat 7 (tujuh) provinsi saja yang
atas rata-rata nasional. Kedelapan provinsi itu nilainya berada di atas rata-rata nasional.
adalah DIY (50,1), DKI (49,2), Bali (48,8), Ketujuh provinsi itu adalah DIY (53,60),
Jatim (47,1), Jateng (45,2), Jabar (44,0), Kepri Jateng (50,41), Babel (48,25), DKI (47,93),
(43,8), dan Sumbar (42,7). Sedangkan 25 Jatim (47,89), Sumbar (47,21), dan Jabar
provinsi lainnya memiliki nilai di bawah (46,81). Adapun 26 provinsi lainnya,
42,25, di mana tiga nilai terendah dimiliki oleh

provinsi Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8) memperoleh di bawah rata-rata nasional,
dan Kalimantan Barat (35,4). Apabila dilihat 45,82, di mana tiga nilai terendah dipegang
dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata- oleh provinsi Maluku Utara (38,02), Aceh
rata nasional diperoleh guru TK (58,9), (38,88), dan Maluku (40,00). Apabila dilihat
kemudian diikuti guru SMA (51,3), guru SMK dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata-
(50,0), guru SLB (49,1), guru SMP (46,1), dan rata nasional diperoleh guru SMP (51,23),

35
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Collaborative
Paradigma Kategori Guru Non directive
+
Negotiation
TINGGI

A
+
KUADRAN III KUADRAN IV
B
PENGAMAT S PROFESIONAL
T
ANALITIK R
A
A (+) K (-) K
A (+) K (+)
S

RENDAH - I KOMITMEN
+ TINGGI

KUADRAN I KUADRAN II
DROP OUT KERJANYA TIDAK
BERFOKUS Collaborative
+
Directive A (-) K (-)
A (-) K (+)
direction

RENDAH
-
kemudian diikuti guru SMK (49,75), guru kemungkinan memiliki guru dengan proto
SMA (47,7), guru TK (45,84), dan nilai type dengan kompetensi yang rendah.
terendah diperoleh guru SD (42,05). Dari hasil Sebagaimana diketahui bahwa kategori guru
UKA dan UKG di atas, nilai rata-rata nasional dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
terendah selalu dimiliki oleh guru SD, yakni abstraksi dan komitmen sebagai berikut.
36,9 (UKA) dan 42,05 (UKG). Saat ini, Gambar 4. Paradigma Kategori Guru (Sumber:
jumlah guru SD merupakan bagian terbesar Glikcman dalam Tim Pakar
dari jumlah guru nasional, yakni sekitar 1,6 Manajemen Pendidikan, 2004:56)
juta (55 %) dari jumlah guru secara Gambar tersebut mendeskripsikan dua
keseluruhan di Indonesia. Untuk itu perlu hal pokok yang menjadi dasar pengkategorian
adanya tindakan yang lain sebagai langkah guru, yaitu tingkat abstraksi yang
lanjutan sebagai upaya meningkatkan mutu menggambarkan kemampuan guru dan tingkat
pendidikan Indonesia. komitmen guru. Guru dikategorikan drop out
Komitmen pemerintah dalam pada Kuadaran I, apabila tingkat abstraksi dan
meningkatkan kinerja dan profesionalisme komitmen guru rendah. Guru dikategorikan
guru melalui kegiatan sertifikasi guru belum kerjanya tidak berfokus apabila guru memiliki
secara signifikan berkontribusi bagi tingkat abstraksi yang rendah, tetapi tingkat
peningkatan kualitas pendidikan pada komitmen yang dimiliki guru tinggi. Guru
umumnya dan peningkatan profesionalisme dikategorikan sebagai pengamat analitik kritis
guru pada khususnya. Hal ini disebabkan oleh apabila, tingkat abstraksi yang dimiliki guru
lemahnya dampak follow up terhadap tinggi, namun komitmen guru rendah.
kegiatan-kegiatan tersebut. Wujud Kategori guru pada Kuadran IV yaitu
kepemimpinan kepala sekolah untuk profesional, karena tingkat abstraksi guru
menampilkan kinerja terbaik dengan berbagai maupun komitmennya tinggi.
kompleksitas tuntutan tugasnya, akan Aktualisasi kepemimpinan pembelajaran
berpengaruh pada terwujudnya sebuah kepala sekolah dalam implementasinya secara
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang integratif akan berinterkorelasi dengan
berkualitas. Aktualisasi kepemimpinan kepala pendekatan yang digunakan kepala sekolah
sekolah untuk menampilkan kinerja terbaik dalam melakukan supervisi. Pendekatan yang
dengan berbagai kompleksitas tuntutan dimaksud adalah pendekatan direktif, non
tugasnya, akan berpengaruh pada terwujudnya direktif dan kolaboratif. Secara singkat, empat
sebuah sekolah sebagai lembaga pendidikan pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
yang berkualitas. Permasalahan ini menjadi Pendekatan direktif merupakan pendekatan
tantangan tersendiri bagi kepala sekolah yang yang menekankan kepala sekolah lebih
36
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

banyak memberikan pengarahan, penjelasan Glover (2003) menyatakan bahwa


dan perbaikan. Guru cenderung menerima dan kepemimpinan pembelajaran fokus pada
dan mengikuti terhadap apa yang disampaikan pengajaran dan pembelajaran serta perilaku
kepala sekolah. Landasan psikologi yang guru dalam mengajar siswa. Pengaruh
digunakan adalah psikologi behaviour. Premis pemimpin ditargetkan pada pembelajaran
yang digunakan bahwa belajar adalah siswa melalui guru. Penekanan langsung pada
peniruan dan latihan-latihan. Pendekatan dampak pengaruh daripada proses itu sendiri.
direktif digunakan kepala sekolah untuk para Ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan
guru dalam kategori I, yaitu drop out. bahwa kepemimpinan pembelajaran adalah
Pendekatan non-direktif lebih menekankan kepemimpinan yang fokus pada peningkatan
pada guru di mana kepala sekolah cenderung mutu pembelajaran siswa melalui guru.
mendengarkan dan memberikan dorongan Kelemahan dari konsep kepemimpinan
terhadap yang diambil oleh guru. Pendekatan pembelajaran adalah terlalu berpusat pada
ini untuk guru dalam kategori IV. Pendekatan kepala sekolah, sehingga kepala sekolah
ini didasarkan pada premis bawa belajar pada cenderung otoriter dalam menerapkan
dasarnya adalah pengalaman pribadi hasil kepemimpinan
keingintahuan individu terhadap nya. Implementasi kurikulum 2013 memerlu-
lingkungannya. Landasan psikologi yang kan perubahan manajemen dan
digunakan adalah psikologi humanistik. kepemimpinan, kultur dan iklim sekolah
Selanjutnya, pendekatan kolaboratif terhadap kurikulum, pendidik dan tenaga
merupakan perpaduan antara pendekatan kependidikan, sarana dan prasarana untuk
direktif dan non direktif. Ada keseimbangan menghasilkan lulusan yang kompeten (Bahan
antara guru dan kepala sekolahm yaitu sama- Uji Publik Kurikulum 2013).
sama katif dan berbagi tanggung jawab. Perubahan tersebut dipelopori oleh kepala
Landasan psikologi yang digunakan adalah sekolah karena kepala sekolah adalah agen
psikologi kognitif, di mana premis dasar yang perubahan.
digunakan bahwa hasil belajar merupakan Hubungan fungsional antara kempimpinan
hasil kerjasama antara pembelajar dan pembelajaran, manajemen perubahan,
pengajar. pengembangan kultur sekolah yang bersinergi
Berkenaan dengan kepemimpinan dengan manajemen kelas dan pembelajaran
pembelajaran, Hallinger (2003) menyatakan untuk mengembangkan sikap, keterampilan,
bahwa kepemimpinan pembelajaran dipan- dan pengetahuan terlihat pada gambar di
dang sebagai kepemimpinan direktif kepala bawah ini.
sekolah yang kuat berfokus pada kurikulum Gambar. 5 Hubungan Kepemimpinan

dan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Pembelajaran, Manajemen Perubahan, dan


South-worth dan Hallinger di atas, Bush dan Budaya Sekolah (Sumber: Kemdikbud:2013:2)

37
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Pembaharu budaya sekolah merupakan eksternal. Berbagai macam wujud atau


sisi penting yang tidak kalah menentukan aktualisasi kepemimpinan pembelajaran juga
keberhasilan dalam mewujudkan keunggulan. ditemukan dalam kajian riset yang dilakukan
Pemahamannya tentang nilai, pola pikir, oleh Southworth (2002) dalam penelitiannya
keyakinan, motivasi, semangat berinovasi pada Kepala Sekolah Dasar di Inggris dan
warga sekolah sangat penting untuk terus Wales ada tiga strategi untuk meningkatkan
menerus dicermati. Kondisi itu memperjelas pembelajaran secara efektif yaitu: (1)
visi-misi, tujuan sekolah, mutu proses, dan modeling; (2) monitoring; dan (3)
output yang diharapkan menjadi salah satu professional dialog and discussion. Modelling
pendukung efektivitas peran kepala sekolah artinya keteladanan kepala sekolah menjadi
dalam pengembangan budaya berkarya. contoh atau model yang ditiru oleh guru di
Budaya organisasi yang terpelihara dengan sekolah yang dipimpinnya. Monitoring artinya
baik, mampu menampilkan perilaku yang melakukan pemantauan kinerja guru ke kelas
dapat menjamin hasil kerja dengan kualitas saat guru melaksanakan proses pembelajaran
yang lebih baik, membuka seluruh jaringan di kelas serta memanfaatkan hasil pemantauan
komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, tersebut untuk pembinaan lebih lanjut. Profes-
kegotongroyongan, kekeluargaan, sional dialog and discussion artinya berarti
menemukan kesalahan dan cepat membicarakan secara aktif, interaktif, efektif,
memperbaiki, cepat menyesuaikan diri dengan aspiratif, inspiratif, produktif, demokratik dan
perkembangan yang terjadi di luar. ilmiah tentang hasil penilaian kinerja dan ren-
Hasil penelitian Wahyuni, Huda, cana tindak lanjut peningkatan mutu proses
Juharyanto (2017) bahwa kepemimpinan dan hasil pembelajaran siswa.
pembelajaran kepala sekolah memberikan Temuan penelitian Southworth (2002)
pengaruh yang cukup baik terhadap kinerja tersebut mendukung kepemimpinan
guru di SMP Negeri se Kecamatan pembelajaran efektif apabila kepala sekolah
Trenggalek. Kemudian hasil penelitian yang mampu memainkan perannya sebagai: (1)
dilakukan oleh Wachiddin (2015) 1) pemantau kinerja guru; (2) penilai kinerja
Kepemimpinan kepala SMP Negeri 2 guru; (3) pelaksana dan pengaturan
Kaliwungu Kendal dalam menerapkan pendampingan dan pelatihan, (4) perencana
kepemimpinan visioner dan situasional Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dilakukan melalui berbagai kebijakan yang (PKB) guru; (5) pengkoordinasi kerja tim, dan
mendukung terciptanya pembelajaran (6) pengkoordinasi pembelajaran kolaboratif
berkualitas. Hal ini dilakukan untuk mencapai (OECD, 2009). Sejalan dengan pendapat
visi sekolah sebagai sekolah efektif; 2) OECD tersebut, Willison (2010) menyatakan
Kepemimpinan kepala SMP Negeri 2 tiga cara untuk menjadi kepemimpinan
Kaliwungu Kendal dalam mengelola program pembelajaran efektif yaitu: (1) talk the talk; (2)
pembelajaran adalah dengan meningkatkan walk the walk; dan (3) be the caddy. Talk to
profesionalisme guru. Cara cara tersebut talk artinya banyak berdialog dan diskusi
antara lain melalui pemberian motivasi, tentang pengembangan keprofesian
peningkatan kompetensi melalui pelatihan, berkelanjutan guru. Walk the walk artinya
dan pemberian insentif, serta melalui sering berkunjung ke kelas memantau proses
pemberian sanksi bagi guru yang kurang pembelajaran di kelas. Be the caddy artinya
disiplin, serta melengkapi sarana dan membantu guru menggunakan sarana dan
prasarana pembelajaran yang masih kurang; prasarana pembelajaran secara profesional.
dan 3) Kepemimpinan kepala SMP Negeri 2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kaliwungu Kendal dalam membangun Blase (1999) menyimpulkan bahwa model
komunitas belajar adalah dengan melakukan kepemimpinan instruksional yang diterapkan
analisis terhadap faktor penghambat dan oleh kepala sekolah memberi dampak
pendukung dalam peningkatan kualitas terhadap kinerja guru di kelas. Perilaku yang
pembelajaran. Faktor penghambat dan ditunjukkan oleh sebagian besar guru-guru di
pendukung tersebut berupa faktor internal dan wilayah Southeastern, Midwestern, dan

38
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Northwestern Amerika Serikat sangat perubahan di dunia pendidikan yang dinamis.


dipengaruhi oleh figur kepemimpinan kepala Perubahan tersebut menunt adanya sikap
sekolah yang ditunjukkan melalui adaptif dari para guru sebagai front the liner
kepemimpinan instruksional (pembelajaran). pelaksanaan kurikulum yang pada akhirnya
Keberlangsungan pendidikan di suatu bermuara pada aktualisasi kepemimpinan
sekolah dengan berbagai program seperti pembelajaran kepala sekolah. Kepemimpinan
implementasi Kurikulum 2013 harus pembelajaran merupakan proses
didukung oleh komitmen yang kuat dari mengintegrasikan dan membimbing pendidik,
kepala sekolah sebagai pimpinan. Tugas tenaga kependidikan, meningkatkan
utama kepala sekolah adalah mewujudkan kompetensi pendidik-tenaga kependidikan,
keunggulan sekolah yang dipimpinnya. mengembangkan kurikulum, dan
Keunggulan utama sekolah adalah melaksanakan penelitian tindakan untuk
mewujudkan mutu lulusan yang memenuhi melakukan perbaikan proses pembelajaran.
bahkan melebihi standar. Keunggulan itu Aktualiasasi kepemimpinan
perlu didukung dengan keunggulan pembelajaran dalam pelaksanaannya perlu
kompetensi guru yang membangikitkan didasari beberapa kompetensi yang meliputi
keunggulan siswa belajar. Karena itu, kompetensi teknis (technical competency),
pelatihan diarahkan pada pengembangan daya hubungan antar pribadi (interpersonal
inisiatif, inovasi dan kolaborasi kepala sekolah competency), dan konseptual (conceptual
agar dapat memfasliltasi guru melaksanakan competency) yang secara rinci termanifestasi
perubahan atas keputusan bersama. dalam kompetensi kepala sekolah
Ketajamannya diasah melalui komunikasi dan sebagaimana tercantum dalam Permendiknas
kolaborasi dengan teman sejawat sehingga No 13 Tahun 2007.
menemukan ide-ide baru, memperbaiki
strategi dan mepertajam daya analisis peserta REFERENSI
untuk memecahkan masalah dalam pekerjaan.
Arcaro, S. J. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu:
Keberhasilan dalam penerapkan
kurikulum 2013 akan sangat ditentukan Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata
dengan keberhasilan kepala sekolah Langkah Penerapan. Yogyakarta:
mengembangkan budaya yang direalisasikan Pustaka Pelajar.
dalam kebiasaan berpikir, bertindak dan Bamburg, J. D. 2002. Learning, Learning
berkarya. Aktualisasi kepemimpinan kepala Organizations, and Leadership:
sekolah yang diwujudkan melalui peran dan Implications for the Year 2050,
fungsi kepemimpinannya bertolak pada (Online),
beberapa kompetensi yang meliputi (http://www.newhorizons.org/trans/ba
kompetensi teknis (technical competency), mburg.htm, diakses pada 16 September
hubungan antar pribadi (interpersonal 2013).
competency), dan konseptual (conceptual Bush, T. & Glover, D. 2003. School
competency) (Katz dalam Tim Dosen Jurusan Leadership: Concept and Evidence.
Administrasi Pendidikan 2005:179). Peran Nottingham: National College for
kepala sekolah dalam meningkatkan School Leadership.
profesionalisme guru sudah lama diakui Ditjen PMPTK. 2010. Kepemimpinan
sebagai salah satu faktor penting dalam Pembelajaran: Materi Pelatihan
organisasi sekolah, terutama terkait dengan Penguatan Kemampuan Kepala
tanggung jawab kepala sekolah dalam Sekolah, (online),
meningkatkan proses pembelajaran di (httt://www.kemdiknas.go.id, diakses
sekolah. pada 16 September 2013).
KESIMPULAN Hallinger, P. 2003. Leading Educational
Change: Reflections on the Practice of
Implementasi kurikulum 2013
merupakan wujud kepekaan terhadap tuntutan Instructional and Transformational
Leadership, dalam Cambridge Journal
akan kebutuhan masyarakat sebagai akibat
39
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

of Education Vol. 33, No. 3, November, Sekolah Menengah Pertama Negeri


p. 35-70. (SMPN) se-Kecamata Trenggalek.
Kemdikbud. 2013. Bahan Uji Publik Jurnal on-line
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian http://ap.fip.um.ac.id/wp-
Pendidikan dan Kebudayaan. content/uploads/2017/07/ARTIKEL-
tutut.pdf
Komariah, A & Triatna, C. 2006. Visionary
Leadership: Menuju Sekolah Willison, R. 2010. What Make an
Instructional Leader, dalam Phi Delta
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kappan, November 2010 Vol. 92
Kusmintardjo. 2003. Kepemimpinan Nomor 3. Page 669.
Pembelajaran Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Studi
Multi Kasus Pada Dua SMU Di Kota
Pamalang. Desertasi tidak diterbitkan.
Malang: Pasca Sarjana Universitas
Negeri Malang.
OECD. 2009. Improving Educational Leader-
ship. Tool Kit.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, (Online),
(www.depdiknas.org, diakses 31
Desember 2008)
Robbins. S. P. 2006. Organizational Behavior.
Tenth Edition. New Jersey: Pearson
Education,Inc.
Sukmadinata, N. S. 2003. Landasan Psikologi
Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan.
2005. Pengelolaan Pendidikan.
Bandung: Jurusan Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Usman, H. 2009. Manajemen Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wachiddin Agus, 2015. Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah di SMP
Negeri 2 Kaliwungu Kabupaten
Kendal.
http://eprints.ums.ac.id/40886/3/halam
an%20depan%20agus.pdf
Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wahyuni, Huda A.Y, Juharyanto.2017.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala
SekolahTerhadap Kinerja Guru

40

Anda mungkin juga menyukai