Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Perhitungan
Menggunakan data nomor 3 dan 4 di setiap table data

4.2.1. Perhitungan Kapasitas Aliran (Q)


Rumus yang digunakan dalam mencari kapasitas aliran (Q) adalah sebagai berikut:
V
Q=
t
Keterangan
Q= Kapasitas (m3/s)
V= Volume (m3)
t = Waktu (s)

- Kapasitas Aliran Pompa Tunggal


Contoh perhitungan pada pompa tunggal adalah seperti berikut ini:
V 0,075
Data 3 Q= = =¿0,000881 (m3/s)
t 8,51

Data 4
V 0,075
Q= = =¿0,000844 (m3/s)
t 8,89

Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
No Pdisch Poutlet Pinlet t (s) v (m3) Q (m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 6 7,1 0 8,18 7,5 0,000917
2 7 8 0 8,97 7,5 0,000836
3 8 9,5 0 8,51 7,5 0,000881
4 9 10 0 8,89 7,5 0,000844
5 10 11 0 10,73 7,5 0,000699
6 11 12 0 11,5 7,5 0,000652
7 12 13,5 0 12,67 7,5 0,000592
8 6 7,1 0 8,18 7,5 0,000562
Tabel 4.1. Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Tunggal

 Kapasitas Aliran Pompa Seri


Berikut contoh perhitungan data kapasitas aliran pada pompa seri :
V 0.075
Data 3 Q= = =¿0,001023 (m3/s)
t 7,33

Data 4
V 0.075
Q= = =¿0,000974 (m3/s)
t 7,7

Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
No Pdisch Poutlet Pinlet t (s) v (m3) Q (m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 6 7,5 0 6,06 7,5 0,001238
2 7 8,5 0 6,82 7,5 0,0011
3 8 9,5 0 7,33 7,5 0,001023
4 9 10,25 0 7,7 7,5 0,000974
5 10 11,5 0 8,4 7,5 0,000889
6 11 12 0 9 7,5 0,000833
7 12 13 0 9,42 7,5 0,000796
8 13 14,5 0 10,56 7,5 0,00071
Tabel 4.2. Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Seri
 Kapasitas Aliran Pompa Paralel
Berikut contoh perhitungan data kapasitas aliran pada pompa seri :
V 0,075
Data 7Q= = =¿0,0005 (m3/s)
t 15

Data 8
V 0,075
Q= = =¿0,000446 (m3/s)
t 16,8
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
No Pdisch Poutlet Pinlet t (s) v (m3) Q (m3/s)
Tabel 4.3. Data (psi) (psi) (psi)
Perhitungan 1 6 10 0 12,3 7,5 0,00061
2 7 11 0 13,66 7,5 0,000549
Kapasitas 3 8 12 0 15 7,5 0,0005 Aliran
pada Pompa 4 9 13,5 0 16,8 7,5 0,000446 Paralel
5 10 14 0 17,9 7,5 0,000419
6 11 16 0 18,56 7,5 0,000404
7 12 17,5 0 18,44 7,5 0,000407
8 13 18 0 19,6 7,5 0,000383

4.2.2. Perhitungan Head Total


 Head Statik (Hs)
𝐻𝑠= Δ𝑍
Δ𝑍=𝑍𝑑−𝑍𝑠
Dimana, Z = Head statis total (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi isap (m)

 Head Tekanan (Hp)


P1−P2
Hp=
ρg
Dimana, P1-P2 = beda tekanan antara dua titik yang diukur (N/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

 Head Kecepatan (Hv)


Hv=¿ ¿
Dimana, v1 = kecepatan rata-rata aliran di titik 1 (m/s2)
v2 = kecepatan rata-rata aliran di titik 2 (m/s2)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
 Head Loss (Hf)
Head Loss Mayor
L V2
Hf =F x x
D 2g
Dimana, f = koefisien kerugian gesekan
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
g = percepatan Gravitasi (m/s2)
V = kecepatan rata-rata aliran fluida (m/s)

Head Loss Minor


V2
Hm=∑ K x
2g
Dimana, Σk = koefisien kerugian karena perlengkapan pipa
V = Rata-rata kecepatan aliran zat cair (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Head Total
Htotal = Hstatis (Hs) + Htekanan (Hp) + Hkecepatan (Hv)
+ Hloss
= Hs + Hp + Hv + Hmayor + Hminor

1. Head Total Pompa Tunggal


Hasil perhitungan data Head Total pada pompa tunggal, seperti berikut ini
- Head Statik (Hs)
𝐻𝑠= Δ𝑍
Δ𝑍=𝑍1−𝑍2 = 0.7−0.31=0.39(m)

- Head Tekanan (Hp)


Data 3
P1−P2 65500−0
Hp= = =6,684 (m)
ρg 1000 . 9,8

Data 4
P1−P2 68948−0
Hp= = =7,035(m)
ρg 1000 . 9,8

- Head Kecepatan (Hv)

Hv=¿ ¿(m)
Dengan nilai v=𝑄/𝐴, Karena luas penampang pada sisi inlet (V2) sama
dengan sisi outlet (V1), maka didapatkan nilai V2 = V1, maka nilai HV
adalah 0

- Head Loss (Hf)


Data 3
v=Q/A
= 0,000881 /0,0004909
= 1,795402413 m/s

Data 4
v=Q/A
= 0,000844 /0,0004909
= 1,718659 m/s
Untuk perhitungan nilai f dapat didapat dari diagram moody, cara
mendapatkannya harus melalui metode pencarian nilai Reynold
number (Re) dengan perhitungan sebagai berikut:

Data 3
V .d
Re =
ϑ
= 44885
Data 4
V .d
Re =
ϑ
= 42966
Dari diagram moody didapatkan nilai Friction factor sebesar 0.0125 dan
0.013 pada data 4 dan 3
 Head Loss Mayor
Data 3
L v2
Hf =f x x =¿0,189132 (m)
D 2g

Data 4
L v2
Hf =f x x = 0,180241 (m)
D 2g

 Head Loss Minor


Macam-macam aksesoris :
1. Pressure Gauge = 0,2x3 = 0,4
2. Elbow 90o = 1,5x2 = 3
3. Control Valve = 0,15x2 = 0,3
K = 0,4+3+0,3 = 3,7

Data 3
V2
Hm=∑ K x =¿0,608512 (m)
2g
Data 4
V2
Hm=∑ K x =¿ 0,557603 (m)
2g
 Head Total
Data 3
Head Total = 7,871 (m)
Data 4
Head Total = 8,163 (m)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:

Hs Hp (m) Hv A (m2) v (m/s) Hf (m) Head


H loss mayor H loss
(m) (m) Total
minor
0.39 4,995 0 0.000491 1,867833 0,206338 0,6586 6,250
0.39 5,628 0 0.000491 1,70333 0,171593 0,547701 6,738
0.39 6,684 0 0.000491 1,795402 0,189132 0,608512 7,871
0.39 7,035 0 0.000491 1,718659 0,180241 0,557603 8,163
0,39 7,739 0 0.000491 1,42394 0,12087 0,382762 8,633
0,39 8,443 0 0.000491 1,328598 0,107712 0,333221 9,273
0,39 9,498 0 0.000491 1,20591 0,087372 0,274521 10,250
0.39 10,553 0 0.000491 1,145343 0,080047 0,247638 11,271

Tabel 4.4. Data Perhitungan Head Total pada Pompa Tunggal


2. Head Total Pompa Seri
Hasil perhitungan data Head Total pada pompa seri, seperti berikut ini

- Head Statik (Hs)


𝐻𝑠= Δ𝑍
Δ𝑍=𝑍1−𝑍2 = 0.7−0.31=0.39(m)

- Head Tekanan (Hp)


Data 3
P1−P2
Hp= =6,684 (m)
ρg
Data 4
P1−P2
Hp= =7,211(m)
ρg

- Head Kecepatan (Hv)


Hv=¿ ¿(m)
Dengan nilai v=𝑄/𝐴, Karena luas penampang pada sisi inlet (V2) sama
dengan sisi outlet (V1), maka didapatkan nilai V2 = V1, maka nilai HV
adalah 0

- Head Loss (Hf)


Data 3
v=Q/A
= 2,08443 m/s
Data 4
v=Q/A
= 1,984269 m/s

Untuk perhitungan nilai f dapat didapat dari diagram moody, cara


mendapatkannya harus melalui metode pencarian nilai Reynold
number (Re) dengan perhitungan sebagai berikut:
Data 3
V .d
Re =
ϑ
= 52111
Data 4
V .d
Re =
ϑ
= 49607
Dari diagram moody didapatkan nilai Friction factor sebesar 0.0125 dan
0.013 pada data 4 dan 3
- Head Loss Mayor
Data 3
f = 0.0125
L v2
Hf =f x x = 0,324534 (m)
D 2g

Data 4
f =0.013
L v2
Hf =f x x = 0,303737 (m)
D 2g

- Head Loss Minor


Macam-macam aksesoris :
1. Pressure Gauge = 0,2x5 = 1
2. Elbow 90o = 1,5x6 = 9
3. Control Valve = 0,15x2 = 0,3
K = 1+9+0,3 = 10,3

Data 3
V2
Hm=∑ K x = 2,283263 (m)
2g
Data 4
V2
Hm=∑ K x =¿ 2,069105 (m)
2g
- Head Total
Data 3
Head Total = 9,681 (m)
Data 4
Head Total = 9,974 (m)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
Hs Hp (m) Hv A (m2) v (m/s) Hf (m) Head
H loss mayor H loss
(m) (m) Total
minor
0.39 5,277 0 0.000491 2,521266 0,478705 3,340555 9,486
0.39 5,980 0 0.000491 2,240304 0,39025 2,637516 9,398
0.39 6,684 0 0.000491 2,08443 0,324534 2,283263 9,681
0.39 7,211 0 0.000491 1,984269 0,303737 2,069105 9,974
0,39 8,091 0 0.000491 1,810293 0,250803 1,722182 10,454
0,39 8,443 0 0.000491 1,697653 0,225857 1,514533 10,573
0,39 9,146 0 0.000491 1,621961 0,206166 1,38249 11,125
0.39 10,201 0 0.000491 1,446863 0,165337 1,10011 11,857
Tabel 4.5. Data Perhitungan Head Total pada Pompa Seri

3. Head Total Pompa Paralel


Hasil perhitungan data Head Total pada pompa paralel, seperti berikut ini

 Head Statik (Hs)


𝐻𝑠= Δ𝑍
Δ𝑍=𝑍1−𝑍2 = 0.7−0.31=0.39(m)

 Head Tekanan (Hp)


Data 3
Hp=8,443(m)

Data 4
Hp=9,498(m)

 Head Kecepatan (Hv)


Hv=¿ ¿(m)
Dengan nilai v=𝑄/𝐴, Karena luas penampang pada sisi inlet (V2) sama
dengan sisi outlet (V1), maka didapatkan nilai V2 = V1, maka nilai HV
adalah 0

 Head Loss (Hf)


Data 3
v=Q/A
= 0,06733351m/s
Data 4
v=Q/A
= 0,054572493 m/s
Untuk perhitungan nilai f dapat didapat dari diagram moody, cara
mendapatkannya harus melalui metode pencarian nilai Reynold number (Re)
dengan perhitungan sebagai berikut:
Data 3
V .d
Re =
ϑ
= 25465
Data 4
V .d
Re =
ϑ
= 22736
Dari diagram moody didapatkan nilai Friction factor sebesar 0.0125 dan
0.013 pada data 4 dan 3

 Head Loss Mayor


Data 3
f =0.0121
L v2
Hf =f x x = 0,067334 (m)
D 2g

Data 4
f =0.0129
L v2
Hf =f x x = 0,054572 (m)
D 2g

 Head Loss Minor


Macam-macam aksesoris :
1. Pressure Gauge = 0,2 x 5 = 1
2. Elbow 90o = 1,5 x 3 = 4,5
3. Control Valve = 0,15 x 3 = 0,45
4. T connector = 1,8
K = 1+4,5+0,45+1,8 = 7,75

Data 3
V2
Hm=∑ K x =¿0,75 x (0.828572)2 / (2 x 9.8)
2g
= 0,410247 (m)

Data 4
V2
Hm=∑ K x =¿10.1 x (0.828572)2 / (2 x 9.8)
2g
= 0,327047 (m)

 Head Total
Data 3
Head Total = 9,310 (m)
Data 4
Head Total = 10,269 (m)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
Hs (m) Hp (m) Hv A (m2) v (m/s) Hf (m) Head
H loss H loss minor
(m Total
mayor
)
0.39 7,035 0 0.00049 1,24218 0,101808 0,610124 8,137
1 5
0.39 7,739 0 0.00049 1,11851 0,083222 0,494683 8,707
1 2
0.39 8,443 0 0.00049 1,01859 0,067334 0,410247 9,310
1 2
0.39 9,498 0 0.00049 0,90945 0,054572 0,327047 10,269
1 7
0,39 9,850 0 0.00049 0,85356 0,047677 0,288086 10,575
1 8
0,39 11,257 0 0.00049 0,82321 0,044713 0,267962 11,959
1 5
0,39 12,312 0 0.00049 0,82857 0,044926 0,27146 13,018
1 2
0.39 12,664 0 0.00049 0,77953 0,042395 0,240279 13,337
1 4
Tabel 4.6. Data Perhitungan Head Total pada Pompa Paralel

4.2. Analisa Grafik


4.2.1. Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa tunggal.

12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Grafik 4.1 Perbandingan Head Total dan Kapasitas pada Pompa Tunggal

L v2 V2
Berdasar rumus Hf =f x x dan Hm=∑ K x dimana v=Q/A,
D 2g 2g
hubungan antara Ht dengan Q adalah berbanding lurus, semakin besar Q maka Ht akan
semakin besar juga. Namun pada grafik tidak sesuai dengan rumus. Pada grafik 4.1,
hubungan antara Q dan Ht adalah berbanding terbalik dikarenakan Ht tidak hanya
dipengaruhi oleh Q namun juga oleh P yang berdampak besar pada nilai.

4.2.2. Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa seri.


14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 0 0 0 0 0 0 0

Grafik 4.2 Perbandingan Head Total dan Kapasitas pada Pompa Seri
L v2 V2
Berdasar rumus Hf =f x x dan Hm=∑ K x dimana v=Q/A, hubungan antara
D 2g 2g
Ht dengan Q adalah berbanding lurus, semakin besar Q maka Ht akan semakin besar
juga. Grafik 4.2 tidak sesuai dengan rumus, , hubungan antara Q dan Ht adalah
berbanding terbalik dikarenakan Ht tidak hanya dipengaruhi oleh Q namun juga oleh P
yang berdampak besar pada nilai.

4.2.3. Grafik hubungan Ht dengan Q pada pompa pararel.

16.000
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 0 0 0 0 0 0

Grafik 4.3 Perbandingan Head Total dan Kapasitas pada Pompa Paralel
L v2 V2
Berdasar rumus Hf =f x x dan Hm=∑ K x dimana v=Q/A, hubungan antara Ht
D 2g 2g
dengan Q adalah berbanding lurus, semakin besar Q maka Ht akan semakin besar juga.
Grafik 4.3 tidak sesuai dengan rumus, , hubungan antara Q dan Ht adalah berbanding
terbalik dikarenakan Ht tidak hanya dipengaruhi oleh Q namun juga oleh P yang berdampak
besar pada nilai.

4.2.4. Grafik hubungan Q pompa tunggal dan seri

0
0
0 Tunggal
0 Seri
0
0
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik 4.4 hubungan Q pompa tunggal dan seri


Berdasar teori, apabila pompa dirangkai secara seri, head yang dihasilkan akan
lebih besar dibandingkan tunggal tanpa mengubah kapasitas dari pompa tersebut.
Namun pada grafik 4.4 hal tersebut tidak sesuai dengan teori. Dimana kapasitas pompa
seri lebih besar dibandingkan pompa tunggal. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan
kesalahan pengambilan data.

4.2.5. Grafik hubungan Q pompa seri dan parallel

0
0
0 Paralel
0 Seri
0
0
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik 4.5 hubungan Q pompa seri dan parallel


Berdasarkan teori, jika suatu rangkaian pompa dirangkai secara paralel, maka
kapasitas pompa akan meningkat tanpa meningkatkan head dari pompa tersebut. Hal
ini sudah sesuai dengan grafik 4.5 dimana kapasitas yang dihasilkan pompa paralel
lebih besar dibandingkan pompa tunggal.

4.2.6. Grafik hubungan Q pompa parallel dan tunggal

0
0
0
0 Tunggal
0 Paralel
0
0
0
0
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik 4.6 hubungan Q pompa parallel dan tunggal


Berdasar teori, rangkaian seri akan meningkatkan head tanpa mengubah
kapasitas dan rangkaian paralel akan meningkatkan kapasitas tanpa mengubahh head.
Namun pada grafik 4.6 tidak sesuai teori. Dimana kapasitas dari pompa seri nilainya
tidak berbeda jauh dengan pompa paralel. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan
kesalaha pengambilan data.

4.2.7. Grafik hubungan H Total Pompa Tunggal dan Seri

14.000
12.000
10.000 Tunggal
8.000 Seri
6.000
4.000
2.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik 4.7 Perbandingan H total pompa tunggal dan seri


Berdasar teori, apabila pompa dirangkai secara seri akan meningkatkan head
dari pompa tersebut tanpa mengubah kapasitas. Hal ini sudah sesuai dengan grafik 4.7
dimana Ht dari pompa seri memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan pompa
tunggal.

4.2.8. Grafik hubungan H Total Pompa Seri dan Paralel

16.000
14.000
12.000
Paralel
10.000
Seri
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik 4.8 Perbandingan H total pompa seri dan parallel


Grafik 4.8 menunjukan secara umum bahwa baik Head total pompa
tunggal dan pompa paralel mengalami kenaikan pada setiap percobaan. Hal ini
terjadi bisa disebabkan karena kapasitas aliran yang meningkat pada setiap
percobaan berlangsung. Selain itu, dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti
tekanan outlet dan panjang pipa.
Perbedaan pada kedua grafik tersebut terletak pada besarnya nilai Head
total dimana head total pompa tunggal lebih kecil daripada head total pompa
yang dirangkai secara paralel. Data tersebut sesuai dengan teori dimana pompa
paralel memiliki head total lebih tinggi dari pada pompa tunggal.

4.2.9. Grafik hubungan H Total Pompa Paralel dan Tunggal


16.000
14.000
12.000
Tunggal
10.000
Paralel
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik 4.9 Perbandingan H total pompa parallel dan tunggal


Grafik 4.9 menunjukan secara umum bahwa baik Head total pompa seri
dan pompa paralel mengalami kenaikan pada setiap percobaan. Hal ini terjadi
bisa disebabkan karena kapasitas aliran yang meningkat pada setiap percobaan
berlangsung. Selain itu, dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti tekanan
outlet dan panjang pipa.
Perbedaan pada kedua grafik tersebut terletak pada besarnya nilai Head
total dimana head total pompa seri lebih kecil daripada head total pompa yang
dirangkai secara paralel. Data tersebut sesuai dengan teori dimana pompa
paralel memiliki head total lebih tinggi dari pada pompa seri.

BAB V
Penutup
5.1. Jawaban soal dari modul
1. Apa perbedaan hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Pompa saat di
hubungkan secara tunggal, seri dan paralel ?
- Pompa Tunggal
Dari grafik dibawah ini apabila pompa disusun secara tunggal maka head dan
kapasitas pompa yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dari pompa itu sendiri.

- Pompa Seri

Saat pompa disusun secara seri, maka head yang dihasilkan akan lebih besar jika
dibandingkan dengan pompa tunggal, namun kapasitas tetap sama.

- Pompa Paralel

Saat pompa disusun secara paralel maka kapasitas yang dihasilkan akan lebih besar
jika dibandingkan dengan pompa tunggal, namun head tetap sama.

2. Apa pengertian Head ?


Head pompa adalah satuan untuk menunjukkan ketinggian maksimum sebuah
pompa spesifik saat memompa fluida menuju outletnya., umumnya dinyatakan dalam
satuan panjang, yaitu meter. Head dipengaruhi oleh jenis pompa, bentuk impeler,
putaran, dan berat jenis fluida yang dipompakan. semakin besar berat jenisnya maka
head yang dapat dihasilkan akan semakin kecil. Head disebut juga sebagai energi
mekanik per satuan berat jenis fluida.

3. Mengapa satuan akhir dari head dalam meter (m)?


Sebuah pompa dengan spesifikasi tertentu akan menghasilkan ‘meter ketinggian
(Head)’ yang sama sekalipun memompa fluida yang berbeda dengan massa jenis
yang berbeda pula. Disisi lain, ia akan menghasilkan tekanan yang berbeda antara
fluida tersebut sesuai dengan massa jenisnya. Oleh karena itu digunakan satuan
‘meter’ untuk merepresentasikan besaran Head pompa.

4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi demikian ?
Tekanan pompa inlet selalu bernilai 0 karena pompa berada di level yang lebih
rendah sehingga gaya gravitasi secara otomatis berlaku pada fluida dan akhirnya tidak
dibutuhkan tenaga untuk memindahkan fluida. Hal diatas sering disebut flooded
suction.

5. Sebutkan contoh aplikasi pompa sentrifugal pada sistem di kapal !


Pompa pada sistem pendingin mesin, Pompa pada sistem pemadam kebakaran,
Pompa air tawar, Pompa Air Ballast dan Bilga

6. Mengapa penggunaan pompa sentrifugal di kapal kebanyakan dirangkai secara


paralel?
Penggunaan pompa sentrifugal sebenarnya menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada
dikapal. kebanyakan pompa yang sentrifugal di kapal kebanyakan dirangkai secara
paralel agar dapat memenuhi kebutuhan kapasitas yang diinginkan pada sistem
dikapal. Bisa juga ketika salah satu pompa bermasalah, maka sistim tetap bisa bekerja
baik meski kurang maksimal.

5.2 Kesimpulan
1. Pada pompa tunggal

 Semakin besar kapasitas, maka head semakin turun disebabkan oleh bukaan katup
yang semakin besar

 Memiliki daya poros terendah karena semakin besar kapasitas (Q) maka fluida masuk
juga semakin banyak sehingga membutuhkan gaya yang besar untuk menggerakkan
sudu.

 Penurunan daya air disebabkan oleh penurunan (Pd-Ps) karena faktor mayor dan
minor losses. Peningkatan kapasitas yang besar juga memperbesarday air karena
bukaan katup juga semakin besar.

 Memiliki efisiensi rendah dibanding pompa seri dan paralel.

2. Pada pompa seri

 memilki head terbesar karena fluida mengalami dua kali kerja. Head tekanan pada
saluran buang pompa I mendapat tambahan head pompa II sehingga head total
menjadi besar.

 Memiliki daya poros tertinggi karena semakin besar Q, maka gaya untuk
menggerakkan sudu semakin besar karena fluida yang masuk pompa banyak.

 Beda head mengalami penurunan karena adanya losses mayor dan minor
Memiliki nilai torsi yang tertinggi karena fluida yang masuk pompa I kemudian
masuk pompa II sehingga gaya tangensial yang tinggi, kapasitas besar, gaya
pembebanan juga semakin besar dan begitu pula nilai dari torsi Efisiensi lebih
rendah daripada pompa paralel karena Pd-Ps aliran menurun yang diakibatkan
adanya losses mayor dan minor.

3. Pada pompa paralel


 Nilai head relatif stabil karena head pada pompa paralel merupakan rata-rata head I
dan head II sedangkan debitnya berbeda.

 Semakin besar Q maka W2 juga semakin besar karena saat Q kecil, beda beda
tekanan besar dan kecepatan fluida rendah (terhalang oleh bukaan katup) begitupun
sebaliknya.

 Pompa paralel memilki torsi lebih rendah dari pompa seri karena susunan pipanya
menyebabkan gaya tangensial tidak terlalu tinggi.

 Memiliki efisiensi tertinggi akibat gaya pembebanan yang kecil.

5.3. Saran
Saran saya agar kedepannya lebih diperhatikan lagi untuk pemeliharaan alat-alat praktikum
agar ketika alat ingin digunakan dapat digunakan dengan baik, dan untuk praktikum online
agar lebih dijelaskan lagi misalnya dengan video agar praktikan lebih mengerti.

Anda mungkin juga menyukai