Anda di halaman 1dari 45

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 567 B/Pdt.Sus-Arbt/2013
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
memeriksa perkara perdata khusus arbitrase memutuskan sebagai berikut

do
gu dalam perkara antara:
PT. MANGGALA KRIDA YUDHA, berkedudukan di Jalan

In
Gunung Sahari IV Nomor1, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberi
A
kuasa kepada Reno Rahmat Hajar, S.H., dan kawan-kawan, Para
Advokat, beralamat di The Energy, Lantai 19, Jalan Jenderal
ah

lik
Sudirman Kav. 52-53, Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 16 Mei 2013, sebagai Pemohon dahulu Penggugat/
am

ub
Pemohon Pembatalan Putusan Arbitrase;
melawan
ep
k

PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk, berkedudukan di


Cordova Bilding, Jalan Pasir Putih Raya Blok E5, Taman Impian
ah

R
Jaya Ancol, Jakarta, dalam hal ini memberi kuasa kepada Safitri H.

si
Saptogino, S.H., M.H., dan kawan-kawan, Para Advokat,

ne
ng

beralamat di Building, Jalan Buncit Raya Nomor 7, Jakarta


Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 2 Juli 2013,

do
sebagai Termohon dahulu Tergugat/Termohon Pembatalan
gu

Putusan Arbitrase;
Mahkamah Agung tersebut;
In
A

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata Badan Arbitrase
ah

lik

Nasional telah memberikan putusan Nomor 434/XII/ARB-BANI/2011 tanggal 23


Desember 2011 yang amarnya sebagai berikut:
m

ub

Dalam Eksepsi :
1. Menolak Eksepsi Termohon;
ka

ep

2. Menyatakan Majelis Arbitrase yang dibentuk oleh Badan Arbitrase


Nasional Indonesia (BANI) Berwenang untuk memeriksa dan
ah

memutuskan perkara a quo;


R

es

Dalam Poko Perkara :


M

ng

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;


on

Hal. 1 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Menyatakan Berakhirnya Perjanjian Kerjasama Reklamasi antara

R
Pemohon dengan Termohon sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor

si
10 tanggal 3 September 2004 tentang Perjanjian Kerjasama Reklamasi

ne
ng
Di Areal Perairan Ancol Timur Kawasan Ancol terhitung sejak
diucapkannya Putusan itu;

do
gu 3. Menolak Permohonan Pemohon selebihnya;
4. Menghukum Termohon untuk membayar/mengembalikan biaya
administrasi, biaya Pemeriksaan dan biaya arbiter sebesar

In
A
Rp263.533.000,00 (dua ratus enam puluh tiga juta lima ratus tiga puluh
tiga ribu rupiah) kepada Pemohon selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
ah

lik
hari sejak putusan ini dibacakan;
5. Menyatakan putusan ini merupakan Putusan dalam tingkat pertama dan
am

ub
terakhir serta mengikat Para Pihak;
6. Memerintahkan kepada Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan salinan/
ep
turunan resmi putusan Arbitrase ini di Kepaniteran Pengadilan Negeri
k

Jakarta Pusat atas biaya Pemohon dan Termohon dalam tenggang waktu
ah

R
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999

si
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa;

ne
ng

Bahwa terhadap Putusan Badan Arbitrase Nasional Nomor 434/XII/ARB-


BANI/2011 tanggal 23 Desember 2011 tersebut, Pemohon Pembatalan telah
mengajukan permohonan pembatalan di depan persidangan Pengadilan Negeri

do
gu

Jakarta Utara yang pada pokoknya sebagai berikut:


1. Dilanggarnya prinsip-prinsip hakiki dari hukum Indonesia, sebagai berikut:
In
A

a) arbitrater telah menjalankan acara yang bertentangan dengan apa yang


telah ditetapkan dalam perjanjian arbitrase;
ah

lik

b) arbitrater telah mengabulkan lebih dari yang dituntut oleh Tergugat


(dahulu Pemohon Arbitrase)/ultra petitum;
m

ub

c) Putusan telah diambil secara bertentangan dengan pertimbangan; dan


2. Putusan juga telah diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah
ka

satu pihak dalam pemeriksaan sengketa, dalam hal ini Tergugat;


ep

Adapun uraian dari dasar-dasar dan alasan diajukannya gugatan pembatalan


ah

Putusan Arbitrase oleh Penggugat adalah sebagai berikut:


R

es

A. Latar belakang putusan arbitrase Badan Arbitrase Nasional Indonesia


M

A.1. Perjanjian kerjasama antara Penggugat dengan Tergugat


ng

on

Hal. 2 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.

R
-------------------------------------------------------------------------------------------------------- A

si
ntara Penggugat dengan Tergugat telah ditandatangani Akta Nomor 10 tanggal

ne
ng
3 September 2004 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H, sebagai
pengganti dari Tuan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta tentang Perjanjian

do
gu Kerjasama Reklamasi di Areal Perairan Ancol Timur Kawasan Ancol yang dibuat
oleh dan antara Tergugat dan Penggugat ("PKS Reklamasi", vide Bukti P - 2);
2. Bahwa, maksud dan tujuan dari PKS Reklamasi adalah untuk melakukan

In
A
reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas kurang lebih 85 hektar ("Lahan
Reklamasi"), dimana berdasarkan PKS Reklamasi tersebut, Tergugat
ah

lik
berkewajiban mengurus perizinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi
tersebut, sedangkan Penggugat bertanggung jawab sepenuhnya atas
am

ub
pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut (vide Bukti P-3);
3. Bahwa, berdasarkan PKS Reklamasi, Tergugat dan Penggugat sepakat
ep
untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana Penggugat akan
k

memiliki lahan seluas ± 63 hektar (Lahan Penggugat) dan Tergugat memiliki


ah

R
lahan seluas ± 22 hektar (Lahan Tergugat) (vide Bukti P - 4);

si
A.2 Dalil Wanprestasi Dan Pemutusan Perjanjian

ne
ng

4. Bahwa, pada tanggal 4 Oktober 2011, 18 Oktober 2011, dan 2


November 2011, Tergugat telah mengirimkan surat somasi yang pada
intinya menyatakan bahwa:

do
gu

a) Penggugat telah melakukan wanprestasi karena Penggugat tidak


melaksanakan kewajibannya melaksanakan pekerjaan reklamasi meskipun
In
A

perizinan reklamasi yang wajib disediakan Tergugat telah lengkap (quod non);
dan
ah

lik

b) Penggugat berkewajiban membangun tanggul untuk proyek JEDI/


JUFMP, pada surat Somasi tanggal 4 Oktober 2011;
m

ub

5. Bahwa, selanjutnya Tergugat telah memutuskan Perjanjian Kerjasama


tersebut atas dasar wanprestasi, pada tanggal 21 November 2011;
ka

ep

A.3 Hukum Acara Yang Harus Dipenuhi Berdasarkan PKS Reklamasi


6. Bahwa, berdasarkan ketentuan Pasal 14 PKS Reklamasi, dalam hal
ah

terjadinya suatu sengketa diantara para pihak, para pihak harus terlebih
R

es

dahulu melakukan musyawarah dalam jangka waktu sedikitnya 90 hari,


M

dan dalam hal tidak ada kesepakatan, barulah pihak yang


ng

on

Hal. 3 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menyengketakan dapat memasukkan permohonan, dalam hal ini

R
kepada Badan Arbitrase Nasional Indonesia;

si
A.4 Permohonan Arbitrase Tergugat Meminta Majelis Arbiter BANI Menyatakan

ne
ng
Pengakhiran Pks Reklamasi Sejak 21 Desember 2012
7. Pada tanggal 23 Desember 2011, Tergugat mengajukan Surat Nomor

do
gu 764/DIR-PJA/XII/2011 tentang Pemberitahuan untuk Mengadakan
Arbitrase kepada Penggugat dengan tembusan kepada Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) untuk menyelesaikan sengketa antara

In
A
Penggugat dengan Tergugat. Permohonan tersebut kemudian
didaftarkan di BANI melalui Nomor perkara 434/XII/ARB-BAN1/2011
ah

lik
tanggal 23 Desember 2011 (Permohonan Arbitrase);
8. Dalam Permohonan Arbitrase, Tergugat mendalilkan bahwa:
am

ub
(a) Penggugat telah melakukan wanprestasi karena Penggugat tidak
melaksanakan kewajibannya melaksanakan pekerjaan reklamasi
ep
meskipun perizinan reklamasi yang wajib disediakan Tergugat telah
k

lengkap (quod non);


ah

R
(b) Penggugat berkewajiban membangun tanggul untuk proyek JEDI/

si
JIJFMP;

ne
ng

9. Dalam salah satu petitumnya, Tergugat mendalilkan bahwa Tergugat


telah melaksanakan pemutusan PKS Reklamasi dengan Penggugat
sesuai dengan prosedur sebagaimana diamanatkan dalam PKS

do
gu

Reklamasi sejak tanggal 21 Desember 2011;


10. Tergugat menegaskan pemutusan tersebut dilakukan atas dasar cidera
In
A

janji dalam bagian petitum/tuntutan hukum dalam Permohonan Arbitrase


Tergugat kepada Majelis Arbiter BANI, yang memohon agar Majelis
ah

lik

Arbiter BANI;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon memohon agar Majelis Arbitrase
m

ub

dalam perkara arbitrase a quo memberikan putusan yang amarnya berbunyi:


1. Mengabulkan Permohonan Arbitrase Pemohon untuk seluruhnya;
ka

ep

2. Menyatakan Akta Nomor 10 tertanggal 3 September 2004 tentang Perjanjian


Kerjasama Reklamasi di Areal Perairan Ancol Timur Kawasan Ancol ("Perjanjian
ah

Kerjasama") adalah sah dan mengikat Pemohon dan Termohon;


R

es

3. Menyatakan Termohon telah melakukan wanprestasi terhadap Pemohon;


M

ng

on

Hal. 4 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Menyatakan diakhirinya Perjanjian Kerjasama antara Pemohon dan

R
Termohon terhitung sejak tanggal 21 Desember 2011;

si
5. Menghukum Termohon untuk membayar ganti rugi kepada Pemohon atas

ne
ng
tidak terlaksananya pekerjaan Reklamasi sebagaimana yang diperjanjikan
dalam Perjanjian Kerjasama, baik kerugian materiil sebesar Rp6.468.021.007,00

do
gu dan kerugian immateriil sebesar Rp11.161.920.000,00 dengan total jumlah
kerugian seluruhnya sebesar Rp17.629.941.007,00 (tujuh belas miliar enam
ratus dua puluh sembilan juta sembilan ratus empat puluh satu ribu tujuh

In
A
rupiah);
6. Memerintahkan panitera dalam perkara arbitrase ini untuk mendaftarkan
ah

lik
putusan ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
7. Menyatakan putusan ini final dan mengikat serta harus dilaksanakan dalam
am

ub
jangka waktu 30 hari sejak putusan arbitrase didaftarkan di Pengadilan Negeri;
8. Menghukum Termohon untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
ep
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per hari untuk setiap hari keterlambatan,
k

yang harus dibayar dengan tunai dan sekaligus;


ah

R
9. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara;

si
Atau sekiranya Majelis Arbitrase berpendapat lain, mohon agar kiranya diberikan

ne
ng

putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono)";


A.5. Tergugat Memberikan Informasi Palsu Bahwa Tergugat Telah
Menyelesaikan Seluruh Perizinan Reklamasi

do
gu

11. Dalam permohonan arbitrase, Tergugat menyatakan bahwa alasan


permohonan arbitrase sebagaimana dimaksud adalah antara lain karena
In
A

Tergugat telah sejak tahun 2004 memperoleh seluruh perizinan terkait PKS
Reklamasi telah lengkap dan siap untuk dilaksanakan pekerjaan reklamasi.
ah

lik

Penggugat tidak melaksanakan pekerjaan, dan karenanya Penggugat lalai


(quod non);
m

ub

B. Hukum acara yang disepakati dalam klausula arbitrase adalah merupakan


hukum acara yang harus dipatuhi arbiter. Ini hakiki dalam hukum Indonesia
ka

ep

1. Bahwa, di dalam Pasal 14 PKS Reklamasi telah diatur mengenai


mekanisme penyelesaian perselisihan melalui musyawarah, sebagai
ah

berikut:
R

es

"1. Apabila dalam melaksanakan Perjanjian ini terjadi pertentangan,


M

perselisihan, dan atau perbedaan pendapat ("Perselisihan") diantara


ng

on

Hal. 5 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Para Pihak, selanjutnya para pihak sepakat untuk menyelesaikan

R
melalui jalan musyawarah untuk mencapai kata sepakat dalam waktu

si
90 (sembilan puluh) hari kalender setelah satu pihak menerima

ne
ng
pemberitahuan teitulis dari Pihak lain mengenai adanya Perselisihan
untuk diselesaikan;

do
gu 2. Apabila dari pelaksanaan musyawarah ternyata tidak membawa hasil
yang dapat menyelesaikan perselisihan, para pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia

In
A
berdasarkan Peraturan Badan Arbitrase dari Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (Peraturan BANI). Arbitrase akan dilaksanakan
ah

lik
dan putusan akan diberikan dalam bahasa Indonesia di Jakarta;
Suatu pemberitahuan mengenai arbitrase, jawaban atau komunikasi
am

ub
lain yang disampaikan kepada atau oleh suatu pihak ke arbitrase
harus diberikan dan dianggap diterima sebagaimana ditetapkan
ep
dalam peraturan BANI";
k

2. Ketentuan dalam PKS Reklamasi yang mewajibkan Tergugat untuk


ah

R
bersama-sama dengan Penggugat menyelesaikan Perselisihan melalui

si
jalan musyawarah dan ketentuan ini tidak dilaksanakan oleh Tergugat

ne
ng

dan diabaikan oleh Majelis Arbiter BANI dalam pengambilan keputusan;


3. Secara kronologis, urutan kejadian dari dimulainya sengketa yang
diajukan oleh Tergugat adalah sebagai berikut:

do
gu

a) 4 Oktober 2011, Surat Peringatan Pertama Tergugat kepada Penggugat


("Somasi Petama");
In
A

b) 18 Oktober 2011 Surat Peringatan Kedua Tergugat kepada Penggugat


("Somasi Kedua");
ah

lik

c) 18 Oktober 2011 Surat Tanggapan dari Penggugat kepada Tergugat


(tertanggal 12 Oktober 2011, namun dikirimkan dan diterima oleh Tergugat pada
m

ub

tanggal 18 Oktober 2011 (Surat Tanggapan Penggugat);


d) 2 November 2011 Surat Peringatan Ketiga dan terakhir Tergugat
ka

kepada Penggugat ("Somasi Ketiga");


ep

e) 3 November 2011, Surat dari Penggugat kepada Tergugat untuk


ah

melakukan pertemuan ("Surat Kedua Penggugat");


R

es

f) 11 November 2011, pertemuan antara Penggugat dan Tergugat


M

("Pertemuan Pertama");
ng

on

Hal. 6 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
g) 14 November 2011 Surat dari Penggugat kepada Tergugat untuk

R
undangan pertemuan pda tanggal 16 November 2011 ("Surat Undangan

si
Pertemuan Penggugat");

ne
ng
(h) 16 November 2011 Pertemuan Kedua antara Penggugat dan Tergugat
("Pertemuan Kedua");

do
gu (i) 21 November 2011 Surat Pemutusan PKS Reklamasi dari Tergugat
kepada Penggugat ("Surat Pemutusan PKS Reklamasi");
(j) 8 Desember 2011 atas permintaan dan inisiatif Penggugat, Tergugat

In
A
dan Penggugat melakukan pertemuan kembali pada tanggal 8
Desember 2011 ("Pertemuan Ketiga"); dan
ah

lik
(k) 23 Desember 2011 Tergugat memasukkan permohonan kepada badan
Arbitrase Nasional Indonesia ("Tanggal Permohonan Arbitrase");
am

ub
4. Tanggal Permohonan Arbitrase dan tanggal Somasi Pertama jelas jauh di
bawah 90 hari, sebagaimana disyaratkan oleh Klausula PKS Reklamasi;
ep
5. Terhadap hal ini, Majelis Arbiter BANI malah menerima permohonan
k

Tergugat dan mengabaikan prinsip formal prosedural yang seharusnya


ah

R
diperhatikan sebelum Majelis Arbiter BANI memeriksa pokok perkara. Ini adalah

si
pelanggaran terhadap hal yang sangat hakiki dalam hukum; Majelis Arbiter

ne
ng

pemeriksa perkara telah memperkosa hukum diantara Penggugat dan Tergugat


yang mereka buat dalam kalusula arbitrase; Majelis Arbiter pemeriksa perkara
menerima bahwa Majelis Arbiter pemeriksa perkara berwenang berdasarkan

do
gu

klausula arbitrase, tetapi di sisi lain memperkosa ketentuan lain yang jelas
memperlihatkan bahwa permohonan arbitrase sebenarnya tidak dapat
In
A

dilanjutkan karena melanggar klausula arbitrase sendiri;


6. Tindakan Majelis Arbiter BANI yang mengabaikan proses formil
ah

lik

musyawarah selama 90 (sembilan puluh) hari ini jelas melanggar apa yang telah
disepakati oleh Penggugat dan Tergugat dalam PKS Reklamasi. Seharusnya
m

ub

Majelis Arbiter BANI menolak untuk memeriksa sengketa antara Penggugat dan
Tergugat dikarenakan belum dipenuhinya waktu 90 (sembilan puluh) hari
ka

musyawarah;
ep

C. Majelis arbiter BANI memutuskan melebihi dari yang diminta oleh Tergugat
ah

(ultra petitum). Petitum Tergugat adalah:


R

es
M

ng

on

Hal. 7 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon memohon agar Majelis

R
Arbitrase dalam perkara arbitrase a quo memberikan putusan yang amarnya

si
berbunyi:

ne
ng
1. Mengabulkan Permohonan Arbitrase Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Akta Nomor 10 tertanggal 3 September 2004 tentang

do
gu Perjanjian Kerjasama Reklamasi di Areal Perairan Ancol Timur Kawasan Ancol
("Perjanjian Kerjasama") adalah sah dan mengikat Pemohon dan Termohon;
3. Menyatakan Termohon telah melakukan wanprestasi terhadap Pemohon;-

In
A
4. Menyatakan diakhirinya Perjanjian Kerjasama antara Pemohon dan
Termohon terhitung sejak tanggal 21 Desember 2011;
ah

lik
5. Menghukum Termohon untuk membayar gantirugi kepada Pemohon atas
tidak terlaksananya pekerjaan Reklamasi sebagaimana yang diperjanjikan
am

ub
dalam Perjanjian Kerjasama, baik kerugian materiil sebesar Rp6.468.021.007,00
dan kerugian immateriil sebesar Rp11.161.920.000,00 dengan total jumlah
ep
kerugian seluruhnya sebesar Rp 17.629.941.007,00 (tujuh belas miliar enam
k

ratus dua puluh sembilan juta sembilan ratus empat puluh satu ribu tujuh
ah

R
rupiah);

si
6. Memerintahkan panitera dalam perkara arbitrase ini untuk mendaftarkan

ne
ng

putusan ini di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;


7. Menyatakan putusan ini final dan mengikat serta harus dilaksanakan
dalam jangka waktu 30 hari sejak putusan arbitrase didaftarkan di Pengadilan

do
gu

Negeri;
8. Menghukum Termohon untuk membayar uang paksa (dwangsom)
In
A

sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per hari untuk setiap hari
keterlambatan, yang harus dibayar dengan tunai dan sekaligus;
ah

lik

9. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara;


Atau sekiranya Majelis Arbitrase berpendapat lain, mohon agar kiranya
m

ub

diberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et bono);


1. Majelis Arbiter BANI menerbitkan dan membacakan putusan terhadap
ka

ep

Permohonan Arbitrase pada tanggal 15 Oktober 2012. Isi dari putusan


tersebut adalah sebagai berikut:
ah

Memutuskan:
R

es

Menetapkan:
M

Dalam EKSEPSI:
ng

on

Hal. 8 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1.

R
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

si
Menolak Eksepsi Termohon;

ne
ng
2.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

do
gu Menyatakan Majelis Arbitrase yang dibentuk oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara a quo;
Dalam Pokok Perkara:

In
A
1.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
ah

lik
Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian;
2.
am

ub
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menyatakan berakhirnya Perjanjian Kerjasama Reklamasi antara Pemohon
ep
dengan Termohon sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 10 tanggal 3
k

September 2004 tentang Perjanjian Kerjasama Reklamasi di Areal Perairan


ah

R
Ancol Timur Kawasan Ancol terhitung sejak diucapkannya putusan ini;

si
3.

ne
ng

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menolak Permohonan Pemohon selebihnya;
4.

do
gu

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menghukum Termohon untuk membayar/mengembalikan biaya administrasi,
In
A

biaya pemeriksaan dan biaya arbiter sebesar Rp263.533. 000,00 (dua ratus
enam puluh tiga juta lima ratus tiga puluh tiga ribu rupiah) kepada Pemohon
ah

lik

selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak putusan ini dibacakan;


5.
m

ub

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menyatakan putusan ini merupakan putusan dalam tingkat pertama dan terakhir
ka

ep

serta mengikat para pihak;


6.
ah

----------------------------------------------------------------------------------------------------------
R

es

Memerintahkan kepada Sekretaris Majelis untuk mendaftarkan salinan/ turunan


M

resmi putusan Arbitrase ini di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat


ng

on

Hal. 9 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atas biaya Pemohon dan Termohon dalam tenggang waktu sebagaimana

R
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

si
Alternatif Penyelesaian Sengketa";

ne
ng
2. Majelis Arbitrase tidak dapat menemukan adanya suatu cidera janji
Penggugat. Hal ini juga dinyatakan tegas dalam putusan arbitrase;

do
gu 3. Majelis arbitrase karenanya tidak dapat menyatakan bahwa Pemutusan
PKS Reklamasi oleh Tergugat adalah sah;
4. Oleh karena itu pula, adalah tidak masuk diakal bahwa Majelis Arbitrase

In
A
selanjutnya menyatakan "mengabulkan sebagian" dari permohonan petitum
Tergugat, yaitu menyatakan batal PKS Reklamasi;
ah

lik
5. Bukan hanya itu, Majelis Arbiter BANI dalam amarnya butir ke 2 (dua)
memutuskan sebagai berikut: "Menyatakan berakhirnya Perjanjian Kerjasama
am

ub
Reklamasi antara Pemohon dengan Termohon sebagaimana tertuang dalam
Akta Nomor 10 Tanggal 3 September 2004 Tentang Perjanjian Kerjasama
ep
Reklamasi Di Areal Perairan Ancol Timur Kawasan Ancol terhitung sejak
k

diucapkannya Putusan ini";


ah

R
6. Ini jelas dan nyata sangat berbeda dan melebihi dari apa yang

si
dimohonkan

ne
ng

Tergugat kepada Majelis Arbiter BAN terkait dengan PKS Reklamasi, dimana
Tergugat hanya meminta sebagai berikut: "Menyatakan diakhirinya Perjanjian
Kerjasama antara Pemohon dengan Termohon terhitung sejak tanggal 21

do
gu

Desember 2011";
7. Kembali kami merujuk bahwa petitum Tergugat adalah sebagai berikut:
In
A

"4. Menyatakan diakhirinya Perjanjian Kerjasama antara Pemohon Tergugat)


dengan Termohon (Penggugat) terhitung sejak tanggal 21 Desember 2011";
ah

lik

8. Bahwa karenanya Tergugat pada intinya adalah meminta "pengakhiran"


atas PKS Reklamasi dan bukanlah "batal demi hukum" yang tentunya masing-
m

ub

masing memiliki konsekuensi yang berbeda;


9. Bagaimana mungkin Majelis Arbitrase bisa mengatakan "mengabulkan
ka

sebagian", padahal yang dikabulkan bukanlah yang diminta oleh Tergugat; tidak
ep

bisa tidak, ini adalah keputusan yang ultra petitum;


ah

10. Majelis Arbiter BANI telah memberikan putusan melebihi apa yang
R

es

diminta oleh Tergugat (ultra petitum) yang jelas-jelas melanggar prinsip hukum
M

yang berlaku;
ng

on

Hal. 10 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Majelis Arbitrase harus menghormati dan hanya menilai apa yang

R
disengketakan dihadapan Majelis Arbitrase dan ditujukan kepadanya oleh

si
Tergugat dan Penggugat;

ne
ng
12. Putusan Majelis Arbitrase tersebut jelas Ultra Petitum
D. Putusan Bertentangan Antara Pertimbangan Dan Amar Putusan

do
gu 1. Di dalam Pertimbangan hukumnya di halaman 67 Putusan Arbitrase
paragraf ke 3 (tiga) dan 4 (empat) dinyatakan antara lain: "Menimbang,
bahwa selanjutnya Ketentuan Pasal 1254 KUHPer mengatur, bahwa

In
A
"Semua syarat yang bertujuan melakukan sesuatu yang tak mungkin
terlaksana, .... adalah batal, dan berakibat bahwa persetujuan yang
ah

lik
digantungkan padanya tak berdaya": Dalam perkara a quo, kerjasama
Pemohon dan Termohon untuk memperoleh izin reklamasi menjadi
am

ub
mustahil dilaksanakan, karena adanya ketidak-pastian hukum
berkenaan dengan proses dan jangka waktu pengurusan izin
ep
reklamasi; Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan
k

pertimbangan sebagai mana tersebut di atas, Majelis Arbitrase sampai


ah

R
pada kesimpulan, bahwa

si
PKS Reklamasi mengandung suatu syarat yang terbukti tidak mungkin

ne
ng

untuk dipenuhi karena adanya ketidak pastian hukum. Karena itu pula
PKS Reklamasi tidak dapat dilaksanakan. Dengan demikian PKS

do
Reklamasi harus dinyatakan berakhir";
gu

2. Sebagaimana telah Penggugat uraikan sebelumnya, amar


pertimbangan Majelis Arbiter BANI tersebut di atas dengan perkataan
In
A

lain telah menyatakan bahwa PKS Reklamasi adalah batal demi


hukum, yang membawa konsekuensi kembalinya keadaan pada
ah

lik

kondisi semula pada saat timbulnya perikatan tersebut dan mewajibkan


pihak yang telah menerima prestasi mengembalikan prestasi atau
m

ub

sesuatu dari pihak yang telah melaksanakannya;


3. Bertentangan dengan pertimbangan hukumnya, amar putusan Majelis
ka

ep

Arbiter BANI berbunyi sebagai berikut: "Menyatakan berakhirnya


Perjanjian Kerjasama Reklamasi antara Pemohon dengan Termohon
ah

sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 10 Tanggal 3 September


R

es

2004 Tentang Perjanjian Kerjasama Reklamasi di Areal Perairan Ancol


M

Timur Kawasan Ancol terhitung sejak diucapkannya Putusan ini";


ng

on

Hal. 11 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Jelas bahwa Majelis Arbiter BANI telah memutuskan bahwa perjanjian

R
baru berakhir pada tanggal 15 Oktober 2012, saat dibacakannya

si
putusan; Hal demikian sangat bertentangan dengan amar

ne
ng
pertimbangannya yang
menyatakan perjanjian "batal demi hukum";

do
gu 5. Pertentangan ini jelas menimbulkan ketidak jelasan pada Penggugat
dan Tergugat mengenai konsekuensi dari masing-masing pihak atas
berakhirnya/dibatalkannya PKS Reklamasi;

In
A
E. Putusan telah diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh Tergugat;
Laporan keuangan publik Tergugat menunjukan bahwa izin reklamasi belum
ah

lik
diselesaikan. Tergugat menyembunyikan fakta bahwa ada setidaknya 3
(tiga) laporan keuangan Tergugat yang secara konsisten menyatakan izin
am

ub
reklamasi belum diselesaikan;
1. Sebagaimana telah Penggugat sampaikan, Tergugat telah
ep
memberikan keterangan yang tidak benar kepada Majelis
k

Arbitrase dengan menyatakan hal sebagai berikut: "Bahwa dalam


ah

R
pertemuan pada tanggal 8 Desember 2011 tersebut di atas, Termohon

si
masih tetap pada pendiriannya kehendaknya agar perjanjian

ne
ng

kerjasama tetap berjalan dan berjanji akan segera melaksanakan


pekerjaan reklamasi. Oleh karena janji ini telah berulang tapi tidak ada
pelaksanaan maka Pemohon juga tetap pada kehendaknya untuk

do
gu

mengakhiri perjanjian kerjasama mengingat Pemohon tidak melihat


lagi adanya itikad baik karena antara lain terhitung sejak 3 September
In
A

2004 sampai dengan Desember 2011 (±8 tahun) Termohon belum


juga melakukan kegiatan apapun, padahal jangka waktu reklamasi
ah

lik

yang diperjanjikan adalah selama 10 tahun";


(Permohonan halaman 4 paragraf 3 point 9);
m

ub

"Bahwa dalam pertemuan pada tanggal 8 Desember 2011 tersebut di


atas, Termohon tetap pada pendiriannya/kehendaknya agar perjanjian
ka

ep

kerjasama tetap berjalan dan akan segera melaksanakan pembangunan


reklamasi. Di sisi lain, Pemohon juga tetap pada kehendaknya untuk
ah

mengakhiri perjanjian kerjasama mengingat terhitung sejak 3 September


R

es

2004 sampai dengan Desember 2011 yaitu ± 8 tahun berlalu. Termohon


M

belum juga melakukan kegiatan reklamasi apapun. Tindakan Termohon


ng

on

Hal. 12 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang menunda-nunda pelaksanaan pekerjaan reklamasi jelas

R
mengakibatkan kerugian bagi Pemohon. Dan guna mencegah kerugian

si
yang bertambah besar, Pemohon memutuskan untuk mengakhiri

ne
ng
Perjanjian Kerjasama (Permohonan halaman 18 paragraf 4 point 51);
2. Kemudian, Direktur Utama Tergugat menegaskan dalam keterangan

do
gu tertulisnya sebagai berikut: "Dengan demikian selama hampir 8
(delapan) tahun sejak perjanjian ditandatangani, MKY tidak melakukan
kegiatan apapun sama sekali, padahal sebagaimana pengalaman PJA

In
A
dalam pekerjaan reklamasi di Ancol Barat, izin-izin yang ada, sudah
cukup untuk melaksanakan pekerjaan persiapan reklamasi, yang
ah

lik
dalam hal ini membuat tanggul; (Keterangan Tertulis saudara Ir.
Budi Karya Sumadi Poin 15 (Halaman 3 paragraf 4);
am

ub
"Sekali lagi saya tekankan bahwa seluruh izin terkait Reklamasi Ancol
Timur sudah lengkap. MKY seharusnya telah dapat melaksanakan
ep
pembangunan tanggul sebagaimana disyaratkan dalam Amdal yang
k

mengacu kepada PKS Reklamasi Ancol Timur dan melakukan kegiatan


ah

R
persiapan lainnya dengan demikian tidak ada keperluan saya untuk

si
meminta Bapak Soeprapto untuk membantu MKY mengurus izin lagi";

ne
ng

(Keterangan Tertulis saudara Ir. Budi Karya Sumadi Poin 22 (Halaman 5


paragraf 4);
3. Pernyataan Tergugat tersebut secara jelas dan nyata bertentangan

do
gu

dengan isi Laporan Keuangan kepada publik Tergugat sendiri,


sebagaimana telah Penggugat sampaikan dalam persidangan didepan
In
A

Majelis Arbitrase, yaitu:


Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode sembilan bulan yang
ah

lik

berakhir 30 September 2009 dan 2008


Tergugat menyatakan sebagai berikut:
m

ub

"Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani


perjanjian kerjasama dengan PT. Manggala Khda Yudha (MKY) untuk
ka

melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85 ha;


ep

Berdasarkan perjanjian tersebut perusahaan akan mengurus perijinan


ah

yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan MKY


R

es

bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan pelaksanaan


M

seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY sepakat untuk


ng

on

Hal. 13 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY akan memiliki

R
lahan seluas ± 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan seluas ± 22 ha;

si
Masa berlaku kerjasama adalah selama 10 tahun sejak perjanjian

ne
ng
ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua pihak;
Sampai dengan tanggal laporan ini, pembangunan fisik atas proyek

do
gu tersebut belum dimulai sehubungan dengan perizinan Reklamasi yang
belum terealisasi sepenuhnya";
4. Jelaslah bahwa Tergugat secara nyata memberikan keterangan/

In
A
informasi palsu kepada Majelis Arbitrase. Tergugat tidak pernah
menanggapi hal tersebut;
ah

lik
5. Bahkan, Tergugat telah dengan sengaja dan itikad buruk
menyembunyikan dan tidak memperlihatkan dokumen-dokumen
am

ub
laporan keuangan lain yang telah secara konsisten menunjukan bahwa
perizinan reklamasi masih dalam proses pengurusan atau setidaknya
ep
belum terealisasi, melalui dokumen-dokumen sebagai berikut:
k

a. Laporan Keuangan Konsolidasi tanggal 31 Desember 2005 dan 2004:


ah

R
Pada halaman 38, poin 32 huruf (h) Tergugat menyatakan sebagai

si
berikut: "Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan

ne
ng

menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT. Manggala Krida


Yudha (MKY) untuk melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur
seluas 85 ha. Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan

do
gu

mengurus perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi


tersebut, sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas
In
A

pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan


dan MKY sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil
ah

lik

dimana MKY akan memiliki lahan seluas ± 63 ha dan Perusahaan


memiliki lahan seluas ± 22 ha. Masa berlaku kerjasama adalah selama
m

ub

10 tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas


kesepakatan kedua pihak. Sampai dengan 31 Desember 2005,
ka

ep

pelaksanaan reklamasi masih dalam proses perijinan";


b. Laporan Keuangan Konsolidasi tanggal 31 Maret 2006 dan 2005: Pada
ah

halaman 32, poin 32 huruf (h) Tergugat menyatakan sebagai berikut:


R

es

"Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani


M

perjanjian kerjasama dengan PT Manggala Krida Yudha (MKY) untuk


ng

on

Hal. 14 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
melakukan reklamasi diareal perairan Ancol Timur seluas 85 ha;

R
Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus perijinan

si
yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan

ne
ng
MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan
pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY

do
gu sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY
akan memiliki lahan seluas ± 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan
seluas ± 22 ha. Masa berlaku kerjasama adalah selama 10 tahun sejak

In
A
perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan
kedua pihak. Sampai dengan 31 Maret 2005, pelaksanaan reklamasi
ah

lik
masih dalam proses perizinan";
c. Laporan Keuangan Konsolidasi tanggal 31 Maret 2009 dan 2008: Pada
am

ub
halaman 46, poin 37 huruf (g) Tergugat menyatakan sebagai berikut:
"Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani
ep
perjanjian kerjasama dengan PT. Manggala Krida Yudha (MKY) untuk
k

melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85


ah

R
ha.Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus

si
perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut,

ne
ng

sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan


pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY
sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY

do
gu

akan memiliki lahan seluas ± 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan


seluas ± 22 ha. Masa berlaku kerjasama adalah selama 10 tahun sejak
In
A

perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan


kedua pihak. Sampai dengan tanggal laporan ini, pembangunan fisik
ah

lik

atas proyek tersebut belum dimulai sehubungan dengan perijinan


Reklamasi yang belum terealisasi sepenuhnya";
m

ub

d. Laporan Keuangan Konsolidasi tanagal 30 Juni 2009 dan 2008: Pada


halaman 44, poin 36 huruf (g) Tergugat menyatakan sebagai berikut:
ka

"Pada tanggal 3 September 2004, Perusahaan menandatangani


ep

perjanjian kerjasama dengan PT. Manggala Khda Yudha (MKY) untuk


ah

melakukan reklamasi di areal perairan Ancol Timur seluas 85 ha;


R

es

Berdasarkan perjanjian tersebut Perusahaan akan mengurus perijinan


M

yang diperlukan untuk pelaksanaan reklamasi tersebut, sedangkan


ng

on

Hal. 15 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas pendanaan dan

R
pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut. Perusahaan dan MKY

si
sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil dimana MKY

ne
ng
akan memiliki lahan seluas ± 63 ha dan Perusahaan memiliki lahan
seluas ± 22 ha. Masa berlaku kerjasama adalah selama 10 tahun sejak

do
gu perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan
kedua pihak. Sampai dengan tanggal laporan ini, pembangunan fisik
atas proyek tersebut belum dimulai sehubungan dengan perijinan

In
A
Reklamasi yang belum terealisasi sepenuhnya”;
2. Dalam laporan keuangan Tergugat, yang berakhir pada tahun
ah

lik
Desember
2010 dan Desember 2011 (vide Bukti P - 5), Tergugat telah dengan
am

ub
sengaja menghilangkan catatan bahwa Tergugat belum memperoleh
izin reklamasi, dan karenanya kembali Tergugat memberikan kesan
ep
bahwa Tergugat telah mempunyai izin untuk melaksanakan pekerjaan
k

reklamasi;
ah

R
Bunyi catatan dalam buku tersebut adalah sebagai berikut: "Pada tanggal

si
3 September 2004, Perusahaan menandatangani perjanjian kerja sama

ne
ng

dengan PT Manggala Krida Yudha (MKY) untuk melakukan reklamasi di


areal perairan Ancol Timur seluas 85 Ha. Berdasarkan perjanjian tersebut
Perusahaan akan mengurus perijinan yang diperlukan untuk pelaksanaan

do
gu

reklamasi tersebut, sedangkan MKY bertanggung jawab sepenuhnya atas


pendanaan dan pelaksanaan seluruh reklamasi tersebut; Perusahaan
In
A

dan MKY sepakat untuk menggunakan pola kompensasi bagi hasil


dimana MKY akan memiliki lahan seluas ± 63 Ha dan Perusahaan
ah

lik

memiliki lahan seluas ± 22 Ha. Masa berlaku kerja sama adalah selama
10 (sepuluh) fahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat
m

ub

diperpanjang atas kesepakatan kedua pihak. Sampai dengan tanggal


laporan ini, pembangunan fisik atas proyek tersebut belum dimulai":
ka

ep

3. Tergugat tidak pernah memberikan jawaban yang jelas mengenai


perbedaan yang mencolok /dualisme dari pernyataan yang disampaikannya
ah

kepada Majelis Pemeriksa Perkara BANI - yaitu disatu sisi bahwa perizinan
R

es

sudah lengkap dan, di sisi lain, Laporan Keuangan Tergugat menyatakan izin
M

ng

on

Hal. 16 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dibutuhkan belum lengkap. Demikian pula, Tergugat tidak pernah secara

R
jujur mengeluarkan dokumen laporan keuangannya tersebut;

si
4. Adalah jelas dan nyata bahwa tindakan Tergugat tersebut mengandung

ne
ng
tipu muslihat yang licik dikarenakan apa yang secara tegas dinyatakan dalam
forum arbitrase BANI adalah sangat bertentangan dengan Laporan

do
gu Keuangannya yang disampaikan kepada publik selama bertahun-tahun;
5. Dokumen di atas jelas memperlihatkan bahwa ada fakta-fakta dan bukti
yang disembunyikan oleh Tergugat yang apabila terungkap, akan berakibat lain

In
A
terhadap permohonan arbitrase yang diajukan oleh Tergugat;
Berdasarkan hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri
ah

lik
Jakarta Utara agar, memberikan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu
sebagai berikut:
am

ub
1. Mengabulkan permohonan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Membatalkan putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia dalam perkara
ep
Nomor 434/XII/ARBBANI/2011 yang dibacakan tanggal 15 Oktober 2012,
k

khususnya pada:
ah

R
a. Pertimbangan hukumnya di halaman 67 Putusan Arbitrase paragraf ke 2

si
(dua), 3 (tiga) dan, 4 (empat);

ne
ng

b. Amar Putusan Nomor ke 2 (dua) dan ke 4 (empat) yang berbunyi


sebagai berikut:
amar putusan nomor ke 2 (dua):

do
gu

"Menyatakan berakhirnya Perjanjian Kerjasama Reklamasi antara Pemohon


dengan Termohon sebagaimana tertuang dalam Akta Nomor 10 tanggal 3
In
A

September 2004 Tentang Perjanjian Kerjasama Reklamasi di Areal


Perairan Ancol Timur Kawasan Ancol terhitung sejak diucapkannya
ah

lik

Putusan ini";
amar putusan nomor ke 4 (empat):
m

ub

"Menghukum Termohon untuk membayar/mengembalikan biaya


administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter sebesar
ka

Rp.263.533.000,00 (dua ratus enam puluh tiga juta lima ratus tiga puluh tiga
ep

ribu rupiah) kepada Pemohon selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak


ah

putusan ini dibacakan";


R

es

3. Memerintahkan Majelis Arbiter BANI untuk memeriksa kembali


M

sengketa
ng

on

Hal. 17 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
antara Penggugat dan Tergugat yang bersangkutan dengari arbiter

R
yang

si
lain tanpa mengenakan atau mewajibkan pembayaran biaya perkara

ne
ng
dan
biaya-biaya lainnya dari para pihak:

do
gu 4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini.
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).

In
A
Bahwa terhadap permohonan pembatalan tersebut di atas, Termohon
Pembatalan mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:
ah

lik
DALAM EKSEPSI:
I. Dalam Eksepsi Kompetensi Absolut, Eksepsi Kompetensi Relatif Dan
am

ub
Eksepsi-Eksepsi Lainnya Eksepsi Kompetensi Absolut
1. Bahwa berdasarkan Pasal 60 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
ep
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa ("Undang-
k

Undang Arbitrase") secara tegas dinyatakan bahwa:


ah

R
Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatarn hukum tetap

si
dan mengikat para pihak Penjelasan Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase

ne
ng

menyatakan:
Putusan arbitrase merupakan putusan final dengan demikian tidak dapat

do
dialukan banding, kasasi atau peninjauan kembali;
gu

2. Bahwa selain mengacu pada Pasal 60 Undang Undang Arbitrase


tersebut, Perjanjian Kerjasama Reklamasi di Areal Perairan Ancol Timur
In
A

Kawasan Ancol antara Penggugat (Termohon Arbitrase) dan Tergugat


(Pemohon Arbitrase) yang selanjutnya disebut "PKS Reklamasi Ancol
ah

lik

Timur", dalam Pasal 14 ayat (4) menyatakan bahwa: "Keputusan Dewan


Arbitrase bersifat mutlak, mengikat secara final, tidak dapat dilakukan
m

ub

banding, kasasi, peninjauan kembali. Dewan Arbitrase berhak


menyertakan dalam keputusannya penentuan mengenai pembayaran
ka

ep

biaya dan pengeluaran para arbiter, biaya administratif arbitrase, biaya


hukum yang ditanggung oleh para pihak, biaya dan pengeluaran para
ah

saksi dan semua biaya dan pengeluaran lain yang perlu dikeluarkan,
R

es

menurut Dewan Arbitrase untuk menyelesaikan perselisihan";


M

ng

on

Hal. 18 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Bahwa apabila Majelis Hakim perkara a quo mencermati gugatan

R
pembatalan yang diajukan oleh Penggugat, terlihat bahwa seluruh

si
keseluruhan materi gugatan pembatalan a quo disusun berdasarkan

ne
ng
materi persidangan dalam perkara arbitrase yang telah diperiksa,
dicermati, dan telah diperiksa pula seluruh bukti-bukti dalam persidangan

do
gu yang diajukan oleh Penggugat maupun Tergugat, bahkan Majelis
Arbitrase BANI telah pula memeriksa para saksi-saksi dan ahli- ahli dari
Penggugat dan Tergugat, dan setelah Penggugat maupun Tergugat

In
A
menyatakan seluruh pembuktian yang diajukannya telah selesai, baru-lah
Majelis Arbitrase BANI mengambil putusan pada tanggal 15 Oktober
ah

lik
2012. Keseluruhan proses persidangan dilaksanakan dalam waktu yang
cukup guna mengakomodir keinginan Penggugat dan Tergugat dalam
am

ub
menghadirkan bukti-bukti tertulis, saksi- saksi dan ahli-ahli dengan
ditetapkannya perpanjangan masa persidangan arbitrase BANI oleh
ep
Majelis Arbitrase BANI. Dengan demikian total masa persidangan
k

tersebut dimulai saat diajukannya Permohonan Arbitrase tanggal 23


ah

R
Desember 2011 dan diputus oleh Majelis Abitrase tanggal 15 Oktober

si
2012 (± 10 bulan);

ne
ng

Sekedar memberikan perbandingan kepada Majelis Hakim yang terhormat,


materi gugatan pembatalan Arbitrase pada halaman 2 sampai dengan 6
gugatan adalah sama materi atau substansinyanya dengan modifikasi

do
gu

seperlunya oleh Penggugat apabila dibandingkan dengan halaman 1 sampai


dengan 3 eksepsi dan jawaban Penggugat selaku Termohon Arbitrase
In
A

dalam perkara yang telah diperiksa oleh Majelis Arbitrase BANI. Demikian
pula, materi gugatan pembatalan arbitrase pada halaman 10 sampai dengan
ah

lik

13 gugatan Pengguggat adalah pada dasarnya sama, baik materi atau


substansinyanya dengan modifikasi seperlunya oleh Penggugat apabila
m

ub

dibandingkan dengan bukti T-8, T-11 dan T-12 beserta penjelasan yang
diberikan oleh Penggugat sebagai Termohon Arbitrase pada tahap
ka

ep

pembuktian persidangan Arbitrase BANI dalam perkara yang telah diperiksa


oleh Majelis Arbitrase BANI;
ah

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa materi gugatan pembatalan


R

es

arbitrase oleh Penggugat yang benar-benar baru adalah materi gugatan


M

pada halaman 6 sampai dengan 10, yaitu pada pokoknya keberatan atas
ng

on

Hal. 19 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
materi pertimbangan maupun petitum putusan Majelis Arbitrase BANI

R
dimana hal tersebut secara tegas menunjukkan itikad buruk Penggugat

si
untuk menggunakan gugatan Pembatalan Putusan Arbitrase sebagai ajang

ne
ng
banding, kasasi maupun peninjauan kembali atas putusan Majelis Arbitrase
BANI dan pada saat yang sama menegasikan kesepakatan bersama

do
gu Penggugat dan Tergugat dalam Pasal 14 ayat (4) PKS Reklamasi Ancol
Timur diatas yaitu "Keputusan Dewan Arbitrase bersifat mutlak mengikat
secara final, tidak dapat dilakukan banding, kasasi, peninjauan kembali";

In
A
4. Bahwa apabila kemudian, Penggugat mengajukan gugatan pembatalan atas
putusan arbitrase BANI yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan materi
ah

lik
persidangan yang telah diperiksa dalam tahapan arbitrase BANI, dan kembali
mempertanyakan pertimbangan yang telah diambil oleh Majelis Arbitrase BANI,
am

ub
maka hal tersebut merupakan kewenangan Absolut Majelis Arbitrase BANI
untuk memeriksa dan mengadili. Gugatan Pembatalan Putusan Arbitrase
ep
bukanlah ajang banding, kasasi maupun peninjauan kembali' sebagaimana
k

dinyatakan dalam Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase beserta penjelasannya;


ah

R
5. Bahwa sebagaimana telah dinyatakan secara tegas dalam Pasal 3 Undang-

si
Undang Arbitrase yaitu: "Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili

ne
ng

sengketa para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase";


6. Selanjutnya, Pasal 11 Undang-Undang Arbitrase telah pula
Menyatakan:

do
gu

"(1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak
untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang
In
A

termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri;


(2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di
ah

lik

dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui


arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam
m

ub

undang-undang ini."
Terkait Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase tersebut, apabila
ka

ep

dihubungkan dengan Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase maka Majelis


Hakim dapat melihat bahwa pengecualian tersebut amat sangat terbatas,
ah

yaitu dengan mewajibkan adanya Putusan Pengadilan sebagai syarat


R

es

pengajuan permohonan pembatalan, sebagaimana diuraikan di bawah ini;


M

ng

on

Hal. 20 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7.

R
----------------------------------------------------------------------------------------------------- Bah

si
wa Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase menyatakan: "Terhadap putusan

ne
ng
arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan apabila
putusan tersebut diduga mengandung unsur- unsur sebagai berikut:

do
gu a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan
dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan,

In
A
yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau
c. putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu
ah

lik
pihak dalam pemeriksaan sengketa;"
Penjelasan Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase:
am

ub
"Permohonan pembatalan hanya dapat diajukan terhadap putusan arbitrase
yang sudah didaftarkan di Pengadilan. Alasan-alasan permohonan
ep
pembatalan yang disebut dalam pasal ini harus dibuktikan dengan putusan
k

Pengadilan. Apabila pengadilan menyatakan bahwa alasan-alasan tersebut


ah

R
terbukti atau tidak terbukti, maka putusan Pengadilan ini dapat digunakan

si
sebagai dasar mempertimbangkan bagi hakim untuk mengabulkan atau

ne
ng

menolak permohonan";
8.
----------------------------------------------------------------------------------------------------- Ba

do
gu

hwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, dalam berkas gugatan perkara


a quo yang diajukan oleh Penggugat tidak ada satu putusan Pengadilan yang
In
A

menyatakan adanya tipu muslihat sebagaimana yang didalilkan oleh Penggugat.


Oleh karena itu, berdasarkan ketentuan di atas, berdasarkan Pasal 60 jo. Pasal
ah

lik

3 jo. Pasal 11 jo. Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase, Majelis Hakim dalam


perkara a quo secara absolut tidak berwenang memeriksa dan mengadili
m

ub

perkara a quo;
9.
ka

ep

----------------------------------------------------------------------------------------------------- Da
n berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas pula, Tergugat memohon kepada
ah

Majelis Hakim dalam perkara a quo memberikan Putusan Sela sekaligus


R

es

putusan akhir dalam perkara ini yang menyatakan:


M

MENGADILI
ng

on

Hal. 21 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Dalam Eksepsi Kompetensi Absolut:

si
1. Mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut yang diajukan oleh Tergugat;
2. Menyatakan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara secara

ne
ng
Absolut tidak berwenang mengadili pertimbangan putusan Arbitrase BANI
Nomor 434/XII/ARBBANI/2011 tertanggal 15 Oktober 2012 yang telah

do
gu berkekuatan hukum tetap;
3. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatah Penggugat tidak dapat diterima;

In
A
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;
Namun, Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, dan menyatakan bahwa
ah

lik
Pengadilan Negeri Jakarta Utara berwenang untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini, beri kut kami sampaikan Eksepsi Kompetensi
am

ub
Relatif dan eksepsi-eksepsi lainnya yang amat sangat berdasar hukum
untuk menolak gugatan Penggugat, adapun Eksepsi-Eksepsi tersebut
ep
adalah sebagai berikut:
k

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF


ah

R
1. Bahwa terkait gugatan Penggugat yang meminta pembatalan Putusan

si
Arbitrase BANI, maka gugatan tersebut haruslah tetap mengacu pada Undang-

ne
ng

Undang Arbitrase;
2. Bahwa sesuai dengan Pasal 71 Undang-Undang Arbitrase dinyatakan

do
bahwa: "Permohonan pembatalan putusan arbitrase harus diajukan secara
gu

tertulis dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak hari
penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase kepada Panitera Pengadilan
In
A

Negeri;
3. Lebih jauh, defenisi Pengadilan Negeri menurut Pasal 1 butir (4) Undang-
ah

lik

Undang arbitrase diuraikan sebagai berikut:


Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
m

ub

meliputi tempat tinggal Termohon;


4. Bahwa Termohon Arbitrase adalah Penggugat dalam perkara a quo yang
ka

ep

beralamat di Jalan Gunung Sahari IV Nomor 1, Jakarta Pusat 10610 dan


berada di wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Oleh karena itu,
ah

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat-lah yang berwenang memeriksa dan


R

es

mengadili perkara a quo;


M

ng

on

Hal. 22 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Bahwa putusan-perkara arbitrase Nomor434JXII/ARB-BANI/2012 telah pula

si
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tempat dimana wilayah hukum
Termohon Arbitrase (Penggugat) berada, berdasarkan Akta Pendaftaran

ne
ng
Pendaftaran Putusan BANI Nomor 29/WASIT/2012/PN. JKT.PST tertanggal 5
November 2012 dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

do
gu 6. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, sesuai dengan Pasal 71 ayat
(1) jo. Pasal 1 butir (4) Undang-Undang Arbitrase maka Pengadilan Negeri
Jakarta Utara secara hukum tidak berwenang mengadili perkara a quo. Dan

In
A
oleh karena itu Tergugat mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Utara menyatakan dirinya tidak memiliki kewenangan atau kompetensi relative
ah

lik
dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo melainkan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat-lah yang mempunyai kewenangan tersebut berdasarkan Undang-
am

ub
Undang Arbitrase;
Eksepsi Kurang Pihak ("Exceptio Plurium Litis Consortium")
ep
1. Bahwa apabila Tergugat mencermati gugatan Penggugat, baik dalam posita
k

maupun amar putusannya, dapat terlihat dengan jelas bahwa Penggugat


ah

R
menyampaikan dalil-dalil yang isinya merupakan keberatan atas pertimbangan

si
dan putusan Majelis Arbitrase BANI, yang dinilainya tidak benar, yaitu mengenai

ne
ng

Majelis Arbitrase BANI memutuskan lebih daripada yang dimintakan (ultra


petita), Putusan Majelis Arbitrase BANI bertentangan antara pertimbangan dan

do
amar putusannya, yang kesemuanya hanya bisa dijawab oleh Majelis Arbitrase
gu

BANI dalam Perkara Nomor 434/XII/ARB-BANI/2012 tertanggal 15 Oktober


2012 di BANI;
In
A

2. Bahkan lebih jauh dalam petitum yang dimintakannya, Penggugat


menyampaikan "...Memerintahkan Majelis Arbiter BANI untuk memeriksa
ah

lik

kembali sengketa antara Penggugat dan Tergugat...";


3. Berdasarkan posita dan petitum yang diajukan oleh Penggugat ini, yaitu
m

ub

ditujukan kepada Majelis Arbitrase BANI perkara Nomor 434/XII/ARB-BANI/


2012, maka seharusnya demi hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
ka

ep

Utara, menyatakan gugatan ini tidak dapat diterima, dikarenakan sesuai


dengan asas hukum yang berlaku, tidak ada seorangpun yang dapat dihukum
ah

tanpa diberikan kesempatan untuk membela diri (“undue process of right");


R

es

4. Bahwa dalam hal demikian, sesuai dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah


M

ng

Agung RI yaitu Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 186/R/Pdt/1984 dalam


on

Hal. 23 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kaedahnya menyatakan bahwa oleh karena pihak-pihak yang seharusnya turut

R
digugat tidak dijadikan Tergugat dalam gugatan, maka gugatan menjadi cacat

si
error in persona dalam bentuk plurium litis consortium;

ne
ng
5. Memperhatikan alasan-alasan di atas, sudah seharusnya Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Utara mengabulkan eksepsi kurang pihak yang

do
gu diajukan oleh Tergugat, dan menyatakan gugatan Penggugat dinyatakan tidak
dapat diterima;
Eksepsi Ne Bis In Idem

In
A
1. Gugatan Pembatalan atas suatu putusan arbitrase sesuai ketentuannya
terbatas pada alasan-alasan sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 70
ah

lik
Undang-Undang Arbitrase dengan syarat wajib menyertakan putusan
pengadilan atas dalil alasan-alasannya tersebut, sehingga gugatan ini bukan lagi
am

ub
memeriksa mated isi maupun pertimbangan Putusan Arbitrase. Gugatan a quo
yang kembali membahas materi isi maupun pertimbangan Putusan Arbitrase
ep
yang telah berkekuatan hukum tetap telah melanggar asas ne bis in idem;
k

2. Bahwa sebagaimana diuraikan dalam dalil gugatan Penggugat dalam


ah

R
halaman 1 sampai dengan 14, dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat bukan

si
lagi mengenai alasan-alasan sebagaimana diuraikan dalam Pasal 70 Undang-

ne
ng

Undang Arbitrase, melainkan mengenai materi pokok dari Pertimbangan dan


Putusan Arbitrase BANI yang telah berkekuatan hukum tetap. Hal ini

do
bertentangan dengan asas ne bis in idem dan melanggar hukum acara perdata;
gu

3. Bahwa tindakan Penggugat yang mempertanyakan kembali pertimbangan


Putusan Majelis Arbitrase BANI dan kembali menguraikan dalil-dalil materi/isi
In
A

putusan yang telah berkekuatan hukum tetap telah melanggar asas ne bis in
idem sebagaimana diatur dalam:
ah

lik

3.1 Putusan MA RI Nomor145 K/Sip/1967 tertanggal 6 Desember 1967 yang


kaedah hukumnya menyatakan:
m

ub

Hakikat dari asas ne bis in idem adalah bahwa pihak-pihak yang


berperkara adalah sama dan barang yang dipersengketakan adalah
ka

ep

juga sama;
3.2 Putusan MA RI Nomor 1149 K/Sip/1982 tertanggal 21 April 1983 yang
ah

kaedah hukumnya menyatakan:


R

es

Terhadap suatu perkara, dihubungkan dengan perkara terdahulu, yang


M

ng

telah diputuskan oleh Mahkamah Agung, berlaku asas ne bis in idem,


on

Hal. 24 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mengingat sasaran kedua perkara itu pada hakikatnya adalah sama,

R
yaitu pernyataan tidak sah jual beli tanah, pihak pokoknya juga sama;

si
3.3 Putusan MA RI Nomor 1226 K/PDT/2001 tertanggal 20 Mei 2002 yang

ne
ng
kaedah hukumnya menyatakan:
Meskipun kedudukan subjeknya berbeda, objeknya sama dengan

do
gu perkara yang telah diputus terdahulu dan sudah berkekuatan hukum
tetap, sehingga gugatan dinyatakan ne bis in idem;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, gugatan pembatalan putusan

In
A
arbitrase yang sama sekali tidak sesuai dengan alasan dalam Pasal 70 Undang
Undang Arbitrase tetapi membahas kembali materi atas putusan yang sudah
ah

lik
berkekuatan hukum tetap, telah melanggar asas ne bis in idem dan harus
dinyatakan tidak dapat diterima atau ditolak;
am

ub
Eksepsi Gugatan Prematur
1. Bahwa Penggugat pada tanggal 4 Desember 2012 telah mengajukan
ep
Gugatan Pembatalan Putusan Arbitrase BANI Nomor 434/XII/ARB-BANI/ 2012
k

tertanggal 15 Oktober 2012 yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta


ah

R
Pusat, sebagaimana didalilkannya dalam alinea ke-3 gugatannya halaman 1;

si
2. Bahwa tindakan terkait Pembatalan Putusan Arbitrase diatur dalam Pasal 70

ne
ng

Undang-Undang Arbitrase. Menurut Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase


dimungkinkan untuk dilakukan permohonan pembatalan atas suatu putusan
arbitrase yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri;

do
gu

Adapun isi dari Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase menyatakan:


Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan
In
A

pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsur-unsur


sebagai berikut:
ah

lik

a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan


dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
m

ub

b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan,


yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau
ka

ep

c. putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu
pihak dalam pemeriksaan sengketa";
ah

3. Pengaturan dalam Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase tersebut kemudian


R

es

dijelaskan secara rinci dalam penjelasan Pasal 70 Undang-Undang


M

Arbitrase;
ng

on

Hal. 25 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penjelasan Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase:

R
"Permohonan pembatalan hanya dapat diajukan terhadap putusan arbitrase

si
yang sudah didaftarkan di Pengadilan. Alasan-alasan permohonan

ne
ng
pembatalan yang disebut dalam pasal ini harus dibuktikan dengan putusan
pengadilan. Apabila Pengadilan menyatakan bahwa alasan-alasan tersebut

do
gu terbukti atau tidak terbukti, maka putusan pengadilan ini dapat digunakan
sebagai dasar mempertimbangkan bagi Hakim untuk mengabulkan atau
menolak permohonan";

In
A
4. Bahwa dalam gugatannya, Penggugat mendalilkan adanya tipu muslihat
dalam perkara a quo. Namun dari seluruh penjelasannya didalam gugatan tidak
ah

lik
satupun terdapat bukti berupa putusan pengadilan pidana tentang terbuktinya
secara sah dan meyakinkan adanya suatu keadaan atau perbuatan: (1) surat
am

ub
atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan perkara, setelah putusan
arbitrase perkara a quo dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu (2) tipu
ep
muslihat yang dilakukan Penggugat maupun Tergugat dan (3) dokumen yang
k

disembunyikan Penggugat atau Tergugat, sebagaimana yang didalilkan


ah

R
Penggugat;

si
5. Pengajuan gugatan pembatalan putusan arbitrase yang tidak didasarkan

ne
ng

adanya putusan Pengadilan, jelas merupakan pengajuan gugatan yang


prematur. Dengan demikian Tergugat mohon agar Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Jakarta Utara menerima eksepsi gugatan prematur ini dan menyatakan

do
gu

gugatan pembatalan ini dinyatakan tidak dapat diterima;


Putusan-Putusan Mahkamah Agung Menolak Gugatan Pembatalan Putusan
In
A

Arbitrase Yang Tidak Didasarkan Pada Adanya Putusan Pengadilan Sesuai


Dengan Pasal 70 Undang-Undang Arbitrase
ah

lik

1. Bahwa sebagai acuan bagi Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta


Utara yang terhormat, berikut kami sampaikan beberapa putusan
m

ub

Mahkamah Agung RI yang mengadili perkara permohonan pembatalan


putusan Arbitrase di tingkat Kasasi yang menolak adanya pengajuan
ka

ep

pembatalan putusan Arbitrase yang tidak melampirkan putusan


Pengadilan, sebagai berikut:
ah

a. Putusan Mahkamah Agung RI di tingkat kasasi Nomor 855 K/Pdt.Sus/


R

es

2008 tertanggal 21 Januari 2008 antara PT. Persada Sembada


M

(Pemohon Banding/Pemohon Pembatalan) dengan PT. Petronas Niada


ng

on

Hal. 26 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Indonesia (Termohon Banding/Termohon Pembatalan), pertimbangan

R
hukumnya dalam halaman 23 Direktori Putusan MARI-

si
(putusan.mahkamahagung.go.id) menyatakan:

ne
ng
"Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat:

do
gu Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan oleh karena
pertimbangan Pengadilan Negeri telah tepat dan benar;
Bahwa permohonan ini prematur sebab harus dibuktikan lewat putusan

In
A
Pengadilan terlebih dahulu adanya; tipu muslihat/kebohongan (bukan
hanya tafsir dari salah satu pihak) vide Bukti Pasal 70 Undang-Undang
ah

lik
Nomor 30 Tahun 1999";
b. Putusan Mahkamah Agung RI di tingkat kasasi Nomor 641K/
am

ub
Pdt.Sus/2011 tertanggal 21 Desember 2011 antara Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) (Pemohon Banding I /Tergugat I), PT
ep
Samsung Electronics Indonesia (Pemohon Banding ll/Tergugat II)
k

melawan PT Mega Mitra Sejati (Termohon Banding/Penggugat)


ah

R
pertimbangan hukumnya dalam halaman 45 Direktori Putusan MARI

si
(putusan.mahkamahagung.go.id) menyatakan:

ne
ng

"... 3. Bahwa putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah


final;
4. Bahwa alasan pembatalan putusan Badan Arbitrase Nasional

do
gu

Indonesia (BANI), Nomor 345/IV/ARB-BANI/2010, tanggal 14


Oktober 2010 yang diajukan Terbanding tidak memenuhi ketentuan
In
A

Pasal 70 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase


dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, dimana didalam
ah

lik

penjelasannya dengan tegas disebutkan bahwa alasan harus


dikuatkan dengan adanya putusan Pengadilan";
m

ub

c. Putusan Mahkamah Agung RI di tingkat kasasi Nomor 231K/Pdt.Sus/


2011 tertanggal 12 Januari 2012 antara PT. Angkasa Pura I (Persero)
ka

ep

(Pemohon Banding/Penggugat) melawan Badan Arbitrase Nasional


Indonesia (BANI) (Termohon Banding/Tergugat) dan PT. Hutama Karya
ah

(Persero) (Turut Termohon Banding/Turut Tergugat) pertimbangan


R

es

hukumnya dalam halaman 20 sampai dengan 22 Direktori Putusan MARI


M

(putusan.mahkamahagung.go.id) menyatakan:
ng

on

Hal. 27 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut

R
Mahkamah Agung berpendapat:

si
Bahwa alasan-alasan ini tidak dapat dibenarkan karena putusan Judex

ne
ng
Facti/Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah tepat dan benar yaitu
tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

do
gu 1. Keberatan/alasan-alasan kasasi tidak relevan dengan adanya (quod-
non) kesalahan penerapan hukum;
2. Judex Facti/Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah benar

In
A
mempertimbangkan bahwa alasan/keberatan atas permohonan pembatalan
putusan arbitrase ditegaskan dalam Pasal 70 huruf a sampai dengan c Undang-
ah

lik
Undang Nomor 30 Tahun 1999;
a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah
am

ub
putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat
ep
menentukan, yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau
k

c. putusan diambil dan hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah
ah

R
satu pihak dalam pemeriksaan sengketa;

si
1.

ne
ng

------------------------------------------------------------------------------------------------------ Ba
hwa Pemohon Kasasi dalam posita/dalil permohonan/ gugatannya untuk

do
membatalkan putusan Termohon Kasasi adalah Pasal 70 huruf c Undang-
gu

Undang Nomor 30 Tahun 1999;


2.
In
A

------------------------------------------------------------------------------------------------------ Ba
hwa berdasarkan penjelasan Pasal 70 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
ah

lik

ditegaskan bahwa ketentuan a sampai dengan c harus dibuktikan dengan


putusan Pengadilan;
m

ub

3.
------------------------------------------------------------------------------------------------------ Ol
ka

ep

eh karena alasan pembatalan Pasal 70 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999


tidak dibuktikan dengan putusan Pengadilan, maka permohonan pembatalan/
ah

gugatan tidak terbukti;


R

es
M

ng

on

Hal. 28 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa, terhadap permohonan pembatalan tersebut Pengadilan Negeri

R
Jakarta Utara telah memberikan putusan Nomor 511/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Ut.,

si
tanggal 6 Maret 2013, yang amarnya sebagai berikut:

ne
ng
DALAM EKSEPSI:
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat, tersebut;

do
gu 2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Utara tidak berwenang untuk
memeriksa dan mengadili perkara ini;
DALAM POKOK PERKARA:

In
A
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke
verklaard);
ah

lik
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.516.000,- (lima ratus enam belas ribu rupiah);
am

ub
Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara tersebut
diucapkan dengan hadirnya Kuasa Tergugat dan diberitahukan kepada
ep
Penggugat pada tanggal 6 Mei 2013, terhadap putusan tersebut Pemohon
k

Pembatalan melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 Mei


ah

R
2013, mengajukan permohonan pada tanggal 20 Mei 2013, sebagaimana

si
ternyata dari Akta Permohonan Nomor 511/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Ut., yang dibuat

ne
ng

oleh Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara, permohonan tersebut disertai


dengan memori yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada
tanggal 03 Juni 2013;

do
gu

Bahwa memori telah disampaikan kepada Termohon Pembatalan


Arbitrase yang pada tanggal 24 Juni 2013 kemudian Termohon Pembatalan
In
A

Arbitrase mengajukan kontra memori yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan


Negeri Jakarta Utara pada tanggal 8 Juli 2013;
ah

lik

Menimbang, bahwa permohonan a quo beserta keberatan-keberatannya


telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam
m

ub

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
oleh karena itu permohonan tersebut secara formal dapat diterima;
ka

ep

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon


dalam memori adalah:
ah

I. Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara telah salah menerapkan


R

es

hukum, khususnya mengenai penerapan Pasal 1 angka 4 jo. Pasal 72


M

ng

on

Hal. 29 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ayat (1) Undang Undang Arbitrase mengenai kompetensi relatif

R
pengajuan permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase.

si
1. Bahwa Majelis Hakim pada Judex Facti Pengadilan Negeri

ne
ng
Jakarta Utara sangat jelas telah salah menerapkan hukum,
karena seharusnya:

do
gu (a) Pasal 72 ayat (1) Undang Undang Arbitrase, yang berbunyi :
"Permohonan pembatalan putusan arbitrase harus diajukan kepada
Ketua Pengadilan Negeri.", tidak menunjuk pada tempat kedudukan

In
A
Termohon di dalam sengketa arbitrase, melainkan menunjuk pada
tempat kedudukan Termohon di dalam permohonan/gugatan
ah

lik
pembatalan putusan arbitrase;
(b) Ketentuan dari Bagian VI mengenai Arbitrase, Huruf C, angka 2 dari
am

ub
Buku II Mahkamah Agung menyatakan bahwa:
"C. Pembatalan Putusan Arbitrase
ep
"2. Permohonan pembatalan putusan arbitrase nasional harus
k

diajukan secara tertulis dalam waktu paling lama 30 hari


ah

R
terhitung sejak hari penyerahan dan pendaftaran putusan

si
arbitrase tersebut kepada Panitera Pengadilan Negeri,

ne
ng

permohonan dimaksud diajukan kepada Ketua Pengadilan


Negeri tempat domisili Termohon";
Adalah terang benderang bahwa Ketentuan dari Buku II Mahkamah

do
gu

Agung menunjuk bahwa permohonan/gugatan pembatalan putusan


arbitrase harus ditujukan kepada pengadilan negeri tempat kedudukan
In
A

termohon di dalam permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase,


dan bukannya tempat kedudukan termohon di dalam sengketa arbitrase;
ah

lik

(c) Preseden Putusan Mahkamah Agung sebagaimana diputuskan dalam


perkara-perkara sebagaimana disebutkan pada huruf B bagian I angka
m

ub

17 halaman 12 Memori Banding ke Mahkamah Agung/Kasasi ini,


kesemuanya memperlihatkan bahwa menurut pandangan dari
ka

ep

Mahkamah Agung Republik Indonesia, permohonan/gugatan


pembatalan putusan arbitrase harus ditujukan kepada Pengadilan
ah

Negeri tempat kedudukan Termohon di dalam permohonan/gugatan


R

es

pembatalan arbitrase, dan bukannya tempat kedudukan Termohon di


M

dalam sengketa arbitrase;


ng

on

Hal. 30 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bertentangan Dengan Ketentuan Pasal 72 ayat 1 Undang Undang Arbitrase

R
2. Bahwa, dalam putusan perkara a quo di bagian pertimbangan hukumnya

si
pada halaman 60 sampai dengan halaman 61, Majelis Hakim Judex

ne
ng
Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara telah menguraikan sebagai
berikut: "Menimbang, bahwa dalam Pasal 72 ayat (1) Undang Undang

do
gu Nomor 30 Tahun 1999, tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa disebutkan bahwa "permohonan pembatalan putusan
arbitrase harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri";

In
A
Bahwa lebih lanjut dalam pasal 1 angka (4) Undang Undang Nomor 30
Tahun 1999, tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
ah

lik
disebutkan bahwa "Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang
daerah hukumnya meliputi tempat tinggal Termohon";
am

ub
Menimbang, bahwa dengan mengacu pada keberadaan alat bukti surat
yang bertanda P-1.1 = T-13 berupa salinan otentik putusan Badan
ep
Arbitrase Nasional Indonesia Nomor 434/XII/ARB-BAN1/2011 antara
k

PT.Pembangunan Jaya Ancol, Tbk sebagai Pemohon (dalam perkara


ah

R
arbitrase) melawan PT. Manggala Krida Yudha sebagai Termohon

si
(dalam perkara arbitrase) tertanggal 15 Oktober 2012, berikut dengan

ne
ng

Akta Pendaftaran putusan Badan Arbitrase Nasional Nomor 29A/V A


SIT/2012/PN. Jkt. Pst tertanggal 5 November 2012 dari Pengadilan

do
Negeri Jakarta Pusat Jelas hal ini jika dikaitkan dengan ketentuan Pasal
gu

1 angka (4) Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999, tentang Arbitrase


dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, pembatalan putusan arbitrase
In
A

dimaksud harus diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, oleh


karenanya permohonan pembatalan harus diajukan di Pengadilan
ah

lik

Negeri tempat tinggal Termohon (dalam perkara arbitrase) in casu


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
m

ub

terhitung sejak penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase di


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertanggal 5 November 2012;
ka

ep

Bahwa dengan mengacu pada alat bukti surat yang bertanda P-1.1 =
T-13, berupa salinan otentik putusan Badan Arbitrase Nasional
ah

Indonesia Nomor 434/XII/ARB-BAN 1/2011, jelas kedudukan Termohon


es

sekarang Penggugat yang dimaksud dalam putusan arbitrase tersebut


M

ng

serta pendaftarannya adalah berada di wilayah hukum Pengadilan


on

Hal. 31 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Negeri Jakarta Pusat, dengan demikian seharusnya pembatalan

R
putusan arbitrase dimaksud harus diajukan ke Pengadilan Negeri

si
Jakarta Pusat yang memiliki kewenangan untuk memeriksa dan

ne
ng
mengadili perkara dimaksud bukan Pengadilan Negeri Jakarta Utara;
Menimbang, bahwa dari hal-hal yang telah dipertimbangkan tersebut di

do
gu atas, maka eksepsi kompetensi relatif Tergugat, cukup beralasan oleh
karenanya haruslah dikabulkan":
Sebelumnya, Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu

In
A
Penggugat/Termohon Arbitrase perlu uraikan sebagai berikut mengenai
pasal-pasal yang disalah artikan oleh Judex Facti Pengadilan Negeri
ah

lik
Jakarta Utara:
Pasal 1 angka 4 jo Pasal 72 ayat (1) Undang Undang Arbitrase yang
am

ub
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
ep
4. Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
k

meliputi tempat tinggal termohon;


ah

R
Pasal 72

si
(1) Permohonan pembatalan putusan arbitrase harus diajukan kepada

ne
ng

Ketua Pengadilan Negeri";


Dalam Pasal 1 Angka 6, Undang Undang Arbitrase memberikan
pengertian "Termohon" (dengan huruf kapital "T") sebagai berikut:

do
gu

"6. Termohon adalah pihak lawan dari Pemohon dalam penyelesaian


sengketa melalui arbitrase";
In
A

4. Bahwa, jelas dapat dilihat bahwa ketika Judex Facti menafsirkan kata
"termohon" (dengan huruf "t" kecil) di Pasal 1 angka 4 Undang Undang
ah

lik

Arbitrase, Judex Facti secara ceroboh dan kurang berhati-hati


mengasosiasikan/mengartikan kata "termohon" (dengan huruf "t" kecil)
m

ub

yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang Undang Arbitrase sama


dengan pengertian kata "Termohon" (dengan huruf "T" kapital) dalam
ka

ep

Pasal 1 angka 6 Undang Undang Arbitrase;


5. Undang Undang Arbitrase memberikan ruang khusus untuk mengartikan
ah

kata "Termohon" (dengan huruf "T" kapital) (dalam sengketa arbitrase)


R

es

di dalam Pasal 1 angka 6, karenanya penulisan kata


M

ng

"termohon" (dengan huruf "t" kecil) pada Pasal 1 angka 4 Undang


on

Hal. 32 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang Arbitrase adalah suatu hal yang sengaja dimaksudkan oleh

R
pembuat Undang Undang Arbitrase untuk membedakan pengertiannya

si
dengan termohon (dengan huruf "T" kapital) pada Pasal 1 angka 6;

ne
ng
6. Berjudul "Pembatalan Putusan Arbitrase". Sementara itu, Bab VII Undang
Undang Arbitrase terdiri dari 3 (tiga) pasal yang keseluruhannya

do
gu mengatur pada konteks pembatalan atas putusan arbitrase. Secara
logika hukum, segala hal dan konteks yang termaktub di dalam Bab VII
akan selalu merujuk kepada materi terkait "Pembatalan Putusan

In
A
Arbitrase";
Pengertian Kata "Pengadilan Negeri" Dan Kata "Termohon" Dalam Undang
ah

lik
Undang Arbitrase Harus Dibaca Secara Sistematikal Dan Sesuai Dengan
Konteksnya
am

ub
7. Pasal 72 ayat (1) Undang Undang Arbitrase berbunyi sebagai berikut:
"(1) Permohonan pembatalan putusan abitrase harus diajukan kepada
ep
Ketua Pengadilan Negeri";
k

8. Dilihat dari sistematika, tentunya kata "Pengadilan Negeri" sebagaimana


ah

R
dimaksud Pasal 72 ayat (1) Undang Undang Arbitrase adalah harus

si
dibaca dalam konteks diajukannya permohonan/gugatan pembatalan

ne
ng

putusan arbitrase, karena Pasal 72 ayat (1) terletak di dalam Bab VII
yang berjudul "Pembatalan Putusan Arbitrase". Karenanya,

do
gu

Permohonan Pembatalan Putusan Arbitrase harus diajukan ke


Pengadilan Negeri tempat dimana pihak yang akan menjadi Termohon
pembatalan putusan arbitrase bertempat tinggal yaitu dalam perkara
In
A

a quo adalah Pengadilan Negeri Jakarta Utara;


9. Bahwa, dikarenakan frasa "Pengadilan Negeri" dipakai dalam beberapa
ah

lik

ketentuan Undang Undang Arbitrase, maka pengertian kata "termohon"


dalam definisi "Pengadilan Negeri" sebagaimana Pasal 1 angka 4
m

ub

Undang Undang Arbitrase belum tentu mengacu pada pengertian


termohon dalam permohonan arbitrase pada lembaga arbitrase;
ka

ep

10. Untuk membuktikan hal ini, secara singkat, Pemohon Banding Ke


Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase akan
ah

menjelaskan bahwa memang dalam Undang Undang Arbitrase, kata


es

"Termohon" (dengan diawali huruf kapital "T") hanya ditulis 1 (satu) kali
M

ng

on

Hal. 33 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Pasal 1 angka 6 Undang Undang Arbitrase dan tidak pernah

R
diulang cara penulisan demikian pada pasal lain;

si
Sebaliknya, Undang Undang Arbitrase kemudian menggunakan kata

ne
ng
"termohon" (dengan diawali huruf "t" kecil) untuk menulis termohon pada
Pasal selain Pasal 1 angka 6;

do
gu Dari ketidakjelasan inilah yang menyebabkan bahwa, untuk
menginterpretasikan kata "Pengadilan Negeri" dan "termohon" dalam
Undang Undang Arbitrase harus dikaitkan dengan konteks dari pasal

In
A
yang mencantumkan kata (-kata) yang sedang dibicarakan di dalam
pasal tersebut;
ah

lik
11. Sebagai contoh:
Pasal 59 ayat (1) Undang Undang Arbitrase: "Dalam waktu paling lama
am

ub
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal putusan diucapkan, lembar
asli atau salinan otentik putusan arbitrase diserahkan dan didaftarkan
ep
oleh arbiter atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri";
k

Pengertian kata "Pengadilan Negeri" pada Pasal 59 ayat (1) Undang


ah

R
Undang Arbitrase harus dibaca sebagai Pengadilan Negeri tempat

si
dimana termohon dalam perkara arbitrase itu sendiri. Hal ini

ne
ng

dikarenakan:
(i) Menurut Pasal 1 angka 4, Pengadilan Negeri adalah Pengadilan
Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal termohon

do
gu

(kata "termohon" diawali dengan huruf "t" kecil);


(ii)untuk mencari siapa "termohon", maka harus dilihat konteks yang
In
A

dibahas dalam Pasal 59 Undang Undang Arbitrase itu sendiri, yaitu


Pendaftaran Putusan Arbitrase;
ah

lik

(iii)berdasarkan alur logika waktu, pada saat pendaftaran putusan


arbitrase, belum ada perkara lain (upaya hukum lain dari para
m

ub

pihak);
(iv)berdasarkan alur logika waktu, pada saat pendaftaran putusan
ka

ep

arbitrase hanya dikenal pihak-pihak, yaitu Pemohon Arbitrase dan


"Termohon Arbitrase";
ah

Karenanya, Berdasarkan konteks dan alur logika waktu, jelas dan


R

es

nyata bahwa, konteks kata "Pengadilan Negeri" yang dimaksud


M

ng

on

Hal. 34 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tentunya mengikuti pengertian Pengadilan Negeri tempat dimana

R
termohon dalam sengketa arbitrase;

si
12. Bahwa, karenanya adalah jelas bahwa permohonan/gugatan

ne
ng
pembatalan putusan arbitrase harus ditujukan kepada pengadilan
negeri tempat kedudukan Termohon/Tergugat di dalam permohonan/

do
gu gugatan pembatalan putusan arbitrase, dan bukannya tempat
kedudukan termohon di dalam sengketa arbitrase, in casu a quo,
Pengadilan Negeri Jakarta Utara;

In
A
Putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara Bertentangan Dengan
Buku II Mahkamah Agung
ah

lik
13. Buku II Mahkamah Agung, pada bagian Perdata Khusus, Bagian VI,
Huruf C, angka 2 mengatur sebagai berikut: "2. Permohonan
am

ub
pembatalan putusan arbitrase nasional harus diajukan secara tertulis
dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak hari penyerahan dan
ep
pendaftaran putusan arbitrase tersebut kepada Panitera Pengadilan
k

Negeri, permohonan dimaksud diajukan kepada Ketua Pengadilan


ah

R
Negeri tempat domisili Termohon";

si
(Buku II Mahkamah Agung, Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis

ne
ng

Peradilan Perdata Khusus, Bagian VI. Arbitrase, Huruf C, angka 2);


14. Secara konteksnya, ketentuan tersebut ditegaskan dalam Buku II

do
Mahkamah Agung pada Huruf C yang berjudul "Pembatalan Putusan Arbitrase".
gu

Maka adalah jelas, pengertian kata "Termohon" dalam Buku II Mahkamah


Agung mengacu kepada dan hanya dapat ditafsirkan sebagai "Termohon dalam
In
A

permohonan/gugatan pembatalan putusan Arbitrase" dan bukan Termohon


dalam sengketa arbitrase;
ah

lik

15. Hal bahwa permohonan/gugatan diajukan di tempat pengadilan


termohon/tergugat pembatalan putusan arbitrase juga tersirat dalam Buku II
m

ub

Mahkamah Agung, pada bagian Perdata Khusus, Bagian VI, angka 3 mengatur
juga secara lebih jauh sebagai berikut: "Permohonan pembatalan putusan
ka

ep

arbitrase harus diajukan dalam bentuk gugatan (bukan voluntair) dan


disidangkan oleh Majelis Hakim";
ah

es
M

ng

on

Hal. 35 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Karena permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase diajukan

R
dalam bentuk "gugatan" perdata, maka ketentuan-ketentuan umum

si
mengenai gugatan perdata secara logika hukum berlaku;

ne
ng
Prinsip umum dalam mengajukan suatu gugatan adalah dilihat dalam
Pasal 118 HIR ayat (1) dimana Penggugat wajib mengajukan gugatan

do
gu di tempat diam Tergugat atau, jika tidak diketahui tempat diamnya,
tempat tinggal sebetulnya;
In casu a quo, Termohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu

In
A
Tergugat/Pemohon Arbitrase adalah bertempat tinggal di wilayah
hukum Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Karenanya,
ah

lik
gugatan Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu
Penggugat/Termohon Arbitrase terhadap Termohon Banding Ke
am

ub
Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Tergugat/Pemohon Arbitrase adalah
sudah sesuai dengan hukum. Justru tindakan Judex Facti Pengadilan
ep
Negeri Jakarta Utara yang secara dangkal menafsirkan ketentuan
k

Undang Undang Arbitrase tanpa memperhatikan ketentuan lain (Buku


ah

R
II Mahkamah Agung) yang terkait merupakan kesalahan penerapan

si
hukum fatal;

ne
ng

16. Bahwa, karenanya adalah jelas bahwa menurut Buku II Mahkamah


Agung, permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase harus ditujukan

do
kepada Pengadilan Negeri tempat kedudukan Termohon/ Tergugat di dalam
gu

permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase, dan bukannya tempat


kedudukan Termohon di dalam sengketa arbitrase;
In
A

17. Bahwa telah menjadi suatu preseden dalam memberikan putusan, bahwa
Mahkamah Agung tidak menolak permohonan/gugatan pembatalan putusan
ah

lik

arbitrase yang diajukan di tempat Termohon/ Tergugat dalam perkara


permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase, yaitu antara lain:
m

ub

a) (Bukti P-20.1) Putusan Mahkamah Agung Nomor 231 K/Pdt.Sus/2011,


antara PT Angkasa Pura I (Persero) melawan Badan Arbitrase Nasional
ka

ep

Indonesia dan PT Hutama Karya (Persero); dan


b) (Bukti P-20.2) Putusan Mahkamah Agung Nomor 641K/Pdt.Sus/2011,
ah

antara Badan Arbitrase Nasional Indonesia dan PT Samsung Electronics


R

es

Indonesia melawan PT Mega Mitra Sejati;


M

ng

on

Hal. 36 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
18. Sebagai pertimbangan, dalam Putusan Mahkamah Agung huruf (a) di

R
atas (Bukti P - 20.1), Tergugat (in casu BANI) mengajukan eksepsi kompetensi

si
relatif dengan dalil bahwa permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase

ne
ng
seharusnya diajukan pada Pengadilan Negeri daerah hukum tempat tinggal
Termohon Arbitrase (Jakarta Pusat), namun Majelis Hakim dalam perkara

do
gu tersebut (in casu Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan) menolak
eksepsi Tergugat yang kemudian eksepsi tersebut dikuatkan oleh Mahkamah
Agung dalam Putusan Mahkamah Agung tersebut;

In
A
19. Bahwa, karenanya adalah jelas, menurut putusan-putusan Mahkamah
Agung Republik Indonesia, permohonan/gugatan pembatalan putusan arbitrase
ah

lik
harus ditujukan kepada pengadilan negeri tempat kedudukan Termohon/
Tergugat di dalam permohonan/gugatan pembatalan arbitrase, dan bukannya
am

ub
tempat kedudukan Termohon di dalam sengketa arbitrase;
20. Bahwa lagipula apabila kata "termohon" pada Pasal 1 angka 4 jo Pasal
ep
72 ayat 1 Undang Undang Arbitrase mengenai permohonan/gugatan
k

pembatalan putusan arbitrase adalah merujuk kepada Termohon pada


ah

R
permohonan arbitrase di BANI, maka pengajuan permohonan/gugatan

si
pembatalan putusan arbitrase pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara sudah

ne
ng

tepat karena domisili hukum Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi


dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase berdasarkan Anggaran Dasar Pemohon

do
Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase
gu

berada di Jakarta Utara;


II. Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara telah salah menerapkan atau
In
A

melanggar hukum dengan memutuskan perkara a quo lebih dari 30 (tiga


puluh) hari sejak dilakukannya pendaftaran Gugatan Pembatalan Putusan
ah

lik

Arbitrase di Pengadilan Negeri Jakarta Utara


1. Berdasarkan Pasal 72 ayat (3) Undang Undang Arbitrase dinyatakan
m

ub

sebagai berikut: "(3) Putusan atas permohonan pembatalan ditetapkan


oleh Ketua Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh)
ka

ep

hari sejak permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterima";


2. Kemudian, ditegaskan lebih lanjut di dalam Buku II Mahkamah Agung,
ah

Bagian VI, Huruf C, angka 4, mengenai Arbitrase, juga menyatakan


es

sebagai berikut: "C. Pembatalan Putusan Arbitrase:


M

ng

on

Hal. 37 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Putusan atas permohonan pembatalan ditetapkan oleh Ketua

R
Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

si
kerja sejak permohonan pembatalan diterima":

ne
ng
3. Karenanya, adalah telah jelas dan tegas diatur, bahwa putusan Judex
Facti atas gugatan pembatalan putusan arbitrase harus diputus paling

do
gu lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pendaftaran permohonan/gugatan
pembatalan atas putusan arbitrase. Pelanggaran atas ketentuan tersebut
adalah sama dengan pelanggaran atas norma dari Undang Undang

In
A
arbitrase;
4. Bahwa pada faktanya, Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi
ah

lik
dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase telah mengajukan permohonan/
gugatan pembatalan putusan arbitrase pada perkara a quo dan telah
am

ub
didaftarkan serta diterima dengan baik oleh Judex Facti Pengadilan
Negeri Jakarta Utara pada 4 Desember 2012. Hal demikian juga
ep
dinyatakan dan diakui oleh Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara
k

di dalam Putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas


ah

R
perkara a quo, pada halaman 1 (pertama), paragraf ke-2 dari

si
Putusannya;

ne
ng

5. Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara baru memutus perkara


nomor 511/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Ut. pada tanggal 6 Maret 2013. Hal

do
demikian juga secara jelas dinyatakan dan diakui oleh Judex Facti
gu

Pengadilan Negeri Jakarta Utara di dalam Putusan Judex Facti


Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas perkara a quo, pada halaman 62,
In
A

paragraf ke-4 dari putusannya;


6. Bahwa jumlah hari antara pendaftaran permohonan/gugatan pembatalan
ah

lik

putusan arbitrase (4 Desember 2012) hingga pembacaan putusan akhir


(6 Maret 2013) adalah 93 (sembilan puluh tiga) hari. Hal ini jelas melebihi
m

ub

batas maksimal pengambilan keputusan perkara a quo sebagaimana


diamanatkan oleh Undang Undang Arbitrase yaitu 30 (tiga puluh) hari;
ka

ep

7. Karenanya, Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Utara telah secara


nyata dan jelas salah menerapkan dan melanggar hukum yang berlaku
ah

(dalam hal ini Pasal 72 ayat (3) Undang Undang Arbitrase) dengan
es
M

ng

on

Hal. 38 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memutus perkara lebih dari 30 (tiga puluh) hari dari permohonan/gugatan

R
pembatalan putusan arbitrase didaftarkan;

si
III. Mahkamah Agung adalah tempat terakhir bagi pencari keadilan

ne
ng
1. Bahwa jangan sekalipun pencari keadilan melupakan cakra, yang
menggambarkan dan mewakili sifat hakim, yaitu kemampuan untuk

do
gu memusnahkan segala kebathilan dan ketidakadilan;
2. Bahwa masyarakat hukum di Indonesia juga tidak pernah boleh sekalipun
melupakan bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah pelindung dan

In
A
penegak hukum terlebih-lebih lagi keadilan tertinggi di Indonesia;
3. Bahwa perhatian yang sedemikian besar yang diberikan Mahkamah
ah

lik
Agung Republik Indonesia dan salah satu bentuk nyata sifat cakra para Hakim
yang mulia di Indonesia salah satunya justru adalah mengenai perlindungan
am

ub
hakim dan adanya wewenang hakim untuk membatalkan putusan-putusan yang
diputus berdasarkan kesalahan dalam penerapan hukum dan dalam wewenang
ep
dalam mengadili;
k

4. Bahwa tentunya wewenang hakim tidaklah dimaksudkan untuk


ah

R
mengganggu kepastian hukum. Wewenang demikian hanya diberikan apabila

si
hakim melihat bahwa terdapat kesalahan dalam penerapan hukum dan dalam

ne
ng

kewenangan dalam mengadili yang menyebabkan salah satu pihak, dalam


kasus ini Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Penggugat/
Termohon Arbitrase selaku pencari keadilan, mendapatkan putusan yang tidak

do
gu

adil dikarenakan kesalahan dalam penerapan hukum dan dalam wewenang


dalam mengadili;
In
A

5. Bahwa tentunya Mahkamah Agung tidak akan membiarkan seorang


pencari keadilan menerima Putusan yang cacat hukum, dikarenakan di
ah

lik

dalamnya terdapat kesalahan dalam penerapan hukum dan dalam wewenang


dalam mengadili, ini terus mengikat dan menyandera rasa keadilan Pemohon
m

ub

Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase,


oleh karena itu sudah sewajarnya Majelis Hakim mengabulkan Permohonan
ka

Banding ke Mahkamah Agung/Kasasi Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/


ep

Kasasi dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase dalam perkara a quo;


ah

IV. Meneriakkan Pentingnya Kepastian Hukum Di Indonesia - Hadapi


R

es

Dengan Kartika
M

ng

on

Hal. 39 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Bahwa Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu

R
Penggugat/Termohon Arbitrase mengantisipasi bahwa Termohon Banding Ke

si
Mahkamah Agung/Kasasi Dahulu Tergugat/Pemohon Arbitrase akan selama

ne
ng
persidangan meneriakkan bahwa Memori Banding ke Mahkamah Agung/Kasasi
Pemohon Banding Ke Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Penggugat /Termohon

do
gu Arbitrase, apabila dikabulkan, akan merupakan bukti nyata dan contoh
ketidakpastian hukum sistem peradilan Indonesia;
2. Bahwa sekali ini, pada kenyataannya justru Putusan atas Perkara

In
A
Pembatalan Arbitrase merupakan preseden buruk, bahwa Pemohon Banding Ke
Mahkamah Agung/Kasasi dahulu Penggugat/Termohon Arbitrase telah
ah

lik
menyertakan preseden yang menyatakan bahwa pengertian termohon adalah
mengacu pada Termohon dalam Perkara Pembatalan Arbitrase adalah
am

ub
preseden yang benar, sehingga sudah sewajarnya Majelis Hakim Yang Mulia
mengembalikan kembali kepada jalur yang benar dengan menyatakan bahwa
ep
Pengadilan Negeri Jakarta Utara berwenang untuk mengadili perkara
k

Pembatalan Putusan;
ah

R
3. Bahwa Kartika, yang melambangkan sifat luhur hakim, yaitu sifat percaya

si
diri, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mempunyai dasar kemanusiaan

ne
ng

yang adil dan beradab, sudah tentu dapat menangkap kegelisahan dari
Pemohon atas preseden buruk yang akan timbul apabila putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Utara tersebut tidak dibatalkan.

do
gu

4. Bahwa prinsip itikad baik, prinsip kepatutan untuk bersikap teliti dan
memperhatikan kepentingan pihak lain dalam pergaulan hukum sesama
In
A

masyarakat, dan prinsip keadilan, merupakan prinsip hukum yang hakiki yang
akan mempengaruhi bahkan seharusnya melandasi semua hubungan hukum
ah

lik

para pihak dalam kontrak;


5. Bahwa karenanya, kepada Majelis Hakim Yang Mulia, mohon kiranya
m

ub

atas putusan in casu a quo oleh Majelis Hakim diberikan pertimbangan hukum
secara cukup dan lengkap (niet voldoende gemotiveerd), bukan hanya
ka

ep

mengenai fakta dan bukti yang terjadi pada perkara a quo tetapi juga
memberikan pembahasan prinsip hukum demikian, untuk perkembangan hukum
ah

di Indonesia dan juga demi kepentingan warga dan masyarakat di Indonesia.


R

es
M

ng

on

Hal. 40 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang bahwa sebelum Majelis mempertimbangkan mengenai

R
keberatan-keberatan tersebut, terlebih dahulu Majelis akan mempertimbangkan

si
hal-hal sebagai berikut:

ne
ng
Bahwa berdasarkan Pasal 72 ayat (4) Undang Undang Nomor 30 Tahun
1999, terhadap pembatalan putusan arbitrase oleh Pengadilan Negeri dapat

do
gu diajukan banding kepada Mahkamah Agung yang memutus dalam tingkat
terakhir, sedangkan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa yang dimaksud
“banding” adalah hanya terhadap pembatalan putusan arbitrase sebagaimana

In
A
dimaksud dalam Pasal 70 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999. Oleh karena
yang diperiksa dalam perkara ini adalah permohonan pembatalan putusan
ah

lik
arbitrase, maka Mahkamah Agung akan memeriksa perkara ini dalam tingkat
terakhir;
am

ub
Bahwa, terhadap keberatan-keberatan permohonan dari Pemohon
Mahkamah Agung akan mempertimbangkan sebagai berikut:
ep
• Bahwa pembatalan putusan arbitrase diajukan dengan cara mengajukan
k

keberatan tersebut di Pengadilan Negeri. Bahwa yang dimaksud dengan


ah

R
Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya

si
meliputi tempat tinggal Termohon (Pasal 1 angka 4 Undang-Undang

ne
ng

Arbitrase);
• Bahwa yang dimaksud Termohon adalah pihak lawan dari Pemohon

do
adalah penyelesaian sengketa melalui arbotrase (Pasal 1 angka 6
gu

Undang-Undang Arbitrase) dengan demikian sudah tepat pertimbangan


Judex Facti?/Pengadilan Negeri Jakarta Utara, yang menyatakan tidak
In
A

berwenang karena Termohon dalam perkara arbitrase tersebut adalah


PT. Manggala Krida Yudha yang beralamat di Jalan Gunung Sahari IV
ah

lik

Nomor 1 Jakarta Pusat 10610;


• Bahwa dengan demikian yang berwenang untuk memeriksa dan
m

ub

memutus perkara pembatalan putusan arbitrase a quo adalah Pengadilan


Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal Termohon yaitu
ka

ep

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;


• Bahwa berdasarkan bukti P-1.1 = T-13 = salinan otentik Putusan Badan
ah

Arbitrase Nasional Nomor 434/XII/ARB-BANI/2011 antara


es

PT.Pembangunan Jaya Ancol, Tbk Sebagai Pemohon (dalam perkara


M

ng

on

Hal. 41 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Arbitrase) melawan PT.Manggala Krida Yudha sebagai Termohon (dalam

R
perkara Arbitrase) tertanggal 15 Oktober 2012;

si
• Bahwa mengacu hal tersebut di atas dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1

ne
ng
ayat (4) Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999, permohonan
pembatalan harus diajukan ke Pengadilan Negeri tempat tinggal

do
gu Termohon, yaitu PT.Manggala Krida Yudha di Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat;
Menimbang, bahwa Hakim Agung Ketua Majelis menyatakan beda

In
A
pendapat (dissenting opinion) dengan mengemukakan alasan-alasan sebagai
berikut:
ah

lik
Bahwa keberatan banding dapat dibenarkan, karena meneliti dengan
saksama Memori banding tanggal 3 Juni 2013 dan Kontra Memori tanggal 8 Juli
am

ub
2013 dihubungkan dengan pertimbangan putusan Judex Facti dalam hal ini
putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara, ternyata telah salah dalam
ep
menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:
k

• Bahwa Pasal 72 ayat 1 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999


ah

R
menentukan bahwa “Permohonan Pembatalan putusan Arbitrase harus

si
diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri”;

ne
ng

• Bahwa Pasal 1 ayat 4 Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999


menentukan bahwa “ Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang

do
dalam daerah hukumnya meliputi tempat tinggal Termohon”;
gu

• Bahwa dari ketentuan Pasal 72 ayat 1 Jo. Pasal 1 ayat 4 dari Undang
Undang Nomor 30 Tahun 1999 maka Pengadilan Negeri yang
In
A

berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan pembatalan


putusan Arbitrase adalah Pengadilan Negeri yang didalam daerah
ah

lik

hukumnya Termohon Pembatalan bertempat tinggal, yang dalam perkara


a quo adalah Pengadilan Negeri Jakarta Utara dimana Termohon
m

ub

PT.Pembangunan Jaya Ancol Tbk, bertempat tinggal yaitu di Jalan Pasir


Putih Raya Blok E 5 Taman Impian Jaya Ancol;
ka

ep

• Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka putusan Pengadilan


Negeri Jakarta Utara tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan dan
ah

mengadili sendiri dengan amar sebagaimana dibawah ini:


es
M

ng

on

Hal. 42 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
• Mengabulkan permohonan Banding dari Pemohon Banding

si
PT.MANGGALA KRIDA YUDHA,tersebut;
• Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 511/

ne
ng
Pdt.G/2012/PN.Jkt.Ut., tanggal 6 Maret 2013 yang dimohonkan banding
tersebut;

do
gu •
Mengadili Sendiri

Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Utara berwenang mengadili

In
perkara ini;
A
• Memerintahkan Panitera Mahkamah Agung untuk mengirimkan perkara
ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara untuk diperiksa dan diadili
ah

lik
sebagaimana mestinya;
Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat dalam
am

ub
Majelis Hakim dan telah diusahakan musyawarah dengan sungguh-sungguh
tetapi tidak tercapai mufakat, maka berdasarkan Pasal 30 ayat (3) Undang
ep
k

Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah


diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua
ah

R
dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009, Majelis Hakim mengambil

si
putusan dengan suara terbanyak;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di


atas keberatan-keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena

do
gu

pertimbangan Pengadilan Negeri telah tepat dan benar dengan alasan bahwa
Pemohon tidak dapat membuktikan adanya unsur-unsur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
In
A

Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dapat membatalkan Putusan Badan


Arbitrase Nasional Indonesia;
ah

lik

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,


Mahkamah Agung berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta
m

ub

Utara Nomor 511/Pdt.G/2012/PN.Jkt.Ut., tanggal 6 Maret 2013 telah tepat dan


benar, sehingga beralasan untuk dikuatkan;
ka

ep

Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Negeri tersebut


dikuatkan, maka Pemohon dihukum untuk membayar biaya perkara;
ah

Memperhatikan, Undang Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang


es

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Undang Undang Nomor 48


M

ng

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun


on

Hal. 43 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan

R
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang

si
Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

ne
ng
bersangkutan;
M E N G A D I L I

do
gu Menerima permohonan banding dari Pemohon PT. MANGGALA KRIDA
YUDHA, tersebut;
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 511/

In
A
Pdt.G/2012/PN.Jkt.Ut., tanggal 6 Maret 2013 yang membatalkan putusan Badan
Arbitrase Nasional/Internasional Nomor 434/XII/ARB-BANI/2011 tanggal 23
ah

lik
Desember 2011;
Menghukum Pemohon dahulu Penggugat/Pemohon Pembatalan Putusan
am

ub
Arbitrase untuk membayar biaya perkara ditetapkan sebesar Rp500.000,00
(lima ratus ribu rupiah);
ep
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
k

pada Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 23 Juli 2014 oleh H. DJAFNI
ah

R
DJAMAL, SH., MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah

si
Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. NURUL ELMIYAH, SH., MH., dan MAHDI

ne
ng

SOROINDA NASUTION, SH., M.Hum., Hakim-Hakim Agung, masing-masing


sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk

do
umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-Anggota
gu

tersebut dan NAWANGSARI, SH., MH., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh
para Pihak.
In
A

Anggota-Anggota, K e t u a,
Ttd/ Dr. NURUL ELMIYAH, SH., MH Ttd/ H. DJAFNI DJAMAL, SH., MH
ah

lik

Ttd/ MAHDI SOROINDA NASUTION, SH., M.Hum.


Panitera Pengganti,
m

ub

Biaya-biaya: Ttd/ NAWANGSARI, SH., MH.


1. Meterai : Rp 6.000,00
ka

2. Redaksi : Rp 5.000,00
ep

3. Administrasi Kasasi : Rp489.000,00 +


Jumlah : Rp500.000,00
ah

Untuk Salinan
R

Mahkamah Agung R.I.


es

a.n. Panitera
M

Panitera Perdata Khusus


ng

on

Hal. 44 dari 45 hal Put. Nomor ..... K/Pdt.Sus-Arbt /.....


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Rahmi Mulyati, SH.MH
NIP : 19591207 1985 12 2 002

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Hal. 45 dari 45 hal Put. Nomor 567 K/Pdt.Sus- Arbt/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Anda mungkin juga menyukai