Anda di halaman 1dari 6

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 61 - 66


 

STUDI KOROSIVITAS DAN MORFOLOGI PERMUKAAN


BAJA KARBON API 5L GR-B YANG DILAPISI POLIMER
HIBRID PADA LINGKUNGAN AIR LAUT DAN GAS H2S
PADA KONDISI JENUH CO2
Dinar Setiawidiani, Tuti Susilawati, Sri Suryaningsih* dan Hardoyo Harjo
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinagor 45363, Sumedang, Jawa Barat.
*
Korespondensi penulis, E-mail : sri@phys.unpad.ac.id

Abstract
It has been tested with the corrosion protection of carbon steel using hybrid inorganic -
organic polymer. Hybrid polymer precursor materials is synthesized from monomers poly
(TMSPMA) using sol- gel technique. The hybrid polymer precursors coated on the surface of
carbon steel API 5L GR - B, and then thermally polymerized. Corrosion test conducted in a
seawater environment, H2S, CO2 saturation using potentiodynamic polarization method and
morphological examination using a Scanning Electron Microscope. The obtained results shows
the corrosion rate of carbon steel without coating in critical condition was 1.643 mm/year. Once
the hybrid polymer coated carbon steel with a corrosion rate becomes 0.903 mm/year. The
corrosion rate was reduced to 0.74 mm/year. Corrosion rate is related to the protection efficiency
of 45.05%. These results are supported by data that shows the surface morphology uneven
corrosion on carbon steel surface after coated with polymer hybrid.

Keywords : corrosion , carbon steel , polymer hybrid , potentiodynamic polarization

Abstrak

Telah dilakukan uji proteksi korosi baja karbon dengan menggunakan polimer hibrid
anorganik-organik. Bahan prekursor polimer hibrid disintesis dari monomer poli (TMSPMA)
dengan menggunakan teknik sol-gel. Prekursor polimer hibrid tersebut dilapisi pada permukaan
baja karbon API 5L GR-B, lalu dipolimerisasi secara termal. Uji korosi dilakukan dalam
lingkungan air laut, gas H2S, jenuh CO2 dengan menggunakan metoda polarisasi potensiodinamik
dan pemeriksaan morfologi menggunakan Scanning Electron Microscope. Hasil yang didapatkan
menunjukkan laju korosi baja karbon tanpa pelapis pada kondisi kritis adalah 1,643 mm/tahun.
Setelah dilapisi polimer hibrid dengan laju korosi baja karbon menjadi 0,903 mm/tahun. Laju
korosi tersebut berkurang menjadi 0,74 mm/tahun. Laju korosi tersebut berkaitan dengan efisiensi
proteksi sebesar 45,05%. Hasil tersebut didukung oleh data morfologi permukaan yang
menunjukkan korosi tidak merata pada permukaan baja karbon setelah dilapisi dengan polimer
hibrid.

Kata kunci: korosi, baja karbon, polimer hibrid, polarisasi potensiodinamik

Pendahuluan dengan harga bahan baja karbon yang


jauh lebih murah dibanding dengan baja
Pada saat ini baja karbon banyak yang sudah dimodifikasi sehingga tahan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari karat. Berkaitan dengan hal tersebut,
seperti untuk pipa-pipa penyalur dalam korosi merupakan masalah yang sangat
industri migas, konstruksi jembatan dan penting karena biaya penanggulangan
sebagainya. Hal tersebut berkaitan

61
Dinar Setiawidiani, dkk Studi Korosivitas dan Morfologi …

akibat korosi pipa baja karbon tersebut sifat sifat unggul seperti kemudahan
cukup besar. dalam pembuatan, kemudahan
Di sisi lain, sumur produksi di industri pemrosesan, fleksibilitas dan sifat
migas, saluran pipa buangan, maupun fungsional. Polimer anorganik memiliki
hasil pengolahan biasanya mengeluarkan keunggulan seperti sifat mekanik yang
gas-gas H2S dan CO2 dalam jumlah baik, stabilitas lingkungan dan termal
relatif besar yang bersifat korosif. Selain yang tinggi [3]. Apabila bahan polimer
itu, pipa transmisi yang terbuat dari organik dan bahan polimer anorganik
logam pada industri migas banyak tersebut digabungkan, maka diharapkan
digunakan di lingkungan air laut, akan menghasilkan bahan yang memiliki
dimana sifat air laut dapat mempercepat gabungan keunggulan dari kedua bahan
terjadinya korosi. tersebut.
Untuk menghambat laju korosi Tujuan penelitian ini adalah untuk
pada bahan baja karbon, dapat uji proteksi korosi baja karbon API 5L
digunakan inhibitor atau pelapisan GR-B dengan menggunakan polimer
(coating) biasa. Selama ini bahan yang hibrid anorganik-organik di lingkungan
banyak dipakai sebagai inhibitor dalam campuran air laut, gas H2S, kondisi
proteksi korosi adalah kromat [1]. Bahan jenuh CO2.
ini dapat menghambat korosi dengan
sangat baik dan memiliki adhesi yang Metode Penelitian
baik terhadap logam. Selain penggunaan Pembuatan polimer hibrid
inhibitor seperti kromat, proteksi korosi meliputi dua tahapan, yaitu polimerisasi
melalui coating juga banyak dipakai. bagian anorganik dengan metoda sol-gel
Bahan coating yang banyak dipakai dan polimerisasi bagian organik dengan
antara lain bahan organik seperti cahaya (fotopolimerisasi).
polietilen, alkanethiol, dan lainnya [2]. Prekursor polimer hibrid
Bahan organik dikenal ramah dilakukan dengan proses sol-gel dengan
lingkungan dan mudah disintesis. menggunakan monomer TMSPMA.
Namun, proteksi korosi dengan bahan Monomer tersebut memiliki tiga gugus
organik umum seperti polietilen kurang fungsional OCH3 yang terikat pada atom
memberikan hasil yang optimal. Bahan Si.
ini cenderung mengalami keretakan Dalam proses sintesisnya,
akibat tegangan. monomer TMSPMA dilarutkan ke
Agar bisa didapatkan proteksi dalam pelarut etanol. Setelah itu
yang optimal, diperlukan bahan pelapis ditambahkan akuades dan diaduk
baja karbon yang selain dapat dengan magnetic stirrer dengan suhu
menghambat korosi, juga harus memiliki 60ºC. Larutan yang terbentuk kemudian
adhesi yang baik pada permukaannya, ditambahkan katalis asam klorida.
memiliki kekuatan mekanik, stabilitas Campuran itu diaduk sampai terbentuk
kimia dan stabilitas termal yang tinggi gel bening. Perbandingan jumlah
serta ramah lingungan. Diantara bahan monomer, aquades, etanol adalah 3:1:2.
yang tersedia, polimer hibrid organik- Prekursor polimer hibrid
anorganik merupakan salah satu selanjutnya diencerkan dan ditambahkan
alternatif karena bahan polimer hibrid inisiator. Konsentrasi inisiator dalam
anorganik-organik memiliki kombinasi prekursor adalah 1 % berat. Penambahan
sifat-sifat yang diperlukan tersebut. inisiator ini dimaksudkan untuk inisiasi
Polimer hibrid merupakan polimerisasi bagian organik. Deposisi
gabungan (komposit) dari dua bahan dilakukan dengan teknik spin coating
dalam skala molekul (organik dan yaitu dengan meneteskan larutan
anorganik). Polimer organik memiliki prekursor diatas baja karbon API 5L Gr-

62
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 61 - 66
 

B kemudian diputar dengan kecepatan dengan B merupakan tetapan Stern-


250 rpm selama 20 detik. Geary. Laju korosi (r) menggunakan
Setelah elektroda baja karbon satuan mm per tahun dengan
terlapisi prekursor polimer hibrid, menggunakan massa ekivalen logam Ae,
dilakukan proses pre-bake, agar daya densitas ρ, sehingga [3] :
lekat dan homogenitas film meningkat I corr xAe
pada permukaan elektroda baja karbon. r = 3,27 x10 −3 … (2)
ρ
Kemudian proses fotopolimerisasi
dilakukan di dalam chamber dengan Untuk mengetahui morfologi
dialiri gas nitrogen dan menggunakan permukaan baja karbon sebelum dan
sinar UV. Selanjutnya dilakukan post- sesudah diberi perlakuan uji korosi, baik
bake. baja karbon yang tidak dilapisi polimer
Pengujian laju korosi dilakukan hibrid maupun baja karbon yang dilapisi
dengan metode polarisasi potensio- polimer hibrid dilakukan analisis
dinamik, dengan menggunakan tiga permukaan baja karbon menggunakan
elektroda, diantaranya elektroda kerja piranti Scanning Electron Microswcope
yaitu baja karbon yang dilapisi polimer (SEM).
hibrid, elektroda bantu yaitu platina, dan
elektroda acuan yaitu kalomel jenuh. Hasil dan Pembahasan
Larutan uji dalam sel elektroda Prekursor poli (TMSPMA) yang
menggunakan air laut dan campuran air telah dibuat dengan menggunakan
laut dengan gas asam sulfida (H2S) yang metode sol-gel berbentuk gel kental dan
di bubbling gas CO2, selanjutnya diaduk bening, hal tersebut menunjukkan bahwa
menggunakan magnetic stirrer. Laju bagian anorganik telah terpolimerisasi,
korosi diukur pada suhu kritis 75°C massa prekursor yang digunakan
dengan durasi pemaparan 1 jam. Ketiga sebanyak 2 gram dan massa fotoinisiator
elektroda tersebut serta termometer yang digunakan sebanyak 0,02 gram.
direndam di dalam larutan uji dengan Prekursor poli (TMSPMA)
jarak antara elektroda kerja dan dilapiskan pada baja karbon dengan
elektroda bantu sekitar 1 cm dan metode solution casting hingga
elektroda pembanding berada di antara menutupi seluruh permukaan baja
permukaan elektroda kerja dan elektroda karbon. Kemudian dilakukan proses pre-
bantu. Setelah itu, ketiga elektroda bake, yaitu memanaskan film tipis pada
dihubungkan dengan potensiostat tipe permukaan elektroda baja karbon diatas
voltalab PGZ 310. Selanjutnya dengan hotplate yang dilakukan selama 10
bantuan software voltamaster 4 pada menit. Selanjutnya dilakukan
PC, semua informasi yang diperlukan fotopolimerisasi pada sampel baja
dimasukkan pada set up program karbon yang telah dilapisi prekursor poli
sehingga diperoleh kurva polarisasi. (TMSPMA) selama 10 menit untuk
Ekstrapolasi kurva dengan metode tafel polimerisasi bagian organik. Proses
diperlukan untuk menentukan besaran- fotopolimerisasi menggunakan bantuan
besaran listrik yang terkait dengan sinar UV yang diletakkan 20 cm diatas
proses korosi baja karbon, yaitu chamber dan sampel diletakkan di dalam
potensial korosi (Ecorr), tahanan chamber dengan dialiri gas nitrogen.
polarisasi (Rp), kemiringan Tafel anodik Setelah dipastikan prekursor melekat
(βa) dan Tafel katodik (βc), rapat arus dengan baik, dilakukan post-bake pada
korosi (Icorr) yang diperoleh melalui permukaan elektroda baja karbon yang
persamaan [2] : dilakukan di dalam oven vakum dengan
βa βc 1 B … (1) suhu 60˚C dalam waktu 18 jam agar
I corr = = mendapatkan hasil yang diinginkan dan
2,303( β a + β c ) R p R p R p

63
Dinar Setiawidiani, dkk Studi Korosivitas dan Morfologi …

optimal. Hasil yang didapat, poli Tabel 1. Pengukuran Open Circuit


(TMSPMA) pada permukaan baja Potential (OCP)
karbon telah melekat dengan baik dan Pot. Pot.
tidak ada crack, selanjutnya disimpan Perlakuan awal akhir
(mV) (mV)
dalam desikator.
Air laut Blanko -881 -683
Untuk mengetahui hasil pelapisan
murni
(coating) polimer hibrid pada baja Poli(TMSPMA) -779 -581
karbon, dilakukan pengujian korosi Air laut Blanko -849 -651
dengan metoda polarisasi + H2S
potensiodinamik dengan metoda Tafel. kondisi Poli(TMSPMA) -862 -664
Pada pengujian ini, baja karbon yang jenuh
tidak dilapis maupun yang dilapis poli CO2
(TMSPMA) dijadikan sebagai elektroda
kerja dimasukkan ke dalam larutan uji Hasil pengujian berupa grafik tafel,
air laut murni dan campuran air laut, gas dimana pada grafik tafel terdapat kurva
H2S, kondisi jenuh CO2, dan ditentukan polarisasi menggambarkan hubungan
kondisi kritisnya yang meliputi suhu antara potensial (Ecorr) sebagai fungsi
kritis 750C dengan durasi pemaparan log arus (Icorr). Arus korosi menunjukkan
kritis 1 jam. banyak sedikitnya ion-ion logam yang
Sebelum pengukuran laju korosi larut dalam larutan elektrolit. Jika rapat
terlebih dahulu dilakukan pemantapan arus yang terukur besar, maka ion-ion
antaraksi antarmuka menggunakan OCP logam banyak yang larut kedalam
sebelum pengukuran potential linear V larutan elektrolit sehingga
untuk memperoleh kurva Tafel. Nilai mengakibatkan logam berada pada
OCP menunjukkan tercapainya keadaan kondisi tidak stabil, sehingga logam
mantap yang merupakan daerah mengalami kerusakan pada bagian
potensial korosi baja karbon. permukaannya karena bereaksi dengan
lingkungannya. Dari hasil tafel diperoleh
arus korosi sehingga nilai laju korosi
dapat dihitung. Kurva polarisasi anodik
dan katodik dengan berbagai perlakuan
pada baja karbon disajikan pada Gambar
1.

Gambar 1. Kurva polarisasi anodik dan katodik baja karbon dalam larutan larutan uji air laut
murni dan campuran air laut, gas H2S, kondisi jenuh CO2 dan ditentukan kondisi kritisnya
yang meliputi suhu kritis 75°C dengan durasi paparan kritis 1 jam.

64
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 17, No. 2, April 2014, hal 61 - 66
 

Tabel 2 Parameter korosi baja karbon dalam larutan uji air laut murni dan campuran air
laut, gas H2S, kondisi jenuh CO2 pada suhu 750C dan waktu papar 1 jam

Parameter Air laut murni Air laut + gas H2S, jenuh CO2
Blanko Poli(TMSPMA) Blanko Poli(TMSPMA)
-777.6 -689.0 -750.8 -761.7
296.86 1980 158.83 200.37
85.6 84.4 59.5 57.4
-217.7 -107.4 -178.8 -199.2
0.0937 0.009495 0.1405 0.0772
r (mm/th) 1.096 0.111 1.643 0.903

Berdasarkan kurva polarisasi laju korosi pada baja karbon dilapisi poli
anodik dan katodik potensiodinamik (TMSPMA) di lingkungan air laut murni
diperoleh nilai potensial korosi (Ecorr). maupun campuran air laut, gas H2S,
tahanan polarisasi (Rp), tetapan Tafel jenuh CO2. Hal tersebut dikarenakan
anodik (βa), tetapan Tafel katodik (βc), adanya lapisan yang menghalangi
kerapatan arus korosi (Icorr) dan laju serangan korosi pada permukaan baja
korosi (Tabel 2). karbon sehingga konduktivitas larutan
Pada lingkungan campuran air menurun akibat dari peningkatan
laut, gas H2S, dan jenuh CO2, terjadi tahanan polarisasi.
penggeseran potensial korosi ke arah Di pihak lain, faktor pH
lebih negatif, yaitu -761,7 mV untuk merupakan salah satu penyebab
baja karbon dilapisi poli (TMSPMA) peningkatan laju korosi pada lingkungan
dan -750,8 mV untuk baja karbon campuran air laut murni, gas H2S, jenuh
blanko, hal tersebut menunjukkan CO2 memiliki pH 5,71 yang termasuk
tingkat energi logam bertambah. asam. Hasil yang diperoleh di
Tahanan polarisasi poli lingkungan air laut murni memiliki pH
(TMSPMA) yang dilapisikan pada baja 8,68 yang termasuk basa. Hal tersebut
karbon meningkat bila dibandingkan disebabkan karena larutan yang bersifat
dengan baja karbon blanko pada larutan asam menyebabkan reaksi elektrokimia
campuran air laut, gas H2S, jenuh CO2 antara logam dan larutan menjadi
dengan nilai tahanan polarisasi baja semakin besar sehingga mengganggu
karbon blanko sebesar 158,83 Ohm cm2 lapisan film tipis poli (TMSPMA) pada
dan baja karbon dilapisi poli permukaan logam baja karbon.
(TMSPMA) sebesar 200,37 Ohm cm2. Untuk pemeriksaan morpologi
Hal tersebut menyebabkan zona permukaan baja karbon baik yang tidak
serangan permukaan baja karbon makin dilapisi maupun yang dilapisi poli
sempit yang berdampak pada nilai laju (TMSPMA) terlihat pada Gambar 2.
korosi. Profil morfologi permukaan sampel
Laju korosi di lingkungan air laut hasil SEM teramati jelas bahwa ketika
untuk baja karbon tidak dilapisi (blanko) belum diberikan perlakuan (Gambar 2a),
yaitu 1.096 mm/th dan baja karbon yang permukaan sampel terlihat rata. Begitu
dilapisi poli (TMSPMA) sebesar 0,111 diberi perlakuan pelapisan poli
mm/th. Sedangkan, laju korosi di (TMSPMA), teramati perubahan drastik
lingkungan campuran air laut, gas H2S, morfologi permukaan yang dianggap
dan jenuh CO2 untuk baja karbon sebagai granular poli (TMSPMA)
(blanko) yaitu 1,643 mm/th dan baja (Gambar 2 b dan 2c). Bentuk permukaan
karbon dilapisi poli (TMSPMA) sebesar baja karbon yang dianggap sebagai
0,903 mm/th. Terlihat adanya penurunan granular poli (TMSPMA) dapat

65
Dinar Setiawidiani, dkk Studi Korosivitas dan Morfologi …

disebabkan pada saat proses pelapisan terjadi pengelupasan pada bagian film
pada permukaan baja karbon tidak tipis yang permukaannya tidak merata.
merata sehingga pada saat uji laju korosi

(a) (b) (c)

(d) (e)
Gambar 2. Profil SEM baja karbon API 5L Gr-B dengan perbesaran 200x
(a) baja karbon sebelum diberi perlakuan
(b) baja karbon blanko pada lingkungan air laut murni
(c) baja karbon dilapisi poli (TMSPMA) pada lingkungan air laut murni
(d) baja karbon blanko pada lingkungan campuran air laut, gas H2S, pada kondisi jenuh CO2
(e) baja karbon dilapisi poli (TMSPMA) pada lingkungan campuran air laut, gas H2S, pada
kondisi jenuh CO2.

Efisiensi proteksi korosi dari baja karbon yang dilapisi polimer hibrid
polimer hibrid dapat ditentukan dengan poli (TMSPMA) menunjukkan tingkat
membandingkan nilai rapat arus korosi proteksi yang kurang baik sehingga
baja karbon blanko dan baja karbon belum dapat digunakan sebagai bahan
dilapisi polimer hibrid poli (TMSPMA). coating. Hal ini didukung oleh profil
Efisiensi proteksi korosi polimer hibrid SEM permukaan baja karbon setelah uji
pada baja karbon lebih besar pada korosi untuk yang tidak dilapis dan yang
lingkungan air laut murni yaitu 89,86% dilapis ada perbedaan kerusakan yang di
dibandingkan lingkungan campuran air akibatkan oleh proses pelapisan pada
laut, gas H2S, jenuh CO2 yaitu 45,05%. permukaan baja karbon tidak merata.
Hal tersebut dikarenakan untuk
lingkungan campuran air laut, gas H2S, Referensi
jenuh CO2 membentuk asam yang dapat [1] R. Buchheit, J. Electrochem. Soc.
meningkatkan korosifitas sehingga 142 (1994), 3994
menggangu lapisan film tipis yang [2] G. Grundmeier et.al., Electrochim
berfungsi sebagai proteksi korosi pada Acta 45 (2000), 2515
permukaan baja karbon. [3] Pitriana, P, Syakir, N, Fitrilawati,
Hidayat, R. 2011. Pembuatan dan
Kesimpulan Karakterisasi Polimer Hibrid
Baja karbon yang dilapisi poli Poli(Trimetoksisilil Propil
(TMSPMA) memberikan laju korosi Metakrilat). JMEI. Jurusan Fisika
yang rendah dibandingkan yang tidak FMIPA. Universitas Padjadjaran.
dilapisi dengan efisiensi mencapai 45,05 Sumedang
%. Berdasarkan ketahanan korosi relatif

66

Anda mungkin juga menyukai