Nirmala
e-mail: nirmalabakri@gmail.com
Abstrak: Perubahan kurikulum pada akhirnya menempatkan guru sebagai komponen sekaligus
figur sentral dalam pembelajaran akan menentukan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala
sekolah sebagai penggerak dan pembuat keputusan pada tingkat satuan pendidikan.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang
secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan
perubahan kurikulum menjadi Kurikulum 2013 membutuhkan perhatian kepala sekolah
secara bersungguh-sungguh karena mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu
faktor utama keberhasilan tersebut. Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013
akan sangat ditentukan dengan keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya
yang direalisasikan dalam kebiasaan berpikir, bertindak dan berkarya. Untuk itu
diharapkan peran kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai role model namun sangat
diperlukan tindakan yang lebih nyata dalam mendorong sekolah sebagai organisasi
pembelajar. Oleh karena itu kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah
karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan
mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).
29
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
30
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
31
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
32
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Std.Proses
Elemen
Std. ISI SKL
Perubahan
Perbaikan Pelaksanaan
Std. Penilaian
Kontrol
33
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kerja, ulet (pantang menyerah) dan Gambar 2. Hasil Ujian Kompetensi Awal Tahun
naluri kewirausahaan. 2012
9) Sebagai climator, ia harus mampu Pada saat kepala sekolah hadapi
menciptakan iklim sekolah yang tantangan menerapkan kurikulum 2013
kondusif. kesiapannya perlu ditingkatkan terutama
dalam mencermati kebutuhan sekolah untuk
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala berubah sehingga lebih terbuka terhdap usah
Sekolah dalam Implementasi Kurikulum peningkatan pengetahuan dan keterampilan
2013 guru dalam mengelola pembelajaran yang
Tugas utama kepala sekolah adalah lebih adaptif terhadap pembaharuan.
mewujudkan keunggulan sekolah yang Pemahaman kepala sekolah terhadap berbagai
dipimpinnya. Keunggulan utama sekolah elemen perubahan sangat bermanfaat dalam
adalah mewujudkan mutu lulusan yang menentukan prioritas kegiatan pada tiap
memenuhi bahkan melebihi standar. standar yang perlu kepala sekolah laksanakan.
Keunggulan itu perlu didukung dengan Dalam menunaikan tugasnya kepala sekolah
keunggulan kompetensi guru yang menjalankan fungsi perencanaan,
membangikitkan keunggulan siswa belajar. pelaksanaan, mengontrol kegiatan, dan
Pelaksanaan perubahan kurikulum melakukan perbaikan berkelanjutan sebagai
sebelumnya menjadi Kurikulum 2013 realisasi pengelolaan perubahan Kurikulum
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara (Kemdikbud, 20013:6).
bersungguh-sungguh karena mereka peran Implementasi kurikulum 2013 adalah
kepala sekolah menjadi salah satu faktor wujud nyata adanya perubahan dalam
utama keberhasilan. Fokus utama perubahan penyelenggaraan pendidikan di satuan
kurikulum meliputi empat standar, yaitu pendidikan. Guru sebagai pelaksana
standar kompetensi lulusan, isi, proses, dan kurikulum tentu tidak terlepas dari arahan,
penilaian. Dalam perubahan keempat standar, bimbingan serta dorongan dari kepala sekolah
kepala sekolah bertugas untuk merencanakan, dalam agar dapat adaptif terhadap perubahan
melaksanakan, mengontrol, dan melakuan kurikulum. Sikap adaptif yang harus
perbaikan seperti yang dapat dilihat pada ditunjukkan oleh guru pada dasarnya
diagaram di halaman berikut: dilandasasi oleh keprofesionalan guru dalam
34
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
sebagai tenaga pendidik. Namun, fakta yang nilai terendah diperoleh guru SD (36,9).
terjadi di lapangan kompetensi guru yang Kondisi tersebut dideskripsikan dalam grafik
seyogyanya menjadi faktor pendukung berikut.
implementasi kurikulum baru justru menjadi Gambar 3. Hasil Ujian Kompetensi Guru
salah satu faktor penghambat. Berdasarkan Tahun 2012
data hasil uji kompetensi awal (UKA) guru Berdasarkan nilai hasil uji kompetensi
sebelum mendapatkan sertifikat profesional guru (UKG) secara online yang dilakukan
guru, maka diperoleh gambaran bahwa nilai terhadap guru setelah memperoleh sertifikat
rata-rata nasional adalah 42,25 untuk skala profesional, maka diperoleh nilai rata-rata
nilai 0-100. Artinya, nilai rata-rata nasional nasional sebesar 45,82 untuk skala nilai 0-100.
tingkat kompetensi guru masih cukup jauh Artinya, nilai rata-rata nasional masih
dibawah angka 50, atau angka separuhnya dari dibawah angka 50, atau kurang dari separuh
nilai ideal. Nilai tertinggi adalah 97,0 dan nilai angka ideal. Nilai tertinggi adalah 96,25 dan
terendah adalah 1,0. Jumlah guru terbanyak, nilai terendah adalah 0,0. Jumlah guru
sekitar 80-90 ribu orang terdapat pada interval terbanyak, sekitar 60-70 ribu orang terdapat
nilai 35-40. Jika dilihat dari daerah sebaran pada interval nilai 42-43. Jika dilihat dari
berdasarkan wilayah provinsi di Indonesia, daerah sebaran berdasarkan wilayah provinsi
maka dari jumlah 33 provinsi hanya terdapat 8 di Indonesia, maka dari jumlah 33 provinsi
(delapan) provinsi saja yang nilainya berada di hanya terdapat 7 (tujuh) provinsi saja yang
atas rata-rata nasional. Kedelapan provinsi itu nilainya berada di atas rata-rata nasional.
adalah DIY (50,1), DKI (49,2), Bali (48,8), Ketujuh provinsi itu adalah DIY (53,60),
Jatim (47,1), Jateng (45,2), Jabar (44,0), Kepri Jateng (50,41), Babel (48,25), DKI (47,93),
(43,8), dan Sumbar (42,7). Sedangkan 25 Jatim (47,89), Sumbar (47,21), dan Jabar
provinsi lainnya memiliki nilai di bawah (46,81). Adapun 26 provinsi lainnya,
42,25, di mana tiga nilai terendah dimiliki oleh
provinsi Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8) memperoleh di bawah rata-rata nasional,
dan Kalimantan Barat (35,4). Apabila dilihat 45,82, di mana tiga nilai terendah dipegang
dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata- oleh provinsi Maluku Utara (38,02), Aceh
rata nasional diperoleh guru TK (58,9), (38,88), dan Maluku (40,00). Apabila dilihat
kemudian diikuti guru SMA (51,3), guru SMK dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata-
(50,0), guru SLB (49,1), guru SMP (46,1), dan rata nasional diperoleh guru SMP (51,23),
35
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Collaborative
Paradigma Kategori Guru Non directive
+
Negotiation
TINGGI
A
+
KUADRAN III KUADRAN IV
B
PENGAMAT S PROFESIONAL
T
ANALITIK R
A
A (+) K (-) K
A (+) K (+)
S
RENDAH - I KOMITMEN
+ TINGGI
KUADRAN I KUADRAN II
DROP OUT KERJANYA TIDAK
BERFOKUS Collaborative
+
Directive A (-) K (-)
A (-) K (+)
direction
RENDAH
-
kemudian diikuti guru SMK (49,75), guru kemungkinan memiliki guru dengan proto
SMA (47,7), guru TK (45,84), dan nilai type dengan kompetensi yang rendah.
terendah diperoleh guru SD (42,05). Dari hasil Sebagaimana diketahui bahwa kategori guru
UKA dan UKG di atas, nilai rata-rata nasional dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
terendah selalu dimiliki oleh guru SD, yakni abstraksi dan komitmen sebagai berikut.
36,9 (UKA) dan 42,05 (UKG). Saat ini, Gambar 4. Paradigma Kategori Guru (Sumber:
jumlah guru SD merupakan bagian terbesar Glikcman dalam Tim Pakar
dari jumlah guru nasional, yakni sekitar 1,6 Manajemen Pendidikan, 2004:56)
juta (55 %) dari jumlah guru secara Gambar tersebut mendeskripsikan dua
keseluruhan di Indonesia. Untuk itu perlu hal pokok yang menjadi dasar pengkategorian
adanya tindakan yang lain sebagai langkah guru, yaitu tingkat abstraksi yang
lanjutan sebagai upaya meningkatkan mutu menggambarkan kemampuan guru dan tingkat
pendidikan Indonesia. komitmen guru. Guru dikategorikan drop out
Komitmen pemerintah dalam pada Kuadaran I, apabila tingkat abstraksi dan
meningkatkan kinerja dan profesionalisme komitmen guru rendah. Guru dikategorikan
guru melalui kegiatan sertifikasi guru belum kerjanya tidak berfokus apabila guru memiliki
secara signifikan berkontribusi bagi tingkat abstraksi yang rendah, tetapi tingkat
peningkatan kualitas pendidikan pada komitmen yang dimiliki guru tinggi. Guru
umumnya dan peningkatan profesionalisme dikategorikan sebagai pengamat analitik kritis
guru pada khususnya. Hal ini disebabkan oleh apabila, tingkat abstraksi yang dimiliki guru
lemahnya dampak follow up terhadap tinggi, namun komitmen guru rendah.
kegiatan-kegiatan tersebut. Wujud Kategori guru pada Kuadran IV yaitu
kepemimpinan kepala sekolah untuk profesional, karena tingkat abstraksi guru
menampilkan kinerja terbaik dengan berbagai maupun komitmennya tinggi.
kompleksitas tuntutan tugasnya, akan Aktualisasi kepemimpinan pembelajaran
berpengaruh pada terwujudnya sebuah kepala sekolah dalam implementasinya secara
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang integratif akan berinterkorelasi dengan
berkualitas. Aktualisasi kepemimpinan kepala pendekatan yang digunakan kepala sekolah
sekolah untuk menampilkan kinerja terbaik dalam melakukan supervisi. Pendekatan yang
dengan berbagai kompleksitas tuntutan dimaksud adalah pendekatan direktif, non
tugasnya, akan berpengaruh pada terwujudnya direktif dan kolaboratif. Secara singkat, empat
sebuah sekolah sebagai lembaga pendidikan pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
yang berkualitas. Permasalahan ini menjadi Pendekatan direktif merupakan pendekatan
tantangan tersendiri bagi kepala sekolah yang yang menekankan kepala sekolah lebih
36
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
37
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
38
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
40