Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 15

Nama Anggota :

- Evi Erviana (180341617536)

- Muhammad Hamzah Al-Kautsar (180341617548)

- Nafiisan Nusa Achmad (180341617543)

A. Strategi perubahan dari KTSP ke kurikulum 2013

1. Kebijakan Kepala Sekolah

 -Perihal apa saja yang Ibu/Bapak persiapan dalam pengelolaan Kurikulum 2013 di
sekolah(guru, fasilitas)?
Fasilitas seperti sarana dan prasana dipersiapkan untuk pengelolaan kurikulum 2013 nya.
Untuk guru, diagendakan sosialisasi g.una mempersiapkan selama pengelolaan kurikulum
2013
 -Apakah kurikulum 2013 ini sesuai dengan kebutuhan siswa seiring pekembangan
jaman?
Ya, karena kebutuhan siswa seiring berubah sesuai perkembangan jaman, maka
kurikulum ini (K13) sesuai.
 -Apakah dalam penerapan dan pengelolaan kurikulum 2013 disesuaikan dengan program-
program yang akan dilaksanakan sekolah?
Program – program yang sudah ada di sekolah dari KTSP ke Kurikulum 2013 mulai
disesuaikan dalam penerapan dan pengelolaannya.
 -Apakah dalam perencanaan, penerapan, dan pengelolaan Kurikulum 2013 ini melakukan
Kerjasama dengan pihak lain? Siapa saja dan perannya apa?
Ya, perencanaan, penerapan, dan pengelolaan Kurikulum 2013 ini melakukan kerjasama
dengan pihak lain. Pihak lain yaitu kerjsama dengan Yayasan Pesantren tentunya, dan
Dinas Pendidikan
 Menurut anda, apakah dengan pergantian KTSP ke Kurikulum 2013 mampu
meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar? Mengapa?
Ya, tentunya kurikulum 2013 ini dapat meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
 Apakah anda sebagai Kepala Sekolah menginstruksikan suatu hal dalam pelaksanaan
pembelajaran baik dari segi persiapan, pelaksanaan, kegiatan akhir dan juga evaluasi
pembelajaran?
 -Kira-kira Adakah hambatan yang dialami sekolah dari pelaksanaan kurikulum 2013 ini?
Bagaimana solusinya?
Sejauh ini tidak banyak hambatan yang berarti, namun ditemui juga sedikit dari guru –
guru yang pemahaman akan kurikulum 2013 ini masih kurang. Untuk itu lebih
ditekankan agenda sosialisasi kepada seluruh guru, dan juga warga sekolah.

2. Koordinasi Wakasek

 -Apakah dalam perubahan KTSP ke kurikulum 2013 selalu dilakukan control dan
koordinasi kepada kepala sekolah?
Perubahan dari KTSP ke Kurikulum 2013 ini selalu diadakan kontrol kinerja guru dan
koordinasi dengan kepala sekolah, melalui rapat dengan para guru.
 -Bagaimanakah pihak Sekolah mensosialisasikan Kurikulum 2013 dengan warga sekolah
(guru, staff, siswa, komite jika perlu)?
Karena basisnya sekolah pesantren, biasanya diumumkan di masjid saat acara – acara
tertentu bersama seluruh warga pondok pesantren, dan mengundang wali santri
 Bagaimana koordinasi terkait pembelajaran kurikulum darurat ketika pandemic? Adakah
kesulitan atau hambatan koordinasi ketika pandemic ini?
Koordinasi terkait pembelajaran secara daring, hingga saat ini tidak banyak kendala yang
ditemui saat pelaksanaannya. Pembelajaran pun dilaksanakan secara daring, dan seluruh
santri oleh Yayasan PM Al - Rifa’ie 2, menghimbau untuk para santri dipulangkan ke
rumah masing – masing.

3. MGMP

 -Bagaimana terkait pembentukan MGMP?


Pembentukan MGMP penting untuk sekolah. Karena dengan adanya MGMP maka setiap
guru yang ada disekolah akan dengan mudah melakukan diskusi masalah tentang
kegiatan belajar mengajar. Dan MGMP ini ada pengurusnya untuk setiap guru bidang
strudi.
 -Bagaimana peran MGMP dalam pengelolaan kurikulum 2013?
Terkait peran MGMP disekolah dalam pengelolaan k13 adalah sangat berperan karena
dengan adanya rapat MGMP ini nantinya setiap guru pada awal semester akan diberikan
beban menyampaikan tujuan dan beban semester yang akan ditempuh selama
pembelajaran dan akan memilih model penilaian seperti apa nnatinya pada akhir
semester.
 Bagaimana persiapan dan pelaksanaan kurikulum darurat pada masa pandemic ini?
Pelaksaan kurikulum darurat disekolah adalah karena pada sekolah kami ini adalah
sekolah berbasis pondok maka lebih tepatnya masih selalu dilakukan kbm seperti normal
walaupun tidak berjalan secara 100% dikarenakan ada beberapa orang tua siswa ataupun
siswa itu sendiri belum merasa siap secara mental untuk melakukan kbm normal dimasa
ini maka kbm dilakukan secara 90% normal dan 10% secara daring dengan cara
memberikan tugaas lewat sosmed seperti wa dan google classroom walaupun hal tersebut
akan mengalami banyak sekali kesulitan.

4. Profesionalitas Guru

 Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, bagaimanakah cara pengimplementasiannya terkait


pembelajaran di kelas? Apakah ada kisi-kisi khusus dari sekolah dalam pembelajaran
agar tujuan dari pembelajaran di sekolah berhasil?
Dalam pengimplementasiannya guru haruslah siap dalam segala hal dengan matang
seperti RPP dan silabus, karena RPP merupakan rambu-rambu dalam memulai
pembelajara. Seorang guru dituntut untuk selalu siap dalam segala kondisi oleh
karenanya, dalam pengimplementasian ada kisi-kisi atau tidak jawabannya tidak ada kisi-
kisi dari sekolah tetapi tentang kesiapan dan keprofesionalan guru dalam mengajar.
 Apakah sebelum anda menyusun kurikulum tersebut ada koordinasi dari kepala sekolah
atau wakasek?
Jelaslah untuk penyusunan kurikulum ada koordinasi dari kepala sekolah dan juga kepala
yayasan sekolah.
 -Kendala apa saja yang anda temui dalam proses penyusunan dan pelaksanaan kurikulum
2013 tersebut?
Kendala yang sering terjadi adalah tentang pengetahuan dan kecakapan guru dalam
penyusunan dan pengimplementasian dan juga dalam hal ini guru dituntut untu dapat
bermultitalenta dan tidak gaptek.

5. Fasilitas Sekolah

 -Bagaimana persiapan maupun ketersediaan Sarana dan Prasarana Sekolah untuk


menunjang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013?
 Untuk persiapan dan ketersediaan sarana dan prasana untuk pembelajaran siswa
insyaAllah sudah sangat memadai, contohnya ada LCD, proyektor, wifi, computer, alat-
alat laboratorium, meja, kursi, lemari, semua sudah lengkap dan memenuhi kebutuhan
siswa dan tentu saja menunjang KD tiap maple untuk dilaksanakan. Hanya saja seperti
barang elektronik seperti laptop atau handphone siswa merupakan barang pribadi siswa
untuk menunjang pembelajaran. Sejauh ini juga sekolah mengalami kemajuan dan
perkembangan teknologi baik dalam tata usaha, kurikulum, website sekolah, sistem ujian
online/cbt, semua sudah didukung teknologi. Terkait pandemic juga sarana atau fasilitas
sekolah guna mematuhi protocol kesehatan juga memadai, ada bilik desinfektan di pintu
gerbang masuk, masker selalu disediakan, handsanitizer juga, juga ada thermometer. Di
SMA sekaligus pesantren ini sudah lengkap untuk menunjang kelas luring fasilitas bagi
semua warganya.

6. Pembelajaran (beban siswa bekurang, KD tidak semua diberikan, melaksanakan sesuai kondisi
darurat sekolah msg2,kesempurnaan

 Apa saja persiapan yang perlu dilakukan sebelum kegiatan pembelajaan dimulai?
Setiap sebelum kegiatan tentu guru menyiapkan media dan bahan ajar yang sudah tertera
di RPP dan silabus sehingga proses pembelajaran terstruktur dan tujuan pembelajaran
tercapai setiap kali pertemuan. Juga ada senam pagi sebelum masuk kelas baik untuk
siswa maupun guru, hanya senam2 ringan sehingga tidak terlalu Lelah, bisa
meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan mood.
 Metode atau model apa yang anda gunakan dalam pembelajaran?
Model pembelajaran yang sering digunakan adalah discovery learning, meskipun ada
beberapa guru yang menggunakan metode atau model lain, namun kebanakan yang
digunakan adalah discovery learning. Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini
banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini
disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara
belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang
dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah
dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan
menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang
akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam
kehidupan nyata.
 Media atau bahan ajar yang seperti apa yang anda gunakan dalam kegiatan pembelajaran?
Media yang digunakan yah buku, modul, lks, media pembelajaran lain kalua untuk
keperluan praktikum, media digital seperti e modul, buku petunjuk praktikum, buku
paket, buku lks semuanya ada.
 Model Penilaian apa yang anda gunakan dalam pembelajaran? Selain itu apakah anda
memberikan tugas-tugas, remidi dan pengayaan?
Untuk model penilaiianya mayoritas guru menggunakan model acuan kriteria/patokan,
jadi Prestasi kemampuan peserta didik TIDAK DIBANDINGKAN dengan peserta
kelompok, tetapi dengan kemampuan, juga menggunakan berbagai alat atau cara
penilaian, jadi mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi,
yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan. Seperti contohnya
1. Unjuk Kerja (Performance)
2. Penugasan (Proyek/Project)
3. Hasil kerja (Produk/Product)
4. Tertulis (Paper & Pen)
5. Portofolio (Portfolio)
6. Sikap
7. Diri (Self Assessment)

Terkait remidi ada lah tentunya, tapi kalua pengayaan tidak ada, remidi yah pada
umumnya seperti itu perbaikan nilai sampai memenuhi KKM, kalua uts atau uas nda ada
remidi, nilainya dibantu tugas-tugas harian buat nambahi.

 Apakah anda menemui hambatan dalam penilaian? Bagaimana solusinya?


Kalau hambatan sih tidak ada sepertinya, karena penilaiannya dari kurikulum dan arahan
kepsek sudah jelas dan terstruktur jadi tidak ada hambatan
 Bagaimana evaluasi dari penerapan dan pengelolaan Kurikulum 2013 ini dalam proses
pembelajaran?
Untuk kedepannya kepala sekolah melakukan sosialisasi Kurikulum 2013 kepada seluruh
warga sekolah agar lebih memahami Kurikulum 2013 sehingga pelaksanaannya menjadi
lebih baik. Layanan kesiswaan juga perlu ditingkatkan terutama dalam bidang
administrasi siswa. Guru-guru juga harus terus meningkatkan pemahaman terkait
kurikulum 2013. Guru juga sebaiknya terus meningkatkan pengetahuan menganai
Informasi dan Teknologi (IT) agar tidak tertinggal dengan kemampuan siswa dalam
menguasai IT.
 Apakah pembelajaran menggunakan kurikulum darurat karena covid-19 ini cukup
efektif? Mengapa?
Tentu saja kurang efektif, tapi bagi sekolah kami yang melaksanakan luring, tidak terlalu
berdampak pada pembelajarannya, hanya saja pengurangan beban belajar yang seharusya
45 menit menjadi 30 menit, sehingga terkendala waktu bagi guru untuk memberikan
materi.
 Apakah ada perbedaan hasil penilaian siswa/ hasil belajar siswa semasa pandemic? Apa
saja atau bagaimana perbedaan tersebut?
Untuk perbedaan hasil belajar sejauh ini tidak ada masalah, karena luring juga, mungkin
hanya kendala di beban belajar, tapi tetap saja tidak ada penurunan maupun peningkatan,
bisa dikatakan stabil.
 Saran atau solusi seperti apa supaya pembelajaran selama pandemic ini tetap berjalan
baik dan sesuai rencana (tidak ada pihak yang merasa dirugikan)?
Jadi belajar di rumah, materi belajar disampaikan kepada orangtua, apapun caranya yang
orangtua nantinya bisa menyampaikan ke anak dengan cara yang lebih fleksibel. Enggak
usah kaku. baik orangtua dan sekolah perlu memperhatikan tingkat stres dan kesehatan
anak saat belajar secara online di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut merupakan salah
satu dari isi pendidikan yang mesti diberikan kepada para siswa. Tidak usah terlalu
menekankan pada penuntasan kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Jadi
masing-masing daerah berbeda kan. Kalau lancar internetnya, kuotanya cukup, ada
alatnya, ya silakan. Tapi ada yang enggak sampai. Mungkin susah sinyal, kuota habis,
mungkin enggak punya laptop atau handphone, ya sesuatu yang langsung pratik saja.
Seluruh instansi pendidikan dapat menyatakan semua anak didiknya naik kelas ataupun
lulus. Hal itu demi menjaga tekanan mental yang diterima anak, terlebih di masa pandemi
Covid-19 ini. Supaya anak tidak ada tekanan-tekanan baik dari guru maupun orangtuanya
sendiri. Lah anak-anak kan bisa stres semua, ada yang akhirnya dipukul orangtuanya, ada
yang kemarin kasus di Gorontalo bunuh diri. Nah, itu kan tanpa sadar kekerasan pada
anak atas dasar Pendidikan. Berdasarkan ahli kesehatan mata, untuk anak TK maksimal
menatap layar virtual selama 1 jam per hari, anak SD hingga usia 12 tahun maksimal 1,5
jam per hari, dan anak SMP SMA hingga usia 18 tahun maksimal 2 jam per hari. Poin
penting dalam menerapkan belajar online adalah lebih kepada menciptakan suasana
menyenangkan bagi anak saat menjalani proses belajar mengajar. Jadi bukan apa yang
dipelajari semacam pendidikan matematika atau pun PPKN, namun berupaya membuat
berbagai kondisi yang akhirnya mengandung proses belajar. Jadi caranya jangan
istilahnya belajar dari rumah atau learning from home, harusnya belajar di rumah. Kalau
dari rumah seolah-olah menatap ke sekolah, caranya ya itu layar. Jadi tidak sehat. Ada
bahkan TK yang membuka layar dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang. Itu kan bukan
hanya kekerasan tapi kekejaman terhadap anak

Anda mungkin juga menyukai