BAB IV V Sentrifugal Joel 04211840000113
BAB IV V Sentrifugal Joel 04211840000113
ANALISA DATA
4.1. Perhitungan
Menggunakan data nomor 3 dan 4 di setiap table data
Data 4
V 0,075
Q= = =¿0,000844 (m3/s)
t 8,89
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
No Pdisch Poutlet Pinlet t (s) v (m3) Q (m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 6 7,1 0 8,18 7,5 0,000917
2 7 8 0 8,97 7,5 0,000836
3 8 9,5 0 8,51 7,5 0,000881
4 9 10 0 8,89 7,5 0,000844
5 10 11 0 10,73 7,5 0,000699
6 11 12 0 11,5 7,5 0,000652
7 12 13,5 0 12,67 7,5 0,000592
8 6 7,1 0 8,18 7,5 0,000562
Tabel 4.1. Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Tunggal
Data 4
V 0.075
Q= = =¿0,000974 (m3/s)
t 7,7
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
No Pdisch Poutlet Pinlet t (s) v (m3) Q (m3/s)
(psi) (psi) (psi)
1 6 7,5 0 6,06 7,5 0,001238
2 7 8,5 0 6,82 7,5 0,0011
3 8 9,5 0 7,33 7,5 0,001023
4 9 10,25 0 7,7 7,5 0,000974
5 10 11,5 0 8,4 7,5 0,000889
6 11 12 0 9 7,5 0,000833
7 12 13 0 9,42 7,5 0,000796
8 13 14,5 0 10,56 7,5 0,00071
Tabel 4.2. Data Perhitungan Kapasitas Aliran pada Pompa Seri
Kapasitas Aliran Pompa Paralel
Berikut contoh perhitungan data kapasitas aliran pada pompa seri :
V 0,075
Data 7Q= = =¿0,0005 (m3/s)
t 15
Data 8
V 0,075
Q= = =¿0,000446 (m3/s)
t 16,8
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
No Pdisch Poutlet Pinlet t (s) v (m3) Q (m3/s)
Tabel 4.3. Data (psi) (psi) (psi)
Perhitungan 1 6 10 0 12,3 7,5 0,00061
2 7 11 0 13,66 7,5 0,000549
Kapasitas 3 8 12 0 15 7,5 0,0005 Aliran
pada Pompa 4 9 13,5 0 16,8 7,5 0,000446 Paralel
5 10 14 0 17,9 7,5 0,000419
6 11 16 0 18,56 7,5 0,000404
7 12 17,5 0 18,44 7,5 0,000407
8 13 18 0 19,6 7,5 0,000383
Head Total
Htotal = Hstatis (Hs) + Htekanan (Hp) + Hkecepatan (Hv)
+ Hloss
= Hs + Hp + Hv + Hmayor + Hminor
Data 4
P1−P2 68948−0
Hp= = =7,035(m)
ρg 1000 . 9,8
Hv=¿ ¿(m)
Dengan nilai v=𝑄/𝐴, Karena luas penampang pada sisi inlet (V2) sama
dengan sisi outlet (V1), maka didapatkan nilai V2 = V1, maka nilai HV
adalah 0
Data 4
v=Q/A
= 0,000844 /0,0004909
= 1,718659 m/s
Untuk perhitungan nilai f dapat didapat dari diagram moody, cara
mendapatkannya harus melalui metode pencarian nilai Reynold
number (Re) dengan perhitungan sebagai berikut:
Data 3
V .d
Re =
ϑ
= 44885
Data 4
V .d
Re =
ϑ
= 42966
Dari diagram moody didapatkan nilai Friction factor sebesar 0.0125 dan
0.013 pada data 4 dan 3
Head Loss Mayor
Data 3
L v2
Hf =f x x =¿0,189132 (m)
D 2g
Data 4
L v2
Hf =f x x = 0,180241 (m)
D 2g
Data 3
V2
Hm=∑ K x =¿0,608512 (m)
2g
Data 4
V2
Hm=∑ K x =¿ 0,557603 (m)
2g
Head Total
Data 3
Head Total = 7,871 (m)
Data 4
Head Total = 8,163 (m)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
Data 4
f =0.013
L v2
Hf =f x x = 0,303737 (m)
D 2g
Data 3
V2
Hm=∑ K x = 2,283263 (m)
2g
Data 4
V2
Hm=∑ K x =¿ 2,069105 (m)
2g
- Head Total
Data 3
Head Total = 9,681 (m)
Data 4
Head Total = 9,974 (m)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
Hs Hp (m) Hv A (m2) v (m/s) Hf (m) Head
H loss mayor H loss
(m) (m) Total
minor
0.39 5,277 0 0.000491 2,521266 0,478705 3,340555 9,486
0.39 5,980 0 0.000491 2,240304 0,39025 2,637516 9,398
0.39 6,684 0 0.000491 2,08443 0,324534 2,283263 9,681
0.39 7,211 0 0.000491 1,984269 0,303737 2,069105 9,974
0,39 8,091 0 0.000491 1,810293 0,250803 1,722182 10,454
0,39 8,443 0 0.000491 1,697653 0,225857 1,514533 10,573
0,39 9,146 0 0.000491 1,621961 0,206166 1,38249 11,125
0.39 10,201 0 0.000491 1,446863 0,165337 1,10011 11,857
Tabel 4.5. Data Perhitungan Head Total pada Pompa Seri
Data 4
Hp=9,498(m)
Data 4
f =0.0129
L v2
Hf =f x x = 0,054572 (m)
D 2g
Data 3
V2
Hm=∑ K x =¿0,75 x (0.828572)2 / (2 x 9.8)
2g
= 0,410247 (m)
Data 4
V2
Hm=∑ K x =¿10.1 x (0.828572)2 / (2 x 9.8)
2g
= 0,327047 (m)
Head Total
Data 3
Head Total = 9,310 (m)
Data 4
Head Total = 10,269 (m)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, data yang dihasilkan pada
seluruh tabel pengamatan adalah sebagai berikut:
Hs (m) Hp (m) Hv A (m2) v (m/s) Hf (m) Head
H loss H loss minor
(m Total
mayor
)
0.39 7,035 0 0.00049 1,24218 0,101808 0,610124 8,137
1 5
0.39 7,739 0 0.00049 1,11851 0,083222 0,494683 8,707
1 2
0.39 8,443 0 0.00049 1,01859 0,067334 0,410247 9,310
1 2
0.39 9,498 0 0.00049 0,90945 0,054572 0,327047 10,269
1 7
0,39 9,850 0 0.00049 0,85356 0,047677 0,288086 10,575
1 8
0,39 11,257 0 0.00049 0,82321 0,044713 0,267962 11,959
1 5
0,39 12,312 0 0.00049 0,82857 0,044926 0,27146 13,018
1 2
0.39 12,664 0 0.00049 0,77953 0,042395 0,240279 13,337
1 4
Tabel 4.6. Data Perhitungan Head Total pada Pompa Paralel
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Grafik 4.1 Perbandingan Head Total dan Kapasitas pada Pompa Tunggal
L v2 V2
Berdasar rumus Hf =f x x dan Hm=∑ K x dimana v=Q/A,
D 2g 2g
hubungan antara Ht dengan Q adalah berbanding lurus, semakin besar Q maka Ht akan
semakin besar juga. Namun pada grafik tidak sesuai dengan rumus. Pada grafik 4.1,
hubungan antara Q dan Ht adalah berbanding terbalik dikarenakan Ht tidak hanya
dipengaruhi oleh Q namun juga oleh P yang berdampak besar pada nilai.
Grafik 4.2 Perbandingan Head Total dan Kapasitas pada Pompa Seri
L v2 V2
Berdasar rumus Hf =f x x dan Hm=∑ K x dimana v=Q/A, hubungan antara
D 2g 2g
Ht dengan Q adalah berbanding lurus, semakin besar Q maka Ht akan semakin besar
juga. Grafik 4.2 tidak sesuai dengan rumus, , hubungan antara Q dan Ht adalah
berbanding terbalik dikarenakan Ht tidak hanya dipengaruhi oleh Q namun juga oleh P
yang berdampak besar pada nilai.
16.000
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 0 0 0 0 0 0
Grafik 4.3 Perbandingan Head Total dan Kapasitas pada Pompa Paralel
L v2 V2
Berdasar rumus Hf =f x x dan Hm=∑ K x dimana v=Q/A, hubungan antara Ht
D 2g 2g
dengan Q adalah berbanding lurus, semakin besar Q maka Ht akan semakin besar juga.
Grafik 4.3 tidak sesuai dengan rumus, , hubungan antara Q dan Ht adalah berbanding
terbalik dikarenakan Ht tidak hanya dipengaruhi oleh Q namun juga oleh P yang berdampak
besar pada nilai.
0
0
0 Tunggal
0 Seri
0
0
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
0
0 Paralel
0 Seri
0
0
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
0
0
0 Tunggal
0 Paralel
0
0
0
0
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
14.000
12.000
10.000 Tunggal
8.000 Seri
6.000
4.000
2.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
16.000
14.000
12.000
Paralel
10.000
Seri
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
BAB V
Penutup
5.1. Jawaban soal dari modul
1. Apa perbedaan hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Pompa saat di
hubungkan secara tunggal, seri dan paralel ?
- Pompa Tunggal
Dari grafik dibawah ini apabila pompa disusun secara tunggal maka head dan
kapasitas pompa yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi dari pompa itu sendiri.
- Pompa Seri
Saat pompa disusun secara seri, maka head yang dihasilkan akan lebih besar jika
dibandingkan dengan pompa tunggal, namun kapasitas tetap sama.
- Pompa Paralel
Saat pompa disusun secara paralel maka kapasitas yang dihasilkan akan lebih besar
jika dibandingkan dengan pompa tunggal, namun head tetap sama.
4. Berapa tekanan pada inlet pompa dan mengapa dapat terjadi demikian ?
Tekanan pompa inlet selalu bernilai 0 karena pompa berada di level yang lebih
rendah sehingga gaya gravitasi secara otomatis berlaku pada fluida dan akhirnya tidak
dibutuhkan tenaga untuk memindahkan fluida. Hal diatas sering disebut flooded
suction.
5.2 Kesimpulan
1. Pada pompa tunggal
Semakin besar kapasitas, maka head semakin turun disebabkan oleh bukaan katup
yang semakin besar
Memiliki daya poros terendah karena semakin besar kapasitas (Q) maka fluida masuk
juga semakin banyak sehingga membutuhkan gaya yang besar untuk menggerakkan
sudu.
Penurunan daya air disebabkan oleh penurunan (Pd-Ps) karena faktor mayor dan
minor losses. Peningkatan kapasitas yang besar juga memperbesarday air karena
bukaan katup juga semakin besar.
memilki head terbesar karena fluida mengalami dua kali kerja. Head tekanan pada
saluran buang pompa I mendapat tambahan head pompa II sehingga head total
menjadi besar.
Memiliki daya poros tertinggi karena semakin besar Q, maka gaya untuk
menggerakkan sudu semakin besar karena fluida yang masuk pompa banyak.
Beda head mengalami penurunan karena adanya losses mayor dan minor
Memiliki nilai torsi yang tertinggi karena fluida yang masuk pompa I kemudian
masuk pompa II sehingga gaya tangensial yang tinggi, kapasitas besar, gaya
pembebanan juga semakin besar dan begitu pula nilai dari torsi Efisiensi lebih
rendah daripada pompa paralel karena Pd-Ps aliran menurun yang diakibatkan
adanya losses mayor dan minor.
Semakin besar Q maka W2 juga semakin besar karena saat Q kecil, beda beda
tekanan besar dan kecepatan fluida rendah (terhalang oleh bukaan katup) begitupun
sebaliknya.
Pompa paralel memilki torsi lebih rendah dari pompa seri karena susunan pipanya
menyebabkan gaya tangensial tidak terlalu tinggi.
5.3. Saran
Saran saya agar kedepannya lebih diperhatikan lagi untuk pemeliharaan alat-alat praktikum
agar ketika alat ingin digunakan dapat digunakan dengan baik, dan untuk praktikum online
agar lebih dijelaskan lagi misalnya dengan video agar praktikan lebih mengerti.