Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PENGELOLAAN KURIKULUM”
Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengelolaan Kurikulum yang
diampu oleh .............

Disusun oleh:

Frismayanti Fristianingrum

Ilham Zainussalam NIM

Sofina Fachlan 1701385

Ujang Kusnadi Adam NIM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDKAN INDONESIA

2019
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Kurikulum


Manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung untuk
penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai
tujuan organisasi (Husaini Usman, 2013). Maka, manajemen dapat diartikan sebagai
upaya menata sumber daya agar organisasi terwujud secara produktif. Sedangkan
kurikulum didefinisikan seperangkat rencana dan pengeaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang tertuang dalam
UU No. 20 Tahun 2006. Kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang dijadikan pedoman
dalam segala kegiatan pendiidkan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar di kelas.
Dalam hal ini kurikulum dipandang sebagai suatu program yang didesain,
direncanakan, dikembangkan, dan akan dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar
yang disengaja diciptakan di sekolah. Sebagai suatu program pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu, kurikulum perlu dikelola agar segala kegiatan
pendidikan yang produktif (Sururi dan Nurdin, 2018: 148).

Manajemen kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengelolaan


kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Rusman, 2012). Manajemen
implementasi kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan
baik, berdasarkan tolak ukur perncapaian tujuan oleh siswa. Jadi bagaimana strateginya
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Walaupun kurikulum merupakan sejumlah
program, namun program itu arus menyentuh kepentingan pembelajaran peserta didik.
Intinya kurikulum itu hidup apabila terjadi upaya pembelajaran dari peserta didik. Guru
sebagai pengembang dan pelaksana kurikulum perlu didorong untuk terus
menyempurnakan strategi tersebut (Sururi dan Nurdin, 2018: 148-149).
Manajemen kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang
dialami oleh peserta didik yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan
produktivitas belajar. Strategi itu mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, hingga evaluasi yang perlu didukung oleh sumber daya yang
memadai. Manajemen kurikulum ditinjau dari kurun waktu bisa short-term atau long-
term yang penting ada keterkatian, komprehensif dan berkelanjutan antara satu
program dengan program yang berikutnya. Dengan demikian, pengertian manajemen
pendidikan adalah upaya mengoptimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa
secara produktif dengan melibatkan sumber daya yang ada di lembaga
pendidikan/sekolah (Sururi dan Nurdin, 2018: 149).

2.2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum


Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah, kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevasikan antara kurikulum nasional
(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang
berintegrasi dengan peserta didik maupun dengan lingkungan (Sururi dan Nurdin,
2018: 148-149).

2.3. Prinsip dan Manajemen Kurikulum


Terdapat beberapa prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum yaitu:

a. Produktivitas, hasil akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek


yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan
bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan
kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum diperlukan adanya kerjasama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum,
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memerikan hasil yang
berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.
e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum harus
dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.

Selain prinsip-prinsip di atas, perlu dipertimbangkan kebijakan pemerintah


maupun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan seperti UUSPN No. 20 Tahun 2003,
kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijakan penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah, kebijakan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan
lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan (Sururi dan Nurdin,
2018: 150).

Dalam proses pendidikan, perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk


memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam
memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum.

2.4. Fungsi Manajemen Kurikulum


Adapun beberapa fungsi dari manajemen kurikulum :

a. Meningkatkan efisiensi pemanfaat sumber daya kurikulum


Pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkn keadilan dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang
maksimal
Kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui
kegiatan intrakulikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler yang dikelola secara terintegrasi dalam mencapai tujuan
kurikulum.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum
peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik
Kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan
hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
e. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.
Proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat
dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, karena untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, karena adanya dukungan
kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
f. Meningkatkan partisipasi masyarkat untuk membantu mengembangkan
kurikulum
Kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat
khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumberbelajar perlu disesuaikan
dengan ciri khas kebutuhan pembangunan daerah setempat (Sururi dan Nurdin,
2018: 150-151).

2.5. Komponen-Komponen Kurikulum


Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen
tertentu. Sistem kurikulu terbentuk oleh empat komponen, yaitu komponen tujuan, isi
kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi.
TUJUAN

EVALUASI ISI

METODE

Gambar 1.1 SISTEM KURIKULUM


Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu
atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum pun akang
terganggu pula.

a. Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai.
Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulu erat kaitannya dnegan filsafat atau sistem
nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarat
yang dicita-citakan. Misalnya, filasafat atau sistem nilai yang dianut masyarkat
Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu
kurikulum adalah membentuk masyarakat yang Pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan
kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih
sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Tujuan pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: 1) Tujuan


Pendidikan Nasional (TPN); 2) Tujuan Institusional (TI); 3) Tujuan Kurikuler (TK); 4)
Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP) (Sururi dan Nurdin, 2018: 152-
153).

b. Komponen Isi/Materi Pembelajaran

Pada komponen isi, kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada pengalaman


belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi
kurikulum hendaknya memuat semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan), yang terdapat pada isi
setiap kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek
tersebut (Sururi dan Nurdin, 2018: 154).

c. Komponen Metode

Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai dengan materi
dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok bahasan. Dalam posisi ini,
guru hendaknya tidak menerapkan satu metode saja, tetapi guru dapat menerapkan
berbagai metode agar proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan
mencapai sasaran yang direncanakan. Dengan demikian, rencana yang sudah disusun
dapat diterapkan secara optimal (Sururi dan Nurdin, 2018: 154).

d. Komponen Evaluasi

Dalam konteks pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pengembangan kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan
arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan atau bagian mana yang harus disempurnakan.
Evaluasi merupakan kimponen untuk melihat efektivitas pencapain tujuan. Dalam
konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan
balik dalam perbaikan strategi yang diterapkan.
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Sururi, Nurdin, Diding. (2018). Bunga Rampai Administrasi Pendidikan Teori dan
Praktik. Bandung: Alfabeta,cv.
Usman, Husaini. (2013). Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 4.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rusman. (2012). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajagrafindo.

Anda mungkin juga menyukai