Untuk menyelengarakan pelayaran dalam negeri atau pengangkutan antar pulau,
diutamakan penggunaan armada kapal-kapal nasional Indonesia,demikian pula untuk pelayaran luar negeri khususnya untuk kegiatan ekspor dan impor,sedapat mungkin menggunakan kapal-kapal nasional Indonesia.Hal ini dimaksudkan dalam rangka meberikan perlindungan untuk mengembangkan dan perkembangan usaha pelayaran nasional. Peranan perkapalan yang meliputi segala sesuatu perkenaan dengan kelaiklautan kapal dan peti kemas dalam menunjang transportasi laut,sungai dan danau sebagai bagian dari sistem transportasi nasional perlu dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu menunjang pembangunan nasioanl melalui kegiatan transportasi laut,sungai dan danau yang tertib, lancar,aman,nyaman dan efisien dengan memeperhatikan kondisi geografis perairan serta kelestarian lingkungan. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran mengamanatkan perlunya pengaturan lebih lanjut mengenai peti kemas dan kelaiklautan semua jenis kapal yang meliputi keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal,pengawakan, Pemuatan,kesehatan dan kesejahteraan awak kapal dan penumpang serta status hukum kapal yang sejiwa pula dengan konvensi hukum laut internasional yang telah diratifikasikan dengan Undang-undangNomor 17 tahun 1985. Sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran,perlu diatur dengan Peraturan Pemerintah hal-hal yang bersifat teknis kelaik lautan kapal yang mencakup: a. Pengukuran kapal; b. Pendaftaran kapal; c. Kebangsaan kapal; d. Keselamatan kapal; e. Nahkoda dan anak buah kapal; f. Penanganan kecelakaan kapal; g. Kelaikan peti kemas; h. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
mengatakan bahwa pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.