Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KURIKULUM DALAM PENINGKATAN MUTU LULUSAN

DI MIN SE-KOTA SIBOLGA

Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara


Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Kota Medan, Sumatera Utara
Email: harahaprifai90@gmail.com, syahdan16lubis@gmail.com, syafaruddinsiahaan@unisu.ac.id,
makmursyukri@uinsu.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) implementasi kurikulum


dalam peningkatan mutu lulusan, (2) strategi pembinaan guru
mengimplementasikan kurikulum dalam peningkatan mutu lulusan, dan (3) faktor
pendukung dan penghambat implementasi kurikulum. Penelitian ini dilaksanakan
di MIN se-Kota Sibolga menggunakan metode penelitian kulitatif dengan
pendekatan studi deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik
Miles dan Huberman, yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, dan
konklusi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi diwujudkan
dengan siklus manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. Fokus siklus itu pada peningkatan mutu lulusan.
Kemudian untuk mencapainya dilakukan pembinaan guru melalui workshop, yang
secara praktik di MIN-se Kota Sibolga tidak ada perbedaan. Pembinaan terbagi dua
yakni pembinaan pusat yaitu dari Kemendikbud dan Kemenag, dan pembinaan
mandiri yaitu dilakukan atas kebijakan kepala madrasah dengan mengundang
pakar. Kemudian faktor pendukung ialah kualifikasi dan kompetensi guru yang
sudah sesuau, serta motivasi guru mensukseskan program tersebut. Sedangkan
faktor penghambat adalah belum maksimal sarana dan prasarana, dan kondisi real
di lapangan yang kerap bersebrangan dengan kondisi ideal harapan pemerintah.
Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Kurikulum, Mutu Lulusan
Abstract: This study aims to analyze (1) the implementation of the curriculum in
improving the quality of graduates, (2) the strategy of teacher development in
implementing the curriculum in improving the quality of graduates, and (3) the
factors supporting and inhibiting the implementation of the curriculum in
improving the quality of graduates. This research was conducted in MIN in Sibolga
City using a qualitative research method with a descriptive study approach. Data
collection techniques used are observation, interviews, and documentation studies.
Data analysis used the Miles and Huberman technique, which included data
collection, data reduction, and data conclusions. The results of the study indicate
that implementation is realized through the management cycle, namely planning,
organizing, implementing, monitoring and evaluating. The focus of the cycle is on
improving the quality of graduates. Then to achieve this, teacher training is carried
out through workshops, which practically there is no difference in MIN-se in
Sibolga City. The coaching is divided into two, namely central coaching, namely
from the Ministry of Education and Culture and the Ministry of Religion, and
independent coaching, which is carried out at the discretion of the madrasa head by
inviting experts. Supporting factors are the appropriate qualifications and
competencies of teachers, as well as the teacher's motivation to make the program
a success. Meanwhile, the inhibiting factors are that the facilities and infrastructure
have not been maximally, and the real conditions in the field are often at odds with
the ideal conditions expected by the government.
Keywords: Education Management, Curriculum, Graduate Quality
1
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

PENDAHULUAN tujuan akhir. (Syam, 2017). Maka semua


Kurikulum merupakan elemen sumber daya yang berkecimpug dalam
penting dan memiliki peran yang dunia pendidikan terkhusus lembaga
signifikan terhadap sistem pendidikan. pendidikan yang di dalamya terdapat
Hal itu dikarenakan dalam kurikulum kepala sekolah dan guru mejadi garda
terdapat ragam hal termasuk tujuan, arah, terdepan mengawal proses perjalanan
dan proses pembelajaran yang pendidikan itu agar sesuai dengan arah.
seharusnya dilakukan. (Prastowo, 2014). (Trianto et al., 2022).
Dalam pandangan modern, Itu lah sebabnya nanti di lain teori
kurikulum bukan hanya sekedar materi dikataka bahwa kurikulum memiliki dua
perkuliahan saja, akan tetapi kurikulum fungsi, yaitu sebagai dokumen dan juga
merupakan perangkat tertulis tentang sebagai implmentasi. Kurikulum sebagai
kemampuan sesuai standar nasional, dokumen berfungsi sebagai pedoman
struktur mata pelajaran, materi yang bagi pendidik pada lembaga pendidikan
harus dipelajari, dan pengalaman belajar dan kurikulum sebagai implementasi
yang harus di dapat oleh peserta didik. adalah realisasi dari pedoman dalam
Bahkan di dalamna termuat aturan dan bentuk kegiatan pembelajaran.
kebijakan yang mengatur semua sistem Ringkasnya semua tindak tanduk guru
tersebut. (Alfiansyah et al., 2020). pada lembaga pendidikan haruslah
Merujuk pada UU No. 20 tahu 2003 didasarkan pada kurikulum yang ada.
tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Yuhasnil, 2020).
kurikulum di artikan sebagai seperangkat Jika disederhanakan kurikulum
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, membantu para guru dalam mencapai
isi, dan bahan serta yang tatacara yang standar lulusan, bahkan meningkatkan
digunakan sebagai pedoman atau mutu lulusan. Standar lulusan juga telah
panduan penyelenggaraan kegiatan ditetapkan pada kurikulum yang ada.
pembelajaran untuk mencapai tujuan (Suraiyah, 2017). Dan seluruh guru di
pendidikan tertentu. Definisi ini Indonesia dimana pun mereka berada
mengindikasikan bahwa kurikulum tidak harus mempedomani kurikulum tersebut.
hanya berisi teoritis akan tetapi juga Pada akhirnya harapan dari pemerintah
tataran praktis dalam bentuk pedoman adalah adanya kesamaan standar lulusan
juga di terterakan. (Matdoan, 2020). pada seluruh lulusan di tanah air.
Pakar kurikulum sering menyebut Walaupun pada kondisi tertentu guru
bahwa kurikulum identik dengan peta dapat melakuka otonomi. (Ulum &
atau arah. Pengertian itu sangat lah benar, Sholihah, 2020).
karena yang menjadi peta atau panduan Secara manajerial penetapan
peerjalanan sebuah sistem pendidikan kurikulum berada pada wewenang
adalah kurikulum. (Qolbi & Hamami, pemeritah, dalam hal ini Kementerian
2021). Tanpa adanya kurikulum Pendidikan dan Kebudayaan dan juga
pendidikan akan sulit untuk mencapai Kementerian Agama. Kementerian itu lah
2 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

yang berhak merumuskan kurikulum bagi guru dalam memberikan


dengan dasar mekanisme penetapan pengalaman belajar bagi anak sedangkan
kurikulum yang telah diatur. Penetapan implementasi kurikulum merupakan
itu tentunya melibatkan banyak pihak pengembangan pengalaman belajar bagi
tidak hanya pemangku kepentingan saja, anak didik.
akan tetapi juga melibatkan pihak Implementasi kurikulum tidak
eksternal. Pertimbangan tidak hanya pada hanya menjadi tanggung jawab guru saja
kondisi internal saja akan tetapi juga pada dalam, melainkan juga termasuk menjadi
kondisi eksternal global yang turut juga tanggung jawab semua unsur atau
mempengaruhi. (Suryani, 2019) komponen penyelenggara pendidikan
Rumusan kurikulum selanjutnya di yang ada pada satu lembaga pendidikan.
sosialisasikan kepada pemangku lembaga Tentunya keterlibatan semua pihak atau
pendidikan untuk di implementasikan. elemen di Madrasah menjadi faktor
Pemangku lembaga itu adalah kepala signifikan dalam mendukung peningkatan
sekolah dan guru. Implementasi mutu pendidikan pada sebuah lembaga.
Kurikulum itu sendri dapat diartikan Untuk mengendalikan itu maka kepala
sebagai aktualisasi kurikulum tertulis madrasah harus mampu melaksanakan
(written curriculum) dalam bentuk sistem manajemen yang merangkul
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan apa seluruh komponen sumber daya yang ada
yang diungkapkan Miller dan Seller di dalam Madrasah. (Pramulyani, 2019).
bahwa “In some case ,implementation has Terkadang kegagalan tercapainya
been identified with instruction”. (Miller & mutu lulusan itu bukan dikarenakan
Seller, 1985). Pada pendapat lain buruknya suatu kurikulum akan tetapi
implementasi kurikulum merupakan karena ketidakmampuan personal dalam
suatu penerapan konsep, ide, program, mengimplementasikan kurikulum. Hal ini
atau tatanan kurikulum kedalam peraktek bisa saja faktornya adalah kurangnya
pembelajaran atau berbagai aktivitas sosialisasi, atau juga mungkin kurangnya
baru, sehingga terjadi perubahan pada pemahaman dan keterampilan para guru
sekelompok orang yang diharapkan untuk dalam mengimplemtasikanya, atau juga
berubah. Miller da Seller memberikan mungkin tidak adanya sama sekali
penegasan bahwa proses implementasi pembinaan yang diberikan kepada guru
kurikulum harus dilakukan secara dalam mengimlementasikan kurikulum
kontinu atau terus menerus. (Taufik, tersebut. (Suryana, 2019).
2015). Untuk di kota-kota besar mungkin
Dari penjelasan di atas dapat banyak pihak yang tidak ragu akan
dipahami bahwa antara kurikulum tercapainya implementasi kurikulum,
sebagai dokumen dan kurikulum sebagai namun untuk di daerah-daerah yang jauh
implementasi tidak dapat dipisahkan dan dari ibu kota tentu banyak pihak yang
saling berkaitan, dimana kurikulum meragukannya. Sebab akses dan
sebagai dokumen merupakan pedoman pemerataan tentu tidaklah sama satu
Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 3
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

sama lain. Maka dari itulah sekolah- melihat kesenjanganya berikut dipaparkan
sekolah negeri yang berada di pusat kota beberapa temuan penelitian terdahulu.
diposisikan sebagai lembaga percontohan Yakni sebagai berikut (1) penelitian
yang dapat membina sekolah-sekolah tentang Implementasi Kebijakan
swasta yang berada di sekitarnya. Bahkan Pengembangan Kurikulum Madrasah
terkadang dalam beberapa kasus Aliyah Qismul 'Ali Medan, yang mana
pelatihan implemetasi di tempakan pada fokus penelitiannya pada langkah-
lembaga pendidikan negeri. langkah kebijakan pengembangan
Berdasarkan hal-hal di atas kurikulum yang dalam hal ini temuannya
penelitan ini akan menganalisis tentang terdapat beberapa langkah yakni
implementasi kurikulum di MIN Se-Kota memformulasikan kebijakan, menetapkan
Sibolga. Sebagai madrasah berstatus SK tim perumus, merumuskan dan
negeri tentu diharapkan implementasinya menetapkan. Tidak hanya pada
sesuai dengan yang diharapkan dan dapat penetapan tapi juga pengembangan yang
memberikan pembinaan atau contoh dimaksud sampai juga pada titik evaluasi
pada sekolah di sekitarnya. Terdapat dua dan monitoring. (Harahap, 2020). (2)
lokasi yang menjadi penelitian ini yakni Kemudian temuan lain pada penelitian
MIN 1 dan MIN 2 Kota Sibolga. tentang implementasi kebijakan
Kedua lembaga ini tentunya Kurikulum K-13 di MI unggulan
mengimplementasikan kurikulum yang Muhammadiyah Lemah Dadi fokus
sesuai dengan harapan ideal pemerintah. penelian pada implementaasi kurikulum
Namun dalam pelaksanaanya tentu kita dalam peningkatan hasil pembelajaran.
perlu untuk melihat apakah memang Hasilnya memang dijelaskan bahwa
sudah terlaksana sesuai aturan atau implementasi dapat berhasil atas sinergi
mungkin belum sesuai aturan, atau dari beberapa pihak, namun sayangnya
mungkin ada keterhambatan dalam dalam peneltiain ini tidak dijelaskan
pelaksanaanya. Atas dasar itulah tentang kendala apa yang dihadapi oleh
penelitian ini di fokuskan pada tiga tujuan guru dan kepala madrasah dalam
penelitian yakni menganalisis (1) megimplementasikanya. (3) Penelitian
implementasi kurikulum dalam lain yakni tentang peranan guru dalam
peningkatan mutu lulusan, (2) strategi implementasi K-13 di SDN 1 Jombang,
pembinaan guru mengimplementasikan yang mana temuan penelitian
kurikulum dalam peningkatan mutu menjelaskan bahwa guru memegang
lulusan, dan (3) faktor pendukung dan peranan penting, bahkan tanpa
penghambat implementasi kurikulum. keberadaan guru sulit rasaya tercapai
Penelitian tentang hal ini mutu lulusan sebagaimana yang
sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh diharapkan guru. Peran guru itu dalam
peneliti sebelumnya, akan tetapi peneliti penelitian ini terbagi menjadi empat,
mengklaim bahwa ada temuan data yang yakni sebagai eksekutor, sebagai
berbeda di MIN se-Kota Sibolga ini. Untuk pengontrol, sebagai pegendali.
4 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

Mutu lulusan di MIN se-Kota keterampilan mengimplementasikan


Sibolga secara umum masih perlu kurikulum dalam meningkatkan kualitas
peningkatan. Ini menjadi suatu problem pembelajaran.
yang sampai saat ini masih terus
berusaha untuk mencari solusi dan METODE PENELITIAN
alternatif yang dapat dilakukan Penelitian ini menggunakan
dalammeningkatkan mutu lulusan metode penelitian kualitatif dengan
tersebut. Secara logis seharusnya prestasi pendekatan studi deskriptif. Pemilihan
dan kualitas pendidikan di MIN se Kota pendekaan studi deskriptif karena
Sibolga harus lebih baik. Akar memang dalam penelitian ini orientasinya
permasalahan ini tentu saja tertumpu hanya pada pendeskripsian temuan data
kepada masih terbatasnya sarana dan penelitian, yang dalam hal ini adalah
prasarana seperti laboratorium, sarana implementasi kurikulum dalam rangka
untuk praktikum komputer untuk peningkatan mutu lulusan. Penelitian ini
mendukung kebutuhan penyelenggaraan dilaksanakan di MIN 1 dan MIN 2 kota
pendidikan di Madrasah khususnya untuk Sibolga. Pemilihan lokasi ini dikarenakan
tujuan peningkatan mutu lulusan beberapa alasan yakni (1) keseuaian
Madrasah. permasalahan penelitian dengan kondisi
Berdasarkan latar belakang yang ada di kedua madrasah tersebut, (2)
masalah, batasan istilah, perumusan kedua madrasah tersebut berstatus
masalah dan tujuan penelitian maka negeri sehingga keduanya menjadi
kegunaan penelitian mencakup; Sebagai rujukan dalam implementasi program
bahan pengembangan sekaligus pemerintah, (3) kedua madrasah
penguatan teori-teori keilmuanyang memiliki karekteristik yang sama yakni
berkaitan dengan implementasi sama-sama berjenis madrasah, berstatus
kurikulum dalam pembelajaran. negeri, dan punya pengelolaan dengan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan kesamaan standar. Penelitian ini
sebagai acuan untuk meningkatkan dilaksanakan dalam kurun waktu 8 bulan
pemahaman terhadap kurikulum yang terhitung dari bulan September
sekaligus meningkatkan kualitas 2021-sampai pada Mei 2022. Penelitan ini
pembelajaran. Selain itu, sebagai bahan mulai dari merencanakan topik
informasi bagi penyelenggara pendidikian penelitian, kemudian merumusakan
dalam upaya mengimplementasikan permasalahan, menyusun kerangka teori,
kurikulum dalam pelaksanaan merencakan penelitian denga
pembelajaran, secara khusus sebagai menentukan teknik pengumpulan data,
bahan masukan bagi pimpinan dalam sampai pada pengumpulan data dan
mengimplementasikan kurikulum untuk pelaporan data. Seluruhnya dilakukan
meningkatkan mutu lulusan. Para guru sesuai prosedur penelitian kualitatif.
sebagai bahan masukan untuk Sumber data dalam penelitian ini
meningkatkan pengetahuan dan adalah kepala sekolah dan guru. Dari
Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 5
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

kepala sekolah diperoleh data tentang penelitian yakni kepala madrsah


dokumen formal, aturan kebijakan terkait dan guru untuk mendapatkan
dengan kukirulum yag diberlakukan dan informasi tentang langkah-langkah
standar kompetensi lulusan yang dalam implementasi kurikulum,
digunakan. Dari data ini nantinya akan di serta pembinaan apa saja yang
olah menjadi temuan penelitian tentang mereka diterima dalam hal
legalitas penetapan kurikulum, dan pengimplementasian kurikulum,
landasan dalam pengimplementasian serta apa saja faktor pendukung
kurikulum dalam rangka peningkatan dan penghambat yang mereka
mutu lulusan. Selain itu darinya juga hadapi dalam
diperoleh data tenang strategi pembinaan mengimplementasikan kurikulum.
guru dalam mengimplementasikan 3) Studi dokumentasi yakni dengan
kurikulum. Kemudian dari guru diperoleh cara melacak data melalui
data tentang pelaksanaan pembelajaran dokumen-dokumen yang ada,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dalam hal ini dokumen tersebut
sampai pada proses evaluasi apakah dapat berupa aturan kebijakan,
sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum surat, perangkat pembelajaran,
atau belum. Selain itu juga akan diperoleh dan dokumen-dokumen lain yang
data tentang faktor pendukung dan dapat dijadikan sumber data
penghambat dari implementasi penelitian.
kurikulum mereka.
Pengumpulan data menggunakan Analisis data dalam penelitian ini
tiga teknik utama yakni observasi, menggunakan teknik miles dan
wawancara dan studi dokumentasi. huberman, teknik ini mencakup siklus
1) Observasi dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, dan
mengamati proses implementasi penarikan simpulan. Selanjutnya untuk
kurikulum yang dilakukan oleh menjamin keabsahan data dilakukan
guru-guru di MIN1 Kota Sibolga dengan beberapa teknik yakni triangulasi,
dan MIN 2 Kota Sibolga. member croschek dan perpanjangan
Pengamatan ini dilakukan dengan waktu penelitian.
cara mengamati proses
pelaksanaan pembelajaran, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
proses berjalannya regulasi Pembahasan ini akan di uraikan
tersebut. serta mengamati secara berdasarkan poin yang terdapat dalam
langsung proses pembinaan yang tujuan penelitian, yakni sebagai berikut:
dilakukan oleh kepala madrasah
untuk mengilementasikan Implementasi kurikulum dalam
kurikulum. meningkatkan mutu lulusan
2) Wawancara dilakukan dengan Dalam sistem pendidikan,
mewawancarai informan kurikulum merupakan komponen yang
6 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

sangat penting, di dalamnya menyangkut bahwa implementasi kurikulum di MIN 1


tujuan dan arah pendidikan. Dengan Sibolga melibatkan berbagai komponen
demikian dapat dipahami bahwa madrasah sebagai upaya untuk
kurikulum dapat dipersiapkan dan bekerjasama melaksanakan atau
dikembangkan untuk mencapai tujuan mengimplementasikan kurikulum sesuai
pendidikan, yaitu untuk mempersiapkan dengan kebutuhan Madrasah.
peserta didik agar mereka dapat hidup Implementasi kurikulum di MIN 1
dan berkembang di tengah-tengah Sibolga merupakan upaya untuk
masyarakat luas. Ini berarti bahwa mewujudkan langkah keberhasilan
kurikulum tidak hanya sebatas upaya penyelenggaraan pendidikan Madrasah
untuk mengembangkan pendidikan, guna peningkatan kualitas pendidikan
tetapi dalam upaya untuk membina dan peningkatan mutu lulusan di MIN 1
individu dengan segala potensi yang Sibolga.
harus dikembangkan. Upaya untuk mengembangkan
Berdasarkan wawancara dengan dan memajukan pendidikan dan
Kepala MIN 1 Sibolga tentang mencapai pada tujuan pendidikan yang
implementasi kurikulum dalam ditetapkan, tentu kurikulum harus
meningkatkan mutu lulusan di MIN 1 memiliki peran penting dalam upaya
Sibolga dikemukakan penjelasan sebagai mewujudkan tujuan pendidikan tersebut.
berikut: Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
Untuk membantu ketercapaian Madrasah yang diselenggarakan oleh
program pembelajaran dan tujuan guru, selalu bermula dan bermuara pada
pelaksanaan pembelajaran di
Madrasah, khususunya pada komponen-komponen pelajaran yang
penyelenggaraan pendidikan di telah ditetapkan dalam kurikulum. (Fitri
MIN 1 Sibolga, maka perlu adanya et al., 2017). Kegiatan pembelajaran
implementasi kurikulum yang
yang dilaksanakan oleh guru merupakan
sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan Madrasah. Secara khusus bagian utama dari pendidikan formal
upaya implementasi kurikulum yang syarat mutlaknya adalah adanya
dapat dilakukan dengan kerjasama kurikulum sebagai pedoman. Dengan
antara Kepala Madrasah, Wakil
Kepada madarasah serta guru-guru demikian guru dalam merancang
MIN 1 Sibolga seluruh komponen program pembelajaran maupun
penyelenggara pendidikan di MIN 1 melaksanakan proses pembelajaran akan
Sibolga. Kerjasama ini sebagai
upaya untuk menentukan langkah- selalu berpedoman pada kurikulum.
langkah yang sesuai dengan (Abong, 2015).
kebutuhan MIN 1 Sibolga sehingga Berdasarkan hasil wawancara
benar-benardapat mendukung dan
dengan Kepala MIN 2 Sibolga
meningkatkan kualitas pendidikan
dan peningkatan mutu lulusan. mengemukakan penjelasan
implementasi kurikulum dalam
Berdasarkan penjelasan yang meningkatkan mutu lulusan di MIN 2
dikemukakan di atas dapat diketahui Sibolga sebagai berikut:
Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 7
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

Implementasi atau perwujudan menciptakan situasi belajar yang mampu


kurikulum berkaitan dengan mendorong prakarsa, motivasi dan
kegiatan belajar mengajar
dirancang dengan mengikuti tanggung jawab siswa agar benar-benar
prinsip-prinsip khas yang mampu menyadari dan memahami tugas
edukatif, yaitu kegiatan yang dan tanggungjawabnya dalam kegiatan
berfokus pada kegiatan aktif
belajar.
siswa dalam membangun makna
atau pemahaman. Dalam
mengimpelemtentasi kurikulum Pembinaan Kemampuan Guru dalam
khususnya dalam kegiatan dalam implementasi kurikulum
pembelajaran tentu guru perlu
memberikan dorongan kepada Pembinaan dilakukan dengan dua
siswa untuk menggunakan cara yakni tersruktur dari pusat dan
otoritas atau haknya dalam mandiri. Terstruktur dari pusat
membangun gagasan. Tanggung
jawab belajar tetap berada pada maksudnya adalah merupakan program
diri siswa, dan guru hanya pelatihan yang diberikan oleh dinas
bertanggung jawab untuk pendidikan atau kementerian agama.
menciptakan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi,
dan tanggung jawab siswa untuk 1) Pembinaan pusat
belajar. Dalam beberapa tahun belakangan
ini, setiap tahun MIN 1 dan MIN 2 kota
Berdasarkan penjelasan di atas sibolga selalu mendapatkan pelatihan
dapat diketahui bahwa dalam upaya tentang implementasi kurikulum, baik
implementasi kurikulum terutama dalam berupa penyusunan perangkat
kegiatan belajarmengajar dapat diketahui pembelajaran, sosialisasi kurikulum
bahwa kegiatan belajar mengajar yang terbaru, pembelajaran berbasis literasi,
dilakukan harusdirancang mengikuti pembelajaran berbasis karakter, dan
prinsip-prinsip khas edukatif yaitu baru-baru ini juga turut adanya pelatihan
kegiatan pembelajarandifokuskan pada tentang guru penggerak dan sosialisasi
usaha untuk membangun makna dan kurikulum merdeka belajar.
pengembangan pemahaman pada diri Secara pengelolaan pembinaan ini
siswa terhadap materi pelajaran yang memang tidak menjadi tanggung jawab
diberikan. pihak lembaga akan tetapi menjadi
Pendapat yang dikemukakan di tanggung jawab pihak pusat. Namun
atas juga dipahami bahwa dalam sebenarnya baik pusat dan lembaga
implementasi kurikulkum, guru perlu tentunya saling berkoordinasi untuk
memberikan dorongan kepada siswa terselenggaranya acara workshop atau
untuk mampu menggunakan otoritas pelatihan. Pelatihan ataupun workshop
haknya dalam membangun gagasan. yang diberikan oleh pusat lazimnya
Siswa benar-benar memiliki kesadaran membidik semua guru dengan tujuan
akan tanggung jawabnya dalam belajar. adanya pemerataan pemahaman. Namun
Guru memiliki tanggungjawab dalam pada beberapa kondisi tertentu juga
8 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

workshop dilakukan untuk guru dengan tugas administrasi saja, akan tetapi juga
mata pelajaran tertentu saja. Hal ini memiliki tugas untuk membina akademik
bertujuan untuk lebih memfokuskan dan kompetensi guru. Dalam hal ini
capaian. kepala sekolah menjadi agen utama untuk
Pembinaan pusat juga melakukan kontrol terhadap pencapaian
menggunakan anggaran yang dari pusat, mutu lulusan. (Ariyanti et al., 2019).
dalam hal ini sekolah tidak menanggung Seperti wawanca yang dilakukan dengan
pembiayaan, tentu saja dananya berasal kepala MIN 1 sebagai berikut:
dari kementerian pendidikan dan Saya sebagai kepala sekolah
kebudayaan atau dari kementerian memang harus memberikan
pemahaman kepada guru-guru
agama. Bahkan dalam beberapa pelatihan saya dalam hal implementasi
hasil wawancara dengan guru-guru justru kurikulum. Kurikulum harus
guru lah yang mendapatkan uang terimplemtasikan dengan baik
dalam semua kegiatan
transport. Jika di cermati ini merupakan
pembelajaran, dalam menyusun
tanggung jawab pemerintah terhadap perangkat pembelajaran maka
tersosialisasikannya program pemerintah kompetensi lulusan harus sesuai
atau kurikulum yang telah ditetapkan dengan standar isi yang ditetapkan
oleh pemerintah, dalam
oleh pemerintah. (Syafaruddin, 2018). menjalankan pembelajaran harus
Pembinaan juga dilakukan dengan sesuai dengan tuntutan kurikulum.
dengan cara memberikan pedoman Begitu juga saat melakuka
penilaian, harus menggunakan
pengimplementasian kurikulum. aturan pemerintah.
Pedoman ini memang menjadi salah satu
yang disusun oleh pemeritah, lazimnya Kepala madrasan MIN 2 juga
pedoman ini di share kepada pihak kepala mengatakan hal yang hampir sama pada
sekolah untuk kemudian di sosialisikan sesi wawancara yakni:
kepada guru-guru. Saya terus berupaya untuk
2) Pembinaan mandiri mensosialisaikan kurikulum yang
ideal kepada guru-guru, kami
Pembinaan mandiri dilakukan
kepala sekolah memiliki target
langsung oleh kepala sekolah. Bahkan pencapaian, tentag mutu lulusan
dalam kondisi tertentu juga mendapatkan itu. Bahkan oleh pengawas kami
arahan dari pengawas sekolah. akan supervise ketercapaian
yangsudah kami dapat dari
Pembinaan mandiri ini dilakukan dengan penerapan kurikulum. Saya juga
berbagai macam cara. Seperti melakukan tidak bosan-bosan mengingatkan
kegiatan pelatihan workshop dengan kepada guru-guru untuk sering-
sering bertanya baik kepada saya
mengundang para pakar secara mandiri, ataupun pengawasg terkait dengan
ataupun dengan pembinaan secara hal-hal yag mereka tidak pahami
langsung di madrasah. dari pengilmentasian kurikulum
Kepala madrasah menjadi
Dalam pelaksanaan peningkatan
pimpinan tertinggi di madrasah, dalam
mutu lulusan di MIN 1 Sibolga, maka
hal itu tugasnya tidak hanya memiliki
Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 9
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

diarahkan pada upaya peningkatan adalah upaya memberikan pemahaman


kemampuan guru dalam pelaksanaan dan peningkatan kemampuan dalam
pembelajaran di kelas. Peningkatan menyusun perangkat pembelajaran.
kinerja dalam kualitas pembelajaran di Pelatihan ini memfokuskan pada
kelas oleh guru tentu terkait dengan peningkatan kinerja guru melaksanakan
kemampuan guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar. Maka guru
tugasnya dengan baik. Untuk itu guru dilatih untuk memiliki pengetahuan dan
harus meningkatkan kemampuan keterampilan menyusun perangkat
mengajar, menyusun perencanaan pembelajaran seperti menyusun silabus
pembelajaran, kemampuan melakukan pembelajaran, Rencana Pelaksanaan
penilaian. Pembelajaran, materi pembelajaran,
Berdasarkan hasil wawancara media pembelajaran, dan kemampuan
dengan Bapak guru MIN 2 Sibolga guru menyusun instrumen penilaian
tentang pembinaan kemampuan guru hasil belajar Pendidikan Agama Islam
dalam implementasi kurikulum untuk siswa.
meningkatkan mutu lulusan dapat Guru sebagai pendidik harus
dikemukakan penjelasan sebagai memiliki kompetensi pendidik, yang
berikut: menyangkut kompetensi pedagogik,
Upaya pembinaan kemampuan kompetensi kepribadian, kompetensi
guru dalam menjalankan tugas sosial, kompetensi professional.
mengajar di MIN 2 Sibolga adalah
dengan memberikan pelatihan Keempat kompetensi tersebut dianalisis
bagi guru terutama peningkatan dan diturunkan berdasarkan hakikat
kompetensi atau kinerja guru guru yaitu: gagasan, utama, rasa, dan
dalam melaksanakan proses
upaya. Gagasan identik dengan
belajar mengajar. Guru-guru di
khususnya di MIN 2 Sibolga kompetensi professional, utama identik
pemahaman dan kemampuan dengan kompetensi sosial; rasa identik
kemampuan menyusun perangkat dengan kompetensi kepribadian, dan
pembelajaran yang terdiri dari
kemampuan dalam menyusun upaya identik dengan kompetensi
silabus pembelajaran, menyusun pedagogik. (Alawiyah, 2015).
bahan ajar, media pembelajaran
dan menyusun instrument Faktor Pendukung dan Penghambat
penilaian hasil belajar siswa
Implementasi Kurikulum
disekolah.
Agar implementasi kurikulum
Berdasarkan penjelasan yang di baik, maka pelaksanaannya diarahkan
kemukakan di atas dapat dipahami juga sebagai upaya untuk meningkatkan
bahwa adanya upaya pembinaan kualitas pembelajaran sehingga akan
kemampuan guru melaksanakan meningkatkan mutu lulusan. (Adha et al.,
2019). Adanya beberapa factor
kurikulum guna meningkatkan mutu
pendukung dalam implementasi
lulusan di MIN 2 Sibolga. Melalui
kurikulum di MIN Se Kota Sibolga tentu
pelatihan yang diberikan kepada guru perlu diupayakan secara optimal.

10 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

Berdasarkan wawancara dengan pembelajaran yang diinginkan


Kepala MIN 1 Sibolga tentang adanya berdasarkan pedoman dalam kurikulum.
faktor pendukung terhadap implementasi Pelaksanaan pendidikan Madrasah
kurikulum dalam meningkatkan mutu
perlu dukungan berbagai pihak termasuk
lulusan dapat dikemukakan penjelasan
juga ketersediaan sarana dan fasilitas
sebagai berikut:
Pihak penyelenggara MIN 1 Sibolga yang dibutuhkan. (Hartoni, 2018).
selalu memperhatikan faktor Kurangnya sarana dan fasilitas yang
pendukung dalam menerapkan atau tersedia juga bisa menjadi penghambat
mengimplementasikan kurikulum
dalam implementasi kurikulum dalam
untuk meningkatkan mutu lulusan,
terutama dalam pelaksanaan upaya meningkatkan mutu lulusan di MIN
pembelajaran di madrasah. Faktor 1 Sibolga.
pendukung yang selalu diperhatikan Berdasarkan wawancara dengan
adalah memenuhi sarana dan
prasarana pendidikan, peningkatan Kepala MIN 2 Sibolga tentang adanya
sumber daya dan perofesionalisme faktor pendukung dalam implementasi
guru melalui pelatihan kepada guru kurikulum untuk meningkatkan mutu
dalam implementasi kurikulum
pada padapelajaran. Kelengkapan lulusan di MIN 2 Sibolga, dapat
sarana dan fasilitas tentunya dikemukakan sebagai berikut:
dibutuhkan guru dalam memenuhi Dalam implementasi kurikulum
perangkat pembelajaran dalam untuk meningkatkan mutululusan di
memenuhi kebutuhan implementasi MIN 2 Sibolga perlu adanya factor
kurikulum. pendukung, terutama sumber daya
manusia penyelenggara proses
Berdasarkan penjelasan yang pembelajaran yaitu guru. Guru
dikemukakan di atas dapat diketahui harus memiliki kemampuan dalam
tentang adanya beberapa faktor menyusun materi pembelajaran dan
memilih model pembelajaran yang
pendukung dalam implementasi sesuai dengan materi pelajaran yang
kurikulum untuk meningkatkan mutu akan disampaikan kepada siswa.
lulusan di MIN 1 Sibolga. Faktor Guru berusaha untuk mandiri
dengan mengalokasikan biaya
pendukung tersebut yang dimaksudkan sendiri dalam melengkapi sarana
dalam meningkatan mutu lulusan yaitu dan fasilitas yang dibutuhkan dalam
pihak pimipinan Madrasah memberikan pelaksanaan model pembelajaran
yang digunakan dalam
pelatihan-pelatihan kepada guru bidang
menyampaikan materi pelajaran.
studi untuk mampu dan terampil dalam
mengembangkan pembelajaran sesuai Berdasarkan penjelasan yang
dengan kurikulum. Penjelasan ini juga dikemukakan di atas dapat dipahami
mengemukakan bahwa pihak Madrasah tentang faktor pendukung implementasi
memperhatikan dan melengkapi sarana kurikulum untuk meningkatkan mutu
dan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru lulusan pada Madrasah. Faktor
untuk menyampaikan materi pendukung yang dikemukakan di atas
pembelajaran sesuai dengan model adalah pada kemampuan guru dalam
pembelajaran terutama memilih model

Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 11


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

pembelajaran yang sesuai dengan materi masingdari personil Madrasah,


pembelajaran yang akan diberikan berupaya melaksanakan tugas sesuai
kepada siswa dalam aktivitas belajar dengan tanggungjawabnya.
mengajar di dalam kelas. Madrasah Ibtitidaiyah Negeri Se-
Guru juga berusaha untuk Kota Sibolga adalah tempat pelaksanaan
membuat tindakan atau inisiatif dengan maupun penyelenggaraan pendidikan
swadaya sendiri yaitu dengan yaitu terutama dalam kegiatan belajar
mengalokasikan dana sendiri untuk mengajar yang disesuaikan dengan
memenuhi sarana dan fasilitas mengajar kurikulum yang berlaku. Kegiatan pokok
dengan menggunakan model yangperlu ditegaskan dalam hal ini
pembelajaran dalam menyampaikan adalah adanya pembinaan potensi bagi
materi pelajaran kepada siswa di kelas. anak didik melalui pelaksanaan kegiatan
Inisiatif guru ini adalah sebagai sebagai belajar mengajar menggunakan
upaya untuk dapat melaksanakan kurikulum.
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Berdasarkan wawancara dengan
tujuan yangingin dicapai melalui Kepala MIN 1 Sibolga tentang faktor
pedoman kurikulum. penghambat implementasi kurikulum
Berdasarkan hasil observasi dalam meningkatkan mutu lulusandapat
terhadap adanya beberapa faktor dikemukakan sebagai berikut:
pendukung implementasi kurikulum Upaya dalam mewujudkan
dalam meningkatkan mutu lulusan MIN kualitas pembelajaran yang baik
sehingga mendukung terhadap
Se Kota Sibolga Sebagai berikut: peningkatan mutu lulusan
a. Lingkungan Madrasah, bahwa masih Madrasah adalah dengan adanya
ada di antara personil Madrasah yang implementasi kurikuklum yang
didukung oleh sarna dan fasilitas
memiliki kemauan untuk
yang mencukupi. Dalam
mengimplementasikan implementasi kurikulum yang
pengembangan konsep peningkatan meningkatkan mutu lulusan di
mutu lulusan,pengembangan diri MIN 1 Sibolga masih adanya
penghambat. Di antara kendala
siswa-siswi dan peran serta tersebut masih kurangnya sarana
masyarakat. prasarana. Masih kurangnya
b. Ada kemauan yang kuat pada guru laboratorium untuk praktikum
siswa, kurangnya sarana
untuk mensukseskan program komputer untuk menambah
peningkatan mutu lulusan wawasan dan pengetahuan siswa
c. Adanya dukungan dan partisipasi dalam belajar.
sebagian dari masyarakat,terutama
Berdasarkan penjelasan yang
masyarakat yang memiliki
dikemukakan di atas, dapat diketahui
pengetahuan yang baik.
tentangadanya kendala implementasi
d. Adanya dana bantuan langsung.
kurikulum untuk meningkatkan kualitas
e. Adanya hubungan kerja yang kondusif
pendidikan dan peningkatan mutu
dan harmonis, dalam arti masing-
12 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

lulusan di MIN 1 Sibolga. Diantara pendekatan pembelajaran seperti


kendala yang dialami adalah masih pada penerapan Inquiry
,discovery, contextual, problem
terbatasnya sarana dan fasilitas yang solving, dan sebagainya. Dalam
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti implementasi ini guru mengalami
sarana laboratoirum praktikum siswa beberapa hambatan yang serius
seperti keterbatasan dana, waktu
dan sarana komputer.
serta tenaga dan sebagainya.
Keseluruhan sarana atau fasilitas Dengan adanya hal ini, maka
tersebut harus direncanakan pengadaan penggunaan pendekatan atau
dan pengembangannya. Hal ini strategi pembelajaran selama ini
belum bisa berlangsung secara
dimaksudkan agar sarana-sarana yang efektif.
bersifat vital dapat lebih diutamakan dan
Berdasarkan penjelasan yang
penataannya memenuhi syarat-syarat
dikemukakan di atas tentang adanya
kesehatan dan nilai-nilai estetika.
factor penghambat implementasi
Dengan demikian keberadaan sarana
kurikulum untuk meningkatkan mutu
tersebut benar-benar mendukung
MIN 2 Sibolga dapat diketahui adanya
kelancaran dan keberhasilan
kendala dalam implementasi kurikulum
pelaksanaan program pendidikan yang
dalam pembelajaran di kelas. Kendala
telah dirumuskan.
tersebut diketahui yaitu banyaknya
Implementasi harus menghendaki
model pembelajaran yang dipergunakan
kemampuan guru yang lebih profesional
dimana guru mengalami kesulitan dalam
dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru
menerapkan model pembelajaran itu
harus memiliki kemampuan dalam
sendiri. Dengan banyaknya model
melaksanakan kurikulum yang sesuai
pembelajaran ini sehingga tidak
dengan kebutuhan siswa dan
seluruhnya dapat diterapkan secara
mendukung terhadap peningkatan
efektif dalam pelaksanaan kegiatan
kualitas pendidikan sekalgius
belajar mengajar dikelas.
meningkatkan mutu lulusan. (Cut
Banyaknya model pembelajaran
Fitriani & Usman, 2017).
yang harus diterapkan membutuhkan
Berdasarkan wawancara dengan
banyak waktu, tenaga dan dana yang
Kepala MIN 2 Sibolga tentang faktor
diperlukan oleh guru. Keterbatasan dana
penghambat implementasi kurikulum
dan waktu inilah yang menyebabkan
dalam meningkatkan mutu lulusan dapat
guru kurang mampu dalam
dikemukakan sebagai berikut:
mengefektifkan penggunaan model-
Dalam implementasi kurikulum
dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran tersebut sehingga
di kelas, khususunya sekarang ini guru hanya sebahagian saja memilih dan
guru dituntut menggunakan menerapkan model pembelajaran dalam
pendekatan pembelajaran yang
lebih mengedepankan keaktifan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
siswa, karena itu guru harus yang dilaksanakan guna meningkatkan
variatif dalam memilih kualitas pembelajaran.

Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 13


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

Implementasi kurikulum, pedoman. Dengan demikian guru dalam


khususnya pelaksanaan pembelajaran di merancang program pembelajaran
kelas,keberhasilannya banyak didukung maupun melaksanakan proses
pembelajaran akan selalu berpedoman
berbagai komponen yang terlibat
pada kurikulum.
didalam kelas. Berbagai komponen
Temuan Kedua, menyimpulkan
terkait diantaranya adalah guru,siswa
bahwa pelaksanaan pembinaan guru
dan sarana lainnya yang dibutuhkan.
dalam upaya untuk meningkatkan
Diantara komponen ini juga bisa menjadi
kemampuan mengimplementasikan
faktor penghambat dalam implementasi
kurikulum di MIN Se Kota Sibolga
kurikulum disekolah khususnya pada
melalui kegiatan workshop.Pelaksanaan
pelaksanaan aktivitas belajar mengajar
kegiatan workshop dalam dunia
didalam kelas.
pendidikan memiliki ciri-ciri yaitu
Ada tiga temuan penelitian ini.
masalah yang dibahas bersifat lifecentred
Temuan pertama menunjukkan bahwa
dan muncul dari peserta sendiri (guru),
implementasi kurikulum di MIN se kota
selalu mengoptimalkan aktivitas mental
Sibolga dilakukan dengan melibatkan
dan fisik dalam kegiatan sehingga
berbagai komponen Madrasah sebagai
tercapai taraf pertumbuhan profesi yang
upaya untuk bekerjasama dalam
lebih tinggi, menjadi lebih baik yang
melaksanakan kurikulum sesuai dengan
menunjukkan adanya perubahan
kebutuhan Madrasah. Implementasi
peningkatan setelah mengikuti kegiatan.
kurikulum di MIN 1 Sibolga atau sebagai
Selanjutnya untuk meningkatkan
upaya untuk mewujudkan keberhasilan
kemampuan guru dilaksakann juga
penyelenggaraan pendidikan Madrasah
dengan melalui pelatihan yang diberikan
guna peningkatan kualitas pendidikan
kepada guru adalah upaya memberikan
dan peningkatan mutu lulusan di MIN 1
pemahaman dan peningkatan
Sibolga.
kemampuan dalam menyusun perangkat
Upaya untuk mengembangkan dan
pembelajaran. Pelatihan ini
memajukan pendidikan dan mencapai
memfokuskan peningkatan kinerja guru
pada tujuan pendidikan yang ditetapkan,
tentu kurikulum harus memiliki peran melaksanakan kegiatan belajar
penting dalam upaya mewujudkan tujuan mengajar. Maka guru dilatih untuk
pendidikan tersebut. Pelaksanaan memiliki pengetahuan dan keterampilan
kegiatan pembelajaran di Madrasah yang menyusun perangkat pembelajaran yang
diselenggarakan oleh guru, selalu dan kemampuan guru menyusun
bermula dan bermuara pada komponen-
instrumen penilaian hasil belajar.
komponen pelajaran yang telah
Temuan Ketiga, menjelaskan
ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh bahwa faktor pendukung implementasi
guru merupakan bagian utama dari kurikulum untuk meningkatkan mutu
pendidikan formal yang syarat mutlaknya lulusan pada Madrasah. Faktor
adalah adanya kurikulum sebagai pendukung yang dikemukakan di atas

14 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

adalah pada kemampuan guru dalam model pembelajaran tersebut sehingga


pembelajaran terutama memilih model guru hanya sebahagian saja memilih dan
pembelajaran yang sesuai dengan materi menerapkan model pembelajaran dalam
pembelajaran yang akan diberikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
kepada siswa dalam aktivitas belajar yang dilaksanakan guna meningkatkan
mengajar di dalam kelas. kualitas pembelajaran.
Guru juga berusaha untuk SIMPULAN
membuat tindakan atau inisiatif dengan Berdasarkan hasil penelitian dan
swadaya sendiri yaitu dengan pembahasan, maka dapat disimpulkan
mengalokasikan dana sendiri untuk bahwa Implementasi kurikulum dalam
memenuhi sarana dan fasilitas mengajar meningkatkan mutu lulusan MIN Se Kota
dengan menggunakan model Sibolga adalah penerapan kurikulum
pembelajaran dalam menyampaikan sesuai kebutuhan dan keberhasilan
materi pelajaran kepada siswa di kelas. mencapai tujuan pembelajaran,terutama
Inisiatif guru ini adalah sebagai sebagai dalam mewujudkan tujuan pendidikan di
upaya untuk dapat melaksanakan Madrasah. Karena itu dalam
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan implementasi kurikulum dilakukan
tujuan yangingin dicapai melalui perencanaan, pengorganisasian,
pedoman kurikulum. pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
Factor penghambat implementasi terhadap kurikulum yang dilaksanakan
kurikulum untuk meningkatkan mutu dalam pembelajaran di Madrasah guna
MIN 2 Sibolga dapat diketahui adanya peningkatan kualitas pembelajaran,
kendala dalam implementasi kurikulum kualitas pendidikan, sehingga
dalam pembelajaran di kelas. Kendala mendukung dalam mewujudkan
tersebut diketahui yaitu banyaknya peningkatan mutu lulusan. Pembinaan
model pembelajaran yang dipergunakan kemampuan guru mengimplementasikan
dimana guru mengalami kesulitan dalam kurikulum dalam meningkatkan mutu
menerapkan model pembelajaran itu lulusan di MIN Se Kota Sibolga adalah
sendiri. Dengan banyaknya model melakukan pembinaan, pelatihan
pembelajaran ini sehingga tidak keterampilan guru melalui kegiatan
seluruhnya dapat diterapkan secara workshop. Kegiatan workshop berupa
efektif dalam pelaksanaan kegiatan pemberian latihan peningkatan
belajar mengajar dikelas. keterampilan melaksanakan proses
Banyaknya model pembelajaran pembelajaran, keterampilan menyusun
yang harus diterapkan membutuhkan perangkat pembelajaran, menyusun
banyak waktu, tenaga dan dana yan penilaian pembelajaran. Kemudian yang
diperlukan oleh guru. Keterbatasan dana faktor pendukung adalah adanya
dan waktu inilah yang menyebabkan kemauan yang kuat pada guru untuk
guru kurang mampu dalam mensukseskan program peningkatan
mengefektifkan penggunaan model- mutu lulusan, kemudian dukungan dan
Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 15
Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

partisipasi sebagian dari masyarakat, Internal Madrasah Dalam


terutama masyarakat yang memiliki Meningkatkan Mutu Pendidikan Di
MI Nurul Ummah Kotagede
pengetahuan yang baik. Faktor Yogyakarta. Magistra: Media
penghambat adalah masih terbatasnya Pengembangan Ilmu Pendidikan
sarana dan. Sebagai rekomendasi dari Dasar Dan Keislaman, 11(1), 52–67.
http://dx.doi.org/10.31942/mgs.v11
penelitian ini Kepala MIN Se Kota
i1.3460
Sibolga agar lebih meningkatkan kualitas Ariyanti, I., Miyono, N., &
guru dengan, mengadakan pelatihan- Retnaningdyastuti; (2019). Pengaruh
pelatihan, seminar-seminar yang sesuai Kompetensi Manajerial Kepala
Sekolah dan Iklim Organisasi
dengan bidang studi yang diajarkan Terhadap Profesionalisme Guru
paling sedikit satu bulan sekali. Bagi Sekolah Dasar Negeri Se Kecamatan
guru yang berprestasi agar di beri Tengaran Kabupaten Semarang.
Jurnal Manajemen Pendidikan (JMP),
peluang lagi untuk belajar S2. 8(2), 242–258.
meningkatkan sarana dan prasarana https://doi.org/10.26877/jmp.v8i2.
Madrasah seperti menambah ruang 5391
Cut Fitriani, M. A. R., & Usman, N. (2017).
laboratorium,menambah komputer, dan
Kompetensi profesional guru dalam
ruangan komputer. pengelolaan pembelajaran di MTs
Sedangkan saran kepada guru Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal
agar lebih meningkatkan kinerja Administrasi Pendidikan: Program
Pascasarjana Unsyiah, 5(2).
penyusunan silabus, RPP, bahan Fitri, A., Saparahayuningsih, S., &
ajar,media yang digunakan, metode Agustriana, N. (2017). Perencanaan
pembelajaran dan kemampuan dalam Pembelajaran Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal
penilaian hasil belajar siswa dapat Ilmiah Potensia, 2(1), 1–13.
mencapai keberhasilan pembelajaran https://doi.org/10.33369/jip.2.1.1-
secara optimal. 13
Harahap, D. M. K. (2020). Dinamika
Kurikulum Di Madrasah Al-Qismul ‘Ali
Daftar Pustaka Al-Washliyah Jalan Ismailiyah Medan
(1955-2018) (pp. 76–78). Universitas
Abong, R. (2015). Konstelasi Kurikulum
Islam Negeri Sumatera Utara.
Pendidikan di Indonesia. Jurnal At-
Hartoni, H. (2018). Impelementasi
Turats, 9(2), 37–47.
Manajemen Sarana dan Prasarana Di
https://doi.org/10.24260/at-
Sekolah Menengah Kejuruan. AL-
turats.v9i2.314
Idarah: Jurnal Kependidikan ISLAM.
Adha, M. A., Supriyanto, A., & Timan, A.
https://doi.org/10.24042/alidarah.v
(2019). Strategi Peningkatan Mutu
8i1.3088
Lulusan Madrasah Menggunakan
Matdoan, M. N. (2020). Efektifitas
Diagram Fishbone. Tarbawi: Jurnal
Implementasi Kebijakan Kurikulum
Keilmuan Manajemen Pendidikan,
2013 pada Satuan Pendidikan di Kota
5(01), 11–22.
Ambon dan Kabupaten Maluku
Alawiyah, F. (2015). Kesiapan Guru dalam
Tengah. PUBLIC POLICY (Jurnal
Implementasi Kurikulum 2013.
Aplikasi Kebijakan Publik & Bisnis),
Kajian Singkat.
1(2), 153–177.
Alfiansyah, M., Assingkily, M. S., &
Miller, J. P., & Seller, W. (1985).
Prastowo, A. (2020). Kebijakan

16 | Implementasi Kebijakan Kurikulum dalam Peningkatan Mutu Lulusan


Al-Fikru: Jurnal Ilmiah, Vol. 16, No. 1, Januari-Juni 2022●p-ISSN: 1978-1326 ●e- ISSN: 2721-4397

Curriculum Perspectives and Practice. Tahun 2015, 1(1), 19–32.


ERIC. Trianto, F., Ati, N. U., & Abidin, A. Z.
Pramulyani, N. (2019). Manajemen (2022). Implementasi Kebijakan
Kurikulum dalam Meningkatkan Kurikulum Di Sekolah Al-Khusyu
Mutu Lulusan Madrasah Ibtidaiyah. Desa Tugurejo Kecamatan Wates
MADROSATUNA: Jurnal Pendidikan Kabupaten Blitar. Respon Publik,
Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 1– 16(5), 54–59.
10. Ulum, M. B., & Sholihah, M. (2020). Dasar-
Prastowo, A. (2014). Paradigma baru Dasar Kebijakan Kurikulum di
madrasah dalam implementasi Madrasah Ibtidaiyah. Auladuna:
kebijakan kurikulum 2013. Jurnal Jurnal Prodi Pendidikan Guru
Pendidikan Islam, 3(1), 95–113. Madrasah Ibtidaiyah, 2(2), 1–18.
Qolbi, S. K., & Hamami, T. (2021). Yuhasnil, Y. (2020). Manajemen
Impelementasi asas-asas Kurikulum dalam Upaya Peningkatan
pengembangan kurikulum terhadap Mutu Pendidikan. Journal Of
pengembangan kurikulum Administration and Educational
pendidikan agama islam. Edukatif: Management (Alignment), 3(2), 214–
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1120– 221.
1132.
Suraiyah, N. D. (2017). Analisis Standar
Kompetensi Lulusan Madrasah
Ibtidaiyah Kurikulum 2013 dalam
Perspektif Surah Luqman Ayat 12-19.
EDUKASI: Jurnal Pendidikan Islam (e-
Journal), 5(2), 95–112.
Suryana, S. (2019). Pentingnya
Kecerdasan Emosi bagi
Kepemimpinan yang Efektif di Era
Milenial Revolusi 4.0. Jurnal Inspirasi,
10(1), 78–97.
https://doi.org/10.35880/inspirasi.v
10i1.72
Suryani, I. (2019). Implementasi
Kebijakan Pendidikan Kinerja Guru
Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
di Mi Assegaf Palembang. JS (Jurnal
Sekolah), 5(4), 179–193.
Syafaruddin. (2018). Inovasi Pendidikan;
Suatu Analisis Terhadap Kebijakan
Baru Pendidikan. Perdana Publishing.
Syam, A. R. (2017). Posisi Manajemen
Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam
Pendidikan. Muaddib: Studi
Kependidikan Dan Keislaman, 7(01),
33–46.
Taufik, T. (2015). Studi Penerapan
Pendekatan Tematik Terpadu Dalam
Rangka Implementasi Kurikulum
2013 Di Sekolah Dasar Kabupaten
Lima Puluh Kota. Prosiding Seminar
Nasional Jurusan PGSD FIP UNP

Muhammad Rifai Harahap, Mhd. Syahdan Lubis, Syafaruddin, Makmur Syukri | 17

Anda mungkin juga menyukai